Pendahuluan
Dinamika zaman dan segala problematikanya
mengakibatkan perubahan kehidupan masyarakat
seperti sosial, ekonomi, politik, spiritual dan
budaya. Gerakan Muhammadiyah tidak dapat
dilepaskan dari dinamika zaman. Muhammadiyah
sebagai gerakan Islam dakwah amar ma’rif nahi
munkar senantiasa berjuangan untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya. Berdasarkan konsepsinya, perjuangan
Muhammadiyah dilandaskan pada Khittah
Perjuangan Muhammadiyah yang merupakan
pedoman, tuntunan, arahan dan landasan berpikir
dalam menjalankan persyarikatan
B. Pengertian dan Fungsi Khittah
Secara bahasa (lughawi), kata khittah berasal dari Bahasa Arab yaitu “Khiththatun” yang
berarti garis atau langkah. Khittah Muhammadiyah secara bahasa berarti garis-garis besar
atau langkah-langkah persyarikatan Muhammadiyah. Sedangkan secara istilah, khittah
Muhammadiyah berarti pedoman, arahan, kebijakan atau langkah-langkah persyarikatan
untuk mewujudkan keyakinan dan cita-cita hidup dan perjuangannya.
Setelah itu, pada Muktamar ke-37 tahun 1968, Muhammadiyah menggagas konsep
Khittah yang mengandung makna mendasar sebagai berikut :
1. Suatu garis perjuangan, yaitu teori, metode, sistem strategi, taktik, dan perjuangan
Muhammadiyah
2. Suatu pemikiran untuk melaksanakan perjuangan ideologi/keyakinan hidup
Muhammadiyah
Macam-macam Khittah Perjuangan persyarikatan Muhammadiyah dari periode ke
periode adalah sebagai berikut:
1. Langkah Muhammadiyah tahun 1938-1940. Langkah ini terkenal dengan sebutan Dua Belas
Langkah Muhammadiyah dan dirumuskan pada periode kepemimpinan K.H. Mas Mansyur
2. Khittah Palembang tahun 1956-1959 yang dirumuskan pada Muktamar Muhammadiyah ke-33
tahun 1956 di Palembang pada periode kepemimpinan Buya A.R (Ahmad Rasyid) Sutan
Mansur
3. Khittah Perjuangan Muhammadiyah tahun 1969 yang dirumuskan pada Sidang Tanwir
Muhammadiyah tahun 1969 di Ponorogo, Jawa Timur, pada periode kepemimpinan K.H.A.R
(Abdul Razaq) Fachruddin
4. Khittah Perjuangan Muhammadiyah 1971 yang dirumuskan pada Muktamar Muhammadiyah
ke-38 tahun 1971 di Ujung Pandang pada periode kepemimpinan K.H.A.R Fachruddin
5. Khittah Perjuangan Muhammadiyah 1978 yang dirumuskan pada Muktamar Muhammadiah
tahun 1978 di Surabaya pada periode kepemimpinan K.H.AR. Fachruddin
6. Khittah Muhammadiyah dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang dirumuskan dan
ditetapkan pada Sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 2002 di Denpasar Bali. Karena
ditetapkan di Denpasar, maka Khittah ini sering disebut Khittah Denpasar atau Khittah Bali.
Khittah tersebut dirumuskan pada era kepemimpinan Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’i Ma’arif, M.A
1. Dua Belas Langkah Muhammadiyah (1938-1940)
Langkah Muhammadiyah atau biasa juga dengan Dua Belas Langkah Muhammadiyah dirumuskan
pada masa kepemimpinan K.H.Mas Mansyur. Perumusan Dua Belas Langlah oleh K.H.Mas
Mansyur pada dasarnya hanya diperuntukkan untuk Pimpinan Wilayah Muhammadiyah di Indonesia.
Hal tersebut tercantum dalam surat Hoofd Bestuur Moehammadijah (sekarang Pimpinan Pusat
Muhammadiyah), tertanggal 7 Mei 1939, No. Surat 295/E, tentang Dua Belas Langkah
Muhammadiyah.
Perumusan Dua Belas Langkah Muhammadiyah di latar belakangi oleh perenungan dan telaah
K.H.Mas Mansyur bahwa Muhammadiyah adalah gerakan islam.
Adapun isi dari Dua Belas Langkah Muhammadiyah yaitu:
1. Memperdalam masuknya iman 7. Melakukan kebijaksanaan
2. Memperluas faham agama 8. Menguatkan majelis tanwir
3. Memperbuah budi pekerti 9. Mengadakan konferensi bagian
4. Menuntut amalan intiqad 10. Memusyawarahkan putusan
5. Menguatkan persatuan 11. Mengawaskan gerakan dalam
6. Menegakkan keadilan 12. Mempersambung gerakan luar
Dua Belas Langkah Muhammadiyah tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :
Langkah Ilmi : langkah-langkah yang masih memerlukan penjelasan (berupa ilmu) sebelum dilaksanakan.
Hal ini terdapat pada langkah nomor satu sampai dengan tujuh.
Langkah Amali : langkah-langkah yang tinggal mengamalkan atau melaksankan sehingga tidak perlu
dijelaskan. Hal ini terdapat pada langkah nomor delapan sampai dengan dua belas.
2. Khittah Palembang 1956-1959
Muhammadiyah untuk pertama kalinya memperkenalkan konsep “Khittah” atau “Garis
Perjuangan” atau “Kebijakan Organisasi” dimulai pada Muktamar ke-33 di Palembang
tahun 1956. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah waktu itu adaah Buya A.R. Sutan
Mansur. Khittah tersebut akan diefektifkan pelaksanaannya sampai dengan tahun 1959,
yakni 1 periode kepemimpinan yang saat itu hanya 3 tahun. Isi (matan) Khittah
Palembang memuat hal-hal berikut :
a. Menjiwai pribadi anggota iman, ibadah, akhlak, dan ilmu pengetahuan
b. Melaksanakan uswatun khasanah
c. Mengutuhkan organisasi dan merapikan administrasi
d. Memperbanyak dan mempertinggi mutu amal
e. Mempertinggi mutu anggota dan membentuk kader
f. Mempererat ukhuwah islamiyah dan
g. Menuntun penghidupan kader
Your Text Here
You can simply impress your
audience and add a unique zing and
appeal to your Presentations.
3. Khitogo Ponorogo/Khittah Perjuangan Tahun 1969
Khittah Ponorogo/ Khittah Perjuangan Muhammadiyah
tahun 1969 yang dirumuskan/ diputuskan berdasarkan
sidang Tnawir tahun 1969 di Ponorogo, Jawa Timur.
Khittah ini merupakan kelanjutan amanah Muktamar
Muhammadiyah Ke 37 tahun 1968 di Yogyakarta, yang
antara lain merumuskan sikap Muhammadiyah dalam
menghadapi perkembangan politik pada masa
pemberontakan G/30/S/PKI tahun 1865 dan tumbuhnya
Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI)
2. Berikut ini adalah langkah ilmi dalam Dua Belas Langkah Muhammadiyah, kecuali ....
a. memperluas paham agama
b. menuntut amal intiqad
c. memperluas budi pekerti
d. menguatkan Majelis Tanwir
e. menegakkan keadilan
3. Langkah yang tinggal dilaksanakan tanpa membutuhkan keterangan dalam Dua Belas Langkah
Muhammadiyah disebut dengan langkah ....
a. perjuangan
b. pengorbanan
c. ilmi
d. amali
e. alami
4. Khittah Perjuangan Muhammadiyah yang dirumuskan pada periode KH.AR.Facrudin
tahun 1978 adalah ....
a. Khittah Palembang d. Khittah Perjuangan Muhammadiyah
b. Khittah Ujung Padang e. Dua Belas Langkah Muhammadiyah
c. Khittah Denpasar
8. Terdapat dua saluran dakwah amar ma'ruf nahi munkar yang terdapat pada Khittah
Ponorogo tahun 1969, yaitu ...
a. budaya dan adat istiadat
b. sosial dan kemasyarakatan
c. sosial dan ekonomi
d. politik dan ekonomi
e. politik dan kemasyarakatan