Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

PERCOBAAN KE-9

SISTEM KARDIOVASKULER

Asisten Penanggung Jawab :

Muhammad Fakhrur Rajih,

Kelompok 6/D

1. Rasyid Fadhilah (10060321184)


2. Salma Awalya Putri Yuliani (10060321185)
3. Bintan Arfian Hadista (10060321186)
4. Muhammad Yeoh Valent (10060321187)
5. Dwi Fahira (10060321188)
6. Salma Nur Sahara (10060321189)
7. Silvi Nur Sundari (10060321190)
8. Azzahra Rahmanita (10060321191)

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT D


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITA ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2021 M/1442 H
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mampu:
1.1. Menjelaskan pengertian tekanan darah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
1.2. Menjelaskan fenomena pengaturan aliran darah
1.3. Menjelaskan karakteristik darah dan manfaat penentuan parameterparameter
hematologi
II. Teori Dasar
Sistem kardiovaskuler adalah kumpulan organ yang bekerja sama untuk
melakukan fungsi transportasi dalam tubuh manusia. Sistem ini bertanggung jawab
untuk mentransportasikan darah, yang mengandung nutrisi, bahan sisa metabolisme,
hormone, zat kekebalan tubuh, dan zat lain ke seluruh tubuh. Sehingga, tiap bagian
tubuh akan mendapatkan nutrisi dan dapat membuang sisa metabolismenya ke dalam
darah. Dengan tersampainya hormone ke seluruh bagian tubuh, kecepatan
metabolisme juga akan dapat diatur. Sistem ini juga menjamin pasokan zat kekebalan
tubuh yang berlimpah pada bagian tubuh yang terluka, baik karena kecelakaan atau
operasi, dengan bertujuan mencegah infeksi di daerah tersebut. Dengan demikian,
dapat dilihat bahwa sistem kardiovaskuler memiliki fungsi utama untuk
mentransportasikan darah dan zat-zat yang dikandungnya ke seluruh bagian tubuh.
(Guyton, 1997)
Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang memberi fasilitas proses
pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari
organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang
mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung.
Sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ berfungsi untuk mengangkut
oksigen, nutrisi dan zat - zat lain untuk didistribusikan ke seluruh tubuh serta
membawa bahan-bahan hasil akhir metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh Sistem
ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubub (bagian dari homeostasis).
(Kasron, 2011).
Sistem kardiovaskuler terdiri atas organ jantung dan pembuluh darah. Fungsi
sistem ini dapat dianalogikan dengan sistem pengairan di rumah tangga, dimana organ
jantung berperan sebagai pompa dan pembuluh darah berperan sebagai salurannya
atau pipanya. Sistem ini bertanggung jawab untuk mentransportasikan darah dan zat
yang dikandungnya ke seluruh bagian tubuh manusia. Untuk menjaga agar darah tetap
mencapai seluruh bagian tubuh secara terus-menerus maka jantung sebagai pompa
harus berdenyut secara terus menerus pula. Denyutan jantung diatur oleh sistem saraf
otonom (SSO) yang berada di luar kesadaran atau kendali kita sehingga kita tidak
dapat mengatur denyutan jantung seperti kehendak kita. Sistem kardiovaskuler
merupakan sistem tertutup artinya darah yang ditransportasikan akan berada di dalam
jantung dan pembuluh darah, tidak dialirkan ke luar pembuluh darah. Berdasarkan
arah aliran darah maka pembuluh darah dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama
adalah pembuluh darah yang meninggalkan jantung (arteri) dan pembuluh darah yang
menuju jantung (vena). Berdasarkan ukuran penampangnya (diameter) maka
pembuluh darah (arteri dan vena) dapat dikelompokkan menjadi pembuluh darah
besar, sedang, dan kecil. Contoh pembuluh arteri besar adalah aorta, a. iliaca
commonis; pembuluh arteri sedang adalah a. tibialis, a. radialis; sedangkan contoh
vena besar adalah v. cafa superior dan inferior. Diantara pembuluh darah arteri kecil
(arteriole) dan vena kecil (venule) akan terdapat saluran kecil yang disebut pembuluh
kapiler. Pembuluh kapiler 3 ini menghubungkan bagian pembuluh darah arteri dan
vena. Pembuluh kapiler ini memiliki struktur histologis tertentu. (Sherwood, L. 2001)
Jantung adalah pusat dari sistem kardiovaskuler berguna untuk peredaran
darah dari tubuh manusia. Sistem peredaran darah dapat dikatakan suatu sistem yang
paling penting didalam manusia karena berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh
tubuh. Anatomi dari sistem kardiovaskuler terdiri dari Jantung, aorta, arteri, pembuluh
kapiler dari jaringan dan vena (Iskandar, 2010).
Jantung pada dasarnya memiliki fungsi yaitu memompa darah ke seluruh
tubuh melalui pembuluh darah, sehingga jaringan tubuh mendapatkan suplai oksigen
dan nutrisi yang imbang. Sebagaimana diketahui, bahwasanya oksigen dan nutrisi
dapat membuat sel-sel tubuh kita dapat bekerja dengan baik (Zainul, 2007).
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan
puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi, yang disebut dengan tekanan sistole.
Tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat.
Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistole terhadap tekanan
diastole, dengan nilai normal berkisar dari 100/60 mmHg sampai 129/80 mmHg. Rata
tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg. Dengan demikian, jelaslah bahwa
tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi daripada tekanan darah diastolic. Tekanan
darah manusia senantiasa berayun ayun antara tinggi dan rendah sesuai dengan detak
jantung (Abdurachman, Indah, & Nany, 2016).
Tekanan darah sangat penting dalam sistem sirkulasi darah dan selalu
diperlukan untuk daya dorong mengalirkan darah di dalam arteri, arteriola, kapiler,
dan sistem vena sehingga terbentuk aliran darah yang menetap. Aktivitas pompa
jantung berlangsung dengan cara mengadakan kontraksi dan relaksasi, sehingga
menimbulkan perubahan tekanan darah dalam sistem sirkulasi (Syaifuddin, 2011).
Tekanan darah dibedakan antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolic.
Dengan demikian, jelaslah bahwa tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi daripada
tekanan darah diastolic. Tekanan darah manusia senantiasa berayun ayun antara tinggi
dan rendah sesuai dengan detak jantung (Gunawan & Hani, 2001).
Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung ini menggunakan dua cara,
yaitu palpasi dan auskultasi. Palpasi yang mengukur tekanan sistolik dan auskultasi
yang dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik. Metode tak langsung ini
memerlukan alat stetoskop. Cara palpasi (Palpatory method) cara ini hanya dapat
mengukur tekanan darah sistol saja tanpa tekanan darah diastol. Cara melakukannya
dengan memompakan manset yang dibalutkan pada lengan atas sampai denyut nadi
arteriradialis hilang, lalu tekanan manset diturunkan sedikit demi sedikit sampai
denyut nadi terasa untuk pertama kali. Pada saat denyut nadi untuk pertama kaliteraba
merupakan tekanan darah sistol. Hasil pengukuran dengan metode ini kurang teliti
karena hasilnya 2-5 mmHg lebih rendah dibandingkan dengan pengukuran dengan
menggunakan metode auskultasi. Cara auskultasi (Auscultatory method) cara ini
dapat mengukur baik tekanan darah sistol maupun tekanan darah diastole (Syaifuddin,
2010).
Tekanan darah dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1) Tekanan Darah Rendah (Hipotensi) Hipotensi merupakan penurunan tekanan
darah sistol lebih dari 20-30% dibandingkan dengan pengukuran dasar atau
tekanan darah sistol.
2) Tekanan Darah Normal (Normotensi) Ukuran tekanan darah normal orang
dewasa berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah dalam kehidupan bervariasi
secara alami, seperti pada bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan
darah yang jauh lebih rendah dibanding dengan orang dewasa.
3) Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi), tekanan darah tinggi persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg
(Setiawan, 2009).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah :
1) Usia
Semakin tua seseorang maka semakin tinggi tekanan darahnya.
2) Jenis kelamin
Wanita umumnya memiliki tekanan darah lebih rendah daripada pria yang
berusia sama, hal ini lebih cenderung akibat variasi hormon.
3) Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat meningkatkan dan menurunkan tekanan darah.
4) Stres atau cemas
Emosi, kecemasan, rasa takut, stres fisik dan rasa sakit dapat meningkatkan
tekanan darah.
5) Obesitas
Obesitas baik pada masa anak-anak maupun dewasa merupakan faktor
predisposisihipertensi.
6) Demam
Demam dapat meningkatkan tekanan darah karena peningkatan laju
metabolisme (Nurachmach, 2009).
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah selamanya beredar di
dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung. Selama darah
beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar
dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah
dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti-
pembekuan/sitrus natrikus. Keadaan ini akan sangat berguna apabila darah
tersebut diperlukan untuk transfusi darah. Pada tubuh yang sehat atau orang
dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira
4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung
pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah (Poedjiadi,
2004).
Darah memiliki fungsi Sebagai alat pengangkut yaitu ; mengambil
oksigen pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh,
mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-
paru, mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
dibagikan ke seluruh jaringan/alat tubuh, mengeluarkan zat-zat yang tidak
berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan. (Poedjiadi, 2004).
Eritrosit dibentuk di sumsum tulang. Rerata usianya adalah 120 hari, lalu
dihancurkan di hati dan limpa. Komponen terpenting eritrosit adalah
hemoglobin (Hb), yang terdiri atas heme (zat besi, Fe) dan globin (protein).
Hemoglobin berfungsi mengikat dan membawa O2 dari paru ke jaringan serta
mengikat dan membawa CO2 dari jaringan ke paru. Nutrisi untuk
pembentukan eritrosit Kelompok nutrisi untuk pembentukan eritrosit terdiri
atas kelompok kebutuhan umum dan kelompok kebutuhan esensial. Kelompok
kebutuhan umum adalah asam amino, lipid, dan karbohidrat. Kelompok
kebutuhan esensial meliputi zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin B12.
(Aaroson, 2010).
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu
berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan
membran sel darah merah. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan
jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap
antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-
negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah
Anegatif atau O-negatif. b. Individu dengan golongan darah B memiliki
antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan
darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan
darah B-negatif atau O-negatif. c. Individu dengan golongan darah AB
memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan
antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan
darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan
darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-
positif. d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen,
tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang
dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-
negatifn (Setiawan, 2009).
III. Alat dan Bahan
IV. Prosedur
V. Data pengamatan
VI. Pembahasan
VII. Kesimpulan
VIII. Daftar Pustaka
Aaroson. (2010). The Cardiovascular System at a Glance, AlihBahasa: Surapsari, J.D. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Abdurachman, Indah, & Nany. (2016). Hubungan Asupan Natrium, Frekuensi dan
Durasi Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan Darah Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Sejahtera dan Bina Lara Budi Luhur Kota Pekanbaru, Kalimantan Selatan.
Jurnal of The Indonesian Nutrition Association.
Gunawan, & Hani. (2001). Hipertensi. Yogyakarta: Kaninus.
Guyton, A.C. and Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Iskandar, 2010. Health (Body, mind and system) Sehat, Antusias, Energik melalui
sinkronasasi tubuh, pikiran dan sistem Healt Triad (Tiga Serangkai Kesehatan).
Jakarta: Gramedia.
Kasron, 2011. Buku Ajar Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Setiawan, R. (2009). Fisiologi Kardiovaskular Berbasis Masalah Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia : dari sel ke system. Edisi 2. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Syaifuddin. (2010). Anatomi Fisiologi Untuk Keperawatan Dan Kebidanan Edisi 4.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai