Anda di halaman 1dari 31

BAHAN AJAR

Sekolah : SMAN 1 GARUM


Mata Pelajaran : SENI BUDAYA (SENI RUPA)
Kelas/Semester : XI/1
Materi : PENGETAHUAN TENTANG KARYA SENI RUPA
DUA DIMENSI

MATERI PENGETAHUAN

1. Pengertian Karya Seni Rupa 2 Dimensi


2. Unsur-unsur Karya Seni Rupa 2 Dimensi
3. Jenis-jenis karya seni rupa 2 Dimensi

MATERI PRINSIP

Penerapan prinsip dan nilai estetis sesuai dengan tujuan proses pembuatan karya seni
rupa 2 dimensi

MATERI PROSEDUR

Perkembangan Alat, Bahan dan Media yang digunakan dalam berkarya seni rupa 2 D

MATERI FAKTA

Sejarah Perkembangan Seni Rupa secara Global ditinjau dari sudut Kebutuhan

MATERI KETRAMPILAN

Laporan berupa konsep, unsur, prinsip, bahan, teknik dan nilai estetis dalam
bentuk laporan tertulis
PENGETAHUAN KARYA SENI RUPA 2 DIMENSI

PENGERTIAN KARYA SENI RUPA 2 D

Seni rupa dua dimensi adalah suatu karya seni rupa yang memiliki dua sisi saja, yaitu
sisi panjang dan lebar, sehingga tidak mempunyai ruang karena tidak mempunyai unsur
ketebalan dan hasil dari karya seni ini hanya dapat dinikmati dari satu sisi saja. Karya seni
rupa dua dimensi yang merupakan bagian dari karya seni rupa memiliki unsur-unsur
sebagaimana unsur-unsur dalam karya seni rupa, yaitu: unsur garis, raut (bidang dan
bentuk), ruang, tekstur, warna, dan gelap terang. Unsur ruang dalam karya seni rupa dua
dimensi diwujudkan dalam karya dengan pengolahan unsur-unsur rupa lainnya seperti
perbedaan intensitas warna, gelap terang, atau menggunakan teknik gambar perspektif
untuk menciptakan ruang semu

UNSUR-UNSUR KARYA SENI RUPA 2 DIMENSI

Unsur – unsur Seni rupa 2 dimensi adalah

a. Titik /Bintik
Titik/bintik merupakan unsur dasar seni rupa yang terkecil. Semua wujud
dihasilkan mulai dari titik. Titik dapat pula menjadi pusat perhatian, bila berkumpul atau
berwarna beda. Titik yang membesar biasa disebut bintik.
b. Garis
Garis adalah goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna,
texture, dan lainnya. Garis mempunyai dimensi memanjang dan mempunyai arah
tertentu, garis mempunyai berbagai sifat, seperti pendek, panjang, lurus, tipis, vertikal,
horizontal, melengkung, berombak, halus, tebal, miring, patah-patah, dan masih banyak
lagi sifat-sifat yang lain. Kesan lain dari garis ialah dapat memberikan kesan gerak, ide,
simbol, dan kode-kode tertentu, dan lain sebagainya. Pemanfaatan garis dalam desain
diterapkan guna mencapai kesan tertentu, seperti untuk menciptakan kesan kekar, kuat
simpel, megah ataupun juga agung. Beberapa contoh symbol ekspresi garis serta kesan
yang ditimbulkannya, dan tentu saja dalam penerapannya nanti disesuaikan dengan
warna-warnanya.

c. Bidang
Bidang dalam seni rupa merupakan salah satu unsur seni rupa yang terbentuk dari
hubungan beberapa garis. Bidang memiliki dimensi panjang dan lebar, sedangkan
bentuk memiliki dimensi panjang, lebar, dan tinggi. Atau dengan kata lain bidang
bersifat pipih, sedangkan bentuk memiliki isi atau volume. Dari bentuknya bidang
maupun bentuk terdiri dari beberapa macam, yakni; bidang geometris, bidang biomorfis
(organis), bidang bersudut, dan bidang tak beraturan. Bidang dapat terbentuk karena
kedua ujung garis yang bertemu, atau dapat pula terjadi karena sapuan warna. Bidang
dibatasi kontur dan merupakan 2 dimensi, menyatakan permukaan, dan memiliki
ukuran Bidang dasar dalam seni rupa antara lain, bidang segitiga, segiempat, trapesium,
lingkaran, oval, dan segi banyak lainnya.

GAMBAR: BIDANG DAN BENTUK


d. Bentuk
Bentuk dalam pengertian bahasa, dapat berarti bangun (shape) atau bentuk plastis
(form). Bangun (shape) ialah bentuk benda yang polos, seperti yang terlihat oleh mata,
sekedar untuk menyebut sifatnya yang bulat, persegi, ornamental, tak teratur dan
sebagainya. Sedang bentuk plastis ialah bentuk benda yang terlihat dan terasa karena
adanya unsur nilai (value) dari benda tersebut, contohnya lemari. Lemari hadir di dalam
suatu ruangan bukan hanya sekedar kotak persegi empat, akan tetapi mempunyai nilai
dan peran yang lainnya.

e. Tekstur
Tekstur merupakan sifat permukaan sebuah benda. Sifat permukaan dapat berkesan
halus, kasar, kusam, mengkilap, licin, berpori dan sebagainya. Kesan-kesan tersebut
dapat dirasakan melalui penglihatan dan rabaan. Oleh karena itu terdapat dua jenis
tekstur, yaitu tekstur nyata,yaitu sifat permukaan yang menunjukkan kesan sebenarnya
antara penglihatan mata dan rabaan, dan tekstur semu (maya), yaitu kesan permukaan
benda yang antara penglihatan dan rabaan dapat berbeda kesannya.

f. Warna

Teori warna berdasarkan cahaya dapat dilihat melalui tujuh spectrum warna dalam
ilmu Fisika seperti halnya warna pelangi. Secara teori warna dapat dipelajari melalui dua
pendekatan salah satunya adalah teori warna berdasarkan pigmen warna (Goethe) yakni
butiran halus pada warna. Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam teori warna
pigmen diantaranya:
 Warna Primer, yakni warna dasar atau warna pokok yang tidak dapat diperoleh dari
campuran warna lain. Warna primer terdiri dari merah, kuning, dan biru,
 Warna Sekunder, yaitu warna yang diperoleh dari campuran kedua warna primer,
misalnya warna ungu, oranye (jingga) , dan hijau,
 Warna Tersier, yakni warna yang merupakan hasil percampuran kedua warna
sekunder,
 Warna analogus, yaitu deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran
warna, misalnya deretan dari warna ungu menuju warna merah, deretan warna
hijau menuju warna kuning, dan lain-lain,
 Warna komplementer, yakni warna kontras yang letaknya berseberangan dalam
lingkaran warna, misalnya, kuning dengan ungu, merah dengan hijau, dan lain-lain.

g. Gelap Terang

Dalam karya seni rupa dua dimensi gelap terang dapat berfungsi untuk beberapa hal,
antara lain: menggambarkan benda menjadi berkesan tiga dimensi, menyatakan kesan
ruang atau kedalaman, dan memberi perbedaan (kontras). Gelap terang dalam karya seni
rupa dapat terjadi karena intensitas (daya pancar) warna, dapat pula terjadi karena
percampuran warna hitam dan putih.
h. Ruang (kedalaman)

Ruang dalam karya tiga dimensi dapat dirasakan langsung oleh pengamat seperti
halnya ruangan dalam rumah, ruang kelas, dan sebaginya. Dalam karya dua dimensi
ruang dapat mengacu pada luas bidang gambar. Unsur ruang atau kedalaman pada
karya dua dimensi bersifat semu (maya) karena diperoleh melalui kesan penggambaran
yang pipih, datar, menjorok, cembung, jauh dekat dan sebagainya.
JENIS-JENIS KARYA SENI RUPA 2 D

1. Seni Lukis

Seni lukis biasanya dibuat di atas media kain kanvas, kertas, dan kaca. Peralatan
yang digunakan dapat berupa cat minyak (acrylic), cat air, cat poster, dan sebagainya. Pada
karya seni rupa purbakala objek yang dipilih kebanyakan berupa bentuk manusia, flora dan
fauna.

2. Sketsa, adalah bagian seni yang dibuat dengan garis-garis yang sederhana dan dilakukan
secara spontan namun penuh makna.
3. Gambar

Gambar adalah perwujudan gambar yang lebih menekankan pada unsur garis,
bentuk, dan aspek kegunaan tanpa adanya ekspresi. Contohnya seperti gambar illustrasi,
gambar arsitektur, desain, dekorasi, dll.

4. Vinyet

Adalah gambar dekoratif tanpa maksud yang jelas, merupakan kreasi improvisatif
pengisian halaman kosong

Vinyet Siluet

5. Siluet

Gambar hitam bayangan suatu obyek dengan atau tanpa modifikasi


6. Seni Grafis

Ialah seni membuat gambar dengan alat cetak. Seni grafis yang datang ke Indonesia
memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai teknik untuk menciptakan desain seni murni dan
sebagai alat atau teknik untuk memproduksi (menggandakan) karya seni. Tokoh
seniman grafis antara lain Firman Lie, Kaboel Suadi, dan Suromo.
Seni grafis juga dapat diartikan ungkapan visual ke dalam bidang 2 dimensi,
seumpama salah satu cara dalam menciptakan karya seni rupa dengan memanfaatkan
media cetak mencetak, dengan menggunakan media cetak, sebuah karya dapat
direproduksi atau digandakan menjadi banyak dalam jumlah tertentu tanpa mengubah
menghilangkan orisinalitasnya.

friscapradistya.blogspot.co.id
7. Cetak Tinggi

Cetak tinggi atau cetak timbul adalah cara membuat acuan cetak dengan membentuk
gambar timbul pada permukaan media cetak. Media yang sering digunakan dalam
penerapan teknik ini adalah menggunakan kayu lapis triplek, metal, harboard, papan
kayu dan karet (linoleum)
8. Seni Ilustrasi

Ialah seni menggambar yang lebih mengutamakan fungsi gambar itu sendiri yaitu
untuk menjelaskan suatu teks, kalimat, naskah yang menjelaskan suatu keadaan yang lebih
menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.

Ragam Gambar Ilustrasi

Ragam gambar ilustrasi diantaranya adalah:

a. Komik
Komik berasal dari kata comic yang memiliki arti lucu atau jenaka. komik merupakan
karya seni yang menggunakan rangkaian gambar tidak bergerak yang
penyusunanya membentuk sebuah jalinan cerita. Berikut contoh ilustrasi komik.

Contoh Komik Binatang Lucu Komik Lucu Bergambar Manusia

Contoh Komik Humor Politik Lucu Komik Doraemon

b. Kartun

Kartun adalah gambar yang telah dideformasi (diubah bentuk) dari wujud aslinya
sehingga menjadi lucu
9. Seni Batik

Ialah gambar hiasan yang dibuat di atas kain sutra yang teknik untuk
membuatnya mengunakan bahan lilin sebagai penutup dan alat canting. Selain
canting, alat-alat yang digunakan untuk membatik yaitu gawangan/tiang penyangga
kain, dan wajan sebagai tempat peleburan lilin.

www.duniaq.com

10. Kaligrafi

Kaligrafi adalah seni menulis indah dengan cara menggayakan huruf dan tulisan
dengan teknik tertentu sehingga terlihat menarik. Kaligrafi umumnya menggunakan
huruf Arab. Namun dapat juga menggunakan huruf lainnya sebagai obyek kaligrafi.

Contoh hasil karya kaligrafi:

11. Reklame

Reklame adalah karya seni rupa yang bertujuan untuk mengajak, menganjurkan,
atau menginformasikan sesuatu (barang dan jasa) kepada khalayak umum (konsumen)
dengan cara menarik sehingga orang yang melihat atau mendengarnya akan tertarik,
ingin memiliki, menggunakan, atau membelinya.
12. Poster

Poster, adalah gambar reklame yang berisi ajakan, anjuran, larangan, peringatan,
dll, dan bersifat sosial. umumnya poster hampir bisa kita lihat disetiap seluk beluk jalan
ataupun rumah-rumah.
13. Fotografi

Seni fotografi dewasa ini kian berkembang seiring dengan kemajuan teknnologi
kamera. Seni fotografi menghasilkan karya berupa foto. Foto yang dibuat dengan
memperhatikan unsur-unsur seni juga bisa menjadi contoh karya seni rupa 2 dimensi.

14. Desain Produk

Desain produk dibuat menggunakan ide dan inspirasi yang diarahkan agar
konsumen tertarik secara visual terhadap produk tersebut. Desain produk mengalami
perkembangan yang cukup menjanjikan sebagai salah satu cabang seni rupa terapan 2
dimensi baru, terutama di masa globalisasi dan tingkat konsumsi masyarakat yang
tinggi seperti sekarang.
Desain Produk bertujuan untuk membantu perusahaan dalam menciptakan dan
mengembangkan produk baru atau untuk menjamin hasil produki yang sesuai dengan
keinginan pelanggan disatu pihak serta dipihak lain untuk menyesuaikan dengan
kemampuan perusahaan.

Desain produk 2 dimensi berupa desain produk kemasan, antara lain:


Desain kemasan untuk pasta gigi

Desain kemasan untuk snack

15. Desain Busana

Desain busana dapat didefinisikan sebagai pola rancangan yang biasa digunakan
sebagai dasar dalam proses pembuatan sebuah busana. Jadi sebelum busana dibuat
maka diperlukan desainnya terlebih dahulu. Tujuan utamanya adalah untuk
menstandarisasi produk pada kisaran standar mutu tertentu sesuai dengan keinginan
atau pesanan konsumen.

16. Logo

Logo adalah identitas sebuah perusahaan atau korporasi yang paling mudah
diingat. Lgo dibuat dengan memadukan jiwa seni yang tinggi dan kemampuan nalar
filosofi. Logo juga merupakan contoh karya seni rupa 2 dimensi yang dibuat
menggunakan sistem komputerisasi digital.
17. Grafity
Grafity adalah coretan pada dinding seng, beton, atau kayu, dengan menggunakan
komposisi warna, garis, bentuk dan volume untuk menuliskan kata, kalimat, atau
simbol tertentu menggunakan cat semprot.

18. Mozaik

Mozaik adalah karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang dibuat dengan cara
menkombinasikan susunan dari berbagai macam bahan remah kecil, bersifat padat,
kering, dan keras (bahan belum berbentuk / sudah berbentuk) menjadi karya utuh
bersifat Figuratif, Still Life, dan cenderung dekoratif, dengan tujuan menghasilkan
suatu karya yang bernilai seni. Remah benda kecil yang digunakan sebagai bahan baku
karya ini umumnya berupa limbah seperti kulit telur, serpihan kaca, kayu dan keramik
atau berupa biji-bijian.
19. Kolase

Kolase adalah jenis lukisan yang tekniknya menempelkan bahan tertentu keatas
permukaan media lukis.Kolase adalah karya seni rupa dua dimensi yang dibuat dengan
cara menkombinasikan susunan dari berbagai macam bahan mentah bersifat padat dan
kering (masih berupa bahan dasar / belum berbentuk) menjadi karya utuh bersifat non
dekoratif, dengan tujuan menghasilkan suatu karya yang bernilai seni.
Disini yang menjadi ciri khas dari karya seni kolase adalah bahan yang
digunakannya serta jenis karyanya yaitu bersifat non dekoratif. Kolase ini dibuat
menggunakan bahan-bahan yang masih mentah yang sifatnya padat / kering tetapi
tidak keras, sehingga mudah dalam menempelkannya, seperti kain flanel, kain perca,
dedaunan, ranting pohon, dan lain-lain, yang penting bahan-bahan tersebut tidak
berupa bahan yang telah membentuk karya. Dan yang perlu diperhatikan adalah
bahwa hasil akhir karya seni kolase adalah bersifat non dekoratif, jadi bisa berupa
Figuratif, Still Life, dan lain-lain.

20. Montage

Montase adalah adalah karya seni rupa dua dimensi yang dibuat dengan cara
menkombinasikan susunan dari berbagai macam bahan berupa karya yang sudah jadi
kemudian disusun ulang menjadi sebuah karya baru yang bernilai seni. Karya seni
montase ini biasanya lebih bersifat bebas, menyesuaikan dengan bahan yang kita
miliki, bisa bersifat Figuratif, Still Life, Dekoratif, dan lain sebagainya.
Karya montase saat ini memang jarang sekali kita jumpai karena pesatnya
perkembangan digital teknologi seperti software photoshop, akan tetapi karya montase
ini masih memiliki tempat di hati para penggemarnya karena keunikannya yaitu dibuat
secara manual.
21. Karikatur

Karikatur adalah lukisan yang dibuat dengan pola keganjilan. Objek yang digambar
biasanya adalah makluk hidup. Karya 2 dimensi ini selain memberikan nilai estetis juga
mempunyai nilai humoris. Dewasa ini karikatur bukan hanya dapat dibuat secara
manual. Kemajuan komputerisasi juga telah melahirkan jenis karikatur baru yang kini
semakin digandrungi.

MATERI PRINSIP

Penerapan prinsip (simbol) dan nilai estetis sesuai dengan tujuan proses pembuatan karya
seni rupa 2 dimensi

Simbol dalam seni rupa 2 dimensi

Simbol dijelaskan sebagai makna atau prinsip yang dikandung dalam karya seni rupa
baik wujud objeknya atau unsur-unsur rupanya,simbol merupakan lambang yang
mengandung makna atau arti, Kata simbol dalam bahasa Inggris: symbol; Latin symbolium,
berasal dari bahasa Yunani symbolon (symballo) yang berarti menarik kesimpulan,
bermakna atau memberi kesan.
Prinsip (symbol) dalam sebuah karya seni rupa dua dimensi dijumpai pada objek dan
unsur-unsur rupanya. Penataan unsur-unsur rupa seperti warna (color), garis (line), bidang
(shape), bentuk (form), gelap terang (value), tekstur (texture) dan ruang (space) dapat
menyimbolkan sesuatu. Selain pada unsur-unsur rupanya, simbol dalam karya seni rupa
dua dimensi dapat kamu jumpai pada visualisasi bentuk objek dan tema yang terdapat pada
karya seni rupa tersebut.

Nilai Estetis dalam Seni Rupa 2 Dimensi

Nilai estetis identik dengan keindahan dan keunikan sebuah karya seni rupa. Nilai estetis
sebuah karya seni rupa terutama dipengaruhi oleh keharmonisan dan keselarasan penataan
unsur-unsur rupanya. Nilai estetis dapat juga bersifat subjektif sesuai selera orang yang
melihatnya. Pengalaman pribadi, lingkungan dan budaya dimana seseorang tinggal dapat
menyebabkan nilai estetis sebauh karya seni rupa berbeda antara satu orang dengan orang
yang lainnya. Nilai estetis yang bersifat subyektif beranggapan keindahan tidak hanya pada
unsur-unsur fisik yang diserap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera
penikmatnya atau orang yang melihatnya.

Nilai Estetis dalam Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

Prinsip-prinsip seni rupa adalah nilai-nilai keindahan di dalam seni rupa yang kerap
dikaitkan dengan kualitas karya seni rupa yang mengandung unsur kesatuan (unity),
keselarasan (harmony), keseimbangan (balance), dan kontras (contrast) sehingga
menimbulkan perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, getir, ataupun rasa senang.

Proses terciptanya seni dan keindahan tidak dapat dipisahkan dengan kreativitas.
Kreativitas diartikan sebagai serangkaian usaha yang dilakukan oleh seseorang, baik secara
sadar maupun tidak sadar guna mewujudkan karya yang bersifat orisinil atau baru.

Dalam dunia seni rupa dan budaya benda, pembicaraan estetika yang penting adalah
tentang simbiolisme, karena manusia bukan saja sebagai pembuat alat, melainkan juga
sebagai makhluk pembuat simbol melalui bahasa visual. Menurut gagasan Ernst Cassier
tentang bentuk simbiolis adalah bahwa karya estetis bukanlah semata-mata reproduksi dari
realitas yang "selesai". Seni merupakan salah satu jalan ke arah pandangan objektif atas
benda-benda dan kehidupan manusia.

Berikut adalah sifat-sifat seni.

1. Simbiolis. Karya seni tradisional biasanya diwarnai perlambangan dalam bentuk


metafora binatang, tumbuhan, bangunan, atau figur manusia. Metafora binatang dan
tumbuhan banyak kita jumpai di candi-candi, motif hias kain batik, bahkan
perabotan sehari-hari.
2. Mitologis. Sifat mitologis adalah tokoh legenda dan mitos suatu daerah yang
ditransformasi lewat karya seni. Sebagai contoh bentuk wayang yang mempunyai
karakter masing-masing ini juga termasuk karya seni bersifat mitologi, patung-
patung yang dianggap dapat mempunyai kekuatan menolak bala, dan sebagainya.
3. Religius. Sifat religius adalah karya seni yang digunakan sebagai penunjang
kegiatan ritual dan penyampaian ajaran agama. Simbol-simbol keagamaan biasanya
terdapat pada bangunan tempat ibadah, model pakaian, ornamen pendukung, dan
alat penunjang kegiatan ritual.
4. Fungsional. Seni dapt memacu kreativitas selain memiliki nilai-nilai estetika, seni
juga memiliki sifat menghibur (menggugah) dan manfaat, antara lain:
a. Menghibur dan menggugah
 Sebagai wujud ungkapan rasa senang pensiptanya.
 Menggembirakan penikmatnya.
 Membahagiakan masyarakat.
b. Manfaat
 Sebgai benda praktis atau alat-alat keperluan rumah tangga.
 Sebagai tempat yang nyaman.
 Menciptakan tempat yang nyaman.
 Menciptakan berbagai model, pakaian, kendaraan, dan lain-lain.
 Sebagai media hiburan.

MATERI PROSEDUR

Perkembangan Alat, Bahan dan Media yang digunakan dalam berkarya seni rupa 2 D

Eksplorasi Alat Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi


Alat dalam berkarya seni rupa dua dimensi sangat banyak jenis dan ragamnya. Alat utama
dalam berkarya seni rupa 2 dimensi setidaknya dikenal dalam beberapa kategori yaitu alat
untuk membentuk, menggambar dan mewarnai serta alat untuk mencetak. Selain kategori
alat utama dalam berkarya seni rupa 2 dimensi, dikenal juga alat-alat bantu lainnya, yaitu
alat yang digunakan tidak secara khusus dalam kegiatan berkarya seni rupa tetapi sangat
diperlukan dalam berkarya seni rupa.
Berikut ini beberapa alat ang dapat digunakan dalam berkarya seni rupa 2 dimensi:

1. Pena

Alat gambar yang digunakan untuk media tinta. Terbuat dari logam dengan ujung yang
bermacam-macam bentuk dan ukurannya.

2. Kuas

Alat yang digunakan untuk mengoleskan cat ke atas kertas atau kanvas. Ukuran bulunya
ditandai dengan nomor kode yang tertulis pada gagang kuas. Untuk jenis kuas cat air,
bulunya halus dan bentuknya meruncing ketika dicelupkan ke dalam air. Jenis kuas cat
minyak, bulunya lebih kasar.
3. Spidol

Tersedia dengan berbagai warna dan ukuran. Spidol berujung lunak dan dan bisa
bergerak spontan. Tebal tipisnya garis dapat diperoleh sesuai dengan penekanan pada
saat menggoreskannya.

4.Palet

Merupakan bidang datar yang dibuat untuk mengolah cat. Palet untuk cat air dibuat dari
plastik, sedangkan untuk cat minyak terbuat dari kayu.

5. Komputer

Merupakan media berkarya yang telah populer. Teknologi digital saat ini
memungkinkan untuk membuat teknik gambar yang beragam.

6. Karet Penghapus

Dalam menggunakan karet penghapus harus disesuaikan dengan jenisnya. Ada karet
penghapus lunak dan ada juga karet penghapus keras. Penghapus lunak digunakan
untuk menghapus goresan pensil pada kertas yang lunak, sedangkan penghapus keras
biasanya digunakan untuk menghapus goresan tinta.

7. Papan Gambar atau Standar

Dalam kegiatan menggambar sangat penting menggunakan papan gambar dalam


menunjang kegiatan menggambar agar mendapatkan hasil yang maksinal. Papan
menggambar apabila di dalam ruangan bisa dipakai alas berupa meja yang rata, namun
akan lebih baik menggunakan papan gambar atau standar, dan bila diluar ruangan
gunakan papan gambar atau standar buatan sendiri atau membelinya di toko.

Eksplorasi Bahan Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

Bahan berkarya seni rupa 2 dimensi adalah material habis pakai yang digunakan untuk
mewujudkan karya seni rupa tersebut.

Melihat keberagaman karya seni rupa yang ada, bahan berkarya seni rupa juga banyak
jenis dan ragamnya, ada yang berfungsi sebagai bahan utama dan ada juga sebagai bahan
penunjang saja. Bahan dalam berkarya seni rupa 2 dimensi dapat dikategorikan menjadi
bahan alami dan bahan sintetis berdasarkan sumber bahan dan cara mengolahnya. Bahan
baku alami adalah material yang bahan dasarnya diperoleh dari alam. Sedangkan bahan
sintetis atau olahan adalah bahan baku alam yang diolah melalui proses pabrikasi atau
industri tertentu menjadi bahan baru yang memiliki karakter khusus.

Berikut ini bahan-bahan yang dapat digunakan dalam berkarya seni rupa 2 dimensi:

Arang

Arang merupakan bahan alami yang dihasilkan dari proses pembakaran. Arang yang dapat
digunakan untuk membuat karya seni rupa 2 dimensi adalah arang dari hasil pembakaran
kayu. Berbagai jenis kayu dapat dibakar dan menghasilkan arang, namun arang yang
digunakan dari kayu yang berbeda jenis memiliki hasil yang berbeda, juga apabila
digunakan dalam berkarya seni rupa. Arang yang baik adalah arang dari kayu yang tidak
keras dan juga tidak terlalu lunak. Ada 4 jenis arang yang dapat digunakan dalam berkarya
seni rupa, yaitu : arang batangan, arang serbuk, arang pensil dan arang cetak atau pres.

Pensil Arang (Contee)

Terbuat dari sejenis arang halus dan biasa digunakan untuk menggambar potret. Sifatnya
hitam pekat dan agak sulit dihapus. Cocok untuk membuat gambar potret.

Pensil

Pensil merupakan alat yang dapat digunakan menggambar secara utuh ataupun hanya
sketsa saja. Jenis pensil dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan atau kehitaman
karbonnya. Untuk pensil berkode B menandakan jenis pensil lunak dan hitam. Terdiri dari
kode B, 2B, 3B sampai 6B, sangat tepat digunakan untuk media menggambar. Untuk pensil
berkode H menandakan jenis pensil keras. Terdiri dari kode H, 2H, 3H sampai 6H, sering
digunakan untuk menggambar proyeksi.

Ada juga jenis pensil warna yang khusus digunakan untuk mewarnai. Jenis pensil warna ini
memiliki karakter khusus yang lebih lunak dari pada pensil tulis (hitam). Pensil warna
tersedia dalam berbagai jenis warna yang diperlukan dan umumnya diperjualbelikan dalam
paket warna.

Pastel dan Crayon

Dua jenis media ini secara fisik bentuknya hampir sama, sehingga kita seringkali
keliru ketika membelinya tetapi sifat dan bahannya tidak sama. Pastel (Oil Pastel) terbuat
dari bahan kapur halus yang dicampur tepung warna dan berbasis minyak. Jejak warnanya
yang dihasilkan pastel sangat tajam dan kuat serta mempunyai daya lekat yang baik pada
kertas. Sedangkan Crayon terbuat dari bahan kaolin (lilin) dengan tepung warna sehingga
terlihat lebih mengkilap dan keras.

Tinta Bak

Dikenal juga dengan sebutan tinta Cina. Warnanya hitam pekat dan tidak luntur
jika kena air. Kemasan tinta bak ini ada yang berbentuk cairan dalam botol dan berbentuk
balok-balok kecil (dicairkan dulu sebelum digunakan). Cara menggambar dengan tinta bak
ini yaitu dengan menggunakan kuas.

Cat

Bahan pewarna ini dibedakan berdasarkan basis pengencernya, yaitu :


a. Cat air (barbasis air)

Jenisnya ada dua yaitu water colour yang bersifat transparan dan poster colour yang
bersifat plakat atau lebih cerah. Yang termasuk water colour contohnya: Cat Akrilik
yang terbuat dari pigmen sintetik yaitu polyvinyl accetate (plastik), cat ini termasuk
jenis car air karena pengencernya dapat menggunakan air. Dan yang termasuk poster
colour yaitu Cat Poster tergolong jenis cat air karena pengencernya menggunakan air,
cat ini berbeda dengan cat air karena memiliki sifat yang mudah kering dan teknik
penggunaannya dengan warna pekat karena tidak banyak menggunakan air.

b. Cat Minyak (barbasis minyak)

Jenis cat ini biasa digunakan untuk melukis diatas kain atau kanvas. Sifatnya tidak
mudah kering dan warnanya tahan lama.

Eksplorasi Media dalam berkarya seni rupa 2 dimensi

Media berkarya seni rupa 2 dimensi adalah material habis pakai yang digunakan untuk
mewujudkan karya seni rupa tersebut. Sesuai dengan keragaman jenis karya seni rupa,
media untuk berkarya seni rupa ini juga banyak macam dan ragamnya, yaitu berfungsi
sebagai media utama (medium).

Media berkarya seni rupa 2 dimensi antara lain:

1. Kertas
Untuk keperluan menggambar, saat ini ada banyak sekali jenis kertas yang dapat
dijumpai di pasaran dengan berbagai kualitas, ukuran dan jenis kertas yang sesuai
dengan karakter bahan pewarnanya.
2. Kanvas
Berbagai jenis dan ukuran kanvas saat ini banyak dijual di toko alat melukis. Ada
kanvas yang dijual dalam bentuk mentah (gulung) dan ada juga kanvas yang sudah
dibentangkan pada papan atau spanram. Kualitas kanvas dibedakan berdasarkan
kelenturan daya tahan dan teksturnya. Kanvas yang baik biasanya memiliki daya
tahan tinggi terhadap cuaca, lentur dan bertekstur halus. Kayu digunakan sebagai
bahan bingkai (spanram) untuk menempatkan kanvas dan paku untuk mengaitkan
kanvas pada permukaan kayu bingkai tersebut.

MATERI FAKTA

Sejarah Perkembangan Seni Rupa secara Global ditinjau dari sudut Kebutuhan

I. Perkembangan Seni Rupa ketika Zaman Prasejarah


Manusia pada zaman prasejarah mengalami 5 masa tahapan perkembangan Seni Rupa
berdasarkan dari tingkat kebutuhannya. Tahap-tahap perkembangan ini mewarnai tahapan
perkembangan zaman, sehingga para ahli sejarah menggolongkan 5 zaman yang dialami
oleh manusia prasejarah. Penggolongan zaman tersebut didasari atas jenis bahan karya seni
rupa yang dihasilkan.

1. Zaman Paleotilikum (Zaman Batu Tua)

Pada zaman Paleotilikum ini manusia baru mengalami kehidupan awal. Mereka
hidup secara berpindah-pindah (nomanden). Mereka belum memiliki pola pikir
bagaimana membuat rumah. Mereka tinggal dari gua yang satu berpindah ke gua yang
lainnya. Kehidupan mereka masih sangat sederhana, sehingga kebutuhan mereka pun
sangat sederhana, yaitu baru memenuhi kebutuhan pangan, sedangkan papan, mereka
sudah memiliki gua sehingga belum perlu membuat rumah. Pakaian pun mereka belum
kenal, jadi belum membuat pakaian.

2. Perkembangan Seni Rupa Pada Zaman Batu Pertengahan (Mesolitikum)

Ketika masa kedua ini, pola pikir dan tantangan kehidupan mulai berkembang.
Ketika tidur, mereka juga bermimpi berjumpa dengan orang-orang yang telah mati,
maka mereka tumbuh kepercayaan bahwa mati hanya jasadnya, sedangkan arwahnya
tidak mati. Maka mereka mengadakan ritual penghormatan kepada roh-roh yang telah
mati. Ritual itu lama-lama menjadi kebutuhan, mereka tidak puas apabila tidak
menjalankan ritual.
Upacara ritual penghormatan kepada roh-roh nenek moyang yang telah meninggal
menghasilkan karya seni rupa yaitu lukisan dinding gua (cave painting), upacara ritual
itu berkembang setelah tumbuhnya kepercayan pada roh-roh termasuk roh binatang.
Percaya kepada roh binatang ini melahirkan karya seni rupa lukisan dengan tema
perburuan. Bahkan baru timbulnya kebutuhan batin yaitu pemujaan terhadap roh-roh ini
sebagai salah satu momentum lahirnya karya - karya seni lukis yang hidup dan
berkembang hingga zaman modern sekarang ini. Upacara ritual pemujaan terhadap roh-
roh itu dilaksanakan dengan ritual melukis pada dinding gua dengan tema-tema
kematian {death magic).
Kebutuhan memakan daging selain umbi-umbian dan buah-buahan melahirkan jenis
seni rupa baru yaitu lukisan gua. Demikian juga kebutuhan rohani pemujaan kepada
arwah yang terlebih dahulu melahirkan seni lukis gua dalam tema perburuan. Pada
zaman batu pertengahan ini manusia memiliki perkembangan kebutuhan yang
meningkat, yaitu kebutuhan rohani kepercayan dan kebutuhan magic, bukan sekedar
kebutuhan makan saja, sehingga timbul selain seni rupa yang berupa peralatan sehari-
hari, lahir pula seni lukis.

3. Perkembangan Seni Rupa Pada Zaman Batu Muda (Neolitikum)

Pada Zaman Batu Muda ini manusia dituntut untuk mengatasi tantangan hidup yang
lebih keras, disebabkan karena semakin berkembangnya populasi manusia dan semakin
bersaing dalam mencari makanan. Tantangan persaingan dalam memenuhi kebutuhan
maka tumbuh pemikiran baru untuk menciptakan peralatan yang lebih tepat dan lebih
efektif . Supaya cepat dalam menombak binatang maka diperlukan tombak yang tajam,
maka tombak yang pada awalnya kurang tajam diasah menjadi halus dan tajam.
Lahirlah seni rupa dengan bahan batu yang telah di perbaharui dengan cara diasah
sampai runcing yang digunakn sebagai mata tombak, kapak, dan alat pisau pencukil.
Seni lukis pada zaman batu muda ini mengalami perkembangan yang pesat. Mereka
melukiskan binatang buruan lebih tampak ekspresif, realis dan dinamis. Binatang
tampak sedang jalan, lari atau kesakitan terkena mata tombak dapat dilukiskan secara
tepat. Tidak seperti pada Zaman Batu Pertengahan dan Batu Muda, lukisan belum
ekspresif dan kaku. Dimensi volume pun dalam lukisan mulai tampak sehingga kesan
tiga dimensi tercapai (kesan realis lebih menonjol). Lukisan benar-benar mirip dan hidup.
4. Perkembangan Seni Rupa Pada Zaman Batu Besar (Megalitikum)

Pada zaman batu besar ini ditandai dengan kebutuhan mereka dalam menggunakan
bahan batu sebagai menhir (tugu batu), dolmen (makam batu), tahta batu, sarkofagus, dan
patung, dalam ukiran batu yang besar, sehingga dikatakan sebagai zaman batu besar.
Kebutuhan zaman itu lebih meningkat karena adanya tantangan baru. Tantangan pertama
yaitu mereka sudah memiliki populasi yang padat, karena pertambahan keturunan,
sehingga membutuhkan tempat tinggal yang lebih luas dan lebih banyak, sedangkan gua
jumlahnya tetap dan tidak bisa diperlebar. Muncul pemikiran untuk mencari alternatif
bentuk tampat tinggal baru yaitu rumah, maka dibangunlah rumah-rumah sederhana,
dalam bentuk rumah rakit, rumah pohon dan rumah panggung.
Tantangan akibat bertambahnya populasi anggota keluarga dan penduduk lainnya,
maka lama kelamaan persediaan makanan umbi-umbian dan binatang semakin habis.
Untuk mengatasi tantangan tersebut yaitu dengan cara bercocok tanam dan berternak.. Seni
rupa yang lahir pada masa tersebut adalah didasari atas kebutuhan kultur kesuburan, yaitu
dengan dibuat patung yang ditanam ditengah-tengah kebun agar tanamannya subur.
Patung-patung itu menggunakan bahan batu besar, maka disebut Zaman Batu Besar.
Patung kesuburan itu kebanyakan berwujud seorang wanita, sebab wanita dianggap
sebagai pengembang keturunan. Lambang-lambang kesuburan yang dimiliki wanita adalah
buah dada, pinggul, dan paha. Maka patung yang dibuat lebih menonjolkan bagian
tersebut. Lihat contoh gambar patung kesuburan dibawah ini.

Selain seni yang menggunakan batu besar, lahir pula seni rupa kria tempat saji-sajian,
tempat memasak, tempat makan dan minum, yang terbuat dari bahan tanah liat yang
dicetak dan dibakar (tembikar).

5. Perkembangan Seni Rupa Zaman Logam

Logam yang pertama adalah perunggu maka disebut pula zaman perunggu. Seni rupa
lahir pada zaman ini, karena dituntut adanya kebutuhan peralatan yang lebih tajam, lebih
modern, dan adanya kebutuhan keindahan, sehingga lahir seni rupa yang berfungsi untuk
perhiasan dan peralatan sehari-hari. Seperti senjata, piling, mangkok, perisai, topi, pakaian,
dan perhiasan seperti gelang, kalung, keroncong dan benda perhiasan lainnya.
Sejarah baru lahirnya seni yang berfungsi sebagai benda untuk memenuhi kebutuhan,
keindahan / ekspresi keindahan, lahir pada zaman perunggu ini. Seni patung pun dengan
bahan logam, maka dibuat patung-patung logam. Pada zaman logam ini perkembangan
seni lukis di gua mulai turun, sebab mereka tidak lagi menggunakan ritual perburuan
karena mereka tidak butuh berburu. Mereka telah berternak, walaupun kebiasaan berburu
itu tetap dilaksanakan. Gua tidak lagi dipakai sebagai tempat tinggal, sebab mereka telah
membuat rumah rakit, pohon dan rumah panggung. Mereka mulai hidup disuatu tempat.
Perkembangan seni rupa berdasarkan kebutuhan pada zaman prasejarah di seluruh
dunia hampir mengalami tahapan dan jenis seni rupa yang sama, sebab didukung dari dua
faktor dasar yaitu faktor psikologi dan faktor alam. Faktor psikologi bahwa manusia pada
perkembangan awalnya memiliki jiwa yang sama (kodrati) dan memiliki sifat yang sama,
sehingga mereka menciptakan karya seni yang relatif sama. Kedua adalah faktor alam.
Alam pertama yang mereka diami masih asli, ada hutan, gua, pohon, gunung, sungai dan
bebatuan. Alam ini sebagai media karya seni rupa tahap awal yang relatif seragam. Faktor
penting lainnya adalah kesamaan dalam perkembangan jenis kebutuhan.
II. PERKEMBANGAN SENI RUPA PADA ZAMAN KLASIK

Perkembangan seni rupa zaman klasik didasari atas berkembangnya kebutuhan dan
kepercayaan. Kepercayaan yang hidup pada zaman prasejarah berkembang pesat pada
zaman klasik. Kepercayaan awal pemujaan terhadap arwah (roh nenek moyang)
berkembang menjadi kepercayaan kepada para dewa.
Kebutuhan sarana ibadah baik bentuk dewa maupun tempat peribadatan menjadi
alasan mereka menciptakan karya seni rupa, berupa kuil, candi, vihara, dan patung-patung
perwujudan dari dewa dan dewi, serta piramid. Didorong oleh perkembangan ilmu dan
teknologi, serta ditemukannya bahan logam, menjadikan karya-karya mereka mencapai
tahap perkembangan yang dapat mencapai puncak (klasik).
Seni rupa pada zaman klasik ini di seluruh dunia hampir mengalaminya, di Yunani,
Romawi, Mesir, India, Mesopotamia, dan Indonesia. Perbedaanya hanya terletak pada
waktu. Bisa diambil Seni Klasik di Mesir dengan didasari pada pemujaan terhadap dewa.
Fir'aun sebagai raja yang dipercaya turunan dewa, maka setelah meninggal dipatungkan
dalam wujud dewa. Pemujaan terhadap Fir'aun setelah mati bukan sekedar dipatungkan,
tetapi juga dibuat mummi (mayat yang diawetkan). Mummi ini didasari atas kepercayaan
bahwa manusia setelah mati rohnya akan bersemayam melindungi manusia yang hidup
asalkan jasadnya diawetkan. Kebutuhan kepercayaan itulah maka dibuat mummi. Karya
seni bentuk lain adalah piramid. Piramid adalah tempat makam Fir'aun. Piramid ini
merupakan karya klasik dan monumental.
Pada bagian tempat menyimpan mummi, didalam piramid dibuat kamar (cela): Pada
Dinding cela ini digambarkan si mati ketika semasa hidupnya dan kendaraan kapal sebagai
kendaran roh si mati menuju nirwana. Karya seni rupa yang lahir adalah relief. Di depan
piramid dibangun pintu gerbag (pylon) yang diapit oleh dua tugu (obelix), yang terbuat dari
batu utuh dengan ketinggian puluhan meter. Dibelakangnya dibuat patung yang berbadan
singa berkepala manusia (sphink), yang mengandung makna simbolis. Piramid, patung,
tugu, dan sphink, serta mummi adalah karya seni rupa yang mencapai tahap klasik
(puncak) karya seni rupa mesir. Itu semua didasari oleh kebutuhan kepercayaan.

Contoh lain seni rupa klasik yang lahir di Yunani dan Romawi. Karya seni rupa mereka
mencapai klasik sebab menciptakan karya-karya yang monumental seperti kuil, patung
dewa dewi, dan tempat olahraga olimpiade. Karya-karya mereka pun lahir didasari oleh
kebutuhan kepercayaan kepada para dewa. Dewa-dewa diciptakan dalam bentuk patung
manusia yang sempurna dalam bentuk fisik (idial). Lahirlah patung dewa Zeus, Dewa
Appolo, Dewa Olahraga, dan dewa - dewa lainnya dalam bentuk patung yang
menggunakan bahan batu, logam dan emas. Ketelitian, keuletan, kesungguhan dalam
membuat patung sangat telliti dan tinggi, sehingga melahirkan karya-karya patung yang
sempurna (klasik).
Selain patung seni rupa yang didasari kepercayaan terhadap dewa ini berupa sarana
ibadah atau kuil. Kuil-kuil ini mencapai tahap klasik sebab didukung oleh tiang-tiang yang
indah dan dihiasi dengan patung-patung dewa dan relief yang agung. Karena teknik yang
tinggi dan kecermatan yang luar biasa, maka terciptalah kuil-kuil yang monumental
(klasik). Seni klasik yang lahir di Indonesia, didasari oleh kepercayaan agama Hindu dan
Budha. Ajaran agama Hindu yang percaya kepada para Dewa melahirkan perwujudan
dewa-dewa dalam bentuk patung, dewa syiwa, dan brahma. Raja dianggap sebagai turunan
dewa, maka raja biasanya dipatungkan dalam wujud dewa. Tempat pemakaman para raja
biasanya dibuatkan bangunan candi asal kata dari Candika (Dewa Kematian). Dinding
bangunan candi dihias dengan relief yang berisi ajaran agama. Patung, relief dan candi yang
dibangun untuk kebutuhan kepercayaan di Indonesia mencapai tahap klasik dan
monumental seperti Candi Prambanan, Borobudur dan Penataran
III. PERKEMBANGAN SENI RUPA PADA ZAMAN NASRANI

Lahimya agama kristen yang percaya terhadap Sang Kristus, maka melahirkan
kebutuhan baru yaitu sarana beribadah yang berupa bangunan gereja. Gereja-gereja ini
banyak dibangun di seluruh penjuru dunia terutama didunia barat (Eropa dan Amerika)
banyak seni rupa bentuk bangunan gereja itu sangat kokoh dan agung. Sarana ibadah
berupa patung Yesus Kristus, salah satu patung karya zaman Nasrani. Gereja-gereja selain
kokoh dan monumental juga dihiasi dengan hiasan yang indah, yang memenuhi dinding
dan langit-langit gereja, teknik lukisan kaca dan kaca patri lahir pada zaman Nasrani ini,
selain teknik hias marmer berwarna dengan gaya naturalis yang menghiasi bangunan
gereja.

IV. PERKEMBANGAN SENI RUPA PADA ZAMAN ISLAM

Lahirnya agama Islam merubah serta memperkaya hasil-hasil seni rupa di dunia.
Lahirnya bangunan masjid, menara masjid dan hiasan kaligrafi, sebagai hasil karya seni
yang bernafaskan islam. Kepercayaan agama Islam yang melarang perwujudan makhluk
hidup secara realis dalam karya seni melahirkan corak dan gaya seni yang baru, yaitu corak
dekoratif, stilasi, dan abstraksi dalam seni Islam. Bangunan mesjid hampir menyebar ke
seluruh penjuru dunia baik di Timur Tengah, Eropa (Spanyol), dan negara-negara Asia.
Kemajuan seni lukis dan permadani, serta seni miniatur yang bergaya dekoratif
berkembang pesat, motif-motif geometris, arabeska, motif awan, flora dan fauna yang di
nilai sebagai sumbangan seni Islam yang hidup hingga sekarang. Seni miniatur yang
menghiasi benda-benda peralatan sehari-hari. Kitab Al-Qur'an dan sarana ibadah
berkembang pesat.

V. PERKEMBANGAN SENI RUPA PADA ZAMAN MODERN

Tingkat kebutuhan zaman modern ini semakin kompleks, sehingga karya seni rupa
yang diciptakan pada zaman modern pun berkembang pesat dan kompleks, seiring
berkembangnya tingkat kebutuhan. Berkembangnya jenis-jenis kebutuhan, baik kebutuhan
lahir dan batin dan kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan), maupun kebutuhan
kepercayaan berkembang ke tingkat kebutuhan lainnya, seperti hiburan wisata, ekspresi
kemewahan dan tingkat kebutuhan tinggi lainnya. Pesatnya tingkat kebutuhan berkembang
maka seni rupa yang diciptakan bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan primer,
tetapi seni rupa menjadi prestisius dan elit.
Seni berkembang menjadi 2 cabang utama, yaitu seni pakai dan seni murni. Seni pakai
adalah jenis seni yang diciptakan untuk menghias atau memperindah benda-benda pakai
mulai dari hiasan pada benda-benda pakai sehari-hari, peralatan makan dan minum,
kendaraan, hiasan taman, hotel, istana, gedung-gedung, patung-patung hiasan jalan,
pakaian serta senjata dan benda-benda pakai lainnya. Seni murni adalah seni rupa yang
diciptakan untuk memenuhi kebutuhan ekspresi tanpa ada titipan kebutuhan lainnya
seperti lukisan, kria, dan patung yang berfungsi sebagai ekspresi si seniman.
Perkembangan ilmu dan teknologi modern dan ditemukannya teknologi dan bahan
baru seperti kertas, kanvas, kain, cat minyak dan berbagai jenis tinta dan pewarna, ikut
mendorong pesat dan kayanya perkembangan seni rupa. Kebutuhan di era informasi dan
globalisasi ini, maka seni rupa sebagai ilustrasi dan media komunikasi dalam media cetak
dan televisi, dan ilustrasi produk dan promosi, periklanan dalam dunia bisnis. Tumbuhnya
tingkat kebutuhan untuk prestisius, maka seni lukis murni, fotografi dan seni gratis serta
seni patung merupakankebutuhan kemewahan.
Kebutuhan rumah dan tempat tinggal bukan hanya sekedar untuk memenuhi
kebutuhan primer semata tetapi menjadi kebutuhan kemewahan, sehingga lahir rumah-
rumah penduduk kaum borjuis, pejabat negara dan birokrat yang sangat mewah, gedung-
gedung bisnis, hotel dan mall menjamur di kota - kota besar sebagai karya seni rupa
modern. Kebutuhan transportasi darat, laut, udara, dan informasi global melalui internet,
serta menjamurnya media cetak, ikut memperkaya jenis-jenis seni rupa modern.

MATERI KETRAMPILAN

Laporan berupa konsep, unsur, prinsip, bahan, teknik dan nilai estetis dalam bentuk
laporan tertulis.

Teknik-teknik Seni Rupa 2 Dimensi

Ternyata dalam proses pembuatannya, seni rupa 2 dimensi membutuhkan teknik-teknik


khusus. Jika ingin melahirkan sebuah karya seni yang banyak disukai orang, maka kita
harus memiliki keahlian khusus. Berikut ini beberapa teknik yang biasa digunakan dalam
pembuatan seni rupa 2 dimensi:

a. Teknik Pointilis

Teknik pointilis adalah cara menggambar yang dalam menentukan gelap terang objek
gambar menggunakan pensil atau pena gambar dengan dititik-titikkan.

b. Teknik Linier

Teknik linier adalah cara menggambar yang dalam menentukan objek gambar
menggunakan garis.
c. Teknik Arsiran

Teknik arsiran adalah cara menggambar dengan garis-garis sejajar atau menyilang untuk
menentukan gelap terang objek gambar sehingga tampak seperti tiga dimensi.

d. Teknik Dussel

Teknik dusel adalah cara menggambar dengan cara menentukan gelap terang objek gambar
menggunakan pensil gambar yang digoreskan dalam posisi miring.
e. Teknik Aquarel (teknik transparan-basah)
Teknik aquarel atau teknik transparan merupakan teknik yang sering dipakai
ketika menggambar atau melukis, biasanya memakai cat air, tetapi hanya sekedar
digoreskan tipis-tipis saja, sehingga akan menghasilkan tekstur yang transparan
atau teknik Aquarel (sapuan basah), teknik ini dapat menggunakan bahan
dengan campuran air di atas kertas, kain, atau bidang lain. Bila menggunakan
bidang gambar berupa kertas maka dapat menggunakan cat air, cat poster, atau
tinta bak. Hasilnya berupa gambar yang transparan karena menggunakan sapuan
tipis dalam menggores .

f. Teknik Plakat

Teknik plakat ini paling sering dipakai untuk melukis. Teknik ini biasanya memakai cat
poster, cat minyak akrilik yang digoreskan dengan tebal, sehingga menghasilkan warna
yang padat dan pekat.
g. Teknik Kolase

Teknik Kolase adalah merupakan teknik melukis dengan cara memotong kertas
yang kemudian ditempelkan pada sebuah obyek tertentu, sehingga membentuk
sebuah lukisan. Teknik ini akan menghasilkan lukisan yang realis atau abstrak
dari potongan kertas yang telah ditempelkan. Hasil karya seni rupa dari teknik ini
biasanya sering disebut dengan mozaik.

h. Teknik Siluet (blok)

Teknik menutup objek gambar dengan menggunakan satu warna sehingga


menimbulkan kesan siluet.

i. Teknik Semprot

Yaitu cara melukis dengan cara menyemprotkan bahan cat cair denagn
menggunakan sprayer. Untuk melukis dengan teknik ini kita harus hati-hati untuk setiap
poin lukis nya. Contoh lukisan teknik semprot yaitu gambar reklame.

Proses Berkarya Seni Rupa 2 dimensi

Karya seni rupa dua dimensi tidak tercipta dengan sendirinya. Pembuatan karya seni rupa
dua dimensi dilakukan melalui sebuah proses secara bertahap. Tahapan dalam berkarya ini
berbeda antara satu jenis karya dengan jenis karya lainnya mengikuti karakteiristik bahan,
teknik, alat dan medium yang digunakan untuk mewujudkan karya seni rupa tersebut.

Tahapan dalam berkarya seni rupa dua dimensi ini dimulai dari adanya motivasi untuk
berkarya. Motivasi ini dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar diri perupanya.
Benda-benda kecil atau hal-hal sederhana dalam kehidupan kita sehari-hari dapat menjadi
ide untuk berkarya seni rupa dua dimensi. Cobalah perhatikan benda-benda dan peristiwa
sehari-hari di sekitar kalian kemudian kembangkan hasil pengamatan kalian menjadi
gagasan berkarya seni rupa. Pilihlah bahan, media, alat dan teknik yang kalian kuasai atau
ingin kalian coba dan mulailah berkreasi menciptakan karya seni rupa dua dimensi dengan
hasil memodifikasi obyek.
Berlatih Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

Keindahan sebuah karya tidak hanya kemiripan bentuknya saja, tetapi kesunguhan dalam
membuat karya tersebut akan menjadikan karya kalian unik dan menarik. Setiap manusia
memiliki karakter dan keunikan yang berbeda-beda, demikian juga dengan karya yang
kalian buat. Cobalah berkali-kali menggunakan berbagai model, bahan, teknik dan medium
yang berbeda-beda. Rasakan oleh kalian dan kemukakan obeyek mana yang menurut kalian
paling menarik, bahan, media, dan teknik apa yang paling kalian sukai. Jelaskan mengapa
obyek tersebut menarik dan bahan, media serta teknik tersebut kalian sukai.

Sajikan karya kalian bersama-sama kemudian diskusikan bersama-sama, berilah tanggapan


tidak hanya pada karya yang kalian buat tetapi karya yang dibuat teman-teman yang lain.

FUNGSI SENI RUPA 2 DIMENSI


Fungsi seni rupa 2 dimensi memiliki beberapa fungsi yaitu: fungsi individu dan fungsi
sosial tentu saja ke dua nya memiliki perbedaan.

1. FUNGSI INDIVIDU
Fungsi seni rupa individu yaitu berupa untuk memuaskan diri sendiri, artinya seseorang
menciptakan karya seni itu hanya untuk mengekspresikan dirinya untuk memuaskan
batin. Tentu saja hasil karyanya akan memancarkan aura yang sangat mendalam karena
menumbuhkan hasil luapan ekspresi dari seseorang entah itu senang, sedih dan lain
sebagainya.

2. FUNGSI SOSIAL
Sedangkan fungsi rupa sosial dari seni merupakan yang menciptakan kepuasan banyak
orang, seumpama dari seni dalam bidang rekreasi yang bisa dinikmati banyak orang,
seni dalam komunikasi agar bisa menarik di hadapan banyak orang, serta seni di bidang
rohani. Sedikit membagi informasi yang cukup padat seputar keseniaan, dari berbagai
penjelasan di atas, sekarang ini kamu jadi lebih tau kan apa saja yang di maksud seni
rupakhususnya seputar pengertian, unsur, macam-macam seni, serta fungsi dari seni
rupa.

Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media/ Alat : foto dari media cetak/elektronik, gambar dari katalog-katalog
tentang Pengetahuan karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi
2. Bahan : laptop, LCD Proyektor, speaker dsb. (sesuaikan dgn yang ada),
perangkat alat dan bahan serta media
3. Sumber Belajar :
a. Kemendikbud, 2014. Buku Panduan Guru Seni Budaya SMA Kls XI, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013: Jakarta.
b. Yudoseputro, Wiyoso, 1993, Seni Rupa Klasik : Perjalanan Seni Rupa Indonesia dari
Masa Prasejarah Hingga Masa Kini, Panitia Pameran Kias Bandung
4. Sumber Internet:
a. https://ismafineartskanda.wordpress.com/2011/12/06/unsur-unsur-seni-
rupa/
b. http://www.softilmu.com/2015/11/8-macam-unsur-unsur-seni-rupa-
adalah.html
c. http://blogtino.web.id/pengertian-ide-gagasan-pikiran/
d. http://www.sepengetahuan.com/2016/09/pengertian-titik-garis-dan-bidang-
lengkap.html
e. https://mafia.mafiaol.com/2013/06/pengertian-titik-garis-dan-bidang.html
f. https://plus.google.com/100662402139795288212/posts/1fZigpawNo4
g. https://ilmuseni.com/seni-rupa/seni-grafis/unsur-desain-grafis
h. https://kisahasalusul.blogspot.com/2016/01/10-contoh-karya-seni-rupa-2-
dimensi-dan.html
i. http://mikakurniawati.blogspot.com/p/blog-page.html
j. https://www.senibudayaku.com/2017/09/12-contoh-karya-seni-rupa-2-
dimensi-dan-penjelasan-lengkapnya.html
k. http://fokussatu.com/gambar-2-dimensi/
l. http://www.poscampur.org/2014/09/pengertian-seni-rupa-2-dimensi-dan-
3.html
m. http://fokussatu.com/gambar-2-dimensi/

Anda mungkin juga menyukai