Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI INFEKSI DAN TUMOR

SALURAN PENCERNAAN
DISENTRI

DISUSUN OLEH
KELOMPOK C-I FKK 2
Eko Sarwono

17113215A

Nining Anugrah WS

18123421A

Aina Kurnia JS

18123431A

Yeni Andani

18123437A

Ridha Nurul Qumaryah

18123438A

Retno Ning Aty

18123439A

DOSEN PENGAMPU
Inaratul RH., M.Sc., Apt
Hari, tanggal praktikum : Rabu, 7 Oktober 2015

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2015

I.

PENDAHULUAN

A. Definisi
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (gangguan) dan enteron(usus), yang
berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan gejala buang air besar dengan
tinja berdarah, diare encer dengan volume sedikit, buang air besar dengan tinja bercampur
lender (mucus) dan nyeri saat buang air besar (tenesmus). Disentri merupakan peradangan
pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus
menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah.
Disentri adalah penyakit pencernaan berupa infeksi usus atau radang usus yang
disebabkan oleh bakteri, yang menyebabkan diare yang cukup parah.
B.

Epidemiologi
Di Amerika serikat, insiden disentri amoeba mencapai 1-5 % sedangkan disentri

basiler dilaporkan kurang dari 500.000kasus tiap tahunnya. Sedangkan kejadian disentri
amoeba di Indonesia sampai saat ini masih belum ada, akan tetapi untuk disentri basiler
dilaporkan 5% dari 3848 orang penderita diare berat menderita disentri basiler.
Di dunia sekurangnya 200 juta kasus dan 650.000 kematian terjadi akibat disentri basiler
pada anak-anak dibawah usia 5 tahun. Kebanyakan kuman penyebab disentri basiler
ditemukan di Negara berkembang dengan kesehatan lingkungan yang masih kurang. Disentri
amoeba hampir menyebar di seluruh dunia terutama di Negara yang berkembang yang berada
didaerah tropis. Hal ini dikarenakan faktor kepadatan penduduk, hygiene individu, sanitasi
lingkungan dan keadaan sosial ekonomi serta cultural yang menunjang. Penyakit ini biasa
menyerang anak dengan usia lebih dari 5 tahun. Spesies Entamoeba menyerang 10% populasi
di dunia. Prevalensi yang tinggi mencapai 50% di Asia, Afrika, dan Amerika selatan.
Sedangkan pada Shigella di Amerika serikat menyerang 150.000 kasus dan di Negara-negara
yang berkembang Shigella flexeneri dan S. dysentriae menyebabkan 600.000 kematian per
tahun. Infeksiamuba(amubiasis)menempatiurutanke3penyebabkematiankarenainfeksi
parasit di dunia setelah malaria dan schistosomiasis. Amubiasis terjadi pada sekitar 12%
penduduk dunia atau 50% penduduk di daerah tropis dan subtropis. Diperkirakan angka
kematian40.000100.000terjadipada4050jutapasienamubiasistiaptahun.Kejadianitu
seperti fenomena gunung es karena hanya I020% pasien amubiasis memberikan gejala
klinis.InsidensamubiasistinggidinegaraberkembangantaralainMeksiko,AfrikaSelatan
danBarat,AmerikaSelatandanTengah,Bangladesh,Thailand,IndiasertaVietnam.

C.

Klasifikasi
Berdasarkanpenyebabnyadisentridapatdibedakanmenjadidua:

Disentri amoeba (amoebiasis), penyebabnya adalah bakteri Entamoeba histolytica,


mengakibatkan diare yang cukup parah. Karena rusaknya dinding usus besar,
sehingga mengakibatkan ulserasi (luka pada lapisan mukosa yang membentuk

lubang ).
Disentri basiler, penyebabnya adalah bakteri

Shigella, Escherichia coli

enteroinvasif (EIEC), Salmonella, Campylobacter jejuni ( terutama pada bayi ).


Untuk bakteri shigella perlu diwaspadai karena 60% kasusnya termasuk berat
dan dapat dirujuk ke rumah sakit serta mengancam jiwa.
D.

Faktor Resiko
Disentri basiler ini umumnya terjadi ditempat-tempat dimana sanitasi lingkungan dan

kebersihan perorangan rendah seperti di penjara, tempat penitipan anak, panti asuhan, rumah
sakit jiwa dan pada tempat pengungsi yang padat. Shigellosis endemis pada daerah iklim
tropis maupun iklim sedang, kasus-kasus yang dilaporkan hanyalah sebagian kecil saja dari
kasus, yang sebenarnya terjadi.
Entamoeba histolytica tersebar sangat luas di dunia. Penularan umumnya terjadi
karena makanan atau minuman yang tercemar oleh kista ameba. Penularan tidak terjadi
melaluibentuktrofozoit,sebabbentukiniakanrusakolehasamlambung.KistaEntamoeba
histolyticamampubertahanditanahyanglembabselama812hari,diair930hari,dandiair
dingin(4C)dapatbertahanhingga3bulan.Kistaakancepatrusakolehpengeringandan
pemanasan50C.
II.

PATOFISIOLOGI

Transmisi : fecal-oral, melalui : makanan / air yang terkontaminasi, kontak dari orang
ke orang.

Disentri basiler
Shigella dan EIEC

MO --> kolonisasi di ileum terminalis/kolon, terutama kolon distal invasi ke sel epitel
mukosa usus --> multiplikasi --> penyebaran intrasel dan intersel --> produksi enterotoksin
--> cAMP --> hipersekresi usus (diare cair, diare sekresi).--> produksi eksotoksin (Shiga
toxin) --> sitotoksik --> infiltrasi sel radang --> nekrosis sel epitel mukosa --> ulkus-ulkus
kecil --> eritrosit dan plasma keluar ke lumen usus --> tinja bercampur darah.--> invasi ke
lamina propia --> bakteremia (terutama pada infeksi S.dysenteriae serotype 1)
Salmonella

MO --> kolonisasi di jejunum/ileum/kolon --> invasi ke sel epitel mukosa usus -->
invasi ke lamina propia --> infiltrasi sel-sel radang --> sintesis Prostaglandin --> produksi
heat-labile cholera-like enterotoksin --> invasi ke Plak Peyeri --> penyebaran ke KGB
mesenterium -->hipertrofi --> penurunan aliran darah ke mukosa --> nekrosis mukosa -->
ulkus menggaung --> eritrosit dan plasma keluar ke lumen --> tinja bercampur darah.
Campylobacter jejuni

MO --> kolonisasi di jejunum/ileum/kolon --> invasi ke sel epitel mukosa usus -->
invasi ke lamina propia --> infiltrasi sel-sel radang --> Prostaglandin --> produksi heat-stabile
cholera-like enterotoksin --> produksi sitotoksin --> nekrosis mukosa --> ulkus --> eritrosit
dan plasma keluar ke lumen --> tinja bercampur darah --> masuk ke sirkulasi (bakteremia).

Disentri amoeba
Bentuk histolitika (trofozoit) --> invasi ke sel epitel mukosa usus --> produksi enzim
histolisin nekrosis jaringan mukosa usus --> invasi ke jaringan submukosa --> ulkus
amoeba --> ulkus melebar dan saling berhubungan membentuk sinus-sinus submukosa -->
kerusakan permukaan absorpsi malabsorpsi --> massa intraluminal --> tekanan osmotik
intraluminal --> diare osmotik.

A. Patogenesis
Bakteri dapat tersebar dan menular melalui makanan dan air yang sudah terkontaminasi
kotoran dan bakteri yang dibawa oleh lalat. Lalat merupakan serangga yang hidup di tempat

yang kotor dan bau, sehingga bakteri dengan mudah menempel di tubuhnya dan menyebar di
setiap tempat yang dihinggapi. Bakteri masuk ke dalam organ pencernaan mengakibatkan
pembengkakan hingga menimbulkan luka dan peradangan pada dinding usus besar. Inilah
yang menyebabkan kotoran penderita sering kali tercampur nanah dan darah. Gejala yang
akan dialami penderita disentri biasanya berupa mencret dan perut mulas, bahkan sering kali
penderita merasakan perih di anus akibat terlalu sering buang air.

B. Etiologi.
1. Bakteri (Disentri basiler)
o Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan tersering ( 60% kasus
disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan
mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella.
o Escherichia coli enteroinvasif (EIEC)
o Salmonella
o Campylobacter jejuni, terutama pada bayi
2. Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica, lebih sering pada anak
usia > 5 tahun.
C. Gejala
Gejala-gejala disentri antara lain adalah:
Buang air besar dengan tinja berdarah
Diare encer dengan volume sedikit
Buang air besar dengan tinja bercampur lender(mucus)
Nyeri saat buang air besar (tenesmus)
D. Manifestasi Klinik

Disentri basiler

Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis,
pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama,
dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam
tinja.

Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan toksik.

Muntah-muntah.

Anoreksia.

Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.

Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit
kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).

Disentri amoeba

Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.

Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (10x/hari)

Sakit perut hebat (kolik)

Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).

E. Diagnosis
Diagnosis klinis dapat ditegakkan semata-mata dengan menemukan tinja bercampur
darah. Diagnosis etiologi biasanya sukar ditegakkan. Penegakan diagnosis etiologi melalui
gambaran klinis semata sukar, sedangkan pemeriksaan biakan tinja untuk mengetahui agen
penyebab seringkali tidak perlu dilakukan karena memakan waktu lama (minimal 2 hari) dan
umumnya gejala membaik dengan terapi antibiotika empiris.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan :

Pemeriksaan tinja
Makroskopis : suatu disentri amoeba dapat ditegakkan bila ditemukan bentuk
trofozoit dalam tinja.
Benzidin test.
Mikroskopis : leukosit fecal (petanda adanya kolitis), darah fecal.
Biakan tinja :

Media : agar MacConkey, xylose-lysine deoxycholate (XLD), agar SS.

Pemeriksaan darah rutin : leukositosis (5.000 15.000 sel/mm3), kadang-kadang dapat


ditemukan leukopenia.

III.
SASARAN TERAPI
Dehidrasi dan kehilangan cairan elektrolit
Gejala yang menyertai disentri
Faktor penyebab disentri

IV. TUJUAN TERAPI


Menyembuhkan gejala klinis dan mengurangi frekuensi diare
Mencegah bertambah parahnya disentri
V. STRATEGI TERAPI
A.Tata Laksana Terapi
Guideline terapi disentri amoeba (amoebiasis)

Penilaian derajat terapi dehidrasi

Rencana terapi A (diare tanpa dehidrasi)

Rencana terapi B (dehidrasi ringan/sedang)

Rencana terapi C (dehidrasi berat)

TERAPI NON FARMAKOLOGI

1. Perbanyak minum air putih


Air putih dalam tubuh sangat berguna untuk mendetoks atau mengeluarkan racun, bakteri
ataupun kuman, sehingga air putih sangat efektif untuk mengatasi penyakit disentri, oleh
sebab itu jika Anda mengalami penyakit disentri, maka konsumsilah air putih sebanyak
mungkin, semakin banyak Anda mengonsumsi air putih akan semakin baik.
2. Hindari makanan manis dan pedas
Makanan yang memiliki gula tinggi seperti yang terdapat pada makanan manis sangat
tidak baik bagi kesehatan usus besar, terutama jika bagian organ tersebut sedang
mengalami peradangan seperti pada penderita penyakit disentri. Selain makanan manis,
hindari pula makanan yang memiliki rasa pedas, makanan yang memiliki rasa pedas akan
membuat usus besar menjadi terluka dan bahkan bisa mengakibatkan pendarahan akut
atau kronis.
3. Konsumsi makanan berserat
Sudah tidak asing lagi makanan berserat sangat efektif untuk merawat dan menjaga
kesehatan pencernaan, seperti yang terdapat pada usus besar. maka dari itu jika Anda
mengalami peradangan usus atau penyakit disentri, akan sangat penting untuk
mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan serat, misalkan buah, sayur dan
masih banyak lagi.
4. Hindari alkohol
Alkohol merupakan musuh terbesar terhadap penyakit disentri, karena alkohol mampu
membuat komplikasi menjadi muncul pada peradangan usus, dan bahkan alkohol juga
dapat membuat kanker usus. Oleh sebab itu jika Anda mengalami penyakit disentri, lebih
baik hindari alkohol sejak sedini mungkin saat pertama kali tubuh Anda merasakan
gejala penyakit disentri, selain alkohol hindari pula kopi, coklat, capuccino dan rokok.
Karena pada dasarnya konsumsi hal semacam itu sangat tidak baik untuk sistem
pencernaan tubuh.

PENCEGAHAN

Menjaga kebersihan perorangan (personal hygiene) dan kebersihan lingkungan

(environmental hygiene)
Kebersihan perorangan antara lain adalah mencuci tangan dengan bersih sesudah mencuci
anus dan sebelum makan.

Kebersihan lingkungan meliputi : memasak air minum, mencuci sayuran sampai bersih
atau memasaknya sebelum dimakan, buang air besar dijamban, tidak menggunakan tinja
manusia untuk pupuk, menutup dengan baik makanan yang dihidangkan untuk
menghindari kontaminasi oleh lalat dan lipas, membuang sampah ditempat sampah yang

ditutup untuk menghindari lalat.


Untuk menurunkan angka sakit, maka perlu diadakan usaha jangka panjang berupa
pendidikan kesehatan dan perbaikan sanitasi lingkungan dan usaha jangka pendek berupa
penyuluhan kesehatan dan pembersihan kampung halaman secara serentak (gotong

royong) dan juga dengan pengobatan massal ataupun invidivual.


Karena media air sangat penting peranannya dalam penularan, maka perlu diperhatikan

kebersihan suplai air minum. Hal ini akan berhubungan dengan jarak jamban dari sumur.
Menghindari penggunaan pupuk tinja untuk tanaman.

TERAPI FARMAKOLOGI
A. Rehidrasi
Bila pasien kehilangan cairan yang banyak dan dehidrasi, penatalaksanaan yang agresif
seperti cairan intravena atau rehidrasi oral dengan cairan isotonik mengandung elektrolit dan
gula atau strach harus diberikan. Terapi rehidrasi oral murah, efektif, dan lebih praktis
daripada cairan intravena. Cairan oral antara lain; pedialit, oralit, cairan infus (ringer laktat).
Cairan diberikan 50 200 ml/kgBB/24 jam tergantung kebutuhan dan status hidrasi.
Idealnya, cairan rehidrasi oral harus terdiri dari 3,5 g Natrium klorida, dan 2,5 g
Natrium bikarbonat, 1,5 g kalium klorida, dan 20 g glukosa per liter air. Cairan seperti itu
tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan dengan mencampurkan
dengan air.
Jika sediaan secara komersial tidak ada, cairan rehidrasi oral pengganti dapat dibuat
dengan menambahkan sendok teh garam, sendok teh baking soda, dan 2 4 sendok
makan gula per liter air. Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti
kalium. Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus
pertama kalinya.
B. Pengobatan amoebiasis
Emetin/dehidroemetin

Dehidroemetin mempunyai toksisitas lebih rendah dibanding emetin, namun potensi


dan half timenya juga lebih rendah, maka diperlukan dosis lebih tinggi untuk mencapai efek
terapeutik yang diharapkan Emetin membunuh E. histolytica secara langsung dan lebih
efektif terhadap bentuk trofozoid daripada kista. Kadarnya tertinggi di jaringan hati, hal yang
sangat berarti bagi pengobatan amebiasis hati/ Pemberian obat ini hanya pada penderita
amebiasis ekstraintestinal yang tidak responsif terhadap metronidazol mengingat efek
sampingnya yang cukup mengkhawatirkan. Dosis emetin 1 mg/kgbb./hari (maksimal 60
mg/hari) selama 3-5 hari. Tidak boleh lebih dari 5 hari (300 mg dalam satu kali pengobatan)
mengingat sifat kumulatifnya di tubuh. Pemberiannya dapat dibagi dalam 2 porsi. Terapi
ulangan baru boleh diberikan 6-8 minggu setelah terapi pertama.Dosis dehidroemetin untuk
dewasa 1,5 mg/kgbb./hari selama 5 hari. Dosis total sehari tidak boleh lebih 90 mg, dan
pengobatan boleh diulang 2 minggu setelah pengobatan pertama dihentikan. Efek samping
yang sering terjadi adalah mual, muntah, diare (gastrointestinal) aritmia, nekrosis
miokardium, chest pain, kongesti jantung (kardiovaskuler) otot-otot lemah, nyeri tekan, kaku
dan tremor (neuromuskuler) dan urtikaria.
Obatiniberkhasiatterhadapbentukhistolitika.Pemberianemetininihanyaefektif
bila diberikan secara parenteral karena pada pemberian secara oral absorpsinya tidak
sempurna. Toksisitasnya relatif tinggi, terutama terhadap otot jantung. Dosis maksimum
untukorangdewasaadalah65mgsehari.Lamapengobatan4sampai6hari.Padaorangtua
danorangyangsakitberat,dosisharusdikurangi.Pemberianemetintidakdianjurkanpada
wanita hamil, pada penderita dengan gangguan jantung dan ginjal. Dehidroemetin relatif
kurangtoksikdibandingkandenganemetindandapatdiberikansecaraoral.Dosismaksimum
adalah0,1gramsehari,diberkanselama46hari.Emetindandehidroemetinefektifuntuk
pengobatanabseshati(amoebiasishati).

Klorokuin
Absorbsi klorokuin di usus halus sangat baik dan lengkap (kadar di hati 200-700 kali
di plasma), sehingga kadar dalam kolon sangat rendah. Oleh karena itu perlu ditambah
amebisid luminal untuk menghindari relaps.
Pada penelitian ditemukan bahwa kadar klorokuin setelah diabsorbsi tertinggi di
dalam jaringan hati; maka sangat baik untuk terapi abses hati amebiasis. Dosis klorokuin

untuk dewasa dengan amebiasis ekstra intestinal 4x250 mg (garam klorokuin), atau 150 mg
basa klorokuin sehari selama 2 hari pertama kemudian dilanjutkan dengan 2x250 mg/hari
selama 2-3 minggu
Obatinimerupakanamoebisidjaringan,berkhasiatterhadapbentukhistolytica.Efek
sampingdanefektoksiknyabersifatringanantaralain,mual,muntah,diare,sakitkepala.
Dosisuntukorangdewasaadalah1gramsehariselama2hari,kemudian500mgsehari
selama2sampai3minggu.
Derivat 8-hidroksikuinolin
Beberapa derivat ini yang berperan dalam pengobatan amebiasis adalah diyodohidroksikuin
(iodokuinol), yodoklorhidroksikuin (kliokuinol), broksikuinolin, klorkuinadol dan kiniofon.
Golongan amebisid ini memperlihatkan efeknya langsung terhadap E.histolytica dalam lumen
usus dan tidak efektif untuk amebiasis jaringan. Namun efektif untuk trofozoid maupun
kista. Jadi baik sekali untuk pengobatan carrier/cyst passer. Di antara golongan ini,
diyodohidroksikuin yang masih digunakan secara luas. Amebisid ini dikontraindikasikan
kepada penderita dengan gangguan visus, anak-anak, gangguan fungsi hati serta intoleransi
yodium (penderita penyakit gondok). Sehingga, pemakaian amebisid ini secara rutin tidak
dianjurkan jika masih tersedia amebisid lain yang lebih aman. Dosis yodokuinol yang
rasional 3x600-650mg sehari selama 20 hari (maksimum 2g/hari), dan yodoklorohidroksikuin
3x250 mg/hari selama 10 hari .
Golongan nitroimidazol
Yang mempunyai efek amebisid adalah metronidazol, tinidazol dan ornidazol. Dua
obat terakhir mempunyai efek samping yang lebih ringan dibanding metronidazol selain half
timenya yang cukup panjang (14 jam dan 12-13 jam). Golongan ini merupakan obat pilihan
untuk amebiasis intra dan ekstra intestinal. Amebisid ini efektif untuk amebiasis hati, namun
jika absesnya besar, tetap memerlukan aspirasi untuk mengeluarkan pus. Keuntungan lain,
adalah mampu membunuh kuman-kuman anaerob yang sering terdapat pada kasus-kasus
abses. Efek samping yang sering dijumpai ialah mual, muntah, nyeri ulu hati, pusing, glositis,
stomatitis, penurunan nafsu makan, dan gangguan darah terutama jika diberikan pada orang
muda dan penderita yang rendah daya tahannya serta lama pemberian lebih dari 7 hari.
Kontraindikasi pada penderita dengan riwayat penyakit darah, ibu hamil trimester pertama.
Dosis pemberian metronidazol 35-50 mg./kgbb./hari atau 3 x 500-750 mg/hari selama 10

hari, tinidazol 2 g/hari selama 2-3 hari atau 50 mg/kgbb./hari dan ornidazol 50-60 mg/kg
bb./hari atau 2 g/hari selama 3 hari.
Metronidazolmerupakanobatpilihan,karenaefektifterhadapbentukhistolyticadan
bentukkista.Efeksampingringan,antaralain,mual,muntahdanpusing.Dosisuntukorang
dewasaadalah2gramsehariselama3hariberturutturutdandiberikansecaraterbagi.
Diklosanit furoat
Saat ini merupakan amebiasid luminal terbaik, karena efektif membunuh trofozoid dan kista
di lumen usus (80%- 85%), dengan efek samping yang relatif kecil. Bahkan pada carrier,
amebisid ini digunakan secara tunggal untuk kasus-kasus amebiasis ekstra intestinal
dikombinasi dengan amebisid jaringan. Dosis pemberian 3x500 mg/hari selama 10 hari atau
20 mg/kgbb./hari dalam dosis terbagi .
Tetrasiklin
Tetrasiklin mempunyai efek terapi yang kurang kuat terhadap E. histolytica, namun efeknya
terhadap kuman-kuman usus besar cukup berguna untuk mengobati amebiasis intestinal
ringan sampai sedang. Dosis yang dianjurkan 4x250mg/hari selama 5 hari, dilanjutkan
dengan 4x500 mg selama 5 hari. Sebaiknya tidak diberikan pada ibu hamil serta anak kurang
dari 8 tahun.
Paromomisin.
Merupakan golongan aminoglikosida yang berasal dari Streptomyces rimosus yang
absorbsinya di usus, sehingga konsentrasi di lumen usus cukup tinggi untuk membunuh
E.histolytica. Karena merupakan antibiotika, maka memiliki juga efek antibakterial di dalam
kolon. Efek sampingnya antara lain: mual, muntah, ototoksik, dan nefrotoksik; sehingga
dikontraindikasikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan pendengaran. Dosis
pemberian 25-35 mg/kg berat badan./hari atau 3 x 500 mg/hari selama 5-10 hari

VI.

PENYELESAIAN KASUS

KASUS
Bapak A, berumur 40 tahun, mengalami diare 10x per hari. Dengan konsistensi cair, berlendir
dan berdarah, perut terasa sangat melilit. Kemudian membeli obat di apotik yaitu diapet, dan

kaolin pectin syrup 1 sendok teh setiap BAB. Pada hari kedua beliau menjadi demam, lalu
pergi ke dokter. Hasil pemeriksaan feses menunjukkan bapak A mengalami Entamoeba
disentri.
PENGEMBANGAN KASUS
Pasien merasa haus dan ingin minum banyak, mulut terasa kering, mata cekung dan gelisah.
Pemeriksaan tanda vital : BP 116/72 mmHg, HR 80/menit, RR 18/menit, T : 390C
Hasil yang bersangkutan Test laboratorium:
Na

:132 mmol/L

: 2,7 mmol/L

Cl

: 100 mmol/L

ANALISIS KASUS :
Penyelesaian kasus dengan menggunakan metode SOAP (Subjective, Objective,
Assesment, dan Plan) pada kasus ini adalah sebagai berikut :
SUBYEKTIF
Nama

: Bapak A

umur

: 40 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki


Keluhan

: Mengalami diare 10x per hari, dengan konsistensi cair, berlendir dan

berdarah, perut terasa sangat melilit, pasien juga merasa haus, mulut terasa kering dan
gelisah. Pada hari kedua beliau menjadi demam, lalu pergi ke dokter. Hasil pemeriksaan feses
menunjukkan bapak A mengalami Entamoeba disentri.

OBYEKTIF

Data tanda vital

Pemeriksaa
n
Tekanan
Darah

Data pasien

Nilai normal

Keterangan

116/72 mmHg

90 -140 mmHg
(systolic)
60-90 mmHg
(diastolic)
16-20 x per menit
60-80 x per menit
36-37C

Normal

RR
18 x per menit
HR
100 x per menit
Suhu
39C
Data laboratorium :

Normal
Normal
Febris

Pemeriksaan Data pasien


Feses (+) Entamoeba disentri
Natrium
100 mmol/L

Nilai normal

Keterangan

135-153 mmol/L

Dibawah normal

Klorida
50 mmol/L
Kalium
2,7 mmol/L
ASSESMENT

95 105 mmol/L
3,5 5,1 mmol/L

Dibawah normal
Dibawah normal

Berdasarkan keluhan dan pemeriksaan laboratorium pasien mengalami disentri


amoeba (amoebiasis) diakibatkan karena bakteri Entamoeba, dengan gejala diare 10x per
hari, dengan konsistensi cair, berlendir dan berdarah, perut terasa sangat melilit, dan juga
demam. Pasien juga mengalami demam dan dehidrasi sedang ditandai dari hasil pemeriksaan
lab kadar elektrolit pasien menurun (dibawah normal) dan keluhan dari pasien yaitu haus,
mulut terasa kering, mata cekung dan gelisah.
PLAN
Pasien mengalami disentri amoeba dengan pemeriksaan feses menunjukkan adanya
Entamoeba disentri sehingga diberi pengobatan antibiotik metronidazol. Demam pada pasien
diberi parasetamol. Dehidrasi pasien diatasi dengan pemberian rehidrasi oral (oralit).
Pemakaian diapet dan kaolin pektin dihentikan.

TERAPI NON FARMAKOLOGI


1. Perbanyak minum air putih

Air putih dalam tubuh sangat berguna untuk mendetoks atau mengeluarkan racun, bakteri
ataupun kuman, sehingga air putih sangat efektif untuk mengatasi penyakit disentri, oleh
sebab itu jika Anda mengalami penyakit disentri, maka konsumsilah air putih sebanyak
mungkin, semakin banyak Anda mengonsumsi air putih akan semakin baik.
2. Hindari makanan manis dan pedas
Makanan yang memiliki gula tinggi seperti yang terdapat pada makanan manis sangat
tidak baik bagi kesehatan usus besar, terutama jika bagian organ tersebut sedang
mengalami peradangan seperti pada penderita penyakit disentri. Selain makanan manis,
hindari pula makanan yang memiliki rasa pedas, makanan yang memiliki rasa pedas akan
membuat usus besar menjadi terluka dan bahkan bisa mengakibatkan pendarahan akut
atau kronis.
3. Konsumsi makanan berserat
Sudah tidak asing lagi makanan berserat sangat efektif untuk merawat dan menjaga
kesehatan pencernaan, seperti yang terdapat pada usus besar. maka dari itu jika Anda
mengalami peradangan usus atau penyakit disentri, akan sangat penting untuk
mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan serat, misalkan buah, sayur dan
masih banyak lagi.
4. Hindari alkohol
Alkohol merupakan musuh terbesar terhadap penyakit disentri, karena alkohol mampu
membuat komplikasi menjadi muncul pada peradangan usus, dan bahkan alkohol juga
dapat membuat kanker usus. Oleh sebab itu jika Anda mengalami penyakit disentri, lebih
baik hindari alkohol sejak sedini mungkin saat pertama kali tubuh Anda merasakan
gejala penyakit disentri, selain alkohol hindari pula kopi, coklat, capuccino dan rokok.
Karena pada dasarnya konsumsi hal semacam itu sangat tidak baik untuk sistem
pencernaan tubuh.

TERAPI FARMAKOLOGI
Penggunaan obat rasional
Analisis rasionalitas terapi dilakukan dengan melakukan analisis obat-obat yang digunakan.
Berikut ini adalah uraian analisis rasionalitas obat yang digunakan :

Diapet & kaolin,pektin


Diapet & kaolin,pektin (adsorben) berfungsi untuk mengurangi frekuensi BAB,
sedangkan dalam kasus disentri/diare tubuh akan memberikan respon berupa
peningkatan motilitas atau reaksi pergerakan usus untuk mengeluarkan kotoran atau
racun berupa bakteri entamoeba. Perut akan terasa banyak gerakan dan berbunyi, anti
diare akan menghambat gerakan itu sehingga kotoran yang seharusnya dikeluarkan,
justru dihambat keluar. Selain itu anti diare dapat menyebabkan komplikasi yang disebut
prolapsus pada usus (terlipat/terjepit).

Antibiotik golongan Imidazol


Antibiotik golongan ini diantaranya adalah metronidazol dan tinidazol. Keduanya
merupakan obat pilihan untuk mengobati disentri amoeba (amoebiasis).

Rehidrasi oral
Terapi rehidrasi oral yang digunakan adalah oralit dimana oralit merupakan terapi
pertama pada pengobatan diare akut. Karena pengobatan dehidrasi pasien disentri amuba
mengikuti diare akut. Tujuannya adalah mencegah atau mengatasi pengeluaran cairan
secara berlebih dan oralit tidak menghentikan diare tetapi mengganti cairan tubuh yang
hilang bersama tinja. Dengan menggantikan cairan tubuh tersebut, terjadinya dehidrasi
dapat dihindari. Tersedia dalam bentuk serbuk, dilarutkan dalam 200 ml atau 1 gelas air
matang hangat dan dalam bentuk larutan. Komposisi oralit 200: Glukosa anhidrat 4 g,
Natrium klorida 0,7 g, Natrium dihidrat 0,58 g, Kalium klorida 0,3 g.

Antipiretik
Obat-obat antipiretik contohnya seperti aspirin, ibuprofen, parasetamol. Parasetamol
tidak memiliki sifat antiinflamasi seperti aspirin dan ibuprofen. Jadi parasetamol tidak
tergolong dalam obat jenis AINS. Dimana obat-obatan jenis AINS mempunyai efek
samping mengiritasi lambung.

Antispasmodik
Untuk mengobati gejala seperti perut terasa sangat melilit, dapat diberikan obat
antispasmodik yaitu hyoscyamin yang digunakan bila perlu.

Evaluasi obat terpilih


1. Metronidazole

Indikasi : amoebiasis, giardasis, abses hepar, trikomoniasis


Dosis : dewasa 800 mg 3xsehari selama 5 hari
Efek samping : mual, muntah, pusing, urin berwarna gelap
Interaksi obat : tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan
Alasan pemilihan : Merupakan antimikroba dengan aktivitas sangat baik terhadap
bakteri anaerob dan protozoa (sangat efektif terhadap bentuk vegetatif Entamoeba
histolytica) dan merupakan antibiotik lini pertama untuk pengobatan disentri amoeba

(amoebiasis).
Harga : Dos 10x10 tablet 500 mg Rp. 17.425

2. Parasetamol
Indikasi : meredakan nyeri dan demam
Dosis : Dewasa 500 mg maksimal, 3xsehari bila perlu
Efek samping : reaksi kulit, alergi, penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan

kerusakan hati.
Interaksi obat : tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan
Alasan pemilihan : Parasetamol digunakan untuk mengatasi demam pasien dengan
menghambat produksi prostaglandin yang memacu peningkatan suhu lewat

hipotalamus sehingga dapat menurunkan demam, digunakan bila perlu


Harga : Dos 10x10 tablet 500 mg Rp. 7.000

3. Oralit
Indikasi : untuk mengatasi dehidrasi
Dosis : 2800 ml/hari atau 14 gelas/hari diberikan setiap selesai BAB 3 jam pertama
diberikan 12 gelas oralit. Selanjutnya 2 gelas setiap kali selesai berak/mencret

Efek samping : Hiperkalemi dan hipernatremia


Interaksi obat : tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan
Alasan pemilihan : kadar natrium dan kalium pasien menurun, sehingga diberi oralit

untuk menyeimbangkan cairan elektrolit dalam tubuh


Harga : 1 bungkus @200 mg Rp.1000

4. Buscopan
Indikasi : Kejang perut, Kejang saluran pencernaan, kejang dan dyskinesia dari sistem

bilier, saluran Genitourinary kejang.


Dosis : 4 kali sehari 1-2 tablet 10 mg, bila perlu
Efek samping : Jarang terjadi reaksi hipersensitivitas, reaksi kulit
Interaksi obat : tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan

Alasan pemilihan : Untuk mengobati gejala seperti perut terasa sangat melilit, dapat

diberikan obat antispasmodik yaitu hyoscyamin.


Harga : dos 10x10 10 mg Rp. 270.000

KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI

Perbanyak minum air putih


Hindari makanan manis dan pedas
Konsumsi makanan berserat
Hindari alkohol
Istirahat yang cukup
Cara membuat oralit kemasan :
a. Siapkan segelas air (200 ml) yang telah dimasak
b. Masukkan oralit kemasan ke dalam gelas yang berisi air
c. Aduk perlahan sampai larut
Cara membuat larutan oralit sendiri :
Jika tidak punya oralit kemasan, bisa membuat larutan oralit sendiri. Bahan-bahan yang
dibutuhkan adalah :
a. 1 sendok teh gula
b. Seperempat (1/4) sendok teh garam
c. 1 gelas air putih (200 ml)
Cara membuatnya adalah dengan melarutkan bahan-bahan di atas yaitu 1 sendok teh gula
dan seperempat sendok teh garam ke dalam 1 gelas air putih. Kemduian aduk perlahan
hingga semuanya larut lalu bisa diminum.

Memberikan informasi kepada pasien tentang obat yang dikonsumsi

Menyarankan kepada pasien untuk mematuhi terapi farmakologi


terutama penggunaan antibiotik harus dihabiskan guna menghindari

terjadinya resistensi
Jangan lupa minum obat secara teratur sesuai dengan aturan dan

dosisnya
Disarankan untuk memakan makanan yang bersifat relatif lembek untuk mengurangi
kerja usus

MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring pemeriksaan fisik :


Suhu tubuh hingga mencapai target normal yaitu 36-37C
Monitoring pemeriksaan elektrolit :
Kadar natrium hingga mencapai target normal yaitu 135-153 mmol/dL
Kadar klorida hingga mencapai target normal yaitu 95-105 mmol/dL
Kadar kalium hingga mencapai target normal yaitu 3,5-5,1 mmol/dL
Berkurangnya feses cair yang berlendir, dan berdarah
Monitoring frekuensi diare
Monitoring kepatuhan pasien
Monitoring efek samping obat yang mungkin terjadi seperti sembelit atau konstipasi,

gangguan keseimbangan elektrolit


Monitoring kemungkinan terjadinya dehidrasi

VII. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Fitri Handayani (18123445A)
Pertanyaan :
Pasien mengalami BAB 10x sehari, kenapa tidak diobati BABnya ?
Jawaban
:
Karena pada kasus ini pasien mengalami disentri yang disebabkan oleh amoeba
sehingga BAB tidak perlu dihentikan agar amoeba dapat keluar melalui feses dan
pengobatan yang diberikan fokus pada amoebanya.
2.

Dewi Laraswati (18123463A)


Pertanyaan :
Metronidazol diberikan berapa lama ?
Jawaban
:
Sesuai dengan guideline, pemberian metronidazole baik diberikan selama 5 hari
untuk memusnahkan amuba yang ada di usus.

3. Rini Pramuati (18123464A)


Pertanyaan :
Dalam kasus termasuk dalam dehidrasi apa ? apakah oralit yang diberikan efektif

sebanyak itu (14 gelas/hari) ?


Jawaban
:
Termasuk dalam dehidrasi sedang. Oralit yang diberikan efektif sebanyak 14
gelas/hari karena pasien tergolong dewasa sehingga mampu untuk meminum oralit
sesuai takaran yang diberikan.

4. Ratih Ayu Aminah (18123450A)


Pertanyaan :
Kenapa dalam terapi non farmakologi dianjurkan untuk makan makanan berserat ?

Jawaban
:
Makanan berserat sangat efektif untuk merawat dan menjaga kesehatan pencernaan,
seperti yang terdapat pada usus besar, maka dari itu jika mengalami peradangan usus
atau penyakit disentri, akan sangat penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya
akan kandungan serat, misalkan buah, sayur.
VIII.
KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari pemaparan di atas mengenai kasus yang diperoleh yaitu :

Pada kasus ini pasien didiagnosis disentri amuba (amoebiasis), yang pengobatannya

diberikan metronidazol dan rehidrasi oral.


Metronidazol adalah terapi pilihan untuk disentri amuba inventif akut, karena obat ini

efektif terhadap bentuk vegetatif Entamoeba histolytica.


Demam pasien diberikan parasetamol.
Oralit sebagai rehidrasi oral digunakan untuk mengatasi terjadinya dehidrasi.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Murdani M. Adi Firmansyah. 2013. Clinical Approach and Management of
Chronic Diarrhea, Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine University of
Indonesia-Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia. Vol. 45, Number 2.
Anonim. 2008. ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan.
Setiawan B. 2006. Diare akut karena infeksi, Dalam: Sudoyo A, Setyohadi B, Alwi I dkk.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi IV. Jakarta. Departemen IPD FK UI.
Sukandar, E.Y., et al. 2008. ISO Farmakoterapi Buku I. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan.
Wells, Barbara G. dkk. 2009. Pharmacotherapy Handbook. 7th edition. The McGraw Hill
Companies

Anda mungkin juga menyukai