Anda di halaman 1dari 27

NASIONALISME

1. MAHBUBATUN NISWAH 175040100111005


2. PUTRI NURMALITA SARI 175040100111051
3. RINA AGATHA MUNTHE 175040100111171
4. SABIL FAJAR FATH 175040107111028
Sejarah Nasionalisme Indonesia
Perkembangan Nasionalisme
Indonesia
 Masa Perintis
Masa perintis merupakan langkah awal nasionalisme yang diawali
dengan terbentuknya organisasi-organisasi pergerakan nasional.
Tanggal 20 Mei 1908 merupakan pergerakan awal yang ditandai
dengan lahirnya pergerakan Budi Utomo. Kemudian hari kelahiran
Budi Utomo dijadikan sebagai suatu peringatan yang dikenal dengan
Hari Kebangkitan Nasional.
Perkembangan Nasionalisme
Indonesia
Masa Penegas
 Masa penegas adalah masa dikuatkannya jiwa kebangsaan pada
seluruh rakyat Indonesia, penegasan tersebut dibuktikan dengan
adanya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Isi
sumpah pemuda yang meliputi satu bangsa bersatu tanah air, satu
bangsa, serta satu bahasa yakni bahasa Indonesia. Ungkapan
tersebut telah membakar semangat juang nasionalisme bangsa
yang berdiri atas tonggak Bhineka Tunggal Ika, meskipun berbeda-
beda namun kita tetap satu.
Perkembangan Nasionalisme
Indonesia
Masa Percobaan
 Dalam masa ini bangsa Indonesia banyak melakukan gebrakan
dengan bergabung dengan organisasi yang tujuannya untuk
meminta kemerdekaan dari Belanda. Beberapa organisasi
bergabung dengan GAPI (Gabungan Politik Indonesia), pada
tahun 1938 organisasi ini mengusulkan agar Indonesia berparlemen.
Namun sangat disayangkan, tuntutan agar Indonesia merdeka itu
belum berhasil.
Perkembangan Nasionalisme
Indonesia
Masa Pendobrak
 Dalam kesempatan ini bangsa Indonesia dengan segenap
semangat juang nasionalismenya berhasil menghancurkan jeratan
penjajahan dan membawa kemerdekaan bagi Indonesia yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Oleh karena itu,
sikap nasionalisme merupakan dasar terbentuknya negara
kesatuan Indonesia modern.
Faktor-faktor Nasionalisme
Indonesia

1. Faktor dari dalam (internal)


A. Kenangan kejayaan masa lampau
B. Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan
kesengsaraan masa penjajahan
C. Munculnya golongan cendekiawan
D. Paham nasionalisme yang berkembang dalam bidang politik,
social, ekonomi dan kebudayaan :
Faktor-faktor Nasionalisme
Indonesia

2. Faktor dari luar (eksternal)


Kenangan kejayaan masa lampau
 Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
 Perkembangan Nasionalisme di berbagai negara
 Munculnya paham-paham baru
Nasionalisme dan Agama
KONSEP NASIONALISME
INDONESIA (DULU DAN
SEKARANG)
DULU

 Potret nasionalisme Indonesia pada masa awal kebangkitan


nasioanl awal abad ke-20 memiliki ciri khas, yaitu bermula dari suatu
kelompok sosial yang diikat oleh atribut kultural. Jadi dalam hal ini,
nasioanlisme lebih merupakan sebuah fenomena budaya daripada
fenomena politik sebagai modal dasar dalam membangun sebuah
negara berdasarkan kesaman budaya.
MASA KINI

 Pada masa Orde Baru wacana


nasionalisme berlahan-lahan tergeser
dengan persoalan-persoalan modernisasi
dan industrialisasi
 Tahun 1998 terjadi reformasi yang
memporak-porandakan stabilitas semu
yang dibangun Orde Baru. Masa ini pun
diikuti dengan masa krisis berkepanjangan
hingga bergantinya presiden. Potret
nasionalisme pun memudar banyak yang
beranggapan bahwa nasionalisme
sekarang semakin merosot, ditengah isu
globalisasi, demokratisasi dan liberalisasi
yang semakin mengila
Menuju Integrasi
Nasional Berbasis
Kultural-ideologi
Definisi Integrasi Nasional
Integrasi Nasional berasal dari dua kata, yakni Integrasi dan Nasional. Integrasi ini
berasal dari Bahasa Inggris (integrate) yang memiliki arti menyatupadukan,
mempersatukan atau menggabungkan.

a. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


Integrasi memiliki arti pembauran, sehingga menjadi satu kesatuan yang bulat
dan utuh.
b. Secara Politis.
Integrasi Nasional secara politis ini memiliki arti bahwa penyatuan berbagai
kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk
suatu identitas nasional.
c. Secara Antropologi.
Integrasi Nasional secara antropologis ini berarti bahwa proses penyesuaian
diantara unsurunsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu
kesatuan fungsi di dalam kehidupan masyarakat.
Pengertian Integrasi Nasional dari
Berbaga Pakar
 Saafroedin Bahar (1996), Upaya menyatukan seluruh unsur
suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya
 Riza Noer Arfani (2001), Pembentukan suatu identitas nasional
dan penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke
dalam suatu kesatuan wilayah
 Djuliati Suroyo (2002), Bersatunya suatu bangsa yang
menempati wilayah tertentu dalam sebuah negara yang
berdaulat
 Ramlan Surbakti (2010), Proses penyatuan berbagai kelompok
sosial budaya dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu
identitas nasional
 Kurana (2010), Kesadaran identitas bersama di antara warga
negara.
Aspek Integrasi
1. Integrasi Politik – Penyatuan masyarakat dengan sitem politik
2. Integrasi Ekonomi – Saling ketergantungan ekonomi antar
daerahg yang bekerjasama secara sinergi
3. Integrasi Sosial-Budaya – Hubungan antar suku, lapisan dan
golongan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Integrasi Nasional Faktor 
Faktor Faktor Penghambat
Pendorong Pendukung  Kurangnya
penghargaan
 Adanya rasa  Penggunaan terhadap
senasib dan bahasa Indonesia kemajemukan
seperjuangan  Semangat  Kurangnya toletansi
persatuan dan antar sesama
 Adanya Ideologi golongan
kesatuan
nasional
 Adanya  Kurangnya kesadaran
 Adanya sikap kepribadian dan didalam diri masing-
tekad dan pandangan hidup masing
keinginan untuk yang sama  Adanya sikap
kembali bersatu
 Adanya jiwa dan ketidakpuasan
terhadap
 Adanya ancaman semangat gotong ketimpangan dan
dari luar royong ketidakmerataan
pembangunan
Perkembangan Sejarah Integrasi di
Indonesia
Menurut Suroyo (2002), ternyata sejarah menjelaskan bangsa kita
sudah mengalami pembangunan integrasi sebelum bernegara
Indonesia yang merdeka. Terdapat tiga model integrasi dalam
sejarah perkembangan integrasi di Indonesia, yakni:
1) Model integrasi imperium Majapahit
2) Model integrasi kolonial
3) Model integrasi nasional Indonesia
1. Model integrasi 2. Model integrasi
imperium kolonial
Majapahit  Model integrasi kedua
 Model integrasi pertama atau lebih tepat disebut
ini bersifat kemaharajaan dengan integrasi atas
(imperium) Majapahit wilayah Hindia Belanda
baru (Awal abad XX)
 Berstruktur konsentris
(terdapat tiga konsentris)  hanya bermaksud untuk
menciptakan kesetiaan
tunggal pada penguasa
kolonial
3. Model integrasi
nasional Indonesia Terdapat empat tahapan:
• Model integrasi ketiga ini 1. Masa perintis
merupakan proses (pembentukan organisasi-
berintegrasinya bangsa organisasi pergerakan)
Indonesia sejak bernegara 2. Masa Penegas (peristiwa
merdeka tahun 1945. Sumpah Pemuda)
• Untuk membentuk kesatuan 3. Masa percobaan
yang baru yakni bangsa (mencoba meminta
Indonesia yang merdeka, kemerdekaan dari
memiliki semangat Belanda)
kebangsaan (nasionalisme) 4. Masa Pendobrak
atau kesadaran kebangsaan (Kemerdekaan Indonesia)
yang baru
Pentingnya Integrasi Nasional
Bagi Bangsa Indonesia
1. Indonesia merupakan negara yang masih berkembang
(negara yang masih mencari jati diri).
2. Integrasi nasional merupakan suatu cara yang dapat
menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di
Indonesia.
3. Masyarakat Indonesia belum sadar akan pengaruh
globalilasi yang ternyata tidak baik bagi masyarakat
Indonesia.
4. Di Indonesia masih banyak konflik yang terjadi dimana-
mana seperti pertengkaran antar suku, pembakaran
tempat-tempat ibadah dan lain sebagainya.
Contoh Masalah Integrasi Nasional
di Indonesia
1. Perbedaan kepentingan
2. Dendam karena kekalahan dengan sekolah lain yang berujung
tawuran
3. Pertentangan sosial
4. Aksi protes dan demonstrasi
5. Meningkatnya kriminalitas
Studi Kasus : Contoh lunturnya rasa
nasionalisme sesuai realita yang ada :
 1. Di setiap kelas diharapkan memajang simbol negara kita yaitu
lambang garuda pancasila, foto presiden dan wakil presiden.
Tetapi dalam kenyataannya, banyak ruangan kelas di UAD yang
tidak sesuai yang diharapkan. Sehingga jelas, mahasiswa kurang
memupuk rasa cinta dan bangga terhadap negara Indonesia.
 2. Banyak mahasiswi yang tidak menghormati mahasiswi lainnya
yang sedang melaksanakan kewajibannya untuk beribadah
kepada Tuhan YME. Mereka justru berbicara atau mengobrol
dengan teman lainnya di serambi masjid dengan suara yang keras.
Hal ini mengganggu konsentrasi beribadah bagi yang
melakukannya. Sehingga perbuatan semacam itu bertentangan
dengan pancasila sebagai identitas negara kita, pada sila
pertama.

Anda mungkin juga menyukai