Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRAKTIKUM - 5

OBAT-OBAT YANG BEKERJA


PADA SISTEM KARDIOVASKULAR

Disusun oleh :
Eka Irma Meilani Putri (3311161023)
Aliya Salsabila (3311161024)
Jesiana Agustine Arifin (3311161025)
Ancella Rosita Sinaga (3311161026)
Syifa Nursahidah (3311161027)
Nadia Sartika Sari (3311161028)

Kelompok : 5 (Lima)
Kelas : Farmasi A
Tanggal Praktikum : 14 November 2017
Asisten Pembimbing : Prof. Dr. Afifah B. Sujiatmo, MS., Apt.

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu farmasi sangat erat kaitannya dengan anatomi tubuh manusia.
Anatomi itu sendiri adalah ilmu mengenai struktur tubuh. Anatomi membahas
tentang asal-usul suatu organisme dari mulai dari sel yang membentuk jaringan,
jaringan yang membentuk organ, organ yang membentuk sistem organ, dan pada
akhirnya sistem organ yang akan membentuk suatu organisme hidup. Tanpa
adanya proses pembentukan tersebut, maka tidak aka nada suatu organisme hidup.

Sistem kardiovaskular adalah bagian dari ke-11 sistem di dalam tubuh


manusia. Seperti yang sudah diketahui, sistem di dalam tubuh manusia terdiri dari
sistem saraf, sistem endokrin, sistem sirkulasi, sistem pernapasan, sistem
pencernaan, sistem urinaria, sistem reproduksi, sistem, sistem panca indera, sistem
rangka dan sistem muskular.

Laporan ini dibuat selain agar pembaca mengetahui dan memahami


tentang berbagai macam sistem di dalam tubuh manusia, khususnya sistem
kardiovaskular juga agar pembaca mengetahui mengenai penyakit apa saja yang
biasa menyerang sistem kardiovaskular serta obat apa saja yang bisa digunakan
untuk pencegahan maupun pengobatannya.

1.2 Prinsip Percobaan


Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja pada sistem kardiovaskular.

1.3 Tujuan Percobaan


- Mengetahui patofisiologi penyakit yang dapat menyerang sistem
kardiovaskular pada manusia.
- Mengetahui obat-obat untuk penyakit pada sistem kardiovaskular dan
dapat mengelompokkan obat-obatan berdasarkan pada penyakit tertentu
pada sistem kardiovaskular.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Kardiovaskular

Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang member fasilitas proses


pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari
organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri
yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju
jantung.

Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu


sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga
menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).

Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan
sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran darah, yang merupakan juga
bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskular)
dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh
metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan
sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.

1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon


dioksida dalam arah yang berlawanan .
2. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak,
gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing
untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau
disimpan.

Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat)
yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan
usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh
dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
2.2 Jantung

Jantung adalah sebuah rongga berotot yang memompa darah lewat


pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti
berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani, cardia, untuk jantung. Jantung
adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah.

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu :

1. Epikardium ( lapisan terluar )


2. Myocardium ( lapisan tengah )
3. Endocardium ( lapisan terdalam )

Tekanan normal di ruang-ruang jantung:

Atrium kanan -0-5 mmHg. - Atrium Kiri 3-12 mmHg


Ventrikel kanan (S 15-25) ( D <5 ) -Ventrikel Kiri ( S 120 ) ( D 10 )
Arteri Pulmonal ( S 15-25 ) ( D 3-12 ) -Aorta ( S 120 ) ( D 70 )

Membuka dan menutupnya katup jantung terjadi karena perubahan


tekanan pada saat jantung kontraksi dan relaksasi. Setiap katup jantung
membantu aliran darah satu arah dengan cara membuka dan menutup katup untuk
mencegah aliran balik.

2.3 Darah

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringantubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau
hemato- yang berasal dari bahasa Yunanihaima yang berarti darah.

Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk


mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah.

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang
mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah


mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa
oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon
dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa
kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke
seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah membawa oksigen ke
seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah
kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan
vena cava inferior.

2.3.1 Tekanan Darah

Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat


mengalir didalam pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan.
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada
pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh
anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua
ukuran dan biasanya diukur seperti berikut 120/80 mmHg. Nomor atas
(120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan
jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan
tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut
tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah
adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

Pemeriksaan tekanan darah merupakan indikator penting dalam


menilai fungsi kardiovaskular. Tekanan darah sangat penting dalam sistem
sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk daya dorong yang mengalirkan
darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga terbentuk
aliran darah yang menetap. Tekanan darah timbul ketika bersirkulasi di
dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan
penting dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang
menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang
memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat sebagai jalan
lewatnya darah.

Kekuatan tekanan darah disebabkan oleh dua faktor, yaitu :

1. Secara Langsung
a. Kekuatan pompa jantung, berkaitan dengan aktivitas jantung.
b. Keadaan pembuluh darah (nadi), jika pembuluh darah vasodilatasi
maka tekanan darah akan menjadi turun.
c. Volume dan kepekatan darah, semakin banyak volume dan
kepekatannya maka tekanan darahnya semakin naik karena ada
energi potensial yang tersimpan.
2. Secara tidak Langsung
a. Sistem saraf (simpatis dan parasimpatis) dapat terganggu karena
berbagai hal (stress, olahraga, bekerja, obat perangsang atau
penenang).
b. Makanan yang dikonsumsi.
c. Umur dan jenis kelamin.
d. Perubahan suhu, detak jantung akan meningkat setiap kenaikan
suhu 100C (dikenal sebagai hokum Vant Hoff).
2.4 Gangguan pada Sistem Kardiovaskular
a. Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140


mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi merupakan
penyakit kelainan jantung yang ditandai oleh meningkatnya tekanan darah
dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit penyakit ini biasanya berpotensi
mengalami penyakit penyakit lain, seperti stroke dan penyakit jantung.

Hipertensi menunjukkan kondisi dimana aliran darah pada arteri


bertekanan terlalu tinggi untuk tubuh yang sehat. Hipertensi sama untuk
semua golongan umur dan pengobatannya didasarkan bukan atas umur akan
tetapi pada tingkat tekanan darah dan adanya risiko kardiovaskular yang ada
pada pasien. Hipertensi sistolik terisolasi bentuk hipertensi yang paling
menonjol pada lansia, definisinya jika tekanan darah sistolik 140 mmHg atau
lebih dengan tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg. Sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah.

b. Hiperkolesterol/Dislipidemia

Hiperlipidemia adalah suatu kondisi kadar lipid darah yang melebihi


kadar normalnya. Hiperlipidemia disebut juga peningkatan lemak dalam
darah dan karena sering disertai peningkatan beberapa fraksi lipoprotein,
disebut juga hiperlipoproteinemia.Hiperlipidemik dapat berupa
hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia.

Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang
berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh.
Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati
dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk digunakan di kemudian
hari.Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu
melindungi tubuh terhadap cedera.Lemak merupakan komponen penting dari
selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf serta empedu.Dua
lemak utama dalam darah adalahkolesterol dan trigliserida.Lemak mengikat
dirinya pada protein tertentu sehingga bisa larut dalam darah; gabungan
antara lemak dan protein ini disebutlipoprotein. Lipoprotein yang utama
adalah : Kilomikron, VLDL (Very Low Density Lipoproteins), LDL (Low
Density Lipoproteins) dan HDL (High Density Lipoproteins).

c. Gagal Jantung

Gagal jantung merupakan sindrom kompleks di mana seorang pasien


harus memiliki tampilan gejala khas gagal jantung (sesak saat istirahat atau
saat aktifitas, kelelahan, serta tanda retensi cairan seperti kongesti paru atau
edema pergelangan kaki), tanda khas gagal jantung (takikardi, takipnea,
ronki, efusi pleura, peningkatan JVP, edema perifer, hepatomegali) serta bukti
objektif kelainan struktural atau fungsional jantung saat istirahat
(kardiomegali, bunyi jantung 3, murmur, kelainan pada echocardiografi,
peningkatan natriuretic peptide). Pada gagal jantung, jantung tidak dapat
menghantarkan curah jantung yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik tubuh.

Klasifikasi Gagal Jantung berdasarkan abnormalitas struktural jantung


(ACC/AHA) atau berdasarkan gejala berkaitan dengan kapasitas fungsional (
NYHA ) 5,6

Klasifikasi gagal jantung Tingkatan berdasarkan


menurut ACC / AHA* gejala dan aktifitas fisik

Stadium A Kelas I
Memiliki resiko tinggi untuk Tidak terdapat batasan
berkembang menjadi gagal jantung. dalam melakukan aktifitas
Tidak terdapat ganguan structural atau fisik. Aktifitas fisik sehari-
fungsional jantung, tidak terdapat hari tidak menimbulkan
tanda atau gejala kelelahan, palpitasi atau
sesak nafas

Stadium B Kelas II
Telah terbentuk penyakit struktur Terdapat batasan aktivitas
jantung yang berhubungan dengan ringan. Tidak terdapat
perkembangan gagal jantung. Tidak keluhan saat istirahat,
terdapat tanda atau gejala namun aktivitas fisik sehari-
hari menimbulkan
kelelahan, palpitasi atau
sesak nafas

Stadium C Kelas III


Gagal jantung yang asimptomatis Terdapat batasan aktivitas
berhubungan dengan penyakit bermakna. Tidak terdapat
struktural jantung yang mendasari keluhan saat istirahat, tetapi
aktivitas fisik ringan
menyebabkan kelelahan,
palpitasi atau sesak

Stadium D Kelas IV
Penyakit struktural jantung yang Tidak dapat melakukan
lanjut serta gejala gagal jantung yang aktivitas fisik tanpa keluhan.
sangat bermakna saat istirahat Terdapat gejala saat
walaupun sudah mendapat terapi istirahat. Keluhan meningkat
medis maksimal saat melakukan aktivitas
*ACC = American College of Cardiology ; AHA = American Heart Association; NYHA = New
York Heart Association

d. Anemia

Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah


(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak
mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.
Menurut WHO (1992) anemia adalah suatu keadaan dimana kadar
hemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk kelompok orang yang
bersangkutan. Anemia secara laboratorik yaitu keadaan apabila terjadi
penurunan dibawah normal kadar hemoglobin hitung eritrosit dan hemotokrit.
Penentuan anemia pada seseorang tergantung pada usia, jenis kelamin dan
tempat tinggal.
Kriteria anemia menurut WHO (1968) adalah :

- Laki-laki dewasa :Hemoglobin<13 g/dl


- Wanita dewasa tidak hamil :Hemoglobin<12 g/dl
- Wanita hamil :Hemoglobin<11 g/dl
- Anak umur 6-14 tahun :Hemoglobin<12 g/dl
- Anak umur 6 bulan-6 tahun :Hemoglobin<11 g/dl

Secara klinis kriteria anemia di Indonesia umumnya adalah :

- Hemoglobin <10g/dl
- Hemotrokit < 30 %
- Eritrosit < 2.8 juta/mm.
Penyebab anemia umumnya adalah krangnya asupan gizi (malnutrisi),
hipervolumia (hemodilusi), malabsorpsi dan kehilangan darah yang banyak
seperti akibat persalinan yang lalu, haid, perdarahan, dan lain-lain. Sedangkan
gejala anemia dintaranya letih, sering mengantuk, pusing, lemah, nyeri
kepala, luka pada lidah, kulit pucat, membrane mukosa pucat (misal
konjungtiva), bantalan kuku pucat, tidak ada nafsu makan, mual dan muntah.
Anemia diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, yaitu :
Anemia Defisiensi Besi : Tidak cukupnya suplai besi mengakibatkan
defek pada sintesis Hb, mengakibatkan timbulnya sel darah merah yang
hipokrom dan mikrositer.
Anemia Megaloblastik : Defisiensi folat atau vitamin B12
mengakibatkan gangguan pada sintesis timidin dan defek pada replikasi
DNA, efek yang timbul adalah pembesaran prekursor sel darah
(megaloblas) di sumsum tulang, hematopoiesis yang tidak efektif, dan
pansitopenia.
Anemia Aplastik : Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah akibat
hiposelularitas.Hiposelularitas ini dapat terjadi akibat paparan racun,
radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada perbaikan DNA
serta gen.
Anemia Mieloptisik : Anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum
tulang oleh infiltrate sel-sel tumor, kelainan granuloma, yang
menyebabkan pelepasan eritroid pada tahap awal.

Obat yang dapat diberikan berupa suplemen zat besi (Fe) untuk
memulihkan kekurangan sel darah merah.Selain zat besi, vitamin B12 sering
diberikan untuk pengobatan anemia pernisiosa.Jalan terakhir jika anemia
sudah mencapai stadium akut dan parah adalah dengan transfusi darah.

e. Koagulasi Darah

Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan


jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi dari beberapa
faktor pembekuan darah. Atas dasar ini antikoagulan diperlukan untuk
mencegah terbentuk dan meluasnya thrombus dan emboli, maupun mencegah
bekunya darah in vitro pada pemeriksaan laboratorium dan tranfusi.

Antikoagulan dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

- Heparin
- Antikoagulan oral, terdiri dari 4-hidroksikumarin misalnya dikumarol,
warfarin,, derivate-derivat indan-1,3-dion misalnya anisindion
- Antikoagulan yang bekerja dengan mengikat ion kalsium, salah satu factor
pembekuan darah.

f. Iskemia

Iskemia adalah ketidakcukupan suplai darah ke jaringan atau organ


tubuh.Iskemia timbul oleh adanya permasalahan pada pembuluh
darah.Iskemia juga dapat diartikan sebagai anemia lokal yang umumnya
terjadi pada area tubuh tertentu saja, misalnya jantung, usus, otak, dan
ekstrimitas (tangan dan kaki).

Kondisi ini menyebabkan jaringan atau organ mengalami defisiensi


nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk proses metabolisme sel sekaligus
menjaganya tetap hidup. Bila tidak ditangani dengan tepat, kematian sel-sel
dapat terjadi.

Iskemia disebabkan oleh adanya gangguan pada pembuluh darah yang


mengganggu suplai darah ke jaringan atau organ. Beberapa kondisi yang
dapat menyebabkan ketidakcukupan suplai darah antara lain :

- Aterosklerosis, yaitu penebalan, berkurangnya fleksibilitas, atau


mengerasnya dinding pembuluh darah. Kondisi ini menyebabkan lumen
pembuluh darah makin sempit.
- Oklusi atau tertutupnya pembuluh darah. Penggumpalan (trombus) yang
terjadi di dalam pembuluh darah dapat lepas dan mengikuti aliran darah,
kemudian menyebabkan sumbatan (emboli).
- Trauma atau perlukaan. Penekanan, pergesaran, atau perobekan yang
ditimbulkan dari kejadian trauma dapat menyebabkan penutupan total atau
sebagian dari pembuluh darah.
- Aneurisma atau pelebaran pembuluh darah abnormal yang terjadi pada
dinding pembuluh darah dan bersifat lokal.
- Infark miokard.
- Penyakit katup jantung.
- Fibrilasi atrial kronis.
- Kardiomiopati.
- Takikardia.
- Hipoglikemia.
- Anemia.
- Hipotensi.
- Penyakit sel darah sabit.

g. Angina Pektoris

Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik


miokard dan bersifat sementara atau reversibel. Angina pektoris adalah suatu
sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu
seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan
sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas
berhenti. Angina Pektoris merupakan suatu penyakit berbahaya yang timbul
karena penyempitan arteri yang menyalurkan darah ke otot-otot jantung.

Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada


ketidakadekuatan suply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan
karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis
koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun
jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas
perkembangan ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri
koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan
meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan
meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan
megalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun apabila
arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan
tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan
oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.

Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi NO


yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak
adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul
spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai
oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum
menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila
penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka
suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan
glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme
ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan
menimbulkan nyeri. Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang,
maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi
oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam
laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Beberapa jenis obat yang berbeda :
a. Spironolactone 100 mg
b. Nifedipine 10 mg
c. Lossartan Potassium 50 mg
d. Furosemide 40 mg
e. Propanolol 10 mg
f. Methyldopa 250 mg
g. Captopril 50 mg
h. Fenofibrate 100 mg
i. Atorvastatin 20 mg
j. Simvastatin 10 mg
k. Digoxin 0,25 mg
l. Sakatonik Liver
m. Vitamin B12 50 mcg
n. Asam Folat 400 mcg
o. Heparin Sodium 5 mL
p. Aspirin
q. Isosorbide Dinitrate 5 mg
r. Tranexamic Acid 50 mg

3.2 Prosedur Percobaan


- Diidentifikasi obat-obat berdasarkan golongan penyakit yang telah
ditentukan pada modul.
- Dituliskan kekuatan obat, mekanisme kerja, bentuk sediaan serta cara
pemakaiannya.
- Hasil identifikasi dicatat dalam modul percobaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel Obat yang Dapat Digunakan pada Gangguan Kardovaskular


Bentuk Cara
Nama Penyakit Nama Obat Mekanisme Kerja
Sediaan penggunaan
Antagonis aldosteron
Spironolactone
pada tubulus distal Tablet Oral
100 mg
ginjal.
Menghambat kanal
Ca sehingga
Nifedipine Tablet salut
menurunkan Oral
100 mg selaput
kontraktilitas jantung
(dilatasi arteri).
Menghambat
pembentukkan
Lossartan
angiotensinII Tablet salut
Potassium Oral
sehingga selaput
50 mg
Hipertensi menurunkan
vasokontriksi.
Menghambat
Furosemide penyerapan kembali
Tablet Oral
40 mg Na oleh sel tubulus
ginjal.
Menghambat beta
non-selektif yang
Propanolol
kompetiif tanpa Tablet Oral
10 mg
aktivitas
simpatomimetik.
Methyldopa Menghambat
Tablet Oral
250 mg dekarboksilase untuk
menurunkan tekanan
darah.
Menghambat
Captopril Angiotensin
Tablet Oral
50 mg Converting Enzim
(ACE).
Mengaktivasi PPAR-
sehingga
meningkatkan
sintesis apoprotein,
Fenofibrate A-I, A-II dan HDL,
Kapsul Oral
100 mg serta mengurangi
LDL,
apolipoprotein-B,
trigliserida total dan
Hiperkolesterol/ VLDL.
Dislipidemia Menurunkan kadar
kolesterol VLDL
Atorvastatin dan LDL dengan Tablet salut
Oral
20 mg menghambat enzim selaput
HMG-CoA
reduktase.
Menghambat enzim
Simvastatin HMG-CoA
Tablet Oral
10 mg reduktase dan
menurunkan LDL.
Menghambat pompa
sodium potassium
Digoxin ATPase untuk
Gagal jantung Tablet Oral
0,25 mg meningkatkan
kalsium intrasel dan
kontraktilitas
jantung.
Antagonis aldosteron
Spironolactone
pada tubulus distal Tablet Oral
100 mg
ginjal.
Sakatonik Liver Menambah sel darah
Tablet Oral
(Vitamin B) merah.
Vitamin B12 Menambah sel darah
Anemia Tablet Oral
50 mcg merah.
Asam Folat Menambah sel darah
Tablet Oral
400 mcg merah.
Meningkatkan
pelepasan protein
spesifik (TPA &
TPFI) untuk
Heparin Sodium
Pembekuan menghambat Injeksi Intravena
5 mL
darah/ pembekuan darah
Antikoagulan serta meningkatkan
aktivitas antitrombin
III.
Menghambat Tablet
Aspirin Sublingual
agregasi trombosit. sublingual
Menghambat

Captopril Angiotensin
Tablet Oral
50 mg Converting Enzim
(ACE).

Iskemia Menghambat beta


non-selektif yang
Propanolol
kompetiif tanpa Tablet Oral
10 mg
aktivitas
simpatomimetik

Angina Pektoris Isosorbide Merelaksasi Tablet Sublingual


Dinitrate pembuluh darah sublingual
5 mg sehingga
menurunkan kerja
jantung untuk
memompa darah.
Tranexamic Menghambat
Pendarahan/
Acid aktivasi plasminogen Tablet Oral
Antifibrinolitik
50 mg ke plasmin.

a. Spironolactone
Spironolakton adalah steroid 17-laktone sintetis yang merupakan
antagonis aldosteron kompetitif ginjal di kelas obat-obatan yang disebut
diuretik hemat kalium. Spironolakton adalah diuretik yang lemah, namun bisa
dikombinasikan dengan diuretik lainnya. Karena efek anti-androgennya, obat
ini juga dapat digunakan untuk mengobati hirsutisme, dan merupakan
komponen umum terapi hormon untuk pria transgender. Spironolakton
menghambat efek aldosteron dengan bersaing dengan reseptor aldosteron
intraselular di sel tubulus distal. Hal ini meningkatkan sekresi air dan sodium,
sekaligus menurunkan ekskresi kalium. Spironolakton memiliki onset
tindakan yang cukup lambat, membutuhkan waktu beberapa hari untuk
berkembang dan efeknya berkurang secara perlahan.

b. Nifedipine
Nifedipin merupakan prototipe penghambat calcium channel blocker
(CCBs) dihydropiridin, serupa dengan dihydropyridines lain termasuk
amlodipine, felodipine, isradipine, dan nicardipine. Setidaknya ada lima jenis
saluran kalsium di Homo sapiens: L-, N-, P / Q-, R- dan tipe T. CCBs
menargetkan saluran kalsium tipe-L, saluran utama di sel otot yang menengahi
kontraksi. Mirip dengan CCB DHP lainnya, nifedipin mengikat langsung ke
saluran kalsium tidak aktif yang menstabilkan konformasi tidak aktif mereka.
Karena depolarisasi otot polos arteri lebih lama dibandingkan dengan
depolarisasi otot jantung, saluran tidak aktif lebih banyak terjadi pada sel otot
polos. Splicing alternatif dari subunit alpha-1 pada saluran tersebut memberi
selektivitas arterial tambahan nifedipine. Pada konsentrasi sub-toksik
terapeutik, nifedipin memiliki sedikit efek pada miosit jantung dan sel
konduksi. Dengan menghalangi saluran kalsium, Nifedipine menghambat
kejang arteri koroner dan melebarkan arteri sistemik, menghasilkan
peningkatan suplai oksigen miokard dan penurunan tekanan darah sistemik.

c. Losartan Kalium/Potassium
Lossartan kalium adalah garam kalium losartan, antagonis reseptor
angiotensin II non-peptida dengan aktivitas antihipertensi. Losartan secara
selektif dan kompetitif mengikat reseptor angiotensin II (tipe AT1) dan
menghambat pengikatan angiotensin II ke reseptor, sehingga meningkatkan
vasodilatasi dan menangkal efek aldosteron. Dikonversi dari angiotensin I
oleh angiotensin-converting enzyme (ACE), angiotensin II merangsang
korteks adrenal untuk mensintesis dan mensekresikan aldosteron, mengurangi
ekskresi natrium dan meningkatkan ekskresi kalium, dan bertindak sebagai
vasokonstriktor pada otot polos vaskular.

d. Furosemide
Furosemide merupakan diuretik loop tipe sulfonamid yang terkait dengan
bumetanide, digunakan untuk mengelola hipertensi dan edema yang terkait
dengan gagal jantung kongestif, sirosis, dan penyakit ginjal, termasuk sindrom
nefrotik. Furosemide adalah turunan asam sulfamoylanthranilic, juga dikenal
sebagai frusemide, dan diuretik loop poten. Furosemide banyak digunakan
untuk mengobati hipertensi dan edema. Agen ini sangat terikat pada albumin
dan sebagian besar diekskresikan tidak berubah dalam urin.

e. Propranolol
Propanolol merupakan antagonis reseptor beta-adrenergik, adalah
penghambat beta nonselektif yang kompetitif yang serupa dengan nadolol
tanpa aktivitas simpatomimetik intrinsik. Propanolol adalah senyawa rasemat;
l-isomer bertanggung jawab atas aktivitas pemblokiran adrenergik.
Propranolol adalah penghambat reseptor beta-adrenergik sintetik dan
nonselektif dengan antiangitari, antiaritmia, antihipertensi. Propranolol secara
kompetitif melawan reseptor beta-adrenergik, sehingga menyebabkan efek
chronotropik dan inotropik negatif yang menyebabkan penurunan curah
jantung.

f. Methyldopa
Methyldopa adalah penghambat dekarboksilase aromatik-amino-asam
pada hewan dan manusia. Hanya metildopa, L-isomer alfa-metildopa,
memiliki kemampuan untuk menghambat dopa dekarboksilase dan menguras
jaringan hewan norepinephrine. Pada manusia, aktivitas antihipertensi
tampaknya hanya disebabkan oleh isomer L. Sekitar dua kali dosis rasemat
(DL-alpha-methyldopa) diperlukan untuk efek antihipertensi yang sama.
Methyldopa tidak memiliki efek langsung pada fungsi jantung dan biasanya
tidak mengurangi laju filtrasi glomerulus, aliran darah ginjal, atau fraksi
filtrasi. Curah jantung biasanya dipertahankan tanpa akselerasi jantung. Pada
beberapa pasien detak jantung diperlambat. Aktivitas renin plasma normal
atau tinggi dapat menurunkan terapi metildopa. Methyldopa mengurangi
tekanan darah terlentang dan tekanan darah terlentang. Methyldopa biasanya
menghasilkan penurunan tekanan supine yang sangat efektif dengan hipotensi
postural simtomatik yang jarang terjadi. Hipotesis olahraga dan variasi
tekanan darah diurnal jarang terjadi.
Methyldopa adalah turunan fenilalanin dan penghambat asam amino
dekarboksilase aromatik dengan aktivitas antihipertensi. Methyldopa adalah
prodrug dan dimetabolisme dalam sistem saraf pusat. Tindakan antihipertensi
metildopa tampaknya disebabkan oleh pengubahannya menjadi alfa-
methylnorepinephrine, yang merupakan agonis adrenergik alfa-2 yang kuat
yang mengikat dan merangsang reseptor adrenergik penghambat alfa-2 yang
kuat. Hal ini menyebabkan penurunan aliran keluar simpatis dan penurunan
tekanan darah.
g. Captopril
Captopril adalah salah satu contoh obat darah tinggi golongan ACE
inhibitor, obat ini bekerja dengan cara mengikat dan menghambat angiotensin-
converting enzyme. Hal ini untuk mencegah konversi angiotensin I menjadi
angiotensin II dan dengan demikian membantu untuk menurunkan tekanan
darah. Angiotensin I adalah peptida kecil, yang berisi hanya sepuluh asam
amino. Dua asam amino lain kemudian dihapus oleh angiotensin-converting
enzyme (ACE) untuk menghasilkan angiotensin II. Hormon ini menyebabkan
otot-otot sekitar pembuluh darah berkontraksi sangat kuat sebagai akibatnya
meningkatkan tekanan darah.
Captopril digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi).
Menurunkan tekanan darah tinggi membantu mencegah stroke, serangan
jantung, dan masalah ginjal. Obat captopril juga digunakan untuk mengobati
gagal jantung, melindungi ginjal dari bahaya akibat diabetes, dan untuk
meningkatkan kelangsungan hidup setelah serangan jantung. Captopril dapat
digunakan sebagai kombinasi dengan obat darah tingg lainnya, seperti
kombinasi dengan diuretik (pil kencing) contohnya hydrochlorothiazide, yakni
ketika salah satu obat belum dapat mengontrol tekanan darah atau gagal
jantung kongestif.

Golongan Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor)

Kategori Obat resep

Menangani hipertensi dan gagal jantung


Mencegah komplikasi setelah serangan jantung
Manfaat
Menangani nefropati diabetik

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak

Bentuk obat Tablet

Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin


Kategori
manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin
kehamilan dan
lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi
menyusui
yang mengancam jiwa.
Peringatan:

Wanita yang sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, dan


menyusui, dilarang mengonsumsi captopril.
Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal (termasuk yang
menjalani cuci darah atau hemodialisis), gangguan hati, diabetes,
ketidakseimbangan cairan tubuh (misalnya dehidrasi atau diare), lupus,
skleroderma, stenosis aorta, angioedema, atau pernah menjalani
transplantasi ginjal.
Jika mengonsumsi captopril, sebaiknya tidak mengemudi atau
mengoperasikan alat berat. Obat ini dapat menyebabkan pusing.
Jika menggunakan captopril, beri tahu dokter sebelum menjalani
penanganan medis apa pun.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis :

Jenis Penyakit Dosis (miligram)

Hipertensi 12,5

Gagal jantung 6,25-12,5

Pasca serangan jantung 6,25-12,5

Nefropati diabetes 75-100

Untuk penderita hipertensi, gagal jantung, dan serangan jantung,


dokter akan meningkatkan dosis captopril secara bertahap hingga maksimal
25 mg per hari.

Interaksi Obat :

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs); dapat menurunkan keefektifan


captopril dan meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
Dextran sulfate, diuretik, atau nitrat; meningkatkan risiko hipotensi
(tekanan darah rendah).
Everolimus atau sirolimus; berpotensi meningkatkan risiko angioedema.
Aliskiren atau angiotensin II receptor blockers; berisiko meningkatkan
potensi efek samping, seperti gangguan ginjal, hiperkalemia (kadar kalium
berlebih dalam darah), serta hipotensi.
Eplerenone, diuretik hemat kalium, suplemen kalium, atau
trimethoprim; dapat meningkatkan risiko hiperkalemia.
Obat-obatan yang mengandung emas; bisa meningkatkan risiko
hipotensi, mual, muntah, dan flushing (sensasi hangat, kulit memerah,
serta geli).
Insulin atau obat diabetes lain; berpotensi menyebabkan hipoglikemia
(kadar gula darah yang rendah).
Lithium atau thiopurine; efek sampingnya meningkat akibat captopril.

Efek samping :
Pusing atau limbung, terutama saat bangkit berdiri.
Batuk kering.
Gangguan pada indera pengecap.
Detak jantung meningkat (takikardia).
Ruam kulit.
Sakit dada.
Hipotensi.
Rambut rontok.
Sulit tidur.
Mulut kering.
Konstipasi atau diare.

h. Fenofibrate
Fenofibrate adalah obat yang digunakan untuk mengurangi kadar
kolesterol darah terutama pada pasien yang memiliki resiko penyakit
kardiovaskular. Obat ini adalah obat penurun kolesterol yang termasuk paling
banyak digunakan, baik secara tunggal maupun dikombinasikan dengan
golongan statin. Fenofibrate adalah turunan asam fibric, prodrug yang
mengandung asam fenofibric, yang menurunkan trigliderida dengan cara
mengaktifkan lipase lipoprotein sehingga mengakibatkan peningkatan
katabolisme Very Low Density Lipoprotein (VLDL) sekaligus meningkatkan
kadar High Density Lipoprotein (HDL).
Fenofibrate adalah turunan asam fenoksi-isobutyrik sintetis dan prodrug
dengan aktivitas antihid perlipidemik. Fenofibrate dihidrolisis secara in vivo
ke asam fenofibric metabolit aktif yang mengikat dan mengaktifkan
proliferator alfa aktif proliferator peroksisom (PPARalpha), yang
menghasilkan pengaktif lipoprotein lipase dan pengurangan produksi
apoprotein C-III, penghambat aktivitas lipoprotein lipase. Peningkatan
lipolisis dan penurunan trigliserida plasma, pada gilirannya, menyebabkan
modifikasi partikel lipopori padat kepadatan rendah (LDL) kecil menjadi
partikel yang lebih besar yang dikata kategorikan lebih cepat karena afinitas
yang lebih besar untuk reseptor kolesterol. Selain itu, aktivasi PPARalpha juga
meningkatkan sintesis apoprotein A-I, A-II, dan high density lipoprotein
(HDL) -cholesterol. Secara keseluruhan, fenofibrate mengurangi kolesterol
total, kolesterol LDL, apolipoprotein B, trigliserida total dan trigliserida kaya
lipoprotein (VLDL) sambil meningkatkan kolesterol HDL.

Golongan Obat fibrate

Kategori Obat resep

Mengatasi hyperlipidaemia atau kolesterol


Manfaat
tinggi, dan kadar trigliserida berlebih

Dikonsumsi oleh Dewasa

Bentuk Tablet dan kapsul

Dosis :
dewasa, dosis awal : 1 x sehari 300 mg.
Dosis pemeliharaan saat kolesterol normal yang direkomendasikan : 1 x
sehari 200 mg.
saat terjadi peningkatan kadar kolesterol, dosis dapat ditingkatkan menjadi
300 mg setiap hari.
Kadar kolesterol > 4 g/L, dosis dapat ditingkatkan sampai 400 mg setiap
hari.
Obat digunakan bersama makanan untuk mengoptimalkan bioavailabilitas
obat.

Indikasi :
Fenofibrate digunakan dalam pengobatan hiperkolesterolemia tipe IIa, IIb,
III, IV dan hipertrigliseridemia tipe IIa dan III, jika diet dan olahraga saja
sudah tidak memadai dan disertai faktor resiko.
Mengurangi risiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung
koroner terutama pada pria dewasa usia 40 sampai 55 tahun tanpa riwayat
pernah mengalami serangan atau gejala penyakit jantung koroner
sebelumnya.
Meskipun obat-obat golongan fibrat dapat menurunkan risiko kejadian
penyakit jantung koroner pada pasien dengan kolesterol HDL rendah atau
yang kadar trigliseridanya tinggi, obat-obat golongan statin tetap
merupakan obat pilihan pertama. Golongan fibrat dapat dipertimbangkan
sebagai obat lini pertama untuk pasien yang memiliki kadar trigliserida
serum lebih besar dari 10 mmol/L.
Fenofibrate menurunkan resiko terjadinya retinopati diabetic pada
penderita diabetes mellitus.

Kontraindikasi

Memiliki riwayat hipersensitif pada fenofibrate, asam fenofibric atau obat


golongan fibrat lainnya.
Pasien yang menderita disfungsi hati dan ginjal berat, termasuk primary
biliary cirrhosis.
Penderita penyakit kandung empedu. Fenofibrate menurunkan asam
empedu dan meningkatkan sekresi kolesterol sehingga meningkatkan
lithogenicity empedu dan meningkatkan potensi pembentukan batu
empedu.
Efek Samping
Efek samping yang umum adalah gangguan pada saluran pencernaan
diantaranya mual, muntah, dan nyeri perut.
Efek samping yang lebih jarang misalnya lemah, vertigo, eksim,
trombositopenia, anemia, leukopenia, eosinopilia, ruam kulit, dermatitis,
pruritus, urtikaria, impotensi, sakit kepala, pusing, pandangan kabur, sakit
kuning kolestatik, angiodema, edema larings, fibrilasi atrium, pankreatitis,
miastenia, miopati, rabdomiolisis, nyeri ekstremitas, mialgia disertai
dengan meningkatnya kreatin kinase.
Obat ini juga mempunyai efek samping seperti impotensi, dan rambut
rontok.
Obat-obat golongan fibrat menyebabkan efek samping miotoksik (miopati,
rabdomiolisis), terutama bila fungsi ginjal terganggu.
Efek samping lain yang perlu diwaspadai adalah peningkatan
pembentukan batu empedu, hipokalemia (kadar kalium dalam darah
rendah), dan peningkatan risiko kanker.

Perhatian
Obat digunakan bersama makanan.
Pemakaian harus dihentikan jika muncul ruam kulit atau tanda lain yang
menunjukkan reaksi alergi.
Obat ini bisa menyebabkan pusing dan mengantuk, jangan mengemudi
atau menyalakan mesin saat menggunakan obat ini.
Belum diketahui apakah fenofibrate diekskresikan ke dalam air susu ibu
(ASI). Karena adanya potensi tumorigenicity akibat penggunaan obat ini
pada hewan percobaan, sebaiknya jangan menggunakan obat ini selama
menyusui.
Sebelum memutuskan menggunakan obat ini, sebaiknya dilakukan upaya
lain untuk mengontrol kadar serum lipid seperti dengan diet yang tepat,
olahraga, penurunan berat badan jika anda menderita obesitas, dan
pengendalian masalah kesehatan seperti diabetes mellitus dan
hipotiroidisme yang berkontribusi terhadap kelainan lipid.
Penentuan kadar transaminase serum harus dilakukan pada awal dan
secara periodik (tiap 3 bulan selama 12 bulan) selama terapi untuk evaluasi
fungsi hati.
Lakukan pemeriksaan kadar lipid secara periodik, dan hentikan
pengobatan jika pengobatan tidak memberikan hasil yang memadai setelah
tiga bulan pengobatan.
Penggunaan obat harus segera dihentikan jika pasien memiliki kadar
kreatinin fosfokinase tinggi, miositis, dan jika terjadi pembentukan batu
empedu.
Penggunaan bersamaan dengan obat golongan statin, pasien usia lanjut,
penderita diabetes mellitus, gagal ginjal, dan hipotiroidisme meningkatkan
resiko muskuloskeletal miopati dan rhabdomyolysis.

FDA (badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat)


mengkategorikan fenofibrate kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai
berikut :Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk
pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada
manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada
ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Penelitian pada hewan memang tidak selalu bisa dijadikan dasar


keamanan pemakaian obat terhadap wanita hamil. Namun fakta bahwa obat ini
telah menunjukkan efek buruk pada janin hewan harus menjadi perhatian
serius jika ingin menggunakan obat ini untuk wanita hamil. Disarankan hanya
digunakan jika tidak ada pilihan lain yang lebih aman.

Interaksi Obat :
Jika digunakan bersamaan dengan antikoagulan warfarin, risiko
perdarahan meningkat. Kurangi dosis warfarin untuk mencegah
perdarahan.
Penggunaan bersamaan dengan colchicine dapat mempotensiasi miopati.
Pasien dengan disfungsi ginjal dan pasien lanjut usia memiliki risiko lebih
tinggi.
Fenofibrate meningkatkan efek nateglinid, sehingga meningkatkan risiko
hipoglikemi berat jika diberikan bersamaan.
Jika insulin atau sulfonilurea diberikan bersama fibrat dapat memperbaiki
toleransi glukosa dan efek aditif.
Kombinasi obat ini dengan golongan statin seperti simvastatin atau
cerivastatin meningkatakan risiko miopati dan rhabdomyolysis.
Jangan mengkombinasikan dengan repaglinide karena meningkatkan
risiko hipoglikemia berat.
Penggunaan bersamaan dengan HMG-CoA reductase inhibitor harus
dihindari kecuali dipastikan manfaat yang diperoleh lebih besar daripada
resiko kombinasi kedua obat ini.
pemberian bersama siklosporin meningkatkan resiko gagal ginjal.
Pecandu alkohol sebaiknya tidak menggunakan obat ini.

i. Atorvastatin

Atorvastatin adalah sejenis obat statin (atau HMG-CoA reductase


inhibitors) yang berfungsi menurunkan kadar kolesterol tubuh. Atorvastatin
bekerja dengan menghambat reaksi beberapa enzim yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam menghasilkan kolesterol. Hasilnya dengan mengonsumsi obat ini,
risiko Anda mengalami penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah akan
menurun.

Atorvastatin secara kompetitif menghambat hidroksimetil-glutaryl


coenzyme A (HMG-CoA) reduktase hati, enzim yang mengkatalisis konversi
HMG-CoA menjadi mevalonate, sebuah langkah kunci dalam sintesis
kolesterol. Agen ini meningkatkan jumlah reseptor LDL pada permukaan sel
hati, meningkatkan pengambilan dan katabolisme LDL dan mengurangi
produksi LDL dan jumlah partikel LDL, dan menurunkan kadar kolesterol dan
lipoprotein pada plasma.

Kolesterol adalah jenis dari lemak atau lipid yang dihasilkan tubuh dari
makanan berlemak yang kita konsumsi. Tubuh menyimpan lemak atau lipid di
dalam tubuh dan digunakan sebagai sumber energi. Kadar kolesterol tinggi
dalam tubuh tidak akan membuat Anda merasa sakit, tapi jika dibiarkan tetap
tinggi dapat menyebabkan komplikasi. Timbunan kolesterol tinggi di dalam
tubuh dikenal dengan istilah hiperkolesterolemia.

Timbunan kolesterol yang ada dapat mempersempit pembuluh darah,


akibatnya aliran darah yang melewati pembuluh akan berkurang. Kondisi
inilah yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan penyakit
pembuluh darah seperti stroke. Obat ini bisa dikonsumsi oleh orang yang
sudah menderita penyakit jantung untuk menurunkan risiko terkena serangan
jantung dan stroke di kemudian hari.

Golongan Kelompok obat statin

Kategori Obat resep

Menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh


Menurunkan risiko penyakit jantung dan penyakit
Manfaat
pembuluh darah

Dikonsumsi oleh Dewasa

Bentuk obat Tablet

Peringatan:

Bagi wanita hamil atau sedang merencanakan kehamilan atau menyusui


tidak disarankan mengonsumsi obat ini.
Harap berhati-hati dalam mengonsumsi obat ini bagi yang berusia di atas
70 tahun, wanita yang ingin hamil, pernah menderita stroke yang
menyebabkan pendarahan di otak, penderita hipotiroidisme, gangguan atau
nyeri otot, gangguan ginjal, dan gangguan hati.
Mengonsumsi minuman keras secara berlebihan digabungkan dengan
atorvastatin akan meningkatkan risiko mengalami gangguan fungsi hati.
Obat ini bereaksi dengan jus grapefruit. Jus grapefruit dapat
meningkatkan kadar atorvastatin di dalam aliran darah.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis

Dosis awal atorvastatin yang diberikan adalah 10 mg per hari, lalu


dosis akan disesuaikan dengan rentan waktu minimal adalah empat minggu
atau lebih. Dosis maksimal harian adalah 80 mg per hari. Dosis diberikan
sesuai dengan kadar kolesterol dan respons pasien terhadap obat ini.

Efek Samping dan Bahaya


Otot nyeri, melunak, atau lemah tanpa sebab
Kebingungan, gangguan ingatan
Demam, lelah tidak biasa, dan urin berwarna gelap
Bengkak, berat badan bertambah, lebih sedikit atau sama sekali tidak
buang air kecil
Lebih cepat haus, lebih sering buang air kecil, semakin cepat lapar, mulut
kering, mulut berbau seperti buah-buahan, mengantuk, kulit kering,
penglihatan buram, berat badan menurun atau
Mual, sakit perut atas, gatal-gatal, nafsu makan hilang, urin berwarna
gelap, kotoran berwarna seperti tanah liat, sakit kuning.

j. Simvastatin

Simvastatin adalah obat yang digunakan bersamaan dengan diet sehat


dengan fungsi untuk membantu menurunkan kolesterol dan lemak jahat
(seperti LDL, trigliserida) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL) dalam
darah. Ia termasuk ke dalam satu golongan obat bernama statins.
Simvastatin dengan cara menurunkan jumlah kolesterol yang dihasilkan hati.
Menurunkan kolesterol jahat dan trigliserida serta meningkatkan kolesterol
baik akan menurunkan risiko penyakit jantung dan membantu mencegah
stroke dan serangan jantung.

Selain mengubah pola makan dengan diet sehat (misalnya diet rendah
kolesterol/rendah lemak), perubahan gaya hidup lainnya yang bisa membantu
mengoptimalkan obat ini adalah olahraga, menurunkan berat badan hingga
ideal, dan berhenti merokok.
Simvastatin adalah zat penurun lipid yang diturunkan secara sintetis
dari produk fermentasi jamur Aspergillus terreus. Hidrolisis in vivo ke
metabolit aktif, simvastatin secara kompetitif menghambat redoksase
hidroksimetil-glutiril koenzim A (HMG-CoA), enzim yang mengkatalisis
konversi HMG-CoA menjadi mevalonate, sebuah langkah kunci dalam
sintesis kolesterol. Agen ini menurunkan kadar kolesterol dan lipoprotein
plasma, dan memodulasi respons kekebalan tubuh dengan menekan MHC II
(kompleks histokompatibilitas mayor II) pada sel antigen-stimulating
interferon gamma, seperti sel endotel vaskular manusia.

Golongan Statin

Kategori Obat resep

Menurunkan kolesterol dalam darah, serta mengurangi


Manfaat
risiko serangan jantung dan stroke.

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak di atas 10 tahun.

Bentuk Tablet dan suspensi (cairan).

Kategori X: obat-obatan yang berisiko tinggi


Kategori kehamilan dan
menyebabkan kecacatan permanen pada janin yang tidak
menyusui
boleh digunakan pada saat hamil dan menyusui.

Peringatan :
Bagi wanita pada usia subur, gunakan kontrasepsi yang efektif karena
simvastatin dapat berdampak buruk pada janin. Jadi penting untuk
mencegah kehamilan semasa mengonsumsi obat ini.
Jangan mengonsumsi buah atau jus grapefruit karena akan meningkatkan
kadar simvastatin dalam darah.
Harap berhati-hati jika Anda menderita gangguan hati, gangguan ginjal,
hipotiroid (kelenjar tiroid kurang aktif), atau nyeri otot tanpa penyebab
yang jelas.
Harap berhati-hati juga jika Anda atau keluarga memiliki riwayat
gangguan atau kelainan pada otot.
Beri tahu dokter jika Anda rutin mengonsumsi minuman keras.
Segera hubungi dokter jika mengalami nyeri, kelemahan atau kekakuan
pada otot, rasa lelah yang tidak jelas penyebabnya, urine berwarna gelap
atau merah, terjadi reaksi alergi atau overdosis.

Dosis
Dosis penggunaan simvastatin tergantung kepada kadar kolesterol,
kondisi kesehatan, serta seberapa tinggi risiko pada pasien untuk terkena
serangan jantung dan stroke. Berikut ini adalah dosis simvastatin yang
biasanya diberikan oleh dokter:

Kondisi Dosis

Dewasa dengan risiko tinggi: 20-40 mg satu kali


sehari.

Mengurangi risiko
Dewasa dengan risiko menengah: 10 mg satu kali
kardiovaskular
sehari.

Dewasa: 10-20 mg satu kali sehari (dosis awal).

Pasien yang berisiko tinggi menderita penyakit


kardiovasakular: 40 mg satu kali sehari (dosis
awal).

Pasien dengan keturunan hiperkolesterolemia:


40 mg untuk digunakan setiap malam hari atau 80
Mengobati hiperlipidemia
mg setiap hari yang dibagi ke dalam 3 dosis.

Anak-anak 10-17 tahun dengan keturunan


hiperkolesterolemia: 10 mg untuk digunakan
setiap malam hari.

Dosis penggunaan maksimal: 40 mg dengan interval


waktu 4 minggu.
Pasien dengan kerusakan
5 mg satu kali sehari (dosis awal).
ginjal parah

Interaksi Obat :
Bosenta, efavirenza, dan rifampicin, karena dapat mengurangi kadar
simvastatin.
Antikoagulan (obat pengencer darah), karena dapat meningkatkan
risiko perdarahan.
Colchicine, amiodarone, verapamil, dan diltiazem, karena dapat
meningkatkan risiko miopati dan rhabdomiolisis.
Ezetimibe, karena dapat meningkatkan efek hepatotoksik.
Rituximab. Simvastatin berpotensi mengurangi efek sitotostik dari
Rituximab.
Amlodipine dan asam fusidat, karena dapat meningkatkan risiko
miopati.

Risiko terjadinya efek samping yang fatal, berupa miopati, rhabdomiolisis


dan gagal ginjal akut, dapat meningkat apabila digunakan bersama dengan:

Itraconazole, ketoconazole, posaconazole


Clarithromycin, erythromycin, telithromycin
Nefazodone
Vitamin B3 (niacin)
HIV protease inhibitors, misalnya nelfinavir
Boceprivir, telaprevir
Gemfibrozil
Siklosporin
Danazol

Efek Samping :
Nyeri otot tanpa sebab, linu, atau lemah
Kebingungan, masalah dengan daya ingat
Demam, kelelahan yang tidak biasa, dan urin berwarna gelap
Sakit atau panas saat buang air kecil
Pembengkakan, peningkatan berat badan, buang air kecil sedikit atau tidak
sama sekali
Rasa haus yang meningkat, frekuensi buang air kecil meningkat,
kelaparan, mulut kering, napas berbau buah-buahan, mengantuk, kulit
kering, penglihatan buram, penurunan berat badan
Mual, sakit perut bagian atas, gatal-gatal, hilang napsu makan, urin gelap,
tinja berwarna lumpur, jaundice (kulit dan mata menguning)

Efek samping yang tidak serius dari simvastatin adalah:

Sakit kepala
Nyeri sendi, nyeri otot ringan
Konstipasi, sakit perut atau masalah pencernaan, mual ringan
Ruam kulit ringan
Masalah tidur (insomnia)
Gejala flu seperti hidung tersumbat, bersin-bersin, sakit tenggorokan

k. Digoxin

Digoxin adalah salah satu obat yang digunakan dalam penanganan


masalah ritme jantung dan gagal jantung kongestif. Digoxin mengendalikan
detak jantung dan meningkatkan kekuatan serta efisiensi jantung sehingga
sirkulasi darah menjadi lebih baik. Akibatnya, pembengkakan pada tangan dan
pergelangan kaki juga turut reda. Detak jantung yang tidak teratur, atau
disebut dengan aritmia, bisa menyebabkan rasa sakit pada dada, pusing,
jantung berdebar, dan sulit bernapas. Digoxin akan memperlambat detak
jantung hingga normal sehingga gejala akan membaik dan jantung akan
menjadi efisien kembali. Digoxin juga berguna dalam kasus gagal jantung
karena dapat memperkuat tekanan detak jantung.
Digoxin adalah glikosida jantung. Digoxin menghambat pompa
sodium potassium adenosine triphosphatase (ATPase), sehingga
meningkatkan kalsium intrasel dan meningkatkan kontraktilitas jantung. Agen
ini juga bekerja secara langsung pada simpul atrioventrikular untuk menekan
konduksi, sehingga memperlambat kecepatan konduksi. Rupanya karena
pengaruhnya terhadap konsentrasi kalsium intraselular, digoxin menginduksi
apoptosis sel tumor melalui jalur yang melibatkan sitokrom mitokondria c dan
caspase 8 dan 3.

Golongan Cardiac glycoside atau glikosida jantung

Kategori Obat resep

Mengobati detak jantung cepat dan tidak teratur,


seperti fibrilasi atrium dan atrial flutter
Manfaat
Gagal jantung

Dikonsumsi oleh Anak-anak dan dewasa

Bentuk Tablet, obat cair untuk diminum, dan obat suntik

Peringatan :
Bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter.
Harap berhati-hati bagi penderita gangguan kelenjar tiroid dan ginjal.
Harap waspada bagi yang memiliki tingkat kalsium yang tinggi dan
tingkat kalium atau magnesium yang rendah dalam darah, serta sulit
bernapas.
Selama mengonsumsi digoxin, kunjungi dokter Anda secara reguler untuk
memantau perkembangan kondisi serta melakukan tes darah untuk
memastikan ginjal Anda berfungsi dengan baik dan tingkat digoxin dalam
tubuh berada dalam kadar yang normal.
Jika mengalami diare, pusing, muntah-muntah atau penglihatan mulai
kabur, segera hentikan pemakaian obat dan hubungi dokter. Anda mungkin
saja sedang mengalami keracunan akibat tingkat digoxin yang terlalu
tinggi.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis :
Dosis digoxin yang biasa diberikan kepada orang dewasa adalah 0,25-
1,5 mg per hari. Dosis akan disesuaikan dengan kondisi pasien, tingkat
keparahan, fungsi ginjal dan respons tubuh terhadap obat.

Efek Samping dan Bahaya :


Mual
Ruam kulit
Pusing
Pandangan buram
Diare

l. Sakatonik Liver

Obat sakatonik liver merupakan salah satu obat yang digunakan untuk
membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral pada masa
penyembuhan dan kehamilan. Selain itu, bermanfaat untuk memelihara
kesehatan. Cara pemakaian untuk dewasa = 3 x 1 sendok makan per hari dan
untuk anak-anak = 3 x 1 2 sendok teh per hari.

m. Vitamin B12

Vitamin B-12 juga dikenal dengan nama cobalamin, adalah yang


terbesar dan merupakan vitamin yang paling kompleks. Vitamin B12 adalah
vitamin yang larut dalam air, Kekurangan sedikit vitamin B-12 dapat
menyebabkan anemia, kelelahan, dan depresi, sedangkan jika kekurangan
kekurangan vitamin terjadi dalam waktu yang cukup lalam, maka akan
mengakibatkan masalah yang serius seperti kerusakan permanen pada otak
dan sistem saraf pusat.
Vitamin B12 memiliki fungsi yang tidak jauh beda dengan jenis
vitamin vitamin B lainnya, yaitu sangat penting dalam metabolisme tubuh.
Selain itu vitamin ini juga dapat membantu dalam pembentukan sel darah
merah dan pemeliharaan sistem saraf pusat.
Ada beberapa makanan yang menjadi sumber vitamin B12. Beberapa
makanan ini merupakan makanan yang memiliki vitamin B12 yang cukup
tinggi. Jenis makanan yang dimaksud adalah kerang kerangan, hati, beberapa
jenis ikan, kepiting, udang, kedelai, sereal, daging, susu coklat keju dan telur.
Sebagian orang yang sudah lanjut usia akan mengalami kesulitan
dalam melkukan penyerapan vitamin. Selain itu orang yang mengalami
gangguan pada sisem pencernaan pada umumnya akan sulit untuk menyerap
vitamin. Hal itu akan mengakibatkan kekurangan vitamin, termasuk
kekurangan vitamin B12. Orang yang mengalami kekurangan vitamin B12
akan mengalami anemia, kesemutan pada lengan dan kaki, mengalami
kelemahan dan akan kehilangan keseimbangan.
Meskipun tubuh kita sangat memerlukan vitamin B12, tentu jumlahnya
tidak boleh berlebihan. Karena jika hal itu terjadi, maka kelebihan vitamin
B12 yang kita konsumsi akan memberikan efek samping yang di antaranya
adalah sakit kepala,gatal, pembengkakan, terasa gugup dan mengalami
kecemasan. Selain itu, efek samping yang serius dari penggunaan vitamin B12
juga akan menyebabkan rendanya kalium dalam darah, gagal jantung
kongestif, serta terjadinya gumpalan pada lengan dan kaki.
Dosis Vitamin B12 yang direkomendasikan untuk balita dengan usia
0-6 bulan adalah 0,4 mikrogram, untuk balita 7-12 bulan 0,5 mcg/ hari, untuk
anak anak 1-3 tahun 0,9 mcg / hari, anak anak 4-8 tahun adalah 1,2 mcg /hari,
usisa 9-13 tahun adalah 1,8 mcg /hari, sementara untuk usia 14 tahun ke atas
dosis yang direkomendasikan adalah 2,4 mcg / hari. Selain itu untuk wanita
yang sedang hamil juga memiliki dosis tersendiri yaitu 2,6 mcg / hari, dan
untuk wanita yang sedang menyusui adalah 2,8 mcg / hari. Meski demikian,
ada yang menyebutkan bahwa vitamin B12 tetap aman walau pun dikonsum
dalam dosis yang yang lebih tinggi.

n. Folavit (Asam Folat)


Asam folat menjadi salah satu jenis asupan vitamin yang banyak
dibutuhkan oleh wanita hamil. Sebenarnya asam folat adalah salah satu bagian
dari vitamin B. Asam folat adalah nama lain dari vitamin B9 yang sangat
penting untuk tubuh kita. Asam folat bisa didapatkan secara alami dari
makanan dan lebih sering disebut dengan folat. Tubuh kita membutuhkan
asam folat dan jenis vitamin B lain untuk membentuk sel darah merah.
Kekurangan sel darah merah bisa menyebabkan penyakit anemia. Dan tentu
saja asam folat juga memainkan peran lain dalam kesehatan tubuh. Karena
asam folat memiliki sifat yang larut dalam air, sehingga asam folat tidak bisa
disimpan dalam tubuh. Tubuh kita membutuhkan asupan makanan yang
mengandung asam folat alami. Adapun manfaat asam folat diantaranya :
- Mencegah Anemia
Asam folat akan bekerja dengan vitamin B12 untuk membantu tubuh
dalam memproduksi sel darah merah. Produksi sel darah merah yang
cukup akan melindungi tubuh dari penyakit anemia. Ketika tubuh Anda
memiliki sel darah merah yang cukup maka tubuh menjadi lebih segar dan
resiko kekurangan oksigen akan menurun.
- Pembentukan DNA dan Fungsi Syaraf
Asam folat akan bersatu dengan jenis vitamin B lain yang masuk ke dalam
tubuh untuk mendukung fungsi syaraf, membantu produksi DNA dan
proses penggandaan sel tubuh. Proses ini akan membuat tubuh menjadi
lebih nyaman, sehat dan resiko kecil tertular penyakit. (baca juga:
makanan yang mengandung vitamin B kompleks buah yang
mengandung vitamin B tinggi dan fungsinya bagi tubuh)
- Kesehatan DNA Tubuh
Asam folat yang masuk ke dalam tubuh akan membantu proses kimiawi
dalam tubuh terutama untuk melancarkan proses reaksi karbon. Proses ini
akan membuat tubuh bisa memproduksi pirimidin dan purin yang menjadi
bagian dasar dari DNA tubuh. (baca juga: kelainan kromosom pada
manusia).
- Melindungi Cacat Lahir pada Bayi
Ibu hamil mendapatkan keuntungan besar dari asam folat yaitu bisa
melindungi bayi dalam kandungan dari cacat lahir. Ibu hamil yang
kekurangan asam folat akan menghadapi resiko seperti cacat tabung syaraf
atau spina bifida, kerusakan langit-langit mulut dan kerusakan jaringan
otak. (baca juga: penyebab bibir sumbing pada bayi selama kehamilan)
- Mencegah Keguguran untuk Ibu Hamil
Asam folat juga bisa membantu ibu hamil mencegah keguguran dan resiko
kelahiran bayi autisme. Asam folat sangat baik untuk perkembangan otak
bayi setelah lahir dan masalah kesehatan mental. Sebuah studi mengatakan
jika kekurangan asam folat pada ibu hamil bisa menyebabkan perlambatan
kemampuan bicara pada anak.
- Menurunkan Resiko Penyakit Jantung
Asam folat juga sangat baik untuk membantu kesehatan jantung. Asam
folat akan bekerjasama dengan vitamin B lain untuk menurunkan kadar
homosistein dalam darah. Kadar homosistein yang rendah bisa membuat
jantung lebih sehat dan kesehatan pembuluh darah. Tentu saja selain
mengkonsumsi asam folat Anda juga bisa melakukan cara menjaga
kesehatan jantung agar tetap sehat.
- Menurunkan Resiko Penyakit Gangguan Pendengaran
Orang yang mengkonsumsi asam folat dalam jumlah yang cukup bisa
memiliki pendengaran yang baik meskipun sudah lanjut usia. Hal ini
disebabkan karena asam folat akan menurunkan kadar homosistein dalam
darah. Hal ini sangat baik untuk penderita stroke yang sudah pernah
mengalami serangan.
Kebutuhan asam folat untuk anak-anak :
- Usia 0 6 bulan : 65 mcg / hari
- Usia 7 12 bulan : 80 mcg / hari
- Usia 1 3 tahun : 150 mcg / hari
- Usia 4 8 tahun : 200 mcg / hari
- Usia 9 13 tahun : 300 mcg / hari
- Usia 14 18 tahun : 400 mcg / hari
Kebutuhan asam folat untuk orang dewasa :
- Laki-laki dan Perempuan usia > 19 tahun : 400 mcg / hari
- Ibu hamil : 600 mcg / hari.
- Ibu menyusui : 500 mcg / hari.
o. Heparin Sodium
Sebelum menggunakan obat ini, informasikan dokter Anda tentang
daftar obat Anda saat ini, produk toko (contoh, vitamin, suplemen herbal, dll.),
alergi, penyakit yang sudah ada, dan kondisi kesehatan saat ini (contoh,
kehamilan, operasi yang akan datang, dll.).
- Lambung atau usus borok
- Penyakit hati
- Perdarahan atau penggumpalan gangguan
- Tekanan darah tinggi
- Masalah jantung
- Pembedahan atau prosedur

Beberapa efek samping dari heparin sodium diantaranya :


- Perdarahan yang tidak biasa
- Mimisan
- Darah dalam urin atau tinja
- Hitam atau kotoran tinggal

Heparin Sodium dapat berinteraksi dengan obat dan produk berikut ini:
- Lipitor
- Lisinopril
- Metoprolol
- Morphine
- Omeprazole

p. Aspirin
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai aspisin atau Asetosal
merupakan salah satu senyawa yang secara luas digunakan, Asetosal
digunakan sebagai obat analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi yang sangat
luas digunakan.
Asetosal adalah salah satu senyawa organik yang dapat disintesis.
Fungsi aspirin adalah sebagai analgetik,antipiretik,dan sering pula digunakan
sebagai pencegah atau melepaskan dingin atau infeksi pernafasan akut.
Dimana aspirin merupakan obat bebas hasil reaksi asam asetil. Sedangkan
efek samping dari aspirin yang sering terjadi yaitu tukak lambung, kadang-
kadang disertai anemia sekunder.Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat
dengan anhidrida asetat dan menggunakan katalis proton dan akan
menghasilkan asam asetil salisilat dan asam asetat. Aspirin yang lebih dikenal
sebagai Asetosal adalah obat analgesik anti piretik serta obat anti inflamasi
non seroit (AINS) dan anti inflamasi yang sangat luas digunakan dan
digolongkan dalam obat bebas. Selain sebagai prototip, obat ini merupakan
standar dalam menilai efek obat sejenis. Asetosal sering digunakan juga dalam
kehidupan sehari-hari. Asetosal merupakan salah satu kelompok obat yang
banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dokter, obat-obat ini
merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara kimia.
Asam salisilat adalah asam organik sederhana dengan pKa 3,0. Aspirin
(asam asetilsalisilat: ASA) mempunyai pKa 3,5. Natrium salisilat dan aspirin
sama-sama efektif sebagai obat anti-inflamasi, meskipun aspirin mungkin
lebih efektif sebagai analgesik. Salisilat cepat diabsorpsi dari lambung dan
usus halus bagian atas, menghasilkan kadar puncak dalam plasma dalam
waktu 1-2 jam. Aspirin diabsorpsi begitu saja dan cepat dihidrolisis (waktu-
paruh serum 15 menit) menjadi aam asetat dan salisilat oleh esterase dalam
jaringan dan darah. Salisilat terikat pada albumin, tetapi ikatan dan
metabolisme salisilat dapat menjadi jenuh sehingga fraksi yang tidak terikat
meningkat seiring meningkatnya konsentrasi total. Di luar kandungan dalam
tubuh total sebesar 600 mg, peningkatan dosis salisilat meningkatkan
konsentrasi salisilat secara tidak proporsional. Seiring meningkatnya dosis
aspirin, waktu-paruh eliminasi salisilat meningkat dari 3-5 jam (untuk dosis
600 mg/hari) menjadi 12-16 jam (dosis >3,6g/hari). Alkalinasi urine
meningkat laju ekskresi salisilat bebas dan konjugatnya yang larut dalam air.
Aspirin secara ireversibel menghamabat COX trombosit sehingga efek
antitrombosit aspirin bertahan selama 8-10 hari (sesuai masa hidup trombosit).
q. Tranexamid Acid
Asam traneksamat bekerja dengan cara memblok ikatan plasminogen
dan plasmin terhadap fibrin ; inhibisi terhadap plasmin ini sangat terbatas pada
tingkat tertentu. Asam traneksamat secara kompetitif menghambat aktivasi
plasminogen (melalui mengikat domain kringle), sehingga mengurangi
konversi plasminogen menjadi plasmin (fibrinolisin), enzim yang
mendegradasi pembekuan fibrin, fibrinogen, dan protein plasma lainnya,
termasuk faktor-faktor prokoagulan V dan VIII. Asam traneksamat juga
langsung menghambat aktivitas plasmin, tetapi dosis yang lebih tinggi
diperlukan daripada yang dibutuhkan untuk mengurangi pembentukan
plasmin.
Asam traneksamat merupakan antifibrinolytic yang kompetitif
menghambat aktivasi plasminogen menjadi plasmin. Asam traneksamat
merupakan inhibitor kompetitif aktivasi plasminogen, dan pada banyak
konsentrasi yang lebih tinggi, inhibitor nonkompetitif plasmin, yaitu tindakan
yang mirip dengan asam aminokaproat. Asam traneksamat adalah sekitar 10
kali lebih kuat daripada in vitro aminokaproat. Asam traneksamat mengikat
lebih kuat daripada asam aminokaproat untuk kedua reseptor yang kuat dan
lemah dari molekul plasminogen dalam rasio yang sesuai dengan perbedaan
potensi antara senyawa. Asam traneksamat dalam konsentrasi 1 mg per ml
tidak agregat trombosit in vitro. Pada pasien dengan angioedema herediter,
penghambatan pembentukan dan aktivitas plasmin oleh asam traneksamat
dapat mencegah serangan angioedema dengan mengurangi aktivasi plasmin
diinduksi protein komplemen pertama (C1).
Asam traneksamat adalah obat antifibrinolitik yang menghambat
pemutusan benang fibrin. Asam traneksamat digunakan untuk profilaksis dan
pengobatan pendarahan yang disebabkan fibrinolysis yang berlebihan dan
angiodema hereditas.
Untuk digunakan pada pasien dengan hemofilia untuk penggunaan
jangka pendek (2-8 hari) untuk mengurangi atau mencegah perdarahan dan
mengurangi kebutuhan untuk terapi penggantian selama dan setelah
pencabutan gigi. Hal ini juga dapat digunakan untuk perdarahan yang
berlebihan dalam kasus menstruasi, operasi, atau trauma.

Dosis
- Dosis oral : 1-1.5 gram (atau 15-25 mg/kg) 2 sampai 4 kali sehari.
- Dosis injeksi intravena perlahan : 0.5 -1 g (atau 10 mg/kg) 3 kali sehari.
- Dosis infus kontinyu : 25-50 mg/kg setiap hari.
- Dosis anak : 25 kg/mg melalui oral atau 10 mg/kg melalui intra vena
setiap 2 atau 3 kali sehari.
Penyerapan asam traneksamat setelah pemberian oral pada manusia
mewakili sekitar 30 sampai 50% dari dosis yang tertelan dan bioavailabilitas
tidak terpengaruh oleh asupan makanan.

r. Isosorbide Dinitrate
Isosorbide Dinitrate merupakan obat yang termasuk dalam golongan
nitrat. Di dalam tubuh Isosorbid dinitrat akan dikonversi menjadi Isosorbid
Mononitrat yang merupakan senyawa aktifnya. Nitrat adalah vasodilator atau
pendilatasi pembuluh darah. Nitrat akan meningkatkan aliran darah dan
oksigen ke jantung dan mengurangi beban kerja jantung dengan cara
mendilatasikan atau melebarkan pembuluh arteri dan vena dalam tubuh.
Pelebaran pembuluh vena mengurangi jumlah darah yang kembali ke jantung
yang harus dipompa.
Pelebaran pembuluh arteri menurunkan tekanan di arteri yang
melawan tekanan pemompaan jantung. Sebagai konsekuensi dari kedua efek
tersebut, jantung bekerja lebih ringan dan membutuhkan darah dan oksigen
yang lebih sedikit. Selain itu, nitrat juga melebarkan arteri yang mensuplai
jantung dengan darah dan oksigen sehingga jantung akan menerima darah dan
oksigen dengan jumlah yang lebih banyak.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka ISDN dapat digunakan sebelum
aktivitas fisik seperti olahraga dan aktivitas seksual sebagai pencegahan
terhadap angina pada orang dengan penyakit jantung koroner. Obat ini juga
dapat digunakan sebagai pereda angina ketika sedang terjadi. Hanya tablet
sublingual yang digunakan untuk pengobatan angina karena waktu timbul
aksinya yang cepat yaitu 2 5 menit.
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini. Isosorbide Dinitrate
tidak dapat digunakan pada beberapa kondisi berikut:
- Pasien yang diketahui mengalami reaksi hipersensitivitas atau alergi
terhadap Isosorbid Dinitrat.
- Pasien yang diketahui mengalami reaksi hipersensitivitas atau alergi
terhadap obat yang termasuk golongan Nitrat lainnya.
- Pasien yang mengalami hipotensi berat, anemia, hipovolemia, dan gagal
jantung akibat obstruksi.
- Pasien yang mengalami peningkatan tekanan intrakranial akibat trauma
kepala atau pendarahan otak.
Isosorbide Dinitrate dapat digunakan dalam beragam cara penggunaan.
Adapun dosis ISDN yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
- Penggunaan secara Intrakoroner pada Percutaneous transluminal coronary
angioplasty. Dosis Dewasa adalah 1 mg secara bolus sebelum pemompaan
balon. Dosis maksimal dalam waktu 30 menit adalah 5 mg.
- Penggunaan secara Intravena pada Angina tidak stabil dan Gagal Jantung.
Dosis dewasa adalah 2-12 mg/ jam secara titrasi berdasarkan respon
pasien. Dosis maksimal adalah 20 mg/ jam.
- Penggunaan secara Oral pada Penatalaksanaan Angina. Dosis dewasa
adalah 20-120 mg/ hari dalam dosis terbagi. Dosis tersebut ditingkatkan
secara bertahap sesuai dengan respon pasien.Dosis maksimal adalah 240
mg/ hari.
- Penggunaan secara Oral pada Gagal Jantung. Dosis dewasa adalah 30-160
mg/ hari dalam dosis terbagi. Dosis maksimal adalah 240 mg/ hari
- Penggunaan secara Sublingual pada Angina Akut. Dosis dewasa tablet
adalah 2,5-10 mg yang diletakkan dibawah lidah. Dosis dewasa semprotan
adalah 1-3 semprotan (1,25mg/ semprot) langsung dibawah lidah.
- Penggunaan secara Sublingual pada Gagal Jantung. Dosis dewasa adalah
5-15 mg setiap 2-3 jam.
Isosorbide Dinitrate pernah dilaporkan menimbulkan efek samping.
Sakit kepala merupakan efek samping yang paling umum dan biasanya
berkaitan dengan dosis (peningkatan dengan dosis yang lebih tinggi). Flushing
atau kemerahan mungkin terjadi karena obat ini dapat melebarkan pembuluh
darah. Isosorbid Dinitrat dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang
terjadi ketika bangkit dari posisi duduk (hipotensi ortostatik), menyebabkan
pusing, vertigo, jantung berdebar, dan kelemahan. Untuk mengurangi risiko
efek samping, pasien harus bangkit perlahan dari posisi duduk. Efek pada
saluran pencernaan yang mungkin timbul antara lain mual, muntah, dan sakit
perut. Efek samping yang berat dan berpotensi fatal adalah hipotensi berat dan
kolaps sirkulasi.
Sebelum dan selama menggunakan obat Isosorbide Dinitrate harus
memperhatikan beberapa hal penting berikut ini:
- Pasien yang menggunakan obat ini sebaiknya tidak menggunakan
sildenafil, tadalafil, atau vardenafil pada saat yang bersamaan karena dapat
meningkatkan tekanan darah.
- Penurunan tekanan darah yang berat, terutama ketika perubahan posisi
tubuh, dapat terjadi ketika isosorbid dinitrat dikombinasikan dengan
calcium channel blockers, seperti diltiazem dan verapamil yang juga
menurunkan tekanan darah .
- Efek vasodilatasi dapat menurun ketika digunakan bersamaan dengan
ergotamin, dan efek ergotamin dapat meningkat.
- Isosorbide Dinitrate harus digunakan secara hati-hati pada kondisi
peningkatan tekanan intrakranial, hipotensi, hipovolemia, prolaps katup
mitral, hipoksemia arteri, glaukoma, lanjut usia, hipotiroidisme, malnutrisi
karena risiko efek samping yang akan ditimbulkannya
- Obat ISDN sebaiknya tidak digunakan pada kondisi kehamilan dan
menyusui, karena informasi mengenai keamanannya yang masih belum
lengkap.
BAB V
KESIMPULAN

Masing-masing penyakit yang berkaitan dengan sistem kardiovaskular


mempunyai patofisiologi dan sasaran berbeda, begitu pula dalam hal penggunaan
obatnya. Selain indikasi, obat juga memiliki efek samping dan interaksi dengan
obat yang lain.
Untuk itu kita sebagai calon apoteker harus mampu memahami sehingga
kelak bisa tepat dalam pemilihan dan penangan penyakit pada pasien agar tidak
terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Katzung, Bertram. G. 2007. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta :


Salemba Medika.

Wilmana, Freddy. 2005. Analgetik-Antipiretik, Analgesik Anti-Inflamasi


Nonsteroid dan Obat Pirai : Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Jakarta :
Universitas Indonesia. Hal. 207-213.

http://www.alodokter.com/atorvastatin. Diakses pada 17 November 2017.

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/. Diakses pada 17 November 2017.

Anda mungkin juga menyukai