PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITA ISLAM BANDUNG BANDUNG 2021 M/1442 H I. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mampu: 1.1. Menjelaskan pengertian tekanan darah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya 1.2. Menjelaskan fenomena pengaturan aliran darah 1.3. Menjelaskan karakteristik darah dan manfaat penentuan parameterparameter hematologi II. Teori Dasar Sistem kardiovaskuler adalah kumpulan organ yang bekerja sama untuk melakukan fungsi transportasi dalam tubuh manusia. Sistem ini bertanggung jawab untuk mentransportasikan darah, yang mengandung nutrisi, bahan sisa metabolisme, hormone, zat kekebalan tubuh, dan zat lain ke seluruh tubuh. Sehingga, tiap bagian tubuh akan mendapatkan nutrisi dan dapat membuang sisa metabolismenya ke dalam darah. Dengan tersampainya hormone ke seluruh bagian tubuh, kecepatan metabolisme juga akan dapat diatur. Sistem ini juga menjamin pasokan zat kekebalan tubuh yang berlimpah pada bagian tubuh yang terluka, baik karena kecelakaan atau operasi, dengan bertujuan mencegah infeksi di daerah tersebut. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa sistem kardiovaskuler memiliki fungsi utama untuk mentransportasikan darah dan zat-zat yang dikandungnya ke seluruh bagian tubuh. (Guyton, 1997) Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung. Sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ berfungsi untuk mengangkut oksigen, nutrisi dan zat - zat lain untuk didistribusikan ke seluruh tubuh serta membawa bahan-bahan hasil akhir metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubub (bagian dari homeostasis). (Kasron, 2011). Sistem kardiovaskuler terdiri atas organ jantung dan pembuluh darah. Fungsi sistem ini dapat dianalogikan dengan sistem pengairan di rumah tangga, dimana organ jantung berperan sebagai pompa dan pembuluh darah berperan sebagai salurannya atau pipanya. Sistem ini bertanggung jawab untuk mentransportasikan darah dan zat yang dikandungnya ke seluruh bagian tubuh manusia. Untuk menjaga agar darah tetap mencapai seluruh bagian tubuh secara terus-menerus maka jantung sebagai pompa harus berdenyut secara terus menerus pula. Denyutan jantung diatur oleh sistem saraf otonom (SSO) yang berada di luar kesadaran atau kendali kita sehingga kita tidak dapat mengatur denyutan jantung seperti kehendak kita. Sistem kardiovaskuler merupakan sistem tertutup artinya darah yang ditransportasikan akan berada di dalam jantung dan pembuluh darah, tidak dialirkan ke luar pembuluh darah. Berdasarkan arah aliran darah maka pembuluh darah dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama adalah pembuluh darah yang meninggalkan jantung (arteri) dan pembuluh darah yang menuju jantung (vena). Berdasarkan ukuran penampangnya (diameter) maka pembuluh darah (arteri dan vena) dapat dikelompokkan menjadi pembuluh darah besar, sedang, dan kecil. Contoh pembuluh arteri besar adalah aorta, a. iliaca commonis; pembuluh arteri sedang adalah a. tibialis, a. radialis; sedangkan contoh vena besar adalah v. cafa superior dan inferior. Diantara pembuluh darah arteri kecil (arteriole) dan vena kecil (venule) akan terdapat saluran kecil yang disebut pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler 3 ini menghubungkan bagian pembuluh darah arteri dan vena. Pembuluh kapiler ini memiliki struktur histologis tertentu. (Sherwood, L. 2001) Jantung adalah pusat dari sistem kardiovaskuler berguna untuk peredaran darah dari tubuh manusia. Sistem peredaran darah dapat dikatakan suatu sistem yang paling penting didalam manusia karena berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Anatomi dari sistem kardiovaskuler terdiri dari Jantung, aorta, arteri, pembuluh kapiler dari jaringan dan vena (Iskandar, 2010). Jantung pada dasarnya memiliki fungsi yaitu memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, sehingga jaringan tubuh mendapatkan suplai oksigen dan nutrisi yang imbang. Sebagaimana diketahui, bahwasanya oksigen dan nutrisi dapat membuat sel-sel tubuh kita dapat bekerja dengan baik (Zainul, 2007). Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi, yang disebut dengan tekanan sistole. Tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistole terhadap tekanan diastole, dengan nilai normal berkisar dari 100/60 mmHg sampai 129/80 mmHg. Rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg. Dengan demikian, jelaslah bahwa tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi daripada tekanan darah diastolic. Tekanan darah manusia senantiasa berayun ayun antara tinggi dan rendah sesuai dengan detak jantung (Abdurachman, Indah, & Nany, 2016). Tekanan darah sangat penting dalam sistem sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirkan darah di dalam arteri, arteriola, kapiler, dan sistem vena sehingga terbentuk aliran darah yang menetap. Aktivitas pompa jantung berlangsung dengan cara mengadakan kontraksi dan relaksasi, sehingga menimbulkan perubahan tekanan darah dalam sistem sirkulasi (Syaifuddin, 2011). Tekanan darah dibedakan antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolic. Dengan demikian, jelaslah bahwa tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi daripada tekanan darah diastolic. Tekanan darah manusia senantiasa berayun ayun antara tinggi dan rendah sesuai dengan detak jantung (Gunawan & Hani, 2001). Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung ini menggunakan dua cara, yaitu palpasi dan auskultasi. Palpasi yang mengukur tekanan sistolik dan auskultasi yang dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik. Metode tak langsung ini memerlukan alat stetoskop. Cara palpasi (Palpatory method) cara ini hanya dapat mengukur tekanan darah sistol saja tanpa tekanan darah diastol. Cara melakukannya dengan memompakan manset yang dibalutkan pada lengan atas sampai denyut nadi arteriradialis hilang, lalu tekanan manset diturunkan sedikit demi sedikit sampai denyut nadi terasa untuk pertama kali. Pada saat denyut nadi untuk pertama kaliteraba merupakan tekanan darah sistol. Hasil pengukuran dengan metode ini kurang teliti karena hasilnya 2-5 mmHg lebih rendah dibandingkan dengan pengukuran dengan menggunakan metode auskultasi. Cara auskultasi (Auscultatory method) cara ini dapat mengukur baik tekanan darah sistol maupun tekanan darah diastole (Syaifuddin, 2010). Tekanan darah dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) Tekanan Darah Rendah (Hipotensi) Hipotensi merupakan penurunan tekanan darah sistol lebih dari 20-30% dibandingkan dengan pengukuran dasar atau tekanan darah sistol. 2) Tekanan Darah Normal (Normotensi) Ukuran tekanan darah normal orang dewasa berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah dalam kehidupan bervariasi secara alami, seperti pada bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dibanding dengan orang dewasa. 3) Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi), tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Setiawan, 2009). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah : 1) Usia Semakin tua seseorang maka semakin tinggi tekanan darahnya. 2) Jenis kelamin Wanita umumnya memiliki tekanan darah lebih rendah daripada pria yang berusia sama, hal ini lebih cenderung akibat variasi hormon. 3) Obat-obatan Obat-obatan yang dapat meningkatkan dan menurunkan tekanan darah. 4) Stres atau cemas Emosi, kecemasan, rasa takut, stres fisik dan rasa sakit dapat meningkatkan tekanan darah. 5) Obesitas Obesitas baik pada masa anak-anak maupun dewasa merupakan faktor predisposisihipertensi. 6) Demam Demam dapat meningkatkan tekanan darah karena peningkatan laju metabolisme (Nurachmach, 2009). Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/sitrus natrikus. Keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah (Poedjiadi, 2004). Darah memiliki fungsi Sebagai alat pengangkut yaitu ; mengambil oksigen pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh, mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru- paru, mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/alat tubuh, mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan. (Poedjiadi, 2004). Eritrosit dibentuk di sumsum tulang. Rerata usianya adalah 120 hari, lalu dihancurkan di hati dan limpa. Komponen terpenting eritrosit adalah hemoglobin (Hb), yang terdiri atas heme (zat besi, Fe) dan globin (protein). Hemoglobin berfungsi mengikat dan membawa O2 dari paru ke jaringan serta mengikat dan membawa CO2 dari jaringan ke paru. Nutrisi untuk pembentukan eritrosit Kelompok nutrisi untuk pembentukan eritrosit terdiri atas kelompok kebutuhan umum dan kelompok kebutuhan esensial. Kelompok kebutuhan umum adalah asam amino, lipid, dan karbohidrat. Kelompok kebutuhan esensial meliputi zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin B12. (Aaroson, 2010). Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut: a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A- negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah Anegatif atau O-negatif. b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif. c. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB- positif. d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O- negatifn (Setiawan, 2009). III. Alat dan Bahan IV. Prosedur V. Data pengamatan VI. Pembahasan VII. Kesimpulan VIII. Daftar Pustaka Aaroson. (2010). The Cardiovascular System at a Glance, AlihBahasa: Surapsari, J.D. Jakarta: Penerbit Erlangga. Abdurachman, Indah, & Nany. (2016). Hubungan Asupan Natrium, Frekuensi dan Durasi Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan Darah Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera dan Bina Lara Budi Luhur Kota Pekanbaru, Kalimantan Selatan. Jurnal of The Indonesian Nutrition Association. Gunawan, & Hani. (2001). Hipertensi. Yogyakarta: Kaninus. Guyton, A.C. and Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Iskandar, 2010. Health (Body, mind and system) Sehat, Antusias, Energik melalui sinkronasasi tubuh, pikiran dan sistem Healt Triad (Tiga Serangkai Kesehatan). Jakarta: Gramedia. Kasron, 2011. Buku Ajar Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha Medika. Setiawan, R. (2009). Fisiologi Kardiovaskular Berbasis Masalah Keperawatan. Jakarta: EGC. Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia : dari sel ke system. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Syaifuddin. (2010). Anatomi Fisiologi Untuk Keperawatan Dan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.