Anda di halaman 1dari 3

PENGELOLAAN KRISIS PUBLIC RELATIONS

Dosen Pengampu:
Arifa Rachma Febriyani S.I.Kom., M.I.Kom.

Disusun oleh:
Bella Jade Khadidjaah
40011218040026

D3 HUBUNGAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2018/2019
1. Berikan contoh offensive issue dan defensive issue yang dihadapi
organisasi.

1) Offensive Issue
Isu ini terjadi pada salah satu kedai kopi asal Amerika yaitu
Starbucks. Di saat brand-brand mendunia yang lain, seperti contohnya
Uniqlo sempat menghadapi isu publik mengenai buruh/pekerja mereka di
Indonesia yang mengalami penunggakan gaji hingga terjadi demo,
Starbucks justru melakukan hal yang sebaliknya. Starbucks memilih untuk
menunjukkan bukti tanggung jawab sosialnya melalui program Ethical
Sourcing. Program tersebut dibuat dengan tujuan sebagai transparansi dan
bukti agar konsumen mengetahui bagaimana cara starbucks mendapatkan
bahan utama dalam usahanya yaitu kopi. Starbucks kemudian mengadakan
berbagai program yang menjadi pembuktian akan kepeduliannya terhadap
kesejahteraan para petani kopinya. Mulai dari kualitas kondisi kerja yang
baik hingga pemberian upah yang sesuai dengan standarnya. Hal ini lantas
menjadikan Starbucks memiliki reputasi yang baik sehingga brand besar
kopi tersebut dapat bertahan sampai saat ini.

2) Defensive Issue
Kasus ini terjadi pada PT. Asuransi Jiwasraya. Perusahaan asuransi
tersebut mengalami krisis akibat telah gagal dalam pembayaran klaim
asuransi dari nasabah program JS Saving Plan milik mereka sebesar Rp. 802
miliar. Kegagalan pembayaran tersebut terjadi karena perusahaan tersebut
mendapatkan imbal hasil investasi aset yang tidak sesuai dengan yang apa
yang diharapkan oleh pihak mereka. Hal tersebut memburuk sampai waktu
jatuh tempo pembayaran para nasabah telah tiba. Publik yang mengetahui
hal tersebut lantas ramai memperbincangkan hal ini, namun sayangnya tim
PR pada PT. Asuransi Jiwasraya tersebut tidak dapat memanajemen resiko
krisis dengan baik sehingga perusahaan tersebut mengalami penurunan
reputasi yang drastis. Krisis ini pun akhirnya berujung melalui jalur hukum
oleh Kejaksaan Agung.

2. Bagaimana keterkaitan antara manajemen isu, manajemen risiko,


dan manajemen krisis? Jelaskan.

Ketiga hal tersebut merupakan suatu kemampuan yang harus


dimiliki oleh seorang PR dalam mengatasi peristiwa/kondisi yang terjadi di
perusahaan. Ketika suatu masalah berkembang menjadi isu, maka
diperlukan sebuah manajemen isu untuk mengelola jalannya isu tersebut
dan mengetahui kearah mana isu itu bisa berakhir dan bagaimana rencana
tindak lanjutnya, selain itu dengan mengelola isu, PR juga harus mengerti
bagaimana langkah-langkah manajemen resiko yang harus dilakukan untuk
meminimalisir/menghindari dampak-dampak negatif yang akan terjadi
akibat isu tersebut. Kedua kemampuan manajemen tersebut harus dapat
dikelola dengan baik oleh PR agar isu yang berada di perusahaan tidak
berkembang menjadi suatu krisis. Namun, jika pada akhirnya isu tersebut
berkembang menjadi krisis dalam sebuah perusahaan, maka PR harus
mampu melakukan manajemen krisis guna memperbaiki keadaan sekaligus
membangun kembali reputasi dan kepercayaan publik kepada perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai