Anda di halaman 1dari 5

Nama : AULIA THESA

Kelas : PGSD A2 SIANG


Npm : 2002090231
Mata kuliah : KEWARGANEGARAAN
Tugas pertemuan 5
1. membuat resume

2. buat contoh concrit masing-masing tantangnan bersifat eksternal dan internal.

1. TANTAGAN TERHADAP IDENTITAS NASIONAL

A. TANTANGAN YANG DI HADAPI IDENTITAS NASIONAL BANGSA


INDONESIA.

a. TANTANGAN YANG BERSIFAT EXTERNAL.

Kini bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan-tantangan yang cenderung


mengantarkan situai yang bersifat desintegratif dan mengancam eksistensi bangsa dan
negara kesatuan yang berideologikan Pancasila. Tantangan yang cenderung bersifat
centrifugal bersumber pada factor eksternal maupun internal dengan implikasi yang
mengaburkan identitas nasional bangsa Indonesia. Tantangan eksternal bersumber
pada berkembangnya proses globalisasi yang melahirkan neoliberalisme dan
kapitalisme yang mengejawantah dalam adagium borderless world atau one world
development melalui berbagai kesepakatan yang dituangkan dalam konfrensi
internasional seperti GATT, WTO, APEC, AFTA dan sebagainya.

Fenomena globalisasi yang melahirkan neoliberalisme dan kapitalisme dapat


menembus batas-batas geografis antar negara. Dengan demikian, globalisasi dapat
menggoyang identitas nasional suatu bangsa melalui tekhnologi informasi dan
telekomunikasi yang super canggih yang akan menyentuh seluruh sendi kehidupan
secara ekstensif dan pada gilirannya merubah budaya secara intensif.
b. TANTANGAN YANG BERSIFAT INTERNAL.

Tantangan internal merupakan konsekwensi logis dari runtuhnya orde baru


yang secara otoriter selama 32 tahun menegakkan persatuan dan kesatuan bangsa
melalui pendekatan militerisme, sehingga memasung hak-hak asasi setiap
warganegara melalui suatu kebijakan yang justru bertentangan dengan konstitusi.
Runtuhnya kekuasan otoriter Orde Baru telah mendorong pendulum dari kutub
keterpasungan demokrasi menuju kebebasan demokrasi.

Salah satu hal yang paling diinginkan setelah terjadinya reformasi ialah
berlakunya otonomi daerah yang diharap dapat mengakomodir aspirasi masyarakat di
daerah. Tetapi, pada kenyataannya otonomi daerah semakin hari hari semakin
mengarah kedisintegrasi dan kerancuan dalam memahami arti serta makna identitas
nasional itu sendiri.

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional,


memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa
lainnya di dunia. Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme
modern, diletakkan prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup
berbangsa dan bernegara. Keberlanjutan negara ini terletak di tangan generasi penerus
yang akan meneruskan nilai-nilai yang diwariskan oleh nenek moyang. Agar
pemberdayaan warisan nilai-nilai tersebut tetap bermakna, maka selalu harus relevan
dan fungsional bagi kondisi aktual yang sedang bekembang dalam masyarakat.

c. UPAYA MEMPERTAHANKAN IDENTITAS NASIONAL


Identitas nasional pada hakekatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya
yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan
cirri-ciri khas tertentu yang berbeda antara satu bangsa dengan bnagsa yang lain.
Dalam konteks negara Indonesia sebagai negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau
(13.667 pulau) dengan 358 suku bangsa yang berbeda-beda, baik dalam penganutan
dan pengamalan agama, mitos, tradisi, bahasa dan kehidupan kondisi sosialnya.
Nilai-nilai yang bermacam-macam inilah kemudian “dirakit dan dihimpun”
menjadi satu kesatuan yang berbentuk kebudayaan nasional yang mengacu kepada
Pancasila. Dalam kehidupan bernegara, akhirnya satu kesatuan itu menjelma menjadi
“Bhineka Tunggal Ika”, yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Bhineka
Tunggal Ika inilah yang kemudian menjadi perekat bagi persatuan dan kesatuan
seluruh komponen bangsa.

Dalam catatan sejarah yang tidak kalah pentingnya adalah lahirnya Sumpah
Pemuda (1928) yang merupakan gabungan dari subkultur etnis seperti Jong Java,
Jong Slebes, Jong Ambon, Jong Sumatera dan sebagainya, melahirkan pergerakan
yang inklusif yaitu pergerakan nasionalisme yang berjati diri Indonesia.

Dalam pidatonya 1 Juni 1945 di forum BPUPKI Bung Karno mensitir ajaran
Ernest Renan dan Otto Bauer tentang pengertian bangsa yang ditambahkan dengan
unsure geopolitik menegaskan, bahwa :suatu nation state Indonesia harus kita
bentuk atau kita wujudkan”….bangsa Indonesia ialah seluruh manusia-manusia yang
menurut geopolitik yang telah ditentukan oleh Allah swt tinggal dikesatuan semua
pulau-pulau Indonesia dari ujung Pulau Sumatera sampai Irian. Seluruhnya”.

Hakekat, identitas nasional Untuk tetap menjaga keutuhan identitas nasional bangsa
Indonesia ada beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya:

1. Mempererat persatuan dan kesatuan dengan tetap menjaga silahtuahmi dengan


sesama, tidak besikap individualisme, apabila ada orang yang mebutuhkan bantuan kita
menolongnya dengan ikhlas, karena sejatinya kita adalah makhluk sosial yang pasti
sangat membutuhkan bantuan orang lain di dalam menjalankan sebuah kehidupan
bermasyarakat.

2. Mempererat persatuan dan kesatuan dengan tetap menjaga silaturrahmi dengan


sesama, tidak besikap individualisme, apabila ada orang yang mebutuhkan bantuan kita
menolongnya dengan ikhlas, karena sejatinya kita adalah makhluk sosial yang pasti
sangat membutuhkan bantuan orang lain di dalam menjalankan sebuah kehidupan
bermasyarakat.
3. Selain Mempererat persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia harus tetap
menjaga budaya yang beraneka ragam sebagai salah satu ciri khas yang dimiliki bangsa
ini. Keanekaragaman budaya ini bukanlah sebagai pemisah diantara kita, namun haru
kita anggap sebagai pemersatu. Budaya secara bahasa didefinisikan habit yang artinya
kebiasaan. Secara istilah budaya adalah identitas yang menjadi ciri khas suatu bangsa.
Oleh karena itu, bangsa yang beradab adalah bangsa yang menjaga, menghormati serta
melestarikan kebudayaannya.

Suatu kebanggan tersendiri bagi negara yang dapat mempertahankan kebudayannya.


Salah satunya adalah negara Indonesia yang memilki keanekaragaman suku dan budaya
sebagai aset kekayaan negara. Namun disisi lain, keanekaragaman tersebut mengundang
tantangan besar. Tantangannya adalah kemampuan bangsa mempertahankan budaya lokal
agar tetap berdiri tegak dan berkelanjutan serta tidak diklaim negara orang. Karena tidak
sedikit negara berkembang yang terhegemoni oleh negara maju utamanya dalam aspek
budaya yang mampu mempengaruhinya. Inilah era yang disebut dengan trans-kultural.
Bagaimana negara bertahan dengan identitasnya namun mampu berkembang, ataukah
negara bertransformasi yang sedikit demi sedikit menghilangkan identitasnya..

2.

 contoh-contoh concrit tantangan bersifat eksternal.


1. Globalisasi

Dengan adanya globalisasi, budaya asing semakin mudah masuk ke Indonesia. Beberapa
kebudayaan tersebut ada yang bertentangan dengan budaya nasional atau kepribadian
bangsa Indonesia.
Selain itu dengan adanya globalisasi ekonomi bisa jadi produk-produk dari luar negeri
justru membanjiri Indonesia dan membuat pengusaha lokal kalah bersaing.
2. Jaringan Narkoba Internasional
Jaringan narkoba internasional menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasarnya.
Masalah narkoba tidak hanya melemahkan tatanan moral masyarakat, tetapi juga sering
bersinggungan dengan kejahatan lainnya seperti prostitusi dan pembunuhan.
 Contoh – contoh concrit tantangan internal.
1. Keanekaragaman Bangsa
Tidak dapat dipungkiri, keberagaman dalam masyarakat bisa menjadi salah satu
sumber konflik. Misalnya perselisihan yang dilatarbelakangi oleh ras, suku, agama,
dan lain sebagainya. Jika tidak ditangani dengan baik, maka keberagaman masyarakat
akan menimbulkan perpecahan nasional
2. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi di Masyarakat

Kesenjangan sosial yang besar menunjukkan adanya ketidakstabilan ekonomi atau


pertumbuhan ekonomi yang belum dapat dinikmati secara merata oleh masyarakat
Indonesia.
Hal ini dapat memecah masyarakat ke dalam golongan-golongan tertentu. Selain itu
kesenjangan juga dapat menciptakan kecemburuan sosial yang berpotensi menjadi
sumber konflik.

Anda mungkin juga menyukai