Abstrak
613
Adab Penghafal Al-Qur’an Menurut Imam Nawawi Dalam Kitab
At-Tibyan Fii Adabi Hamalah Al-Qur’an | 614
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah ﷻ. kepada
Nabi Muhammad ﷺ. untuk mengatur hubungan (‘alaqah) manusia
(Atif Al-Zain, 2010). Islam diemban oleh Rasulullah ﷺuntuk
disampaikan kepada seluruh manusia. Penyebaran Islam diawali oleh
dakwah Rasulullah ﷺdi Makkah hingga datang peristiwa hijrah.
Peristiwa hijrah Rasulullah ﷺke Yatsrib bersama Muhajirin
disambut masyarakat Anshar dengan suka cita. Kota ini kemudian
beralih menjadi masyarakat Islam dan penyebutan istilah Yatsrib
berganti menjadi Madinah Munawwarah. Saat itu Rasulullah ﷺ
mempersaudarakan kaum Muslimin dan meletakkan pondasi-
pondasi negara Islam.
Di kota Madinah Munawwarah tumbuh subur ilmu
pengetahuan. Masjid Nabawi menjadi pusat pengkajian Islam dan
pembinaan masyarakat. Begitu pula masjid menjadi sentral
pengaturan sosial kemasyarakatan dan bergulirnya roda
pemerintahan.
Saat itu konsep pendidikan Islam telah nampak. Dengan
adanya pembinaan terhadap shahabat begitu pula Rasulullah ﷺ
mengalokasikan waktu khusus untuk pendidikan para muslimah.
Saat itu kaum Muslim tidak hanya terbentuk oleh kaum
Muhajirin dan Anshar, terdapat pula beberapa orang dari luar bangsa
Quraisy yang menyatakan keislamannya di hadapan Nabi ﷺ. Mereka
pada akhirnya ditempatkan di selasar Masjid Nabawi sehingga kita
mengenal mereka dengan sebutan Ahlu Al-Shuffah.
Opini dan kesadaran Islam yang telah menyelimuti kota
Madinah membuat masyarakat Islam tentram dalam beribadah.
Begitu pula setelah dibentuknya perjanjian-perjanjian maka hukum
Islam dapat dilaksanakan dengan sempurna.
METODELOGI PENELITIAN
Jenis dari penelitian ini adalah penelitian perpustakaan
(library research), yaitu teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi telaah terhadap buku-buku, leteratur-literatur,
catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan
masalah yang dipecahkan (Nazir, 1985).
Penelitian ini tergolong pada penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu kontek khusus yang
اوبِنا اها ِرِه,َّاس اَنئِ ٌم ْو ان ِ ِ ِ ِ آن أا ْن ا ِ ي ْن بغِي حلِا ِم ِل الْ ٌقر
ٌ يعرف بلاْيله إ اذا الن ْ ْ اا
ِ ِِ ِ ِِ ِ ِ ِ
ٌ اوبِبٌ اكائه إ اذا الن,َّاس يا ْفار ٌح ْو ان
َّاس ٌ اوِبٌْزنه إ اذا الن,َّاس ٌم ْفطٌرْو ان ٌ إ اذا الن
.َّاس اَيْتاالٌْو ان ِ ِِ ِ ِ ِ ِ وبِ ا,ضحكٌو ان
ٌ اوِبٌ ٌش ْوعه إ اذا الن,ض ْو ان ٌ َّاس اَيٌْو
ٌ ص َّمته إ اذا الن يا ْ ا ْ ا
“Hedaknya penghafal Al-Qur’ān bangun pada malam hari
ketika orang-orang tidur, berpuasa pada siang harinya saat
orang-orang makan, bersedih hati tatkala yang lain
. اواَل تاغٌلٌّ ْوا فِْي ِه,ٌ اواَل اَتْ ٌكلٌ ْوا بِِه اواَل اِتّ ٌفوا اعْنه,اقْ ارٌؤْوا الٌْق ْرآ ان
“Bacalah Al-Qur’ān , jangan makan hasil darinya, jangan
melalaikannya, dan jangan pula berlebih-lebihan
terhadapnya (HR. Ahmad, 444).
Dalam riwayat lain sebagaimana diriwayat oleh Jabir ra
dari Nabi ﷺ, beliau bersabda :
ياتا اع َّجلُ ْوناهُ اواَل,اقْ ارٌؤْوا الٌْق ْرآ ان قا ْب ال أا ْن اَيِِْتا قا ْوٌم يُِقْي ُم ْوناهُ إِقا اامةا الْ اق ْد ِح
.ُاجلُ ْوناه
َّ ياتاأ
“Bacalah Al-Qur’ān sebelum datang kaum yang
menegakkannya seperti menegakkan anak panah, mereka
menyegerakan upahnya dan tidak menundanya.”
Imām An-Nawawῑ memberi komentar, yang dimaksud
dengan menyegerakan upahnya di hadits tersebut adalah
menyegerakan upahnya dalam bentuk harta, popularitas, dan
semisalnya (An- Nawawi, 1996).
Dan diriwayatkan pula dari Fudhail bin Amr bahwa pernah
suatu ketika dua orang sahabat Nabi ﷺmemasuki sebuah masjid,
ketika Imam telah salam berdirilah seorang laki-laki membaca
beberapa ayat Al-Qur’ān kemudian meminta-minta. Salah satu dari
KESIMPULAN
Kitab At-Tibyan fii Adab Hamalah Al-Qur’an adalah
merupakan salah satu karya besar imam An-Nawawi yang membahas
tentang masalah adab-adab yang berhubungan dengan Al-Qur’an,
yang merupakan wahyu yang telah Allah ﷻturunkan kepada Nabi
Muhammad ﷺmelalui Malaikat mulia Jibril as.
Dalam Kitab At-Tibyan fii Adab Hamalah Al-Qur’an, Imam
Nawawi mengemukakan beberapa adab yang harus diteladani oleh
para penghafal Al-Qur’an, antara lain adalah : Berpenampilan
sempurna dan berperangai mulia, menjauhkan diri dari hal-hal yang
dilarang Al-Qur’an demi memuliakannya, menjaga diri dari profesi
atau pekerjaan yang tercela, menghargai serta menghormati diri,
menjaga diri dari penguasa kejam dan para pengejar dunia yang lalai,
tawadhu’ terhadap orang-orang sholeh, pelaku kebaikan dan orang-
orang miskin, menjadi pribadi yang khusyu’ serta tenang hati dan
sikapnya, tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai ladang pencarian
nafkah, dan membiasakan diri untuk selalu membacanya terutama
disaat malam hari.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Zain, Samih ‘Atif, Diskursus Islam Politik dan Spiritual. Bogor: Al
Azhar Press. 2010
Aji, A.M. "Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif
Islam," Salam; Sosial dan Budaya Syar-i, Volume 2, No. 2
(2015).
An-Nawawi, Abu Zakaria Yahya bin Syaraf Ad-Damasyqi, At-Tibyan
fi Adabi Hamalah Al-Qur’an, Bairut, Dar Ibn Jauzi, cet. 4, 1996
Daud, Wan Mohd Nor, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M.
Naquid al-Attas, Mizan, bandung, 2003
Farid, Syaikh Ahmad, 60 Biografi Ulama Salaf, terjemah oleh Masturi
Irham dan Asma'i Taman, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006.
http://www.baq.or.id/2015/04/sejarah-perkembangan-pengajaran-
tahfidz.html. Diakses 28 januari 2018 pukul 11.30 wib
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/09/18
/mtaab3-tren-menghafal-alquran-makin-berkembang diakses
28 Januari 2018, pukul 11.45 wib.
Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, 1998
Mukri, S.G.; Aji, A.M.; Yunus, N.R. "Implementation of Religious
Education in the Constitution of the Republic of Indonesia,"
Salam: Sosial dan Budaya Syar-i, Volume 3 No. 3 (2016).
Nazir, Mochammad, Metode Penelitian, Jakarta, Galia indonesia, 1985
Salminawati, Etika Pendidik Dan Peserta Didik Imām An-Nawawī,
Tesis Pendidikan Agama islam, Pascasarjana UIN Sumatera
Utara, TT, 2014