Anda di halaman 1dari 18

MATEMATIKA KEUANGAN

ANUITAS

Kelompok IV
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Luthfi Nugroho
Arief Mishargi
Latifah
Eka Is Yuliani
Noni Rahmawanty
Robiatul Adawiyah

201313500221
201313500139
201313500215
201313500224
201313500248
201313500186

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2016

ANUITAS
A. Pengertian Anuitas

Anuitas adalah sistem pembayaran yang dilakukan setiap akhir jangka waktu,
dan terdiri atas bagian bunga dan bagian angsuran dalam jumlah yang sama (tetap).
Periode pembayaran ini bisa dilakukan setiap bulan, triwulan, kuartil, semester atau
pertahun
Pembayaran anuitas dilakukan setiap akhir periode dengan dasar bunga yang
tetap. Misalnya dalam pembayaran rumah BTN dengan KPR bank tertentu serta
pembayaran asuransi bulanan.
Pembayaran anuitas (A) setiap akhir periode terdiri atas bagian untuk
pembayaran bunga yang disebut bagian bunga (b), serta bagian untuk melunasi
pinjaman yang disebut angsuran (a). Jadi berlaku rumus:
Anuitas = angsuran + bunga
Karena nilai anuitas tetap, yang berubah hanya angsuran dan bunganya saja
maka juga berlaku rumus:

A=ak +b k dimana k adalah akhir periode tertentu.

B. Tabel Rencana Pelunasan


Pada umumnya pelunasan pinjaman (kredit) dengan sistem anuitas dibuat
dalam tabel rencana pelunasan. Hal itu untuk memudahkan rincian dan uraian masingmasing, yaitu:
a) Sisa pinjaman setiap akhir periode;
b) Bagian bunga setiap akhir periode;
c) Bagian angsuran tiap-tiap anuitas dari permulaan pembayaran sampai akhir
(lunas).
Contoh soal:
Suatu pinjaman sebesar Rp 8.500.000,00 dengan bunga 15% per tahun. Pinjaman
tersebut akan dilunasi dengan anuitas tahunan sebesar Rp 2.246.000,00. Buatlah
rencana pelunasannya:
Jawab:
Pinjaman (M) = Rp 8.500.000,00
Anuitas (A)

= Rp 2.246.000,00

Bunga (b)

= 15% per tahun

Perincian pembayaran tiap tahun:


1 Anuitas yang harus dibayar setiap tahun
Bunga tahun pertama:
b1=M 1 i=Rp 8.500 .000,00 0,15

Angsuran tahun pertama:

a1= Ab 1

= Rp 2.246.000,00
= Rp 1.275.000,00
_______________= RP 971.000,00

Sisa pinjaman akhir tahun pertama:


S 1=M 1a 1=Rp 8.500.000,00Rp971 .000,00

= Rp 7.529.000,00

Sisa pinjaman akhir tahun pertama adalah sama dengan pinjaman awal tahun
kedua (

M2

= Rp 7.529.000,00

2 Anuitas yang harus dibayar setiap tahun


Bunga tahun kedua:
b2=M 2 i=Rp 7.529.000,00 0,15
Angsuran tahun kedua:

a2= Ab 2

Sisa pinjaman akhir tahun kedua:


S 2=M 2a 2=Rp7.529 .000,00Rp 1.116 .650,00

= Rp 2.246.000,00
= Rp 1.129.350,00
______________= Rp 1.116.650,00
= Rp 6.412.350,00

Sisa pinjaman akhir tahun kedua adalah sama dengan pinjaman awal tahun
ketiga (

M3

=Rp 6.412.350,00

3 Anuitas yang harus dibayar setiap tahun


Bunga tahun ketiga:
b3 =M 3 i=6.412.350,00 0,15

Angsuran tahun ketiga:

a3 =Ab 3

Sisa pinjaman akhir tahun ketiga:


S 3=M 3a3=Rp 6.412.350,00Rp1.284 .147,5

= Rp 2.246.000,00
= Rp

961.852,5

______________= Rp 1.284.147,5
= Rp 5.128.202,5

Sisa pinjaman akhir tahun kedua adalah sama dengan pinjaman awal tahun
keempat (

M4

= Rp

5.128.202,5
4 Anuitas yang harus dibayar setiap tahun
Bunga tahun keempat:
b 4=M 4 i=Rp 5.128 .202,5 0,15
Angsuran tahun keempat:

a 4= Ab4

Sisa pinjaman akhir tahun keempat:


S 4 =M 4a4 =Rp 5.128 .202,5Rp 1.476 .769,625

= Rp 2.246.000,00
= Rp769.230,375
______________= Rp 1.476.769,625
= Rp 3.651.432,875

Sisa pinjaman akhir tahun kedua adalah sama dengan pinjaman awal tahun
kelima (

M5

3.651.432,875
5 Anuitas yang harus dibayar setiap tahun

= Rp
= Rp 2.246.000,00

Bunga tahun kelima:


b5 =M 5 i=Rp 3.651.432,875 0,15

Angsuran tahun kelima:

= Rp 547.714,9313
______________= Rp 1.698.285,069

a5 =Ab 5

Sisa pinjaman akhir tahun kelima:


S 5=M 5a5=Rp 3.651.432,875Rp 1.698 .285,069

= Rp 1.953.147,806

Sisa pinjaman akhir tahun kedua adalah sama dengan pinjaman awal tahun
keenam (

M6

= Rp

1.953.147,806
6 Anuitas yang harus dibayar setiap tahun
Bunga tahun keenam:
b6 =M 6 i=Rp1.953 .147,806 0,15
Angsuran tahun keenam:

= Rp 2.246.000,00
= Rp 292.972,1709
_______________= Rp 1.953.027,829

a6 =Ab6

Sisa pinjaman akhir tahun keenam:


S 6=M 6 a6=Rp 1.953 .147,806Rp 1.953.027,829

= Rp

119.977,00

Sisa pinjaman akhir tahun kedua adalah sama dengan pinjaman awal tahun
keenam (

M7

= Rp

119.977,00
7 Anuitas yang harus dibayar setiap tahun
b7 =M 7 i=Rp 1.391 .807,79 0,03

Angsuran tahun keenam:

= Rp 2.246.000,00
= Rp
17.996,55
_______________= Rp 2.228.003,45

a6 =Ab6

Apabila kita kurangkan, akan diperoleh hasil yang lebih besar dari pinjaman.
Hal

ini

tidak

mungkin,

a7 =S 7=M 7=Rp 119.977,00

jadi

angsuran

pada

akhir

tahun

ke

tujuh

, supaya lunas. Jadi, angsuran yang harus dibayar pada

akhir tahun ketujuh lebih kecil dari besarnya anuitas, yaitu sama dengan
M 7+ b7=Rp 119.977,00+ Rp 17.996,55=Rp 137.973,55

Perhatikan tabel rencana pelunasan dibawah ini!


Pinjaman Awal tahun ke

Anuitas

(Rp)
Bunga

A = Rp 2.246.000,00
15% Angsuran (Rp)

Sisa pinjaman akhir


Tahun ke

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.500.000,00
7.529.000,00
6.412.350,00
5.128.202,5
3.651.432,875
1.953.147,806
119.877,00

(Rp)
1.275.000,00
1.129.350,00
961.752,5
769.230,375
547.714,9313
292.972,1709
17.996,55

971.000,00
1.116.650,00
1.284.147,5
1.476.769,625
1.698.285,069
1.953.027,829
137.973,55

(Rp)
7.529.000,00
6.412.350,00
5.128.202,5
3.651.432,875
1.953.147,806
119.877,00
0

Dari perhitungan yang disajikan dalam tabel pelunasan diatas, jelas dapat
dilihat bahwa besar pinjaman dari tahun ke tahun berkurang, sehingga bunga pun
menjadi berkurang dari tahun ke tahun. Karena besar bunga berkurang sedangkan
besar anuitas harus selalu tetap setiap tahunnya, maka besarnya angsuran dari tahun
ke tahun semakin besar. Sistem pembayaran diatas dapat digambarkan sebagai
berikut:

A
bunga

angsuran

periode

C. Rumus-Rumus Anuitas

Rumus angsuran ke-k


ak =a1 ( 1+ i )k 1
Dengan k = 1,2,3,4,...
Keterangan :

a1=

ak

= bagian angsuran ke-k

a1

= angsuran pertama

= dasar bunga (p%)

Rumus angsuran pertama


Mi
( 1+i )n1

Keterangan :
a1
M

= besar pinjaman

= dasar bunga

A=

= angsuran pertama

= banyaknya anuitas

Rumus anuitas
M i
1( 1+i )n
Rumus tersebut dapat digunakan apabila diketahui M (besar pinjaman), i ( dasar
bunga), n ( banyaknya angsuran)
Keterangan :
A

= anuitas

= besar pinjaman

= dasar bunga

= banyaknya anuitas

atau
A=a1 ( 1+ i )

Rumus tersebut dapat digunakan jika terdapat hubungan antara angsuran pertama
dengan anuitas.
keterangan :
A

= anuitas

a1

= angsuran pertama

= dasar bunga
= banyaknya anuitas

contoh soal:
1. Tentukan nilai Anuitas, besar angsuran pertama, dan bunga bulan pertama dari
suatu pinjaman sebesar Rp 5.000.000,00 selama 2 tahun dengan suku bunga 2%
perbulan

2. Juminten meminjam uang dengan anuitas bulanan sebesar Rp 264.355,4856. Ia


membayar angsuran pertama sebesar 164.355,4856
perbulan. Hitunglah:
a. Setelah berapa lama pinjaman Juminten lunas?
b. Berapa besar pinjaman Juminten?
Jawab:
1. Dik: M
= 5.000.000
i
= 2% perbulan
n
= 2 tahun = 24 bulan
Dit: A, a1, dan b1 ?
Jawab:
MXi
A = 1(1+i )n
=

5.000 .000 x 0.02


24
1(1+0.02)

100.000
1(1.02)24

100.000
0,378278513

= 264.355,4856
b1 =

M Xi

= 5.000.000 x 0.02=100.000
A = a 1+b 1
a 1= AB1
a 1=264.355,4856100.000=164.355,4856

2. Dik: A
= 264.355,4856
a1
= 164.355,4856
i
= 0,02
Dit: n, M ?
Jawab:
n
A = a 1 x (1+i)
1,02

264.355,4856=164.355,4856 x

dan suku bunganya 2%

(1,02)n =

264.355,4856
164.355,4856

(1,02)n =1,608437252
log(1,02)n=log1,608437252
n log ( 1,02)=log1,608437252
n=

log1,608437252
log ( 1,02)

n=24,00000008

n=24 bulan=2 tahun


A=a 1+ b 1

b 1= Aa 1
b 1=264.355,4856164.355,4856=100.000

M=

b1
i

M=

100.000
=5.000.000
0,02

D. Menghitung Sisa Pinjaman


Jika S1,S2,S3, Sm berturut turut merupakan pinjaman setelah pembayaran
anuitas pertama, kedua, ketiga, , ke-m, maka ada beberapa cara untuk menghitung
sisa pinjaman setelah pembayaran anitas ke m, yaitu memisahkan pinjaman sebesar
M yang dilunasi dengan n anuitas dan bunga i = p %
1. Cara pertama
Sisa pinjaman setelah pembayaran anuitas ke m adalah sama dengan
pokok pinjaman dikurangi jumlah m angsuran yang sudah dibayar.
Rumus :

m1

S m=M a1 1+ (1+i)k

Atau

k=1

S m=M

a1
{(1+i)n1 }
i

Keterangan :
Sm= Sisa pinjaman setelah anuitas ke-m
M = besar pinjaman
a1= angsuran tahun pertama
I = persentase bunga
Contoh soal :
Suatu pinjaman sebesar Rp 50.000.000 dilunasi dengan anuitas tahunan selama 5
tahun atas dasar bunga 5% setahun.
Tentukan :
a. Besarnya anuitas
b. Angsuran pertama
c. Sisa pinjaman setelah pembayaran anuitas ke-4
Jawab :
1
a. A= M x

(1+i )k
k=1

1
= 50.000.000 x

(1.05)k
k=1

= 50.000.000 x 0,2309747981
= 11548739,91
Jadi, besar anuitasnya adalah Rp 11.548.739.91
b.

a1= AMi

= 11.548.739,91 - 50.000.000 (0,05)


= 11.548.739,91 2.500.000
= 9.048.739,91
Jadi, besar angsuran pertamanya adalah Rp 9.048.739,91
c. Sisa pinjaman setelah anuitas ke-4
(1+i) k
m1

Sm = M - 1+
k=1
a1

(1,05)
3

S4 = 50.000.000 9.048.739,91 [ 1+
k=1

= 50.000.000 39.001.200,1
= 10.998.799,9
Jadi, sisa pinjaman setelah anuitas ke-4 adalah Rp. 10.998.799,9
2. Cara kedua
Sisa pinjaman setelah pembayaran anuitas ke m adalah sama dengan jumlah
semua angsuran yang masih harus dibayar.
Rumus :

n1

S m=a1

k=1

m1

(1+i) (1+ i)k


k

k=1

Atau
S m=

a1
{(1+i)n(1+i)m }
i

Keterangan:
Sm= Sisa pinjaman setelah anuitas ke m
a1= angsuran tahun pertama
n = banyaknya angsuran sampai lunas
m = banyaknya angsuran yang sudah dibayar
Contoh soal :
Suatu pinjaman sebesar Rp 50.000.000 dilunasi dengan anuitas tahunan selama 5
tahun atas dasar bunga 5% setahun.
Tentukan :
a. Besarnya anuitas
b. Angsuran pertama
c. Sisa pinjaman setelah pembayaran anuitas ke-4
Jawab :
1
a. A= M x

(1+i)k
k=1

1
= 50.000.000 x

(1.05)k
k=1

= 50.000.000 x 0,2309747981
= 11548739,91
Jadi, besar anuitasnya adalah Rp 11.548.739.91
a1= AMi

b.

= 11.548.739,91 - 50.000.000 (0,05)


= 11.548.739,91 2.500.000
= 9.048.739,91
Jadi, besar angsuran pertamanya adalah Rp 9.048.739,91
c. Sisa pinjaman setelah anuitas ke-4
m1

(1+i) (1+i)k
k

k=1
n1

Sm =

k=1

a1
(1,05)K
4

S4 = 9.048.739,91 [

(1,05)K

K =1

K=1

= 9.048.739,91 [1,21550625]
= 10.998.799,92
Jadi, Sisa pinjaman setelah anuitas ke-4 adalah Rp. 10.998.799,92
3. Cara ketiga
Sisa pinjaman setelah pembayaran nuitas ke- m adalah sama dengan nilai dari
semua anuitas yang belum dibayarkan dihitung pada akhir tahun ke m.
Rumus :
nm
1
S m= A
k
k=1 (1+i)

Atau
S m=

A
1
1
nm
i
(1+ i)

Keterangan :
Sm= Sisa pinjaman setelah anuitas ke m
M = besar pinjaman
a1= angsuran tahun pertama
i= persentase bunga
Contoh soal :

Suatu pinjaman sebesar Rp 50.000.000 dilunasi dengan anuitas tahunan selama 5


tahun atas dasar bunga 5% setahun.
Tentukan :
a. Besarnya anuitas
b. Angsuran pertama
c. Sisa pinjaman setelah pembayaran anuitas ke-4
Jawab :
1
a. A= M x

(1+i)k
k=1

1
= 50.000.000 x

(1.05)k
k=1

= 50.000.000 x 0,2309747981
= 11548739,91
Jadi, besar anuitasnya adalah Rp 11.548.739.91
b.

a1= AMi

= 11.548.739,91 - 50.000.000 (0,05)


= 11.548.739,91 2.500.000
= 9.048.739,91
Jadi, besar angsuran pertamanya adalah Rp 9.048.739,91
c. Sisa pinjaman setelah anuitas ke-4
1
(1+i)k
Sm = A x [ nm

k=1

1
(1,05)k
S4 = 11.548.739,91 x [

k=1

= 11.548.739,91 x 0,9523809524
= 10.998.799,91
Jadi, sisa pinjaman setelah anuitas ke-4 adalah Rp. 10.998.799,91
4. Cara keempat
Sisa pinjaman setelah anuitas ke-m dapat juga dihitung degan hubngan bunga
setiap anuitas; bunga (b) = M x i
Rumus :
b
S m= m+1
i

Keterangan :
bm +1= bunga pada anuita ke- (m +1)
i = persen bunga
Sm = sisa pinjaman setelah anuitas ke m
Contoh Soal :
Seseorang ingin memiliki sebuah rumah melalui KPR pada sebuah bank. Harga
tunai rumah tersebut Rp 50.000.000. Lama masa kredit 10 tahun. Bunga bank
sebesar 20%. Pembayaran kredit menggunakan system anuitas. Hitunglah sisa
pinjaman setelah anuitas ke-4 dengan menggunakan cara ke-4! (angsuran
pertama= Rp 2.220.535,25 ; besarnya anuitas = Rp 13.120.535,25)
Jawab
bm +1
b5
Sm=
; S 4=
i
i
b5= A

a5
4

a5 =a1 (1+i) =2.220 .535,25 x (1,2) =Rp 4.604 .501,894


b5 =13.120.535,254.604 .501,894
= Rp 8.516.033,356
b 8.516.033,356
S4 5 =
=Rp 42.580.166,78
i
0,2
Jadi, besarnya sisa pinjaman setelah anuitas ke-4 adalah Rp 42.580.166,78
E. Anuitas yang dibulatkan
Biasanya anuitas yang dibulatkan diadakan sesuai perjanjian (kesepakatan)
bersama antara pembeli pinjaman dengan pemimjam tentang jumlah yang harus
dibayar. Jalan yang harus dipilih adalah pembulatan dengan kelipatan Rp. 50, 00 ; Rp.
100, 00 ; Rp. 500, 00 ; atau Rp. 1000, 00 terdekat. Pembulatan anuitas dapat di bagi 2
(dua) bagian, yaitu :
1. Pembulatan ke atas
2. Pembulatan ke bawah
1. Pembulatan ke bawah
Ada dua kemungkinan kekurangan pembayaran akibat pembulatan ke
bawah, yaitu sebagai berikut
i. Pada tahun ke-n dibayar lunas, termasuk kekurangan hasil pembulatan dan
ii.

bunganya
Sisa hasil pembulatan dibayar pada tahun ke (n+1), termasuk penambahan
bunga satu periode terakhir.
Contoh soal:

Suatu pinjaman Rp.20.000.000,00 akan dilunasi dengan anuitas tahunan


dengan suku bunga 6%/tahun selama 20 tahun. Jika pembayaran anuitas di
bulatkann ke atas dalam puluhan ribu, tentukan pembayaran anuitas terakhir!
Dik:
M = Rp. 20.000.000 ,i = 6%/tahun = 0,06
n = 20
Dit: Besar Pembayaran anuitas terakhir dengan pembulatan ke atas dalam
puluhan ribu
Jawab:
M xi
20.000.000 x 0,06
A=
=
=1.743.691,14
n
1( 1+i )
1( 1+0,06 )20
Dibulatkan ke atas pada kelipatan Rp. 10.000,- terdekat, menjadi
A+ = Rp. 1.750.000,Jumlah kelebihan pembayaran setiap kali anuitas :
Rp. 1.750.000,00 - Rp 1.743.691,14 = Rp. 6.308,86
Jumlah seluruh kelebihan pembayaran selama 20 tahun adalah sama dengan
nilai akhir rente postnumerando, yaitu
1+i

M
Na= x {
i
dengan M sebagai besar kelebihan setiap kali pembayaran anuitas = Rp.
6.308,86
Na=

6.308,86
x {( 1+ 0,06 )201 }=Rp .232.075,14
0.06

Jumlah yang harus dibayar pada anuitas terakhir adalah


Rp. 1.750.000 Rp. 232.075,14 = Rp. 1.517.924,86
2. Penambahan ke atas
Misalkan, anuitas yang kita bayar harus di bulatkan ke atas dengan kelipatn
tertentu. Akibatnya, dalam membayar anuitas terdapat kelebihan pembayaran.
Kelebihan pembayaran tersebut harus di perhitungkan akibatnya pembayaran
pada anuitas terakhir harus dikurangi dengan jumlah seluruh kelebihan
pembayaran ditambah dengan bunganya. Jadi, jumlah yang harus dibayar pada
anuitas terakhir lebih kecil dari jumlah sebenarnya yang harus dibayar (anuitas
yang dibulatkan ke atas).
Contoh Soal :

Suatu pinjaman Rp12.000.000,00 akan dilunasi dengan anuitas tahunan dengan


suku bunga 5%/tahun selama 15 tahun. Jika pembayaran anuitas dibulatkan ke
bawah dalam ratusan ribu, tentukan:
a. Besarnya nilai anuitas sebelum dan sesudah dibulatkan
b. Total kekurangan pembayaran anuitas
c. Pembayaran anuitas terakhir!
Dik:

M = Rp 12.000.000,-

i = 5%/tahun = 0,05
n = 15
Dit :a. Besarnya nilai anuitas sebelum dan sesudah dibulatkan
b. Total kekurangan pembayaran anuitas
c. Pembayaran anuitas terakhir!
Jawab:
a. Besar anuitas
M xi
12.000.000 x 0,05
A=
=
=1.156.107,45
n
1( 1+i )
1( 1+0,05 )15
Besar anuitas dibulatkan ke bawah pada kelipatan Rp. 100.000,- terdekat,
menjadi
A- = Rp. 1.100.000,b. Jumlah kekurangan pembayaran setiap kali anuitas :
Rp. 1.156.107,45 Rp. 1.100.000,00 = Rp. 56.107,45
Jumlah seluruh kekurangan pembayaran selama 15 tahun yaitu:
1+i

M
Na= x {
i
dengan M sebagai besar kekurangan setiap kali pembayaran anuitas = Rp.
56.107,45
56.107,45
Na=
x { (1+ 0,05 )151 }=Rp . 1.210.718,18
0.05
c . Jumlah yang harus dibayar pada anuitas terakhir adalah
Rp. 1.100.000 + Rp. 1.210.718,18 = Rp. 2.310.718,18
F. Anuitas Pada Obligasi
Untuk dapat membayar angsuran, sejumlah obligasi dengan pecahan tertentu
(nilai nominal), bagian angsuran dari setiap anuitas perlu dibulatkan sampai kelipatan
nilai yang sesuai dengan pecahan obligasi. Oleh karena itu, dari setiap pembayaran
obligasi dengan anuitas terdapat nilai yang kurang dari nilai pecahan obligasi. Bagian

yang tidak terpakai terpakai tersebut dicadangkan untuk pembayaran tahun


berikutnya.
Untuk menyusun rencana pelunasan, jumlah yang akan diangsur untuk setiap
periode dapat di hitung dengan cara :
1. Hitung anuitas secara sistematis
2. Hitung besar uang yang tidak terpakai karena kurang dari niai yang tidak terpakai
3. Hitung bunga dari nilai yang tidak terpakai
4. Jumlahkan langka 1, 2 dan 3
5. Hitung bunga dari seluruh pinjaman yang belum terbayarkan
6. Kurangkan langkah 4 dengan langka5 yang menghasilkan besar angsuran yang
harus dibayar
7. Bayar sesuai dengan nilai nominal obligasi nilai yang tidak cukup untuk pecahan
obligasi dicadangkan untuk tahun berikutnya.
Contoh soal :
Angsuran ke-n

: Anuitas

..

Sisa pembayaran ke (n-1)

..

Sisa x Suku bunga

. +

Jumlah

..

Sisa pinjaman x suku bunga..


Angsuran

..

Jumlah obligasi terpakai = .. x nilai nominal = ..


obligasi Rp 12.000.000,00 yang terpecah menjadi 1.200 lembar obligasi yang masingmasing sebesar Rp 10.000,00 akan dilunasi dengan anuitas tahunan dengan suku
bunga 10%/ tahun selama 3 tahun. Tentukan rencana pelunasannya!
Penyelesaian :
Diketahui :
M = Rp 12.000.000,00
n = 3 tahun
i = 10% = 0,1/tahun
Menentukan besarnya anuitas (A)
A=

M .i
12.000.000 0,1 1.200 .000
1.200 .000
=
=
=
=4.825.377,63
n
3
3
10,7513148
1(1+i)
1(1+0,1)
1(1,1)

Rencana pelunasannya sebagai berikut:

Angsuran ke-1
Anuitas
Sisa pembayaran belum ada
Jumlah
Bunga(Rp 12.000.000,00 x 10%)
Angsuran
Jumlah obligasi terpakai = 362 x Rp 10.000,00
Sisa pembayaran ke-1

= Rp 4.825.377,63
=
0
_______________+
= Rp 4.825.377,63
= Rp 1.200.000,00
_______________= Rp 3.625.377,63
= Rp 3.620.000,00
_______________= Rp
5.377,63

Angsuran ke-2
Anuitas
Sisa pembayaran ke-1
sisa x 10%
Jumlah
Sisa pinjaman setelah angsuran ke-1
= 12.000.000,00 3.620.000,00 = Rp 8.380.000,00
Bunga Rp 8.380.000,00 x 10%
Angsuran
Jumlah obligasi terpakai = 399 x Rp 10.000,00
Sisa pembayaran ke-2

= Rp 4.825.377,63
= Rp
5.377,63
= Rp
537,76
_______________+
= Rp 4.831.293,02

= Rp 838.000,00
_______________= Rp 3.993.293,02
= Rp 3.990.000,00
_______________= Rp
3.293,02

Angsuran ke-3
Anuitas
Sisa pembayaran ke-2
sisa x 10%
Jumlah
Sisa pinjaman setelah angsuran ke-2
= 8.380.000,00 3.990.000,00 = Rp 4.390.000,00
Bunga

: Rp 4.3900.000,00 x 10%

Angsuran
Jumlah obligasi terpakai = 438 x Rp 10.000,00
Sisa pembayaran ke-3

= Rp 4.825.377,63
= Rp
3.293,02
= Rp
329,30
_______________+
= Rp 4.828.999,95

= Rp 439.000,00
_______________= Rp 4.389.999,95
= Rp 4.380.000,00
_______________= Rp
9.999,95

Pada angsuran ini semua pinjaman sudah lunas. Perbedaan sebesar Rp 9.999,95
terjadi akibat pembulatan.
Tabel pelunasan obligasi secara anuitas :
Tahun

Pinjaman awal

Jumlah obligasi

Besar angsuran

Sisa pinjaman

ke1
2
3

tahun
Rp 12.000.000,00
Rp 8.380.000,00
Rp 4.390.000,00
Jumlah

yang diangsur
362
399
438

Rp 3.620.000,00
Rp 3.990.000,00
Rp 4.380.000,00

1199

Rp 1.990.000,00

akhir tahun
Rp 8.380.000,00
Rp 4.390.000,00
Rp 10.000,00
Terjadi akibat
pembulatan

Anda mungkin juga menyukai