Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Disintegrasi Bangsa Akibat Kerusuhan 22 Mei Pasca Pengumuman Pemilu
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang disintegrasi bangsa Indonesia
bagi para pembaca maupun penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengembangkan wawasan mengenai problematika bangsa
Indonesia
2. Untuk memahami materi kewarganegaraan dan problematika bangsa
Indonesia
3. Untuk mempelajari dinamika social bangsa Indonesia
2. Disintegrasi Bangsa
Pengertian disintegrasi bangsa adalah perpecahan hidup dalam masyarakat
yang disebabkan karena adanya pengaruh dari negara lain. Disintegrasi bangsa
ini bisa disebabkan pula pengaruh negaranya sendiri, seperti kekuarangan
terimaan terhadap perbedaan sehingga tidak munculnya sikap toleransi. Contoh
mengenai disintegrasi bangsa yang terjadi dalam masyarakat misalnya saja
adalah peperangan yang terjadi antara Suku Jawa dan Lampung yang pernah
terjadi pada tahun 2016. Keadaan ini menimbulkan terkikisnya kebersamaan
dalam masyarakat, padahal; sangatlah jelas Indonesia mengaunut asas Pancasila
dan UUD 1945, yang secara keseluruhan di adopsi dari semboyan “Bhineka
Tunggal Ika”.
3. Disintegrasi Keluarga
Pengertian disintegrasi keluarga bisa di definisikan sebagai disorganisasi
keluarga yang disebabkan karena adanya kekuarang pahaman antar anggota
keluarga. Fakta ini bisa dilihat dalam berbagai kasus, misalnya perceraian, pisah
ranjang, dan lain sebaginya
II.3 Faktor-faktor Penyebab Disintegrasi Bangsa
Berikut faktor disintegrasi bangsa yang dapat dianalisis dengan menggunakan
kajian ilmu sosial :
1. Geografi
Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau berpotensi adanya daerah
yang memisahkan diri terutama daerah yang paling jauh dari ibukota dan
berbatasan dengan negara lain.
2. Demografi
Penyebaran penduduk yang masih tidak merata.
3. Kekayaan Alam
Kekayaan alam indonesia yang berlimpah ruah dan tidak merata menjadi
penyebab terjadi disintegrasi apabila terjadi kerusakan saat pengelolaan.
4. Politik
Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut
disintegrasi.Selain itu ketidaksesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat
yang diberlakukan pada pemerintah daerah sering menimbulkan perbedaan
kepentingan sehingga timbul konflik sosial.
5. Ekonomi
Disintegrasi bangsa terjadi akibat kesenjangan sosial masyarakat indonesia
semakin lebar antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin.
6. Sosial Budaya
Pluralitas budaya merupakan sumber konflik apabila tidak ditangani dengan
bijaksana. Tata nilai yang berlaku di suatu daerah akan berbeda dengan tata
nilai daerah lain (Haliim,2014).
1. Separatisme
Pemisahan kekuasaan atau penarikan diri dari suatu negara timbul karena
disintegrasi bangsa. Mereka merasa tuntutannya tidak terpenuhi dan berusaha
mendirikan negara sendiri dengan harapan terjadi kemakmuran.
Ancaman dari luar akan mudah masuk ketika di dalam negeri terdapat
konflik atau perpecahan. Rasa persatuan yang hilang tidak dapat menjadi benteng
pertahanan dari ancaman yang mengganggu stabilitas nasional.
4. Diskriminasi
Kasus disintegrasi diberitakan dalam media sosial dan media cetak di mana
semua orang mengetahuinya. Pembaca dan penonton akan menilai siapa yang
benar dan siapa yang salah menurut mereka. Akhirnya yang menurut mereka salah
akan mengalami diskriminasi yang memicu adanya konflik lanjutan.
B.Detail Kronologi
Pihak TNI-Polri umumkan bahwa massa sebanyak 3000 orang
melakukan aksi damai di depan Bawaslu hingga pukul 21.00 di tanggal 21.
Setelah sholat tarawih berjamaah, massa pun membubarkan diri. Akan
tetapi, sekitar 1 jam kemudian, tanpa ada peringatan, 500 orang massa
memprovokasi aparat dan melakukan kerusuhan dan berlangsung hingga
Subuh. Kerusuhan pun berlanjut di tanggal 22, di beberapa tempat di
Jakarta seperti Petamburan dan Slipi. Berikut kronologi lengkap kerusuhan
22 Mei 2019 :
Pukul 10.00 WIB
Sejak Selasa siang, sejumlah massa berdatangan memadati
Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Aksi unjuk rasa
tersebut berlangsung dengan damai. Para peserta unjuk rasa menggelar doa
bersama, buka puasa bersama hingga Salat Tarawih berjamaah di depan
Kantor Bawaslu.
Pukul 21.00 WIB
Usai Salat Tarawih berjamaah, pihak kepolisian mengimbau agar massa
aksi membubarkan diri secara tertib. Para massa aksi pun menyambut
imbauan tersebut dengan baik, sebelum membubarkan diri mereka
bersalaman dengan kepolisian yang berjaga di depan Kantor Bawaslu. Satu
per satu massa aksi pun membubarkan diri kembali ke rumah. Kondisi
masih berjalan tertib, damai dan kondusif.
Pukul 23.00 WIB
Tiba-tiba massa misterius datang menuju depan Kantor Bawaslu.
Mereka langsung melakukan aksi anarkis dan provokatif dengan merusak
pagar kawat yang dipasang oleh petugas. Sesuai dengan SOP yang berlaku,
tidak diizinkan adanya aksi unjuk rasa hingga larut malam. Polisi pun
mendorong massa hingga ke Jalan Sabang dan Wahid Hasyim. Namun
bentrokan justru terjadi, massa misterius tersebut melempari batu, petasan,
hingga bom molotov ke arah para petugas. Polisi telah mengeluarkan
imbauan untuk membubarkan diri hingga pukul 3.00 WIB. Namun imbauan
tersebut tak diindahkan, polisi terus mendorong maksa hingga massa
terpecah sebagian ke arah Jalan Sabang dan sebagian ke gang-gang kecil.
Pukul 2.45 WIB
Sekira pukul 2.45 WIB, polisi telah berhasil mengurai massa yang
sebelumnya rusuh di sekitar Kantor Bawaslu. Namun, tiba-tiba muncul
massa baru misterius
Pukul 3.00 WIB
Pada saat yang bersamaan, muncul massa baru sekitar 200 orang
berkumpul di KS Tubun, Jakarta Barat. Polisi menduga massa tersebut
sudah dipersiapkan. Polisi pun memberikan imbauan untuk membubarkan
diri. Namun, massa tersebut justru melakukan penyerangan ke arah asrama
Mabes Polri di Petamburan dengan bom molotov, petasan dan botol.
Petugas di asrama berusaha mengurai massa dengan menembakkan gas air
mata, massa terus merangsek masuk ke dalam asrama Brimob. Puluhan
mobil yang terparkir baik kendaraan dinas maupun pribadi dibakar.Total
ada 11 mobil pribadi dan tiga mobil dinas yang terbakar. Sementara itu ada
11 unit mobil yang mengalami kerusakan.
Pukul 5.00 WIB
Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono tiba di lokasi asrama
Brimob. massa misterius tersebut masih berada di lokasi.
Polisi mengamankan 11 orang diduga provokator di lokasi tersebut.
Sejumlah orang yang terluka pun langsung dievakuasi (Sadikin,2019).
Daftar korban yang masuk RS Tarakan: 73 orang [40 orang sudah dipulangkan,
32 orang masih dirawat, 1 dan 1 orang meninggal dunia]. Korban meningal
bernama Adam Nooryan, 17 tahun.
IV.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat diambil simpulan sebagai
berikut:
1. Kerusuhan aksi 22Mei pasca pengumuman pemilu sangatlah merugikan
banyak pihak baik karena kerusuhan tersebut merugikan secara material dan
memakan banyak korban jiwa.
2. Faktor penyebab terjadinya kerusuhan pasca pengumuman pemilu ialah
ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.
3. Untuk mengatasi kerusuhan aksi 22 Mei perlu diperlukan sinergitas
berbagai pihak mulai dari pemerintah,masyarakat dan elit parpol agar dapat
menciptakan demokrasi yang sehat dan anti kerusuhan.