Anda di halaman 1dari 13

Menuliskan Suatu Deret dengan Notasi Sigma

A. Penjumlahan Beruntun
Perhatikan bentuk penjumlahan sepuluh bilangan asli yang pertama, yaitu:
1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10

Jika yang dijumlahkan bukan sepuluh bilangan melainkan seratus bilangan asli yang pertama,
menulisnya secara lengkap tentu akan terlalu panjang dan memeakan waktu lama.

Ciri utama matematika adalah penggunaan lambang yang ringkas untuk menampilkan ungkapan
yang panjang. Dalam matematika komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan lambang.
Misalnya jumlah seratus bilangan asli pertama kalau ditulis lengkap akan sangat panjang maka
cukup disingkat dengan menyisipkan tanda seperti berikut:
1 + 2 + 3 + + 99 + 100

Suatu cara untuk menuliskan penjumlahan beruntun secara singkat ialah dengan menggunakan
tanda (notasi) (dibaca sigma) dan dinamakan perkataan sum yang berarti jumlah.
Dengan menggunakan tanda sigma, maka penjumlahan beruntun sepuluh bilagan asli pertama
dapat disinkat sebagai berikut:

1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10 =

=
10
1 k
k

Bilangan 1 disebut batas bawah dan bilangan sepuluh disebut batas atas.
Bentuk lain, misalnya 1 + 3 + 5 + 7 + 11 + 13. Penjumlahan tersebut ditulis sebagai (2(1)-1) + (2(2)-
1) + (2(3)-1) + (2(4)-1) + (2(5)-1) + (2(6)-1) + (2(7)-1).

Tiap suku dalam penjumlahan berurutan itu dapat ditulis sebagai (2(k)-1) untuk k berturut-turut
disubtitusikan dari 1 sampai dengan 7. Dalam notasi sigma dapat disingkat sebagai berikut :
1 + 3 + 5 + 7 + 11 + 13 = ( )

=

7
1
1 2
k
k
Dengan cara yang sama maka :

=
= + + + + +
n
i
i n a a a a a a
1
4 3 2 1
...
a1
disebut suku kesatu
a2
disebut suku kedua dan seterusnya.
an
disebut suku ke-n

B. Kaidah-kaidah Notasi Sigma
Bentuk penjumlahan yang dituliskan dengan notasi sigma memiliki beberapa kaidah (sifat)
tertentu :
Misalkan
ak
dan
bk
merupakan suku ke-k dan C suatu konstanta.
1. Jika C
ak
= , maka nC C
n
n k
=

=

2.

= =
=
n
k
k
n
k
k
a C Ca
1 1

3. ( )

= = =
+ = +
n
k
n
k
k k
n
k
k k b a b a
1 1 1

4. ( )

= = = =
+ + = +
n
k
k
n
k
k k
n
k
k
n
k
k k b b a a b a
1
2
1 1
2
2
1
2
5.
a a a n
n
k
k
n
k
k
+ =

=
= =
1
1 1






Menuliskan Deret Aritmatika dengan Notasi Sigma

Suatu deret aritmatika dapat kita tuliskan secara singkat menggunakan notasi sigma.
Misal diberikan deret aritmatika sebagai berikut:
2 + 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + 20 + 23
Suku pertama = 2
1
= = a
U

Beda =
U U
b
2 1
=
= 5 2 = 3
Banyak suku = (n) = 8
Rumus suku ke-n = b n a
Un
) 1 ( + =
= 2 + (n 1)3
= 2 + 3n 3
= 3n 1
Jadi, 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + 20 + 23 =

=

8
1
) 1 3 (
n
n

Untuk menghitung nilai sigma tersebut kita dapat menggunakan rumus jumlah n suku pertama dere
aritmatika sebagai berikut:
) ) 1 ( 2 (
2
b n a
n
Sn
+ = atau ( )
U S n n
a
n
+ =
2

Dalam hal ini akan lebih mudah kita menggunakan rumus berikut:
( )
U S n n
a
n
+ =
2









Menuliskan Deret Geometri dengan Notasi Sigma

Seperti deret aritmatika, deret geometri dapat pula dinyatakan dengan menggunakan notasi sigma
dengan cara mencari suku umum deret tersebut:
Misal: Nyatakan deret geometri berikut dalam notasi sigma
2 + 4 + 8 + 16 + 32 + 64 + 128
Solusi:
Suku pertama ( ) 2 = = a
Un

Rasio (r) =
U
U
1
2

= 2
2
4
=
Banyaknya suku (n) = 7
Rumus suku ke-n ( )
1
=
n
n
ar
U

=
1
2 2

n

=
n
2
Jadi, deret tersebut adalah

=
7
1
2
n
n


Untuk menghitung nilai sigma tersebut, kita dapat menggunakan rumus jumlah n suku pertama deret
geometri sebagai berikut:
( )
1
1

=
r
a
r
S
n
n
atau
( )
r
a
r
S
n
n

=
1
1
untuk r 1







Perhitungan dengan Angka Bunga dan Pembagi Tetap

Misal :
Modal = M
Waktu =
360
W
(1 tahun dihitung 360 hari)
p% =
100
p

Bunga =
360 100
W p
M
=
p
MW p MW 360
:
100 360 100
=
Pembagi tetap =
p
360

Angka bunga =
100
MW

Jadi, bunga dapat dinyatakan sebagai berikut:
Bunga =
tetap pembagi
bunga angka
_
_


Cara menentukan angka bunga ;
1. Modal hars dibulatkan dahulu sampai Rp 1,00
2. Hasil kali dari modal dan waktu yang telah dibulatkan dengan hari, dibagi 100, kemudian dibulatkan
(dibawah 0,5 dihapus). Jadi angka bunga selalu merupakan bilangan bulat.







Perhitungan dengan Menggunakan Dasar Kesatuan %

Cara ini digunakan di Inggris (sistem Inggris)
Sebagai dasar dipakai 5% dan 1 tahun = 365 hari
Bunga =
365
5
100

MW


73
100
000 . 10
73
1
100
=
=
MW
MW

Jadi, dihitung
73
100
mendekati |
.
|

\
|
+ + +
300
1
30
1
3
1
1
Sehingga bunga dapat dinyatakan sebagai berikut :
|
.
|

\
|
+ + + =
300
1
30
1
3
1
1
000 . 10
MW
Bunga


Persen di bawah seratus dan persen di atas seratus

1. Persen di bawah seratus
Perbandingan antara bunga dengan modal umumnya dituliskan dalam bentuk pecahan dengan
penyebut 100, yang dinamakan persen. Ada kalanya perbandingan itu dinyatakan dengan pecahan
yang jumlah pembilang dan penyebutnya 100. Secara umum perbandingan seperti itu dapat
dinyatakan dengan
p
p
100
, yang dinamakan bunga p% di bawah seratus.
Bentuk
p
p
100
dapat kita uraikan dalam bentuk geometri, yaitu:
...
100 100 100
100
1
100
100
3 2
+ |
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
= =

p p p
p
p
p
p


(Nilai
p
p
100
merupakan limit jumlah deret geometri tak hingga dengan
100
p
a = dan
100
p
r = )
Berdasarkan uraian di atas, maka penyelesaian dari M
p

100
dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Mula-mula dicari
100
p
dari M.
b. Hitung
100
p
dari hasil pada (a)
c. Hitung
100
p
dari hasil pada (b)
d. Demikian seterusnya kemudian hasil-hasil tersebut dinumlahkan.

Hasil penjumlahan itu merupakan hasil dari M
p

100
atau persen di bawah seratus dari M.

2. Persen di atas seratus
Disamping perbandingan seperti di atas, ada kalanya selisih pembilang dengan penyebut sama
dengan 100. Perbandingan seperti itu disebut bunga p% di atas seratus, dinyatakan dengan
p
p
+ 100

Bentuk
p
p
+ 100
dapat kita uraikan dalam bentuk deret geometri, yaitu:
...
100 100 100 100
100
1
100
100
1
100
100
4 3 2
+ |
.
|

\
|
|
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
=
|
.
|

\
|

=
+
=
+
p p p p
p
p
p
p
p
p

(Nilai
p
p
+ 100
merupakan limit jumlah deret geometri tak hingga dengan
100
p
a = dan
100
(
p
r = ))
Dengan memperhatikan uraian di atas, maka penyelesaian M
p
p

+ 100
dapat dilakukan sebagai
berikut:
a. Mula-mula dicari p% dari M.
b. Kemudian dikurangi dengan p% dari hasil pada (a)
c. Sesudah itu ditambahkan p% dari hasil pada (b)
d. Selanjutnya dikurangi dengan p% dari hasil pada (c)




















Bunga Majemuk

Nilai Modal Awal dan Nilai / Modal Akhir
Misalkan kita meminjam uang Rp. 10.000.000,00 pada sebuah bank, dengan suku bunga 5% per bulan
dan jangka waktu peminjamannya 5 bulan. Maka dapat diketahui bahwa bunga per bulan Rp.
500.000,00.
Bagaimana bunga sebesar Rp. 500.000,00 per bulan itu?. Apakah dibayarkan pada setiap bulan, atau
pada akhir bulan ke-lima seluruhnya.
Bentuk pembayaran bunga, tentu saja tergantung pada perjanjian. Jika pembayarannya dilakukan setiap
akhir bulan, berarti peminjaman dengan cara bunga tunggal. Seluruh uang yang harus dikembalikan
adalah:
Rp. 10.000.000,00 + 5 x Rp. 500.000,00 = Rp. 12.500.000,00
Jika pembayaran dilakukan sekaligus pada akhir bulan ke-5, tentu saja pihak bank tidak mau menerma
bunganya hanya Rp. 2.500.000,00. Karena bunga bulan-bulan sebelum bulan ke-5 yang tidak
dikembalikan pada waktunya harus berbunga juga. Dengan kata lain bunga pada setiap akhir bulan tidak
diambil tetapi digabungkan dengan modal, sehingga terjadi penambahan modal dari bunga. Hal bunga
berbunga demikian disebut bunga majemuk.
Pada masalah di atas, peminjam harus mengembalikan sebagai berikut:
- Akhir bulan pertama:
Modal = 10.000.000 000 . 500 . 10
100
5
1 = |
.
|

\
|
+
- Akhir bulan kedua:
Modal = 10.500.000 |
.
|

\
|
+
100
5
1 atau 10.000.000 |
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
+
100
5
1
100
5
1
- Akhir bulan ketiga:
Modal = 10.000.000 |
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
+
100
5
1
100
5
1
100
5
1
- Akhir bulan empat:
Modal = 10.000.000 |
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
+
100
5
1
100
5
1
100
5
1
100
5
1
- Akhir bulan kelima:
Modal = 10.000.000 |
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
+
100
5
1
100
5
1
100
5
1
100
5
1
100
5
1
Sehingga uang yang harus dikembalikan = 10.000.000
5
100
5
1 |
.
|

\
|
+
= Rp. 12.762.815,00

Bagaimanakah hubungan antara modal awal (M), lama pengembalian atau periode bunga (n), bunga
(p%) dan modal akhir ( )
n
M ?
Jika bunga yang diberikan dari bank p% dan modal awal adalah M, maka:
- Akhir periode bunga ke-1 :
M1
= M
p
M
100
+
= |
.
|

\
|
+
100
1
p
M
- Akhir periode bunga ke-2 :
M2
=
M M
p
1 1
100
+

2
1
100
1
100
1
100
1
100
1
|
.
|

\
|
+ =
|
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
+ =
|
.
|

\
|
=
p
M
p p
M
p
M

- Akhir periode bunga ke-3 :
M M M
p
2 2 3
100
=
3
2
2
100
1
100
1
100
1
100
1
|
.
|

\
|
+ =
|
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
+ =
|
.
|

\
|
+ =
p
M
p p
M
p
M

Dan seterusnya

Anda mungkin juga menyukai