Anda di halaman 1dari 12

UJIAN FINAL SEMESTER

MATA KULIAH : LANDASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


TANGGAL : 01 DESEMBER 2012
DOSEN: PROF.DR. EFENDI NAPITUPULU, M.PD

SOAL:

1. Jelaskan konsep, prinsip, prosedur dan bidang garapan teknologi pendidikan


2. Apa yang disebut dengan pendekatan sistem dan bagaimana aplikasi konsep tersebut
dalam pemecahan masalah pembelajaran ?
3. Uraikan bagaimana prosedur pengembangan model pembelajaran berbasis TIK.
4. Apa hubungan teknik intelektual dengan prosedur pemecahan masalah, berikan satu
contoh dalam kasus pengembangan sistem instruksional.
5. Desainlah satu program sebagai salah cara untuk dapat mengembangkan kinerja
sumber daya pendidikan masa depan.

PENYELESAIAN

1
1) Konsep , Prinsip dan Prosedur dan Bidang Garapan Teknologi Pendidikan.
 Teknologi Pendidikan sebagai suatu bidang garapan.
Bidang garapan adalah kerangka kerja untuk memandu kegiatan di lapangan.
Teknologi pendidikan secara operasional memiliki lembaga resmi yang dijadikan
acuan untuk seluruh kegiatan dalam lingkup pekerjaan teknologi pendidikan Tadi
disebutkan bahwa bidang garapan diyakini sebagai (bagian) pekerjaan atau kerangka
kerja. Para praktisi menerapkannya sebagai acuan kegiatan terpadu bersama teori
(konsep) dan kajiannya di lapangan. Dengan rumusan tersebut setiap orang yang
terlibat di dalam dunia teknologi pendidikan akan menganggap bidang garapan
sebagai pola kegiatan penciptaan lapangan kerja. Bidang garapan merupakan
pencerminan keahlian, dan pengetahuan terapan. Berdasarkan hasil lapangan, temuan
dimanfaatkan untuk menemukan konsep terapan baru.
 Syarat suatu bidang garapan
Sebagai suatu bidang garapan, teknologi pendidikan harus memenuhi beberapa
persyaratan. Persyaratan tersebut diantaranya adalah memiliki tehnik intelektual,
pendekatan praktis dan operasional, dan menghasilkan produk tertentu atau
suatu yang berwujud. Tehnik intelektual tersedia karena teknologi pendidikan
memiliki teori serta kajian ilmiah lain; sedang pendekatan praktis dan operasional
terbentuk karena teori atau kajian ilmiah tadi merumuskan prosedur kerja sistematis
yang dapat dilaksanakan oleh para praktisi. Kawasan merupakan landasan pembinaan
bidang garapan dan terapan. Teori-teori dan kajian ilmiah tadi memandu arah kerja
bidang garapan dari teknologi pendidikan. Salah satu ciri yang menonjol dari
teknologi pendidikan sebagai bidang garapan adalah memiliki ciri khusus atau unik.
Teknologi pendidikan berbeda dari yang lain, walau mengacu pada teknologi tapi
garapan teknologi selalu dikaitkan dengan dunia pendidikan. Ciri ini tidak dimiliki
oleh bidang garapan lain.
 Kawasan Teknologi Pembelajaran

Definisi 1994, dirumuskan berlandaskan lima bidang garapan dari Teknologi


Pembelajaran, yaitu : Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan dan
Penilaian. Kelima hal ini merupakan kawasan (domain) dari bidang Teknologi
Pembelajaran. Di bawah ini akan diuraikan kelima kawasan tersebut, dengan sub
kategori dan konsep yang terkait :

2
1. Kawasan Desain
 Desain Sistem Pembelajaran ; yaitu prosedur yang terorganisasi, meliputi :
langkah-langkah : (a) penganalisaan (proses perumusan apa yang akan
dipelajari); (b) perancangan (proses penjabaran bagaimana cara
mempelajarinya); (c) pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau
produksi bahan-bahan pelajaran); (d) pelaksanaan/aplikasi (pemanfaatan
bahan dan strategi) dan (e) penilaian (proses penentuan ketepatan
pembelajaran).
 Desain Pesan; yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan
agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan
prinsip-prinsip perhatian, persepsi,dan daya tangkap.
 Strategi Pembelajaran ; yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan
peristiwa belajar atau kegiatan belajar dalam suatu pelajaran. Teori tentang
strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen belajar/mengajar.
 Karakteristik Pembelajar, yaitu segi-segi latar belakang pengalaman
pembelajar yang mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya.
Karaketeristik pembelajar mencakup keadaan sosio-psiko-fisik pembelajar.

2. Kawasan Pengembangan
 Teknologi Cetak ; adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan,
seperti : buku-buku, bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui pencetakan
mekanis atau photografis.
 Teknologi Audio-Visual : merupakan cara memproduksi dan menyampaikan
bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronis untuk menyajikan pesan-
pesan audio dan visual.
 Teknologi Berbasis Komputer : merupakan cara-cara memproduksi dan
menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada
mikroprosesor.
 Teknologi Terpadu; merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan
bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer

3. Kawasan Pemanfaatan

3
 Pemanfaatan Media; yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber belajar.
Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan
pada spesifikasi desain pembelajaran.
 Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi malalui strategi yang terrencana
dengan tujuan untuk diadopsi.
 Implementasi dan Institusionalisasi; yaitu penggunaan bahan dan strategi
pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya (bukan tersimulasikan).
Sedangkan institusionalisasi penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi
pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi.
Kebijakan dan Regulasi; adalah aturan dan tindakan yang mempengaruhi difusi dan
pemanfaatan teknologi pembelajaran.

2) Pendekatan sistem dan bagaimana aplikasi konsep tersebut dalam pemecahan


masalah pembelajaran

Pendekatan sistem merupakan suatu metode ilmiah, dimana proses pencapaian hasil atau
tujuan logis dari pemecahan masalah dilakukan dengan cara efektif dan efisien. Menurut
Reigeluth, pendekatan sistem adalah transaksi dari suatu urutan logis dari operasi untuk
tujuan mengubah satu atau lebih faktor dalam suatu sistem. Penerapan pendekatan sistem ini
dapat membantu mencapai suatu efek sinergitis dimana tindakan-tindakan berbagai bagian
yang berbeda dari sistem tersebut bila dipersatukan akan memiliki dampak yang lebih besar
dibandingkan terpisah bagian demi bagian. Jadi, pendekatan sistem merupakan aplikasi
pandangan sistem (system view or system thinking) dalam upaya memahami sesuatu atau
untuk memecahkan suatu permasalahan secara lebih efektif dan efisien.

Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisik (misalnya: sistem tata
surya, rakitan mesin), dapat dihubungkan dengan analisis biotis (misalnya: jaring-jaring
ekologis, koordinasi tubuh manusia), dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial
(misalnya: kehidupan ekonomis, gejala pendidikan, pola nilai hidup). Analisis sistem sosial
relatif lebih rumit dibanding analisis sistem fisik dan sistem biotis, sistem sosial seperti
sistem pendidikan pada umumnya bersifat terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah
dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di luar sistem (rentan terhadap pengaruh luar). Sebagai
contoh, sistem persekolah yang mudah dipengaruhi oleh situasi/trend di masyarakat dan
kebijakan pemerintah. Karakter sistem pendidikan yang bersifat terbuka ini menuntut

4
konsekuensi penyelenggaraan pendidikan sekolah yang lebih kritis dan kreatif dalam mencari
alternatif pengembangan secara berkesinambungan.

Pendekatan sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah yang dilakukan
dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan melakukan analisis secara sistem.
Pendekatan sistem diperlukan apabila kita menghadapi suatu masalah yang kompleks
sehingga diperlukan analisa terhadap permasalahan tadi, untuk memahami hubungan bagian
dengan bagian lain dalam masalah tersebut, serta kaitan antara masalah tersebut dengan
masalah lainnya. Keuntungan yang diperoleh apabila pendekatan sistem ini dilaksanakan
antara lain :

1. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga
penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya terbatas akan dapat
dihindari.
2. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat
dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.
3. Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih cepat
dan objektif.
4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program. Jadi pelbagai
kemungkinan yang tersedia dapat diperhitungkan, sehingga tidak ada yang luput dari
perhatian. Sekalipun demikian bukan berarti pendekatan sistem tidak mempunyai
kelemahan, salah satu kelemahan yang penting adalah dapat terjebak dalam
perhitungan yang terlalu rinci, sehingga menyulitkan pengambilan keputusan dan
dengan demikian masalah yang dihadapi tidak akan dapat diselesaikan.

Dalam pendekatan sistem upaya pemecahan masalah secara menyeluruh dilakukan dengan
analisa sistem. Ada banyak batasan tentang analisa sistem, beberapa di antaranya:

1. Analisa sistem adalah proses untuk menentukan hubungan yang ada dan relevansi
antara beberapa komponen (subsistem) dari suatu sistem yang ada.
2. Analisa sistem adalah suatu cara kerja yang dengan mempergunakan fasilitas yang
ada, dilakukan pengumpulan pelbagai masalah yang dihadapi untuk kemudian
dicarikan pelbagai jalan keluarnya, lengkap dengan uraian, sehingga membantu
administrator dalam mengambil keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.

5
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu analisa sistem yang baik adalah :

1. Tentukan input dan output dasar dari sistem.


2. Tentukan proses yang dilakukan di tiap-tiap tahap.
3. Rancang perbaikan sistem dan lakukan pengujian dengan :

- Fersibility : cari yang memungkinkan

- Viability : kelangsungan

- Cost : cari yang harganya murah/terjangkau

- Effectiveness : dengan input yang sedikit, output besar.

4. Buat rencana kerja dan penunjukkan tenaga.

5. Implementasikan dan penilaian terhadap sistem yang baru.

Pendekatan sistem adalah satu kesatuan dalam: (1) a way of thinking (filsafat sistem), yaitu
sebuah paradigma baru dari persepsi dan penjelasan, yang diwujudkan dalam gabungan,
berpikir holistik, tujuan-mencari, hubungan sebab akibat, dan proses-penyelidikan yang fokus
dengan titik sasaran dapat menggambarkan suatu rancang bangun atau unsur pendekatan
sistem yang akan bermanfaat dan mudah diaplikasikan pada tugas-tugas manajerial dalam
konteks merumuskan strategi.

(2) a method or technique of analysis (analisis sistem), yaitu pengamatan dan pemeriksaan
fenomena yang berhubungan untuk tujuan memahami cara berinteraksi dari beberapa faktor
dan mempengaruhi kinerja sebuah sistem dalam periode waktu yang lama (Reigeluth).
Analisis sistem menekankan pada metode berfikir dan bekerja mengenai bagaimana
menggunakan sumber-sumber yang tersedia secara optimal atau pendekatan yang bermanfaat
pada proses pengambilan keputusan baik yang dilakukan pada tingkat manajerial maupun
operasional.

(3) a managerial style (manajemen sistem), yaitu menekankan pada metode berfikir dan
bekerja dengan titik sasaran pada upaya pencarian manfaat. Manajemen sistem menggunakan
metode sintesis (memadukan semua unsur dalam satu kesatuan), untuk mengintegrasikan
operasi kerja melalui perencanaan operasional sehingga jaringan hubungan antar komponen

6
menjadi jelas atau pendekatan yang berguna dalam pengelolaan organisasi-organisasi besar
terutama dalam pengelolaan fungsi, proyek, atau program-program.

Salah satu model sistem yang sangat umum adalah model ”masukan-proses-hasil”, dimana
antara masukan dan hasil terdapat sebuah proses yang memiliki banyak komponen yang
saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama. Sistem Pendidikan Nasional juga
merupakan sebuah sistem yang kompleks, dimana sumber-sumber masukan dari masyarakat
ke dalam sistem pendidikan nasional dapat berupa informasi, energi atau tenaga dan bahan-
bahan.

Hal ini dapat tergambar dari Sistem Pendidikan Nasional dalam Peraturan Pemerintah nomor
19 tahun 2005 mengenai Standar Pendidikan Nasional di bawah ini.

Terdapat dua jenis masukan dalam bentuk informasi, yaitu informasi produk dan informasi
operasional. Informasi produk berupa kualitas dan kuantitas peserta didik. Kualitas peserta
didik meliputi identitas, latar belakang keluarga (termasuk sosial ekonomi), kemampuan,
minat, dan sebagainya. Kuantitas peserta didik menyangkut jumlah keseluruhan peserta didik
dalam umur siap sekolah dan mempunyai kebutuhan untuk mengikuti kegiatan pendidikan.
Jumlah keseluruhan peserta didik tersebut menurut kesatuan wilayah baik provinsi,
kabupaten, kecamatan, dan desa.

Sedangkan informasi operasional berupa sumber daya kependidikan, penghasilan nasional,


penghasilan perkapita, ilmu, seni, teknologi, cita-cita nasional dan segala barang dan
peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan pendidikan. Di samping itu, juga termasuk
informasi lingkungan meliputi sistem bio-sosial, sistem sosial budaya, sosial ekonomi, dan
sosial politik.

Adapun masukan dalam bentuk energi atau tenaga adalah energi manusia yang meliputi
semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan baik peserta didik, pendidik
dan tenaga kependidikan. Di samping itu, diperlukan energi bukan manusia berupa listrik,
gas, bensin, dan sebagainya yang dapat dipergunakan sebagai peralatan pendidikan dan
administratif dalam melancarkan operasional pendidikan dan administrasi.

Masukan berupa bahan-bahan adalah sumber-sumber Sistem Pendidikan Nasional non-


manusia seperti kurikulum, buku pelajaran, sarana dan prasarana pendidikan dan

7
administrasi, teknologi pendidikan, bangunan dan sebagainya. Di samping itu, termasuk
masukan berupa penghasilan nasional dan penghasilan per kapita yang tersedia untuk
membiayai seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan nasional.

Selanjutnya, proses dalam sistem pendidikan nasional meliputi komponen-komponen sebagai


berikut:

1. Tujuan pendidikan, yaitu sesuatu hal yang diharapkan dapat dicapai sepanjang proses.
Tujuan pada akhir keseluruhan proses adalah tujuan umum atau tujuan nasional
pendidikan. Sedangkan untuk sampai pada akhir proses, terdapat sederatan tujuan
yang disebut tujuan khusus. Tujuan-tujuan ini berfungsi sebagai pengarah operasional
kegiatan pendidikan.
2. Organisasi Pendidikan, yaitu keseluruhan tatanan hubungan antar bagian-bagian dan
antar unsur-unsur dalam sebuah kesatuan sistem pendidikan nasional.
3. Masa Pendidikan, yaitu jangka waktu kelangsungan seluruh kegiatan di sebuah satuan
pendidikan.
4. Prasarana Pendidikan, yaitu segala hal yang merupakan penunjang terselenggaranya
proses pendidikan dalam sistem pendidikan nasional.
5. Sarana Pendidikan, yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat pendidikan
dalam mencapai tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan efektivitas dan
efisiensi proses pendidikan.
6. Isi Pendidikan, yaitu semua hal atau pengalaman yang perlu dipelajari oleh peserta
didik.
7. Pendidik dan Tenaga Kependidikan, yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan (guru, pustakawan, teknolog
pendidikan, dan sebagainya).
8. Peserta didik, yaitu semua anak, remaja, dan orang dewasa yang terlibat dalam proses
pendidikan.

Kemudian, hasil dari proses pendidikan dapat digambarkan sebagai sejumlah orang-orang
terdidik dalam kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang secara optimal dapat
dicapai oleh setiap orang. Pada akhirnya setiap individu mampi terus belajar dalam rangka
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor secara maksimal, menjadi
anggota masyarakat yang baik dalam berperan sebagai anggota keluarga, anggota
masyarakat, dan warga negara, dan menjadi hamba Tuhan yang beriman dan bertaqwa.
8
Menurut Peter Senge, penyelenggaraan suatu sistem pendidikan di sebuah negara dapat
digambarkan ke dalam sebuah nested system yang sistematis dan sistemik. Sistem
instruksional merupakan dasar yang sangat penting dari semua komponen sistem pendidikan
dan berdampak pada sistem keseluruhan. Hal ini dikarenakan, sistem instruksional atau level
ruang kelas menjadi tempat pertemuan utama sebuah sistem dengan komponen ”masukan”
yaitu peserta didik. Level inilah yang akan menentukan apakah tujuan pendidikan (umum dan
khusus) dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Nested system di atas dapat diperjelas dengan peran masing-masing sistem dalam
mewujudkan tujuan pendidikan.

National System Menentukan peraturan, regulasi, standar dan


pembiayaan
District System Implementasi kebijakan, baik berupa
personel, kurikulum, fasilitas, dan biaya
School System Bertanggung jawab mengorganisasikan,
mengkoordinasikan, mendukung dan
melakukan supervisi terhadap implementasi
kurikulum dan kegiatan instruksional
Instructional System Bertanggung jawab atas tercapainya
kompetensi (pengalaman belajar) dan
mengembangkan potensi-potensi peserta
didik.

Sedangkan global system menjadi bagian yang tidak berdampak langsung terhadap sistem
pendidikan nasional, namun keberadaannya secara perlahan-lahan mampu memberikan
pengaruh yang besar terhadap sistem pendidikan nasional. Sebagai contoh, pilar-pilar
pendidikan yang dirumuskan oleh UNESCO (Learning to know, learning to do, learning to

9
be, and learning to live together), lahirnya SEAMOLEC atau jaringan sistem belajar jarak
jauh mampu memberikan perubahan terhadap sistem pendidikan nasional dan masih banyak
lagi perkembangan global yang harus dipertimbangkan secara kritis dan tepat untuk
kepentingan sistem pendidikan nasional.

3.

10
4.Contoh hubungan konsep teknik intelektual dengan prosedur pemecahan masalah
belajar
Teknik intelektual merupakan suatu cara pendekatan yang digunakan untuk
memecahkan masalah atau mencari solusi dari sebuah permasalahan. Menurut Gagne dan
Briggs (1975) menyatakan bahwa teknik itelektual adalah sebuah strategi kognitif yaitu
sebuah proses yang melibatkan proses berfikir internal sehingga ditemukan suatu cara
tertentu untuk memecahkan masalah. Teknik intelektual pendidikan ini mengubah ide-ide
abstrak yang ada, dalam kaitan untuk memajukan pendidikan, kedalam bentuk yang konkrit
atau nyata sehingga memanfaatkanya bisa dirasakan bersama. Cakupan teknik intelektual ini
adalah :
 Integrasi secara sistematis setiap teknologi
 Hubungan satu sama lain sehingga menjadi proses yang kompleks dan terpadu
 Pengkajian seluruh masalah , pemilihan teknik yang tepat, pengintegrasian orang ,
ide, prosedur, peralatan dan organisasi untuk pemecahannya.
Contoh :
Seorang guru sebagai pengajar harus mencari media yang tepat untuk mengajarkan
tentang bangun ruang kepada siswanya di kelas 6 SD. Guru tersebut memahami betul
sulitnya siswa memahami materi yang diajarkan karena tidak ada contoh konkrit aplikasi
yang menarik dari materi bangun ruang tersebut. Untuk memecahkan masalah ini guru harus
menggunakan teknik intelektualnya atau proses berfikir internalnya untuk mencari solusi
pemecahan masalah tersebut. Lalu guru tersebut mempunyai ide bagaimana agar materi
11
tersebut dapat dipahami siswa dengan menarik. Caranya guru tersebut kemudian memadukan
imajinasinya dengan menggunakan media kartun atau komik kepada siswanya. Guru
membuat komik tersebut disertai dengan dialog tentang bangun ruang tersebut. Misalnya
seorang anak perempuan berdialog tentang bagaimana sebenarnya rumus segitiga, anak laki-
laki menjawab disertai gambar tentang contoh segitiga misalnya piramid. Komik tersebut
diberi warna yang menarik dan ditempel dipapan tulis untuk memusatkan perhatian siswa.
Metode pengajaran seperti ini lebih lama disimpan di memori siswa karena saat pelajaran
berlangsung memberikan kesan yag sulit dilupakan.

12

Anda mungkin juga menyukai