PENDAHULUANA.
Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Dengan mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahanyang sedang
dibicarakan, anak akan memahami materi yang harus dikuasainya itu. Ini
menunjukkan bahwa materi yang mempunyai suatu polaatau struktur tertentu
akan lebih dipahami dan diingat anak.
1.Tahap Enaktif
Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak
secaralangsung terlihat dalam memanipulasi (mengotak atik)
objek.Pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-
benda konkrit atau menggunakan situasi yang nyata. Misalnya
untuk memahami konsep operasi pengurangan bilangan cacah 7
4, anak memerlukan pengalaman mengambil/membuang 4 benda
darisekelompok 7 benda
2.Tahap Ikonik
Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiraninternal dimana
pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak,
berhubungan dengan mentalyang merupakan gambaran dari objek-objek yang
dimanipulasinya.Misalnya untuk memahami konsep operasi pengurangan bilangan cacah7
4, anak diberi gambar atau benda
3. Tahap Simbolik
4=3
J. S. Bruner dalam belajar matematika menekankan pendekatandengan
bentuk spiral. Pendekatan spiral dalam belajar mengajarmatematika adalah
menanamkan konsep dan dimulai dengan bendakongkrit secara intuitif,
kemudian pada tahap-tahap yang lebih tinggi(sesuai dengan kemampuan
siswa) konsep ini diajarkan dalam bentuk yang abstrak dengan
menggunakan notasi yang lebih umum dipakai dalammatematika.
Penggunaan konsep Bruner dimulai dari cara intuitif keanalisis, dari
eksplorasi ke penguasaan. Misalnya, jika ingin menunjukkanangka 3 (tiga)
supaya menunjukkan sebuah himpunan dengan tigaanggotanya. Contoh
himpunan tiga buah mangga. Untuk menanamkanpengertian 3 diberikan 3
contoh himpunan jeruk. Tiga jeruk sama dengan3 jeruk.
Selain itu, berdasarkan percobaan dan pengalamannya Brunermerumuskan 4 prinsip-prinsip cara
belajar dan mengajar matematika yangdisebut teorema atau dalil. Adapun keempat teorema
(dalil) tersebutsebagai berikut.1.
Dalil ini menyatakan bahwa jika anak ingin mempunyaikemampuan dalam hal
menguasai konsep, teorema, definisi dansemacamnya, anak harus dilatih untuk
melakukan penyusunanpresentasinya. Untuk melekatkan ide atau definisi
tertentu dalampikiran, anak-anak harus menguasai konsep dengan mencoba
danmelakukannya sendiri. Dengan demikian, jika anak aktif dan terlibatdalam
kegiatan mempelajari konsep yang dilakukan dengan jalanmemperlihatkan
representasi konsep tersebut, maka anak akan lebihmemahaminya.
2.Dalil Notasi
Dalil notasi mengungkapkan bahwa pada permulaan penyajiansuatu konsep ditanamkan pada
anak , seharusnya menggunakan notasiyang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.Sebagai contoh pada
permulaan konsep fungsi diperkenalkan padasiswa SD kelas
kelas akhir ,notasi yang sesuai untuk menyatakanfungsi yaitu
=2
+ 3, untuk tingkat yang lebih tinggi misalanyaSLTP notasi fungsi yang digunakan y = 2x + 3, baru
setelah anak memasuki SMA atau mahasiswa di perguruan tinggi f (x) dikenalkan.
Dari contoh tersebut nampak notasi yang diberikan tahap demitahap ini sifatnya berurutan dari
yang paling sederhana sampai yangpaling sulit. Penyajian seperti ini dalam matematika
merupakanpendekatan spiral. Dalam pendekatan spiral setiap ide
ide matematikadisajikan secara sistematis dengan menggunakan notasi
notasi yangbertingkat. Pada awal notasi ini sederhana,diikuti notasi yangberikutnya yang lebih
kompleks. Notasi yang terakhir, yang mungkinbelum dikenal sebelumnya oleh anak, umumnya
merupakan notasi yang akan banyak digunakan dan diperlukan dalam
pembangunankonsep matematika lanjutan.
contoh bilangan ganjil yang termasuk bilangan prima dengan yangbukan bilangan prima. Pada siswa
harus diperlihatkan bahwa tidak semua bilangan ganjil termasuk bilangan prima, sebab bilanganprima
tidak habis dibagi oleh bilangan lain selain oleh bilanganitu sendiri dan satu.
Untuk menjelaskan segitiga siku-siku, perlu diberi contoh yanggambar-gambarnya tidak selalu
tegak dengan sisi miringnyadalam kedudukan miring,tapi perlu juga diberikan gambar dengan
sisimiring dalam keadaan mendatar atau membujur. Dengan cara ini anak terlatih dalam memeriksa,
apakah segitiga yang diberikan kepadanyatergolong segitiga siku
siku atau tidak. Perhatikan gambar 3.6 dibawah ini
4.Dalil Pengaitan
Dalil pengaitan menyatakan bahwa dalam matematika itu setiapkonsep
berkaitan dengan konsep lainnya terdapat hubungan yang erat,bukan saja dari segi
isi,namun juga dari segi rumus yangdigunakan. Materi yang satu mungkin
merupakan prasyarat bagiyang lainnya, atau suatu konsep tertentu diperlukan
untuk menjelaskan konsep lainnya.
Misalnya rumus luas persegi panjang merupakan materi prasyaratuntuk
penemuan rumus luas jajargenjang yang diturunkan dari rumuspersegi panjang.
volume tabung.Guru harus dapat menjelaskan kaitan-kaiatan tersebut kepada siswa.Hal ini penting
agar siswa dalam belajar matematika lebih berhasil.Dengan melihat kaitan
kaitan itu diharapkan siswa tidak beranggapanbahwa cabang
cabang dalam matematika itu berdiri sendiri melainkansaling keterkaitan satu sama lainnya.
D.Ciri Khas Teori Bruner dan Perbedaannya dengan Teori yang lain
Teori Bruner mempunyai ciri khas daripada teori belajar yang lain yaitutentang
d
is
covery
yaitu belajar dengan menemukan konsep sendiri.Disamping itu, karena teori Bruner ini banyak
menuntut pengulangan-penulangan, maka desain yang berulang-ulang itu dis
ebut kur
ikulum spiralkurikulum
.
Secara singkat, kurikulum spiral menuntut guru untuk memberimateri pelajaran setahap demi setahap dari
yang sederhana ke yang kompleks,dimana materi yang sebelumnya sudah diberikan suatu saat muncul
kembalisecara terintegrasi di dalam suatu materi baru yang lebih kompleks. Demikianseterusnya
sehingga siswa telah mempelajari suatu ilmu pengetahuan secarautuh.
Bruner berpendapat bahwa seseorang murid belajar dengan caramenemui
struktur konsep-konsep yang dipelajari. Anak-anak membentuk konsep dengan
melihat benda-benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan perbedaan. Selain itu,
pembelajaran didasarkan kepada merangsang siswamenemukan konsep yang baru
dengan menghubungkan kepada konsepyang lama melalui pembelajaran penemuan.
Lebar = 4 satuan
b.
Tahap Ikonik
Penyajian pada tahap ini dapat diberikan gambar-gambar dan Andadapat berikan sebagai berikut
c.
Tahap Simbolik Siswa diminta untuk mngeneralisasikan untuk menenukan rumus luasdaerah persegi
panjang. Jika simbolis ukuran panjang p, ukuranlebarnya l , dan luas daerah persegi panjang L
maka jawaban yang diharapkan L = p x l satuan Jadi luas persegipanjang adalah ukuran panjang dikali
dengan ukuran lebar.
3.
Penerapan Teori Bruner dalam Membelajarkan Soal CeritaPenjumlahan (dengan bermain peran)
Tahap Enaktif
Soal cerita yang akan dimainperankan:Niar memegang pensil 3Nurul memegang pensil 4Pensil Niar dan
pensil Nurul digabungdiberikan pada bu guruberapa Pensil yang diterima bu guru
Teknis peragaannya:
Dua orang siswa bernama Niar dan Nurul dipanggil ke depan. Niardiberi pensil 3 buah oleh gurunya.
Nurul diberi pensil 4 buah.Guru itu kemudian menanyakan kepada siswa-
siswa lainnya, Anak
-
anak, berapa pensil yang dipegang temanmu Niar?, (sambil meminta
Niar mengangkat tinggi-tinggi 3 pensil yang dipegangnya). Setelahpara siswa l
ainnya menjawab tiga..., guru kemudian menuliskan
angka 3 di papan tulis.3
Pertanyaan berikutnya, Anak
-anak, berapa pensil yang dipegang
temanmu Nurul?, (sambil meminta Nurul mengangkat tinggi
-tinggi 4pensil yang dipegangnya). Setelah para siswa lainnya menjawab
Tahap Ikonik
Setelah pengalaman konkrit melalui kegiatan bermain perandilakukan dan dirasa siswa sudah tampak
mendapatkan gambarantentang arti matematika dari soal cerita yang baru sajadimainperankan,
tahapan berikutnya adalah tahapan ikonik. Padatahap ini tiap siswa diberi satu LKS. Isi LKSnya
adalah soal-soalcerita yang semuanya ditulis di atas gambar-gambar yangmemperagakan soal-soal
cerita tersebut. Tujuannya untuk memantapkan pemahaman siswa yang baru saja diperoleh
darikegiatan bermain peran
+ =2.
+ =3.
+=
Tahap Abstrak
Setelah siswa menjalani tahapan pembelajaran konkrit (melaluikegiatan bermain peran) dan ikonik
(melalui kegiatan mengisi LKS)maka tahapan berikutnya (terakhir) adalah abstrak. Pada tahap
inisoal-soal cerita yang diberikan kepada siswa murni soal cerita yanghanya berupa kalimat yang
ditulis dalam bentuk huruf-huruf danangka-angka saja. Sarana yang digunakan untuk
mengukurketercapaian tujuan pembelajarannya adalah LTS (Lembar TugasSiswa). Berikut bentuk LTS
yang dimaksud.Contohanto membeli 2 pensilmembeli lagi 4 pensilberapa pensil anto sekarangJawab:
2 + 4 = 61. andi diberi buku 5diberi lagi oleh ayah 2berapa buku andi sekarangJawab2. budi memetik
mangga 5memetik lagi mangga 3berapa mangga budi sekarangJawab3. cahya membeli kerupuk 4
membeli lagi 3berapa kerupuk cahya sekarangJawab4. dani diberi ayam 3diberi lagi 6 oleh
pamannyaberapa ayam dani sekarangJawab
G.
BAB IIIPENUTUPA.
Kesimpulan
1.
Bruner menekankan pada proses belajar anak (siswa) meggunakanmetode mental, yaitu individu yang
belajar mengalami sendiri apa yangdipelajarinya agar proses tersebut dapat direkam dalam pikirannya
dengancaranya sendiri.3.
Tahap Enaktif b.
Tahap Ikonik c.
Tahap Simbolik 4.
Keunggulan dan Kekurangan Teori Brunerkelebihan dan kelemahan konsep ini yaitu belajar mengajar
konsep inisangat cocok untuk materi pelajaran yang bersifat kognetif.Kelemahannya adalah memakan
waktu yang cukup banyak, dan kalaukurang terpimpin atau kurang terarah dapat menjerumus
kepadakekacauan dan kekaburan atas materi yang dipelajari
B.Saran
Dalam mengajar matematika kepada siswa, sebaiknya Guru memberikanpertanyaan-
pertanyaan untuk mendorong siswa memberikan dugaansementara
, bertindak sebagai fasilitator, dan menggunakan berbagai alatperaga serta selalu mendorong siswa
mengembangkan pikirannya.