Manusia
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Fisiologi adalah cabang biologi yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan
kehidupan atau zat hidup: organ, jaringan, atau sel (Ganong, 2001). Guyton dan Hall
(2014:3) Tujuan fisiologi adalah menjelaskan berbagai faktor fisik dan kimiawi yang
bertanggung jawab atas asal usul, perkembangan dan kemajuan hidup. Setiap jenis
kehidupan, mulai dari virus yang sederhana sampai pohon yang terbesar atau manusia
yang paling rumit, mempunyai karakteristik fungsional sendiri-sendiri. Oleh karena itu,
bidang fisiologi yang sangat luas ini dapat dibagi menjadi fisiologi virus, fisiologi bakteri,
fisiologi sel, fisiologi tumbuhan, fisiologi manusia dan banyak lagi cabang yang lain.
1
cara sistem tubuh bekerja secara keseluruhan tetapi tubuh tetap bisa menjaga
homeostasis tubuh selama olahraga tersebut. KTI ini akan membicarakan secara
spesifik bagaimana pengaruh olahraga terhadap sistem kardiovaskular tubuh.
2. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang yang ditulis, identifikasi masalah yang akan dijadikan bahan
penulisan sebagai berikut:
a. Fisiologi normal sistem Kardiovaskular
b. Adaptasi sistem kardiovaskular terhadap olahraga
3. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam laporan karya
tulis ilmiah ini adalah
a. Bagaimana struktur sistem kardiovaskular
b. Bagaimana fisiologi normal sistem kardiovaskular
c. Bagaimana adaptasi sistem kardiovaskular
4. TUJUAN PENULISAN
Berdasakan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan karya ini
mengungkapkan tentang:
2
a. Struktur dan fisiologi normal sistem kardiovaskular manusia
b. Adaptasi sistem kardiovaskular terhadap aktivitas olahraga
B. PEMBAHASAN
1. Struktur dan Fisiologi Normal Sistem Kardiovaskular Manusia
Sistem kardiovaskular adalah salah satu sistem vital dalam tubuh. Sistem ini
berfungsi untuk menghantarkan oksigen yang berikatan dengan hemoglobin dalam
darah, dihantarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan menggunakan jantung
sebagai pompanya. Sistem ini bekerja tidak sendirian melainkan terintegrasi bersama
sistem-sistem tubuh lainnya seperti sistem respirasi dan sistem saraf pusat. Tanpa
adanya sistem kardiovaskular ini, nutrisi-nutrisi tidak akan bisa diedarkan ke seluruh
tubuh. Sherwood (2013:321) berpendapat bahwa sistem kardiovaskular memiliki 3
komponen yaitu:
i. Jantung berfungsi sebagai pompa yang
memberi tekanan pada darah untuk menghasilkan gradien
tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke
jaringan. Seperti semua cairan, darah mengalir menuruni
gradien tekanan dari daerah dengan tekanan tinggi ke
daerah dengan tekanan rendah. Bab ini berfokus pada
fisiologi jantung.
ii. Pembuluh darah merupakan saluran
untuk mengarahkan dan menyebarkan darah dari jantung
ke semua bagian tubuh dan kemudian dikembalikan ke
jantung. Pembuluh darah terkecil dirancang otot untuk
pertukaran cepat bahan-bahan antara sel sekitar dengan
darah di dalam pembuluh(lihat Bab 10).
iii. Darah adalah medium pengangkut tempat
larutnya atau tersuspensinya bahan-bahan (misalnya, O2,
CO2, nutrien, zat sisa, elektrolit, dan hormon) yang akan
diangkut jarak-jauh di dalam tubuh.
Darah mengalir terus menerus melalui pembuluh darah untuk membawa nutrisi
di tubuh melalui 2 sirkulasi, yaitu sirkulasi paru dan sistemik, dimana sirkulasi paru
adalah darah yang dipompa dari ventrikel kanan jantung, sampai ke paru-paru untuk
3
pertukaran gas O2 yang kita hirup yang dibutuhkan tubuh kita dan CO2 yang kita
hembuskan yang merupakan O2 yang sudah kita pakai
4
yaitu atrium kiri dan kanan serta ventrikel kiri dan kanan. Atrium berguna sebagai
tempat pengumpulan darah, sementara ventrikel sebagai pemompa darah. Atrium kiri
dan Ventrikel kiri jantung berhubungan dengan darah berkarbon dioksida, dengan atrium
menerima darah kotor dari seluruh tubuh melalui superior dan inferior vena cavae dan
mengirimkannya ke ventirkel kiri untuk dipompa ke pulmo melalui pulmonary artery.
Jantung kiri dan kanan berhubungan dengan darah bersih, dengan atrium kanan
menerima darah bersih dari pulmo melalui pulmonary vein, dan ventrikel kanan
mengirimkannya ke seluruh tubuh. Diantara atrium, ventrikel, arteri pulmonalis, dan
aorta ada katup yang membatasi daerah tersebut sehingga tak terjadi regurgitasi dan
backflow darah Diantara atrium kiri dan ventrikel kiri, serta atrium kanan dan ventrikel
kanan, ada katup yang bernama atrioventricular valve. Diantara arteri pulmonalis dan
aorta ada semilunar valve. Pada katup kiri, hanya ada dua kusp sementara di katup
kanan ada 3 kusp. Pada katup semilunar ada 3 kusp namun bentuknya mirip dengan
bulan, sehingga dinamakan katup semilunar (Ganong, 2001).
Pada gambar 1.1 dan gambar 1.3 kita bisa melihat bahwa secara anatomis
jantung terletak di rongga thoraks, diantara 2 paru sekitar garis tengah antara sternum
dan vertebra. Jantung memiliki dasar lebar di atas dan meruncing membentuk titik
diujungnya (apeks) dibagian bawah. 1/3 jantung terletak disebelah kanan midline
sternum, dan 2/3 jantung terletak di sebelah kiri garis tengah tubuh. Batas atas jantung
di ICS II dan batas bawah jantung di ICS V.
5
Gambar 1.3 Posisi Anatomis jantung
(sumber: Sobotta, 2006)
6
c. Curah Jantung
Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa ke aorta setiap menitnya.
Guyton dan Hall (2011:159) berpendapat bahwa normalnya curah jantung berkisar
sekitar lima liter per menit dan dipengaruhi oleh beberapa hal:
I. Usia
II. Posisi tubuh
III. Olahraga
IV. Obat-obatan
Faktor yang berpengaruh pada curah jantung, yaitu :
I. Denyut Jantung (heart rate) dan isi sekuncup (stroke volume)
II. Aliran balik vena (venous return)
Isi sekuncup banyak dipengaruhi oleh :
I. Kontraktilitas myocardium
II. Ventricular filling
III. Ventricular distensibility
IV. Tekanan darah
Stroke Volume ialah jumlah darah yang keluar dari jantung setiap detakan
jantung. Denyut jantung dikendalikan oleh saraf parasimpatis dan saraf simpatis. Jadi,
Rumus dari curah jantung dalam tubuh ialah Denyut Jantung (heart rate) dikalikan
dengan isi sekuncup (stroke volume). Dalam keadaan normal, heart rate seseorang ialah
70 detak per menit, dan rata rata volume stroke saat istirahat ialah 70 ml per detak, jadi
cardiac output normal saat keadaan istirahat ialah 4900 ml per menit, atau kurang lebih
5 liter. Hasil ini dapat meningkat menjadi 20-25 liter saat berolahraga, dan lebih untuk
atlet terlatih. Pada keadaan normal jumlah darah yang dipompa jantung sama dengan
jumlah darah yang kembali ke jantung.
d. Siklus Jantung
Siklus jantung merupakan kontraksi-kontraksi jantung yang terdiri dari periode
sistolik, pengeluaran darah oleh jantung dan relaksasi otot jantung dan diastolik yaitu
periode pengisian jantung dengan darah. Mekanisme kontraksi dan relaksasi otot
jantung adalah hal yang membuat jantung menimbulkan denyut. Menurut Guyton dan
Hall (2011:106) terdapat 4 susunan mekanisme siklus jantung:
i. Pengisian ventrikel saat diastolic, sejumlah besar
darah berkumpul di atrium kiri dan kanan, karena katup A-V
tertutup.
7
- Periode pengisian cepat : tekanan ventrikel turun
sampai nilai diastolnya yang rendah, tetapi tekanan yang cukup
tinggi
8
sehingga darah dapat mengalir dengan cepat ke dalam
ventrikel, yang berlangsung kira-kira pada sepertiga pertama
dari diastolik.
- Periode pengisian lambat : Selama sepertiga
kedua dari diastolik, biasanya hanya ada sedikit darah yang
mengalir ke dalam ventrikel; darah ini adalah darah yang terus
mengalir masuk ke dalam atrium dari vena-vena, dan dari atrium
langsung masuk ke ventrikel.
- Peride kontraksi atrium : Selama periode sepertiga
akhir dari diastolik, atrium berkontraksi dan memberikan dorongan
tambahan terhadap aliran darah yang masuk ke dalam ventrikel;
dan merupakan kira-kira 20 persen dari pengisian ventrikel pada
setiap siklus jantung (Guyton & Hall, 2014:106).
9
dan waktu duapertiga yang terakhir disebut sebagai periode ejeksi
lambat (Guyton & Hall, 2014:106).
10
ii. Serabut penghubung
(junction fiber), berfungsi memperlambat
tibanya potensial aksi di AV node. Dengan
demikian pada periode diastole waktu
pengisian ventrikel bisa optimal.
iii. Nodus atrioventrikel (AV
node), suatu berkas kecil sel-sel otot
jantung khusus yang terletak di dasar
atrium kanan dekat septum, tepat diatas
permukaan atrium dan ventrikel.
iv. Berkas His (His bundle),
suatu jaras sel-sel otot jantung khusus
yang berasal dari nodus AV dan masuk ke
septum antarventrikel. Disini berkas
tersebut terbagi menjadi cabang berkas
kanan dan kiri yang turun menyusuri
septum, melengkung mengelilingi ujung
rongga ventrikel dan berjalan balik ke arah
atrium sepanjang dinding luar.
v. Serat Purkinje, serat-serat halus
terminal yang menjulur dari berkas His dan
menyebar ke seluruh miokardium ventrikel
(Guyton & Hall, 2014:117).
11
Gambar 1.5 Siklus jantung
(sumber: Ganong, 2001)
12
Gambar 1.6 Aktifitas pemacu sel otoritmik jantung
(sumber: Guyton, 2014)
13
semakin mendepolarisasi membawanya ke ambang.Jika ambang telah
tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi yang merespon pengktifan
saluran Ca2+ berpintu voltase yang berlangsung lama (saluran Ca2+ tipe
L) dan diikuti oleh infulks Ca2+ dalam jumlah besar . yang mengubah
potensial kearah positif adalah infulks Na+, bukan infulks Ca2+ . Efulks
K+ menyebabkan penurunan akibat permeabilitas K+ meningkat
sehingga terjadi depolarisasi lambat menuju ambang akibat K+ tertutup
perlahan(Guyton & Hall, 2014:119).
14
ion kalsium juga berdifusi ke dalam sarkoplasma dari tubulus T sendiri,
yaitu saat berlangsungnya potensial aksi yang membuka kanal kalsium
berpintu listik pada membran tubulus T. Kalsium yang masuk ke dalam
sel selanjutnya mengaktivasi kanal pelepas kalsium, disebut juga
ryanodine receptor channels, pada membran retikulum sarkoplasmik,
memicu pelepasan kalsium ke dalam sarkoplasma. Selanjutnya kalsium
di sarkoplasma berinteraksi dengan troponin untuk mengawali
pembentukan jembatan silang dan kontraksi melalui mekanisme dasar
yang sama terjadi pada otot rangka (Guyton & Hall, 2014:120).
Tanpa kalsium dari tubulus T ini, kekuatan kontraksi otot jantung
akan sangat menurun, karena retikulum sarkoplasmik otot jantung kurang
begitu berkembang dibandingkan retikulum sarkoplasmik otot rangka dan
tidak menymipan kalsium yang cukup untuk menimbulkan kontraksi
penuh. Selain itu, pada tubulus T ditemukan juga cadangan ion kalsium
yang begitu banyak yang berguna untuk menjaga agar ion kalsium selalu
tersedia untuk berdifusi ke dalam serat otot jantung sewaktu terjadi
potensial aksi pada tubulus T.Pada akhir plateau potensial aksi jantung,
pemasukan ion kalsium ke dalam serat otot tiba-tiba berhenti, dan ion
kalsium di dalam sarkoplasma dengan cepat dipompakan keluar dari
serat otot kembali ke dalam retikulum sarkoplasmik dari tubulus T—ruang
cairan ekstraselular. Pengangkutan kalsium kembali ke dalam retikulum
sarkoplasmik dijalankan dengan bantuan pompa kalsium-ATPase. Ion
kalsium juga dikeluarkan dari sel oleh penukar natrium-kalsium (Guyton
& Hall, 2014:120).
f. Respirasi Exercise
i. Bunyi Jantung Pertama yakni ‘Lub’ yang
berfrekuensi rendah dan dalam jangka waktu yang lama
yakni 0,14 detik serta terjadi pada awal sistol. Proses
terjadinya yakni ketika kontraksi ventrikel, tekanan
ventrikel meningkat sehingga mendorong darah ke arah
atrium yang mengenai katup A-V sehingga katup tersebut
menutup dan tegang. Elastisitas dari korda tendinae
mendorong darah kembali ke ventrikel. Hal ini
15
menyebabkan darah, dinding ventrikel dan katup A-V yang
tegang menimbulkan getaran turbulensi darah dan
merambat melalui jaringan ke dinding dada sehingga
bunyi lub dapat terdengar dengan pemeriksaan
menggunakan stetoskop.
ii. Bunyi Jantung Kedua yakni ‘Dub’ yang
berfrekuensi tinggi dan dalam jangka waktu yang singkat
yakni 0,11 detik serta terjadi pada akhir sistol. Proses
terjadinya yakni pada akhir sistol, tekanan arteri
pulmonalis dan aorta lebih tinggi dibandingkan ventrikel
sehingga darah cenderung kembali ke ventrikel dan
mengenai katup semilunaris sehingga katup semilunaris
menutup rapat agar darah tidak kembali ke ventrikel, dan
darah kembali ke arteri yang menimbulkan getaran di
dinding arteri yang apabila mengenai dinding dada maka
akan terdengar sebagai bunyi jantung kedua pada
pemeriksaan menggunakan stetoskop.
iii. Bunyi Jantung Ketiga yakni terjadi saat 2/3
awal diastole. Bunyi jantung ini diumpamakan ketika kita
menyalakan kran air masuk ke dalam kantong kertas.
Getaran yang ditimbulkan saat dinding kantong kertas
dilewati air yang mengucur diibaratkan sebagai getaran
ventrikel yang menimbulkan bunyi jantung ketiga. Bunyi
jantung ini dapat didengar melalui fonokardiogram.
iv. Bunyi Jantung Keempat (Bunyi Atrium)
yang terjadi saat 1/3 akhir diastole karena adanya
kontraksi dari atrium, sehingga menimbulkan getaran
pada dinding ventrikel. Bunyi jantung ini dapat didengar
melalui fonokardiogram (Guyton & Hall, 2014:121).
16
1. Adaptasi Sistem Kardiovaskular
a. Aliran Darah Otot.
Persyaratan kunci fungsi kardiovaskuler dalam latihan adalah
mengangkut oksigen dan nitrisi lain yang dibutuhkan ke otot yang bekerja.
Untuk keperluan itu, aliran darah otot menignkat secara dramatis selama
latihan.
Jadi, aliran darah otot dapat meningkat maksimum kira-kira 25 kali lipat
selama latihan paling berat. Hampir separuh dari kenaikan aliran ini merupakan
akibat vasodilatasi intramuskular yang disebabkan oleh pengaruh langsung
kenaikan metabolisme otot. Separuh penyebab kenaikan lainnya disebabkan
oleh banyak faktor, yang paling penting mungkin kenaikan tekanan darah arteri
dalam tingkat sedang yang terjadi selama latihan, biasanya naik kira-kira 30%.
Kenaikan tekanan bukan saja memaksa lebih banyak darah malalu pembuluh
darah, tetapi juga meregangkan dinding arteriol dan lebih lanjut menurunkan
tahanan vaskular. Oleh karena itu, kenaikan tekanan darah sebanyak 30%
sering dapat meningkatkan aliran darah. (Guyton & Hall, 2014: 1038)
17
Olahraga pada dasarnya mengganggu homeostasis. Perubahan yang terjadi
sebagai respons terhadap olahraga adalah upaya tubuh untuk memenuhi keharusan
mempertahankan homestasis ketika tuntutan terhadap tubuh meningkat. Olahraga
sering memerlukan koordinasi berkepanjangan di antara berbagai sistem tubuh,
termasuk sistem otot, tulang, saraf, sirkulasi, pernapasan, kemih, integumen (kulit) dan
kardiovaskular. Kecepatan denyut jantung meningkat untuk menyalurkan lebih banyak
darah beroksigen ke otot-otot yang aktif tersebut. Jantung beradaptasi terhadap
olahraga teratur yang intensitas dan durasinya memadai dengan meningkatkan
kekuatan dan efisiensinya sehingga jantung tersebut mampu memompa lebih banyak
darah perdenyutnya. Karena peningkatan kemampuan memompa tersebut, jantung
tidak perlu berdenyut terlalu cepat untuk memompa sejumlah darah seperti yang
dilakukannya sebelum program olahraga teratur.
D. DAFTAR PUSTAKA
Hall, J. E., & Guyton, A. C. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (12th
Edition ed.). Singapore:Saunders Elsevier.
Ganong, W (2001). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (20th Edition ed). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sherwood, L. (2016). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (8th Edition ed.).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Putz, R. (2006). Sobotta Atlas of Human Anatomy (14th ed.). Stuttgart: Elsevier
Urban & Fischer.
Rohen, J. W., Yokochi, C., & Drecoll, E. L. (2011). Color Atlas of Anatomy: A
Photographic Study of The Human Body (7th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins, Wolters Kluwer, Schattauer.
18