Anda di halaman 1dari 21

Hal-hal yang Membatalkan Syahadat (Bagian 1)

Aqidah
2/11/2007 | 21 Shawwal 1428 H | Hits: 12.622
Oleh: Tim dakwatuna.com

Dengan mengucapkan dua kalimat syahadat seseorang berarti telah


mempersaksikan diri sebagai hamba Allah semata. Kalimat Lailaaha
illallahu dan Muhammadur rasulullah selalu membekas dalam jiwanya dan
menggerakkan anggota tubuhnya agar tidak menyembah selain Allah. Baginya
hanya Allah sebagai Tuhan yang harus ditaati, diikuti ajaranNya, dipatuhi
perintahnya, dan dijauhi laranganNya. Caranya bagaimana, lihatlah pribadi
Rasulullah saw. sebab dialah contoh hamba Allah sejati.
Dalam pembukaan surat Al-Israa, Allah telah mendeklarasikan bahwa Rasulullah
saw. adalah hambaNya.
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya
Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [QS. Al Israa' (17): 1]
Begitu juga dalam pembukaan surat Al-Kahfi, Allah menegaskan bahwa Rasulullah
adalah hambaNya yang mendapat bimbingan Al-Quran.
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (AlQuran) dan dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya. [QS. Al-Kahfi (18): 1]
Kedua ayat di atas menunjukkan bahwa makna dua kalimat syahadat yang intinya
adalah tauhidharus benar-benar tercermin dalam jiwa dan perbuatan orang yang
mengikrarkannya. Dan bagi orang yang mengikrarkan syahadatain itu bentuk
pengakuan dirinya sebagai hamba Allah. Sebagai hamba Allah, orang yang berikrar
tadi tidak ada pilihan kecuali mencontoh pribadi Rasulullah saw. dalam segala sisi
kehidupannya, baik dari sisi akidah dan ibadah, maupun sisi-sisi lainnya seperti
sikapnya terhadap istri dan pelayannya di rumah, pergaulannya bersamasahabatnya, akhlaknya dalam melakukan tansaksi bisnis dan kepemimpinannya
sebagai kepala Negara. Kenapa? Karena Rasulullah adalah seorang hamba Allah
sejati yang memang dibentuk sebagai figur ideal yang wajib dicontoh akhlaknya.
Untuk menjaga kemurnian tauhid, seperti yang dicontohkan Rasulullah saw.,
seorang hamba hendaknya menghindar jauh-jauh dari hal-hal yang merusak
kemurnian tauhid sebagai cerminan dua kalimat syahadat tersebut. Setidaknya ada
tiga hal yang bisa membatalkan syahadatnya, yaitu asy-syirku (menyekutukan
Allah), al-ilhaadu (menyimpang dari kebenaran), dan an-nifaaku (berwajah dua,
menampakkan diri sebagai muslim, sementara hatinya kafir).

Syirik (menyekutukan Allah)


Definisi syirik adalah lawan kata dari tauhid, yaitu sikap menyekutukan Allah secara
dzat, sifat, perbuatan, dan ibadah. Adapun syirik secara dzat adalah dengan
meyakini bahwa dzat Allah seperti dzat makhlukNya. Akidah ini dianut oleh
kelompok mujassimah. Syirik secara sifat artinya seseorang meyakini bahwa sifatsifat makhluk sama dengan sifat-sifat Allah. Dengan kata lain, mahluk mempunyai
sifat-sifat seperti sifat-sifat Allah. Tidak ada bedanya sama sekali.
Sedangkan syirik secara perbuatan artinya seseorang meyakini bahwa makhluk
mengatur alam semesta dan rezeki manusia seperti yang telah diperbuat Allah
selama ini. Sedangkan syirik secara ibadah artinya seseorang menyembah selain
Allah dan mengagungkannya seperti mengagungkan Allah serta mencintainya
seperti mencintai Allah. Syrik-syirik dalam pengertian tersebut, secara eksplisit
maupun implisit, telah ditolak oleh Islam. Karenanya, seorang muslim harus benarbenar berhat-hati dan menghindar jauh-jauh dari syirik-syirik seperti yang telah
diterangkan di atas.
Contoh bentuk-bentuk syirik ada banyak. Di antaranya, pertama, menyembah
patung atau berhala (al-ashnaam). Allah swt. menyebutnya dalam ayat berikut ini.
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang
terhormat di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan
telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan
kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan
jauhilah perkataan-perkataan dusta. [QS. Al Hajj (22): 30]
Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya, Wahai Bapakku, mengapa kamu
menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat
menolong kamu sedikitpun? [QS. Maryam (19): 42]
Menyembah matahari adalah bentuk syirik yang kedua. Allah menolak orang-orang
yang menyebah matahari, bulan, dan atau bintang.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam
kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari,
bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam. [QS. Al A'raaf (7): 54]
Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan
bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan,
tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya
saja menyembah. [QS. Fushshilat (41): 37]
Bentuk syirik yang ketiga adalah menyembah malaikat dan jin.
Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal
Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan

mengatakan) bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan, tanpa


(berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang
mereka berikan. [QS. Al An'aam (6): 100]
Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya
kemudian Allah berfirman kepada malaikat, Apakah mereka ini dahulu menyembah
kamu? Malaikat-malaikat itu menjawab, Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung
kami, bukan mereka. Bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka
beriman kepada jin itu.. [QS. Saba' (34): 40-41]
Bentuk syirik keempat adalah menyembah para nabi, seperti Nabi Isa a.s. yang
disembah kaum Nasrani dan Uzair yang disembah kaum Yahudi. Keduanya samasama dianggap anak Allah.
Orang-orang Yahudi berkata, Uzair itu putera Allah, dan orang-orang Nasrani
berkata, Al masih itu putera Allah. Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut
mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah
mereka, bagaimana mereka sampai berpaling? [QS. At-Taubah (9): 30]
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, Sesungguhnya Allah ialah
Al-Masih putera Maryam. Padahal Al-Masih (sendiri) berkata, Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim
itu seorang penolongpun. [QS. Al-Maidah (5): 72]
Bentuk syirik yang kelima adalah menyembah rahib atau pendeta. Allah berfirman,
Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan
selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam; padahal
mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Adi bin Hatim r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai hal tersebut, seraya
berkata, Sebenarnya mereka tidak menyembah pendeta atau rahib mereka.
Rasululah saw. menjawab, Benar, tetapi para rahib atau pendeta itu telah
mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram, sementara mereka
mengikutinya. Bukankah itu tindak penyembahan terhadap mereka?
Bentuk syirik yang keenam, menyembah Thaghuut. Istilah thaghuut diambil dari
kata thughyaan artinya melampaui batas. Maksudnya, segala sesuatu yang
disembah selain Allah. Setiap seruan para rasul intinya adalah mengajak kepada
tauhid dan menjauhi thaghuut. Allah berfirman, Dan sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja),
dan jauhilah Thaghut itu. Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). [QS. An-Nahl
(16): 36].

Dan tauhid yang murni tidak akan bisa dicapai tanpa menghindar dari menyembah
thaghuut. Allah berfirman, Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu,
barangsiapa yang ingkar kepada thaghuut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan
putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [QS. Al-Baqarah (2):
256]
Allah bangga dengan orang-orang beriman yang menjauhi thaghuut. Dan orangorang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada
Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hambahamba-Ku. [QS. Az-Zumar (39): 17]
Bentuk syirik yang ketujuh adalah menyembah hawa nafsu. Hawa nafsu adalah
kecendrungan untuk melakukan keburukan. Seseorang yang menuhankan hawa
nafsu, mengutamakan keinginan nafsunya di atas cintanya kepada Allah. Dengan
demikian ia telah mentaati hawa nafsunya dan menyembahnya. Allah berfirman,
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? [QS. Al-Furqaan
(25): 43]
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya, dan meletakkan tutupan atas
penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah
(membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? [QS. AlJatsiyah (45): 23]
Macam-macam Syirik
Ada dua macam syirik, yaitu syirik besar dan syirik kecil. Masing-masing dari kedua
macam ini mempunyai dua dimesi: zhahir (tampak) dan khafiy (tersembunyi).
Syirik besar (asy-syirkul akbar) adalah tindakan menyekutukan Allah dengan
makhlukNya. Dikatakan syirik besar karena pelakunya tidak akan diampuni dosanya
dan tidak akan masuk surga. Allah berfirman, Sesungguhnya Allah tidak
mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia; dan Dia mengampuni
dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat
sejauh-jauhnya. [QS. An-Nisaa' (4): 116]
Syirik besar ini dibagi dua dimensi: zhahir dan kafiy. Contoh syirik besat yang zhahir
adalah seperti menyembah bintang, matahari, bulan, patung-patung, batu-batu,
pohon-pohon besar, dan manusia (seperti menyembah Firun, raja-raja, Budha, Isa
bin Maryam, malaikat, jin dan Setan). Sementara yang khafiy bisa dicontohkan
seperti meminta kepada orang-orang yang sudah mati dengan keyakinan bahwa
mereka bisa memenuhi apa yang mereka yakini, atau menjadikan seseorang
sebagai pembuat hukum, menghalalkan dan mengharamkan seperti yang
seharusnya menjadi hak Allah swt.

Adapun syirik kecil (asy-syirkul ashghar) adalah suatu tindakan yang mengarah
kepada syirik, tetapi belum sampai ke tingkat keluar dari tauhid, hanya saja
mengurangi kemurniannya. Syirik kecil juga dua dimensi: dzahir dan khafiy.
Yang zhahir bisa berupa lafal (pernyataan) dan perbuatan.
Contoh yang berupa lafal adalah bersumpah dengan nama selain Allah dan
mengarah ke syirik seperti demi Nabi, demi Kabah, demi kakek dan nenek. Dalam
sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda, Man halafa bighairillahi faqad kafara wa
asyraka (siapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka ia kafir dan musyrik).
(HR. Turmidzi nomor 1535). Termasuk lafal yang mengarah ke syirik pernyataan,
Kalau tidak karena Allah dan si fulan niscaya ini tidak akan terjadi. Contoh yang
lain adalah memberikan nama anak dengan Abdul Kabah dan lain sebagainya.
Adapun contoh syirik kecil zhahir yang berupa perbuatan seperti mengalungkan
jimat dengan keyakinan bahwa itu bisa menyelamatkan dari mara bahaya.
Syirik kecil yang khafiy biasanya berupa niat atau keinginan, seperti riya dan
sumah. Yaitu melakukan tindak ketaatan kepada Allah dengan niat ingin dipuji
orang. Seperti menegakkan shalat dengan tampak khusyu karena sedang di
samping calon mertua. Seseorang berbuat seperti itu dengan harapan supaya dipuji
sebagai orang shalih. Padahal di saat sendirian, shalatnya tidak demikian. Riya
adalah termasuk dosa hati yang sangat berbahaya. Karena itu, Islam sangat
memperhatikan sebab perbuatan hati adalah faktor yang menentukan bagi baik
tidaknya perbuatan zhahir.
Allah berfirman, Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima),
seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia
tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu
seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat,
lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari
apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang kafir. [QS. Al-Baqarah (2): 264]
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda, Man sammaa sammallahu
bihii, waman yaraaii yaraaillahu bihii (siapa yang menampakkan amalnya dengan
maksud riya Allah akan menyingkapnya di hari Kiamat, dan siapa yang
menunjukkan amal shalihnya dengan maksud ingin dipuji orang, Allah mengeluarkan
rahasia tersebut di hari Kiamat). (HR. Bukhari 11/288 dan Muslim nomor 2987)
Bahaya-bahaya Syirik
Perbuatan syirik sangat berbahaya. Berikut ini beberapa bahaya yang akan
menimpa orang-orang pelaku syirik.
Pertama, syirik adalah kezhaliman yang nyata. Allah berfirman, Innasy syirka
ladzlumun adziim (sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar
kezaliman yang besar). [QS. Luqman (31): 13]. Mengapa disebut kezhaliman yang
besar? Sebab dengan berbuat syirik seseorang telah menjadikan dirinya sebagai
hamba makhluk yang sama dengan dirinya yang tidak berdaya apa-apa.

Kedua, syirik merupakan sumber khurafat. Sebab, orang-orang yang meyakini


bahwa selain Allah seperti bintang, matahari, kayu besar dan lain sebagainya bisa
memberikan manfaat atau bahaya, berarti ia telah siap melakukan
segala khurafat dengan mendatangi para dukun, kuburan-kuburan angker, dan
mengalungkan jimat di lehernya.
Ketiga, syirik adalah sumber ketakutan dan kesengsaraan. Allah berfirman, Akan
Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut disebabkan mereka
mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan
keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburukburuk tempat tinggal orang-orang yang zhalim. [QS. Ali Imran (3): 151]
Keempat, syirik merendahkan derajat kemanusiaan si pelakunya. Allah berfirman,
Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah
jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang
jauh. [QS. Al-Hajj (22): 31]
Kelima, syirik menghancurkan kecerdasan manusia. Allah berfirman, Dan mereka
menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan
kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan. Dan mereka berkata,
Mereka itu adalah pemberi syafa`at kepada kami di sisi Allah. Katakanlah, Apakah
kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan
tidak (pula) di bumi? Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka
mempersekutukan (itu). [QS. Yunus (10): 18]
Keenam, di akhirat nanti orang-orang musyrik tidak akan mendapatkan ampunan
Allah dan akan masuk neraka selama-lamanya. Allah berfirman, Sesungguhnya
Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia
mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya
ia telah tersesat sejauh-jauhnya. [QS. An-Nisaa' (4): 116]
Allah juga berfirman, Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu
dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya
ialah neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun. [QS.
Al-Maidah (5): 72]
Sebab-sebab Syirik
Ada tiga sebab fundamental munculnya prilaku syirik, yaitu al-jahlu (kebodohan),
dhaful iiman (lemahnya iman), dan taqliid (ikut-ikutan secara membabi-buta).
Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik. Karenanya masyarakat sebelum datangnya
Islam disebut dengan masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka tidak tahu mana yang
benar dan mana yang salah. Dalam kondisi yang penuh dengan kebodohan itu,
orang-orang cendrung berbuat syirik. Karenanya semakin jahiliyah suatu kaum, bisa
dipastikan kecendrungan berbuat syirik semakin kuat. Dan biasanya di tengah
masyarakat jahiliyah para dukun selalu menjadi rujukan utama. Mengapa? Sebab
mereka bodoh, dan dengan kobodohannya mereka tidak tahu bagaimana

seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi. Ujung-ujungnya


para dukun sebagai narasumber yang sangat mereka agungkan.
Penyebab kedua perbuatan syirik adalah dhaful iimaan (lemahnya iman). Seorang
yang imannya lemah cendrung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut kepada Allah
tidak kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkan oleh hawa
nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika seseorang dibimbing oleh hawa
nafsunya, maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan syirik
seperti memohon kepada pohonan besar karena ingin segera kaya, datang ke
kuburan para wali untuk minta pertolongan agar ia dipilih jadi presiden, atau selalu
merujuk kepada para dukun untuk suapaya penampilannya tetap memikat hati orang
banyak.
Taqliid sebab yang ketiga. Al-Quran selalu menggambarkan bahwa orang-orang
yang menyekutukan Allah selalu memberi alasan mereka melakukan itu karena
mengikuti jejak nenek moyang mereka. Allah berfirman, Dan apabila mereka
melakukan perbuatan keji, mereka berkata, Kami mendapati nenek moyang kami
mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.
Katakanlah, Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang
keji. Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu
ketahui? [QS. Al-A'raf (7): 28]
Dan apabila dikatakan kepada mereka, Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah.
Mereka menjawab, (Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati
dari (perbuatan) nenek moyang kami. (Apakah mereka akan mengikuti juga),
walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak
mendapat petunjuk? [QS. Al-Baqarah (2): 170]
Apabila dikatakan kepada mereka, Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan
mengikuti Rasul. Mereka menjawab, Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati
bapak-bapak kami mengerjakannya. Dan apakah mereka akan mengikuti juga
nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apaapa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? [QS. Al-Maidah (5): 104]

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2007/11/295/hal-hal-yang-membatalkansyahadat-bagian-1/#ixzz1sLEvG6Ti

HATI - HATI Ada 10 Hal yang Membatalkan Syahadat


Posted By muhammadyusuf123 On 12 Feb 2011. Under Pesan
Islam Tags: Allah, ayat, bohong,dengki, iri hati, memperolok, musyrik, pembatal, syahadat, syirik



Untuk semua saudara-saudariku:
Maaf, saya tak kafirkan banyak orang tp saya cuma ingatkan saja sesama insan
agar HATI-HATI 10 HAL PEMBATAL SYAHADAT
kenapa saya angkat tulisan ni? karena banyak orang di luar sana yang bilang Quran
sudah tak sesuai zaman & 35% ayatnya perlu kena tukar ayat baru yang sesuai dengan
zaman ni
lagi banyak orang bilang SEMUA AGAMA BENAR, SEMUA AGAMA BAIK, SMUA AGAMA
BAGUS, SEMUA AGAMA SAMA benar kah smua agama sama? Benarkah ajaran Tuhan itu
3 tapi 1 itu benar?

Allah telah mewajibkan bagi seluruh hambanya untuk masuk ke dalam Islam dan
berpegang teguh dengan ajaran-Nya dan menjauhi segala sesuatu yang menyimpang
darinya. Ia juga telah mengutus Muhammad untuk berdakwah terhadap hal tersebut, dan
juga telah mengabarkan bahwa barang siapa yang mengikutinya maka dia telah
mendapatkan hidayah, namun barang siapa yang menolak dakwahnya maka ia telah
tersesat. Dan Allah telah memperingatkan dalam banyak ayat-ayat Al-quran tentang halhal yang menyebabkan segala jenis kesyirikan, kemurtadan dan kekafiran.
Para ulama telah menerangkan dan membahas hukum seorang muslim yang murtad dari
agamanya dapat disebabkan oleh berbagai macam sebab yang membatalkan
keislamannya, yang menyebabkan darah dan hartanya menjadi halal dan Ia dinyatakan
keluar dari Islam. Namun yang lebih berbahaya dan sering terjadi adalah 10 hal yang
dapat membatalkan keislaman yang disebutkan oleh Syeik Muhammad Bin Abdul Wahab
serta ulama lainnya. Dan saya akan menjelaskan secara singkat akan hal ini, agar kita
berhati-hati dan mengingatkan orang lain dengn harapan agar kita selamat dari hal-hal
tersebut.
1. Syirik dalam beribadah kepada Allah. Firman Allah,
sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia,
dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik itu bagi siapa yang di kehendaki-Nya. (Qs.4
An Nisaa: 116).
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan padanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-

orang dzalim itu seseorang penolongpun.


(Qs.5 Al Maidah: 72).
Termasuk dalam poin ini adalah berdoa kepada orang yang sudah mati dan minta
bantuan kepada mereka atau bernadzar dan memberi sesaji baik berupa makanan,
minuman, hewan kurban, bunga dan lainnya.
2. Menjadikan sesuatu sebagai perantara dengan Allah dimana seseorang berdoa dan
meminta syafaat serta bertawakal kepada sesuatu tersebut, orang yang berbuat hal
seperti ini telah kafir secara ijma.
Contoh: meminta tolong melalui perantara jin, meminta doa melalui Nabi, meminta
ampun melalui Nabi Isa atau Siti Maryam/bunda Maria, meminta perlindungan melalui
malaikat, meminta berkah melalui Santo Kristen dan sejenis. Semua doa, ampun,
permintaan, HARUS & HANYA ditujukan bagi ALLAH saja.
3. Siapa yang tidak mengafirkan orang-orang musrik atau meragukan kekafiran mereka
atau membenarkan ajaran mereka. Maka orang yang berkeyakinan seperti ini juga telah
kafir.
Mereka telah membetulkan ajaran agama lain yang salah yang bermakna mereka pun
mengakui ajaran agama yang salah. Ertinya mereka mengakui bahwa ada Tuhan selain
Allah itu benar.
4. Siapa yang meyakini bahwa petunjuk selain Rasulullah saw lebih sempurna dari
petunjuk beliau, atau meyakini bahwa hukum selain hukum beliau lebih baik dari selain
hukumnya, seperti orang-orang yang lebih mengutamakan hukum
thagut/demokrasi/komunis/hukum lainnya dari hukum Allah, maka orang yang
berkeyakinan seperti ini juga telah kafir.
Ertinya mereka tak meyakini Hukum Allah yang banyak ditulis dalam Quran. Bila tak
yakin ayat Quran, maknanya mereka ragu akan Quran.
Ragu akan Quran = Gugur imannya pada Kitab2 ALLAH.
Ragu Quran = Ragu akan perkataan Nabi, menganggap Rasulullah Muhammad SAW
berbohong masalah ayat Quran maknanya, gugur imannya pada para Nabi.
Ragu Quran = Ragu akan perkataan Malaikat Jibril, menganggap Malaikat Jibril
berbohong masalah ayat Quran maknanya, gugur imannya pada para Malaikat.
Ragu Quran = Ragu akan firman ALLAH, menganggap ALLAH tak sempurna & berbohong
masalah ayat Quran maknanya, gugur imannya pada ALLAH.

Rukun Iman dalam Islam ada 6:


Bila dalam kenyataan kehidupan & perbuatan keseharian kita tak percaya pada Quran,
maknanya 4 dari 6 Rukun Islam kita telah BATAL!!!
Iman kepada Kitab-Kitab > Batal
Iman kepada Para Nabi -> Batal
Iman kepada Malaikat > Batal
Iman kepada Allah -> Batal
Cuma tersisa 2 Iman Islam, iaitu:
Iman kepada Hari Akhir &
Iman kepada Qada & Qadar
5. Siapa yang membenci sebagian dari ajaran Rasulullah, meskipun ia tetap
mengamalkannya, maka ia telah kafir. Berdasarkan firman Allah,
yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang
diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal
mereka.
Mengapa Rasulullah Muhammad SAW bersabda bahwa banyak penghuni neraka ialah
wanita?
Kali ini, saya ada 2 jawaban untuk sementara:
- Karena insya Allah kelak jumlah wanita:pria = 50:1
- Karena banyak wanita tak guna jilbab/tudung
- Karena banyak wanita membenci poligami di Kitab Allah
Sesiapa yang berkata baik lahir maupun batin jika poligami itu tak betul, poligami itu
salah, maka maknanya:
ia telah menyalahkan Quran
ia telah menyalahkan Kitab-Kitab Allah karena Poligami pun terdapat dalam Taurat, Zabur
& Injil
ia telah menyalahkan Rasulullah Muhammad SAW & para nabi lain karena Nabi Ibrahim,
Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Yakub, Nabi lain pun memiliki istri lebih dari 1
ia telah memfitnah Rasulullah Muhammad SAW berkata bohong tentang Ayat yang
membatasi poligami 4 istri saja
ia telah menghujat ALLAH & mengatakan ALLAH berdusta tentang ayat poligami

Karena itu, insyaflah wahai saudara-saudariku, mari, perbaharui syahadat kita dengan
shalat 5 waktu, karena Rasulullah Muhammad SAW bersabda: Alhamdulillah karena
ALLAH telah menjadikan umatku sering mengucapkan syahadat.
Hal lain yang perlu diketahui bahwa membatasi kelahiran dengan kondom, suntik, atau
medik lainnya ialah salah satu cara mereka para Kristen agar perkembangan umat Islam
terhambat, sementara mereka banyak-banyak berkembang biak sebanyak-banyaknya.
6. Siapa yang memperolok-olok salah satu ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. Atau
memperolok-olok pahala dan siksaan yang diperoleh maka ia juga kafir. Dan dalil yang
menunjukkan hal tersebut adalah firman Allah,
Katakanlah wahai (Muhammad), Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya
kalian selalu berolok-olok? tidak usah kalian minta maaf, karena kalian kafir sesudah
beriman. (At Taubah: 65-66)
Bila ada seorang yang mengakui Islam tapi dia bergurau dengan Quran & berkata: GITU
AJA KOK REPOT, SAYA KAN CUMA BERCANDA. maka silahkan lihat Firman-firman ALLAH
dibawah ini:
Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan
disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok. (18
Kahfi: 106)
Dan apabila dia mengetahui barang sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka ayat-ayat itu
dijadikan olok-olok. Merekalah yang memperoleh azab yang menghinakan.
(Qs. 45 Jaatsiyah:9)
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, tentulah mereka akan manjawab,
Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja. Katakanlah:
Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? (Qs.9
Taubah:65)
Dan tidaklah Kami mengutus rasul-rasul hanyalah sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan; tetapi orang-orang yang kafir membantah dengan yang
batil agar dengan demikian mereka dapat melenyap kan yang hak, dan mereka
menganggap ayat-ayat kami dan peringatan- peringatan terhadap mereka sebagai olokolokan. (Qs.18 Kahfi:56)
Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna
untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan
Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.
(Qs.31 Luqman:6)

Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olokolokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia, maka pada hari ini mereka tidak
dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertaubat.
(Qs.45 Jaatsiyah:35)
Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan
senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka)
dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka,
karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi
syafaat selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun,
niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang
dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang
mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu. (Qs.6 Anam:70)
Orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan
kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan
mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan
(sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (Qs.7 Araaf:51)
Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang hak dan
yang bathil. dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau. (Qs.86 Thaariq:13-14)
7. Perbuatan sihir dengan segala bentuknya. Maka barang siapa yang melakukan
perbuatan ini dan meridhainya, maka ia telah kafir. Sebagaimana firman Allah,
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syetan-syetan pada masa kerajaan
Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal
Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syetan-syetan itulah yang kafir
(mengerjakan syihir).
Mereka mengajarkan syihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang
malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan
(sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan,
Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kalian kafir. Maka
mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat
menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya.
Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudlarat dengan sihirnya kepada seorangpun
kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudlarat
kepadanya dan tidak memberi manfaat.

Demi, sesungguhnyaa mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya


(kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah keuntungan baginya diakhirat dan amat jahatlah
perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (Al Baqoroh:
102)
8. Mendukung dan membantu orang-orang musrik untuk mencelakakan kaum muslimin.
Hal ini dilandasi oleh firman Allah,
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang yahudi dan
nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (kalian), sebagian mereka adalah pemimpin bagi
sebagian yang lain. Barang siapa diantara kalian mengambil mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.
(Al Maidah: 51)
9. Orang yang meyakini bahwa ada golongan manusia tertentu yang dibolehkan keluar
dari syariah Muhammad. Maka orang yang meyakini hal ini telah kafir, berdasarkan
firman Allah,
Di antara ahli kitab ada orang yang jika kalian mempercayakan kepadanya harta yang
banyak, dikembalikannya kepada kalian dan diantara mereka ada orang yang jika kalian
mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepada kalian, kecuali jika
kalian selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan, tidak ada
dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah,
padahal mereka mengetahui. (Al Imran: 75)
10. Berpaling dari agama Allah dengan wujud tidak mempelajarinya dan tidak
mengamalkannya. Didasarkan pada firman Allah,
Dan siapakah yang lebih zhalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayatayat Tuhan-Nya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya kami akan
memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa. (As Sajdah: 32).
Dan tidak ada perbedaan antara pelaku-pelaku sepuluh hal tersebut diatas, baik ia dalam
keadaan main-main, bersungguh-sungguh, atau karena takut ketika melakukannya
-kecuali orang yang dipaksa untuk melakukannya-.
Semuanya adalah bahaya yang sangat besar dan sangat sering terjadi. Maka hendaknya
setiap muslim dapat menghindarinya dan selalu menghawatirkan dirinya dari hal-hal
tersebut.

Kita kemudian berlindung kepada Allah dari segala sesuatu yang dapat mendatangkan
kemurkaan dan adzabnya yang sangat pedih. Sholawat dan salam semoga selalu
terlimpah atas manusia terbaik, Muhammad serta atas para kerabat dan sahabatnya.
Mari, sekali lagi kita perbaharui Syahadat kita. Mari kita sama tegakkan shalat 5 waktu
berjamaah di masjid. Rasulullah Muhammad SAW tak pernah perintah kita shalat 5 waktu
seorang saja di rumah masing-masing.
Kita shalat seorang saja, maka belum tentu shalat kita diterima, tapi bila kita banyak
berjamaah sekali, insya ALLAH diterima semua.
Bila kita tegakkan shalat 5 waktu berjamaah, maknanya dalam 1 hari saja kita minimal
mengucap 9x syahadat secara berjamaah disaksikan & di doaakn para Malaikat di
masjid/surau.

MEMAHAMI ASSYAHADATAIN

Muqadimah

Syahadat merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, yang akan menentukan
perjalanan kehidupannya. Dengan syahadat, orientasi duniawi (baca; materiil) akan berubah
menjadi orientasi ukhrawi yang secara langsung atau tidak dapat merubah tujuan dan perjalanan
hidup seseorang. Dan dengan syahadat ini pulalah, Rasulullah SAW mengubah kondisi masyarakat
Arab, dari kehidupan yang jahili menuju kehidupan yang Islami.
Syahadat membawa perubahan mendasar dalam jiwa setiap insan. Syahadat merubah
kondisi masyarakat dari akarnya yang paling bawah; yaitu dari sisi relung hatinya yang paling
dalam. Ketika hati telah berubah, maka segala gerak gerik, tingkah laku, pola pikir, kejiwaan dan
segala tindak tanduk akan berubah pula.
Namun tentulah untuk dapat mewujudkan perubahan seperti itu, harus terlebih dahulu
memahami hakekat yang terkandung dalam kalimat yang membawa perubahan itu. Para sahabat,
yang mereka semua sebagian besar orang Arab, sangat memahami makna yang terkandung
dalam kalimat tersebut. Sehingga ketika mereka mengucapkannya, merekapun mengetahui dan
memahami konsekwensi yang bakal mereka terima dari ucapannya. Oleh karena itulah, tidak
sedikit kasus adanya penolakan dari mereka untuk mengucapkan kalimat tersebut. Bahkan
diantara mereka ada yang mengatakan akan dapat mengatakan sepuluh kalimat, asalkan bukan
kalimat yang satu itu.
Urgensi Syahadatain

Dari sinilah, kita dapat memetik urgensi (baca ; ahamiyah) dari syahadat. Dan terdapat beberapa
urgensi syahadat penting lainnya. Diantaranya adalah:

1.
(


)
Syahadat merupakan pintu gerbang masuk ke dalam Islam.
Karena pada hakekatnya, syahadat merupakan pemisah seseorang dari kekafiran menuju Iman.
Artinya dengan sekedar mengucapkan syahadat, seseorang telah dapat dikatakan sebagai seorang
muslim. Demikian pula sebaliknya, tanpa mengucapkan syahadat, seseorang belum dapat
dikatakan sebagai seorang muslim, kendatipun baiknya orang tersebut.

Dalam syahadat seseorang akan mengakui bahwa hanya Allah lah satu-satunya Dzat yang
mengatur segala sesuatu yang ada di jagad raya, termasuk mengatur segala aspek kehidupan
manusia dengan mengutus seorang rasul yang ditugaskan untuk membimbing umat manusia,
yaitu nabi Muhammad SAW.
2.
(
)



Syahadat merupakan intisari dari ajaran Islam.
Karena syahadat mencakup dua hal: Pertama konsep la ilaha ilallah; merealisasikan segala bentuk
ibadah hanya kepada Allah, baik yang dilakukan secara pribadi maupun secara bersamaan
(berjamaah). Dari sini akan melahirkan keikhlasan kepada Allah SWT. Kedua, konsep Muhammad
adalah utusan Allah, mengantarkan pada makna bahwa konsep ini menjadi konsep yang
mengharuskan kita untuk mengikuti tatacara penyembahan kepada Allah sebagaimana yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW. Atau dengan kata lain sering disebut dengan ittiba.

3.
(

)


Syahadat merupakan dasar perubahan total, baik pribadi maupun masyarakat.
Karena syahadat dapat merubah kondisi suatu masyarakat, bangsa dan negara secara
menyeluruh, dengan sentuhan yang sangat dalam yaitu dari dalam tiap diri insan. Karena jika
seseorang dapat berubah, maka ia akan menjadi perubah yang akan merubah masyarakatnya.
Allah berfirman dalam (QS. 13 : 11) :










Sesungguhnya Allah tidak akan merubah kondisi suatu kaum, hingga mereka mau merubah diri
mereka sendiri.
4.
(



)






Syahadat merupakan hakekat dawah Rasulullah SAW.
Karena pada hekekatnya dawah Rasulullah SAW adalah dawah untuk menegakkan dua hal; yaitu
mentauhidkan Allah. Dan kedua menggunakan metode Rasulullah SAW dalam merealisasikan
ibadah kepada Allah SWT.

5.
(

)

Syahadat memiliki keutamaan yang besar.
Diantaranya keutamaanya adalah sebagaimana yang digambarkan dalam hadits berikut:
































Dari Ubadah bin al-Shamit, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang bersaksi
tiada tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, maka Allah akan
mengharamkam neraka baginya. (HR. Muslim)

Arti Kata Syahadat

Ditinjau dari segi bahasa, sedikitnya terdapat tiga arti dari kata syahadat, ketiga makna tersebut
adalah :
1.
( / )Pernyataan
Mengenai makna ini, Allah menggambarkan dalam Al-Quran (QS. 3 : 18) :













Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang
menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang
demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.

Seseorang yang bersyahadat, berarti ia telah menyatakan sesuatu, sesuai dengan apa yang
dinyatakannya. Dalam hal ini seseorang menyatakan bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwanya
Muhammad adalah utusan Allah.
2.
( / )Sumpah
Allah berfirfirman (QS. 24 : 6):



















Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksisaksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan
nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar.
Seseorang yang bersyahadat, maka ia sesungguhnya telah menyatakan diri dengan bersumpah,
bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
3.
( / )Perjanjian
Allah berfirman (QS. 2 : 84) :















Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan
darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari
kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu
mempersaksikannya.
Seorang yang bersyahadat, sesungguhnya ia telah berjanji kepada Allah SWT untuk
mentauhidkannya (tiada tuhan selain Allah), demikian juga berjanji untuk menjadikan nabi
Muhammad adalah benar-benar utusan Allah, yang harus ia ikuti.
Syarat Diterimanya Syahadat

Melihat makna syahadat di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa


ternyata syahadatbukanlah merupakan hal sepele yang ringan diucapkan oleh lisan. Namun
syahadat memiliki konsekwensi yang demikian besarnya di hadapan Allah SWT. Oleh karena itulah,
kita melihat para sahabat Rasulullah SAW yang langsung memiliki perubahan yang besar dalam
diri mereka, setelah mengucapkan kalimat tersebut.
Berkenaan dengan hal ini, kita perlu melihat sejauh mana batasan-batasan yang dapat
menjadikansyahadat kita dapat diterima oleh Allah SWT. Para ulama memberikan beberapa
batasan, agar syahadat seseorang dapat diterima. Diantaranya adalah:
1.
( ) Didasari dengan ilmu.
Yaitu (pengetahuan) tentang makna yang dikandung dalam syahadat, dengan pengetahuan yang
menghilangkan rasa ketidaktahuan tentang syahadat yang akan diucapkannya itu. Allah berfirman
(QS. 47 : 19) :



Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan
mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mumin, laki-laki dan perempuan.
Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.
2.
( ) Didasari dengan keyakinan
Artinya seseorang ketika mengucapkan syahadat, tidak hanya sekedar didasari rasa tahu bahwa
tiada tuhan selain Allah, namun rasa tahu tersebut harus menjadi sebuah keyakinan dalam
dirinya bahwa memang benar-benar hanya Allah Rab semesta alam. Allah berfirman (QS. 49 : 15):

Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.
3.
( ) Didasari dengan keikhlasan
Keyakinan mengenai keesaan Allah itupun harus dilandasi dengan keikhlasan dalam hatinya bahwa
hanya Allah lah yang ia jadikan sebagai Rab, tiada sekutu, tiada sesuatu apapun yang dapat
menyamainya dalam hatinya. Keiklasana seperti ini akan menghilangkan rasa syirik kepada
sesuatu apapun juga. Allah berfirman (QS. 98 : 5):

















Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
4.
( ) Didasari dengan kejujuran
Persaksian itu juga harus dilandasi dengan kejujuran, artinya apa yang diucapkannya oleh lisannya
itu sesuai dengan apa yang terdapat dalam hatinya. Karena jika lisannya mengucapkan syahadat,
kemudian hatinya meyakini sesuatu yang lain atau bertentangan dengan syahadat itu, maka ini
merupakan sifat munafik. Allah berfirman (QS. 2 : 8 9):






*























*

Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian",
padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah
dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka
tidak sadar.
5.
( ) Didasari dengan rasa cinta/ keridhaan
Maknanya adalah bahwa seseorang harus memiliki rasa kecintaan kepada Allah SWTdalam
bersyahadat. Karena dengan adanya rasa cinta ini, akan dapat menghilangkan rasa kebencian
kepada Allah dan al-Islam. Allah SWT berfirman (QS. 2 : 165):












Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman
sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui
ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya
dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
6.
( ) Didasari dengan rasa penerimaan
Syahadat yang diucapkan juga harus diiringi dengan rasa penerimaan terhadap segala makna
yang terkandung di dalamnya, yang sekaligus akan menghilangkan rasa ketidak penerimaan
terhadap makna yang dikandung syahadat tersebut. Allah berfirman (QS. 33 : 36):


Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mumin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mumin,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan
(yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.
7.
()
Didasari dengan rasa kepatuhan (terhadap konsekwensi syahadat).

Terakhir adalah bahwa syahadat memiliki konsekwensi dalam segala aspek kehidupan seorang
muslim. Oleh karenanya seorang muslim harus patuh terhadap segala konseksensi yang ada, yang
sekaligus menghilangkan rasa ketidakpatuhan serta keengganan untuk tidak melaksanakan
perintah dan meninggalkan larangan Allah dan Rasulullah SAW. Allah berfirman (QS. 24 : 51):



















Sesungguhnya jawaban orang-orang mumin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya
agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan." "Kami mendengar dan kami
patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Makna Syahadatain

1.

Uraian makna dan fungsi kata La ilaha ilallah ()

Kata
La ()
Ilaha ()
Illa ()
Allah ()

Makna
Fungsi
Tiada/ Tidak
Nafi (): Peniadaan
Tuhan (yang disembah) Manfa (): yang dinafikan/
ditiadakan.
Kecuali
Adatul Istisna () :
pengecualian.
Allah SWT
Al-Mustasna ( ):yang
dikecualikan

2.
Arti la ilaha ilallah
Ilah secara bahasa memiliki arti sesuatu yang disembah. Dimensi Ilah dalam kehidupan ini dapat
mencakup makna yang luas, diantaranya adalah :
a) Malik ( )raja/ pemiliki :
Tiada Pemiliki/ Raja selain Allah SWT/ Tiada kerajaan selain untuk Allah SWT. Allah SWT berfirman
(QS. 4: 131)

Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah
memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu;
bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir, maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di
langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
b) Hakim ( ; )Pembuat hukum.
Tiada pembuat hukum selain Allah SWT. Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman dalam (QS. 6 : 114) :













Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan
kitab (Al Quran) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab
kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Quran itu diturunkan dari Tuhanmu dengan
sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu.
Dalam ayat lain Allah mengatakan (QS. 6 : 57)




Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah.
c)

Amir ( ): Pemerintah (yang berhak memberikan perintah)

Tiada pemerintah (yang berhak memberikan perintah atau larangan) selain Allah SWT. Dalam AlQuran Allah mengatakan (QS. 7 :54):








Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam.
d) Wali ( ): Pelindung/pemimpin.
Tiada pelindung/pemimpin selain Allah SWT. Allah berfriman dalam Al-Quran (QS. 2:257)








Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran)
kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang
mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.
e) Mahbub ( ): Yang dicintai.
Tiada yang dicintai selain Allah SWT Dalam Al-Quran Allah SWT mengatakan (QS. 2 : 165):



Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman
sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui
ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya
dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
f)
Marhub (): Yang ditakuti.
Tiada yang ditakuti selain Allah SWT. Allah berfirman (QS. 9 : 18)







Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada
siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan
orang-orang yang mendapat petunjuk.
g) Marghub (): Yang diharapkan
Tiada yang diharapkan selain Allah SWT. Allah berfirman dalam Al-Quran (QS. 94 : 8) :


Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
h) Haul wal Quwah ( ) : Daya dan kekuatan
Tiada daya dan tiada kekuatan selain Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran (QS. 51 : 58)
:






Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.
i)
Mudzam ( ):
Tiada yang diagungkan selain Allah SWT. Dalam Al-Quran Allah SWT mengatakan (QS. 22 : 32):










Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka
sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.

j)
Mustaan bihi ( ) : tempat dimintai pertolongan.
Tiada yang dimintai pertolongan selain Allah SWT. Allah berfirman dalam Al-Quran (QS. 1 : 5) :



Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan
Hal-Hal yang Membatalkan Syahadat

Terdapat hal-hal yang dapat membatalkan syahadat yang telah kita ikrarkan di hadapan
Allah SWT. Uzt. Said Hawa menyebutkannya ada 20 bentuk. Berikut adalah beberapa hal yang
dapat membatalkan syahadat kita, yang memiliki konsekwensi kekufuran kepada Allah:
1.
Bertawakal dan bergantung pada selain Allah.
Allah berfirman (QS. 5 : 23):






Dan hanya kepada Allah lah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang
beriman.
2.
Bekerja/ beraktivitas dengan tujuan selain Allah.
Karena sebagai seorang muslim, seyogyanya kita memiliki prinsip: (QS.6:162)












Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam
3.
Membuat hukum/ perundangan selain dari hukum Allah
Allah berfirman (QS. 5 : 57):











Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi
keputusan yang paling baik.
4.
Menjalankan hukum selain hukum Allah
Allah berfirman (QS. 5 : 44)











Dan barang siapa yang tidak menughukum dengan apa yang telah ditirunkan Allah (Al-Quran),
maka mereka itu adalah orang-orang kafir.
5.
Lebih mencintai kehidupan dunia dari pada akhirat.
Allah berfirman (QS. 14 : 2-3):


*













Allah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan celakalah bagi orang-orang kafir
karena siksaan yang sangat pedih. (yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia
daripada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan
agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.
Dalam ayat lain Allah berfirman (QS. 9 : 24) :

Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta


kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari)
berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.

6.
Mengimani sebagaina ajaran Islam dan mengkufuri (baca; tidak mengimani) sebagian yang
lain.
Allah berfirman (QS. 2 : 85):













Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang
lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam
kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat.
Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.
7.
Menjadikan orang kafir sebagai pemimpin.
Allah berfirman (QS. 5: 51):








Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya
orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orangorang yang zalim.
Penutup

Pada intinya, jika seseorang memahami dan mengetahui dengan baik apa yang terkandung
dalam kalimat syahadat, tentulah mereka akan dapat memiliki keimanan dan komitmen yang
tinggi kepada Allah, yang dapat mengantarkannya pada derajat ketaqwaan sebagaimana para
sahabatRasulullah SAW. Barangkali kualitas keimanan kita yang rendah adalah karena kurangnya
pemahaman yang utuh mengenai kalimat ini. Sehingga meskipun sering diucapkan lisan, namun
belum dapat diterjemahkan dalam kehidupan rill sehari-hari.
Dengan memahami kembali makna syahadat beserta hal-hal lain yang terkait dengan dua
kalimat ini, semoga dapat menjadikan keimanan dan keislaman kita lebih baik lagi. Wajar, jika
terdapat beberapa hal yang masih kurang dalam keimanan kita. Karena kita adalah manusia
dengan segala kekurangan yang kita miliki. Oleh karena itulah, marilah kita memperbaiki hal-hal
tersebut dengan yang lebih baik lagi. Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya
yang bertaqwa.

Anda mungkin juga menyukai