Disusun oleh :
Eka Irma Meilani Putri (3311161023)
Aliya Salsabila (3311161024)
Jesiana Agustine Arifin (3311161025)
Ancella Rosita Sinaga (3311161026)
Syifa Nursahidah (3311161027)
Nadia Sartika Sari (3311161028)
Kelompok : 5 (Lima)
Kelas : Farmasi A
Tanggal Praktikum : 14 November 2017
Asisten Pembimbing : Prof. Dr. Afifah B. Sujiatmo, MS., Apt.
TINJAUAN PUSTAKA
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan
sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran darah, yang merupakan juga
bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskular)
dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh
metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan
sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat)
yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan
usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh
dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
2.2 Jantung
2.3 Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringantubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau
hemato- yang berasal dari bahasa Yunanihaima yang berarti darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang
mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen.
1. Secara Langsung
a. Kekuatan pompa jantung, berkaitan dengan aktivitas jantung.
b. Keadaan pembuluh darah (nadi), jika pembuluh darah vasodilatasi
maka tekanan darah akan menjadi turun.
c. Volume dan kepekatan darah, semakin banyak volume dan
kepekatannya maka tekanan darahnya semakin naik karena ada
energi potensial yang tersimpan.
2. Secara tidak Langsung
a. Sistem saraf (simpatis dan parasimpatis) dapat terganggu karena
berbagai hal (stress, olahraga, bekerja, obat perangsang atau
penenang).
b. Makanan yang dikonsumsi.
c. Umur dan jenis kelamin.
d. Perubahan suhu, detak jantung akan meningkat setiap kenaikan
suhu 100C (dikenal sebagai hokum Vant Hoff).
2.4 Gangguan pada Sistem Kardiovaskular
a. Hipertensi
b. Hiperkolesterol/Dislipidemia
Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang
berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh.
Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati
dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk digunakan di kemudian
hari.Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu
melindungi tubuh terhadap cedera.Lemak merupakan komponen penting dari
selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf serta empedu.Dua
lemak utama dalam darah adalahkolesterol dan trigliserida.Lemak mengikat
dirinya pada protein tertentu sehingga bisa larut dalam darah; gabungan
antara lemak dan protein ini disebutlipoprotein. Lipoprotein yang utama
adalah : Kilomikron, VLDL (Very Low Density Lipoproteins), LDL (Low
Density Lipoproteins) dan HDL (High Density Lipoproteins).
c. Gagal Jantung
Stadium A Kelas I
Memiliki resiko tinggi untuk Tidak terdapat batasan
berkembang menjadi gagal jantung. dalam melakukan aktifitas
Tidak terdapat ganguan structural atau fisik. Aktifitas fisik sehari-
fungsional jantung, tidak terdapat hari tidak menimbulkan
tanda atau gejala kelelahan, palpitasi atau
sesak nafas
Stadium B Kelas II
Telah terbentuk penyakit struktur Terdapat batasan aktivitas
jantung yang berhubungan dengan ringan. Tidak terdapat
perkembangan gagal jantung. Tidak keluhan saat istirahat,
terdapat tanda atau gejala namun aktivitas fisik sehari-
hari menimbulkan
kelelahan, palpitasi atau
sesak nafas
Stadium D Kelas IV
Penyakit struktural jantung yang Tidak dapat melakukan
lanjut serta gejala gagal jantung yang aktivitas fisik tanpa keluhan.
sangat bermakna saat istirahat Terdapat gejala saat
walaupun sudah mendapat terapi istirahat. Keluhan meningkat
medis maksimal saat melakukan aktivitas
*ACC = American College of Cardiology ; AHA = American Heart Association; NYHA = New
York Heart Association
d. Anemia
- Hemoglobin <10g/dl
- Hemotrokit < 30 %
- Eritrosit < 2.8 juta/mm.
Penyebab anemia umumnya adalah krangnya asupan gizi (malnutrisi),
hipervolumia (hemodilusi), malabsorpsi dan kehilangan darah yang banyak
seperti akibat persalinan yang lalu, haid, perdarahan, dan lain-lain. Sedangkan
gejala anemia dintaranya letih, sering mengantuk, pusing, lemah, nyeri
kepala, luka pada lidah, kulit pucat, membrane mukosa pucat (misal
konjungtiva), bantalan kuku pucat, tidak ada nafsu makan, mual dan muntah.
Anemia diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, yaitu :
Anemia Defisiensi Besi : Tidak cukupnya suplai besi mengakibatkan
defek pada sintesis Hb, mengakibatkan timbulnya sel darah merah yang
hipokrom dan mikrositer.
Anemia Megaloblastik : Defisiensi folat atau vitamin B12
mengakibatkan gangguan pada sintesis timidin dan defek pada replikasi
DNA, efek yang timbul adalah pembesaran prekursor sel darah
(megaloblas) di sumsum tulang, hematopoiesis yang tidak efektif, dan
pansitopenia.
Anemia Aplastik : Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah akibat
hiposelularitas.Hiposelularitas ini dapat terjadi akibat paparan racun,
radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada perbaikan DNA
serta gen.
Anemia Mieloptisik : Anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum
tulang oleh infiltrate sel-sel tumor, kelainan granuloma, yang
menyebabkan pelepasan eritroid pada tahap awal.
Obat yang dapat diberikan berupa suplemen zat besi (Fe) untuk
memulihkan kekurangan sel darah merah.Selain zat besi, vitamin B12 sering
diberikan untuk pengobatan anemia pernisiosa.Jalan terakhir jika anemia
sudah mencapai stadium akut dan parah adalah dengan transfusi darah.
e. Koagulasi Darah
- Heparin
- Antikoagulan oral, terdiri dari 4-hidroksikumarin misalnya dikumarol,
warfarin,, derivate-derivat indan-1,3-dion misalnya anisindion
- Antikoagulan yang bekerja dengan mengikat ion kalsium, salah satu factor
pembekuan darah.
f. Iskemia
g. Angina Pektoris
Captopril Angiotensin
Tablet Oral
50 mg Converting Enzim
(ACE).
a. Spironolactone
Spironolakton adalah steroid 17-laktone sintetis yang merupakan
antagonis aldosteron kompetitif ginjal di kelas obat-obatan yang disebut
diuretik hemat kalium. Spironolakton adalah diuretik yang lemah, namun bisa
dikombinasikan dengan diuretik lainnya. Karena efek anti-androgennya, obat
ini juga dapat digunakan untuk mengobati hirsutisme, dan merupakan
komponen umum terapi hormon untuk pria transgender. Spironolakton
menghambat efek aldosteron dengan bersaing dengan reseptor aldosteron
intraselular di sel tubulus distal. Hal ini meningkatkan sekresi air dan sodium,
sekaligus menurunkan ekskresi kalium. Spironolakton memiliki onset
tindakan yang cukup lambat, membutuhkan waktu beberapa hari untuk
berkembang dan efeknya berkurang secara perlahan.
b. Nifedipine
Nifedipin merupakan prototipe penghambat calcium channel blocker
(CCBs) dihydropiridin, serupa dengan dihydropyridines lain termasuk
amlodipine, felodipine, isradipine, dan nicardipine. Setidaknya ada lima jenis
saluran kalsium di Homo sapiens: L-, N-, P / Q-, R- dan tipe T. CCBs
menargetkan saluran kalsium tipe-L, saluran utama di sel otot yang menengahi
kontraksi. Mirip dengan CCB DHP lainnya, nifedipin mengikat langsung ke
saluran kalsium tidak aktif yang menstabilkan konformasi tidak aktif mereka.
Karena depolarisasi otot polos arteri lebih lama dibandingkan dengan
depolarisasi otot jantung, saluran tidak aktif lebih banyak terjadi pada sel otot
polos. Splicing alternatif dari subunit alpha-1 pada saluran tersebut memberi
selektivitas arterial tambahan nifedipine. Pada konsentrasi sub-toksik
terapeutik, nifedipin memiliki sedikit efek pada miosit jantung dan sel
konduksi. Dengan menghalangi saluran kalsium, Nifedipine menghambat
kejang arteri koroner dan melebarkan arteri sistemik, menghasilkan
peningkatan suplai oksigen miokard dan penurunan tekanan darah sistemik.
c. Losartan Kalium/Potassium
Lossartan kalium adalah garam kalium losartan, antagonis reseptor
angiotensin II non-peptida dengan aktivitas antihipertensi. Losartan secara
selektif dan kompetitif mengikat reseptor angiotensin II (tipe AT1) dan
menghambat pengikatan angiotensin II ke reseptor, sehingga meningkatkan
vasodilatasi dan menangkal efek aldosteron. Dikonversi dari angiotensin I
oleh angiotensin-converting enzyme (ACE), angiotensin II merangsang
korteks adrenal untuk mensintesis dan mensekresikan aldosteron, mengurangi
ekskresi natrium dan meningkatkan ekskresi kalium, dan bertindak sebagai
vasokonstriktor pada otot polos vaskular.
d. Furosemide
Furosemide merupakan diuretik loop tipe sulfonamid yang terkait dengan
bumetanide, digunakan untuk mengelola hipertensi dan edema yang terkait
dengan gagal jantung kongestif, sirosis, dan penyakit ginjal, termasuk sindrom
nefrotik. Furosemide adalah turunan asam sulfamoylanthranilic, juga dikenal
sebagai frusemide, dan diuretik loop poten. Furosemide banyak digunakan
untuk mengobati hipertensi dan edema. Agen ini sangat terikat pada albumin
dan sebagian besar diekskresikan tidak berubah dalam urin.
e. Propranolol
Propanolol merupakan antagonis reseptor beta-adrenergik, adalah
penghambat beta nonselektif yang kompetitif yang serupa dengan nadolol
tanpa aktivitas simpatomimetik intrinsik. Propanolol adalah senyawa rasemat;
l-isomer bertanggung jawab atas aktivitas pemblokiran adrenergik.
Propranolol adalah penghambat reseptor beta-adrenergik sintetik dan
nonselektif dengan antiangitari, antiaritmia, antihipertensi. Propranolol secara
kompetitif melawan reseptor beta-adrenergik, sehingga menyebabkan efek
chronotropik dan inotropik negatif yang menyebabkan penurunan curah
jantung.
f. Methyldopa
Methyldopa adalah penghambat dekarboksilase aromatik-amino-asam
pada hewan dan manusia. Hanya metildopa, L-isomer alfa-metildopa,
memiliki kemampuan untuk menghambat dopa dekarboksilase dan menguras
jaringan hewan norepinephrine. Pada manusia, aktivitas antihipertensi
tampaknya hanya disebabkan oleh isomer L. Sekitar dua kali dosis rasemat
(DL-alpha-methyldopa) diperlukan untuk efek antihipertensi yang sama.
Methyldopa tidak memiliki efek langsung pada fungsi jantung dan biasanya
tidak mengurangi laju filtrasi glomerulus, aliran darah ginjal, atau fraksi
filtrasi. Curah jantung biasanya dipertahankan tanpa akselerasi jantung. Pada
beberapa pasien detak jantung diperlambat. Aktivitas renin plasma normal
atau tinggi dapat menurunkan terapi metildopa. Methyldopa mengurangi
tekanan darah terlentang dan tekanan darah terlentang. Methyldopa biasanya
menghasilkan penurunan tekanan supine yang sangat efektif dengan hipotensi
postural simtomatik yang jarang terjadi. Hipotesis olahraga dan variasi
tekanan darah diurnal jarang terjadi.
Methyldopa adalah turunan fenilalanin dan penghambat asam amino
dekarboksilase aromatik dengan aktivitas antihipertensi. Methyldopa adalah
prodrug dan dimetabolisme dalam sistem saraf pusat. Tindakan antihipertensi
metildopa tampaknya disebabkan oleh pengubahannya menjadi alfa-
methylnorepinephrine, yang merupakan agonis adrenergik alfa-2 yang kuat
yang mengikat dan merangsang reseptor adrenergik penghambat alfa-2 yang
kuat. Hal ini menyebabkan penurunan aliran keluar simpatis dan penurunan
tekanan darah.
g. Captopril
Captopril adalah salah satu contoh obat darah tinggi golongan ACE
inhibitor, obat ini bekerja dengan cara mengikat dan menghambat angiotensin-
converting enzyme. Hal ini untuk mencegah konversi angiotensin I menjadi
angiotensin II dan dengan demikian membantu untuk menurunkan tekanan
darah. Angiotensin I adalah peptida kecil, yang berisi hanya sepuluh asam
amino. Dua asam amino lain kemudian dihapus oleh angiotensin-converting
enzyme (ACE) untuk menghasilkan angiotensin II. Hormon ini menyebabkan
otot-otot sekitar pembuluh darah berkontraksi sangat kuat sebagai akibatnya
meningkatkan tekanan darah.
Captopril digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi).
Menurunkan tekanan darah tinggi membantu mencegah stroke, serangan
jantung, dan masalah ginjal. Obat captopril juga digunakan untuk mengobati
gagal jantung, melindungi ginjal dari bahaya akibat diabetes, dan untuk
meningkatkan kelangsungan hidup setelah serangan jantung. Captopril dapat
digunakan sebagai kombinasi dengan obat darah tingg lainnya, seperti
kombinasi dengan diuretik (pil kencing) contohnya hydrochlorothiazide, yakni
ketika salah satu obat belum dapat mengontrol tekanan darah atau gagal
jantung kongestif.
Dosis :
Hipertensi 12,5
Interaksi Obat :
Efek samping :
Pusing atau limbung, terutama saat bangkit berdiri.
Batuk kering.
Gangguan pada indera pengecap.
Detak jantung meningkat (takikardia).
Ruam kulit.
Sakit dada.
Hipotensi.
Rambut rontok.
Sulit tidur.
Mulut kering.
Konstipasi atau diare.
h. Fenofibrate
Fenofibrate adalah obat yang digunakan untuk mengurangi kadar
kolesterol darah terutama pada pasien yang memiliki resiko penyakit
kardiovaskular. Obat ini adalah obat penurun kolesterol yang termasuk paling
banyak digunakan, baik secara tunggal maupun dikombinasikan dengan
golongan statin. Fenofibrate adalah turunan asam fibric, prodrug yang
mengandung asam fenofibric, yang menurunkan trigliderida dengan cara
mengaktifkan lipase lipoprotein sehingga mengakibatkan peningkatan
katabolisme Very Low Density Lipoprotein (VLDL) sekaligus meningkatkan
kadar High Density Lipoprotein (HDL).
Fenofibrate adalah turunan asam fenoksi-isobutyrik sintetis dan prodrug
dengan aktivitas antihid perlipidemik. Fenofibrate dihidrolisis secara in vivo
ke asam fenofibric metabolit aktif yang mengikat dan mengaktifkan
proliferator alfa aktif proliferator peroksisom (PPARalpha), yang
menghasilkan pengaktif lipoprotein lipase dan pengurangan produksi
apoprotein C-III, penghambat aktivitas lipoprotein lipase. Peningkatan
lipolisis dan penurunan trigliserida plasma, pada gilirannya, menyebabkan
modifikasi partikel lipopori padat kepadatan rendah (LDL) kecil menjadi
partikel yang lebih besar yang dikata kategorikan lebih cepat karena afinitas
yang lebih besar untuk reseptor kolesterol. Selain itu, aktivasi PPARalpha juga
meningkatkan sintesis apoprotein A-I, A-II, dan high density lipoprotein
(HDL) -cholesterol. Secara keseluruhan, fenofibrate mengurangi kolesterol
total, kolesterol LDL, apolipoprotein B, trigliserida total dan trigliserida kaya
lipoprotein (VLDL) sambil meningkatkan kolesterol HDL.
Dosis :
dewasa, dosis awal : 1 x sehari 300 mg.
Dosis pemeliharaan saat kolesterol normal yang direkomendasikan : 1 x
sehari 200 mg.
saat terjadi peningkatan kadar kolesterol, dosis dapat ditingkatkan menjadi
300 mg setiap hari.
Kadar kolesterol > 4 g/L, dosis dapat ditingkatkan sampai 400 mg setiap
hari.
Obat digunakan bersama makanan untuk mengoptimalkan bioavailabilitas
obat.
Indikasi :
Fenofibrate digunakan dalam pengobatan hiperkolesterolemia tipe IIa, IIb,
III, IV dan hipertrigliseridemia tipe IIa dan III, jika diet dan olahraga saja
sudah tidak memadai dan disertai faktor resiko.
Mengurangi risiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung
koroner terutama pada pria dewasa usia 40 sampai 55 tahun tanpa riwayat
pernah mengalami serangan atau gejala penyakit jantung koroner
sebelumnya.
Meskipun obat-obat golongan fibrat dapat menurunkan risiko kejadian
penyakit jantung koroner pada pasien dengan kolesterol HDL rendah atau
yang kadar trigliseridanya tinggi, obat-obat golongan statin tetap
merupakan obat pilihan pertama. Golongan fibrat dapat dipertimbangkan
sebagai obat lini pertama untuk pasien yang memiliki kadar trigliserida
serum lebih besar dari 10 mmol/L.
Fenofibrate menurunkan resiko terjadinya retinopati diabetic pada
penderita diabetes mellitus.
Kontraindikasi
Perhatian
Obat digunakan bersama makanan.
Pemakaian harus dihentikan jika muncul ruam kulit atau tanda lain yang
menunjukkan reaksi alergi.
Obat ini bisa menyebabkan pusing dan mengantuk, jangan mengemudi
atau menyalakan mesin saat menggunakan obat ini.
Belum diketahui apakah fenofibrate diekskresikan ke dalam air susu ibu
(ASI). Karena adanya potensi tumorigenicity akibat penggunaan obat ini
pada hewan percobaan, sebaiknya jangan menggunakan obat ini selama
menyusui.
Sebelum memutuskan menggunakan obat ini, sebaiknya dilakukan upaya
lain untuk mengontrol kadar serum lipid seperti dengan diet yang tepat,
olahraga, penurunan berat badan jika anda menderita obesitas, dan
pengendalian masalah kesehatan seperti diabetes mellitus dan
hipotiroidisme yang berkontribusi terhadap kelainan lipid.
Penentuan kadar transaminase serum harus dilakukan pada awal dan
secara periodik (tiap 3 bulan selama 12 bulan) selama terapi untuk evaluasi
fungsi hati.
Lakukan pemeriksaan kadar lipid secara periodik, dan hentikan
pengobatan jika pengobatan tidak memberikan hasil yang memadai setelah
tiga bulan pengobatan.
Penggunaan obat harus segera dihentikan jika pasien memiliki kadar
kreatinin fosfokinase tinggi, miositis, dan jika terjadi pembentukan batu
empedu.
Penggunaan bersamaan dengan obat golongan statin, pasien usia lanjut,
penderita diabetes mellitus, gagal ginjal, dan hipotiroidisme meningkatkan
resiko muskuloskeletal miopati dan rhabdomyolysis.
Interaksi Obat :
Jika digunakan bersamaan dengan antikoagulan warfarin, risiko
perdarahan meningkat. Kurangi dosis warfarin untuk mencegah
perdarahan.
Penggunaan bersamaan dengan colchicine dapat mempotensiasi miopati.
Pasien dengan disfungsi ginjal dan pasien lanjut usia memiliki risiko lebih
tinggi.
Fenofibrate meningkatkan efek nateglinid, sehingga meningkatkan risiko
hipoglikemi berat jika diberikan bersamaan.
Jika insulin atau sulfonilurea diberikan bersama fibrat dapat memperbaiki
toleransi glukosa dan efek aditif.
Kombinasi obat ini dengan golongan statin seperti simvastatin atau
cerivastatin meningkatakan risiko miopati dan rhabdomyolysis.
Jangan mengkombinasikan dengan repaglinide karena meningkatkan
risiko hipoglikemia berat.
Penggunaan bersamaan dengan HMG-CoA reductase inhibitor harus
dihindari kecuali dipastikan manfaat yang diperoleh lebih besar daripada
resiko kombinasi kedua obat ini.
pemberian bersama siklosporin meningkatkan resiko gagal ginjal.
Pecandu alkohol sebaiknya tidak menggunakan obat ini.
i. Atorvastatin
Kolesterol adalah jenis dari lemak atau lipid yang dihasilkan tubuh dari
makanan berlemak yang kita konsumsi. Tubuh menyimpan lemak atau lipid di
dalam tubuh dan digunakan sebagai sumber energi. Kadar kolesterol tinggi
dalam tubuh tidak akan membuat Anda merasa sakit, tapi jika dibiarkan tetap
tinggi dapat menyebabkan komplikasi. Timbunan kolesterol tinggi di dalam
tubuh dikenal dengan istilah hiperkolesterolemia.
Peringatan:
j. Simvastatin
Selain mengubah pola makan dengan diet sehat (misalnya diet rendah
kolesterol/rendah lemak), perubahan gaya hidup lainnya yang bisa membantu
mengoptimalkan obat ini adalah olahraga, menurunkan berat badan hingga
ideal, dan berhenti merokok.
Simvastatin adalah zat penurun lipid yang diturunkan secara sintetis
dari produk fermentasi jamur Aspergillus terreus. Hidrolisis in vivo ke
metabolit aktif, simvastatin secara kompetitif menghambat redoksase
hidroksimetil-glutiril koenzim A (HMG-CoA), enzim yang mengkatalisis
konversi HMG-CoA menjadi mevalonate, sebuah langkah kunci dalam
sintesis kolesterol. Agen ini menurunkan kadar kolesterol dan lipoprotein
plasma, dan memodulasi respons kekebalan tubuh dengan menekan MHC II
(kompleks histokompatibilitas mayor II) pada sel antigen-stimulating
interferon gamma, seperti sel endotel vaskular manusia.
Golongan Statin
Peringatan :
Bagi wanita pada usia subur, gunakan kontrasepsi yang efektif karena
simvastatin dapat berdampak buruk pada janin. Jadi penting untuk
mencegah kehamilan semasa mengonsumsi obat ini.
Jangan mengonsumsi buah atau jus grapefruit karena akan meningkatkan
kadar simvastatin dalam darah.
Harap berhati-hati jika Anda menderita gangguan hati, gangguan ginjal,
hipotiroid (kelenjar tiroid kurang aktif), atau nyeri otot tanpa penyebab
yang jelas.
Harap berhati-hati juga jika Anda atau keluarga memiliki riwayat
gangguan atau kelainan pada otot.
Beri tahu dokter jika Anda rutin mengonsumsi minuman keras.
Segera hubungi dokter jika mengalami nyeri, kelemahan atau kekakuan
pada otot, rasa lelah yang tidak jelas penyebabnya, urine berwarna gelap
atau merah, terjadi reaksi alergi atau overdosis.
Dosis
Dosis penggunaan simvastatin tergantung kepada kadar kolesterol,
kondisi kesehatan, serta seberapa tinggi risiko pada pasien untuk terkena
serangan jantung dan stroke. Berikut ini adalah dosis simvastatin yang
biasanya diberikan oleh dokter:
Kondisi Dosis
Mengurangi risiko
Dewasa dengan risiko menengah: 10 mg satu kali
kardiovaskular
sehari.
Interaksi Obat :
Bosenta, efavirenza, dan rifampicin, karena dapat mengurangi kadar
simvastatin.
Antikoagulan (obat pengencer darah), karena dapat meningkatkan
risiko perdarahan.
Colchicine, amiodarone, verapamil, dan diltiazem, karena dapat
meningkatkan risiko miopati dan rhabdomiolisis.
Ezetimibe, karena dapat meningkatkan efek hepatotoksik.
Rituximab. Simvastatin berpotensi mengurangi efek sitotostik dari
Rituximab.
Amlodipine dan asam fusidat, karena dapat meningkatkan risiko
miopati.
Efek Samping :
Nyeri otot tanpa sebab, linu, atau lemah
Kebingungan, masalah dengan daya ingat
Demam, kelelahan yang tidak biasa, dan urin berwarna gelap
Sakit atau panas saat buang air kecil
Pembengkakan, peningkatan berat badan, buang air kecil sedikit atau tidak
sama sekali
Rasa haus yang meningkat, frekuensi buang air kecil meningkat,
kelaparan, mulut kering, napas berbau buah-buahan, mengantuk, kulit
kering, penglihatan buram, penurunan berat badan
Mual, sakit perut bagian atas, gatal-gatal, hilang napsu makan, urin gelap,
tinja berwarna lumpur, jaundice (kulit dan mata menguning)
Sakit kepala
Nyeri sendi, nyeri otot ringan
Konstipasi, sakit perut atau masalah pencernaan, mual ringan
Ruam kulit ringan
Masalah tidur (insomnia)
Gejala flu seperti hidung tersumbat, bersin-bersin, sakit tenggorokan
k. Digoxin
Peringatan :
Bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter.
Harap berhati-hati bagi penderita gangguan kelenjar tiroid dan ginjal.
Harap waspada bagi yang memiliki tingkat kalsium yang tinggi dan
tingkat kalium atau magnesium yang rendah dalam darah, serta sulit
bernapas.
Selama mengonsumsi digoxin, kunjungi dokter Anda secara reguler untuk
memantau perkembangan kondisi serta melakukan tes darah untuk
memastikan ginjal Anda berfungsi dengan baik dan tingkat digoxin dalam
tubuh berada dalam kadar yang normal.
Jika mengalami diare, pusing, muntah-muntah atau penglihatan mulai
kabur, segera hentikan pemakaian obat dan hubungi dokter. Anda mungkin
saja sedang mengalami keracunan akibat tingkat digoxin yang terlalu
tinggi.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis :
Dosis digoxin yang biasa diberikan kepada orang dewasa adalah 0,25-
1,5 mg per hari. Dosis akan disesuaikan dengan kondisi pasien, tingkat
keparahan, fungsi ginjal dan respons tubuh terhadap obat.
l. Sakatonik Liver
Obat sakatonik liver merupakan salah satu obat yang digunakan untuk
membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral pada masa
penyembuhan dan kehamilan. Selain itu, bermanfaat untuk memelihara
kesehatan. Cara pemakaian untuk dewasa = 3 x 1 sendok makan per hari dan
untuk anak-anak = 3 x 1 2 sendok teh per hari.
m. Vitamin B12
Heparin Sodium dapat berinteraksi dengan obat dan produk berikut ini:
- Lipitor
- Lisinopril
- Metoprolol
- Morphine
- Omeprazole
p. Aspirin
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai aspisin atau Asetosal
merupakan salah satu senyawa yang secara luas digunakan, Asetosal
digunakan sebagai obat analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi yang sangat
luas digunakan.
Asetosal adalah salah satu senyawa organik yang dapat disintesis.
Fungsi aspirin adalah sebagai analgetik,antipiretik,dan sering pula digunakan
sebagai pencegah atau melepaskan dingin atau infeksi pernafasan akut.
Dimana aspirin merupakan obat bebas hasil reaksi asam asetil. Sedangkan
efek samping dari aspirin yang sering terjadi yaitu tukak lambung, kadang-
kadang disertai anemia sekunder.Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat
dengan anhidrida asetat dan menggunakan katalis proton dan akan
menghasilkan asam asetil salisilat dan asam asetat. Aspirin yang lebih dikenal
sebagai Asetosal adalah obat analgesik anti piretik serta obat anti inflamasi
non seroit (AINS) dan anti inflamasi yang sangat luas digunakan dan
digolongkan dalam obat bebas. Selain sebagai prototip, obat ini merupakan
standar dalam menilai efek obat sejenis. Asetosal sering digunakan juga dalam
kehidupan sehari-hari. Asetosal merupakan salah satu kelompok obat yang
banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dokter, obat-obat ini
merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara kimia.
Asam salisilat adalah asam organik sederhana dengan pKa 3,0. Aspirin
(asam asetilsalisilat: ASA) mempunyai pKa 3,5. Natrium salisilat dan aspirin
sama-sama efektif sebagai obat anti-inflamasi, meskipun aspirin mungkin
lebih efektif sebagai analgesik. Salisilat cepat diabsorpsi dari lambung dan
usus halus bagian atas, menghasilkan kadar puncak dalam plasma dalam
waktu 1-2 jam. Aspirin diabsorpsi begitu saja dan cepat dihidrolisis (waktu-
paruh serum 15 menit) menjadi aam asetat dan salisilat oleh esterase dalam
jaringan dan darah. Salisilat terikat pada albumin, tetapi ikatan dan
metabolisme salisilat dapat menjadi jenuh sehingga fraksi yang tidak terikat
meningkat seiring meningkatnya konsentrasi total. Di luar kandungan dalam
tubuh total sebesar 600 mg, peningkatan dosis salisilat meningkatkan
konsentrasi salisilat secara tidak proporsional. Seiring meningkatnya dosis
aspirin, waktu-paruh eliminasi salisilat meningkat dari 3-5 jam (untuk dosis
600 mg/hari) menjadi 12-16 jam (dosis >3,6g/hari). Alkalinasi urine
meningkat laju ekskresi salisilat bebas dan konjugatnya yang larut dalam air.
Aspirin secara ireversibel menghamabat COX trombosit sehingga efek
antitrombosit aspirin bertahan selama 8-10 hari (sesuai masa hidup trombosit).
q. Tranexamid Acid
Asam traneksamat bekerja dengan cara memblok ikatan plasminogen
dan plasmin terhadap fibrin ; inhibisi terhadap plasmin ini sangat terbatas pada
tingkat tertentu. Asam traneksamat secara kompetitif menghambat aktivasi
plasminogen (melalui mengikat domain kringle), sehingga mengurangi
konversi plasminogen menjadi plasmin (fibrinolisin), enzim yang
mendegradasi pembekuan fibrin, fibrinogen, dan protein plasma lainnya,
termasuk faktor-faktor prokoagulan V dan VIII. Asam traneksamat juga
langsung menghambat aktivitas plasmin, tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan daripada yang dibutuhkan untuk mengurangi pembentukan
plasmin.
Asam traneksamat merupakan antifibrinolytic yang kompetitif
menghambat aktivasi plasminogen menjadi plasmin. Asam traneksamat
merupakan inhibitor kompetitif aktivasi plasminogen, dan pada banyak
konsentrasi yang lebih tinggi, inhibitor nonkompetitif plasmin, yaitu tindakan
yang mirip dengan asam aminokaproat. Asam traneksamat adalah sekitar 10
kali lebih kuat daripada in vitro aminokaproat. Asam traneksamat mengikat
lebih kuat daripada asam aminokaproat untuk kedua reseptor yang kuat dan
lemah dari molekul plasminogen dalam rasio yang sesuai dengan perbedaan
potensi antara senyawa. Asam traneksamat dalam konsentrasi 1 mg per ml
tidak agregat trombosit in vitro. Pada pasien dengan angioedema herediter,
penghambatan pembentukan dan aktivitas plasmin oleh asam traneksamat
dapat mencegah serangan angioedema dengan mengurangi aktivasi plasmin
diinduksi protein komplemen pertama (C1).
Asam traneksamat adalah obat antifibrinolitik yang menghambat
pemutusan benang fibrin. Asam traneksamat digunakan untuk profilaksis dan
pengobatan pendarahan yang disebabkan fibrinolysis yang berlebihan dan
angiodema hereditas.
Untuk digunakan pada pasien dengan hemofilia untuk penggunaan
jangka pendek (2-8 hari) untuk mengurangi atau mencegah perdarahan dan
mengurangi kebutuhan untuk terapi penggantian selama dan setelah
pencabutan gigi. Hal ini juga dapat digunakan untuk perdarahan yang
berlebihan dalam kasus menstruasi, operasi, atau trauma.
Dosis
- Dosis oral : 1-1.5 gram (atau 15-25 mg/kg) 2 sampai 4 kali sehari.
- Dosis injeksi intravena perlahan : 0.5 -1 g (atau 10 mg/kg) 3 kali sehari.
- Dosis infus kontinyu : 25-50 mg/kg setiap hari.
- Dosis anak : 25 kg/mg melalui oral atau 10 mg/kg melalui intra vena
setiap 2 atau 3 kali sehari.
Penyerapan asam traneksamat setelah pemberian oral pada manusia
mewakili sekitar 30 sampai 50% dari dosis yang tertelan dan bioavailabilitas
tidak terpengaruh oleh asupan makanan.
r. Isosorbide Dinitrate
Isosorbide Dinitrate merupakan obat yang termasuk dalam golongan
nitrat. Di dalam tubuh Isosorbid dinitrat akan dikonversi menjadi Isosorbid
Mononitrat yang merupakan senyawa aktifnya. Nitrat adalah vasodilator atau
pendilatasi pembuluh darah. Nitrat akan meningkatkan aliran darah dan
oksigen ke jantung dan mengurangi beban kerja jantung dengan cara
mendilatasikan atau melebarkan pembuluh arteri dan vena dalam tubuh.
Pelebaran pembuluh vena mengurangi jumlah darah yang kembali ke jantung
yang harus dipompa.
Pelebaran pembuluh arteri menurunkan tekanan di arteri yang
melawan tekanan pemompaan jantung. Sebagai konsekuensi dari kedua efek
tersebut, jantung bekerja lebih ringan dan membutuhkan darah dan oksigen
yang lebih sedikit. Selain itu, nitrat juga melebarkan arteri yang mensuplai
jantung dengan darah dan oksigen sehingga jantung akan menerima darah dan
oksigen dengan jumlah yang lebih banyak.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka ISDN dapat digunakan sebelum
aktivitas fisik seperti olahraga dan aktivitas seksual sebagai pencegahan
terhadap angina pada orang dengan penyakit jantung koroner. Obat ini juga
dapat digunakan sebagai pereda angina ketika sedang terjadi. Hanya tablet
sublingual yang digunakan untuk pengobatan angina karena waktu timbul
aksinya yang cepat yaitu 2 5 menit.
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini. Isosorbide Dinitrate
tidak dapat digunakan pada beberapa kondisi berikut:
- Pasien yang diketahui mengalami reaksi hipersensitivitas atau alergi
terhadap Isosorbid Dinitrat.
- Pasien yang diketahui mengalami reaksi hipersensitivitas atau alergi
terhadap obat yang termasuk golongan Nitrat lainnya.
- Pasien yang mengalami hipotensi berat, anemia, hipovolemia, dan gagal
jantung akibat obstruksi.
- Pasien yang mengalami peningkatan tekanan intrakranial akibat trauma
kepala atau pendarahan otak.
Isosorbide Dinitrate dapat digunakan dalam beragam cara penggunaan.
Adapun dosis ISDN yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
- Penggunaan secara Intrakoroner pada Percutaneous transluminal coronary
angioplasty. Dosis Dewasa adalah 1 mg secara bolus sebelum pemompaan
balon. Dosis maksimal dalam waktu 30 menit adalah 5 mg.
- Penggunaan secara Intravena pada Angina tidak stabil dan Gagal Jantung.
Dosis dewasa adalah 2-12 mg/ jam secara titrasi berdasarkan respon
pasien. Dosis maksimal adalah 20 mg/ jam.
- Penggunaan secara Oral pada Penatalaksanaan Angina. Dosis dewasa
adalah 20-120 mg/ hari dalam dosis terbagi. Dosis tersebut ditingkatkan
secara bertahap sesuai dengan respon pasien.Dosis maksimal adalah 240
mg/ hari.
- Penggunaan secara Oral pada Gagal Jantung. Dosis dewasa adalah 30-160
mg/ hari dalam dosis terbagi. Dosis maksimal adalah 240 mg/ hari
- Penggunaan secara Sublingual pada Angina Akut. Dosis dewasa tablet
adalah 2,5-10 mg yang diletakkan dibawah lidah. Dosis dewasa semprotan
adalah 1-3 semprotan (1,25mg/ semprot) langsung dibawah lidah.
- Penggunaan secara Sublingual pada Gagal Jantung. Dosis dewasa adalah
5-15 mg setiap 2-3 jam.
Isosorbide Dinitrate pernah dilaporkan menimbulkan efek samping.
Sakit kepala merupakan efek samping yang paling umum dan biasanya
berkaitan dengan dosis (peningkatan dengan dosis yang lebih tinggi). Flushing
atau kemerahan mungkin terjadi karena obat ini dapat melebarkan pembuluh
darah. Isosorbid Dinitrat dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang
terjadi ketika bangkit dari posisi duduk (hipotensi ortostatik), menyebabkan
pusing, vertigo, jantung berdebar, dan kelemahan. Untuk mengurangi risiko
efek samping, pasien harus bangkit perlahan dari posisi duduk. Efek pada
saluran pencernaan yang mungkin timbul antara lain mual, muntah, dan sakit
perut. Efek samping yang berat dan berpotensi fatal adalah hipotensi berat dan
kolaps sirkulasi.
Sebelum dan selama menggunakan obat Isosorbide Dinitrate harus
memperhatikan beberapa hal penting berikut ini:
- Pasien yang menggunakan obat ini sebaiknya tidak menggunakan
sildenafil, tadalafil, atau vardenafil pada saat yang bersamaan karena dapat
meningkatkan tekanan darah.
- Penurunan tekanan darah yang berat, terutama ketika perubahan posisi
tubuh, dapat terjadi ketika isosorbid dinitrat dikombinasikan dengan
calcium channel blockers, seperti diltiazem dan verapamil yang juga
menurunkan tekanan darah .
- Efek vasodilatasi dapat menurun ketika digunakan bersamaan dengan
ergotamin, dan efek ergotamin dapat meningkat.
- Isosorbide Dinitrate harus digunakan secara hati-hati pada kondisi
peningkatan tekanan intrakranial, hipotensi, hipovolemia, prolaps katup
mitral, hipoksemia arteri, glaukoma, lanjut usia, hipotiroidisme, malnutrisi
karena risiko efek samping yang akan ditimbulkannya
- Obat ISDN sebaiknya tidak digunakan pada kondisi kehamilan dan
menyusui, karena informasi mengenai keamanannya yang masih belum
lengkap.
BAB V
KESIMPULAN