Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan kepada peserta


didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial,
bimbingan belajar dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno, 2001: 10-
11).

Pelaksanaan bimbingan dan konseling memiliki bidang bimbingan dan


berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung yang dilakukan sebagai wujud
nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan layanan
bimbingan konseling secara menyeluruh meliputi enam bidang bimbingan, yaitu
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir,
bimbingan kehidupan keluarga, bimbingan kehidupan beragama. Untuk
mengembangkan keenam bidang bimbingan tersebut maka dilaksanakan sembilan
jenis layanan, yaitu : layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan
dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan,
layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi,
dan layanan mediasi. Tetapi di makalah ini kelompok kami hanya membahas
tentang layanan orientasi dan informasi.

Secara umum tujuan dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana tertuang dalam Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yaitu untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan
tujuan khusus dari layanan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu
siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan yang meliputi aspek
pribadi, sosial, belajar dan karir.

1
Banyak program bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah,
Prayitno mengungkapkan yang paling tinggi tingkatannya adalah layanan
informasi “ karena layanan informasi merupakan layanan yang bertujuan untuk
membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan tentang pemahaman
berbagai hal yang berguna untuk mengenali diri. Merencanakan dan
mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan
masyarakat pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi. Digunakan
sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar,
mengembangkan cita-cita menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dan
mengambil keputusan”.(Prayitno, Dkk, 2004 :76)

2
A. Pengertian Layanan Orientasi dan Informasi

Prayitno dan Amti (2008:255) “layanan orientasi adalah layanan


bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang
terhadap lingkungan yang baru dimasukinya”. Dengan adanya layanan orientasi
ini diharapkan dapat memberikan bantuan terhadap peserta didik untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan peserta didik yang ada, karena pada dasarnya layanan
orientasi adalah sebuah pengenalan awal dan pada hakikatnya apa yang harus
dilakukan di awal harus mampu memancing ketertarikan peserta didik untuk
melanjutkan pembahasan yang sama di layanan berikutnya.

Pelayanan orientasi biasanya dilaksanakan pada awal program pelajaran


baru yang mencakup organisasi sekolah, staf dan guru, kurikulum program BK,
Program ekstrakulikuler, fasilitas atau sarana pra sarana dan tata tertib sekolah.
Ada baiknya layanan orientasi juga diberikan kepada orang tua siswa juga, hal ini
dikarenakan pemahaman orang tua terhadap berbagai materi orientasi akan
membantu mereka dalam memberikan kemudahan dan pelayanan kepada anak-
anaknya untuk dapat mengikuti pendidikan di sekolah dengan sebain-baiknya.

Layanan informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang


memungkinkan peserta didik/konseli menerima dan memahami berbagai
informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan
keputusan untuk kepentingan konseli. (Herawati: 2019, Rifda: 2014 h. 115)
Secara umum bersama layanan orientasi bermaksud memberikan pemahaman
kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang
diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan
arah suatu tujuan atau rencana yang dikendaki.

Dengan demikian, layanan orientasi dan informasi itu pertama-tama


merupakan perwujudan dari fungsi pehaman pelayanan bimbingan dan konseling
lainnya dalam kaitan antara bahan-bahan orientasi dan informasi itu dengan
permasalahan individu. Didalam masyarakat tersedia banyak kesempatan-
kesempatan pendidikan, kesempatan bekerja, kesempatan berhubungan antara satu

3
sama lain tetapi, tidak semua individu yang sebenarnya berkepentingan dengan
kesempatan itu mengetahui dan memahaminya dengan baik. Kekurangtahuan
dan kekurangpahaman itu sering membuat mereka kehilangan kesempatan, salah
pilih atau salah arah, seperti salah pilih sekolah, salah pilih jurusan, salah pilih
pekerjaan, dan tidak dapat meraih kesempatan dengan baik sesuai dengan cita-
cita, bakat dan minatnya. Berdasarkan uraian yang telah disebutkan, maka
layanan orientasi dan informasi adalah layanan yang diberikan berupa informasi
yang terdiri dari fakta- fakta mengenai pekerjaan, jabatan, profesi, atau karier dan
bertujuan untuk membantu individu memperoleh pandangan, pengertian,
pengetahuan dan pemahaman mengenai dunia kerja beserta aspek-aspeknya
sebagai pemenuhan kebutuhan

B. Jenis Pelayanan Orientasi dan Informasi


1. Jenis Pelayanan Orientasi

Layanan Orientasi yaitu layanan bimbingan dan konsling yang


memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain dapat memberikan
pengaruh besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami
lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didika, untuk
mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan
yang baru ini.

Menurut buku panduan BK Dirjen Dikdas (2013), tertulis bahwa


Layanan Orientasi layanan BK yang membantu peserta didik memahami
lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi peserta didik
baru, dan obyek- obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan diri
serta mempermudah dan memperlancar peran dilingkungan baru secara
efektif dan berkarakter.

a. Layanan Orientasi di Sekolah


Individu yang memasuki lingkungan baru perlu segera dan secepat
mungkin memahami lingkungan barunya itu. Hal-hal yang perlu
diketahui itu pada garis besarnya adalah kurikulum sekolah, jurusan-

4
jurusan, dan program-program sekolah lainnya, sistem pendidikan,
peraturan yang berlaku misalnya tata tertib, layanan-layanan sekolah,
staf sekolah, keadaan lingkungan fisik seperti gedung-gedung,
peralatan, dll, kemudian untuk materi dan kondisi kegiatan seperti
jenis kegiatan, lamanya kegiatan berlangsung, sedangkan untuk
peraturan dan berbagai ketentuan lainnya seperti disiplin hak dan
kewajiban.
Layanan orientasi ini diberikan kepada semua siswa, khususnya
siswa baru. Orientasi bagi siswa baru diadakan dengan tujuan agar
mereka mempunyai pengenalan yang baik tentang sekolah yang
dimasukinya, termasuk tentang program-program bimbingan.
b. Layanan Orientasi di luar Sekolah
Demikian juga individu-individu yang memasuki lingkungan
baru di luar seperti pegawai baru, anggota baru suatu organisasi,
bekas narapidana yang kembali ke masyarakat setelah sekian lama
menjalani masa hukumannya, memerlukan orientasi tentang
lingkungan barunya itu. Dengan orientasi itu proses penyesuaian
diri atau penyesuaian diri kembali akan memperoleh dukungan
yang amat berarti.
Cara penyajian orientasi di luar sekolah sangat tergantung
pada jenis orientasi yang diperlukan dan siapa yang
memerlukannya. Lembaga-lembaga seperti “Badan Penasihat
Perkawinan”, :Pusat Rehabilitasi Narapidana”, “Pusat Orientasi
Tenaga Kerja”, dan lain-lain dapat dibentuk dan konselor menjadi
tenaga ahli serta penggerak lembaga bantuan khusus di masyarakat
itu.
Adapun materi kegiatan layanan orientasi menyangkut:
1. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
2. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.
3. Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan
meningkatkan hubungan sosial siswa.

5
4. Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.
5. Pernan kegiatan bimbingan karier.
6. Peranan pelayanan bimbingan dan konselingn dalam
membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa.

2. Layanan Informasi
Menurut buku panduan BK Dirjen Dikdas (2013), Layanan
Informasi yaitu layanan BK yang membantu peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar,
karir/ jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan
bijak.

a. Informasi Pendidikan
Mereka perlu mengidentifikasi tingkat-tingkat informasi
pendidikan khususnya dikaitkan dengan keperluan mereka yang
baru saja memasuki sekolah untuk pertama kalinya yaitu
memasuki Perguruan Tinggi. Jenis-jenis informasi pada setiap
tingkat ini adalah sebagai berikut:
1) Pertama kali masuk sekolah
a) Jam-jam belajar;
b) Disiplin dan peraturan sekolah lainnya;
c) Kegiatan belajar dan kegiatan anak lainnya disekolah;
d) Buku-buku atau alat pelajaran;
e) Fasilitas, makanan, kesehatan, tempat bermain;
f) Fasilitas transportasi (khususnya bagi mereka yang
rumahnya jauh dari sekolah);
g) Peraturan tentang kunjungan orang tua ke sekolah.
2) Memasuki perguruan tinggi
a) Lembaga pendidikan yang menyajikan program-
program yang lebih spesifik (dengan berbagai butir
pokok informasi sebagaimana disebutkan terdahlu);

6
b) Beasiswa dan berbagai kemungkinan tunjangan yang
dapat diperol beserta syarat-syarat dan cara melamarnya
(mengajukan permohonan);
c) Program-program latihan khusus, misalnya
diperusahaan- perusahaan industri;
d) Kemungkinan lain yang dapat dimasuki oleh lulusan
SLTA, seperti memasukijajaran ABRI, dan sebagainya.

Beberapa hal yang perlu diinformasikan berkaitan dengan


bidang pendidikan atau belajar, diantaraya adalah:

a) Pemilihan program bidang studi;

b) Pemilihan sekolah, fakultas dan jurusan;

c) Penyesuaian diri terhadap suasana belajar, dan;

d) Penyesuain diri dengan materi pelajaran dan tugas-tugas


belajar.

3. Informasi Jabatan (Karier)


Informasi jabatan atau karier adalah berupa salah satu alat
untuk membantu peserta didik memahami dunia kerja, petugas
bimbingan, konselor sekolah atau pendidikan, atau guru-guru
memerlukan informasi yang cukup memadai guna menyusun dan
melaksanakan program bimbingan karier.

. Layanan informasi juga bertujuan untuk pengembangan


kemandirian. Layanan informasi juga bertujuan untuk pengembangan
kemandirian. Pemahaman dan penguasaan individu terhadap informasi
yang diperlukannya akan memungkinkan individu untuk:

b. Mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya secara


objektif, positif, dan dinamis.

c. Mengambil keputusan.

7
d. Mengarahkan diri untuk kegiatan-kegiatan yang berguna sesuai
dengan keputusan yang diambil.

e. Mengaktualisasikan secara terintegrasi. (Tohirin: 2008 147-148)

C. Pelaksanaan Layanan Orientasi dan Informasi


1. Orientasi

Proses atau tahap layanan orientasi adalah sebagai berikut

a) Perencanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:


1) Menetapkan objek orientasi yang akan dijadikan isi layanan.
2) Menetapkan peserta layanan.
3) Menetapkan jenis kegiatan, termasuk format kegiatan.
4) Menyiapkan fasilitas termasuk penyaji, narasumber, dan media.
5) Menyiapkan kelengkapan administrasi.
b) Pelaksanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Mengorganisasikan kegiatan layanan.
2) Mengimplementasikan pendekatan tertentu termasuk
implementasi format layanan dan penggunaan media.
c) Evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Menetapkan materi evaluasi,
2) Menetapkan prosedur evaluasi,
3) Menyusun instrumen evaluasi,
4) Mengaplikasikan instrumen evaluasi,
5) Mengolah hasil aplikasi instrumen.
d) Analisis hasil evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan
adalah:
1) Menetapkan standar analisis,
2) Melakukan analisis,
3) Menafsirkan hasil analisis.
e) Tindak lanjut. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut,

8
2) Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai
pihak yang terkait,
3) Melaksanakan rencana tindak lanjut.
f) Laporan, meliputi:
1) Menyusun laporan layanan orientasi,
2) Menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait (kepala
sekolah atau madrasah),
3) Mendokumentasikan laporan layanan.

2. Informasi

Pelaksanaan layanan informasi menempuh tahapan-tahapan sebagai


berikut:

a) Perencanaan yang mencakup kegiatan:


1) Identifikasi kebutuhan akan informasi bagi calon peserta
layanan.
2) Menetapkan materi informasi sebagai isi layanan.
3) Menetapkan subjek sasaran layanan.
4) Menetapkan narasumber.
5) Menyiapkan prosedur, perangkat, dan media layanan.
6) Menyiapkan kelengkapan administrasi.
b) Pelaksanaan yang mencakup kegiatan:
1) Mengorganisasikan kegiatan layanan.
2) Mengaktifkan peserta layanan.
3) Mengoptimalkan penggunaan metode dan media.
c) Evaluasi yang mencakup kegiatan:
1) Menetapkan materi evaluasi.
2) Menetapkan prosedur evaluasi.
3) Menyusun instrument evaluasi.
4) Mengolah hasil aplikasi instrument
d) Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan:

9
1) Menetapkan norma atau standar evaluasi.
2) Melakukan analisis.
3) Menafsirkan hasil analisis.
e) Tindak lanjut yang mencakup kegiatan:
1) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut.
2) Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait.
3) Melaksanakan rencana tindak lanjut.
f) Pelaporan yang mencakup kegiatan:
1) Menyusun laporan layanan informasi.
2) Menyampaikan laporan kepada pihak terkait (kepala sekolah
atau madrasah)
3) Mendokumentasikan laporan

Selain itu ada beberapa kegiatan pendukung dalam layanan informasi,


yaitu:

a) Aplikasi instrumentasi dan himpunan data.


b) Konferensi kasus.
c) Kunjungan rumah.
d) Alih tangan kasus.

Layanan informasi juga dapat dilakukan diluar sekolah, namun yang


berperan adalah lembaga yang ada di masyarakat baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta atas prakarsa masyarakat
itu sendiri, termasuk di dalamnya LBH, Puskesmas, biro perjalanan,
kursus-kursus, pusat-pusat pengembangan keterampilan dan pemberian
jasa perlu ditonjolkan. Peranan kondelor diluar sekolah dapat berada
dalam lembaga-lembaga tersebut , atau membentuk lembaga sendiri
seperti “Biro Pelayanan Orientasi dan Informasi”. (Tohirin:2008 hlm. 272)

10
D. Metode Layanan Orientasi dan Informasi di Sekolah
Layanan orientasi dan informasi dapat diselenggarakan secara
langsung dan terbuka oleh pembimbing atau konselor kepada seluruh
peserta didik disekolah dan madrasah.
1. Ceramah, merupakan metode pemberian informasi yang paling
sederhana, mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini
dilakukan hampir oleh setiap petugas bimbingan disekolah,
dilaksanakan pada saat masa orientasi siswa, tanya jawab, dan
diskusi yang dilakukan oleh konselor dengan guru dan para siswa.
2. Diskusi, penyampaian semacam ini dapat diorganisasikan baik
oleh peserta didik sendiri maupun oleh konselor, atau guru.
Apabila diskusi penyelenggaraannya dilakukan oleh peserta didik
sendiri maupun oleh konselor atau guru apabila diskusi
penyelenggaraannya dilakukan oleh peserta didik, maka perlu
dibuat persiapan yang matang.
3. Media, penyampaian informasi bisa dilakukan melalui media
tertentu seperti alat peraga, media tertulis. Media gambar, poster
dan media elektronik seperti radio, tape recorder, film, televisi,
internet dan lain- lain.
4. Karyawisata, merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar
mengajar yang telah dikenal secara meluas, baik oleh masyarakat
sekolah maupun masyarakat umum. Dalam bidang bimbingan dan
konseling, karyawisata mempunyai dua sumbangan pokok,
pertama membantu siswa belajar dengan menggunakan berbagai
sumber yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang
perkembangan mereka. Kedua memungkinkan diperolehnya
informasi yang dapat membantu pengembangan sikap- sikap

11
terhadap pendidikan, pekerjaan dan berbagai masalah dalam
masyarakat.
5. Buku panduan, buku-buku panduan seperti buku panduan sekolah
atau perguruan tinggi, buku panduan kerja bagi karyawan dapat
membantu peserta didik dalam mendapatkan banyak informasi
yang berguna.
6. Konfersi karier, selain melalui teknik-teknik yang diutarakan,
penyampaian informasi kepada peserta didik dapat juga dilakukan
melalui konfersi karier. Kadang-kadang konfersi ini disebut
dengan konfersi jabatan. Dalam konfersi karier, para narasumber
dari kelompok-kelompok usaha, jawaban atau dinas lembaga
pendidikan dan lain-lain yang diundang, mengadakan penyajian
tentang berbagai aspek program pendidikan dan latihan atau
pekerjaan yang diikuti oleh peserta didik.

12
PENUTUP

Kesimpulan

Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan kepada peserta


didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial,
bimbingan belajar dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno, 2001: 10-
11). Pelaksanaan bimbingan dan konseling memiliki bidang bimbingan dan
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung yang dilakukan sebagai wujud
nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Salah satu jenis
kegiatan layanan adalah Layanan Orientasi dan Layanan Informasi.

Prayitno dan Amti (2008:255) “layanan orientasi adalah layanan


bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang
terhadap lingkungan yang baru dimasukinya”. Pelayanan orientasi biasanya
dilaksanakan pada awal program pelajaran baru yang mencakup organisasi
sekolah, staf dan guru, kurikulum program BK, Program ekstrakulikuler, fasilitas
atau sarana pra sarana dan tata tertib sekolah. Layanan orientasi ini diberikan
kepada semua siswa, khususnya siswa baru. Orientasi bagi siswa baru diadakan
dengan tujuan agar mereka mempunyai pengenalan yang baik tentang sekolah
yang dimasukinya, termasuk tentang program-program bimbingan.

Layanan informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang


memungkinkan peserta didik/konseli menerima dan memahami berbagai
informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan
keputusan untuk kepentingan konseling. Layanan informasi dapat dilakukan di
dalam sekolah dan diluar sekolah, namun yang berperan adalah lembaga yang ada
di masyarakat baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta atas
prakarsa masyarakat itu sendiri, termasuk di dalamnya LBH, Puskesmas, biro
perjalanan, kursus-kursus, pusat-pusat pengembangan keterampilan dan
pemberian jasa perlu ditonjolkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

HERAWATI JASUMA, N. E. L. L. Y. (2019). PENGARUH LAYANAN


ORIENTASI DAN INFORMASI TERHADAP MINAT MELANJUTKAN
KE PERGURUAN TINGGI PADA PESERTA DIDIK KELAS XI
JURUSAN IPA MA AL-HIKMAH KEDATON BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019 (Doctoral dissertation, UIN Raden
Intan Lampung).

Rifda El Fiah. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Idea Press,


2014.

SK MENDIKBUD,Nomor 025/0/1995 jo SK Menpan nomor 84/1993 tentang


Guru dan Angka Kreditnya.

Drs. Tohirin, M. Pd. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah


(Berbasis Integrasi). (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2008).

http://digilib.uinsby.ac.id/14581/3/Bab%202.pdf

Prayetno & Anti, E. (1999) Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling : Jakarta : PT


Rineka Cipta.

14

Anda mungkin juga menyukai