BUNGA MAJEMUK
Jadi, jika menggunakan perhitungan bunga majemuk uang yang tadinya Rp.
1.000.000,- dua tahun lagi akan menjadi Rp. 1.215.506,25,-. Sedangkan jika perhitungan bunga
nya menggunakan metode bunga sederhana maka hasilnya akan sebagai berikut : Rp.
1.000.000,- x 10% x 2 = Rp. 200.000,- sehingga nilai akhirnya menjadi Rp. 1.200.000.
Untuk mempermudah perhitungan bunga majemuk, dapat digunakan persamaan bunga
majemuk berikut ini:
𝑆 = 𝑃 (1 + 𝑖) 𝑛
Dimana :
P = Nilai pokok awal (principal)
S = Nilai akhir n = Jumlah Peroiode perhitungan bunga
m = Frekuensi perhitungan bunga dalam satu tahun, yaitu 2 untuk
semesteran,4 untuk triwulan dan seterusnya.
𝐽𝑚 = tingkat bunga nominal tahunan dengan periode perhitungan m kali per
tahun.
i = tingkat bunga per periode perhitungan.
Dari persamaan rumus bunga majemuk tersebut dapat dilihat bahwa (1 + 𝑖)𝑛 adalah
faktor bunga majemuk (compound factor) dan perhitungan S dan P disebut compounding atau
akumulasi untuk mencari nilai yang akan datang.
Contoh penerapan persamaan bunga majemuk ini dapat diihat pada contoh soal
berikut ini :
Contoh 3.2.
Berapakah nilai S dari P sebesar Rp. 10.000.000,- jika 𝐽12= 12% selama :
a. 5 Tahun
b. 25 Tahun
Jawab:
a. 5 Tahun
P = Rp. 10.000.000,-
12%
I = = 1 = 0,01
2
n = 5 tahun x 12 bulan = 60 bulan
𝑆 = 𝑃 (1 + 𝑖) 𝑛
𝑆 = 10.000.000 (1 + 0,01) 60
𝑆 = 18.166.966,99
b. 25 Tahun
P = Rp. 10.000.000,-
12%
i= = 1 = 0,01
2
n = 25 tahun x 12 bulan = 300 bulan
𝑆 = 𝑃 (1 + 𝑖) 𝑛
𝑆 = 10.000.000 (1 + 0,01) 300
𝑆 = 197884.662,62
Seperti diketahui bahwa tingkat bunga selalu dinyatakan dalam satu tahun. Tingkat
bunga yang secara jelas dinyatakan diakhiri dengan p.a atau tidak inilah yang disebut tingkat
bunga nominal. Sedangkan tingkat bunga efektif adalah tingkat bunga yang jika digandakan
dalam tahunan (𝐽1)memberikan besar bunga yang sama per tahun.
Variabel J adalah perhitungan bunga, dimana terdapat perhitungan bunga sekali dalam
setahun (𝐽1), dua kali dalam setahun (semesteran) (𝐽1 ), maupun bulanan (𝐽12).
Jika
Jm
𝑖 = m 𝑚𝑎k𝑎 ! + 𝐽𝑖 = (1 + 𝑖) 𝑚
Atau
𝐽𝑖 = (1 + 𝑖) 𝑚 − 1
Contoh 3.3.
a. J2 = 10%
b. J12 = 12%
c. J365 = 13,25%
Jawab:
a. J2 = 10%
0,1
𝐽1 = {1 + ( 2 )}2 − 1
PV = FV (1 + 𝑖) 𝑛
Untuk lebih jelasnya, pengaplikasian rumus tersebut dapat dilihat pada contoh berikut
ini:
Contoh 3.4.
Dengan menggunakan 𝐽12 = 12 hitung nilai diskonto atau nilai yang didiskontokan
(discounted value) dari uang sejumlah Rp. 100.000.000,- yang jatuh tempo :
a. 10 Tahun lagi
b. 25 Tahun lagi.
Jawab:
a. S = Rp. 100.000.000,-
n = 10 tahun x 12 = 12 bulan
12 %
I = 12 = 1% = 0,01
maka
100.000.000
P= 120 = 30.299.477,97
(1+ 0.1)
b. S = Rp. 100.000.000,-
n = 25 tahun x 12 = 300 bulan
12%
i = 12 = 1% = 0,01
maka
100.000.000
P= 300 = 5.053.448,75
(1+ 0,01)
𝑃(1 + 𝑖) 𝑛 = 𝑆
S
(1 + 𝑖) 𝑛 = P
S 1n
(1 + 𝑖) = ( )
P
S 1n
𝑖==( ) −1
P
Contoh 3.5.
Berapa tingkat bunga 𝐽12yang dapat membuat sejumlah uang menjadi tiga kali lipat
dalam 12 bulan ?
Jawab:
Diasumsikan uang dimaksud adalah X
N = 12 x 12 = 144
Maka:
X (1+i)144 = 3x
(1+i)144 = 3
(1+i) = (3)1/144
i = (3)1/144 – 1
i = 0,0076584
J12 = 12 x i
= 12 x 0,0076584
= ,09190114 = 9,19