DOSEN PENGAMPU:
Naila Rohmaniyah, S.Psi.,M.Pd
i
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam
membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Sekolah merupakan suatu sistim yang komponen – komponen didalamnya terintegrasi dengan
baik. BK adalah salah satu komponen sekolah yang bertugas membantu menyelesaikan
masalah yang dihadapi komponen sekolah yang lain. Khususnya para siswa atau anak didik
baik permasalahan pribadi, keluarga maupun sosial masyarakat sehingga tercapai tujuan
pendidikan.
Realitas di lapangan, khususnya di sekolah dasar menunjukkan bahwa peran guru kelas
dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat
tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan
layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi
belajar siswa.Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan semua mata pelajaran,
guru SD/MI juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan sehingga tugas
memberikan layanan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara maksimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Tiap Bentuk Bimbingan Konseling ?
2. Bagaimana Tujuan Dari Tiap Bentuk Bimbingan Konseling ?
3. Bagaimana Isi Dari Tiap Bentuk Bimbingan Konseling ?
B. Tujuan
Tujuan pembahasan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum
dan khusus. Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
kewajiban kami sebagai mahasiswa yang harus menyelesaikan salah satu tugas dari
dosen pembimbing kami. Adapun tujuan umum penyusunan makalah ini adalah dapat
Mengerti Bagaimana Isi dari tiap bentuk bimbingan konseling dan dapat memahami
bagaimana pelaksanaan dari tiap bentuk bimbingan konseling.
1
II. PEMBAHASAN
A. LAYANAN ORIENTASI
2
Dewa, Pengantar Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. ( Jakarta : Rineka Cipta, 2000 )
2
Dilihat dari fungsi pencegahan, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu
agar terhindar dari hal-hal negatif yang dapat timbul apabila individu tidak memahmi
situasi atau lingkungannya yang baru. Dilihat dari fungsi pengembangan, apabila
individu mampu menyesuaikan diri secara baik dan mampu memanfaatkan secara
konstruktif sumber-sumber yang ada pada situasi yang baru, maka individu akan dapat
mengembangkan dan memelihara potensi dirinya. Pemahaman tentang situasi yang baru
dan kemampuan konstruktif memasuki suasana baru, merupakan jalan bagi pengentasan
dan dalam membela hak-hak pribadi sendiri (fungsi advokasi).
Isi layanan orientasi adalah sebagai hal berkenaan dengan suasana, lingkungan, dan
objek-objek yang baru bagi individu. Untuk lingkungan sekolah, materi layanan orientasi
yang mendapat penekanan adalah sebagai berikut :3
3
Muhaimin Akhmad mengemukakan bahwa Teknik Layanan Orientasi
Merupakan Proses layanan orientasi mulai dari perencanaan hingga akhir bisa
dilaksanakan melalui berbagai teknik dalam format lapangan, klasikal, kelompok,
individual dan politik.
a. Format lapangan; format ini ditempuh apabila peserta layanan (siswa) melakukan kegiatan
ke luar kelas atau ruangan dalam rangka mengakses objek-objek tertentu yang menjadi isi
layanan. Melalui format ini, peserta (siswa) mengunjungi objek-objek tertentu yang
menjadi isi layanan. Melalui format ini, peserta (siswa) mengunjungi ogjek-objek yang
dimaksud. Bagi siswa baru di sekolah dan madrasah, format ini biasanya dilakukan di
mana siswa mengunjungi objek-objek tertentu seperti perpustakaan, laboratorium, dan lain
sebagainya.
b. Format klasikal. Dengan format ini, kegiatan layanan orientasi dilaksanakan di dalam
kelas atau ruangan. Objek-objek yang menjadi isi layanan dibawah ke dalam kelas
(ruangan) dalam bentuk contoh-contoh, ilustrasi melalui gambar, films, tampilan video
dan lain sebagainya. Isi layanan disajikan, dipersepsi, di diskusikan, diperlakukan secara
bebas dan terbuka.4
c. Format kelompok; secara umum polanya sama dengan format klasikal, yaitu dilakuan
secara berkelompok dan terdiri atas sejumlah peserta yang terbatas, misalnya lima sampai
delapan orang. Melalui format ini memungkinkan dilakukannya akses yagn lebih intensif
terhadap objek layanan. Selain itu, layanan ini juga dapat memanfaatkan dinamika
kelompok sehingga hasil layanan dapat lebih optimal.
d. Format individual; berbeda dengan format kelompok, format ini merupakan format khusus
dilakukan terhadap individu-individu tertentu. Isi layanan juga bersifat khusus disesuaikan
dengan kebutuhan individu yang bersangkutan.
e. Format politik; dengan format ini, konselor atau pembimbing berupaya menghubungkan
dan mengaktifkan pihak-pihak di luar peserta laynan untuk memberikan dukungan dan
fasilitas yang memudahkan pelaksanaaan layanan dan menguntungkan peserta layanan.
Pihak-pihak yang dihubungi tentu yang terkait dengan isi layanan.
4
Muhaimin, Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, ( Yogyakarta : AR-Ruzz Media, 2013 )
4
Oleh karena itu, Muhaimin Akhmad mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi
individu beragam, maka layanan orientasi bisa mengombinasikan format-format di atas.
Misalnya format politik dilaksanakan dalam perencanaan dan persiapan layanan dan
bahkan juga selama pelaksanaannya.
5
Tohirin, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008 )
5
2. Tujuan Layanan Informasi
Jenis-jenis informasi yang menjadi isi layanan ini bervariasi. Demikian juga
keluasan dan kedalamnnya.hal itu tergantung kepada kebutuhan para peserta layanan
(tergantung kebutuhan siswa). Informasi yang menjadi isi layanan harus mencakup
seluruh bidang pelayanan bimbingan dan konseling seperti tersebut di atas yaitu: bidang
pengembangan pribadi,bidang pengembangan sosial, bidang pengembangan kegiatan
belajar, perencanaan karier, kehidupan berkeluarga,dan kehidupan beragama. Secara
lebih rinci, informasi yang menjadi isi layanan bimbingan dan konseling di sekolah atau
madrasah adalah :pertama, informasi tentang perkembangan diri. Kedua, informasi
tentang hubungan antarpribadi, sosial, nilai-nilai (valus) dan moral.ketiga, informasi
tentang pendidikan , kegiatan belajar, dan ilmu pengetahuan dan teknologi keempat,
informasi tentang dunia karier dan ekonomi. Kelima, informasi tentang sosial budaya,
politik, dan kewarganegaraan. Keenam, informasi tentang kehidupan berkeluarga .
ketujuh, informasi tentang agama dan kehidupan beragama beserta seluk-beluknya.
6
kurang mendukung (mismatch). Kondisi mismatch berpotensi menimbulkan masalah
pada individu (siswa). Oleh sebab itu, layanan penempatan dan penyaluran diupayakan
untuk membantu individu yang mengalami mismatch. Layanan ini berusaha
minimalisasi kondisi mismatch yang terjadi pada individu sehingga individu dapat
mengembangkan diri secara optimal.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan penempatan dan penyaluran
ialah fungsi pencegahan dan pemeliharaan. Ketiga, fungsi pengentasan. Merujuk
kepada fungsi ini, tujuan layanan penempatan dan penyaluran adalah untuk
mengangkat individu dari kondisi yang tidak baik kepada kondisi yang lebih baik.
Fungsi ini berkaitan dengan fungsi pencegahan di mana layanan ini berupaya
mengatasi masalah siswa dengan menempatkannya pada kondisi yang sesuai
(kondusif) dengan kebutuhannya.
7
Apabila upaya ini berhasil, maka fungsi pencegahan akan terangkatkan. Keempat,
fungsi pengembangan dan pemeliharaan. Merujuk kepada fungsi ini, maka tujuan
layanan penempatan dan penyaluran adalah untuk mengembangkan potensi-potensi
individu dan memeliharanya dari hal-hal yang dapat menghambat dan merugikan
perkembangannya. Dan seterusnya sesuai dengan fungsi-fungsi yang telah
dikemukakan pada bab terdahulu.
8
studi dokumentasi terhadap hasil-hasil aplikasi instrumentasi dan himpunan data,
kedua, observasi terhadap kondisi jasmaniah, kemampuan berkomunikasi , dan
tingkah laku siswa, suasana hubungan sosioemosional siswa dengan siswa lainnya,
dan kondisi fisik lingkungan . ketiga studi terhadap aturan, baik tertulis maupun
tidak tertulis yang diberlakukan. Keempat studi kondisi lingkungan yang prospektif
dan kondusif bagi perkembangan siswa. Kelima wawancara dengan pihak-pihak
yang terkait.
D. LAYANAN PEMBELAJARAN
1. Pengertian
9
e. Membantu memantapkan pilihan karier yang hendk dikembangkan melalui orientasi
dan informasi karier, orientasi dan informasi dunia kerja dan perguruan tinggi yang
sesuai dengan karier yang hendak dikembangan.
f. Pengembangan keterampian belajar, meliputi : membaca, mencatat, bertanya dan
menjawab, dan menulis.
g. Pengajaran perbaikan.
h. Program pengayaan.
Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar klien memahami kondisi dirinya
sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialami, kekuatan dan kelemahan dirinya
sehingga klien mampu mengatasinya. Dengan perkataan lain, konseling perorangan
bertujuan untuk mengentaskan masalah yang dialami klien. Secara lebih khusus, tujuan
layanan konseling perorangan adalah merujuk kepada fungsi-fungsi bimbingan dan
konseling sebagaimana telah dikemukakan di muka. Pertama, merujuk kepada fungsi
pemahaman , maka tujuan layanan konseling adalah agar klien memahami seluk-beluk
yang dialami secara mendalam dan komprehensif, positif, dan dinamis. Kedua, merujuk
kepada pengentasan, maka layanan konseling perorangan bertujuan untuk mengentaskan
klien dari masalah yang dihadapinya.
10
Ketiga, dilihat dari fungsi pengembangan dan pemeliharaan, tujuan layanan
konseling perorangan adalah untuk mengembangkan potensi-potensi individu dan
memelihara unsur-unsur positif yang ada pada diri klien. Dan seterusnya sesuai dengan
fungsi-funngsi bimbingan dan konseling di atas. Pelaksanaan usaha pengentasan
permaasalahan yang dialami siswa, dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
6
Sukardi, Pedoman Praktis Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1990 )
11
2. Tujuan layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok membahas materi atau topik-topik umum baik topik
bebas. Yang dimaksud topik tugas adalah topik atau pokok bahasan yang diberikan oleh
pembimbingan (pemimpinan kelompok) kepada kelompok untuk dibahas. Sedangkan
topik bebas adalah suatu topik atau pokok pembahasan yang dikemukakan anggota
kelompok mengemukakan topik secara bebas, selajutnya dipilih mana yang akan dibahas
terlebih dahulu dan seterusnya. Topik-topik yang dibahas dalam layanan bimbingan
kelompok baik topik bebas maupun topik tugas dapat mencakup bidang-bidang
pengembangan kepribadian, hubungan sosial,pendidikan, karier,kehidupan berkeluarga,
kehidupan beragama, dan lain sebagainya. Topik pembahasan bidang-bidang di atas dapat
diperluas ke dalam sub-subbidang yang relevan. Misalnya pengembangan bidang
pendidikan dapat mencakup masalah cara belajar, kesulitan belajar, gagal ujian, dan lain
sebagainya.
12
Berdasarkan deskripsi diatas, layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai
suatu upaya pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah pribadi
yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok malalui kegiatan kelompok agar
tercapai perkembangan yang optimal. Dengan perkataan lain, konseling kelompok juga bisa
dinamaknai sebagai suatu upaya pemberian bantuan kepada individu (siswa) yang
mengalami masalah-masalah pribadi melalui kegiatan kelompok agar tercapai
perkembangan yang optimal. Didalam layanan konseling kelompok, dinamika kelompok
harus dapat dikembangakan secara baik, sehingga mendukung pencapaian tujuan pelayanan
secara efektif. Sebagaimana hanya bimbingan kelompok, konseling kelompok harus
dipimpin oleh seorang pembimbing (konselor) terlatih Dan berwewenang
menyelenggarakan praktek konseling profesional.
Husari Achan Menjelaskan bahwa Secara umum tujuan layanan konseling kelompok
adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan
berkomunikasinya. 7Melalui layanan konseling kelompok hal-hal dapat menghambar atau
mengganggu sosialisasi dan komunikasi siswa diungkap dan didinamikakan melalui
berbagai teknik, sehingga kemampuan sosialisasi dan berkomunikasi siswa berkembang
secara optimal. Melalui layanan konseling kelompok juga dapat dientaskan masalah klien
(siswa) dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Selanjutnya secara khusus, oleh
karena folus layanan konseling kelompok adalah masalah pribadi individu peserta layanan,
maka layanan konseling kelompok yang intensif dalam upaya pemecahan masalah
tersebut, para peserta memperoleh dua tujuan sekaligus yaitu :8
7
Priyatno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2001 )
8
Salahudin, Bimbingan Dan Konseling, ( Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010 )
13
a. Pertama, terkembangnya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah kepada
tingkah laku khususnya dan bersosialisasi dan berkomunikasi.
Layanan konseling kelompok membahas masalah masalah pribadi yang dialami oleh
masing-masing anggota kelompok. Secara bergiliran anggota kelompok mengemukakan
masalah pribadinya secara bebas, selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas dan
dientaskan terlebih dahulu dan seterusnya.
14
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses
pendidikan sebagai suatu sistem. Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam
menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam
itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah
yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus
dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli
dalam bidang tersebut.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi bahan acuan untuk menjadi lebih baik dan lebih
mengacu pada pembelajaran yang optimal dan efisien dalam sarana dan prasaranan
pembelajarannya serta makalah ini dapat bermanafaat bagi orang-orang khususnya para
pembaca sebagai bahan reverensi. Krtik dan saran kami perlukan untuk kesempurnaan
makalah ini agar dapat menjadi makalah yang lebih baik dan dapat berguna bagi orang-
orang khususnya bagi pembacanya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Dewa. 2000. Pengantar Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta : Rineka
Cipta
Husari. 2008. Manajemen Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Depok : CV.
Arya Duta
Muhaimin. 2013. Bimbingan Dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta : AR-Ruzz Media.
Sukardi. 1990. Pedoman Praktis Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah. Jakarta : Rineka
Cipta
Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
16