Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 7

BIMBINGAN DAN KONSELING

NAMA :

Mutia Maharani (21002113)

DOSEN PENGAMPU :

Soeci Izzati AdlyaS.Pd., M.Pd.

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... i

MIND MAPPING ............................................................................................................ 1

RINGKASAN MATERI .................................................................................................. 2

A. Layanan Orientasi................................................................................................. 2
B. Layanan Informasi ................................................................................................ 4
C. Layanan Penempatan dan Penyaluran ............................................................... 6
D. Layanan Penguasaan Konten .............................................................................. 7
E. Konseling Perorangan .......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10

PERTANYAAN................................................................................................................. 11
A. Objektif .................................................................................................................. 11
B. Essay ...................................................................................................................... 11
MIND MAPPING
RINGKASAN MATERI

Jenis-jenis Layanan BK

A. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan
seseiorang terhadap lingkungan yang harus dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak
dari anggapan bahwa memasuki lingkungan baru bukanlah yang selalu dapat berlangsung
dengan mudah dan menyenangkan bagi setiap orang untuk beradaptasi dengan
sekitarnya. Layanan orientasi ini meliputi 2 (dua) bagian yaitu : Layanan orientasi di
sekolah, dan Layanan orientasi di luar sekolah Bagi individu.

1. Pengertian layanan orientasi


Menurut prayitno (2004) orientasi berarti tatapan kedepan ke arah dan tentang
sesuatu yang baru. Berdasarkan arti layanan ini, layanan orientasi bisa bermakna
suatu layanan terhadap siswa baik disekolah maupun madrasah yang berkenaan
dengan tatapan kedepan ke arah dan tentang sesuatu yang baru. Situasi atau
lingkungan yang baru bagi individu merupakan sesuatu yang “asing”. Dalam kondisi
keterasingan, individu akan mengalami kesulitan untuk bersosialisasi.
Dengan perkataan lain, individu akan sulit melakukan hal-hal yang sesuai dengan
tuntutan lingkungan. Ketidakmampuan bersosialisasi juga bisa menimbulkan perilaku
mal adaptif (perilaku menyimpang) bagi individu. Layanan orientasi berusaha
menjembatani kesenjangan antara individu dengan suasana ataupun objekobjek baru.
Layanan ini juga akan mengantarkan individu (siswa) memasuki suasana ataupun
objek baru agar ia dapat mengambil manfaat berkenaan dengan situasi atau objek
yang baru tersebut.

2. Tujuan layanan orientasi


Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan
diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Dengan perkataan lain agar individu
dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada Pada
suasana atau lingkungan yang baru tersebut. layanan ini juga akan mengantarkan
individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru. Secara lebih khusus tujuan
layanan orientasi berkenaan dengan fungsi-fungsi tertentu pelayanan bimbingan dan
konseling.

2
Dilihat dari fungsi pemahaman, layanan orientasi bertujuan untuk membantu
individu agar memiliki pemahaman tentang berbagai hal yang penting dari suasana
yang baru saja dijumpainya. Dilihat dari fungsi pencegahan, layanan orientasi
bertujuan untuk membantu individu agar terhindar dari hal-hal negatif yang dapat
timbul apabila individu tidak memahami situasi atau lingkungannya yang baru.
Dilihat dari fungsi pengembangan, apabila individu mampu menyesuaikan diri secara
baik dan mampu memanfaatkan secara konstruktif sumber-sumber yang ada pada
situasi yang baru, Maka individu akan dapat mengembangkan dan memelihara
potensi dirinya. Pemahaman tentang situasi yang baru dan kemampuan konstruktif
memasuki suatu suasana baru, merupakan jalan bagi pengentasan dan dalam membela
hak-hak pribadi sendiri (fungsi advokasi). Prayitno (2004).

3. Teknik layanan orientasi


Proses layanan orientasi mulai dari perencanaan hingga akhir bisa dilaksanakan
melalui berbagai teknik dan format lapangan, klasikal, kelompok individual, dan
politik.
a) Format lapangan, format ini ditempuh apabila peserta layanan melakukan
kegiatan keluar kelas atau ruangan dalam rangka mengakses objek objek
tertentu yang menjadi isi layanan. Melalui format ini, peserta mengunjungi
objek-objek yang dimaksud. bagi siswa baru di sekolah, format ini
biasanya dilakukan dimana siswa mengunjungi objek objek tertentu
seperti perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya.
b) Format klasikal, dengan format ini, kegiatan layanan orientasi
dilaksanakan di dalam kelas atau ruangan. Objek-objek yang menjadi isi
layanan di bawah ke dalam kelas atau ruangan dalam bentuk contoh-
contoh, ilustrasi melalui gambar, film, tampilan video, dan lain
sebagainya. isi layanan disajikan, dipersepsi, dicermati, didiskusikan,
diperlakukan secara bebas dan terbuka.
c) Format kelompok, secara umum polanya sama dengan format klasikal
yaitu dilakukan secara berkelompok dan terdiri atas sejumlah peserta yang
terbatas, misalnya 5 sampai 8 orang. Melalui format ini lebih
memungkinkan dilakukannya akses yang lebih intensif terhadap objek
layanan. Selain itu, layanan ini juga dapat memanfaatkan dinamika
kelompok sehingga hasil layanan dapat lebih optimal.
d) Format Individual, berbeda dengan format kelompok, format ini
merupakan format khusus dilakukan terhadap individu-individu tertentu.
Isi layanan juga bersifat khusus disesuaikan dengan kebutuhan individu
yang bersangkutan.
e) Format politik, dengan format ini, pembimbing berupaya menghubungkan
dan mengaktifkan pihak-pihak diluar peserta layanan untuk memberikan

3
dukungan fasilitas yang memudahkan pelaksanaan layanan dan
menguntungkan peserta layanan. Pihak-pihak yang dihubungi tentu yang
terkait dengan isi layanan.
B. Layanan Informasi
Lebih jauh, layanan orientasi dan informasi akan dapat menunjang pelaksanaan
BP. Di dalam masyarakat tersedia banyak kesempatan-kesempatan pendidikan,
kesempatan kerja, kesempatan berhubungan antara satu sama lain. Tetapi tidak semua
individu yang semuanya berkepentingan dengan kesempatan itu mengetahui dan
memahaminya dengan baik. Kekurangtahuan dan kekurangpahaman itu sering membuat
mereka kehilangan kesempatan salah pilih sekolah, salah pilih jurusan, salah pilih
pekerjaan dan tidak dapat meraih kesempatan dengan baik sesuai cita-cita, bakat dan
minat-minatnya. Sudah tentu kejadiankejadian ini akan sangat merugikan, tidak saja bagi
individu yang bersangkutan, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Untuk
menghindari kejadian tersebut diatas atau kejadiankejadian yang dapat merugikan mereka
maka perlu dibekali dengan informasi yang cukup dan akurat.
Tiga alasan utama mengapa layanan perlu diselenggarakan:
 Membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan
sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya.
 Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya.
 Setiap individu adalah unik.

1. Makna layanan informasi


Menurut Wingkel (1991) layanan informasi merupakan suatu layanan yang
berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan.
Layanan informasi juga bermaknah usaha-usaha untuk membekali siswa dengan
pengetahuan serta pemahaman tetang lingkungan hidupnya dan tentang proses
perkembangan anak muda. Dalam menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya,
individu memerlukan berbagai informasi baik untuk keperluan kehidupannya
seharihari, sekarang, maupun untuk perencanaan kehidupannya kedepan. Individu
bisa mengalami masalah dalam dalam kehidupannya sehari-hari maupun dalam
memenuhi kebutuhannya dimasa depan, akibat tidak menguasai dan mampu
mengakses informasi. Melalui layanan bimbingan konseling individual di bantu
memperoleh atau mengakses informasi.

2. Tujuan layanan informasi


Layanan informasi bertujuan agar individu (siswa) mengetahui, menguasai
informasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan
perkembangan dirinya. Selain itu, apabila merujuk kepada fungsi pemahaman,
layanan informasi bertujuan agar individu memahami berbagai informasi dengan
segala seluk beluknya. Penguasaan akan berbagai informasi dapat digunakan untuk

4
mencegah timbulnya masalah, pemecahan suatu masalah, untuk memelihara dan
mengembangkan potensi individu serta memungkinkan individu yang bersangkutan
membuka diri dalam mengaktualisasikan hak-haknya. Layanan informasi juga
bertujuan untuk pengembangan kemandirian.
Pemahaman dan penguasaan individu terhadap informasi yang diperlukannya
akan memungkinkan individu:
a) Mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya secara objektif,
positif, dan dinamis.
b) Mengambil keputusan.
c) Mengarahkan diri untuk kegiatan-kegiatan yang berguna sesuai dengan
keputusan yang diambil.
d) Mengaktualisasikan secara terintegrasi.

3. Teknik layanan informasi


Layanan informasi dapat diselenggarakan secara langsung dan terbuka oleh
pembimbing atau konselor kepada seluruh siswa di sekolah. Berbagai teknik dan
media yang bervariasi serta fleksibel dapat dipergunakan melalui format klasikal dan
kelompok. Format mana yang akan digunakan tentu tergantung Jenis informasi dan
karakteristik peserta layanan. Beberapa teknik yang biasa digunakan untuk layanan
informasi adalah:
a) Ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Teknik ini paling umum digunakan
dalam penyampaian informasi dalam berbagai kegiatan termasuk
pelayanan bimbingan dan konseling. Melalui teknik ini, para peserta
mendengarkan atau menerima ceramah dari pembimbing selanjutnya
diikuti dengan tanya jawab. Untuk pendalamannya dilakukan diskusi.
b) Melalui media. Penyampaian informasi bisa dilakukan melalui media
tertentu seperti alat peraga, media tertulis, media gambar, poster dan
Media elektronik seperti radio, tape recorder, Film, Televisi, internet, dan
lain-lain.
c) Acara khusus. Layanan informasi melalui cara ini dilakukan dengan
berkenaan dengan acara khusus di sekolah misalnya hari tanpa asap rokok
dan hari kebersihan lingkungan hidup dan lain sebagainya. Dalam acara
hari tersebut, disampaikan berbagai informasi berkaitan dengan hari-hari
tersebut dan dilakukan berbagai kegiatan yang terkait yang diikuti oleh
sebagian atau seluruh siswa di sekolah di mana kegiatan itu dilaksanakan.
d) Narasumber. Layanan informasi juga bisa diberikan kepada peserta
layanan dengan mengundang narasumber.

5
C. Layanan Penempatan Dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran yaitu serangkaian kegiatan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik agar dapat menyalurkan/menempatkan dirinya
dalam berbagai program sekolah, kegiatan belajar, penjurusan, kelompok, belajar,pilihan
pekerjaan, dll. Sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, serta kondisi fisik dan psikisnya.

1. Makna layanan penempatan dan penyaluran


Layanan penempatan adalah usaha-usaha membantu siswa merencanakan masa
depannya Selama masih di sekolah dan sesudah tamat, memilih program studi
lanjutan sebagai persiapan untuk kelas memangku jabatan tertentu (winkel 1991).
Individu Dalam proses perkembangannya sering dihadapkan pada kondisi yang di
satu sisi serasi atau kondusif mendukung perkembangannya dan di sisi lain kurang
serasi atau kurang mendukung (mismatch). Kondisi mismatch berpotensi
menimbulkan masalah pada individu. Oleh sebab itu, layanan penempatan dan
penyaluran diupayakan untuk membantu individu yang mengalami mismatch.
Layanan ini berusaha meminimalisasi kondisi mismatch yang terjadi pada individu
sehingga individu dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Di tempat
yang cocok dan serasi serta kondusif diharapkan individu agar mengembangkan diri
secara optimal.

2. Tujuan layanan penempatan dan penyaluran


Layanan penempatan dan penyaluran bertujuan supaya siswa bisa menempatkan
diri dalam program studi akademik dan lingkup kegiatan non akademik yang
menunjang perkembangannya serta semakin merealisasikan rencana masa depan
(Winkel 1991). Dengan perkataan lain, layanan penempatan dan penyaluran bertujuan
agar siswa mampu memperoleh tempat yang sesuai untuk pengembangan potensi
dirinya. Tempat yang dimaksud adalah lingkungan baik fisik maupun psikis atau
lingkungan sosio emosional termasuk lingkungan budaya yang secara langsung
berpengaruh terhadap kehidupan dan perkembangan siswa. (Prayitno 2004).

3. Teknik-teknik layanan penempatan dan penyaluran


Beberapa hal yang perlu dilakukan pembimbing atau konselor Sebelum
melaksanakan layanan penempatan dan penyaluran adalah:
 Mengkaji potensi dan kondisi diri subjek layanan.
 Mengkaji kondisi lingkungan dari lingkungan yang paling dekat dan
mengacu kepada permasalahan subjek layanan.
 Mengkaji kesesuaian antara potensi dan kondisi diri siswa dengan kondisi
lingkungannya serta mengidentifikasi permasalahan yang secara dinamis
berkembang pada diri siswa.

6
 Mengkaji kondisi dan prospek lingkungan lain yang mungkin ditempati,
menempatkan subjek lingkungan baru.

D. Layanan Penguasaan Konten


1. Makna layanan penguasaan konten
Menurut Prayitno (2004 ) layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan
bantuan kepada individu baik sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai
kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar kemampuan atau
kompetensi yang dipelajari merupakan satu unit konten yang didalamnya terkandung
fakta dan data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi afeksi, sikap dan
tindakan.
Dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu memenuhi
kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya. Oleh sebab itu,
layanan konten juga bermakna suatu bantuan kepada individu agar menguasai
aspekaspek konten tersebut di atas secara terintegrasi. Dalam perkembangan dan
kehidupannya, setiap siswa perlu menguasai berbagai kemampuan atau kompetensi.
Dengan kemampuan atau kompetensi itulah siswa hidup dan berkembang. Umumnya
kemampuan atau kompetensi tersebut harus dipelajari. Dengan perkataan lain
kepemilikan kemampuan atau kompetensi tertentu oleh siswa harus melalui proses
belajar. Dalam rangka ini, sekolah harus bisa memenuhi kebutuhan belajar siswa.

2. Tujuan layanan penguasaan konten


Tujuan layanan penguasaan konten yaitu agar siswa menguasai aspek-aspek
konten tertentu secara terintegrasi dengan penguasaan konten oleh siswa yang
berguna untuk menambah wawasan dan pemahaman, mengarahkan penilaian dan
sikap, menguasai caracara tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan, dan
mengatasi masalah masalahnya. Tujuan layanan penguasaan konten secara khusus
dapat dijabarkan sesuai fungsi-fungsi bimbingan dan konseling.
a) Merujuk kepada fungsi pemahaman, layanan penguasaan konten bertujuan
agar siswa memahami berbagai konten tertentu yang mencakup fakta-
fakta, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai-nilai, persepsi afeksi, sikap
dan tindakan.
b) Merujuk kepada fungsi pengentasan, layanan penguasaan konten bertujuan
untuk mengentaskan atau mengatasi masalah yang sedang dialami oleh
siswa.
c) Merujuk kepada fungsi pengembangan dan pemeliharaan, tujuan layanan
penguasaan konten adalah untuk mengembangkan potensi diri siswa
sekaligus memelihara potensi-potensi yang telah berkembang pada diri

7
siswa dan seterusnya sesuai fungsi-fungsi bimbingan dan konseling yang
telah disebutkan tadi.

3. Teknik layanan penguasaan konten


Layanan penguasaan konten umumnya diselenggarakan secara langsung atau
bersifat direktif dan tatap muka melalui format klasikal kelompok dan individual.
pembimbing atau konselor secara aktif menyajikan bahan, memberi contoh,
merangsang dan memotivasi, mendorong dan menggerakkan siswa untuk
berpartisipasi secara aktif mengikuti materi dan kegiatan layanan.

E. Konseling Perorangan
Pada bagian ini konseling dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam
hubungan langsung tatap muka antara konselor dengan klien. Dalam hubungan itu
masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya sedapat-dapatnya dengan
kekuatan klien sendiri. Dalam kaitan itu, konseling dianggap sebagai upaya layanan yang
paling utama dalam pelaksanaan fungsi pengentasan masalah klien. Bahkan dikatakan
bahwa konseling merupakan jantung hatinya pelayanan bimbingan secara menyeluruh.
Hal itu berarti bahwa apabila layanan konseling telah memberikan jasanya, maka
masalah klien akan teratasi secara efektif dan upaya-upaya bimbingan lainnya tinggal
mengikuti atau berperan sebagai pendamping. Ibarat seorang jejaka memikat seorang
gadis, apabila jejaka itu mampu memikat jantung hati gadis itu maka segala urusan dan
kehendak akan dapat diselenggarakan dan dicapai dengan lancar. Rambu-rambu pokok
dalam pelaksanaan layanan konseling (Muso dkk, 1979). Mengemukakan 3 dasar etika
konseling, yaitu; kerahasiaan, keterbukaan, dan tanggung jawab pribadi klien Konseling
berhasil dan bersikap etis apabila didasarkan pada ketiga hal itu.

1. Makna layanan konseling perorangan


Layanan konseling perorangan bermakna layanan konseling yang diselenggarakan
oleh seorang pembimbing terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah
pribadi klien (Prayitno (2004). Konseling perorangan berlangsung dalam suasana
komunikasi atau tatap muka secara langsung antara konselor dengan klien yang
membahas berbagai masalah yang dialami klien. Pembahasan masalah dalam
konseling perorangan bersifat holistik dan mendalam serta menyeluruh dan
menyentuh hal-hal penting tentang diri klien tetapi juga bersifat spesifik menuju ke
arah pemecahan masalah. melalui konseling perorangan, klien akan memahami
kondisi dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialami, kekuatan dan
kelemahan dirinya, serta kemungkinan upaya untuk mengatasi masalahnya.

2. Tujuan layanan konseling perorangan

8
Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar klien memahami kondisi
dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialami, kekuatan dan kelemahan
dirinya sehingga klien mampu mengatasinya. Secara lebih khusus, tujuan layanan
konseling perorangan adalah:
a. Merujuk kepada fungsi-fungsi bimbingan konseling pertama merujuk kepada
fungsi pemahaman, maka tujuan layanan konseling adalah agar klien
memahami seluk-beluk yang dialami secara mendalam dan komprehensif,
positif, dan dinamis.
b. Merujuk kepada fungsi pengentasan, maka layanan konseling perorangan
bertujuan untuk mengentaskan klien dari masalah yang dihadapinya.
c. Dilihat dari fungsi pengembangan dan pemeliharaan, tujuan layanan konseling
perorangan adalah untuk mengembangkan potensi-potensi individu dan
memelihara unsur-unsur positif yang ada pada diri klien.

3. Teknik layanan konseling perorangan


Implementasi teknik layanan konseling perorangan bisa merujuk kepada
teknikteknik konseling. secara umum konseling yang efektif bisa diwujudkan melalui
penerapan berbagai teknik secara tepat terlebih apabila didukung oleh teknik-teknik
lainnya. Untuk mencapai tujuan layanan, diperlukan menerapkan teknik-teknik
layanan konseling perorangan antara lain sebagai berikut: kontak mata, kontak
psikologi ajakan untuk berbicara, penerapan 3M (Mendengar dengan cermat,
memahami secara tepat, dan merespon secara tepat dan positif), keruntutan,
pertanyaan terbuka, dorongan minimal, refleksi isi, penyimpulan, penaksiran,
konfrontasi, ajakan untuk memikirkan sesuatu yang lain, peneguhan hasrat,
conversation client, strategy tidak memaafkan klien, suasana diam, transferensi dan
kontra transferensi, teknik eksperiensial interpretasi pengalaman masa lampau
asosiasi bebas, sentuhan jasmaniah, penilaian, dan pelaporan ( Prayitno 2004).
Teknik-teknik tersebut diterapkan secara elektrik, dalam arti tidak harus berurutan
di mana yang satu mendahului yang lainnya, melainkan dipilih dan terpadu mengacu
kepada kebutuhan proses konseling.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nursalim, Mochamad & Suradi (2002). Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya :
Unuesa Universitas Press.
Tohirin.2014. Bimbingan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah. Jakarta:Rajawali Pers
Suwarsono, Alvin Y.S.O. (2005). Bimbingan konseling dalam pembentukankepribadan siswa
. Jakarta: LP3ES.

10
Pertanyaan

A. Adjective

1. Jenis Layanan Bimbingan Konseling seperti dibawah ini kecuali…


a. Layanan orientasi
b. Layanan informasi
c. Layanan konselin perorangan
d. Layanan belajar

2. Layanan bimbingan dan konseling ditunjukan kepada…


a. Siswa yang berprestasi
b. Siswa yang bermasalah
c. Semua siswa balik yang bermasalah atau tidak
d. Siswa yang kelihatan mecurigakan

3. Suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang
mereka perlukan merupakan layanan…
a. Layanan bimbingan perorangan
b. Layanan orientasi
c. Layanan informasi
d. Layanan penempatan dan penyaluran

4. Membantu untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap


lingkungan atau situasi yang baru merupaka dari tujuan layanan…
a. Layanan orientasi
b. Layanan konseling perorangan
c. Layanan informasi
d. Layanan penguasaan konten

5. Pada teknik layanan penguasaan konten umumnya dilaksanakan secara…


a. Tidak langsung
b. Directif
c. Tatap muka
d. Yang benar b dan c

B. Essay
1. Jelaskan apa saja tujuan dari teknik layanan konseling perorangan!
Jawaban:

11
Berikut ini tujuan teknik layanan konseling perorangan, yaitu:
 Merujuk kepada fungsi-fungsi bimbingan konseling pertama merujuk kepada
fungsi pemahaman, maka tujuan layanan konseling adalah agar klien
memahami seluk-beluk yang dialami secara mendalam dan komprehensif,
positif, dan dinamis.
 Merujuk kepada fungsi pengentasan, maka layanan konseling perorangan
bertujuan untuk mengentaskan klien dari masalah yang dihadapinya.
 Dilihat dari fungsi pengembangan dan pemeliharaan, tujuan layanan konseling
perorangan adalah untuk mengembangkan potensi-potensi individu dan
memelihara unsur-unsur positif yang ada pada diri klien.

2. Jelaskan layanan penempatan dan penyaluran!


Jawaban:
Layanan penempatan dan penyaluran yaitu serangkaian kegiatan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik agar dapat menyalurkan/menempatkan dirinya
dalam berbagai program sekolah, kegiatan belajar, penjurusan, kelompok,
belajar,pilihan pekerjaan, dll. Sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, serta kondisi
fisik dan psikisnya.

3. Jelaskan tiga alasan mengapa layanan informasi perlu diselenggarakan!


Jawaban:
 Membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan sekitar,
pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya.
 Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya.
 Setiap individu adalah unik.

12

Anda mungkin juga menyukai