Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ASWAJA

TAWASHUL DAN ISTIGHTSAH DALAM PANDANGAN ASWAJA

Dosen Pengampu : Syarihudin, M.Pd

Disusun oleh:

Nurul hidayah (2207060017)

Ahmad jayadi (2207060020)

Ahmad subli (2207060004)

PROGRAM STUDI, PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karna atas rahmat, berkah dan
karunia-Nya yang sudah di berikan kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“TAWASHUL DAN ISTIGHTSAH DALAM PANDANGAN ASWAJA”. Penulisan makalah
disusun guna memberikan informasi tambahan mengenai Tawashul dan Istighatsah dalam
pandangan aswaja dan juga untuk memenuhi tugas yang di berikan dalam mata kuliah Aswaja
di jurusan Pendidikan Sosiologi (S1) .

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan Baik dari teknis
penulisan ataupun materi, mengingat akan kemampuan dan pengalaman yang kami miliki tidak
cukup banyak.Maka dari itu, segala kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Mataram, 26 April 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I..................................................................................................................................

PENDAHULUAN..............................................................................................................

I.I Latar Belakang................................................................................................................

I.II Rumusan Masalah..........................................................................................................

I.III Tujuan...........................................................................................................................

BAB II.................................................................................................................................

PEMBAHASAN.................................................................................................................

A. Pengertian tawashul dan istighatsah...............................................................................

B. Dasar hukum tawashul dan istightsah.............................................................................

C. Pandangan ulama aswaja terhadap tawashul dan istghtsah............................................

D. Tujuan tawashul dan istightsh........................................................................................

BAB III...............................................................................................................................

PENUTUP..........................................................................................................................

A. Kesimpulan ....................................................................................................................

B. Saran...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

Tawashul adalah mengadakan wasilah (perantara) antara seorang hamba dan Rabbnya saat
hamba tersebut berdoa. Dalam tradisi keagamaan umat Islam di Nusantara, tradisi tawassul
merupakan sebuah ritual yang sudah mengakar bahkan telah menjadi kekhususan tersendiri dan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah proses peribadahan ini (berdoa).

istighatsah adalah meminta pertolongan kepada orang yang memilikinya, yang pada
hakikatnya adalah Allah semata. Akan tetapi allah membolehkan pula meminta pertolongan
(istighatsah) kepada para nabi dan para walinya.

I.II RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Tawashul dan Istightsah?

2. Apa dasar hukum Tawashul dan Istighatsah?

3. Bagaimana pandangan ulama Aswaja terhadap tawashul dan istighatsah?

4.Apa saja tujuan tawashul dan istighatsah?

I.III TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Tawashul dan Istightsah

2. Untuk mengetahui apa dasar hukum Tawashul dan Istighatsah

3. Untuk mengetahui bagaimana pandangan ulama Aswaja terhadap tawashul dan istighatsah

4. Untuk mengetahui apa saja tujuan tawashul dan istighatsah


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGRTTIAN TAWASHUL DAN ISTIGHTSAH


Tawasul adalah salah satu jalan dari berbagai jalan tadzorru' kepada Allah. Sedangkan
Wasilah adalah setiap sesuatu yang dijadikan oleh Allah sebagai sabab untuk
mendekatkan diri kepadanya. Sebagaimana firmannya :
َ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوا ْبتَ ُغوا ِإلَ ْي ِه ْال َو ِسيلَةَ َو َجا ِهدُوا فِي َسبِيلِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
Artinya: Hai orang-orang yang berima bertakwalah kepada Allah dan carilal jalan yang
mendekatkan diri kepada- Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat
keberuntungan (Q.S.alMaidah.35).
Adapun istighotsah adalah meminta pertolongan kepada Allah SWT, yang pada
hakikatnya adalah Allah semata. Akan tetapi allah membolehkan pula meminta
pertolongan (istighotsah) kepada para nabi dan para walinya.
B. DASAR HUKUM (DALIL DALIL) TAWASHUL DAN ISTIGHTSAH
Diperbolehkanya tawasul dan istghosah ini oleh ulama salaf tidaklah terjadi
pertentangan. Karena dalam tawasul itu sendiri seseorang bukanlah meminta kepada
sesuatu yang dijadikan wasilah itu sendiri, akan tetapi pada hakikatnya meminta kepada
Allah dengan barokahnya orang yang dekat kepada Allah, baik seorang nabi, wali
maupun orang-orang sholeh dan juga dengan amal sholeh.
‫○وِإنَّهَا‬
َ ‫صاَل ِة‬ َّ ‫صب ِْر َوال‬َّ ‫َوا ْست َِعينُوا بِال‬
‫اش ِعين‬ ِ ‫لكبي َرةٌ ِإاَّل َعلَى ْال َخ‬
Artinya:
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (Q.S. Al-Baqoroh: 45)
Dan nabi bersabda :
‫اللهم اسقنا غيثا مغيثا‬
Artinya : Ya Allah berikanlah kepada kami hujan yang memberikan pertolongan. (HR.
Bukhori).
Dalil tentang kebolehan bertawasul dengan amal sholeh ini sangat masyh karena
telah diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Muslim dan Ahmad. Yaitu ha tentang tga orang
dari Bani Israil yang terjebak dalam goa dan kemudian bertawasul dengan amal
sholehnya masing-masaing agar selamat. Ini adalah penjelasan tentang tawasul dengan
amal sholeh.
Sebagaimana diperbolehkan tawasul dengan amal sholeh, tawasul dengan orang-
orang sholeh pun diperbolehkan, karena pada hakekatnya bukan orangnya yang dijadikan
tawasul tetapi amalnya. Sebab seseorang tidak dikatakan sholeh ketika tidak melakukan
amalan-amalan baik.

C. PANDANGAN ULAMA ASWAJA TERHADAP TAWASHUL DAN ISTGHTSAH

Menurut Jumhur Ahlus Sunnah Wal- Jamaah, tawassul dengan segala ragamnya
adalah perbuatan yang dibolehkan atau dianjurkan. Kebolehan tawassul dengan nama dan sifat
Allah SWT, amal shaleh dan meminta doa dari orang sholeh telah disepakati, bahkan oleh
kelompok yang keras sikapnya terhadap tawassul ini,

Dalam bukunya, Al Mulakhosh fii Syarhi Kitabit Tauhid, yang ditulis Syaikh Sholih
bin Fauzan bin 'Abdullah Al Fauzan, disebutkan bahwa Istighosah adalah Ibadah.

Beberapa dalil menunjukkan bahwa istighosah termasuk ibadah dan tidak boleh berdoa
kepada selain Allah.

َ ‫اشفَ لَهُ ِإاَّل ه‬


‫ُ††و‬ ِ ‫) وَِإ ْن يَ ْم َس ْسكَ هَّللا ُ بِضُرٍّ فَاَل َك‬106( َ‫ك فَِإ ْن فَ َع ْلتَ فَِإنَّكَ ِإ ًذا ِمنَ الظَّالِ ِمين‬ َ ‫ع ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ َما اَل يَ ْنفَ ُع‬
َ ُّ‫ك َواَل يَضُر‬ ُ ‫َواَل تَ ْد‬
ِ ‫صيبُ بِ ِه َم ْن يَ َشا ُء ِم ْن ِعبَا ِد ِه َوه َُو ْال َغفُو ُر الر‬
‫َّحي ُم‬ ِ ُ‫ك بِخَ ي ٍْر فَاَل َرا َّد لِفَضْ لِ ِه ي‬
َ ‫َوِإ ْن ي ُِر ْد‬

Artinya : "Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak
(pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu,
maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim". Jika Allah
menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya
kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak
kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-
hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Yunus: 106-107).

D. TUJUAN TAWASHUL DAN ISTIGHTSAH


Adapun tujuan dari Tawasul, yaitu bertujuan sebagai sarana mendekatkan diri kepada
Allah dengan melaksanakan ketaatan kepada-Nya, beribadah kepada- Nya, mengikuti
petunjuk Rasul-Nya dan mengamalkan seluruh amalan yang dicintai dan diridhai-Nya.
Sedangkan tujuan istightsah adalah doa bersama yang bertujuan untuk meminta
pertolongan dari Allah SWT ketika keadaan sukar dan sulit. Tujuan akhirnya agar
dihilangkan dan terlepas dari bala bencana.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tawasul merupakan aktivitas
mengambil sarana atau wasilah agar doa seseorang dapat diterima dan dikabulkan oleh
Allah SWT atau sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan
ketaatan kepada-Nya, beribadah kepada- Nya, mengikuti petunjuk Rasul-Nya dan
mengamalkan seluruh amalan yang dicintai dan diridhai-Nya.
Sedangkan istightsah,ialah meminta pertolongan dari Allah SWT ketika keadaan sukar
dan sulit yang mana istightsah ini dilakukan secara bersama, melalakukan doa bersama
untuk mengharapkan pertolongan dari allah.
B. SARAN
Menyadari bahwa penulis lebih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Asy’ari, Muhammad Hasyim. Risalah Ahl Al-Sunnah Wa Al-Jama’ah. Yogyakarta: Ar
Ruzz Media, 2015.
https://kalam.sindonews.com/read/865939/68/inilah-penjelasan-istighosah-ibadah-yang-
pernah-dilakukan-rasulullah-1661389692
https://nublitar.or.id/tawasul-dan-istighotsah-dalam-pandangan-nahdlatul-ulama/
Shaleh, Ainur Ratiq. Tawasul. KAMPUNGSUNNAH. ORG 2019

Anda mungkin juga menyukai