OLEH :
TRANSFER A 2022
IV.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengenai sistem kardiovaskular yang
bertujuan untuk mengetahui cara mengukur tekanan darah serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Tekanan darah merupakan salah satu
faktor yang memiliki efek sangat penting dalam sistem sirkulasi tubuh
manusia (Zainuddin, dkk. 2018).
Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh
jantung terhadap dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui
dua sistem sirkulasi terpisah dalam jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan
sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan jantung memompa darah yang kurang
O2 ke paru-paru melalui sirkulasi pulmonal di mana CO2 dilepaskan dan
O2 masuk ke darah. Darah yang mengandung O2 kembali ke sisi kiri
jantung dan dipompa keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui
sirkulasi sistemik di mana O2 akan dipasok ke seluruh tubuh. Darah
mengandung O2 akan melewati arteri menuju jaringan tubuh, sementara
darah kurang O2 akan melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke
jantung (Amiruddin, dkk. 2015).
Pada percobaan ini, untuk mengukur tekanan darah digunakan alat
sphygmomanometer atau disebut juga tensimeter. Sphygmomanometer
adalah suatu alat yang memiliki manset yang dapat dipompa dan alat
pengukur tekanan (sphygmus, nadi + nanometer, alat untuk mengukur
tekanan cairan). Ketika manset mengembang, aliran darah arteri terhenti
sehingga tidak ada suara yang terdengar melalui stetoskop yang
diletakkan di atas arteri brachialis. Ketika tekanan manset menurun, darah
mulai mengalir kembali sehingga terdengar bunyi yang disebut dengan
bunyi Korotkoff. Tekanan pada saat bunyi Korotkoff pertama kali terdengar
menunjukkan tekanan arteri tertinggi (sistolik) dan tekanan pada saat
bunyi Korotkoff menghilang merupakan tekanan arteri terendah (diastolik)
(Silverthorn, dkk. 2013).
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung
menguncup (sistol). Adapun tekanan darah diastolik adalah tekanan darah
pada saat jantung mengendur kembali (diastole). Dengan demikian, sudah
jelas bahwa tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi dari pada tekanan
darah diastolik. Tekanan sistolik dan diastolik bervariasi untuk setiap
individu. Secara umum ditetapkan, tekanan darah normal untuk orang
dewasa (> 18 tahun) adalah 120/80 mmHg, angka 120 disebut tekanan
sistolik, dan angka 80 disebut tekanan diastolik. Tekanan darah
seseorang dapat lebih atau kurang dari batas normal, jika melebihi nilai
normal orang tersebut menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi,
sebaliknya jika kurang dari nilai normal, orang tersebut menderita tekanan
darah rendah atau hipotensi (Chin & Badri, 2012).
Pada percobaan pertama dengan perlakuan minum kopi probandus
pertama diukur tekanan darah awalnya yaitu 110/90 mmHg kemudian
diberi perlakuan. Setelah 5 menit tekanan darah probandus diukur kembali
dan memperoleh hasil yaitu 110/80 mmHg. 10 menit dan 15 menit
kemudian secara berturut-turut diukur lagi dan diperoleh hasil 100/80
mmHg dan 110/70 mmHg. Pada probandus kedua diperoleh hasil
pengukuran dari tekanan awal, 5 menit, 10 menit dan 15 menit secara
berturut-turut adalah 125/80 mmHg, 110/70 mmHg, 85/60 mmHg, 90/70
mmHg. Pada probandus ketiga diperoleh hasil 120/80 mmHg, 115/70
mmHg, 100/80 mmHg, 90/70 mmHg. Dan probandus keempat diperoleh
hasil 120/80 mmHg, 120/90 mmHg, 100/70 mmHg, 90/55 mmHg. Dari
data tersebut, tekanan darah keempat probandus mengalami penurunan
setelah minum kopi. Hal ini tidak sesuai literatur dimana menurut Ayu
(2012), Kafein memiliki efek meningkatkan tekanan darah karena dapat
berikatan dengan reseptor adenosine yang nantinya akan mengaktifkan
sistem saraf simpatik dan pada akhirnya terjadi vasikonstriksi pembuluh
darah. Faktor yang mempengaruhi hasil tersebut adalah adanya
kemungkinan lambung probandus dalam keadaan kosong, probandus
sudah dalam keadaan mengantuk, kurang tidur, maupun resistensi
terhadap kafein, dan juga jumlah kafein yang terkandung pada kopi sedikit
(komaling & Suba, 2013).
Pada percobaan kedua dengan perakuan latihan berat (lari).
Probandus pertama diukur tekanan darah darah awalnya yaitu 110/70
mmHg kemudian diberi perlakuan. Setelah 5 menit, tekanan darah
probandus diukur kembali dan memperoleh hasil yaitu 130/80 mmHg. 10
menit dan 15 menit kemudian secara berturut-turut diukur lagi dan
memperoleh hasil yang sama yaitu 100/70 mmHg. Pada probandus yang
kedua diperoleh hasil pengukuran awal 120/85 mmHg, setelah perlakuan
pada 5 menit 130/70 mmHg, 10 menit 90/70 mmHg, dan 15 menit 90/70
mmHg. Pada probandus yang ketiga diperoleh hasil pengukuran awal
115/7 mmHg, setelah perlakuan 5 menit 125/70 mmHg, 10 menit 123/40
mmHg, dan 15 menit 103/80 mmHg. Pada probandus yang keempat
diperoleh hasil pengukuran awal 120/65 mmHg, setelah perlakuan 5 menit
125/80 mmHg, 10 menit 120/60 mmHg dan 15 menit 110/80 mmHg. Dari
data keempat probandus tersebut menunjukkan tekanan darah naik
setelah perlakuan pada 5 menit pertama dan selang beberapa waktu
tekanan darah menurun dan stabil. Menurut Adrianto (2012), denyut
jantung digunakan untuk mengukur beban kerja dinamis seseorang
sebagai manifestasi dari gerakan otot. Semakin besar aktivitas otot maka
akan semakin besar fluktuasi dari gerakan, sehingga seharusnya
mengakibatkan meningkatnya kerja jantung dalam memompa darah,
sehingga tekanan darah dan denyut jantung pun meningkat. Sehingga
data pengamatan telah sesuai dengan teori.
Pada perlakuan ketiga yaitu Latihan Berat (Baring, Duduk, Berdiri).
Pada probandus yang pertama tekanan darah sebelum perlakuan 120/80
mmHg, setelah perlakuan 5 menit 100/70 mmHg, pada menit ke-10
110/70 mmHg, pada menit ke-15 110/80 mmHg. Pada probandus kedua
tekanan darah sebelum perlakuan 100/65 mmHg, setelah perlakuan pada
5 menit 100/90 mmHg, pada 10 menit 90/70 mmHg dan pada 15 menit
90/60 mmHg. Pada probandus yang ketiga, tekanan darah sebelum
perlakuan 120/80 mmHg, setelah perlakuan 5 menit 110/70 mmHg, 10
menit 100/80 mmHg dan 15 menit 100/70 mmHg. Pada probandus yang
keempat, tekanan darah sebelum perlakuan 110/65 mmHg, setelah
perlakuan 5 menit 110/80 mmHg, 10 menit 110/70 mmHg dan 15 menit
100/70 mmHg. Hal ini menunjukkan tekanan darah stabil setelah
perlakuan. Pada posisi berbaring gaya gravitasi bekerja secara merata.
Darah dapat kembali ke jantung secara mudah pada posisi berbaring. Isi
sekuncup dalam posisi berbaring mencapai nilai maksimal. (Guyton & Hall,
2012). Tekanan darah normalnya turun sebanyak 20 mmHg atau kurang
saat tidur. Sehingga data pengamatan telah sesuai dengan teori (Ganong,
2012).
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
naik turunnya tekanan darah pada probandus dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti faktor keturunan, usia, jenis kelamin, stres fisik dan psikis,
kegemukan (obesitas), pola makan yang tidak teratur, konsumsi garam
yang berlebih, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol, konsumsi
kafein, merokok serta penyakit yang lainnya.
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Dosen
Diharapkan sebaiknya dapat hadir pada saat praktikum
berlangsung agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
V.2.2 Saran Untuk Asisten
Diharapkan sebaiknya dapat hadir pada saat praktikum
berlangsung agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
V.2.3 Saran Untuk Laboratorium
Diharapkan sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan
dilengkapi terlebih dahulu agar mempermudah jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Aaronson, I. Philip. and Ward, P.T. Jeremy., 2020. At a Glance Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta : EGC.
Adiartha I Putu Griadhi. 2016. Sistem Kardiovaskuler. Jurnal Kesehatan.
Adrianto., dan Choirul. 2012. Analisis Beban Kerja Operator Mesin
Pemotong Batu Besar (Sirkel 160cm) Dengan Menggunakan
Metode 10 Denyut. Jurnal Ilmiah Teknik Industri.
Ahmad Susanto. 2017.Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Prenada
Media Grup.
American Society of Hematology. 2018. Blood Basics. Retrieved October
15, 2018
Amiruddin, M.A., Danes, V.R., Lintong, F. 2015. Analisa Hasil Pengukuran
Tekanan Darah Antara Posisi Duduk dan Posisi Berdiri Pada
Mahasiswa Semester VII (Tujuh) TA. 2014/2015 Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-Biomedik. 3(1) :
125-129.
Anwar Syarifuddin. 2016. Buku Ajar Statistika Non Parametrik. Publikasi
Ilmiah Program Studi Agribisnis Jurusan Sosek Fakultas Pertanian
Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat.
Arif, M. 2015. Penuntun Praktikum Hematologi. Fakultas Kedokteran
UNHAS Makassar.
Asikin, M. 2016. Keperawatan Medikal Bedah: Sistem Kardiovaskuler.
Jakarta : Erlangga.
Ayu M. 2012. Faktor Risiko Hipertensi ditinjau dari Kebiasaan Minum Kopi.
Semarang: Progam Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.
Barret, K. E., Barman, S. M., Boitano, S., & Brooks, H. L. 2020. Ganong's
Review of Medical Physiology 24th edition. McGraw-Hill
Companies, Inc.
Chin. A. & Badri. M. 2012. The Clinical, Electrocardiographic and
Echocardiagraphic Characteristics and Long-Term Outcome of
Patients With Tachycardia-Induced Cardiomyopathy. Journal of
Cardiovascular.
Desmawati. 2013. Sistem Hematologi dan Imunologi. Edited by D.
Juliastuti. Jakarta: Penerbit In Media.
Djaslim, Saladin. 2012. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan,
Pelaksanaan dan Pengendalian. Edisi Ketiga. Bandung : CV.
Linda Karya
Eroschenko, V. P., 2013, Atlas Histologi difiore, Penerbit buku kedokteran
(EGC) 328
Firani, N. K. 2018. Mengenal sel-sel darah dan Kelainan Darah. Malang:
Tim UB Press.
Ganong, W. F. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Ganong William F 2013 , REVIEW of MEDICAL PHISIOLOGY 21st Ed.
McGraw – Hill Companies ,San Francisco
Gruzensky W. Adler’s Physiology of the Eye,. Vol. 115, American Journal
of Ophthalmology. 2016. hlm. 1–38.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Jakarta:EGC
Guyton A, Hall J. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta: EGC;
2013.
Handayani, A., Kardiologi, D., & Vaskular, K. 2017. TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Konduksi Jantung. Buletin Farmatera, 2(3), 116–117.
Jongseok Lee, H. S.-H. 2017. Management Status Of Cardiovasculer
Disease Risk Factors For Dyslipidemia Among Korean Adults.
Yonsel Medical Journal, 330.
Joyce M Black, H. J. 2014. Keperawatan Medikal Bedah; Manajemen
Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan (8 ed.). (d. Akila susilia, Ed., &
d. Joko Mulyanto, Trans.) Jakarta: Salemba Medika.
Karpov, Y. A. 2016. Penyakit Jantung Iskemik Kronis: Berita Pengobatan.
Jurnal Consilium Medicum, 18(1).
Kiswari, R., 2014. Hematologi dan Transfusi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Komaling, J.K.,Suba, B., Wongkar,D., (2013). Hubungan Mengkomsumsi
alkohol dengan Kejadian Hipertensi Pada Laki-laki Di Desa
Tompasubaru Kabupaten Minahasa Selatan, vol 1 (1). Journal of
jurnal keperawatan Universitas Sam Ratulangi.
Kowlak et al. 2014. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Lily, Agustina. 2014. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta
Mallo, P. Y. 2012. Rancang Bangun Alat Ukur Kadar Hemoglobin dan
Oksigen Dalam Darah dengan Sensor Oximeter Secara Non-
Invasive. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, 1(1).
Nadianto, F. (2018). Hubungan penggunaan kontrasepsi oral dengan
kejadian penyakit jantung koroner di poli jantung RSUD Hardjono
Ponorogo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Ponorogo).
Noercholis, A., Muslim, M. A., dan Maftuch. 2013. Ekstraksi Fitur
Roundness Menghitung Jumlah Leukosit dalam Citra Sel Darah
Ikan. Jurnal EEGGIS. Volume 7:1
Notoatmodjo, S., 2020, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta.
Nurachmah, E, Astrid, M., & Budiharto 2012. Pengaruh Latihan Range Of
Motion (ROM) Terhadap Kekuatan Otot, Luas Gerak Sendi Dan
Kemampuan Fungsional Pasien Stroke di RS Sint Carolus Jakarta.
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK). 1. 4. 175-182.
Patricia Ratna Sari, Starry H. Rampengan, Agnes Lucia Panda. 2013.
Hubungan kelas NYHA dengan Fraksi Ejeksi pada Pasien Gagal
Jantung Kronik di BLU/RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. E-
Clinic (ECL), Vol 1 No 2. Manado.
Rahmatillah, DK. 2018. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
terhadap Status Gizi. Amerta Nutr, 106-112
Ross and Wilson., 2012. Dasar-dasar anatomi dan fisiologi Edisi Ke-12.
Penerjemah Elly Nurachmah dan Rida Angraini. Salemba Medika,
Jakarta.
Sherwood, Laura Iee. 2012. Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC.
Silverthorn, D.U., Johnson, B.R., Ober, W.C., Garrison, C.W., dan
Silverthorn, A.C. 2013. Fisiologi Manusia Sebuah Pendekatan
Terintegrasi Edisi 6. Alih Bahasa Staf Pengajar Departemen
Fisiologi Kedokteran FKUI. Jakarta:EGC.
Syaifuddin. 2015. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan
Edisi 2. Salemba Medika : Jakarta.P.165 – 166.
Syaifuddin, H. 2016. Anatomi Fisiologi. Buku kedokteran EGC : Jakarta
Syaifuddin, H. 2019. Anatomi Fisiologi Manusia. Penerbit Buku kedokteran.
Tajudin, T., & Nugroho, I. D. W. 2020. Analisis Kombinasi Penggunaan
Obat Pada Pasien Jantung Koroner (Coronary Heart Disease)
Dengan Penyakit Penyerta Di Rumah Sakit X Cilacap Tahun 2019.
Pharmaqueous: Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 1(2), 6-13.
Tankersley, M.C, McCall, E.R. 2012. Phlebotomy Essentials (4th ed.).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Tortora, G. J. dan Derrickson, B. 2014. Principles of Anatomy and
Physiology, in Principles of Anatomy and Physiology. 14th edn.
United States of America: John Wiley & Sons, pp. 712–748.
Van De Graaf, Kent M., Rhees R.W., 2019. Schaum’s easy outlines :
Human anatomy and physiology. New York: McGraw-Hill Inc.
p.133-135
Yudha, Magenda Bisma. 2017. Gambaran Faktor Risiko Hipertensi pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Angkatan
2013 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
LAMPIRAN
1. Tabel Dokumentasi Percobaan
No Perlakuan Gambar
Pengukuran tekanan
darah pada
1 probandus
perlakuan Minum
Kopi
Pengukuran tekanan
darah pada
2 probandus
perlakuan Latihan
Berat (Lari)
Pengukuran tekanan
darah pada
probandus
3
perlakuan Latihan
Ringan (Baring,
Berdiri, Duduk)
2. Skema Kerja
Disiapkan terlebih
dahulu alat dan bahan
Jantung