Anda di halaman 1dari 14

KOMPONEN-KOMPONEN LAYANAN BIMBINGAN DAN

KONSELING

“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang
diampu oleh Bapak Dr. Sudjani, M.Pd.”

KELAS PTA A 2018

Disusun Oleh :
Fadia Mayra A. 1801481
Siti Fatimah M. P. 1802017
Anisa Kania F. 1802023
Anandanti Restu Bumi T. H. 1803889
Aida Fatiya Rahmah 1808022
Teguh Amrullah 1808081
Yunika Rizqya Juariah 1808393

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 1
1.3. TUJUAN ................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
2.1. PELAYANAN DASAR .......................................................................................................... 2
2.2. PELAYANAN RESPONSIF .................................................................................................. 4
2.3. PELAYANAN PERENCANAAN INDIVIDUAL ................................................................. 4
2.4. DUKUNGAN SISTEM .......................................................................................................... 5
2.5. PENEMPATAN DAN PENYALURAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING .. 6
2.6. EVALUASI DAN AKUNTABILITAS .................................................................................. 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 10
3.1. KESIMPULAN ..................................................................................................................... 10
3.2. SARAN ................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang
mengalami suatu masalah (konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan saran yang
ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk
mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan
yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup. Bimbingan dan konseling terdapat
di berbagai instansi termasuk di dalam instansi sekolah dengan konseli seorang siswa.
Untuk lebih memahami bimbingan dan konseling, maka perlu mengetahui berbagai hal
tentang bimbingan dan konseling termasuk komponen-komponen yang ada.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja komponen dalam bimbingan dan konseling?

2. Apakah tujuan dari komponen-komponen bimbingan dan konseling?

3. Bagaimanakah implementasinya?

1.3. TUJUAN

1. Mengetahui berbagai macam komponen dalam bimbingan dan konseling.

2. Mengetahui tujuan dari berbagai macam komponen dalam bimbingan dan konseling.

3. Mengetahui cara pengimplementasian komponen dalam bimbingan dan konseling.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PELAYANAN DASAR

Pelayanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada seluruh siswa melalui kegiatan
penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara
sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap
dan tugas-tugas perkembangan yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan
memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya.

Di Amerika Serikat sendiri, istilah pelayanan dasar ini lebih populer dengan sebutan
kurikulum bimbingan (guidance curriculum). Tidak jauh berbeda dengan pelayanan
dasar, kurikulum bimbingan ini diharapkan dapat memfasilitasi peningkatan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan tertentu dalam diri siswa yang tepat dan sesuai dengan tahapan
perkembangannya (Bowers & Hatch dalam Fathur Rahman).

Penggunaan instrumen asesmen perkembangan dan kegiatan tatap muka terjadwal di


kelas sangat diperlukan untuk mendukung implementasi komponen ini. Asesmen
kebutuhan diperlukan untuk dijadikan landasan pengembangan pengalaman terstruktur
yang disebutkan.

Tujuan pelayanan ini adalah sebagai upaya untuk membantu siswa agar:

a. Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan ligkungannya (pendidikan


pekerjaan, sosial budaya, dan agama).

b. Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau


seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya.

c. Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya.

d. Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

Fokus pengembangan pelayanan dasar dirumuskan dan dikemas atas dasar standar
kompetensi kemandirian antara lain mencakup pengembangan: (1) self-esteem, (2)
motivasi berprestasi, (3) keterampilan pengambilan keputusan, (4) keterampilan
pemecahan masalah, (5) keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi, (6)
penyadaran keragaman budaya, dan (7) perilaku bertanggung jawab. Sedangkan hal-hal
yang terkait dengan perkembangan karir (terutama di tingkat SMP/SMA) mencakup
pengembangan: (1) fungsi agama bagi kehidupan, (2) pemantapan pilihan program studi,
(3) keterampilan kerja professional, (4) kesiapan pribadi (fisik-psikis, jasmaniah-
rohaniah) dalam menghadapi pekerjaan, (5) perkembangan dunia kerja, (6) iklim
kehidupan dunia kerja, (7) cara melamar pekerjaan, (8) kasus-kasus kriminalitas, (9)
bahayanya perkelahian masal (tawuran), dan (10) dampak pergaulan bebas.

2
Implementasi program pelayanan dasar bisa melalui bimbingan klasikal, artinya program
yang dirancang menuntut guru untuk melakukan kontak langsung dengan peserta didik di
kelas secara terjadwal. Selain bimbingan klasikal yaitu pelayanan orientasi. Pelayanan ini
merupakan kegiatan yang memungkinkan peserta didik dapat memahami dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama lingkungan Sekolah/Madrasah,
untuk mempermudah atau memperlancar berperannya mereka di lingkungan baru
tersebut. Layanan orientasi bisa dilakukan di Sekolah maupun diluar sekolah. Setelah
layanan orientasi dilanjut dengan pelayanan informasi. Pelayanan ini bersifat pemberian
informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik melalui
komunikasi langsung maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik,
seperti: buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Program BK selanjutnya adalah guru
BK memberikan bimbingan kelompok, bimbingan ini disebut bimbingan kelompok
dengan tujuan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Terakhir adalah
pelayanan pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau
informasi tentang pribadi peserta didik, dan lingkungan peserta didik.Pengumpulan data
ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

Strategi Pelaksanaan Pelayanan dasar

 Bimbingan Kelas; Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan


kontak langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor
memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik. Kegiatan bimbingan
kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat).
 Pelayanan Orientasi; Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan
peserta didik dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru,
terutama lingkungan Sekolah/Madrasah, untuk mempermudah atau memperlancar
berperannya mereka di lingkungan baru tersebut. Pelayanan orientasi ini biasanya
dilaksanakan pada awal program pelajaran baru. Materi pelayanan orientasi di
Sekolah/Madrasah biasanya mencakup organisasi Sekolah/Madrasah, staf dan guru-
guru, kurikulum, program bimbingan dan konseling, program ekstrakurikuler, fasilitas
atau sarana prasarana, dan tata tertib Sekolah/Madrasah.
 Pelayanan Informasi; Yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang
bermanfaat bagi peserta didik. melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung
(melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan
internet).
 Bimbingan Kelompok; Konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta
didik melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan
untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Topik yang didiskusikan
dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common
problem) dan tidak rahasia, seperti : cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat
menghadapi ujian, dan mengelola stress.
 Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi); Merupakan kegiatan untuk
mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi peserta didik, dan lingkungan

3
peserta didik. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik
tes maupun non-tes.

2.2. PELAYANAN RESPONSIF

Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang menghadapi


kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak
segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangan. Tujuan pelayanan responsif adalah membantu siswa agar dapat
memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu
siswa yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Fokus pelayanan responsif bergantung kepada masalah atau
kebutuhan siswa. Masalah dan kebutuhan siswa berkaitan dengan keinginan untuk
memahami sesuatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya secara
positif.

Masalah (gejala perilaku bermasalah) yang mungkin dialami siswa diantaranya : (1)
merasa cemas tentang masa depan, (2) merasa rendah diri, (3) berperilaku impulsif
(kekanak-kanakan atau melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkannya secara matang),
(4) membolos dari sekolah/madrasah, (5) malas belajar, (6) kurang memiliki kebiasaan
belajar yang positif, (7) kurang bisa bergaul, (8) prestasi belajar rendah, (9) malas
beribadah, (10) masalah pergaulan bebas (free sex), (11) masalah tawuran, (12)
manajemen stres, dan (13) masalah dalam keluarga.

Implementasi program pelayanan ini dapat berupa konseling individual dan kelompok,
referral (rujukan atau alih tangan), kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas,
kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah,
konsultasi, bimbingan teman sebaya, konferensi kasus dan kunjungan rumah.

2.3. PELAYANAN PERENCANAAN INDIVIDUAL

Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan
dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan
pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan
kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Menurut Yusuf (2005) layanan perencanaan
individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada siswa agar mampu membuat
dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan
dan kelemahan dirinya. Perencanaan inidividual ini meliputi rencana pendidikan, karir,
dan sosial pribadi sehingga rencana tersebut diharapkan dapat diimplementasikan oleh
siswa bersangkutan sesuai dengan kemampuan.

Strategi yang digunakan dalam layanan perencanaan individual adalah konsultasi dan
konseling (Juntika & Sudianto, 2005). Sedangkan isi dari layanan ini meliputi bidang
pendidikan, bidang karir, dan bidang sosial pribadi. Menurut Gysbers (2006), strategi
dalam layanan perencanaan individual, meliputi :

4
a. Individual appraisal, individu diminta oleh konselor untuk menginterpretasi tentang
bakat, minat, keterampilan, dan prestasi yang ada dalam dirinya sendiri.

b. Individual advisement, konselor meminta individu yang bersangkutan untuk


mempertimbangkan tentang pendidikan, karir, sosial dan pribadi. Kemudian
bagaimana individu tersebut untuk merealisasikan.

c. Transition planning, konselor bekerjasama dengan pihak guru yang lain membantu
individu untuk membuat rencana apakah akan melanjutkan sekolah, bekerja, atau
mengikuti training/kursus.

d. Follow up, konselor bekerjasama dengan pihak guru yang lain menindaklanjuti dari
data yang diperoleh untuk kemudian dievaluasi.

Tujuan pelayanan ini adalah membantu siswa agar memiliki pemahaman tentang diri dan
lingkungannya, mampu merumuskan tjuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap
perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dan
dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah
dirumuskannya. Melalui pelayanan perencanaan individual, siswa diharapkan dapat:

a. Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan, merencanakan karir, dan


mengembangkan kemampuan sosial-pribadi, yang didasarkan atas pengetahuan akan
dirinya, informasi tentang sekolah/madrasah, dunia kerja, dan masyarakatnya.

b. Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya.

c. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.

d. Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.

Fokus pengembangan pelayanan ini berkaitan erat dengan pengembangan aspek


akademik, karir, dan sosial-pribadi. Implementasi pelayanan ini dapat dilakukan dengan
guru BK membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya
berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian
tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Melalui
kegiatan penilaian diri ini, peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan
pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif. Pelayanan perencanaan individual ini
dapat dilakukan juga melalui pelayanan penempatan (penjurusan, dan penyaluran), untuk
membentuk peserta didik menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

2.4. DUKUNGAN SISTEM

Program ini memberikan dukungan kepada guru BK dalam memperlancar


penyelenggaraan pelayanan di atas.Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah
untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah/madrasah.
Dukungan sistem ini meliputi aspek-aspek:

5
a. Pengembangan Jejaring (Networking)
Pengembangan jejaring yang menyangkut kegiatan guru BK meliputi:
1) Konsultasi dengan guru-guru,
2) Menyelenggarakan program kerjasama dengan orang tua atau masyarakat,
3) Berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
sekolah/madrasah,
4) Bekerjasama dengan personel sekolah/madrasah lainnya dalam rangka
menciptakan lingkungan sekolah/madrasah yang kondusif bagi perkembangan
siswa,
5) Melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang berkaitan erat dengan
bimbingan dan konseling, dan
6) Melakukan kerjasama atau kolaborasi dengan ahli lain yang terkait dengan
pelayanan bimbingan dan konseling.

b. Kegiatan Manajemen
Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara,
dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan:
(a) pengembangan program, (b) pengembangan staf, (c) pemanfaatan sumber daya,
dan (d) pengembangan penataan kebijakan.

c. Riset dan Pengembangan


Kegiatan riset dan pengembangan merupakan aktivitas guru BK yang berhubungan
dengan pengembangan profesional secara berkelanjutan meliputi:
1) Merancang, melaksanakan dan memanfaatkan penelitian dalam bimbingan dan
konseling untuk meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling sebagai
sumber data bagi kepentingan kebijakan sekolah dan implementasi proses
pembelajaran, serta pengembangan program bagi peningkatan unjuk kerja
profesional guru BK;
2) Merancang, melaksanakan dan mengevaluasi aktivitas pengembangan diri guru
BK profesional sesuai dengan standar kompetensi guru BK;
3) Mengembangkan kesadaran komitmen terhadap etika profesional;
4) Berperan aktif di dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling.

2.5. PENEMPATAN DAN PENYALURAN LAYANAN BIMBINGAN DAN


KONSELING

Purwoko (2008: 59) menjelaskan bahwa layanan penempatan dan penyaluran adalah
serangkaian kegiatan bantuan yang diberikan kepada siswa agar siswa dapat
menempatkan dan menyalurkan segala potensinya pada kondisi yang sesuai. Mulyadi
(2003:26) menjelaskan bahwa layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan
dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan atau program studi, program latihan, magang, kegiatan
ekstrakurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat, serta kondisi pribadinya.

6
Layanan penempatan di dalam kelas itu merupakan jenis layanan yang paling sederhana
dan mudah dibandingkan dengan layanan penempatan penyaluran lainnya.Namun
demikian, penyelenggaraannya tidak boleh diabaikan. Penempatan masing-masing siswa
secara tepat akan membawa keuntungan sebagai berikut.

a. Bagi siswa yang bersangkutan, yaitu memberikan penyesuaian dan pemeliharaan


terhadap kondisi individual siswa (kondisi fisik, mental, sosial).

b. Bagi guru, khususnya dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas dengan penempatan
yang tepat menjadi lebih mudah menggerakkan dan mengembangkan semangat
belajar siswa.

Penempatan dan Penyaluran Lulusan dapat dilakukan dengan penempatan dan penyaluran
siswa pada pendidikan lanjutan, penempatan dan penyaluran ke dalam jabatan/pekerjaan

2.6. EVALUASI DAN AKUNTABILITAS

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu Evaluation. Dalam buku “Essentials of
Educational Evaluation”, Edwind Wand dan Gerald W. Brown, mengatakan bahwa :
“Evaluation rafer to the act or prosses to determining the value of something”. Jadi
menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari pada sesuatu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa evaluasi
terhadap kegiatan bimbingan dan konseling, mengandung tiga aspek penilaian, yaitu:

a. Penilaian terhadap program bimbingan dan konseling.

b. Penilaian terhadap proses pelaksanaan bimbingan dan konseling.

c. Penilaian terhadap hasil (Product) dari pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan


dan konseling.

Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian


tujuan dari program yang telah ditetapkan.

a. Tujuan Umum
1) Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subjek yang telah
memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling.
2) Mengetahui tingkat efesiensi dan efektifitas strategi pelaksanaan program
bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.
3) Secara operasional, penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program bimbingan
dan konseling ditujukan untuk:
a) Meneliti secara berkala pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
b) Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas dari layanan bimbingan dan
konseling.
c) Mengetahui jenis layanan yang sudah atau belum dilaksanakan dan atau
perlu diadakan perbaikan dan pengembangan.

7
d) Mengetahui sampai sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam usaha
menunjang keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling apakah sudah ada
atau belum diberikan kepada siswa di sekolah/madrasah.
2) Untuk mengetahui aspek-aspek lain apakah yang perlu dimasukkan ke dalam
program bimbingan untuk perbaikan layanan yang diberikan.
3) Untuk membantu kepala sekolah/madrasah, guru-guru termasuk pembimbing atau
konselor dalam melakukan perbaikan tata kerja mereka dalam memahami dan
memenuhi kebutuhan tiap-tiap siswa.
4) Untuk mengetahui dalam bagian-bagian manakah dari program bimbingan yang
perlu diadakan perbaikan-perbaika.
5) Untuk mendorong semua personil bimbingan agar bekerja leih giat dalam
mengembangkan program-program bimbingan.

Adapun fungsi evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah adalah:

a. Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing (konselor) untuk
memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling.

b. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan
orang tua siswa tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian
tugas-tugas perkembangan siswa, agar secara bersinergi atau berkolaborasi
meningkatkan kualitas implementasi program bimbingan dan konseling di
sekolah/madrasah.

Aspek yang dinilai baik prosesnya maupun hasil antara lain:

a. kesesuaian antara program dengan pelaksanaan;

b. keterlaksanaan program;

c. hambatan-hambatan yang dijumpai;

d. dampak pelayanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar;

e. respon peserta didik, personel sekolah/madrasah, orang tua, dan masyarakat terhadap
pelayanan bimbingan;

f. perubahan kemajuan peserta didik dilihat dari pencapaian tujuan pelayanan


bimbingan, pencapaian tugas-tugas perkembangan dan hasil belajar, dan keberhasilan
peserta didik setelah menamatkan sekolah/madrasah baik pada studi lanjutan ataupun
pada kehidupannya di masyarakat.

8
Pelaksanaan evaluasi program ditempuh melalui langkah-langkah berikut.

a. Merumuskan masalah atau instrumentasi. Karena tujuan evaluasi adalah memperoleh


data yang diperlukan untuk mengambil keputusan, maka konselor perlu
mempersiapkan instrumen yang terkait dengan hal-hal yang akan dievaluasi, pada
dasarnya terkait dengan dua aspek pokok yang akan dievaluasi yaitu: (1) tingkat
keterlaksanaan program/pelayanan (aspek proses), dan (2) tingkat ketercapaian tujuan
program/pelayanan (aspek hasil).

b. Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data. Untuk memperoleh data


yang diperlukan, yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program,
maka konselor perlu menyusun instrumen yang relevan dengan kedua aspek tersebut.
Instrumen itu diantaranya inventori, angket, pedoman wawancara, pedoman
observasi, dan studi dokumentasi.

c. Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah data diperoleh maka data itu
dianalisis, yaitu menelaah tentang program apa saja yang telah dan belum
dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan belum tercapai.

d. Melakukan tindak lanjut (follow up). Berdasarkan temuan yang diperoleh, maka dapat
dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan ini dapat meliputi dua kegiatan, yaitu (1)
memperbaiki hal-hal yang dipandang lemah, kurang tepat, atau kurang relevan dengan
tujuan yang ingin dicapai, dan (2) mengembangkan program, dengan cara mengubah
atau menambah beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas atau
efektivitas program.

Akuntabilitas pelayanan terwujud dalam kejelasan program, proses implementasi, dan


hasil-hasil yang dicapai serta informasi yang dapat menjelaskan apa dan mengapa sesuatu
proses dan hasil terjadi atau tidak terjadi. Hal yang amat penting di dalam akuntabilitas
adalah informasi yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
dan/atau kegagalan peserta didik di dalam mencapai kompetensi.Oleh karena itu seorang
konselor perlu menguasai data dan bertindak atas dasar data yang terkait dengan
perkembangan peserta didik.

Hasil evaluasi menjadi umpan balik program yang memerlukan perbaikan, kebutuhan
peserta didik yang belum terlayani, kemampuan personil dalam melaksanakan program,
serta dampak program terhadap perubahan perilaku peserta didik dan pencapaian prestasi
akademik, peningkatan mutu proses pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.

Hasil analisis harus ditindaklanjuti dengan menyusun program selanjutnya sebagai


kesinambungan program, mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan bimbingan
dan konseling lebih optimal, melakukan referal bagi peserta didik-peserta didik yang
memerlukan bantuan khusus dari ahli lain, serta mengembangkan komitmen baru
kebijakan orientasi dan implementasi pelayanan bimbingan dan konseling selanjutnya.

9
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN

Komponen-komponen layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian penting


dalam pelayanan imbingan dan konseling yang di dalamnya terdapat pelayanan dasar,
pelayanan responsif, pelayanan perencanaan individual, dan lainnya. Pengaplikasian dari
komponen-komponen layanan bimbingan dan konseling diterapkan pada penempatan dan
penyaluran bimbingan dan konseling dan pada evaluasi dan akuntabilitas. Dijabarkannya
komponen layanan bimbingan dan konseling bertujuan memberi gambaran dan
pengasahan kepada pembimbing/pengajar sebagai acuan dalam proses layanan bimbingan
dan konselong dalam pembelajaran guna meningkatkan dan membantu kebutuhan siswa.

3.2. SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah di atas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kata sempurna. Maka, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk dapat
meningkatkan kualitas makalah pada masa mendatang.

10
DAFTAR PUSTAKA
Yantika, Novat. (2015). Komponen-komponen Layanan dan Konseling. [Online]. Diakses
dari http://novatyantika.blogspot.com/2015/03/komponen-komponen-layanan-
bimbingan-dan.html?m=1.

Sudrajat, Akhmad. (2012). Pelayanan Dasar Bimbingan dan Konseling Komprehensif


(Kurikulum Bimbingan). [Online]. Diakses dari
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/02/07/pelayanan-dasar-bimbingan-dan-
konseling-kurikulum-bimbingan/.

Belajarpsikologi. (2009). Pengertian Bimbingan dan Konseling. [Online]. Diakses dari


https://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling/.

11

Anda mungkin juga menyukai