Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Layanan Dasar

Menurut Depdiknas (2008:207) Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada
seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok
yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai
dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi
kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil
keputusan dalam menjalani kehidupannya.

Sedangkan menurut Yusuf dan Juntika (2012:26) “layanan dasar merupakan layanan bantuan bagi
peserta didik (siswa) baik di kelas maupun di luar kelas yang disajikan secara sistematis, dalam rangka
membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal”.

Jadi, dari kedua pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa layanan dasar merupakan bantuan
bagi seluruh peserta didik melalui kegiatan klasikal atau kelompok yang dilakukan oleh konselor
sekolah dalam upaya membantu perkembangan diri siswa secara optimal serta Layanan dasar dapat
diartikan sebagai suatu program berupa aktivitas yang berlangsung melalui interaksi dengan orang
lain untuk memberikan kepuasan kepada pihak yang bersangkutan.

2. Tujuan Layanan Dasar

Layanan dasar bertujuan membantu semua konseli agar memperoleh Perkembangan yang normal,
memiliki mental yang sehat, dan memperoleh Keterampilan hidup, atau dengan kata lain membantu
konseli agar mereka dapat Mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal. Secara rinci
tujuan Pelayanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu konseli agar:

(1) Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, Pekerjaan, sosial
budaya dan agama)

(2) mampu mengembangkan keterampilan Untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat
tingkah laku yang Layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya

(3) mampu memenuhi Kebutuhan dirinya dan mampu mengatasi masalahnya sendiri, dan

(4) mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

Tujuan dari layanan dasar tersebut kesimpulannya berupaya untuk membantu siswa agar dapat
menyelesaikan tugasnya sebagai pelajar serta mengambil keputusan untuk karirnya setelah lulus dari
sekolah agar mampu berguna di lingkungan masyarakat sebagai lulusan yang baik. Selain itu dengan
layanan dasar ini siswa dapat mengembangkan potensi dan keterampilan yang dimiliki guna
memudahkan kehidupannya di masa depan.

3. Jenis-jenis Layanan Dasar

Layanan dasar memiliki beberapa jenis yaitu sebagai berikut:

1. Layanan orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang Diselenggarakan oleh Bimbingan dan Konseling di
Sekolah untuk memperkenalkan kehidupan baru peserta Didik di lingkungan sekolah yang baru,
biasanya layanan Orientasi ini diberikan dalam Masa Orientasi Sekolah (MOS) sebelum proses belajar
mengajar dimulai. Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi adalah dipermudahnya penyesuaian
siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar dan kegiatan di sekolah yang mendukung
keberhasilan siswa. Individu memahami berbagai hal yang penting dari suasana yang baru
dijumpainya, kemudian mengolah hal-hal baru tersebut sehingga dapat digunakan untuk sesuatu
yang menguntungkan. Dengan pemahaman terhadap elemen suasana baru beserta berbagai keter
kaitannya itu individu yang bersangkutan dapat terhindar dari hal negatif yang dapat timbul, apabila
dia tidak memahaminya.

Isi layanan ORIN dapat diangkat, bidang pengembangan peribadi; bidang pengembangan hubungan
sosial; bidang pengembangan kegiatan belajar; bidang pengembangan karier; bidang pengembangan
kehidupan berkeluarga; bidang pengembangan kehidupan keberagamaan. Fungsi utama bimbingan
yang didukung oleh layanan orientasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan. Kegiatan pendukung
untuk layanan ORIN: aplikasi instrumentasi dan himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah
dan alih tangan kasus.

2. Layanan Informasi

Layanan informasi merupakan layanan yang diberikan Oleh Guru Bimbingan dan Konseling kepada
peserta didik Terkait dengan informasi-informasi yang ada di sekolah Maupun luar sekolah. Layanan
informasi bertujuan untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang
berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola
kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.

Pemahaman yang diperoleh melalui layanan INFO digunakan sebagai bahan acuan dalam
meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan
sehari-hari dan mengambil keputusan. Dalam hal pengembangan kemandirian, pemahaman dan
penguasaan peserta terhadap informasi yang diperlukannya akan memungkinkan ia mampu
memahami dan menerima diri dan lingkungannya secara objektif, positif dan dinamis; mengambil
keputusan, mengarahkan diri untuk kegiatan yang berguna sesuai dengan keputusan yang diambil
dan akhirnya mengaktualisasikan diri secara terintegrasi.

Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh jenis layanan Informasi ialah fungsi pemahaman dan
pencegahan. Isi layanan INFO sangat bervariasi, tergantung pada kebutuhan para peserta layanan.
Informasi mengacu kepada seluruh bidang pelayanan konseling, yaitu bidang pengembangan
peribadi, sosial, kegiatan belajar, perencanaan karier, kehidupan berkeluarga dan beragama. Kegiatan
pendukung dalam layanan INFO, di antaranya aplikasi instrumentasi dan himpunan data, konfrensi
kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus.

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan penempatan dan penyaluran merupakan Layanan komunikatif antara Guru Bimbingan dan
Konseling dengan peserta didik sehubungan dengan Minat, bakat dan pemilihan karir yang berujung
pada Masa depan peserta didik. Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa berada
pada posisi dan pilihan yang tepat, yaitu berkenaan dengan posisi duduk dalam kelas, kelompok
belajar, kegiatan ekstra kurikuler, program latihan serta kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan
kondisi fisik dan psikisnya.

Tujuan umum layanan PP adalah diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk
pengembangan potensi dirinya. Tempat yang dimaksudkan itu adalah kondisi lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-emosional dan lebih luas lagi lingkungan budaya yang
secara langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan perkembangan individu. Tujuan khusus
layanan PP dapat dikaitkan dengan fungsi-fungsi konseling yang diemban layanan PP yaitu, fungsi
pencegahan, terkait dengan dampak positif layanan yang dapat mencegah semakin parahnya
masalah, hambatan dan kerugian yang dapat dialami individu atau klien apabila ia dibiarkan dalam
kondisi lingkungan yang sekarang ada, akibatnya ia akan menderita.

4. Layanan penguasaan konten

Layanan penguasaan konten merupakan layanan bantuan kepada individu untuk menguasai
kemampuan dan kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Dimaksudkan untuk memungkinkan
siswa memahami serta mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan
materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya serta tuntutan kemampuan
yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.

Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konten ialah fungsi pemahaman, menyangkut
konten-konten yang isinya merupakan berbagai hal yang perlu dipahami, yaitu seluruh aspek konten
mencakupi, fakta, data, konsep, proses, hukum, aturan, nilai, dan aspek persepsi, afeksi, sikap,
tindakan, memerlukan pemahaman yang memadai. Fungsi pencegahan, apabila kontennya terarah
kepada terhindarnya individu/klien dari mengalami masalah tertentu. Fungsi pengentasan, menjadi
arah layanan apabila penguasaan konten mengatasi masalah yang sedang dialami klien. Fungsi
pemeliharaan dan pengembangan, berhubungan dengan penguasaan konten yang didapat
berdasarkan pengajaran dan latihan. Kegiatan pendukung dalam layanan konten yaitu, aplikasi
instrumentasi dan himpunan data.

5. Layanan Konseling Perorangan

Layanan konseling perorangan merupakan layanan Yang diberikan kepada setiap individu
berdasarkan data Ataupun kerelaan peserta didik untuk hadir bersama Guru Pembimbing atau
konselor dalam wawancara tatap muka Guna membantu peserta didik yang ada dalam permasalahan
untuk mengenal apa yang menjadi Masalahnya, kekuatan dirinya untuk mencari solusi atas Setiap
masalahnya.

Layanan konseling perorangan memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung secara tatap
muka dengan seorang konselor/guru pembimbing terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan
masalah pribadi klien. Dalam suasana tatap muka dilaksanakan interaksi langsung antara konselor
dengan klien, membahas berbagai hal tentang masalah yang dialami klien. Pembahasan tersebut
bersifat mendalam menyentuh hal-hal penting tentang diri klien, bersifat meluas meliputi berbagai
sisi yang menyangkut permasalahan klien, namun juga bersifat spesifik menuju kearah pengentasan
masalah.
Tujuan umum layanan KP adalah terentaskannya masalah yang dialami klien. Masalah klien itu
apabila dicirikan menyangkut tentang, sesuatu yang tidak disukai adanya, suatu yang ingin
dihilangkan, sesuatu yang dapat menghambat atau menimbulkan kerugian. Tujuan khusus layanan
KP yaitu, pertama memahami seluk beluk masalah yang dialami secara mendalam dan komprehensif,
kedua, pemahaman itu mengarah kepada dikembangkannya persepsi dan sikap serta kegiatan untuk
terentaskannya secara spesifik masalah yang dialami klien, ketiga, secara tidak langsung layanan KP
sering menjadikan pengembangan/pemeliharaan potensi dan unsur positif klien sebagai fokus dan
sasaran layanan, keempat, pengembangan/pemeliharaan potensi dan unsur positif yang ada pada
diri klien, diperkuat oleh terentaskannya masalah akan merupakan kekuatan bagi tercegahnya
menjalarnya masalah yang sedang dialami klien, kelima, apabila masalah yang dialami klien
menyangkut dilanggarnya hak-hak klien sehingga klien teraniaya dalam kadar tertentu, layanan KP
dapat menangani sasaran yang bersifat advokasi.

6. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok

Layanan bimbingan dan konseling kelompok Mengarahkan layanan kepada sekelompok


Individu/peserta didik, dengan satu kali kegiatan, layanan Kelompok itu memberikan manfaat atau
jasa kepada Sejumlah individu. Kemanfaatan yang lebih meluas inilah Yang paling menjadi perhatian
semua pihak berkenaan Dengan layanan kelompok itu sendiri.

Layanan Konseling Kelompok dan Bimbingan Kelompok merupakan jenis layanan konseling yang
mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok, dengan konselor sebagai pemimpin
kelompok. Layanan ini mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang
berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan masalah individu yang menjadi peserta
kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian
bersama anggota kelompok, sedangkan dalam konseling kelompok dibahas masalah pribadi yang
dialami masing-masing anggota kelompok. Baik topik umum maupun masalah pribadi itu dibahas
melalui suasana dinamika kelompok yang intensif dan konstruktif. Layanan ini dapat dilakukan di
mana saja, di dalam ruangan atau di luar ruangan, di sekolah atau di luar sekolah, di rumah salah
seorang peserta atau dirumah konselor, di suatu kantor, atau di ruang praktik pribadi konselor.

4. Strategi Layanan Dasar Bimbingan Konseling

1. Bimbingan Klasikal

Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran
program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para
siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan kepada para siswa.
Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan informasi tentang berbagai
hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada
awal pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh
tentang sekolah yang dimasukinya. Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait
dengan sekolah, seperti : kurikulum, personel (pimpinan, para guru, dan staf administrasi), jadwal
pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib sekolah, jurusan (untuk SLTA), kegiatan
ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya. Sementara layanan informasi merupakan proses
bantuan yang diberikan kepada para siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang
penting bagi mereka, baik melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak
maupun elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Layanan informasi untuk
bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam pengembangan diri. Agar semua siswa terlayani
kegiatan bimbingan klasikal perlu terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas.

2. Bimbingan Kelompok

Konselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa melalui kelompok-kelompok kecil (5


s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para siswa. Topik yang
didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common problem)
dan tidak rahasia, seperti : cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola
stress. Layanan bimbingan kelompok ditujukan untuk mengembangkan keterampilan atau perilaku
baru yang lebih efektif dan produktif.

3. Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas

Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, yang
dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor berkolaborasi dengan
guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar,
kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-
aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya :

1) Menciptakan sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar siswa.

2) Memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam.

3) Menandai siswa yang diduga bermasalah.

4) Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching.

5) Mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada
guru pembimbing.

6) memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati siswa.

7) Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi
yang luas kepada siswa tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja,
dan prospek kerja).

8) Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal
ini penting, karena guru merupakan “figur central” bagi siswa).
9) Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara
efektif.

4. Berkolaborasi (Kerja sama) dengan Orang Tua

Dalam upaya meningkatkan kualitas peluncuran program bimbingan, konselor perlu


melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan
terhadap siswa tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui
kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran
antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi siswa atau memecahkan
masalah yang mungkin dihadapi siswa. Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat
dilakukan beberapa upaya, seperti :

a. Kepala sekolah atau komite sekolah mengundang para orang tua untuk datang ke sekolah (minimal
satu semester satu kali), yang pelaksanaannnya dapat bersamaan dengan pembagian rapor.

b. Sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan belajar atau
masalah siswa.

c. Orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke sekolah, terutama menyangkut
kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya.

Anda mungkin juga menyukai