Secara umum tujuan dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana tertuang dalam Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yaitu untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan
tujuan khusus dari layanan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu
siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan yang meliputi aspek
pribadi, sosial, belajar dan karir.
1
Banyak program bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah,
Prayitno mengungkapkan yang paling tinggi tingkatannya adalah layanan
informasi “ karena layanan informasi merupakan layanan yang bertujuan untuk
membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan tentang pemahaman
berbagai hal yang berguna untuk mengenali diri. Merencanakan dan
mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan
masyarakat pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi. Digunakan
sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar,
mengembangkan cita-cita menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dan
mengambil keputusan”.(Prayitno, Dkk, 2004 :76)
2
A. Pengertian Layanan Orientasi dan Informasi
3
sama lain tetapi, tidak semua individu yang sebenarnya berkepentingan dengan
kesempatan itu mengetahui dan memahaminya dengan baik. Kekurangtahuan
dan kekurangpahaman itu sering membuat mereka kehilangan kesempatan, salah
pilih atau salah arah, seperti salah pilih sekolah, salah pilih jurusan, salah pilih
pekerjaan, dan tidak dapat meraih kesempatan dengan baik sesuai dengan cita-
cita, bakat dan minatnya. Berdasarkan uraian yang telah disebutkan, maka
layanan orientasi dan informasi adalah layanan yang diberikan berupa informasi
yang terdiri dari fakta- fakta mengenai pekerjaan, jabatan, profesi, atau karier dan
bertujuan untuk membantu individu memperoleh pandangan, pengertian,
pengetahuan dan pemahaman mengenai dunia kerja beserta aspek-aspeknya
sebagai pemenuhan kebutuhan
4
jurusan, dan program-program sekolah lainnya, sistem pendidikan,
peraturan yang berlaku misalnya tata tertib, layanan-layanan sekolah,
staf sekolah, keadaan lingkungan fisik seperti gedung-gedung,
peralatan, dll, kemudian untuk materi dan kondisi kegiatan seperti
jenis kegiatan, lamanya kegiatan berlangsung, sedangkan untuk
peraturan dan berbagai ketentuan lainnya seperti disiplin hak dan
kewajiban.
Layanan orientasi ini diberikan kepada semua siswa, khususnya
siswa baru. Orientasi bagi siswa baru diadakan dengan tujuan agar
mereka mempunyai pengenalan yang baik tentang sekolah yang
dimasukinya, termasuk tentang program-program bimbingan.
b. Layanan Orientasi di luar Sekolah
Demikian juga individu-individu yang memasuki lingkungan
baru di luar seperti pegawai baru, anggota baru suatu organisasi,
bekas narapidana yang kembali ke masyarakat setelah sekian lama
menjalani masa hukumannya, memerlukan orientasi tentang
lingkungan barunya itu. Dengan orientasi itu proses penyesuaian
diri atau penyesuaian diri kembali akan memperoleh dukungan
yang amat berarti.
Cara penyajian orientasi di luar sekolah sangat tergantung
pada jenis orientasi yang diperlukan dan siapa yang
memerlukannya. Lembaga-lembaga seperti “Badan Penasihat
Perkawinan”, :Pusat Rehabilitasi Narapidana”, “Pusat Orientasi
Tenaga Kerja”, dan lain-lain dapat dibentuk dan konselor menjadi
tenaga ahli serta penggerak lembaga bantuan khusus di masyarakat
itu.
Adapun materi kegiatan layanan orientasi menyangkut:
1. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
2. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.
3. Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan
meningkatkan hubungan sosial siswa.
5
4. Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.
5. Pernan kegiatan bimbingan karier.
6. Peranan pelayanan bimbingan dan konselingn dalam
membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa.
2. Layanan Informasi
Menurut buku panduan BK Dirjen Dikdas (2013), Layanan
Informasi yaitu layanan BK yang membantu peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar,
karir/ jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan
bijak.
a. Informasi Pendidikan
Mereka perlu mengidentifikasi tingkat-tingkat informasi
pendidikan khususnya dikaitkan dengan keperluan mereka yang
baru saja memasuki sekolah untuk pertama kalinya yaitu
memasuki Perguruan Tinggi. Jenis-jenis informasi pada setiap
tingkat ini adalah sebagai berikut:
1) Pertama kali masuk sekolah
a) Jam-jam belajar;
b) Disiplin dan peraturan sekolah lainnya;
c) Kegiatan belajar dan kegiatan anak lainnya disekolah;
d) Buku-buku atau alat pelajaran;
e) Fasilitas, makanan, kesehatan, tempat bermain;
f) Fasilitas transportasi (khususnya bagi mereka yang
rumahnya jauh dari sekolah);
g) Peraturan tentang kunjungan orang tua ke sekolah.
2) Memasuki perguruan tinggi
a) Lembaga pendidikan yang menyajikan program-
program yang lebih spesifik (dengan berbagai butir
pokok informasi sebagaimana disebutkan terdahlu);
6
b) Beasiswa dan berbagai kemungkinan tunjangan yang
dapat diperol beserta syarat-syarat dan cara melamarnya
(mengajukan permohonan);
c) Program-program latihan khusus, misalnya
diperusahaan- perusahaan industri;
d) Kemungkinan lain yang dapat dimasuki oleh lulusan
SLTA, seperti memasukijajaran ABRI, dan sebagainya.
c. Mengambil keputusan.
7
d. Mengarahkan diri untuk kegiatan-kegiatan yang berguna sesuai
dengan keputusan yang diambil.
8
2) Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai
pihak yang terkait,
3) Melaksanakan rencana tindak lanjut.
f) Laporan, meliputi:
1) Menyusun laporan layanan orientasi,
2) Menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait (kepala
sekolah atau madrasah),
3) Mendokumentasikan laporan layanan.
2. Informasi
9
1) Menetapkan norma atau standar evaluasi.
2) Melakukan analisis.
3) Menafsirkan hasil analisis.
e) Tindak lanjut yang mencakup kegiatan:
1) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut.
2) Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait.
3) Melaksanakan rencana tindak lanjut.
f) Pelaporan yang mencakup kegiatan:
1) Menyusun laporan layanan informasi.
2) Menyampaikan laporan kepada pihak terkait (kepala sekolah
atau madrasah)
3) Mendokumentasikan laporan
10
D. Metode Layanan Orientasi dan Informasi di Sekolah
Layanan orientasi dan informasi dapat diselenggarakan secara
langsung dan terbuka oleh pembimbing atau konselor kepada seluruh
peserta didik disekolah dan madrasah.
1. Ceramah, merupakan metode pemberian informasi yang paling
sederhana, mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini
dilakukan hampir oleh setiap petugas bimbingan disekolah,
dilaksanakan pada saat masa orientasi siswa, tanya jawab, dan
diskusi yang dilakukan oleh konselor dengan guru dan para siswa.
2. Diskusi, penyampaian semacam ini dapat diorganisasikan baik
oleh peserta didik sendiri maupun oleh konselor, atau guru.
Apabila diskusi penyelenggaraannya dilakukan oleh peserta didik
sendiri maupun oleh konselor atau guru apabila diskusi
penyelenggaraannya dilakukan oleh peserta didik, maka perlu
dibuat persiapan yang matang.
3. Media, penyampaian informasi bisa dilakukan melalui media
tertentu seperti alat peraga, media tertulis. Media gambar, poster
dan media elektronik seperti radio, tape recorder, film, televisi,
internet dan lain- lain.
4. Karyawisata, merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar
mengajar yang telah dikenal secara meluas, baik oleh masyarakat
sekolah maupun masyarakat umum. Dalam bidang bimbingan dan
konseling, karyawisata mempunyai dua sumbangan pokok,
pertama membantu siswa belajar dengan menggunakan berbagai
sumber yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang
perkembangan mereka. Kedua memungkinkan diperolehnya
informasi yang dapat membantu pengembangan sikap- sikap
11
terhadap pendidikan, pekerjaan dan berbagai masalah dalam
masyarakat.
5. Buku panduan, buku-buku panduan seperti buku panduan sekolah
atau perguruan tinggi, buku panduan kerja bagi karyawan dapat
membantu peserta didik dalam mendapatkan banyak informasi
yang berguna.
6. Konfersi karier, selain melalui teknik-teknik yang diutarakan,
penyampaian informasi kepada peserta didik dapat juga dilakukan
melalui konfersi karier. Kadang-kadang konfersi ini disebut
dengan konfersi jabatan. Dalam konfersi karier, para narasumber
dari kelompok-kelompok usaha, jawaban atau dinas lembaga
pendidikan dan lain-lain yang diundang, mengadakan penyajian
tentang berbagai aspek program pendidikan dan latihan atau
pekerjaan yang diikuti oleh peserta didik.
12
PENUTUP
Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsby.ac.id/14581/3/Bab%202.pdf
14