Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FIQH (IBADAH)

“ SUJUD ’’

Dosen Pengampu :
Mustanirah, M.Pd.

Disusun Oleh
Kelompok 9 :
Vertia Riszekki (201230002)
Mulia Fitri (201230001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI

2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas segala rahmat-Nya lah
sehingga kami dapat menyusun makalah Fiqh (Ibadah) ini dengan sangat baik serta tepat
waktu. Tugas makalah ini kami susun untuk memberikan pemahaman dan ringkasan tentang
materi Fiqh (Ibadah) ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan maupun penulisan
dalam makalah ini. Oleh sebab itu, kritik serta yang sifatnya membangun sangat kami butuhkan
dan kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Kami berterimakasih rekan-rekan yang
sudah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini. Atas perhatian dan waktunya kami
ucapkan banyak terima kasih.

Jambi, 22 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2

A. Pengertian Sujud dalam Shalat ...................................................... 2


B. Macam-macam Sujud .................................................................... 3
C. Tata cara Sujud ............................................................................... 5

BAB III PENUTUP ................................................................................... 10

A. Kesimpulan .................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Macam-macam sujud penting diketahui oleh umat Islam. Meski sama-sama sujud,
ketentuan pelaksanaannya memiliki perbedaan. A Miftahul Basar, M.Pd. dalam bukunya
yang bertajuk Ringkus PAI mengartikan sujud sebagai bentuk kepasrahan seorang hamba
kepada Allah SWT. Ketika bersujud, maka dahi, telapak tangan, kaki, dan lutut semuanya
menempel ke tanah atau alas sujud. Posisi ini dinilai paling ideal sebagai bentuk
ketundukan, kepasrahan dan kepatuhan secara total kepada Allah.
Dijelaskan dalam Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII karya H Ahmad Ahyar dan
Ahmad Najibullah, terdapat tiga macam sujud dalam Islam, yaitu sujud sahwi, sujud
syukur, dan sujud tilawah. Selain ketentuan, syarat melaksanakannya juga berbeda.

Salah satu rukun Shalat adalah Sujud. Selain sujud ketika shalat, ada beberapa ibadah
sujud lain yang perlu diketahui, antara lain sujud sahwi, sujud syukur, dan sujud tilawah.
Sujud sahwi, sujud syukur, dan sujud tilawah memiliki perbedaan dengan sujud pada shalat.
Sujud syukur dilakukan ketika mendapat nikmat dari Allah Swt. Atau diselamatkan dari
bahaya. Sujud tilawah dilakukan saat membaca atau mendengarkan ayat-ayat sajadah yang
ada didalam Al-Qur’an.1

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Sujud dalam Rukun Shalat?
2. Bagaimana tata cara Sujud Yang benar?
3. Berapa Macam-Macam Sujud dalam Rukun Shalat?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Sujud dalam Rukun Shalat.
2. Mengetahui tata cara Sujud.
3. Memahami Macam-macam Sujud dalam Rukun Shalat.

1
H. Ahmad Ahyar – Ahmad Najibullah, Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2019), h. 1

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sujud dalam Shalat

Sholat diibaratkan sebuah tiang dalam bangunan, berguna sebagai penyangga.


Bayangkanlah jika sebuah bangunan tanpa tiang, tentunya tidak akan dapat berdiri kokoh.
Maka,barang siapa yang mengingkari amal perbuatan shalat, meski mengakui dirinya
sebagai seorang muslim sama saja dengan orang munafik, karena pernyataan lisannya
tidak sesuai dengan hati dan amal perbuatan. Kesempurnaan iman terletak pada
keselarasan antara hati, perkataan dan perbuatan. Sebagaimana definisi iman itu sendiri
“Iman itu adalah sesuatu yang di yakini di dalam hati, di ikrarkan dengan lisan serta
diamalkan dengan perbuatan.2

Sujud mempunyai keistimewaan dan keajaiban, sujud sebagai rukun dalam shalat
yang dilakukan oleh setiap umat muslim sebagai kewajiban yang harus dikerjakan
dalam setiap waktu shalat. Sebagaimana dalam Qs.asy-Syua’rā ayat 219, yaitu wa
taqallubaka fissājidīn. Laku sujud dinilai memiliki khasiat lebih, sebagaimana
pernyataan dari hasil penelitian para ilmuwan tentang keistimewaan sujud tersebut.

Al-Quran menggunakan kata sujud untuk berbagai macam arti. Kadang-kadang


diartikan sebagai penghormatan dan pengakuan akan kemulyaan pihak yang disujudi
seperti sujudnya para malaikat kepada Adam. Sujud di sini sebagai bukti penghormatan
malaikat kepada Nabi Adam as, bukan berarti sujud menyembah seperti sujud dalam shalat
menyembah Allah. Sebagaimana firman-Nya:Artinya: “Dan ingatlah ketika Allah
berfirman kepada para malaikat,”Sujudlah” kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka
kecuali Iblis, ia enggan karena kesombongannya, dan ia termasuk golongan yang kafir”.
(QS. Al-Baqarah: 30).3

Kata sujud dalam ayat di atas mengandung arti perintah Allah kepada para malaikat
agar menghormati terhadap kedatangan Nabi Adam as. Dalam ayat lain al-Quran
memberikan makna sujud berarti mengikuti atau menyesuaikan diri dengan ketetapan

2
Nursuprianah, “Pemodelan Matematika Manfaat jumlah Rakaat pada pemabakaran kalori dalam tubuh”,
Jurnal Shalat, Vol. 6 No. 2 (Desember, 2017), 2.
3
Rosadi, B. F., “Masjid sebagai Pusat Kebudayaan Islam”, Jurnal Studi Islam, 6 (1).

2
Allah yang berkaitan dengan sunnatullah(hukum Allah) tentang alam raya. Sebagaimana
dalam firman-Nya:Artinya: “Dan kepada Allah bersujud apa yang ada di bumi dan apa yang
ada di langit, baik dalam keadaan sadar maupun terpaksa”. (QS. Ar-Ra’du: 15).

B. Macam -macam Sujud

Ada beberapa macam-macam Sujud dalam shalat, yaitu sebagai berikut :

1. Sujud Syukur
Sujud Syukur adalah sujud berterima kasih kepada Allah, karena memperoleh
nikmat dari-Nya. Sujud syukur hukumnya sunnah.4 Sujud syukur berasal dari kata
“sujud” dan “syukur”. Kata syukur menurut bahasa artinya berterima kasih. Dapat
digabungkan, Sujud syukur ialah sujud terima kasih kepada Allah Swt. Sujud syukur
dilakukan karena beberapa sebab, antara lain sebagai berikut:
a. Mendapatkan kenikmatan dari Allah Swt.
b. Terhindar dari bahaya.
c. Mendapatkan berita yang menggembirakan.

Adapun hadits yang berkaitan dengan sujud syukur antara lain sebagai berikut:
‫س ُجود ثُم‬
ُّ ‫سو ُل ّللا صلى ّللاُ عليْه وسلم فأطال ال‬ ُ ‫ع ْن عبْد الرحْمن بْن ع ْوف رضي ّللاُ ع ْنهُ قال سجد ر‬
ُ ‫رفع رأْسهُ فقال إن جبْريل أتاني فب ْشرني فسجدْتُ لِل‬
‫ش ْك ًرا‬
(‫)رواه أحمد‬
Artinya : Diriwayatkan dari abdurrahman bin ‘Auf Ra., ia berkata: Rasulullah Saw.
Pernah sujud dan lama sujudnya, kemudian beliau mengangkat kepalanya, lalu
bersabda: sesungguhnya Malaikat Jibril telah datang kepadaku (membawa kabar),
dan kabar itu menggembirakan hatiku, karena itu aku sujud sebagai tanda syukur
syukur kepada Allah. (HR. Ahmad)
Sujud syukur hanya boleh dilakukan diluar sholat. Dan hukumnya sunnah.5
Sementara itu, ulama berbeda pendapat tentang sujud syukur ini. Ulama
Hanafiyah mengatakan bahwa sujud syukur bisa diniatkan bergabung dengan sujud atau
ruku’. Sementara ulama Malikiyah mengatakan bahwa sujud syukur adalah makruh.

4
Tuti Yustiani, Be Smart Pendidikan Agama Islam Kumpulan soal untuk Kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), h. 41
5
H. Ahmad Ahyar – Ahmad Najibullah, Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2019), h. 7

3
Menurut mereka yang disunnahkan ketika mendapatkan kenikmatan atau berhasil
menolak keburukan adalah mengerjakan sholat dua raka’at.6

2. Sujud Syahwi
Sujud syahwi adalah sujud yang dilakukan karena lupa dalam shalat. Hukumnya
sunnah. Oleh karena itu, disunnahkan untuk melakukan sujud dua kali kemudian
mengucapkan salam dua kali ke kanan dan ke kiri. Nabi Muhammad Saw. Pun pernah
lupa di dalam shalatnya.

Sebab-sebab dilaksanakan sujud syahwi, yaitu sebagai berikut:

a. Lupa tasyahud awal,


b. Kelebihan rakaat, rukuk ataupun sujud,
c. Ragu jumlah rakaat.7

3. Sujud Tilawah
Tilawah artinya bacaan ataupun membaca. Sujud tilawah yang dilakukan karena
dengan membaca atau mendengar ayat-ayat sajadah yang terdapat di dalam Al-Qur’an
yaitu disebut dengan sujud tilawah. Maka hukumnya sunnah muakkad yang melakukan
sujud tilawah. Kesunnahan tersebut baik yang dilakukan di dalam shalat maupun di luar
shalat. Sujud tilawah hukumnya wajib bagi seorang makmum ketika imamnya
melakukan sujud tilawah. Jika makmum tidak mengikuti imam maka shalatnya batal.8

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW. Bersabda:

ُ‫إذا قرأ ا ْب ُن آدم الس ْجدة فسجد اعْتزل الشيْطا ُن يبْكى يقُو ُل يا ويْلهُ – وفى رواية أبى ُكريْب يا ويْلى – أُمر ابْن‬
‫ار‬ ُّ ‫س ُجود فسجد فلهُ ْالجنةُ وأُم ْرتُ بال‬
ُ ‫س ُجود فأبيْتُ فلى الن‬ ُّ ‫آدم بال‬

“Jika anak Adam membaca ayat sajadah, lalu dia sujud, maka setan akan
menjauhinya sambil menangis. Setan pun akan berkata-kata: “Celaka aku. Anak Adam
disuruh sujud, dia pun bersujud, maka baginya surga. Sedangkan aku sendiri

6
Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Fikih Shalat Empat Madzhab, (Jogjakarta: Hikam Pustaka, 2007), hlm.347
7
Tuti Yustiani, Be Smart Pendidikan Agama Islam Kumpulan soal untuk Kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), h. 41
8
Nurhasanah Namin S.Ag, Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab Untuk Berdoa, (Lembar Langit Indonesia,
2015), h. 101

4
diperintahkan untuk sujud, namun aku enggan, sehingga aku pantas mendapatkan
neraka.” (HR. Muslim no. 81)

C. Tata cara Sujud

ada beberapa tata cara sujud di dalam shalat dari pembahasan macam-macam sujud
diatas, sebagai berikut :

1. Sujud syukur
Adapun cara melakukan sujud syukur yaitu yang dilakukan diluar shalat
dengan satu kali sujud dengan syarat dalam keadaan suci, menutup aurat dan
menghadap qiblat.
Niat dari sujud syukur yaitu: “Nawaitu sujudasysyukri sunnatan Lillahi
Ta’ala.” sedangkan bacaan untuk sujud syukur adalah: “Sajada Wajhiya Lilladzi
Khalaqahu Washawwarahu Wayaqqa Sam’ahu Bihaulihi Waquwwatihi
Fatabarakallahu Ahsanul Khaliqin.”
Jika terdapat hal-hal yang mensunnahkan sujud syukur semnetara sia tidak
dalam kondisi suci maka yang disunnahkan dengan membaca: “Subhanallahi
Walham Dulillahi Wala ilaha illallah wallahu akbar wala haula wala quwwata
illa billahil ‘azim” 4x9
Sementara itu, ulama berbeda pendapat tentang sujud syukur ini. Ulama
Hanafiyah mengatakan bahwa sujud syukur bisa diniatkan bergabung dengan
sujud atau ruku’. Sementara ulama Malikiyah mengatakan bahwa sujud syukur
adalah makruh. Menurut mereka yang disunnahkan ketika mendapatkan
kenikmatan atau berhasil menolak keburukan adalah mengerjakan sholat dua
raka’at.

2. Sujud syahwi
Syarat Melakukan sujud syahwi sebagai berikut ini:
a. Mengucapkan salam sebelum mengerjakan shalat secara sempurna atau
tidak duduk tasyahud awal.

9
Nurhasanah Namin S.Ag, Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab Untuk Berdoa, (Lembar Langit Indonesia,
2015), h. 100

5
b. Kekurangan atau kelebihan bilangan rakaat.
c. Lupa melaksankan tasyahud awl atau salah satu di antara sunnah-sunnah
shalat.
d. Ada keraguan dalam bilangan rakaat shalat, seperti menyangsikan antara
sudah mengerjakan dua, tiga, ataupun empat rakaat.
Waktu pelaksanaan sujud sahwi:
Sujud syahwi dilkukan dua kali sebelum atau sesudah mengucapkan
salam. Adapun lebih utama tergantung sebab yang mengharuskan sujud
syahwi tersebut. Maksudnya adalah apabila datangnya sebab tadi sebelum
salam maka hendaknya sujud dilakukan sebelum salam. Sebaliknya, apabila
diketahui sebabnya sesudah salam maka sujud pun dilakukan sesudah
salam.10
Berikut ini hadis-hadis yang terkait mengenai pelaksanaan sujud sahwi
sebelum salam dan setelah salam:

i. Hadis Nabi Muhammad SAW tentang pelaksanaan sujud sahwi


sebelum salam, Dari ‘Abdullah bin Buhainah :
‫ فمضى في‬،‫ فقام في الر ْكعتيْن األُولييْن قبْل أ ْن يجْ لس‬،‫ي صلى للاُ عليْه وسلم‬
ُّ ‫صلى بنا النب‬
‫ ثُم كبر‬،ُ‫ ثُم رفع رأْسه‬،‫ فكبر وسجد قبْل أ ْن يُسلم‬،ُ‫اس تسْليمه‬
ُ ‫ فلما قضى صالتهُ ا ْنتظر الن‬،‫صالته‬
‫ ثُم رفع رأْسهُ وسلم‬،‫وسجد‬
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya katanya,
aku menitipkan hafalan ke hadapan Malik dari Ibnu Syihab dari
‘Abdurrahman al-A’raj dari Abdullah bin Buhainah katanya, “Pada suatu
ketika Rasulullah SAW memimpin kami shalat. Segera setelah dua rakaat,
beliau berdiri tanpa duduk (tasyahud awal), dan Jamaah pun ikut berdiri dan
mengikuti beliau, setelah shalat kami menunggu beliau mengucapkan salam,
ternyata beliau mengucapkan takbir, kemudian beliau duduk dan bersujud
dua kali sebelum beliau mengucapkan salam, baru beliau mengucapkan
salam. “ (HR. Imam Muslim No. 570).

10
H. Ahmad Ahyar – Ahmad Najibullah, Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2019), h. 5-6

6
b. Hadis tentang Nabi Muhammad SAW Pelaksanaan sujud sahwi
setelah salam, Dari Abu Hurairah:
ُّ ‫حدثنا قُتيْبةُ ْب ُن سعيد حدثنا ليْث ع ْن عُقيْل ع ْن‬
‫الز ْهري ع ْن عُبيْد ّللا بْن عبْد ّللا ع ْن ابْن‬
‫عباس أن النبي صلى ّللاُ عليْه وسلم شرب لبنًا ثُم دعا بماء فتمضْمض وقال إن لهُ دس ًما و‬
‫حدثني أحْمدُ ْب ُن عيسى حدثنا ا ْب ُن و ْهب وأ ْخبرني ع ْمرو ح و حدثني ُزهي ُْر ْب ُن ح ْرب حدثنا‬
‫س ُكلُّ ُه ْم‬
ُ ُ‫يحْيى ْب ُن سعيد ع ْن ْاأل ْوزاعي ح و حدثني ح ْرملةُ ْب ُن يحْيى أ ْخبرنا ا ْب ُن و ْهب حدثني يُون‬
ُ‫الز ْهري م ْثله‬
ُّ ‫ع ْن ابْن شهاب بإسْناد عُقيْل ع ْن‬
Artinya: “Telah menceritakan kepadaku Amru an-Naqid dan Zuhair bin
Harb semuanya meriwayatkan dari Ibnu Uyainah berkata Amru, telah
menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah telah menceritakan kepada
kami Ayyub dia berkata, Saya mendengar Muhammad bin Sirin berkata, Saya
mendengar Abu Hurairah Radhiyallahu’ anhu berkata,”Rasulullah
SAWmemimpin kami di salah satu dari dua shalat petang, mungkin shalat
Zhuhur ataupun Ashar. Kemudian beliau mengucapkan salam pada dua
rakaat, kemudian beliau bersandar ke pohon kurma di arah kiblat masjid
dalam keadaan marah. Di antara jamaah terdapat Abu Bakar dan Umar,
tetapi tidak ada yang berani berbicara. Orang-orang yang suka terburu-buru
keluar dan berkata, ‘Shalat telah dipersingkat (qashar).’ Tiba-tiba Dzul
Yadain berdiri dan berkata, ‘Ya, Rasulullah! Apakah shalat diringkas ataukah
anda lupa? ‘ Nabi melihat sekeliling dan berkata, ’Apakah yang dikatakan
Dzul Yadain itu benar? ‘ Jawab mereka, ‘Betul, wahai Rasulullah! Anda
shalat hanya dua rakaat.’ Kemudian Nabi shalat dua rakaat lagi, lalu
memberi salam. Setelah itu beliau bertakbir, lalu bersujud. Kemudian
bertakbir, lalu bangkit. Kemudian bertakbir, lalu bersujud lagi, sesudah itu
bertakbir, lalu bangkit. Dia berkata, ‘Dan saya diberi kabar dari Imran bin
Hushain bahwasanya dia berkata,‘Dan mengucapkan salam.’ Telah
menceritakan kepada kami Abu ar-Rabi’ az-Zahrani, telah menceritakan
kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami Ayyub dari
Muhammad dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah SAW, mengimami
kami shalat pada salah satu dua rakaat shalat petang, “semakna dengan
hadis Sufyan.” (HR. Imam MuslimNo. 573).11

11
Imam Abu Al-Hussain Muslim bin Al-Hajj Al-Qushayri Al-Naisaburi, Shahih Muslim, Juz 1, Bab As-sahwi
Fii-Sholah, Beirut,Darul al-Katub al-Ilmiyah, 2011, hal. 226

7
3. Sujud Tilawah
Tata cara sujud tilawah sebagai berikut:
a. Syarat-syarat Sujud Tilawah
ii. Di Luar Sholat
1) Bacaan tersebut disyariatkan.
2) Bacaan tersebut disengaja
3) Yang dibacanya adalah seluruh ayat sajdah
4) Tidak memisahkan antara bacaan (ayat sajdah) dan sujudnya
dalam jangka waktu yang lama.
5) Bacaan ayat itu berasal dari satu orang.
6) Disyaratkan seperti yang berlaku dalam sholat, yakni suci dari dua
hadats, menghadap kiblat, menutup aurat, tidak berbicara, dan
sebagainya.

iii. Di Dalam Sholat


Jika seseorang melakukan sujud tilawah di dalam sholat, maka
selain syarat-syarat yang telah disebutkan di atas ditambah dengan
dua syarat, yakni sebagai berikut:
1) Tidk menyegaja membaca ayat sajadah karena untuk melakukan
sujud.
2) Yang melakukan sujud itu adalah orang yang membacanya.
Namun, bagi seorang makmum wajib mangikuti imam dalam
sujud tilawah.12

b. Rukun sujud tilawah


1) Niat
2) Takbiratul Ihram. Menurut imam syafi’iyah rukun, sedangkan menurut
ulama lain adalah sunnah.
3) Sujud satu kali, sebagaimana sujudnya sholat.

12
Ahmad Nawawi Sadili, Panduan Praktis dan Lengkap Shalat Fardhu dan Sunnah, (Jakarta: AMZAH, 2010),
hlm. 213.

8
4) Duduk sesudahnya dengan thuma’ninah tanpa tasyahud. Rukun ini
menurut ulama Hanabilah dan Syafi’iyah, sedangkan menurut ulama
lainnya sunnah.
5) Mengucapkan salam sembari menoleh ke kanan. Sedangkan salam
sembari menoleh ke kiri adalah sunnah.13

c. Sunnah sunnah sujud tilawah


1) Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram bagi ulama yang
berpendapat bahwa takbiratul ihram adlah rukun.
2) Takbir ketika bergerak menuju sujud dan ketika bangkit darinya.14
3) Membaca doa ketika sujud.
4) Salam yang kedua.
5) Jika ada orang yang membaca atau mendengar ayat sajadah tidak dapat
melakukan sujud tilawah karena udzur syar’I, atau ia sengaja tidak ingin
melakukan sujud tilawah, maka ia bisa membaca bacaan berikut
sebanyak empat kali sebagai ganti dari sujud tilawah.15

d. Ayat ayat sajadah


1) (QS. Al-A’raf: 206)
2) (QS. Ar-Ra’d: 15)
3) (QS. An-Nahl: 49)
4) (QS. Al-Isra’: 107)
5) (QS. Maryam: 58)
6) (QS. Al-Hajj: 18)
7) (QS. Al-Hajj: 77)
8) (QS. Al-Furqon: 60)
9) (QS. An-Nahl: 25)
10) (QS. As-Sajdah: 15)
11) (QS. Shaad: 24)

13
Ahmad Nawawi Sadili, Panduan Praktis dan Lengkap Shalat Fardhu dan Sunnah, (Jakarta: AMZAH, 2010),
hlm. 214.
14
Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Salat Empat Mazhab, (Jakarta: PT Mitra Kerjaya Indonesia, 1994), hlm.378
15
Buku 1 Ahmad Nawawi Sadili, Panduan Praktis dan Lengkap Shalat Fardhu dan Sunnah, (Jakarta: AMZAH,
2010), hlm. 216.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sholat diibaratkan sebuah tiang dalam bangunan, berguna sebagai penyangga.


Bayangkanlah jika sebuah bangunan tanpa tiang, tentunya tidak akan dapat berdiri kokoh.
Maka,barang siapa yang mengingkari amal perbuatan shalat, meski mengakui dirinya
sebagai seorang muslim sama saja dengan orang munafik, karena pernyataan lisannya
tidak sesuai dengan hati dan amal perbuatan. Kesempurnaan iman terletak pada keselarasan
antara hati, perkataan dan perbuatan. Sebagaimana definisi iman itu sendiri “Iman itu adalah
sesuatu yang di yakini di dalam hati, di ikrarkan dengan lisan serta diamalkan dengan
perbuatan.

Sujud mempunyai keistimewaan dan keajaiban, sujud sebagai rukun dalam shalat yang
dilakukan oleh setiap umat muslim sebagai kewajiban yang harus dikerjakan dalam setiap
waktu shalat. Sebagaimana dalam Qs.asy-Syua’rā ayat 219, yaitu wa taqallubaka fissājidīn.
Laku sujud dinilai memiliki khasiat lebih, sebagaimana pernyataan dari hasil penelitian para
ilmuwan tentang keistimewaan sujud tersebut.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nursuprianah, “Pemodelan Matematika Manfaat jumlah Rakaat pada


pemabakaran kalori dalam tubuh”, Jurnal Shalat, Vol. 6 No. 2
(Desember, 2017)

Rosadi, B. F., “Masjid sebagai Pusat Kebudayaan Islam”, Jurnal Studi Islam,
6 (1).

Tuti Yustiani, Be Smart Pendidikan Agama Islam Kumpulan soal untuk


Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama, (Bandung: Grafindo Media
Pratama, 2008)

Nurhasanah Namin S.Ag, Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab Untuk


Berdoa, (Lembar Langit Indonesia, 2015)

Ahyar Ahmad Dan Ahmad Najibullah, Fikih Madrasah Tsanawiyah, Bumi

Aksara,2019

An-Naisaiburi, I. A. A. M. b. H. A. (1992). SHAHIH MUSLIM/Imam Abi


Al-Husain Muslim bin Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaiburi. Dar al-
Fikr.

Sadili, A. N. (2009). Panduan Praktis dan Lengkap Shalat Fardhu dan


Sunnah. AMZAH.

Imam Abu Al-Hussain Muslim bin Al-Hajj Al-Qushayri Al-Naisaburi,


Shahih Muslim, Juz 1, Bab As-sahwi Fii-Sholah, Beirut,Darul al-
Katub al-Ilmiyah, (2011)

Ar-Rahbawi A. Q.(2007), Fikih Shalat Empat Madzhab, (Jogjakarta: Hikam


Pustaka)

Buku 1 Ahmad Nawawi Sadili, Panduan Praktis dan Lengkap Shalat Fardhu
dan Sunnah, (Jakarta: AMZAH, 2010)

11

Anda mungkin juga menyukai