Anda di halaman 1dari 5

Konversi Sulfur Dioxide menjadi Sulfur Trioxide (Dengan Proses Kontak)

Proses ini dilakukan di dalam sebuah Packed Bed Reactor (PBR) dengan empat
susunan unggun katalis, yang dikenal sebagai converter, dipanaskan hingga
suhu 700K. Reaksi konversi sulfur dioksida menjadi sulfur trioksida sebagai
berikut:

2 SO 2 +O2 2 SO 3 H 0=192

KJ
mol

Katalis yang digunakan dalam reaksi ini adalah Vanadium (V) Oxide, biasanya
katalis ini berbentuk pellet. Selain itu juga ditambahkan Caesium Sulfate yang
berperan sebagai promotor. Tujuan penambahan Caesium Sulfate ini berguna
untuk menurunkan titik lebur dari Vanadium (V) Oxide, agar katalis tersebut
dapat melebu pada temperature 700 K.
Berikut ini merupakan gambar dari katalis Vanadium (V) Oxide yang berada di
dalam PBR:

Berikut ini adalah diagram alir yang menjelaskan alur konversi dari Sulfur Dioxide
menjadi Sulfur Trioxide melalui proses kontak:

http://www.essentialchemicalindustry.org/chemicals/sulfuricacid.html#contact_process
Reforming
Reforming merupakan proses penyusunan ulang hydrocarbon menjadi molekul
lainnya, biasanya dalam proses ini hydrocarbon akan kehilangan beberapa
molekul seperti hydrogen. Salah satu contoh dari reforming ini adalah konversi
alkane menjadi cycloalkane atau menjadi sebuah senyawa hydrocarbon
aromatic. Sebagai contoh reaksi seperti berikut:

Proses reforming sangat penting dalam dunia industri. Hal ini dikarenakan proses
ini dapat mengubah rantai lurus alkane menjadi alkane yang bercabang,
cyclohexane, dan senyawa aromatic yang dapat digunakan untuk meningkatkan
octane number dari bahan bakar.
Perhatikan gambar berikut:

Gambar tersebut merupakan gambar dari susunan seri Packed Bed Reactor (PBR)
di salah satu perusahaan kilang minyak di Inggris. Pada reactor 1, terjadi proses
reforming yang memproduksi senyawa aromatic dan hydrogen. Pada reactor 2,
terjadi reaksi isomerisasi. Sedangkan di reactor 3 terjadi reaksi perengkahan
(cracking).
Alkane yang digunakan biasanya berasal dari gugus fungsi naphtha, yang
tercampur dengan hydrogen, yang dilewatkan katalis pada suku 700 K dengan
tekanan 30 atm. Katalis yang biasanya digunakan dalam proses reforming
biasanya berupa platina atau rhenium yang terdispersi dalam alumina.
http://www.essentialchemicalindustry.org/processes/cracking-isomerisation-andreforming.html#reforming
Proses Produksi Ammonia (Dengan proses Haber)
Inti dari proses produksi ini adalah pereaksian dari hydrogen dan nitrogen. Reaksi
ini dilakukan dalam reactor Packed Bed Reactor (PBR). Reaksi yang terjadi
sebagai berikut:

N 2 ( g )+3 H 2 2 N H 3 H 0 =92

KJ
mol

Persentase dari ammonia pada kesetimbangan akan meningkat seiring dengan


meningkatnya tekanan dan semakin jatuhnya temperature. Hal ini sudah sesuai
dengan prinsip dari Le Chateliers.
Reaksi ini biasanya terjadi pada temperature 600 K dan 700 K. Tekanan yang
digunakan 100 dan 200 atm. Karena reaksi ini merupakan reaksi eksotermik,
dilakukan juga penambahan reaktan (hydrogen dan nitrogen) yang dingin agar
dapat menurunkan temperature dari reactor.

Katalis yang digunakan adalah Fe3O4, yang tereduksi oleh hydrogen menjadi besi.
Maka dari itu diberikan potassium hydroxide sebagai promotor. Banyak penelitian
yang dilakukan untuk menentukan katalis apakah yang cocok dalam reaksi ini.
Dan akhirnya ada suatu katalis yang menjanjikan yaitu Ruthenium pada
permukaan graphite.
Gambar di bawah ini adalah diagram yang menunjukkan proses produksi
ammonia, dengan PBR sebagai converter nya:

http://www.essentialchemicalindustry.org/chemicals/ammonia.html#haber_proce
ss
Oksidasi Ammonia
Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
0

4 N H 3 ( g ) +5O 2 ( g ) 4 NO ( g ) +6 H 2 O ( g ) H =900

KJ
mol

Hal-hal yang dapat mempengaruhi reaksi ini antara lain tekanan tinggi,
temperature yang tinggi, udara excess, dan katalis. Kebanyakan pabrik untuk
dapat melakukan reaksi ini menggunakan tekanan 10-13 atm, temperature 1200
K, udara excess yang berupa oxygen, dan dengan katalis yang berupa paduan
dari Platinum dan Rhodium. Keuntungan dari penggunaan tekanan tinggi yaitu
agar dapat mengecilkan ukuran dari peralatan dan perpipaannya, sehingga
dapat menekan biaya.
Ammonia yang ada disaring dari pengotor-pengotornya dan dicampurkan dengan
udara terkompresi untuk dapat memberikan komposisi berupa 10% ammonia
dan 90% udara. Komposisi dari udaranya sebenarnya bergantung pada tekanan
dan temperature yang dioperasikan.

Lalu campuran tersebut akan dilewatkan pada converter (Packed Bed Reactor/
PBR). Converter yang digunakan dapat berjumlah hanya satu saja atau bisa
lebih. Apabila lebih dari satu converter, maka converter tersebut disusun secara
parallel. Masing-masing dari converter tersebut akan mengandung katalis
paduan Platinum-Rhodium (90% Pt- 10% Rh). Konversi yang terjadi dapat
mencapai 96%. Katalis yang digunakan berbentuk kasa (gauze).
Berikut ini merupakan gambar bentuk dari gauze katalis Platinum-Rhodium:

http://www.essentialchemicalindustry.org/chemicals/nitric-acid.html#nitric_acid

Anda mungkin juga menyukai