Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia–Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “LANJUTAN PENELITIAN
KUANTITATIF (PENELITIAN SURVEY, KAUSAL KOMPARATIF DAN
KORELASIONAL)”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan mata kuliah Metodologi
Penelitian dan Publikasi. Selain itu pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk
mengembangkan wawasan serta untuk menambah pengetahuan yang berhubungan dengan
penelitian.

Penulis menyadari keberhasilan untuk menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan
hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua yang selalu mensupport dan mendo’akan penulis dalam menjalankan
perkuliahan.
2. Ibu Dr.Fatni Mufit, S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Seminar Fisika.
3. Rekan-rekan mahasiswa yang selalu memberi semangat kepada penulis.
4. Semua pihak yang telah membantu penulis sampai terselesaikannya Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Wassalaamualaikum wr. wb

Padang, Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

Bab II Kajian Pustaka

2.1 Penelitian Survey

2.2 Penelitian Kausal Komparatif

2.3 Penelitian Korelasional

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan kemajuan sains dan teknologi menimbulkan permasalahan dalam
pendidikan. Permasalahan tersebut berkaitan dengan pembelajaran seperti kemampuan
pedagogik pendidik, metode dan strategi pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran kurang sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran, penggunaan media atau
sumber belajar yang belum menunjang siswa untuk memahami materi, selain itu hal yang
juga menjadi permasalahan yang penting dimana pendidik belum memiliki kesiapan terhadap
perubahan kurikulum. Berdasarkan permasalahan tersebut, menimbulkan dampak kurang
baik pada siswa, seperti motivasi dan minat belajar yang kurang sehingga hasil belajar siswa
rendah.

Banyak faktor yang menjadikan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Faktor-


faktor yang bersifat teknis seperti yang disebutkan diatas. Namun sebenarnya yang menjadi
masalah mendasar dari pendidikan Indonesia adalah sistem pendidikan di Indonesia itu
sendiri yang menjadikan siswa sebagai objek, sehingga manusia yang dihasilkan dari sistem
ini adalah manusia yang hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman bukan bersilap kritis
terhadap zamannya. Maka disinilah dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat
untuk mengatasi segala permasalahan pendidikan di Indonesia (Dian Aswita; 2015, 64).

Banyaknya permasalahan dalam pendidikan jika tidak diselasaikan akan menimbulkan


permasalahan baru pada proses belajar mengajar di institusi pendidikan. Peran akademisi
dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan melakukan penelitian. Penelitian
menurut Sugiyono (2014) merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk
meningkatkan sejumlah pengetahuan dan usaha yang terorganisasi untuk menyelesaikan
masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Penelitian itu terdiri dari berbagai metode-
metode penelitian. Metode penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk mengatasi masalah serta menghadapi tantangan lingkungan dimana
pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat. Pemilihan metode penelitian
disesuaikan dengan masalah yang akan diatasi dan disusun menjadi suatu kerangka berpikir
yang sistematis.

Penelitian yang dapat digunakan adalah penelitian survey, penelitian kausal komparatif, dan
penelitian korelasional.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana bentuk penelitian survey?
2. Bagaimana bentuk penelitian kausal komparatif?
3. Bagaimana bentuk penelitian korelasional?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang penelitian survey
2. Mengetahui tentang penelitian kausal komparatif
3. Mengetahui tentang penelitian korelasional
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 PENELITIAN SURVEY

A. Pengertian penelitian survey

Survey pada dasarnya merupakan pemeriksaan secara teliti tentang fakta atau fenomena perilaku
dan sosial terhadap subyek dalam jumlah besar.

Kerngiler memaparkan bahwa “penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi
besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar
variabel sosiogis maupun psikologis”.

Dalam penelitian pendidikan, Survei bukan semata-mata dilakukan untuk mengumpulkan data
atau informasi saja, seperti tentang pendapat atau sikap, namun juga untuk membuat deskripsi
komprehensif maupun untuk menjelaskan hubungan antar berbagai variabel yang diteliti.4
Penelitian Survei digunakan untuk melakukan penarikan kesimpulan secara umum (generalisasi)
dari sampel yang ditentukan.

Penelitian survai merupakan alternatif metode penelitian lain dari sensus. Sensus adalah
penelitian yang dilakukan atas seluruh unsur atau individu dalam populasi. Metode survei adalah
penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan
mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik,
dari suatu kelompok atau suatu daerah. Jenis penelitian dengan cara mengumpulkan data baik
berupa informasi, pendapat atau karakteristik dari sekelompok responden yang representative
terhadap penelitian tersebut.

Dalam survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner.


Umumnya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atau
populasi. Ini berbeda dengan sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi.
Dengan demkian maka penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
B. Tujuan penelitian survey

Tujuan dari survey adalah memaparkan data dari objek penelitian, dan
menginterpretasikan dan menganalisisnya secara sistematis. Kebenaran informasi itu tergantung
kepada metode yang digunakan dalam survei.

Kegunaan dari survei antara lain:

(1) Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada;

(2) Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb;

(3) Melakukan evaluasi serta perbandinagn terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam
menangani hal yang serupa;

(4) Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara sampel; dan

(5) Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan;

C. Karakteristik penelitian survey

Adapun karakteristik dari penelitian survei, yaitu:

a. Tujuan utama survei adalah untuk menghasilkan statistik, deskriptif kuantitatif,


atau deskripsi dalam angka tentang berbagai aspek populasi yang diteliti.
b. Cara utama dalam pengumpulan informasi adalah dengan mengajukan pertanyaan
kepada orang yang jawabannya kemudian merupakan daya yang akan dianalisis.
c. Biasanya informasi itu dikumpulkan dari sebagian saja dari populasi atau sampel,
bukan dari seluruh subyek yang menjadi anggota populasi.

D. Ciri – ciri penelitian survey

a. Memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena


b. Menerangkan hubungan (korelasi)
c. Menguji hipotesis yang diajukan
d. Membuat prediksi (forcase) kejadian
e. Memberikan arti atau makna atau implikasi pada suatu masalah yang diteliti. Jadi
penelitian deskripsi mempunyai cakupan yang lebih luas.

2.2 PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF

A. Pengertian penelitian

Penelitian kausal komparatif (causal comparative research) yang disebut juga penelitian
ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis di mana peneliti tidak mengendalikan
variabel bebas secara langsung karena keberadaan dari variabel tersebut telah terjadi atau karena
variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi (Kerlinger dalam Emzir, 2010:119).
Nasir (1999:68) menyatakan penelitian komparatif merupakan sejenis penelitian deskriptif yang
ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat dengan menganalisa faktor-faktor
penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Tujuannya adalah melihat
akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data setelah semua
kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung.

Suryabrata (2006) menyatakan penelitian kausal komparatif bersifat ex post facto, artinya
data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat). Peneliti
mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu dengan
menelusuri kembali ke masa lalu untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya.
Sukmadinata (2010:55) menambahkan penelitian kausal komparatif (ex post facto research) meneliti
hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan)
oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian
yang telah berlangsung atau telah terjadi. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian
teoretis, bahwa sesuatu variabel disebabkan atau dilatar belakangi oleh variabel tertentu atau
mengakibatkan variabel tertentu.

Studi kausal komparatif atau ex post facto adalah penelitian yang berusaha menentukan
penyebab atau alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok
individu. Dengan kata lain, penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk
menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan
mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini
pendekatan dasarnya adalah memulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian
mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut (Gay dalam
Emzir, 2010:119).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat diketahui bahwa penelitian Kausal
Komparatif merupakan penelitian yang menyelidiki faktor-faktor penyebab (variabel terikat) dari
akibat (variabel bebas) yang telah terjadi. Dimana variabel bebas dari objek penelitian ini tidak
dapat dimanipulasi.

B. Metode Penelitian Kausal Komparatif

Sukardi (2008:174) juga menyatakan langkah-langkah melakukan penelitian ex post facto


antara lain :

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui ex


post facto
2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas
3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
5. Menentukan kerangka berpikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian
6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpulan
data, dan menganalisis data
7. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik
statistika yang relevan
8. Membuat laporan penelitian

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian kausal komparatif


(Suryabrata, 2006) meliputi :

1. Definisikan masalah
2. Lakukan studi pustaka
3. Rumuskan hipotesis
4. Rumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis itu serta prosedur-
prosedur yang akan digunakan
5. Rancang cara pendekatannya
a) Pilihlah subjek-subjek yang akan digunakan serta sumber-
sumber yang relevan
b) Pilihlah atau susunlah teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan
data

c) Tentukan kategori - kategori untuk mengklasifikasikan data yang jelas, sesuai


dengan tujuan studi, dan dapat menunjukkan kesamaan atau saling hubungan.

6. Validasi teknik untuk mengumpulkan data itu, dan interpretasikan hasilnya dalam
cara yang jelas dan cermat.
7. Kumpulkan dan analisis data.
8. Susun laporannya.

Penelitian kausal komparatif mengidentifikasi hubungan yang mungkin mengarah pada


studi eksperimental. Hubungan sebab-akibat yang ditetapkan melalui penelitian kausal
komparatif sangat sedikit dan tentatif. Untuk melihat hubungan sebab-akibat sebenarnya hanya
ada satu cara, yaitu dengan melakukan penelitian eksperimental.

C. Desain Penelitian Kausal Komparatif

Desain penelitian kausal komparatif melibatkan pemilihan dua kelompok yang berbeda
pada beberapa variabel bebas dan membandingkan mereka pada beberapa variabel terikat.
Pemilihan dan penentuan kelompok pembanding adalah bagian yang sangat penting dari
prosedur kausal komparatif. Karakteristik atau pengalaman yang berbeda dari kedua kelompok
harus didefinisikan secara jelas dan operasional, sebagaimana setiap kelompok mewakili suatu
populasi yang berbeda. Cara bagaimana kedua kelompok didefinisikan akan mempengaruhi
generalisasi hasil penelitian. Jika seseorang peneliti membandingkan antara satu kelompok siswa
yang kehidupan rumahnya tidak stabil dengan satu kelompok siswa yang kehidupan rumahnya
stabil, istilah kehidupan rumah yang tidak stabil harus mengacu pada jumlah sesuatu, seperti
sebagai suatu rumah dengan seorang ibu yang pemabuk (peminum), atau seseorang bapak yang
brutal, atau kombinasi dari berbagai faktor. Jika sampel dipilih dari populasi yang telah
didefinisikan, pemilihan secara acak umumnya metode pemilihan yang disukai.
Analisis data dalam penelitian kasual komparatif melibatkan satu variasi statistik
deskriptif dan inferensial. Semua statistik yang dapat di gunakan dalam penelitian dalam
penelitian eksperimental dapat digunakan dalam penelitian kasual komparatif. Statistik yang
paling umum digunakan adalah rata-rata (mean), yang mengindikasikan rata-rata performasi dari
suatu kelompok pada suatu pengukuran beberapa variabel dan simpangan baku, (standar deviasi)
yang mengindikasikan bagaimana pancaran di luar satu set ekor yaitu adalah skor tersebut secara
relatif berada disekitar rata-rata atau berpancar di luar lingkup suatu rentangan luas dari ekor
(Emzir, 2010:133).

D. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Kausal Komparatif

a. Kelebihan Penelitian kausal komparatif

1) Metode kausal komparatif adalah suatu penelitian yang baik untuk berbagai keadaan
kalau metode yang lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak dapat digunakan ketika:
a) Apabila tidak memungkinkan untuk memilih, mengontrol dan memanipulasikan
faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat secara
langsung.
b) Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak
realistis dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain
variabel yang berpengaruh.
c) Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak
praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan/ dipertanyakan.
2) Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-
sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan
dan pola yang bagaimana dan yang sejenis dengan itu.
3) Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan
kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal-komparatif itu lebih
dapat dipertanggung jawabkan.

b. Kekurangan Penelitian Kausal Komparatif


1. Setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.
Dalam batas-batas pemilihan yang dapat dilakukan, peneliti harus mengambil fakta-fakta
yang dijumpainya tanpa kesempatan untuk mengatur kondisi-kondisinya atau
memanipulasikan variabel-variabel yang mempengaruhi fakta-fakta yang dijumpainya
itu. Untuk dapat mencapai kesimpulan yang sehat, peneliti harus mempertimbangkan
segala alasan yang mungkin ada atau hipotesis-hipotesis saingan yang mungkin diajukan
yang dimungkinkan mempengaruhi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh peneliti dapat dengan
sukses membuat justifikasi kesimpulannya terhadap alternatif-alternatif lain itu, dia ada
dalam posisi yang secara relatif kuat.
2. Sulit untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah
benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
3. Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan
interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang
disaksikan, menyebabkan masalah menjadi sangat kompleks.
4. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat
pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada
kejadian lain.
5. Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan, mungkin sulit untuk
menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
6. Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor saling berhubungan tidaklah selalu memberi
implikasi adanya hubungan sebab-akibat. Kenyataan itu mungkin hanyalah karena faktor-
faktor tersebut berkaitan dengan faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terobservasi.
7. Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya: golongan pandai
dan golongan bodoh) untuk tujuan pembandingan, menimbulkan persoalan-persoalan,
karena kategori-kategori seperti itu bersifat kabur, bervariasi dan tidak mantap.
Seringkali penelitian yang demikian itu tidak menghasilkan penemuan yang berguna.
8. Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara
terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam
berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya pada kepada variabel bebas adalah sangat
sulit.

2.3 PENELITIAN KORELASIONAL

A. Pengertian Penelitian Korelasional


Penelitian korelasi adalah penelitian yang memberikan kesempatan untuk memprediksi
skor tertentu karena adanya skor yang lain dan menerangkan antar variabel. Berdasarkan
pernyataan di atas ada dua kata kunci dalam penelitian korelasional, yaitu hubungan (correlation)
dan prediksi atau ramalan (prediction). Suatu korelasi adalah uji statistik untuk menentukan
kecenderungan atau pola untuk dua (atau lebih) variabel atau dua set data bervariasi secara
konsisten. “A correlation is a statistical test to determine the tendency or pattern for two (or
more) variabels or two sets of data to vary consistently…”

Dalam rancangan penelitian korelasional, peneliti menggunakan uji statistik hubungan)


antara 2 variabel atau lebih, atau beberapa set skor. Dalam rancangan ini, peneliti tidak berusaha
untuk mengontrol atau memanipulasi variabel-variabel seperti dalam eksperimen. Alih-alih
mereka menghubungkan, dengan menggunakan statistik korelasi, dua skor atau lebih untuk
masing-masing orang (misalnya, skor motivasi siswa dan skor prestasi siswa untuk masing—
masing individu). Sedangkan korelasi adalah uji statistik untuk menentukan kecenderungan atau
pola dua variabel atau lebih atau dua set data untuk bervariasi secara konsisten.

Penelitian korelasional digunakan ketika akan menghubungkan dua variabel atau lebih
untuk melihat apakah mereka saling mempengaruhi, misalnya hubungan anatara guru yang
mendukung praktik yang sesuai perkembangan dan penggunaan pendekatan bahasa-utuh untuk
pengajaran membaca (Kather, Smith, & Parnell, 1997). Rancangan ini memungkinkan seseorang
untuk memprediksi suatu hasil, misalnya prediksi bahwa kemampuan, kualitas persekolahan,
motivasi belajar, dan tugas akademis mempengaruhi prestasi siswa (Anderson & Keith, 1997).

B. Tujuan Penelitian Korelasional


Tujuan penelitian korelasional menurut Arikunto (2006:270) untuk menemukan ada
tidaknya hubungan dan apabila ada, betapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan
itu. Secara khusus, tujuan penelitian korelasional adalah :

(1) untuk mencari bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel,

(2) bila sudah ada hubungan, untuk melihat tingkat keeratan hubungan antar variabel, dan
(3) untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti
(meyakinkan/significant) atau tidak berarti (insignificant).
C. Ciri-ciri Penelitian Korelasional

a. Penulis biasanya memasukkan kata prediksi dalam judulnya.


b. Peneliti biasanya mengukur variabel-variabel prediktor pada satu titik waktu dan variabel
kriteria pada titik waktu. Oleh sebab itu, anda seharusnya memeriksa suatu penelitian
untuk menentukan apakah peneliti membangun suatu dimensi “waktu” kedalam
rancangannya. Contohnya, prediktor keberhasilan guru , “mentoring”, diukur selama
program pelatihan guru, sementara itu “keberhasilan” diukur kemudian, setelah siswa
menunjukkan kinerjana sebagai guru.

c. Penulis meramalkan kinerja di masa depan. Mereka biasanya menyebutkan maksud ini
dalam pernyataan maksud atau dalam pertanyaan peneltian. Dalam justifikasi
permasalahan penelitian, penulis juga menyebutkan niatnya untuk “memprediksi” hasil
tertentu.
Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada pengukuran terhadap satu
variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian di masa yang
kaan datang atau variabel lain. Penelitian ini, sebagaimana penelitian relasional (explanatory),
melibatkan penghitungan korelasi antara suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni variabel
yang menjadi sasaran prediksi atau yang diramalkan kejadiannya (disebut kriteria), dan variabel
lain yang diperkirakan berhubungan dengan kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk
memprediksi (disebut prediktor).
D. Macam-macam Studi Korelasional
1. Studi Hubungan (Relationship Studies)

Studi hubungan dilakukan dalam suatu usaha memperoleh pemahaman faktor-faktor atau

variabel yang kompleks, seperti hasil belajar akademik, motivasi, konsep diri. Variabel yang

diketahui tidak berhubungan dapat dieliminasi dari perhatian/pertimbangan selanjutnya.

Identifikasi variabel yang berhubungan membantu beberapa tujuan utama. Dengan kata lain,

peneliti mencoba mengidentifikasi variabel yang berhubungan dengan variabel terikat dan

menyingkirkan pengaruhnya yang tidak akan bercampur dengan variabel bebas. Studi hubungan
membantu peneliti mengidentifikasi variabel-variabel seperti itu untuk mengontrolnya, dan

selanjutnya menyelidiki pengaruh variabel yang sesungguhnya.

2. Studi Prediksi (Prediction Studies)

Dua variabel mempunyai hubungan yang signifikan, skor pada satu variabel capaian

digunakan untuk memprediksikan skor pada variabel yang lain. Variabel yang menjadi dasar

pembuatan prediksi diacu sebagai prediktor, dan variabel yang diprediksikan diacu sebagai

kriteria. Studi prediksi sering dilakukan untuk memudahkan pengambilan kesimpulan mengenai

individu atau membantu pemilihan individu. Studi prediksi juga dilakukan untuk menguji

hipotesis teoritis mengenai variabel yang dipercaya menjadi prediktor suatu kriteria, dan untuk

menentukan validitas prediktif instrumen, pengukuran individual.

Maksud rancangan penelitian prediksi adalah untuk mengidentifikasi variabel yang akan

memprediksi suatu hasil atau kriteria. Dalam bentuk penelitian ini peneliti mengidentifikasi satu

variabel prediktor atau lebih dan suatu variabel kriteria (hasil). Variabel prediktor adalah variabel

yang digunakan untuk meramalkan tentang suatu hasil dalam penelitian korelasional. Dalam

kasus memprediksi keberhasilan guru disekolah, prediktornya mungkin adalah “mentoring”

selama pelatihan guru atau “tahun pengalaman mengajar”. Dalam banyak penelitian prediksi,

peneliti sering kali menggunakan lebih dari satu variabel prediktor.

Akan tetapi, hasil yang diprediksi dalam penelitian korelasional disebut variabel kriteria.
Contohnya, keberhasilan guru adalah variabel kriterianya. Meskipun lebih dari satu hasil dapat
diprediksi, penelitian pendidikan biasanya hanya memasukkan variabel kriteria saja.

E. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional mempunyai kelebihan antara lain yaitu : kemamampuannya untuk

menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan). Dan penelitian

korelasional juga mampu memberikan informasi tentang derajat kekuatan hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti. Selanjutnya, penelitian ini bermanfaat untuk mengatasi masalah

yang berkaitan dengan bidang pendidikan, sosial, ekonomi. Penelitian korelasional ini juga

memungkinkan untuk menyelidiki beberapa variabel yang diselidiki secara intensif dan

penelitian ini bisa melakukan analisis prediksi tanpa membutuhkan sampel yang besar.

Untuk kelemahan penelitian korelasional diantaranya : hasilnya hanya mengidentifikasi

sesuatu sejalan dengan sesuatu, tidak harus menunjukkan saling berhubungan yang bersifat

kausal. Bila dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional ini kurang

tertib dan ketat, karena kurang melakukan pengontrolan terhadap variabel bebasnya. Pola saling

berhubungan itu sering tidak menentu dan kabur atau kurang jelas. Sering merangsang

penggunanya sebagai semacam short- gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa

melakukan pemilihan dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penelitian survey merupakan alternatif metode penelitian lain dari sensus. Sensus adalah
penelitian yang dilakukan atas seluruh unsur atau individu dalam populasi. Metode survei
adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang
ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial,
ekonomi, atau politik, dari suatu kelompok atau suatu daerah. Jenis penelitian dengan
cara mengumpulkan data baik berupa informasi, pendapat atau karakteristik dari
sekelompok responden yang representative terhadap penelitian tersebut.
2. Penelitian kausal komparatif (causal comparative research) yang disebut juga penelitian
ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis di mana peneliti tidak
mengendalikan variabel bebas secara langsung karena keberadaan dari variabel tersebut
telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi
(Kerlinger dalam Emzir, 2010:119). Nasir (1999:68) menyatakan penelitian komparatif
merupakan sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar
tentang sebab akibat dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun
munculnya suatu fenomena tertentu. Tujuannya adalah melihat akibat dari suatu
fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data setelah semua kejadian
yang dikumpulkan telah selesai berlangsung.
3. Penelitian korelasi adalah penelitian yang memberikan kesempatan untuk memprediksi
skor tertentu karena adanya skor yang lain dan menerangkan antar variabel. Berdasarkan
pernyataan di atas ada dua kata kunci dalam penelitian korelasional, yaitu hubungan
(correlation) dan prediksi atau ramalan (prediction). Tujuan penelitian korelasional
menurut Arikunto (2006:270) untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada,
betapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik
dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga masih
perlu ditambahkan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kepada para pembaca
makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai