Anda di halaman 1dari 5

BAB III

BUNGA MAJEMUK

3.1. Bunga Majemuk


Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari bunga sederhana dimana P atau nilai
pokok tidak mengalami perubahan dari awal hingga akhir sehingga nilai bunga selalu dihitung
dari nilai pokok. Sedangkan pada perhitungan bunga majemuk, bunga yang jatuh tempo
diambahkan ke nilai pokok pada akhir setiap periode Compound atau periode perhitungan
bunga untuk mendapatkan pokok yang baru.
Sedangkan periode perhitungan bunga adalah periode bunga dihitung untuk
ditambahkan ke nilai pokok. Konsep bunga majemuk biasanya digunakan untuk perhitungan
anuitas, amortisasi utang, sinking fund, perencanaan keuangan dan obligasi. Berikut ini adalah
aplikasi perhitungan bunga majemuk.
Contoh 3.1. Hitunglah bunga dari Rp. 1.000.000,- selama dua tahun dengan tingkat
bunga 10% p.a apabila bunga dihitung semesteran dan bandingkan dengan bunga sederhana
yang dihasilkan.
Jawab:
Period Pokok Pinjaman Perhitungan Bunga Majemuk Nilai Pada Akhir Periode
e (Rp)
1 1.000.000 1.000.000 x 0,05 = 50.000 57.881,25
2 1.050.000 1.050.000 x 0,05 = 52.500 1.102.500
3 1.102.500 1.102.500 x 0,05 = 55.125 1.157.625
4 1.157.625 1.157.625 x 0,05 = 57.881,25 1.215.506,25

Jadi, jika menggunakan perhitungan bunga majemuk uang yang tadinya Rp.
1.000.000,- dua tahun lagi akan menjadi Rp. 1.215.506,25,-. Sedangkan jika perhitungan bunga
nya menggunakan metode bunga sederhana maka hasilnya akan sebagai berikut : Rp.
1.000.000,- x 10% x 2 = Rp. 200.000,- sehingga nilai akhirnya menjadi Rp. 1.200.000.
Untuk mempermudah perhitungan bunga majemuk, dapat digunakan persamaan bunga
majemuk berikut ini:

𝑆 = 𝑃 (1 + 𝑖) 𝑛
Dimana :
P = Nilai pokok awal (principal)
S = Nilai akhir n = Jumlah Peroiode perhitungan bunga
m = Frekuensi perhitungan bunga dalam satu tahun, yaitu 2 untuk
semesteran,4 untuk triwulan dan seterusnya.
𝐽𝑚 = tingkat bunga nominal tahunan dengan periode perhitungan m kali per
tahun.
i = tingkat bunga per periode perhitungan.

Dari persamaan rumus bunga majemuk tersebut dapat dilihat bahwa (1 + 𝑖)𝑛 adalah
faktor bunga majemuk (compound factor) dan perhitungan S dan P disebut compounding atau
akumulasi untuk mencari nilai yang akan datang.
Contoh penerapan persamaan bunga majemuk ini dapat diihat pada contoh soal
berikut ini :
Contoh 3.2.
Berapakah nilai S dari P sebesar Rp. 10.000.000,- jika 𝐽12= 12% selama :
a. 5 Tahun
b. 25 Tahun
Jawab:
a. 5 Tahun
P = Rp. 10.000.000,-
12%
I = = 1 = 0,01
2
n = 5 tahun x 12 bulan = 60 bulan
𝑆 = 𝑃 (1 + 𝑖) 𝑛
𝑆 = 10.000.000 (1 + 0,01) 60
𝑆 = 18.166.966,99

b. 25 Tahun
P = Rp. 10.000.000,-
12%
i= = 1 = 0,01
2
n = 25 tahun x 12 bulan = 300 bulan
𝑆 = 𝑃 (1 + 𝑖) 𝑛
𝑆 = 10.000.000 (1 + 0,01) 300
𝑆 = 197884.662,62

3.2. Bunga Efektif dan Bunga Nominal

Seperti diketahui bahwa tingkat bunga selalu dinyatakan dalam satu tahun. Tingkat
bunga yang secara jelas dinyatakan diakhiri dengan p.a atau tidak inilah yang disebut tingkat
bunga nominal. Sedangkan tingkat bunga efektif adalah tingkat bunga yang jika digandakan
dalam tahunan (𝐽1)memberikan besar bunga yang sama per tahun.
Variabel J adalah perhitungan bunga, dimana terdapat perhitungan bunga sekali dalam
setahun (𝐽1), dua kali dalam setahun (semesteran) (𝐽1 ), maupun bulanan (𝐽12).
Jika
Jm
𝑖 = m 𝑚𝑎k𝑎 ! + 𝐽𝑖 = (1 + 𝑖) 𝑚

Atau

𝐽𝑖 = (1 + 𝑖) 𝑚 − 1

Contoh 3.3.

Hitunglah tingkat bunga efektif J1 yang ekuivalen dengan :

a. J2 = 10%

b. J12 = 12%

c. J365 = 13,25%
Jawab:

a. J2 = 10%
0,1
𝐽1 = {1 + ( 2 )}2 − 1

𝐽1 = (1,05)2 − 1= 0,1025 atau 10,25%.


b. J12 = 12%
0,12
𝐽1 = {1 + ( 12 )}12 − 1

𝐽1 = (1,01) 12 − 1= 0,1268 atau 12,68%.


c. J365 = 13,25%
0,1325
𝐽1 = {1 + ( 365 )} 365 – 1

𝐽1 = 1,14165 − 1 = 0,1417 = 14,7

3.3. Menghitung Nilai Sekarang


Nilai sekarang adalah nilai yang didiskontokan (discounted value) atau nilai pokok
awal. Dalam perhitungan bunga majemuk nilai sekarang sering disebut P. Proses perhitungan P
disebut pendiskontoan (discounting). Nilai P dapat dicari dengan menggunakan rumus:
S
𝑃 = (1+i) 𝑛 = 𝑆 (1 + 𝑖) –𝑛
Atau yang lebih populer dengan persamaan:

PV = FV (1 + 𝑖) 𝑛
Untuk lebih jelasnya, pengaplikasian rumus tersebut dapat dilihat pada contoh berikut
ini:
Contoh 3.4.
Dengan menggunakan 𝐽12 = 12 hitung nilai diskonto atau nilai yang didiskontokan
(discounted value) dari uang sejumlah Rp. 100.000.000,- yang jatuh tempo :
a. 10 Tahun lagi
b. 25 Tahun lagi.
Jawab:

a. S = Rp. 100.000.000,-
n = 10 tahun x 12 = 12 bulan
12 %
I = 12 = 1% = 0,01

maka
100.000.000
P= 120 = 30.299.477,97
(1+ 0.1)

b. S = Rp. 100.000.000,-
n = 25 tahun x 12 = 300 bulan
12%
i = 12 = 1% = 0,01

maka
100.000.000
P= 300 = 5.053.448,75
(1+ 0,01)

3.4. Menghitung Tingkat Bunga dan Jumlah Periode


Selain dapat menghitung nilai sekarang, persamaan rumus bunga majemuk juga dapat
digunakan untuk menghitung tingkat bunga dan jumlah periode pinjaman/tabungan.
Perhitungan tingkat bunga dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑃(1 + 𝑖) 𝑛 = 𝑆

S
(1 + 𝑖) 𝑛 = P
S 1n
(1 + 𝑖) = ( )
P

S 1n
𝑖==( ) −1
P

Contoh 3.5.
Berapa tingkat bunga 𝐽12yang dapat membuat sejumlah uang menjadi tiga kali lipat
dalam 12 bulan ?
Jawab:
Diasumsikan uang dimaksud adalah X
N = 12 x 12 = 144
Maka:
X (1+i)144 = 3x
(1+i)144 = 3
(1+i) = (3)1/144
i = (3)1/144 – 1
i = 0,0076584

J12 = 12 x i
= 12 x 0,0076584
= ,09190114 = 9,19

Anda mungkin juga menyukai