Marwah
Hasan
KELOMPOK
V
Muh.Tasrifan.A.R
A. PENGERTIAN ANUITAS
Anuitas adalah sejumlah pembayaran pinjaman yang sama besarnya yang dibayarkan
setiap jangka waktu tertentu, dan terdiri atas bagian bunga dan bagian angsuran.
Anuitas = Angsuran+Bunga
A= 𝑎𝑛 +𝑏𝑛
Jika suatu pinjaman sebesar M dilunasi dengan sistem anuitas tahunan selama n
tahun dengan suku bunga i%/tahun, dan setiap anuitas sama besarnya, maka berlaku:
𝐴𝑛+1 = 𝐴𝑛
𝑎𝑎+1 +𝑏𝑛+1= 𝑎𝑛 +𝑏𝑛
𝑎𝑎+1 = 𝑎𝑛 +𝑏𝑛 − 𝑏𝑛+1
𝑎𝑛+1 = 𝑎𝑛 +𝑎𝑛 .i
𝑎𝑛+1 =𝑎𝑛 (1+i), sehingga:
a2 = a1 (1 + i).
a3 = a2 (1 + i).
a3 = a1 (1 + i)(1 + i).
a3 = a1 (1 + i)2.
a4 = a3 (1 + i).
a4 = a1 (1 + i)2(1 + i).
a4 = a1 (1 + i)3, dan seterusnya. Sehingga diperoleh rumus:
Jika S1, S2, S3. . . . Sm berturut-turut merupakan sisa pinjaman setelah pembayaran anuitas
pertama, kedua, ketiga . . . ke-m, maka ada beberapa cara untuk menentukan sisa pinjaman
setelah pembayaran anuitas ke-m.
Cara 1:
Sisa pinjaman dapat dihitung sebagai berikut:
b1 = i . M
b2 = i . S 1
b3 = i . S2
.. Sehingga : 𝑆𝑚 = 𝐵𝑚+1
.. 𝑖
bm + 1 = i . S m
Contoh 4
Pinjaman sebesar Rp10.000.000,00 akan dilunasi dengan sistem anuitas bulanan dengan suku bunga
3%/bulan selama 2,5 tahun. Tentukan Besar anuitas!
jawab:
m = rp10.000.000,00
i = 3 % / bulan = 0,03/bulan
n = 2,5 tahun = 30 bulan
𝑀.𝑖
a. A= 1− 1+𝑖 −𝑛
10.000.000,00 𝑥 0,03
= 1−(1+0,03)−30
300.000
= 1−1,03−30
300.000
= = 𝑅𝑝. 510.192,59
1−0,411986759
dengan menggunakan daftar anuitas:
A = M x daftar anuitas baris ke-30 kolom 3%
A = 10.000.000,00 x 0,051019259 = Rp 510.192,59
D. ANUITAS DIBULATKAN
Dalam transaksi perbankan, pembayaran pinjaman baik menggunakan sistem anuitas maupun lainnya
nilainya bulat. Oleh karena itu, besarnya anuitas dibulatkan ke atas atau ke bawah dengan kelipatan berdasarkan
persetujuan penerima hutang dengan pihak perbankan, dengan tujuan agar pembayaran mudah untuk dilaksanakan.
Misalkan anuitas dibulatkan ke bawah atau ke atas dengan kelipatan Rp1.000,00 atau Rp100,00 dan lain-lain.
Jika anuitas di bulatkan ke atas, maka akan terjadi kelebihan pembayaran. Sebaliknya jika anuitas
dibulatkan ke bawah, maka akan terjadi kekurangan pembayaran. Kelebihan atau kekurangan pembayaran tersebut
akan diperhitungkan pada pembayaran anuitas terakhir.
Setiap bilangan yang akan dibulatkan ke atas dalam puluhan, ratusan, ribuan, puluhan ribu atau yang
lainnya selalu ditambah satu dari nilai sebelumnya.
Lambang untuk pembulatan anuitas ke atas adalah:𝐴+
Contoh 5
Hasil perhitungan nilai anuitas diperoleh A = Rp2.351.405,78.
Bulatkan anuitas di atas dalam:
a. Puluhan ke atas c. Ribuan ke atas
b. Ratusan ke atas d. Puluhan ribu ke atas
Jawab:
a. Dibulatkan puluhan ke atas: A+ = Rp2.351.410,00
b. Dibulatkan ratusan ke atas: A+ = Rp2.351.500,00
c. Dibulatkan ribuan ke atas: A+ = Rp2.352.000,00
d. Dibulatkan puluhan ribu ke atas: A+ = Rp2.360.000,00
Contoh 6
Suatu pinjaman Rp20.000.000.00 akan dilunasi dengan anuitas tahunan dengan suku bunga
6%/tahun selama 20 tahun. Jika pembayaran anuitas dibulatkan ke atas dalam puluhan ribu, tentukan:
a. Besarnya nilai anuitas sebelum dan sesudah dibulatkan
b. Total kelebihan pembayaran anuitas
c. Pembayaran anuitas terakhir!
Jawab:
M = Rp20.000.000,00
i = 6 %/tahun Dengan menggunakan cara lain:
n = 20 tahun Jika a1 =𝐴+ – M . i.
= 1.750.000,00 – 20.000.000,00 x 6%
a. A = M x tabel anuitas kolom 6% baris 20
= 1.750.000,00 – 1.200.000,00 = Rp550.000,00
A = 20.000.000,00 x 0,087184557
NL = (a1 + a1 x daftar nilai akhir rente kolom 6% baris (20 –1)) – M
A = Rp1.743.691,14
NL = 550.000,00 (1 + 35,785591204) – 20.000.000,00
Dibulatkan puluhan ribu ke atas: 𝐴+ =
NL = 20.232.075,16 – 20.000.000,00 = Rp232.075,14
Rp1.750.000,00
c. Pembayaran anuitas terakhir:
Besarnya anuitas terakhir: At = A – NL
b. Kelebihan tiap anuitas : L = 𝐴+ – A = 1.743.691.14 – 232.075.14
= Rp 1.750.000,00 – Rp1.743.691,14 = Rp 1.511.616.00
= Rp6.308,86
Total kelebihan pembayaran anuitas:
NL = L + L x Daftar Nilai akhir rente kolom i % baris (n – 1)
NL = 6.308,86 + 6.308,86 x Daftar Nilai akhir rente kolom 6 % baris 19
NL = 6.308,86 + 6.308,86 x 35,785591204
NL = Rp232.075,14
b. Anuitas dibulatkan kebawah
Setiap bilangan yang akan dibulatkan ke bawah dalam puluhan, ratusan, ribuan, puluhan ribu atau yang lainnya
selalu tetap dari nilai sebelumnya. Lambang untuk pembulatan anuitas ke bawah adalah: 𝐴−
Contoh 7
Hasil perhitungan nilai anuitas diperoleh A = Rp4.357.895,78
Bulatkan anuitas di atas dalam:
a. Puluhan ke bawah c. Ribuan ke bawah
b. Ratusan ke bawah d. Puluhan ribu ke bawah
Jawab:
a. Dibulatkan puluhan ke bawah: 𝐴− = Rp4.357.890,00
b. Dibulatkan ratusan ke bawah: 𝐴− = Rp4.357.800,00
c. Dibulatkan ribuan ke bawah: 𝐴− = Rp4.357.000,00
d. Dibulatkan puluhan ribu ke bawah : 𝐴− = Rp4.350.000,00
Jika a1 = 𝐴− – b1 = 𝐴− – M . i, maka kekurangan pembayaran dari semua angsuran adalah:
NK = M – (a1 + a2 + a3 + . . . + an ).
=M-(𝑎1 + 𝑎1(1+i)+𝑎1 (1 + 𝑖)2 + 𝑎1(1 + 𝑖)3 + ⋯ + 𝑎1 (1 + 𝑖)𝑘−1 )
=M-(𝑎1 + 𝑎1[σ𝑛−1
𝑘=1(1 + 𝑖) ])
𝑘
NK = M – (a1 + a1 x daftar nilai akhir rente kolom i% baris (n –1))
Contoh 8
Suatu pinjaman Rp12.000.000,00 akan dilunasi dengan anuitas tahunan dengan suku bunga 5%/tahun
selama 15 tahun. Jika pembayaran anuitas dibulatkan ke bawah dalam ratusan ribu, tentukan:
a. Besarnya nilai anuitas sebelum dan sesudah dibulatkan
b. Total kekurangan pembayaran anuitas
c. Pembayaran anuitas terakhir!
Jawab:
M = Rp12.000.000,00
i = 5 %/tahun
n = 15 tahun
Obligasi adalah surat berharga ini biasanya digunakan untuk mendapatkan jumlah pinjaman yang besar.
Pada surat obligasi terdapat tanggal pengeluaran, nilai nominal, tingkat bunga, tanggal pembebasan dan nilai emisi.
Jika pinjaman obligasi ini akan dilunasi dengan sistem anuitas atau suatu pinjaman anuitas akan dilunasi dengan
obligasi, maka biasanya nilai nominal obligasi akan dipecah menjadi nilai nominal yang lebih kecil, misalkan
pinjaman obligasi Rp10.000.000,00 dipecah menjadi Rp10.000,00 sehingga banyaknya obligasi adalah 1.000.
Jika jumlah yang dicicil bukan merupakan kelipatan dari pecahan nominal obligasi, maka sisa
yang bukan merupakan kelipatan obligasi akan dibayarkan pada anuitas berikutnya. Menentukan
besarnya angsuran dapat dihitung sebagai berikut:
Angsuran ke-n : Anuitas ...
sisa pembayaran ke-(n – 1) ...
sisa x suku bunga ... +
Jumlah ...
sisa pinjaman x suku bunga ... –
Angsuran ...
Pinjaman obligasi Rp12.000.000,00 yang terpecah menjadi 1.200 lembar obligasi yang masing-masing
sebesar Rp10.000,00 akan dilunasi dengan anuitas tahunan dengan suku bunga 10%/tahun selama 5 tahun.
Tentukan tabel rencana pelunasannya!
Jawab:
M = Rp12.000.000.00
i = 10 %/tahun = 0,1/tahun
n = 5 tahun
𝑀.𝑖
A= 1−(1+𝑖)−𝑛
12.000.000,00 𝑥 0,1
=
1−(1+0,1)−5
1.200.000,00
= 1−1,1−5
1.200.000,00
= = Rp 3.165.569,77
1−0,620921323
Rencana pelunasannya sebagai berikut:
Angsuran ke-1 : Anuitas = Rp 3.165.569,77
sisa pembayraan belum ada = 0 +
jumlah = Rp 3.165.569,77
Bunga = Rp12.000.000,00 x 10% = Rp 1.200.000,00 –
Angsuran = Rp 1.965.569,77
Angsuran ke-2 : Anuitas = Rp 3.165.569,77
sisa pembayaran ke-1 = Rp 5.569,77
sisa x 10% = Rp 556,98 +
Jumlah = Rp3.171.696,52