Anda di halaman 1dari 16

TAUHID

HAKEKAT DAN KEDUDUKANNYA

Allah berfirman:

Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain

hanyalah untuk beribadah kepadaKu (QS.

Adz-Dzariyat : 56)

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus

seorang rasul pada tiap umat untuk

menyerukan : Beribadahlah kepada Allah saja

dan jauilah thaghut. (QS. An-Nahl:36)

Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah (saja)

dan jangan berbuat syirik

kepadaNya (An-Nisa : 36)

Tauhid secara mutlak adalah berilmu dan

mengakui keesaan Allah dengan sifat-


sifat-Nya yang sempurna, mengikrarkan

ketauhidan-Nya dengan sifat-sifat-Nya yang

agung lagi mulia dan mengesakan-Nya dalam

ibadah.

Macam-macam Tauhid

Pertama: Tauhid Asm wa Sifat

Yaitu meyakini secara mutlak akan ke-Esaan

Allah yang Maha mulia dengan

segala kesempurnaan-Nya, dan dengan sifat-sifat-

Nya yang agung, mulia lagi indah yang

tiada sekutu bagi-Nya dalam bentuk apapun. Yang

demikian itu dengan cara menetapkan

apa yang telah Allah tetapkan untuk diri-Nya atau

yang telah ditetapkan Rasul akan

keagungan dan kemuliaan nama dan sifat-Nya,

memahami secara benar tentang makna

dan hukumnya sesuai yang dimaksud dalam Al-

Quran dan As-Sunnah tanpa adanya

penafan (meniadakan), tathil (menghilangkan),

tahrif (merubah) maknanya dan tamtsil

(menyerupakan) dengan yang lain.


Dan juga menafkan apa yang Allah nafkan

untuk diri-Nya atau yang dinafkan

Rasul untuk Nya, seperti sifat-sifat cela, aib,

kekurangan dan hal-hal yang bisa

menghilangkan kesempurnaan-Nya.

Kedua: Tauhid Rububiyah

Yaitu hendaknya hamba meyakini bahwa

Allah adalah Rabb yang Esa, Yang

Menciptakan, memberi rizki dan mengatur alam

dengan sendirian. Dia yang mengatur

semua makhluk dengan nikmatnya, khususnya

para anbiya dan pengikutnya yang

berakhidah shalihah, berakhlak baik, ilmunya

bermanfaat dan beramal kebajikan. Inilah

tarbiyah yang sangat bermanfaat untuk hati dan

ruh demi mendapatkan kebahagiaan

dunia akhirat.

Ketiga: Tauhid Uluhiyah

Tauhid ini disebut juga Tauhid Ibadah. Yaitu

mengilmui dan mengakui hanya

Allah-lah yang berhak atas uluhiyah dan ubudiyah

dari seluruh makhluk, mengkhususkan


segala bentuk peribadatan hanya kepada-Nya dan

memurnikan dien hanya untuk Allah

saja.

Tauhid Uluhiyah menuntut adanya tauhid

Rububiyah dan Tauhid Asmawa sifat.

Tauhid ini mencakup keduanya. Sebab tauhid ini

adalah salah satu sifat yang mencakup

segala sifat kesempurnaan, termasuk di dalamnya

sifat-sifat rububiyah dan keagungan.

Sesungguhnya Dia adalah al-Maluh (yang

diilahkan) dan al-Mabud (yang

diibadahi), karena Dialah yang memberi segala

keutamaan dan kebaikan kepada para

hamba Nya. Ke-Esaan Allah dengan segala sifat

kesempurnaan dan ke-Esaan-Nya

dengan Rububiyah-Nya menuntut pengesaan

terhadap Uluhiyah-Nya, yaitu agar mereka

hanya beribadah kepada Allah saja.

Semua rasul menyeru kepada tauhid ini.

Mereka melarang kesyirikan dan

berbagai

macam
tandingan,

khususnya

dengan

Muhammad

dan

Al-Quran.

Sesungguhnya Allah telah memerintahkan perkara

ini dan mewajibkannya. Dia telah

menetapkannya dengan penetapan yang agung

dan menjelaskannya dengan penjelasan

yang agung pula. Ia mengabarkan bahwa tiada

kebahagian dan keberhasilan kecuali

dengan tauhid ini. Semua dalil aqli, naqli, alamiah

dan kejiwaan merupakan bukti yang

menunjukkan tauhid ini serta kewajibannya.

Tauhid adalah hak Allah yang wajib

dilaksanakan oleh hamba, ini merupakan

urusan dien yang paling besar, landasan yang

paling pokok landasan dari semua amal.

Orang-orang yang beriman dan tidak menodai

iman mereka dengan kezhaliman

(syirik), mereka itulah yang mendapatkan


ketentraman dan mereka itulah yang

mendapatkan hidayah. (QS. Al-Anam : 82).

Keistimewaann tauhid yang merupakan hasil

dari pengaruhnya yang mulia dan

buahnya yang indah. Tidak ada sesuatupun yang

bisa membuahkan hasil sebaik tauhid.

Dengan tauhid kehidupan di dunia dan akhirat

menjadi baik.

TAKUT KEPADA SYIRIK

Allah SWT brfirman:

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam

yang menjadi tauladan, senantiasa patuh

kepada Allah dan menghadapkan diri kepada-Nya

dan senantiasa patuh kepada Allah

dan menghadapkan diri hanya kepada-Nya dan

sama sekali dia bukan termasuk orang-

orang yang berbuat syirik kepada Allah. (QS. An-

Nisa : 120)
Dan orang-orang yang tidak berbuat syirik

kepada Rabb mereka. (QS. Al-Mukminun

: 120).
Tauhid yang murni adalah yang bersih dan

tidak ada noda-noda syirik baik yang

kecil maupun yang besar, noda bidah ucapan

maupun bidah keyakinan dan amalan,

serta yang bersih dari maksiat. Kemurnian tauhid

ini akan terwujud dengan adanya

keikhlasan yang sempurna, baik dalam ucapan,

amalan maupun iradah (kehendak)nya,

selamat dari syirik akbar, yang membatalkan asas

aqidahnya, dan selamat dari syirik kecil

yang mengurangi kesempurnaan tauhid, juga

terbebas dari bidah dan maksiat yang

mengotori tauhid yang berpengaruh sangat jelek.

Murninya tauhid adalah tunduk kepada Allah

dengan sempurna dan tawakkal

yang kuat kepada-Nya sehingga hatinya tidak


condong sedikitpun kepada makhluk di

setiap kondisi, tidak meminta kemuliaan kepada

mereka dan tidak meminta apapun

kepada mereka di mana dan kapan saja, tapi

zhahir dan batinnya, ucapan dan

perbuatannya, cinta dan bencinya dan semuanya

ditujukan hanya mencari ridha Allah

dengan mengikuti petunjuk rasul.

Dalam hal ini manusia ada beberapa

tingkatan. Allah berfirman:

Dan setiap derajat sesuai dengan amal mereka.

(QS. Al-Ahqaf : 19)

Tauhid yang murni tidak bisa diperoleh

hanya dengan angan-angan, tidak hanya

dengan berdoa yang tanpa bukti dan khayalan-

khayalan kosong, tapi kemurnian tauhid

bisa didapat dengan hal-hal yang menenangkan

hati, berupa keyakinan, aqidah yang

terbukti dengan berbuat kebaikan, berakhlaq

mulia dan shalih.


Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni

dosa syirik tetapi Dia mengampuni segala

dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang

dikehendaki-Nya. (QS. An-Nisa ; 116)

Syirik dalam Uluhiyah dan Ibadah bisa

menghilangkan tauihid.

Syirik ada dua macam:

1.Syirik besar yang nampak

2.Syirik kecil Yang tak tampak

Syirik besar adalah: Membuat tandingan

bagi Allah dan menyerunya

sebagaimana ditujukan kepada Allah atau

melakukan suatu bentuk ibadah kepada

(tandingan)nya seperti ibadah yang ditujukan

kepada Allah. Syirik macam ini

menghilangkan ketauhidan dari diri seseorang.

Orang musyrik yang beginilah yang Allah

haramkan masuk surga dan tempat kembalinya

adalah neraka.

Syirik kecil adalah: Semua ucapan dan

perbuatan yang menghantarkan kepada


kesyirikan seperti sikap ghuluw (berlebih-lebihan)

terhadap makhluk, yang tidak

termasuk dalam kategori menyembah seperti

sumpah dengan selain Allah, melakukan

riya dan sebagainya.

Bila kesyirikan sudah menghilangkan

ketauhidan seseorasng, maka ia wajib masuk

neraka dan kekal didalamnya, ia diharamkan

masuk surga jika syirik itu besar dan

kebahagiaan itu tidak akan didapat kecuali bila

terhindar dari syirik.


TAFSIRAN TAUHID DAN SYAHADAH LA

ILAHA ILLALLAH

Diriwayatkan dalam shahih Muslim, bahwa Nabi

Muhammad saw bersabda:

Barang siapa yang mengucapkan La Ilaha Illallah

dan mengingkari sesembahan selain

Allah, haramlah harta dan darhnya, sedang hisap

(pehitungannya) nya adalah terserah

kepada Allah Aza wa jalla.

Makna dari kedua lafadz (tauhid dan


syahadat) adalah sama, satu bahasan yang

sama maksudnya dan saling berhubungan.

Hakekat tafsir dari syahadat yang sempurna

adalah bara (berlepas diri) dari

sesembahan selain Allah, tidak membuat

tandingan-tandingan bagi Allah, tidak mencintai

sesuatupun melebihi cintanya kepada Allah, atau

mentaati mereka seperti taatnya kepada

Allah dan tidak beramal untuk mereka

sebagaimana beramal untuk Allah yang

kesemuanya bisa menafkan La Ilaha Illallah.

Bahwa mengucapkan La Ilaha Illallah

haruslah yakin akan kewajiban ibadah

yang hanya kepada Allah saja, tidak ada sekutu-

Nya dan mengikrarkannya lisan maupun

keyakinannya. Disamping keharusan beribadah

hanya kepada Allah saja, tunduk dan taat

kepada-Nya, jugas harus bara kepada selain-Nya

dalam hal beribadah, ketaatan dan

ketundukan yang bisa menghilangkan makna

syahadat, baik ucapan perbuatan maupun

dalam keyakinan.
PENUTUP

Diantara fadhilah tauhid adalah bahwa ia

merupakan penyebab terbesar untuk

mencegah kesempitan hidup di dunia dan di

akhirat dan bisa terhindar dari siksa

keduanya.

Karena tauhidlah seseorang tercegah dari

kekekalan di neraka bila di dalam

hatinya masih terdapat iman walaupun sebesar

biji sawi. Bila tauhid seseorang sempurna

ia akan terhindar dari neraka. Orang bertauhid

sempurna akan mendapatkan petunjuk


secar sempurna pula dan merasa aman di dunia

dan di akhirat.

Tauhid adalah satu-satunya sebab untuk

mendapatkan ridha Allah dan pahalanya.

Orang yang paling bahaigia.


`

Anda mungkin juga menyukai