Barisan dan deret aritmatika biasanya digunakan pada perhitungan modal, tingkat suku Bungan,
angsuran, dan banyaknya periode bunga dengan dasar bunga tunggal. Mislanya modal awal M0
dibungakan secara bunga tunggal sebesar i persen dalam n periode dapat dilihat pada table berikut:
Dapat disimpulkan, bahwa nilai modal tiap periode mengikuti kaidah barisan aritmatika dan rumus
nilai modal pada periode ke-n.
Mn = M0 + nl
Mn = M0 +( n x i x M0 )
Mn = M0 ( 1 + in )
Contoh Soal :
1. Pada awal januari 2017, Alex menabung dibank Sejahtera sebesar Rp. 20.000.000 , pihak bank
memberikan bunga 20% per tahun. Berapakah jumlah tabungan joni setelah 10 tahun?
Jawab:
M0 = Rp. 20.000.000
i = 20%
n = 10
Mn = M0 (1 + in )
= 20.000.000 (1 + 200%)
= 20.000.000 (300%)
= 60.000.000
2. Besarnya penerimaan P.T Cemerlang dari hasil penjualan barangnya Rp. 720.000.000 pada tahun
kelima dan Rp. 980.000.000 pada tahun ke tujuh. Apabila perkembangan penerimaan penjualan
tersebut berpola seperti deret hitung. Berapa perkembangan penerimaannya pertahun? Berapa
besar penerimaan pada tahun pertama dan pada tahun keberapa penerimaannya sebesar Rp.
460.000.000 ?
Jawab :
Penerimaan Tahun Ke-5 : U5 = 720.000.000
U5 = a + (5 – 1 )b
720.000.000 = a + 4b
Penerimaan Tahun Ke-7 : U7 = 980.000.000
U7 = a + (7 – 1) b
980.000.000 = a +6b
a + 4b = 720.000.000
a + 6b = 980.000.000
-2b = -260.000.000
b = 130.000.000
a + 4b = 720.000.000
a + 4 (130.000.000) = 720.000.000
a = 720.000.000 – 520.000.000
a = 200.000.000
Jadi penerimaan pada tahun pertama adalah Rp. 200.000.000
Penerimaan Tahun Ke-n = 460.000.000
Un = a + (n – 1) b
460.000.000 = 200.000.000 + ( n – 1 )130.000.000
260.000.000 = 130.000.000n – 130.000.000
390.000.000 = 130.000.000n
n =3
Jadi jumlah penerimaan sebesar Rp. 460.000.000 terjadi pada tahun ketiga
3. Pada awal januari 2017, Fanni menabung dibank Rp. 200.000 dan setiap awal bulannya dengan
jumlah yang sama. Pihak bank memberikan bunga tunggal sebesar 2% per bulan. Berapakah
jumlah tabungan Fanni pada akhir tahun 2017?
= Rp. 4.000
Bulan menabung Periode bunga Total bunga (n x I ) Nilai modal
(n)
Januari =1 4.000 =204.000
Februari =2 8.000 =208.000
Maret =3 12.000 =212. 000
April =4 16.000 =216.000
Mei =5 20.000 =220.000
Juni =6 24.000 =224.000
Juli =7 28.000 =228.000
Agustus =8 32000 =232.000
September =9 36.000 =236.000
Oktober =10 40.000 =240.000
November =11 44.000 =244.000
Desember =12 48.000 =248.000
Sn = 204.000 + 208.000 + . . . + 248.000 yang merupakan deret aritmatika dengan suku pertama
a = 204.000
Un = 248.000
n = 12
sehingga:
𝑛
Sn = 2 ( 𝑎 + 𝑈𝑛 )
12
Sn = 2
( 204.000 + 248.000 )
Sn = 2.712.000
Barisan geometri biasanya digunakan pada perhitungan modal akhir, tingkat suku bunga, dan
banyaknya periode pinjaman dengan dasar bunga majemuk. Mislanya modal awal M 0 dibungakan
secara bunga majemuk sebesar i persen dalam n periode , maka nilia modal tersebut tiap periode dapat
dilihat pada tabel berikut
Contoh Soal :
1. Ulfa meminjam uang Rp. 2.000.000 pada sebuah bank dengan suku bunga majemuk 5% perbulan
dan jangka waktu pengembalian 6 bulan. Hitunglah besar pengembalian yang harus dibayar setiap
akhir bulan!
Jawab:
Besar angsuran pada akhir bulan ke – 1 :
= Rp. 2.100.000
= Rp. 2.105.000
= Rp. 2.210.250
= 2.320.762,5
= 2.436.800,625
= Rp. 2.558.640,65
2. Modal sebesar Rp. 10.000.000 dibungakan dengan bunga majemuk sebesar 5% setahun. Hitunglah
besarnya modal setelah sepuluh tahun!
Jawab:
Mn = M ( 1 + I ) n
M10 = 16.288.946,26
3. Modal Rp. 20.000.000 dibungakan atas dasar bunga majemuk 5% pertahun. Berapa besar modal
itu pada akhir tahun ketiga?
Jawab:
Tahun Modal awal Bunga 5% (Rp) Modal akhir ( Rp )
(Rp)
I 20.000.000 5 20.000.000 + 1.000.000 = 21.000.000
𝑥 20.000.000 = 1.000.000
100
II 21.000.000 5 21.000.000 + 1.050.000 = 22.050.000
𝑥 21.000.000 = 1.050.000
100
III 22.050.000 5 22.050.000 + 1.102.500 = 23.152.500
𝑥 22.050.000 = 1.102.500
100