Anda di halaman 1dari 25

BAB 7 ARITMATIKA SOSIAL

1.1 Anuitas

A. Pengertian Anuitas
Jika kita meminjam uang di bank, ada beberapa cara untuk mengembalikannya. Salah satu
caranya adalah dengan membayar sejumlah uang yang sama besarnya pada tiap-tiap
waktu. Pembayaran dengan cara ini disebut dengan anuitas.
Anuitas adalah sederetan pembayaran atau pelunasan atas sejumlah hutang tertentu yang
dibuat dalam interval waktu yang tertentu pula.
Berikut ini diberikan contoh-contoh sederhana dari pengertian anuitas dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu:
- Pembayaran premi tahunan dari nasabah kepada pihak asuransi
- Pembayaran uang sewa rumah per tahun
- Pembayaran gaji pegawai suatu perusahaan tiap bulan
- Pembayaran deposito per tahun
B. Jenis-jenis anuitas
Berdasarkan interval pembayaran atau tempo pembayarannya, anuitas terdiri atas 2 jenis,
yaitu:
1. Anuitas pasti
Anuitas ini terjadi saat tempo pembayaran tetap atau waktu dimulainya pembayaran
dan pembayaran terakhir adalah tetap.
Contoh 1:
Pembayaran deposito per tahun merupakan jenis anuitas umum karena tempo
pembayaran awal dan akhir adalah tetap sama.
2. Anuitas tidak pasti
Anuitas ini terjadi apabila tempo pembayarannya tidak tetap atau bergantung pada
suatu keadaan.
Contoh 2:
Pembayaran premi tahunan dari nasabah kepada pihak asuransi merupakan jenis
anuitas khusus karena tempo pembayaran awal dan akhir tidaklah tetap.

Catatan:
Interval pembayaran merupakan selang waktu antara dua pembayaran berturut-turut
dari suatu anuitas, sedangkan tempo dari anuitas merupakan batas dari selang waktu
antara permulaan interval pembayaran hingga akhir interval pembayaran.
Dalam bab ini, jenis anuitas yang dibicarakan adalah jenis anuitas umum atau disingkat
dengan anuitas, yang perhitungan pembayarannya dibuat atau dihitung pada akhir dari
setiap interval pembayaran.
Sebenarnya di dalam anuitas terkandung dua bagian penting yang patut dipahami,
yaitu:
a. Bagian anggsuran pelunasan hutang
b. Bagian pembayaran bunga atau sejumlah pinjaman

Rencana untuk melunasi pinjaman disebut rencana pelunasan atau rencana anggsuran
atau amortisa

C. Pengertian anuitas secara matematis


Dari pengertian, kita dapat menentukan besarnya anuitas dengan ketentuan berikut ini.

Anuitas = Angsuran + Bunga

Rencana anggsuran anuitas

......... diberikan contoh rencana angsuran anuitas atau rencana pelunasan yang berbentuk tabel.

Contoh 1:

Aji bermaksud melunasi hutangnya sebesar Rp. 10.000,00 kepada Ali dengan anuitas sebesar Rp.
3000,00/bulan dan suku bunga 5%/bulan.

a. Tentukanlah rencana angsurannya?


b. Bentuklah tabel angsurannya?

Jawab:

Misalkan:

𝐴𝑛 = besarnya anggsuran dalam anuitas ke-n

𝐵𝑛 = besarnya bunga pada akhir bulan ke-n

𝑀𝑛 = besarnya sisa hutang pada bulan ke-n

Dengan n = 1,2

Rencana angsuran anuitas


Akhir bulan pertama

5
𝐵1 = × 10.000 = 𝑅𝑝 500.00
100

𝐴1 = anuitas - 𝐵1 = Rp 3.000,00 – Rp 5.000,00 = Rp 2.500,00

Bulan kedua

𝑀2 − 𝑀1 − 𝐴1 = 𝑅𝑝 10.000,00 − 𝑅𝑝 2.500,00 = 𝑅𝑝 7.500,00

Akhir bulan kedua

5 5
𝐵2 = × 𝑀2 = × 𝑅𝑝 7.500,00 = 𝑅𝑝 375,00
100 100

𝐴2 = anuitas - 𝐵2 = 𝑅𝑝 3.000,00 − 𝑅𝑝 375,00 = 𝑅𝑝 2.625,00

Bulan ketiga

𝑀3 = 𝑀2 − 𝐴2 = 𝑅𝑝 7.500,00 − 𝑅𝑝 2.625,00 = 𝑅𝑝 4.875,00

Akhir Bulan Ketiga

5 5
𝐵3 = × 𝑀3 = × 𝑅𝑝 4.875,00 = 𝑅𝑝 243,75
100 100

𝐴3 = 𝑎𝑛𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 − 𝐵3 = 𝑅𝑝 3.000,00 − 𝑅𝑝 243,75 = 𝑅𝑝 2.756,25

Bulan keempat

𝑀4 = 𝑀3 − 𝐴3 = 𝑅𝑝 4.875,00 − 𝑅𝑝 2.756,25 = 𝑅𝑝 2.118,75

Akhir bulan keempat

5 5
𝐵4 = × 𝑀4 = × 𝑅𝑝 2.118,75 = 𝑅𝑝 105,93
100 100

Angsuran ke-5

Rp. 2.118,75 lunas

Dari rencana anggsuran di atas dapat disusun sebuah tabel anggsuran anuitas sebagai berikut.

bulan ke- hutang awal anuitas=3000 sisa


suku bunga 5% jumlah angsuran
1 Rp10.000,00 Rp500,00 Rp2.500,00 Rp7.500,00
2 Rp7.500,00 Rp375,00 Rp2.625,00 Rp4.875,00
3 Rp4.875,00 Rp243,75 Rp2.756,25 Rp2.118,75
4 Rp2.118,75 Rp105,93 Rp2.118,75 Rp0,00

D. Rumus anggsuran
Bila kita perhatikan, langkah-langkah dalam rencana angsuran dan tabel angsuran di atas,
akan didapatkan hubungan sebagai berikut:
Bunga akhir bulan pertama : 𝐵1 = 𝑀1 𝑏, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏 = 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎
Angsuran pertama : 𝐴1 = 𝐴 − 𝐵1 = 𝐴 − 𝑀1 𝑏
Hutang pada bulan kedua : 𝑀2 = 𝑀1 − 𝐴1 = 𝑀1 − (𝐴 − 𝑀1 𝑏)
Bunga akhir bulan kedua : 𝐵2 = 𝑀2 𝑏
Anggsuran kedua : A₂ = A - B₂
= A - M₂b
= A – ( M₁ - A₁)b
= A - M₁b + A₁b
A₂ = ( A- M₁b ) + ( A - M₁b )b
= (A-M₁b )(1+b)...(1)
Hutang pada bulan ketiga : 𝑀3 = 𝑀2 − 𝐴2
Bunga pada bulan ketiga : 𝐵3 = 𝑀3 𝑏
Angsuran ketiga : 𝐴3 = 𝐴 − 𝐵3 = 𝐴 − 𝑀3 𝑏
= 𝐴 − (𝑀2 − 𝐴2 )𝑏
= 𝐴 − { 𝑀1 − ( A − M₁b ) − (A-M₁b )(1+b)}b
= 𝐴 − { 𝑀1 − (1 + (1 + 𝑏))(𝐴 − 𝑀1 𝑏)}𝑏
= ( 𝐴 − 𝑀1 𝑏) + (2 + 𝑏)𝑏(𝐴 − 𝑀1 𝑏)
= ( 𝐴 − 𝑀1 𝑏)(1 + (2 + 𝑏)𝑏)
= ( 𝐴 − 𝑀1 𝑏)(1 + 2𝑏 + 𝑏 2 )
= ( 𝐴 − 𝑀1 𝑏)(1 + 𝑏)²
Untuk anggsuran ke-n :
𝐴𝑛 = (𝐴 − 𝑀𝑏))(1 + 𝑏)𝑛−1

𝐴𝑛 = angsuran ke-n

A= anuitas

𝑀₁= Hutang tahun pertama

B= suku bunga

N= tahun ke-n

Rangkuman 1:
Rumus anggsuran ke-n dari pelunasan hutang sebesar M1 dengan anuitas A
dan suku bunga b adalah:

𝐴𝑛 = (𝐴 − 𝑀₁𝑏)(1 + 𝑏)𝑛−1
Contoh 4:

Hutang sebesar Rp 10.000,00 akan dilunasi dengan anuitas sebesar Rp 3.000,00 per bulan dan suku
bunga 5% per bulan.

Hitunglah:

a. Besarnya anggsuran kedua


b. Besarnya anggsuran ketiga

Jawab:

Diketahui : 𝑀1 = 𝑅𝑝 10.000,00; 𝐴 = 𝑅𝑝 3.000,00 𝑑𝑎𝑛 𝑏 = 0,05

Rumus:
𝐴𝑛 = (𝐴 − 𝑀₁𝑏)(1 + 𝑏)𝑛−1 , dengan n=2 dan 3!

a. Besarnya angsuran kedua, berarti n-2, maka

𝐴2 = (𝐴 − 𝑀₁𝑏)(1 + 𝑏)2−1 = (𝐴 − 𝑀₁𝑏)(1 + 𝑏)

= (𝑅𝑝 3.000,00 − 𝑅𝑝 10.000,00 ∙ 0,05)(1 + 0,05)

= ( 𝑅𝑝 3.000,00 − 𝑅𝑝 500,00)(1,05)

= (𝑅𝑝 2.500,00)(1,05)

𝐴2 = 𝑅𝑝 2.625,00

Besar angsuran kedua adalah Rp 2.625,00

b. Angsuran ketiga, berarti n=3,maka

𝐴3 = (𝐴 − 𝑀₁𝑏)(1 + 𝑏)3−1 = (𝐴 − 𝑀₁𝑏)(1 + 𝑏)2

= (𝑅𝑝 3.000,00 − 𝑅𝑝 10.000,00 ∙ 0,05)(1 + 0,05)²

= ( 𝑅𝑝 3.000,00 − 𝑅𝑝 500,00)(1,05)²

= (𝑅𝑝 2.500,00)(1,05)²

= (𝑅𝑝 2.500,00)(1,1025)

𝐴3 = 𝑅𝑝 2.756,25

Jadi besar angsuran ketiga adalah Rp 2.756,25

Rumus anuitas
Untuk menentukan besarnya anuitas (A) dapat dilakukan penjabaran rumus dari rangkuman 1,
sebagai berikut:

Pandang rumus :
𝐴𝑛 = (𝐴 − 𝑀₁𝑏)(1 + 𝑏)𝑛−1

= 𝐴1 (1 + 𝑏)𝑛−1

𝐴𝑛 = 𝐴1 (1 + 𝑏)𝑛−1 … (1)

Sedangkan besarnya hutang yang akan dilunasi sama dengan jumlah dari setiap anggsurannya, yaitu:

𝑀 = ∑ 𝐴𝑛 … (2)

Dari persamaan (1) dan(2) terdapat hubungan

𝑀 = ∑ 𝐴1 (1 + 𝑏)𝑛−1 … (3)

Bentuk persamaan (3) merupakan deret geometri yang suku pertamanya A₁ dan rationya (1+b),
maka jumlah deret itu ditentukan oleh rumus berikut ini:

Jadi didapat:
𝑎 (𝑟 𝑛 − 1)
𝑆𝑛 =
𝑟−1

𝐴1 {(1 + 𝑏)𝑛 − 1}
𝑀=
(1 + 𝑏) − 1

(1 + 𝑏)𝑛 − 1
𝑀 = 𝐴₁
𝑏

Rangkuman 2:

Besarnya hutang yang harus dilunasi pada suatu anuitas dengan suku bunga b dan
anggsuran pertama A1, ditentukan dengan rumus:

(1 + 𝑏)𝑛 − 1
𝑀 = 𝐴₁
𝑏
Setelah mendapatkan rumus untuk menentukan besarnya hutang tanpa menghitung angsuran pada
tiap-tiap periode, sekarang kita akan menentukan besarnya anuitas (A), yang berkaitan dengan
rumusan ini.

Perhatikan kembali rumus:


(1 + 𝑏)𝑛 − 1
𝑀 = 𝐴₁
𝑏

Karena 𝐴1 = 𝐴 − 𝑀𝑏, maka rumus diatas menjadi:

(1 + 𝑏)𝑛 − 1
𝑀 = 𝐴₁
𝑏
(1+𝑏)𝑛 −1
 𝑀 = (𝐴 − 𝑀𝑏)
𝑏

 𝑀𝑏 = ( 𝐴 − 𝑀𝑏){(1 + 𝑏)𝑛 − 1}
𝑀𝑏
= 𝑀𝑏 + (1+𝑏)𝑛 −1

{(1 + 𝑏)𝑛 − 1}𝑀𝑏 + 𝑀𝑏


𝐴=
(1 + 𝑏)𝑛 − 1

Karena

(1+𝑏)𝑛 𝑀𝑏−𝑀𝑏+𝑀𝑏
𝐴 =
(1+𝑏)𝑛 − 1

𝑀𝑏(1+𝑏)𝑛
A=
(1+𝑏)𝑛 −1

Rangkuman 3:

Besarnya anuitas dari suatu hutang


M yang harus dilunasi dalam n
periode dengan suku bunga b;
ditentukan dengan rumus:

𝑀𝑏(1+𝑏)𝑛
A=
(1+𝑏)𝑛 −1

Contoh 5:

Suatu pinjaman dengan suku bunga 5% per tahun akan dilunasi dengan pembayaran anuitas
sebanyak 4 kali pada tiap akhir tahun dengan angsuran pertama Rp 10.000,00

Tentukanlah.

a. Besarnya pinjaman itu (M)


b. Besarnya anuitas (A)

Jawab:
Diketahui : b= 5% = 0,05

A₁ = Rp 10.000,00

N =4

a. Besarnya pinjaman:
(1 + 𝑏)𝑛 − 1
𝑀 = 𝐴₁
𝑏

(1+0,05)4 −1
=𝑅𝑝 10.000,00 0,05

(1,05)4 −1
= 𝑅𝑝 10.000,00 0,05

1,215506 − 1
= 𝑅𝑝 10.000,00 (𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎)
0,05
M= 43.101,20
Jadi besar pinjaman itu adalah Rp 43.101,20
b. Besarnya anuitas:
𝑀𝑏 (1 + 𝑏)𝑛 …..
𝐴= = ( 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎)
(1 + 𝑏)𝑛 − 1 …..
2619,4889
=
0,215506

𝐴 = 12.155,06

Jadi besarnya anuitas adalah Rp 12.155,06

Menentukan besarnya anuitas dengan daftar anuitas

Untuk memudahkan menghitung besarnya anuitas, maka dapat digunakan daftar anuitas
𝐴𝑛¬𝑏 , dengan n= tempo dan b=suku bunga.

Contoh 6:

Tentukanlah besarnya anuitas untuk pelunasan hutang Rp 40.000,00 dalam jangka 10 periode dan
suku bunga 4%!

Jawab :

Diketahui : M= Rp 40.000,00 ; n= 10 dan b= 4%, maka berdasarkan daftar anuitas terlihat bahwa:

𝐴10¬4% = 0,12329094

n 4% 412 %
9

10 0,12329094

A = 𝐴10¬4% M

= 0,12329094 × Rp 40.000,00

A = 4931,64

Jadi besarnya anuitas adalah Rp 4931,64

Rangkuman 4 :

Besarnya anuitas dari suatu hutang


M yang harus dilunasi dalam n
periode dengan suku bunga b bila
dihitung berdasarkan anuitas.....
ditentukan rumus:

𝐴 = 𝐴𝑛¬𝑏 × 𝑀
215

3. Sebuah kendaraan roda dua dibeli dengan harga Rp 1.800.000,00 dan diperkirakan
terjadi penyusutan sebesar 312% per tahun dari nilai buku.
a. Berapa besar penyusutan pada akhir tahun keenam?
b. Berapa nilai buku akhir tahun keenam tersebut?
c. Berapa besarnya penyusutan yang terjadi setelah dioperasikan selama 4 tahun?
4. Koperasi X membeli sebuah mesin fotokopi dengan harga Rp 5.000.000,00. Setelah 5
tahun nilai bukunya Rp 3.625.000,00
a. Berapa % penyusutan setiap tahun?
b. Buatlah tabel penyusutannya!
5. Tuan Syafril membeli sebuah mesin cuci dengan harga Rp 400.000,00. Penyusutan tiap
tahun 8%. Berapa tahun kulkas itu dipakai hingga kulkas tersebut berharga jual Rp
208.000,00 dan penyusutan dihitung menurut harga beli?
6. Ani membeli sebuah mesin cuci dengan harga Rp 3.500.000,00. Apabila harga mesin
tersebut mengalami penyusutan sebesar 7% per tahun dari nilai buku, hitunglah:
a. Besar penyusutan pada akhir tahun keempat?
b. Besar nilai buku pada akhir tahun kelima?
c. Pada akhir tahun keberapa harga jual mencapai Rp. 1.693.937,00?
7. Sebuah komputer dibeli dengan harga Rp 1.700.000,00 dan diperkirakan setelah dipakai
5 tahun dapat dijual dengan harga Rp 1.100.000,00.
a. Berapa persen besarnya penyusutan rata-rata?
b. Setelah berapa tahun komputer dapat dijual dengan harga Rp 500.000,00?
8. Sebuah modal dibungakan secara bunga majemuk dengan dasar bunga 16% per tahun
dan periode pengumpulan 6 bulan. Berapa lama uang tersebut harus dibungakan agar
menjadi 3 kali lipat?
9. Uang sebesar Rp 375.000,00 didepositokanuntuk 5 tahun kedepan dengan bunga
majemuk 612 % per tahun. Tentukanlah nilai akhir periode tersebut!
10. Sejumlah modal didepositokan selama 15 tahun dengan bunga majemuk 8% per tahun.
Pada hari valuta (pengambilan) uang itu menjadi Rp 4.000.000,00. Tentukanlah nilai
tunai modal tersebut?
205
c. Suku bunga pasar, yaitu suku bunga yang berlaku di pasar (bursa) atas pinjaman
yang sejenis pada saat obligasi dijual.

Surat obligasi di pasaran bebas dapat diperjualbelikan dengan:

a. Disagio ( penyusutan nilai obligasi)


Yaitu pembeli membeli obligasi dengan harga yang lebih rendah dari nilai
nominalnya.
Misalnya:
Tuan Syafril menjual Rp 100.000.000,00 dari obligasi-obligasi 20 tahunan dengan
bunga 9% per tahun, kurs 98% dan hari-hari bunga 1 Mei sampai dengan 1
November. Berarti obligasi itu dibeli dengan harga Rp 98.000.000,00. Jadi harga beli
< nilai nominal.
b. Agio (kenaikan nilai obligasi)
Jika suku bunga kontrak lebih tinggi daripada suku bunga yang berlaku di pasar
modal maka obligasi dapat dijual dengan harga diatas nominal.
Misalnya:
Tuan Syafril menjual Rp 100.000.000,00 dari obligasi-obligasi 20 tahunan dengan
bunga 9% kuras 10112 %dan hari-hari bunga 1/5 dan 1/11. Maka harga jual obligasi
itu adalah Rp 101.500.000,00
Jadi harga jual>nilai nominal.

Pelunasan hutang dalam bentuk obligasi dengan sistem anuitas

Berikut ini akan diberikan contoh pelunasan hutang dalam bentuk obligasi dengan menggunakan
sistem anuitas.

Contoh 9:

Sejumlah hutang dalam bentuk obligasi sebesar Rp 10.000,00 yang terdiri dari atas 100 lembar surat
obligasi, diangsur secara anuitas dalam 4 periode dengan suku bunga 3% per periode. Buatlah
rencana anggsurannya!

Jawab:

Mula-mula kita tentukan besarnya anuitas, dengan menggunakan rumus:

𝑀𝑏 (1 + 𝑏)𝑛
𝐴=
(1 + 𝑏)𝑛 − 1

10.000 (0,03)(1 + 0,003)4


=
(1 + 0,003)4 − 1
300 (1,125509)
= 0,125509
(dari tabel)

= Rp 2.690,27

Jadi anuitas = Rp 2.690,27


Periode pertama:

Anuitas = Rp 2.690,27

Bunga(0,03) × 10.000 = Rp 300,00

Untuk angsuran = Rp 2.390,27

Angsuran kelipatan 100 = Rp 2.300,00

= Rp 90,27

Sisa hutang = Rp 10.000,00 – Rp 2.300,00

= Rp 7.700,00

Periode kedua:

Anuitas = Rp 2.690,27

Sisa angsuran ke-1 = Rp 90,27

Bunga (0,03 × 90,27) = Rp 2,71

= Rp 2.781,25

Bunga (0,03 × 7700) = Rp 231,00

Untuk angsuran = Rp 2.550,25

Angsuran kelipatan 100 = Rp 2.500,00

= Rp 50,25

Sisa hutang = Rp 7.700,00 – Rp 2.500,00

= Rp 5.200,00

Periode ketiga

Anuitas = Rp 2.690,27

Sisa angsuran kedua = Rp 50,25

Bunga (0,03 × 50,25) = Rp 1,50

= Rp 2.742,02

Bunga (0,03 × 5.200) = Rp 156,00

Untuk angsuran = Rp 2.586,02


Angsuran kelipatan 100 = Rp 2.500,00

= Rp 86,02
216

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11. Pinjaman Rp 50.000,00 akan dibayar kembali dengan 10 anuitas tahunan. Hitunglah besar
anuitas tahunan itu berdasarkan bunga 312 %!
12. Dari suatu pinjaman anuitas selama 10 tahun dengan bunga 5% diketahui besarnya anuitas
adalah Rp 12.950,46. Hitunglah besar pinjaman tersebut!
13. Tuan Joko meminjam uang sebesar Rp 150.000.000,00 dengan bunga 512 % setahun.
Pinjaman itu akan dilunasi dengan anggsuran yang sama besar masing-masing Rp 25.000,00.
Tiap anggsuran tersebut sebagian untuk membayar bunga pinjaman tahun yang
bersangkutan dan selebihnya untuk melunasi pinjaman. Buatlah rencana pelunasan dari
pinjaman tersebut!
14. Koperasi siswa SMA N 13 Jakarta meminjam uang sebesar Rp 6.500.000,00 kepada suatu
bank. Pinjaman itu akan dilunasi dengan cara anuitas selama 10 tahun dengan bunga 5%
setahun. Hitung besar anuitasnya, kemudian susunlah rencana pelunasan pinjaman itu!
15. Suatu pinjaman sebesar Rp 100.000,00 dengan bunga 312 % setahun akan dilunasi dengan 8
anuitas. Hitunglah sisa pinjaman sesudah pembayaran anuitas yang keenam!
16. Koperasi siswa SMA N 13 Jakarta meminjam uang sebesar Rp 150.000,00 kepada suatu bank,
dengan bunga 6% setahun. Pinjaman itu akan dilunasi dengan anuitas selama 10 tahun.
Anuitas dibulatkan ke atas sampai kelipatan Rp 100,00 yang terdekat. Hitunglah besar
pembayaran anuitas terakhir!
17. Suatu pinjaman Rp 275.500,00 dengan bunga 612 % akan dilunasi dengan anuitas selama 8
tahun. Hitunglah sisa pinjaman sesudah anuitas ke-4 di bayar!
18. Pinjaman Rp 125.000,00 dengan bunga 512 % dilunasi dengan anuitas selama 9 tahun.
Anuitasnya dibulatkan ke bawah sampai kelipatan Rp 1.000.000,00 yang terdekat. Hitunglah
pembayaran anuitas yang terakhir, jika sisanya dibayarkan sekaligus pada akhir tahun ke-9!
19. Suatu pinjaman sebesar Rp 200.000,00 dengan bunga 8% per tahun akan dilunasi dengan 10
anuitas. Anuitasnya dibulatkan ke bawah sampai kelipatan Rp 100,00 terdekat. Hitunglah
sisa hutang sesudah pembayaran anuitas ke-6!
20. Dari suatu pinjaman anuitas selama 10 tahun diketahui bagian pelunasan pada anuitas
kelima besarnya Rp 4.831,92 dan bagian pelunasan pada anuitas ketujuh besarnya Rp
5.327,19.
Ditanyakan:
a. Persentase bunga
b. Besarnya anuitas
c. Besarnya pinjaman hutang
21. Sebuah pinjaman obligasi 4% sebesar Rp 1.000.000,00 terbagi dalam pecahan Rp 1.000,00
dilunasi dengan anuitas selama 8 tahun. Buatlah rencana angsurannya!
22. Pinjaman Rp 50.000,00 dengan bunga 4% setahun dilunasi dengan anuitas selama 9 tahun
a. Berapa besar anuitasnya?
b. Berapa bagian angsuran pada anuitas kelima?
c. Berapa sisa bagian bunga pada anuitas keenam?
d. Berapa sisa hutang pada awal tahun ketujuh?
23. Koperasi SMA N 13 Jakarta membeli sebuah mesin cetak seharga Rp 5.500.000,00 dan
perkiraan penyusutan harga sebesar 8% per tahun dari nilai buku. Selama 10 tahun mesin itu
telah berproduksi dan menghasilkan uang sebesar Rp 4.000.000,00. Hitunglah besar
keuntungan yang diperoleh koperasi SMA N 13 Jakarta selama 10 tahun!
24. Tuan Gunawan membeli sebuah mesin fotokopi dnegan harga Rp 2.500.000,00 dan setelah
digunakan selama 6 tahun harganya mengalami penyusutan sebesar 15% per tahun dari
harga belinya.
a. Hitunglah nilai buku setelah 6 tahun tersebut!
b. Apabila selama itu diproduksi sebanyak 350.000 lembar fotokopi dengan harga Rp 25,00
per lembar, berapa keuntungan rata-rata setiap tahunnya?
25. Tuan Budi membeli sebuah kendaraan pada tahun 1982 dengan harga Rp 1.350.000,00
dengan penyusutan 12% per tahun dari nilai buku. Kendaraan itu kemudian dijual dnegan
harga Rp 378.000,00. Pada tahun berapakah kendaraan itu dijual?
207

Sisa hutang = Rp 5.200,00 – Rp 2.500,00

= Rp 2.700,00

Periode keempat

Anuitas = Rp 2.690,27

Sisa angsuran ketiga = Rp 50,25

Bunga (0,03 x 86,02) = Rp 2,58

= Rp 2.743,01

Bunga (0,03 x 2.700) = Rp 81,00

Untuk angsuran = Rp 2.662,01

Angsuran kelipatan 100 = Rp 2.600,00

Sisa sisa = Rp 62,01

Mengapa masih bersisa Rp 62,01? Hal ini terjadi karena kita telah melakukan pembulatan dua kali
selama proses perhitungan, yaitunpada periode kedua dan periode ketiga. Mengapa harus
dibulatkan? Karena kita bekerja dalam sistem kelipatan 100.

Latihan 1

1. Hutang sebesar Rp 120.000,00 akan dilunasi dengan cara anuitas Rp 20.000,00 per tahun
dan suku bunga 4% per tahun.
a. Tentukanlah rencana angsuran dari hutang tersebut!
b. Bentuklah tabel angsurannya!
2. Sejumlah hutang sebesar Rp 20.000,00 akan dilunasi dengan cara anuitas Rp 3.000,00 per
bulan dan suku bunga 4% per bulan. Hitunglah.
a) Besarnya angsuran kedua
b) Besarnya angsuran ketiga
3. Sejumlah hutang sebesar Rp 60.000,00 akan dilunasi secara anuitas Rp 5.403,87 dan suku
bunga 3% per bulan. Jika angsuran terakhir adalah Rp 5.246,47, berapa lamakah hutang itu
akan lunas?
4. Hitunglah besarnya anuitas untuk prlunasan hutang Rp 50.000,00 dalam jangka waktu 10
periode dari suku bunga 5% per periode?
5. Tentukanlah suku bunga dalam persen, bila hutang sebesar Rp 40.000,00 akan dilunasi
dalam jangka waktu 10 periode denngan anuitas Rp 4.931,64?
203

E. Pengertian obligasi (Surat pengakuan hutang)


Obligasi adalah surat perjanjian untuk pembayaran sejumlah uang dan bunga secara
periodik sampai tanggal tertentu. Seseorang yang memiliki obligasi adalah kreditur dari
badan yang menjual obligasi itu. Uang dan bunga diberikan dalam jumlah yang tetap,
meskipun badan yang mengeluarkan obligasi itu menderita kerugian.
Misalnya, sebuah perusahaan meminjam uang kepada rekan kerja dari perusahaan lain,
maka pihak yang meminjamkan akan mengeluarkan surat perjanjian yang berisi:
- Tanggal pembayaran untuk melunasi pinjaman itu
- Sistem pelunasan dari pinjaman itu
- Sistem pembayaran bunga atas pinjaman itu
- Dan lain-lain

Di dalam obligasi itu sendiri tertera:

1. Nilai nominal
- Merupakan jumlah pinjaman yang tertulis pada suatu obligasi
- Jumlah pinjaman tersebut biasanya merupakan kelipatan 100
2. Suku bunga
- Besarnya tertentu
- Nilai persentase (%)-nya langsung dicantumkan dalam surat obligasi
- Penulisan tanggal pembayaran suku bunga biasanya disingkat
- Pengambilan bunga atas obligasi yang jatuh tempo, digunakan kupon obligasi,
yaitu surat kecil yang ada di belakang obligasi dan kupon obligasi itu selalu
dihitung dari nilai nominalnya.
3. Tanggal pembebasan
- Merupakan tanggal saat membayar obligasi
- Tanggal pembebasan ini biasanya bersamaan dengan tanggal pembayaran
bunga.
4. Nilai emisi
- Merupakan penjumlahan dari nilai tunai bunga dan nilai tunai angsuran
- Nilai ini dinyatakan dengan besaran persentase dari nilai nominalnya dan
biasanya dinyatakan dalam kurs, dengan ketentuan sebagai berikut
a. Jika nilai emisi < nilai nominal, mala kurs < 100% dan disebut dengan kurs di
bawah setara.
b. jika nilai emisi = nilai nominal maka kurs=100% dan disebut dengan kurs
setara.
c. Jika nilai emisi>nilai nominal kurs maka kurs>100% dan disebut dengan kurs
diatas setara.

Contoh 7:

Suatu obligasi Rp 1.000,00 dibayar Rp 1.080,00 dinyatakan dnegan Rp 1.000,00 dibayar


dnegan kurs 1087

Rangkuman 5:
Jika besarnya nilai emisi dinyatakan
dengan Ne, nilai tunai angsuran
dengan 𝑁𝑎 dan nilai tunai bunga
dengan 𝑁𝑏 , maka hubungan dari
ketiga nilai itu dinyatakan dalam
bentuk 𝑁𝑒 = 𝑁𝑎 + 𝑁𝑏

Contoh 8:

Pinjaman yang berupa obligasi bernilai Rp 30.000,00 dengan suku bunga 6% per tahun dengan
tempo pembayaran ½, 1/4, 1/5, 1/11 (1/2 artinya 1 februari) harus dilunasi tanggal 1 november 188
dengan kurs 108.

Terangkanlah data diats mana yang merupakan:

a. Nilai nominal,suku bunga dan tanggal pembayaran obligasi


b. Nilai emisi 𝑁𝑒 dan tanggal pelunasan obligasi

Berapa besar uang yang harus dibayarkan?

Jawab:

a. Nilai nominal obligasi tersebut adalah Rp 30.000,00


Suku bunga 6% dan tanggal pembayaran 1 Februari, 1 April, 1 Mei, dan 1 November
b. Nilai emisi 108 artinya 108% dari nilai nominalnya
Saat pelunasan obligasi; tanggal 1 november 1988.
Besar bunga untuk setiap periode adalah
𝐵 = 0,064× 𝑅𝑝 30.000,00 = 𝑅𝑝 450,00
Jumlah uang yang harus dibayar oleh peminjam pada tanggal 1 November 1988 adalah:
(1,06 × Rp 30.000,00) + ( 4 × Rp 450,00 ) = Rp 33.600,00

Catatan:

Pada pinjaman obligasi kita mengenal dua macam suku bunga:

a. Suku bunga kontrak, yaitu suku bunga yang telah ditetapkan akan dibayar atas obligasi yang
diterbitkan.
211
Besarnya nilai buku pada akhir tahun ketiga:
𝑝 3
𝐶3 = 𝐶 (1 − )
100
= (𝑅𝑝 6.000.000,00)(1 − 0,04)3
= (𝑅𝑝 6.000.000,00)(0,884736)
𝐶3 = 𝑅𝑝 5.308.416,00
Jadi besar nilai buku pada akhir tahun ketiga adalah Rp 5.308.416,00. Harga jual Rp
4.893.236,20 akan dicapai pada akhir tahun ke:
𝑝 𝑛
𝐶𝑛 = 𝐶 (1 − )
100
4892236,20 = 6000000 (1 − 0,04)𝑛
4892236,20
0,96𝑛 =
6000000

0,96𝑛 = 0,8153727
Atau 0,96𝑛 = 0,8154 Bil Log
0,9114−1
N = 0,9823−1
0,8154 0,9114 – 1
−0,0886
=
−0,0177
0,96 0,9823 - 1
= 5,005 dibulatkan
Maka n = 5
Jadi harga jual Rp 4.892.236,00 akan dapat dicapai pada akhir tahun kelima.

B. penyusutan menurut harga beli


Pada bagian A dari bab 1.2 ini, kita telah mengetahui rumus untuk menentukan besarnya
penyusutan berdasarkan nilai buku, dalam bagian ini kita akan menguraikan/menurunkan
rumus untuk menghitung besarnya penyusutan menurut harga beli, maka untuk hal ini
marilah kita perhatikan masalah berikut ini:
Misalkan harga beli suatu barang adalah C dengan nilai penyusutan p% per periode dari
harga beli. Maka rumus umum untuk menentukan besarnya penyusutan dan besarnya nilai
buku pada akhir periode ke-n adalah sebagai berikut:
Periode awal : 𝐶𝑜 = c

Akhir periode awal:


𝑝 𝐶∙𝑝
Besarnya penyusutan : 𝑃1 = 100
× 𝐶0 = 100

𝐶∙𝑝
Nilai buku: 𝐶1 = 𝐶0 −𝑃1 = 𝐶0 = 100

𝑝
𝐶1 = 𝐶 ( 1 − )
100

Akhir periode kedua:


𝑝 𝐶∙𝑝
Besarnya penyusutan : 𝑃2 = 100
× 𝐶0 = 100

𝑝 𝐶∙𝑝
Nilai buku : 𝐶2 = 𝐶1 − 𝑃2 = 𝐶 ( 1 − 100
) − 100
𝑝 𝑝
= 𝐶 {(1 − )− }
100 100
2𝑝
𝐶2 = 𝐶 (1 − )
100

Akhir periode ke-n


𝑝 𝐶∙𝑝
Besarnya penyusutan: 𝑃𝑛 = 100
× 𝐶0 = 100

(𝑛−1)∙𝑝 𝐶𝑝
Nilai buku: 𝐶𝑛 = 𝐶𝑛−1 − 𝑃𝑛 = 𝐶 (1 − )−
100 100

(𝑛 − 1) ∙ 𝑝 𝑝
= 𝐶 ∙ (1 − )−
100 100
𝑛𝑝
𝐶𝑛 = 𝐶 ∙ ( 1 − )
100

Dari penurunan rumus di atass,dapatlah kita rangkum sebagai berikut:

Rangkuman 7:

Untuk menentukan besarnya penyusutan (P)


dan nilai buku (𝐶𝑛 ) pada akhir periode ke-n
dari harga beli C dan penyusutan p% per
periode dari harga beli dapat digunakan
rumus berikut ini:
𝑃
a. 𝑃 = 100 × 𝐶
𝑛𝑝
b. 𝐶𝑛 = 𝐶 ∙ ( 1 − 100
)

Contoh 11:
Sebuah mesin dibeli dengan harga Rp 2.000.000,00. Jika harga mesin itu setelah dipakai
mengalami penyusutan sebesar 2% per tahun dari harga belinya,tentukanlah:
a. Nilai buku pada akhir tahun kelima!
b. Jumlah penyusutan saat mesin dibeli hingga tahun ke-5!

Jawab:
𝑝
Diketahui : C = Rp 2.000.000,00; 100 = 0,02; n= 5

a. Nilai buku pada akhir tahun kelima


5𝑝
𝐶5 = 𝐶 (1 − )
100
= ( 𝑅𝑝 2.000.000,00)( 1 − 5𝑥0,02)
= ( 𝑅𝑝 2.000.000,00)(1 − 0,1)
= 𝑅𝑝 2.000.000,00 𝑥 0,9
𝐶5 = 𝑅𝑝 1.800.000,00
Jadi nilai buku pada akhir tahun kelima adalah 𝑅𝑝 1.800.000,00
b. Penyusutan per tahun
𝑝
P = 100 × 𝐶 = 0,02 × 𝑅𝑝 2.000.000,00 = 𝑅𝑝 40.000,00
Maka untuk 5 tahun terjadi penyusutan : 5 × Rp 40.000,00
= Rp 200.000,00

Latihan 2
1
1.sebuah sepeda motor dengan harga Rp 2.000.000,00 dengan laju penyusutan 72% per tahun dari
harga belinya. Tentukanlah:

a. nilai buku pada akhir tahun kelima

b. jumlah penyusutan saat sepeda motor itu dibeli hingga tahun kelima

2.sebuah mesin yang dibeli dengan harga Rp. 2.000.000,00 diperkirakan setelah dipakai 5 tahun
masih dapat dijual dnegan harga Rp 1.500.000,00

a. hitunglah besarnya penyusutan rata-rata dalam persen!

b. setelah berapa lamakah mesin itu dapat dijual dengan harga Rp 900.000,00?
210
𝑝 𝑝
 𝐶𝑛 = 𝐶 (1 − 100)𝑛−1 (1 − 100)
𝑝
 𝐶𝑛 = 𝐶 (1 − 100)𝑛

Dari penurunan rumus diatas, dapat kita rangkum sebagai berikut.

Rangkuman 6:

Untuk menentukan besarnya penyusutan (𝑃𝑛) dan nilai buku


(𝐶𝑛 ) pada akhir periode ke-n dari harga beli C dan penyusutan
p% per periode dari nilai buku dapat digunakan rumus berikut
ini:
𝑝 𝑝
a. 𝑃𝑛 = 100
𝐶 (1 − 100)𝑛−1
𝑝
b. 𝐶𝑛 = 𝐶 (1 − 100)𝑛
𝑝
c. 𝑃𝑛 = 100
× 𝐶𝑛−1
d. 𝐶𝑛 = 𝐶𝑛−1 − 𝑃𝑛

Contoh 10:

Sebuah mesin fotokopi dibeli dengan harga Rp 6.000.000,00. Bila harga mesin fotokopi itu
mengalami penyusutan 4% per tahun dari nilai buku,tentukanlah:

a. Besarnya penyusutan pada akhir tahun ketiga


b. Besarnya nilai buku pada akhir tahun ketiga
c. Pada akhir tahun keberapa harga jual mesin fotokopi itu mencapai Rp 4.892.236,20
Jawab:
Diketahui C= 6.000.000,00
𝑝 4
= = 0,04
100 100
Besarnya penyusutan pada akhir tahun ketiga:
𝑝 𝑝 2
𝑃3 = 𝐶 (1 − )
100 100
= (0,04)(𝑅𝑝 6.000.000,00)(1 − 0,04)2
= (𝑅𝑝 240.000,00)(0,216)
𝑃3 = 𝑅𝑝 221.184,00
Jadi besar penyusutan pada akhir tahun ketiga adalah Rp 221.184,00
209
A. Penyusutan menurut pembukuan
Perhitungan nilai penyusutan ini didasarkan pada persentase penyusutan tetap dari
nilai buku pada setiap permulaan periode. Hal ini dilakukan karena pada
kenyataanya nilai penyusutannya pada awal periode biasanya lebih besar dari nilai
penyusutan pada periode yang selanjutnya.
Agar lebih jelasnya, perhatikanlah contoh masalah dibawah ini: misalkan suatu
barang mempunyai harga beli C rupiah dan setelah barang itu terpakai selama n
periode terjadi penyusutan harga p% dari nilai buku. Maka rumus umum untuk
menentukan besarnya penyusutan dan nilai buku pada akhir periode n dapat dilihat
pada proses matematika berikut ini:
Periode awal : 𝐶𝑜 = 𝐶
Akhir periode awal :
𝑝 𝐶×𝑃
Besar penyusutan: 𝑃1= 𝑝
× 𝐶𝑛 = 100 × 𝐶 = 100
100
𝐶×𝑃
Nilai baku = 𝐶1 = 𝐶0− 𝑃1 = 𝐶 − 100
𝑝
𝐶1 = 𝐶 (1 − )
100
Akhir periode kedua:
𝑝 𝑝
Besar penyusutan: 𝑃2= 𝑝
× 𝐶1 = 100
𝐶 (1 − 100)
100
𝑝 𝑝 𝑝
Nilai buku 𝐶2 = 𝐶1 − 𝑃2 = 𝐶 (1 − )- 𝐶(1 − )
100 100 100
𝑝 𝑝
 𝐶2 = 𝐶 (1 − ) (1 − )
100 100
𝑝
𝐶2 = 𝐶 (1 − 100)2
Akhir periode ke-n
𝑝 𝑝 𝑝
Besarnya penyusutan : 𝑃𝑛= 100
× 𝐶𝑛−1 = 100 × 𝐶 (1 − 100)𝑛−1
Nilai baku : 𝐶𝑛 = 𝐶𝑛−1 − 𝑃 𝑛
𝑝 𝑝 𝑝
𝐶𝑛 = 𝐶 𝑋( 100)𝑛−1 -100 × 𝐶 (1 − 100)𝑛−1
208
6. Sebuah anuitas dengan suku bunga 5% akan dilunasi dalam 10 tahun. Bila besarnya angsuran
pertama Rp 637,52, berapakah besarnya pinjaman itu?
7. Tuan Parwito memperoleh kredit dari Bank Indonesia yang harus dilunasi dalam 20 kali
1
anuitas dengan bunga 42 % per periode. Jika untuk angsuran kesepuluh, Tuan Parwito
membayar sebesar Rp 4.432,89, berapakah besarnya pinjaman Tuan Parwito tersebut?
8. Suatu pinjaman anuitas selama 10 tahun dengan suku bunga 5% per tahun. Jika besarnya
anuitas dari pinjaman itu adalah Rp 120.950,46 hitunglah besarnya pinjaman tersebut!
9. Sebuah hutang obligasi sebesar Rp 12.000,00 yang terdiri atas 100 lembar surat obligasi.
1
Pelunasan dilakukan dalam setahun dengan cara anuitas dan suku bunga 32 % per tiga
bulan. Buatlah rencana angsurannya!
10. Sebuah pinjaman dalam bentuk obligasi sebanyak 200 lembar surat obligasi dengan harga Rp
10.000,00 per lembar akan dilunasi dengan anuitas selama 5 tahun dan suku bunga 5% per
tahun. Buatlah rencana pelunasannya!
1.2 penyusutan

Uraian : - penyusutan menurut


pembukuan

- Penyusutan menurut harga


beli

Penyusutan adalah menurun atau hilangnya nilai aktiva tetap, selama aktiva itu dipakai.

Aktiva tetap ialah aktiva yang dimiliki oleh suatu badan usaha untuk melaksanakan proses produksi
yang tidak habis dalam satu kali pakai.

Contoh:

Mesin-mesin pabrik, kendaraan angkut dan gedung pabrik

Didalam dunia ekonomi, kita mengenal dua jenis penyusutan,yaitu:

a. penyusutan menurut pembukuan (nilai buku)


b. penyusutan menurut harga beli.

Untuk memperjelas kedua pengertian di atas, secara matematika akan kita bahas kedua masalah itu.
214

1.
2.
3. Sebuah mesin traktor dibeli dengan harga Rp 7.000.000,00 dan harga tersebut diperkirakan
per tahunya mengalami penyusutan harga rata-rata 2,5% dari nilai bukunya.
a. Tentukanlah besarnya penyusutan pada akhir tahun keenam?
b. Tentukanlah besarnya nilai buku pada akhir tahun keenam tersebut?
c. Berapakah besarnya penyusutan yang terjadi setelah mesin itu beroperasi selama 4
tahun!
4. Sebuah mesin fotokopi dibeli dengan harga Rp 4.000.000,00 dan setelah digunakan selama 4
tahun, maka harganya mengalami penyusutan sebesar 20% per tahun dari harga belinya.
a. Hitunglah nilai nuku setelah 4 tahun!
b. Jika mesin itu selama beroperasi telah berproduksi sebanyak 300.000 lembar fotokopi
dengan harga Rp 12.50 per lembar-nya, untung atau rugikah penghasilan dari fotokopi
itu per tahunnya?
5. Dari suatu aktiva yang bernilai Rp 7.000.000,00, nilai sisanya ditaksir sebesar Rp
1.000.000,00 setelah masa pakai 20 tahun dengan penyusutan tetap tiap tahun dari harga
belinya.
a. Berapakah besarnya penyusutan itu?
b. Berapa persen penyusutan aktiva tersebut?
c. Tentukanlah nilai buku setelah 10 tahun!

Soal-soal latihan
1. Hitung besarnya bunga tunggal dari modal sebesar Rp 600.000,00 bila suku bunga per tahun:
a. 12% untuk 15 bulan
b. 18% untuk 5 bulan
c. 20% untuk 8 bulan
d. 15% untuk 18 bulan
e. 12% untuk 1 tahun
1
2. Modal sebesar M dipinjamkan selama 52 tahun dengan bunga majemuk 12% per tahun dan
penyatuan bunganya per...........
Tentukanlah:
a. Periode bunga
b. Frekuensi penggabungan
c. Besarnya bunga untuk tiap periode
d. Banyaknya periode bunga
e. Banyaknya frekuensi bunga

Anda mungkin juga menyukai