1.1 Anuitas
A. Pengertian Anuitas
Jika kita meminjam uang di bank, ada beberapa cara untuk mengembalikannya. Salah satu
caranya adalah dengan membayar sejumlah uang yang sama besarnya pada tiap-tiap
waktu. Pembayaran dengan cara ini disebut dengan anuitas.
Anuitas adalah sederetan pembayaran atau pelunasan atas sejumlah hutang tertentu yang
dibuat dalam interval waktu yang tertentu pula.
Berikut ini diberikan contoh-contoh sederhana dari pengertian anuitas dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu:
- Pembayaran premi tahunan dari nasabah kepada pihak asuransi
- Pembayaran uang sewa rumah per tahun
- Pembayaran gaji pegawai suatu perusahaan tiap bulan
- Pembayaran deposito per tahun
B. Jenis-jenis anuitas
Berdasarkan interval pembayaran atau tempo pembayarannya, anuitas terdiri atas 2 jenis,
yaitu:
1. Anuitas pasti
Anuitas ini terjadi saat tempo pembayaran tetap atau waktu dimulainya pembayaran
dan pembayaran terakhir adalah tetap.
Contoh 1:
Pembayaran deposito per tahun merupakan jenis anuitas umum karena tempo
pembayaran awal dan akhir adalah tetap sama.
2. Anuitas tidak pasti
Anuitas ini terjadi apabila tempo pembayarannya tidak tetap atau bergantung pada
suatu keadaan.
Contoh 2:
Pembayaran premi tahunan dari nasabah kepada pihak asuransi merupakan jenis
anuitas khusus karena tempo pembayaran awal dan akhir tidaklah tetap.
Catatan:
Interval pembayaran merupakan selang waktu antara dua pembayaran berturut-turut
dari suatu anuitas, sedangkan tempo dari anuitas merupakan batas dari selang waktu
antara permulaan interval pembayaran hingga akhir interval pembayaran.
Dalam bab ini, jenis anuitas yang dibicarakan adalah jenis anuitas umum atau disingkat
dengan anuitas, yang perhitungan pembayarannya dibuat atau dihitung pada akhir dari
setiap interval pembayaran.
Sebenarnya di dalam anuitas terkandung dua bagian penting yang patut dipahami,
yaitu:
a. Bagian anggsuran pelunasan hutang
b. Bagian pembayaran bunga atau sejumlah pinjaman
Rencana untuk melunasi pinjaman disebut rencana pelunasan atau rencana anggsuran
atau amortisa
......... diberikan contoh rencana angsuran anuitas atau rencana pelunasan yang berbentuk tabel.
Contoh 1:
Aji bermaksud melunasi hutangnya sebesar Rp. 10.000,00 kepada Ali dengan anuitas sebesar Rp.
3000,00/bulan dan suku bunga 5%/bulan.
Jawab:
Misalkan:
Dengan n = 1,2
5
𝐵1 = × 10.000 = 𝑅𝑝 500.00
100
Bulan kedua
5 5
𝐵2 = × 𝑀2 = × 𝑅𝑝 7.500,00 = 𝑅𝑝 375,00
100 100
Bulan ketiga
5 5
𝐵3 = × 𝑀3 = × 𝑅𝑝 4.875,00 = 𝑅𝑝 243,75
100 100
Bulan keempat
5 5
𝐵4 = × 𝑀4 = × 𝑅𝑝 2.118,75 = 𝑅𝑝 105,93
100 100
Angsuran ke-5
Dari rencana anggsuran di atas dapat disusun sebuah tabel anggsuran anuitas sebagai berikut.
D. Rumus anggsuran
Bila kita perhatikan, langkah-langkah dalam rencana angsuran dan tabel angsuran di atas,
akan didapatkan hubungan sebagai berikut:
Bunga akhir bulan pertama : 𝐵1 = 𝑀1 𝑏, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏 = 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎
Angsuran pertama : 𝐴1 = 𝐴 − 𝐵1 = 𝐴 − 𝑀1 𝑏
Hutang pada bulan kedua : 𝑀2 = 𝑀1 − 𝐴1 = 𝑀1 − (𝐴 − 𝑀1 𝑏)
Bunga akhir bulan kedua : 𝐵2 = 𝑀2 𝑏
Anggsuran kedua : A₂ = A - B₂
= A - M₂b
= A – ( M₁ - A₁)b
= A - M₁b + A₁b
A₂ = ( A- M₁b ) + ( A - M₁b )b
= (A-M₁b )(1+b)...(1)
Hutang pada bulan ketiga : 𝑀3 = 𝑀2 − 𝐴2
Bunga pada bulan ketiga : 𝐵3 = 𝑀3 𝑏
Angsuran ketiga : 𝐴3 = 𝐴 − 𝐵3 = 𝐴 − 𝑀3 𝑏
= 𝐴 − (𝑀2 − 𝐴2 )𝑏
= 𝐴 − { 𝑀1 − ( A − M₁b ) − (A-M₁b )(1+b)}b
= 𝐴 − { 𝑀1 − (1 + (1 + 𝑏))(𝐴 − 𝑀1 𝑏)}𝑏
= ( 𝐴 − 𝑀1 𝑏) + (2 + 𝑏)𝑏(𝐴 − 𝑀1 𝑏)
= ( 𝐴 − 𝑀1 𝑏)(1 + (2 + 𝑏)𝑏)
= ( 𝐴 − 𝑀1 𝑏)(1 + 2𝑏 + 𝑏 2 )
= ( 𝐴 − 𝑀1 𝑏)(1 + 𝑏)²
Untuk anggsuran ke-n :
𝐴𝑛 = (𝐴 − 𝑀𝑏))(1 + 𝑏)𝑛−1
𝐴𝑛 = angsuran ke-n
A= anuitas
B= suku bunga
N= tahun ke-n
Rangkuman 1:
Rumus anggsuran ke-n dari pelunasan hutang sebesar M1 dengan anuitas A
dan suku bunga b adalah:
𝐴𝑛 = (𝐴 − 𝑀₁𝑏)(1 + 𝑏)𝑛−1
Contoh 4:
Hutang sebesar Rp 10.000,00 akan dilunasi dengan anuitas sebesar Rp 3.000,00 per bulan dan suku
bunga 5% per bulan.
Hitunglah:
Jawab:
Rumus:
𝐴𝑛 = (𝐴 − 𝑀₁𝑏)(1 + 𝑏)𝑛−1 , dengan n=2 dan 3!
= ( 𝑅𝑝 3.000,00 − 𝑅𝑝 500,00)(1,05)
= (𝑅𝑝 2.500,00)(1,05)
𝐴2 = 𝑅𝑝 2.625,00
= ( 𝑅𝑝 3.000,00 − 𝑅𝑝 500,00)(1,05)²
= (𝑅𝑝 2.500,00)(1,05)²
= (𝑅𝑝 2.500,00)(1,1025)
𝐴3 = 𝑅𝑝 2.756,25
Rumus anuitas
Untuk menentukan besarnya anuitas (A) dapat dilakukan penjabaran rumus dari rangkuman 1,
sebagai berikut:
Pandang rumus :
𝐴𝑛 = (𝐴 − 𝑀₁𝑏)(1 + 𝑏)𝑛−1
= 𝐴1 (1 + 𝑏)𝑛−1
𝐴𝑛 = 𝐴1 (1 + 𝑏)𝑛−1 … (1)
Sedangkan besarnya hutang yang akan dilunasi sama dengan jumlah dari setiap anggsurannya, yaitu:
𝑀 = ∑ 𝐴𝑛 … (2)
𝑀 = ∑ 𝐴1 (1 + 𝑏)𝑛−1 … (3)
Bentuk persamaan (3) merupakan deret geometri yang suku pertamanya A₁ dan rationya (1+b),
maka jumlah deret itu ditentukan oleh rumus berikut ini:
Jadi didapat:
𝑎 (𝑟 𝑛 − 1)
𝑆𝑛 =
𝑟−1
𝐴1 {(1 + 𝑏)𝑛 − 1}
𝑀=
(1 + 𝑏) − 1
(1 + 𝑏)𝑛 − 1
𝑀 = 𝐴₁
𝑏
Rangkuman 2:
Besarnya hutang yang harus dilunasi pada suatu anuitas dengan suku bunga b dan
anggsuran pertama A1, ditentukan dengan rumus:
(1 + 𝑏)𝑛 − 1
𝑀 = 𝐴₁
𝑏
Setelah mendapatkan rumus untuk menentukan besarnya hutang tanpa menghitung angsuran pada
tiap-tiap periode, sekarang kita akan menentukan besarnya anuitas (A), yang berkaitan dengan
rumusan ini.
(1 + 𝑏)𝑛 − 1
𝑀 = 𝐴₁
𝑏
(1+𝑏)𝑛 −1
𝑀 = (𝐴 − 𝑀𝑏)
𝑏
𝑀𝑏 = ( 𝐴 − 𝑀𝑏){(1 + 𝑏)𝑛 − 1}
𝑀𝑏
= 𝑀𝑏 + (1+𝑏)𝑛 −1
Karena
(1+𝑏)𝑛 𝑀𝑏−𝑀𝑏+𝑀𝑏
𝐴 =
(1+𝑏)𝑛 − 1
𝑀𝑏(1+𝑏)𝑛
A=
(1+𝑏)𝑛 −1
Rangkuman 3:
𝑀𝑏(1+𝑏)𝑛
A=
(1+𝑏)𝑛 −1
Contoh 5:
Suatu pinjaman dengan suku bunga 5% per tahun akan dilunasi dengan pembayaran anuitas
sebanyak 4 kali pada tiap akhir tahun dengan angsuran pertama Rp 10.000,00
Tentukanlah.
Jawab:
Diketahui : b= 5% = 0,05
A₁ = Rp 10.000,00
N =4
a. Besarnya pinjaman:
(1 + 𝑏)𝑛 − 1
𝑀 = 𝐴₁
𝑏
(1+0,05)4 −1
=𝑅𝑝 10.000,00 0,05
(1,05)4 −1
= 𝑅𝑝 10.000,00 0,05
1,215506 − 1
= 𝑅𝑝 10.000,00 (𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎)
0,05
M= 43.101,20
Jadi besar pinjaman itu adalah Rp 43.101,20
b. Besarnya anuitas:
𝑀𝑏 (1 + 𝑏)𝑛 …..
𝐴= = ( 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎)
(1 + 𝑏)𝑛 − 1 …..
2619,4889
=
0,215506
𝐴 = 12.155,06
Untuk memudahkan menghitung besarnya anuitas, maka dapat digunakan daftar anuitas
𝐴𝑛¬𝑏 , dengan n= tempo dan b=suku bunga.
Contoh 6:
Tentukanlah besarnya anuitas untuk pelunasan hutang Rp 40.000,00 dalam jangka 10 periode dan
suku bunga 4%!
Jawab :
Diketahui : M= Rp 40.000,00 ; n= 10 dan b= 4%, maka berdasarkan daftar anuitas terlihat bahwa:
𝐴10¬4% = 0,12329094
n 4% 412 %
9
10 0,12329094
A = 𝐴10¬4% M
= 0,12329094 × Rp 40.000,00
A = 4931,64
Rangkuman 4 :
𝐴 = 𝐴𝑛¬𝑏 × 𝑀
215
3. Sebuah kendaraan roda dua dibeli dengan harga Rp 1.800.000,00 dan diperkirakan
terjadi penyusutan sebesar 312% per tahun dari nilai buku.
a. Berapa besar penyusutan pada akhir tahun keenam?
b. Berapa nilai buku akhir tahun keenam tersebut?
c. Berapa besarnya penyusutan yang terjadi setelah dioperasikan selama 4 tahun?
4. Koperasi X membeli sebuah mesin fotokopi dengan harga Rp 5.000.000,00. Setelah 5
tahun nilai bukunya Rp 3.625.000,00
a. Berapa % penyusutan setiap tahun?
b. Buatlah tabel penyusutannya!
5. Tuan Syafril membeli sebuah mesin cuci dengan harga Rp 400.000,00. Penyusutan tiap
tahun 8%. Berapa tahun kulkas itu dipakai hingga kulkas tersebut berharga jual Rp
208.000,00 dan penyusutan dihitung menurut harga beli?
6. Ani membeli sebuah mesin cuci dengan harga Rp 3.500.000,00. Apabila harga mesin
tersebut mengalami penyusutan sebesar 7% per tahun dari nilai buku, hitunglah:
a. Besar penyusutan pada akhir tahun keempat?
b. Besar nilai buku pada akhir tahun kelima?
c. Pada akhir tahun keberapa harga jual mencapai Rp. 1.693.937,00?
7. Sebuah komputer dibeli dengan harga Rp 1.700.000,00 dan diperkirakan setelah dipakai
5 tahun dapat dijual dengan harga Rp 1.100.000,00.
a. Berapa persen besarnya penyusutan rata-rata?
b. Setelah berapa tahun komputer dapat dijual dengan harga Rp 500.000,00?
8. Sebuah modal dibungakan secara bunga majemuk dengan dasar bunga 16% per tahun
dan periode pengumpulan 6 bulan. Berapa lama uang tersebut harus dibungakan agar
menjadi 3 kali lipat?
9. Uang sebesar Rp 375.000,00 didepositokanuntuk 5 tahun kedepan dengan bunga
majemuk 612 % per tahun. Tentukanlah nilai akhir periode tersebut!
10. Sejumlah modal didepositokan selama 15 tahun dengan bunga majemuk 8% per tahun.
Pada hari valuta (pengambilan) uang itu menjadi Rp 4.000.000,00. Tentukanlah nilai
tunai modal tersebut?
205
c. Suku bunga pasar, yaitu suku bunga yang berlaku di pasar (bursa) atas pinjaman
yang sejenis pada saat obligasi dijual.
Berikut ini akan diberikan contoh pelunasan hutang dalam bentuk obligasi dengan menggunakan
sistem anuitas.
Contoh 9:
Sejumlah hutang dalam bentuk obligasi sebesar Rp 10.000,00 yang terdiri dari atas 100 lembar surat
obligasi, diangsur secara anuitas dalam 4 periode dengan suku bunga 3% per periode. Buatlah
rencana anggsurannya!
Jawab:
𝑀𝑏 (1 + 𝑏)𝑛
𝐴=
(1 + 𝑏)𝑛 − 1
= Rp 2.690,27
Anuitas = Rp 2.690,27
= Rp 90,27
= Rp 7.700,00
Periode kedua:
Anuitas = Rp 2.690,27
= Rp 2.781,25
= Rp 50,25
= Rp 5.200,00
Periode ketiga
Anuitas = Rp 2.690,27
= Rp 2.742,02
= Rp 86,02
216
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11. Pinjaman Rp 50.000,00 akan dibayar kembali dengan 10 anuitas tahunan. Hitunglah besar
anuitas tahunan itu berdasarkan bunga 312 %!
12. Dari suatu pinjaman anuitas selama 10 tahun dengan bunga 5% diketahui besarnya anuitas
adalah Rp 12.950,46. Hitunglah besar pinjaman tersebut!
13. Tuan Joko meminjam uang sebesar Rp 150.000.000,00 dengan bunga 512 % setahun.
Pinjaman itu akan dilunasi dengan anggsuran yang sama besar masing-masing Rp 25.000,00.
Tiap anggsuran tersebut sebagian untuk membayar bunga pinjaman tahun yang
bersangkutan dan selebihnya untuk melunasi pinjaman. Buatlah rencana pelunasan dari
pinjaman tersebut!
14. Koperasi siswa SMA N 13 Jakarta meminjam uang sebesar Rp 6.500.000,00 kepada suatu
bank. Pinjaman itu akan dilunasi dengan cara anuitas selama 10 tahun dengan bunga 5%
setahun. Hitung besar anuitasnya, kemudian susunlah rencana pelunasan pinjaman itu!
15. Suatu pinjaman sebesar Rp 100.000,00 dengan bunga 312 % setahun akan dilunasi dengan 8
anuitas. Hitunglah sisa pinjaman sesudah pembayaran anuitas yang keenam!
16. Koperasi siswa SMA N 13 Jakarta meminjam uang sebesar Rp 150.000,00 kepada suatu bank,
dengan bunga 6% setahun. Pinjaman itu akan dilunasi dengan anuitas selama 10 tahun.
Anuitas dibulatkan ke atas sampai kelipatan Rp 100,00 yang terdekat. Hitunglah besar
pembayaran anuitas terakhir!
17. Suatu pinjaman Rp 275.500,00 dengan bunga 612 % akan dilunasi dengan anuitas selama 8
tahun. Hitunglah sisa pinjaman sesudah anuitas ke-4 di bayar!
18. Pinjaman Rp 125.000,00 dengan bunga 512 % dilunasi dengan anuitas selama 9 tahun.
Anuitasnya dibulatkan ke bawah sampai kelipatan Rp 1.000.000,00 yang terdekat. Hitunglah
pembayaran anuitas yang terakhir, jika sisanya dibayarkan sekaligus pada akhir tahun ke-9!
19. Suatu pinjaman sebesar Rp 200.000,00 dengan bunga 8% per tahun akan dilunasi dengan 10
anuitas. Anuitasnya dibulatkan ke bawah sampai kelipatan Rp 100,00 terdekat. Hitunglah
sisa hutang sesudah pembayaran anuitas ke-6!
20. Dari suatu pinjaman anuitas selama 10 tahun diketahui bagian pelunasan pada anuitas
kelima besarnya Rp 4.831,92 dan bagian pelunasan pada anuitas ketujuh besarnya Rp
5.327,19.
Ditanyakan:
a. Persentase bunga
b. Besarnya anuitas
c. Besarnya pinjaman hutang
21. Sebuah pinjaman obligasi 4% sebesar Rp 1.000.000,00 terbagi dalam pecahan Rp 1.000,00
dilunasi dengan anuitas selama 8 tahun. Buatlah rencana angsurannya!
22. Pinjaman Rp 50.000,00 dengan bunga 4% setahun dilunasi dengan anuitas selama 9 tahun
a. Berapa besar anuitasnya?
b. Berapa bagian angsuran pada anuitas kelima?
c. Berapa sisa bagian bunga pada anuitas keenam?
d. Berapa sisa hutang pada awal tahun ketujuh?
23. Koperasi SMA N 13 Jakarta membeli sebuah mesin cetak seharga Rp 5.500.000,00 dan
perkiraan penyusutan harga sebesar 8% per tahun dari nilai buku. Selama 10 tahun mesin itu
telah berproduksi dan menghasilkan uang sebesar Rp 4.000.000,00. Hitunglah besar
keuntungan yang diperoleh koperasi SMA N 13 Jakarta selama 10 tahun!
24. Tuan Gunawan membeli sebuah mesin fotokopi dnegan harga Rp 2.500.000,00 dan setelah
digunakan selama 6 tahun harganya mengalami penyusutan sebesar 15% per tahun dari
harga belinya.
a. Hitunglah nilai buku setelah 6 tahun tersebut!
b. Apabila selama itu diproduksi sebanyak 350.000 lembar fotokopi dengan harga Rp 25,00
per lembar, berapa keuntungan rata-rata setiap tahunnya?
25. Tuan Budi membeli sebuah kendaraan pada tahun 1982 dengan harga Rp 1.350.000,00
dengan penyusutan 12% per tahun dari nilai buku. Kendaraan itu kemudian dijual dnegan
harga Rp 378.000,00. Pada tahun berapakah kendaraan itu dijual?
207
= Rp 2.700,00
Periode keempat
Anuitas = Rp 2.690,27
= Rp 2.743,01
Mengapa masih bersisa Rp 62,01? Hal ini terjadi karena kita telah melakukan pembulatan dua kali
selama proses perhitungan, yaitunpada periode kedua dan periode ketiga. Mengapa harus
dibulatkan? Karena kita bekerja dalam sistem kelipatan 100.
Latihan 1
1. Hutang sebesar Rp 120.000,00 akan dilunasi dengan cara anuitas Rp 20.000,00 per tahun
dan suku bunga 4% per tahun.
a. Tentukanlah rencana angsuran dari hutang tersebut!
b. Bentuklah tabel angsurannya!
2. Sejumlah hutang sebesar Rp 20.000,00 akan dilunasi dengan cara anuitas Rp 3.000,00 per
bulan dan suku bunga 4% per bulan. Hitunglah.
a) Besarnya angsuran kedua
b) Besarnya angsuran ketiga
3. Sejumlah hutang sebesar Rp 60.000,00 akan dilunasi secara anuitas Rp 5.403,87 dan suku
bunga 3% per bulan. Jika angsuran terakhir adalah Rp 5.246,47, berapa lamakah hutang itu
akan lunas?
4. Hitunglah besarnya anuitas untuk prlunasan hutang Rp 50.000,00 dalam jangka waktu 10
periode dari suku bunga 5% per periode?
5. Tentukanlah suku bunga dalam persen, bila hutang sebesar Rp 40.000,00 akan dilunasi
dalam jangka waktu 10 periode denngan anuitas Rp 4.931,64?
203
1. Nilai nominal
- Merupakan jumlah pinjaman yang tertulis pada suatu obligasi
- Jumlah pinjaman tersebut biasanya merupakan kelipatan 100
2. Suku bunga
- Besarnya tertentu
- Nilai persentase (%)-nya langsung dicantumkan dalam surat obligasi
- Penulisan tanggal pembayaran suku bunga biasanya disingkat
- Pengambilan bunga atas obligasi yang jatuh tempo, digunakan kupon obligasi,
yaitu surat kecil yang ada di belakang obligasi dan kupon obligasi itu selalu
dihitung dari nilai nominalnya.
3. Tanggal pembebasan
- Merupakan tanggal saat membayar obligasi
- Tanggal pembebasan ini biasanya bersamaan dengan tanggal pembayaran
bunga.
4. Nilai emisi
- Merupakan penjumlahan dari nilai tunai bunga dan nilai tunai angsuran
- Nilai ini dinyatakan dengan besaran persentase dari nilai nominalnya dan
biasanya dinyatakan dalam kurs, dengan ketentuan sebagai berikut
a. Jika nilai emisi < nilai nominal, mala kurs < 100% dan disebut dengan kurs di
bawah setara.
b. jika nilai emisi = nilai nominal maka kurs=100% dan disebut dengan kurs
setara.
c. Jika nilai emisi>nilai nominal kurs maka kurs>100% dan disebut dengan kurs
diatas setara.
Contoh 7:
Rangkuman 5:
Jika besarnya nilai emisi dinyatakan
dengan Ne, nilai tunai angsuran
dengan 𝑁𝑎 dan nilai tunai bunga
dengan 𝑁𝑏 , maka hubungan dari
ketiga nilai itu dinyatakan dalam
bentuk 𝑁𝑒 = 𝑁𝑎 + 𝑁𝑏
Contoh 8:
Pinjaman yang berupa obligasi bernilai Rp 30.000,00 dengan suku bunga 6% per tahun dengan
tempo pembayaran ½, 1/4, 1/5, 1/11 (1/2 artinya 1 februari) harus dilunasi tanggal 1 november 188
dengan kurs 108.
Jawab:
Catatan:
a. Suku bunga kontrak, yaitu suku bunga yang telah ditetapkan akan dibayar atas obligasi yang
diterbitkan.
211
Besarnya nilai buku pada akhir tahun ketiga:
𝑝 3
𝐶3 = 𝐶 (1 − )
100
= (𝑅𝑝 6.000.000,00)(1 − 0,04)3
= (𝑅𝑝 6.000.000,00)(0,884736)
𝐶3 = 𝑅𝑝 5.308.416,00
Jadi besar nilai buku pada akhir tahun ketiga adalah Rp 5.308.416,00. Harga jual Rp
4.893.236,20 akan dicapai pada akhir tahun ke:
𝑝 𝑛
𝐶𝑛 = 𝐶 (1 − )
100
4892236,20 = 6000000 (1 − 0,04)𝑛
4892236,20
0,96𝑛 =
6000000
0,96𝑛 = 0,8153727
Atau 0,96𝑛 = 0,8154 Bil Log
0,9114−1
N = 0,9823−1
0,8154 0,9114 – 1
−0,0886
=
−0,0177
0,96 0,9823 - 1
= 5,005 dibulatkan
Maka n = 5
Jadi harga jual Rp 4.892.236,00 akan dapat dicapai pada akhir tahun kelima.
𝐶∙𝑝
Nilai buku: 𝐶1 = 𝐶0 −𝑃1 = 𝐶0 = 100
𝑝
𝐶1 = 𝐶 ( 1 − )
100
𝑝 𝐶∙𝑝
Nilai buku : 𝐶2 = 𝐶1 − 𝑃2 = 𝐶 ( 1 − 100
) − 100
𝑝 𝑝
= 𝐶 {(1 − )− }
100 100
2𝑝
𝐶2 = 𝐶 (1 − )
100
(𝑛−1)∙𝑝 𝐶𝑝
Nilai buku: 𝐶𝑛 = 𝐶𝑛−1 − 𝑃𝑛 = 𝐶 (1 − )−
100 100
(𝑛 − 1) ∙ 𝑝 𝑝
= 𝐶 ∙ (1 − )−
100 100
𝑛𝑝
𝐶𝑛 = 𝐶 ∙ ( 1 − )
100
Rangkuman 7:
Contoh 11:
Sebuah mesin dibeli dengan harga Rp 2.000.000,00. Jika harga mesin itu setelah dipakai
mengalami penyusutan sebesar 2% per tahun dari harga belinya,tentukanlah:
a. Nilai buku pada akhir tahun kelima!
b. Jumlah penyusutan saat mesin dibeli hingga tahun ke-5!
Jawab:
𝑝
Diketahui : C = Rp 2.000.000,00; 100 = 0,02; n= 5
Latihan 2
1
1.sebuah sepeda motor dengan harga Rp 2.000.000,00 dengan laju penyusutan 72% per tahun dari
harga belinya. Tentukanlah:
b. jumlah penyusutan saat sepeda motor itu dibeli hingga tahun kelima
2.sebuah mesin yang dibeli dengan harga Rp. 2.000.000,00 diperkirakan setelah dipakai 5 tahun
masih dapat dijual dnegan harga Rp 1.500.000,00
b. setelah berapa lamakah mesin itu dapat dijual dengan harga Rp 900.000,00?
210
𝑝 𝑝
𝐶𝑛 = 𝐶 (1 − 100)𝑛−1 (1 − 100)
𝑝
𝐶𝑛 = 𝐶 (1 − 100)𝑛
Rangkuman 6:
Contoh 10:
Sebuah mesin fotokopi dibeli dengan harga Rp 6.000.000,00. Bila harga mesin fotokopi itu
mengalami penyusutan 4% per tahun dari nilai buku,tentukanlah:
Penyusutan adalah menurun atau hilangnya nilai aktiva tetap, selama aktiva itu dipakai.
Aktiva tetap ialah aktiva yang dimiliki oleh suatu badan usaha untuk melaksanakan proses produksi
yang tidak habis dalam satu kali pakai.
Contoh:
Untuk memperjelas kedua pengertian di atas, secara matematika akan kita bahas kedua masalah itu.
214
1.
2.
3. Sebuah mesin traktor dibeli dengan harga Rp 7.000.000,00 dan harga tersebut diperkirakan
per tahunya mengalami penyusutan harga rata-rata 2,5% dari nilai bukunya.
a. Tentukanlah besarnya penyusutan pada akhir tahun keenam?
b. Tentukanlah besarnya nilai buku pada akhir tahun keenam tersebut?
c. Berapakah besarnya penyusutan yang terjadi setelah mesin itu beroperasi selama 4
tahun!
4. Sebuah mesin fotokopi dibeli dengan harga Rp 4.000.000,00 dan setelah digunakan selama 4
tahun, maka harganya mengalami penyusutan sebesar 20% per tahun dari harga belinya.
a. Hitunglah nilai nuku setelah 4 tahun!
b. Jika mesin itu selama beroperasi telah berproduksi sebanyak 300.000 lembar fotokopi
dengan harga Rp 12.50 per lembar-nya, untung atau rugikah penghasilan dari fotokopi
itu per tahunnya?
5. Dari suatu aktiva yang bernilai Rp 7.000.000,00, nilai sisanya ditaksir sebesar Rp
1.000.000,00 setelah masa pakai 20 tahun dengan penyusutan tetap tiap tahun dari harga
belinya.
a. Berapakah besarnya penyusutan itu?
b. Berapa persen penyusutan aktiva tersebut?
c. Tentukanlah nilai buku setelah 10 tahun!
Soal-soal latihan
1. Hitung besarnya bunga tunggal dari modal sebesar Rp 600.000,00 bila suku bunga per tahun:
a. 12% untuk 15 bulan
b. 18% untuk 5 bulan
c. 20% untuk 8 bulan
d. 15% untuk 18 bulan
e. 12% untuk 1 tahun
1
2. Modal sebesar M dipinjamkan selama 52 tahun dengan bunga majemuk 12% per tahun dan
penyatuan bunganya per...........
Tentukanlah:
a. Periode bunga
b. Frekuensi penggabungan
c. Besarnya bunga untuk tiap periode
d. Banyaknya periode bunga
e. Banyaknya frekuensi bunga