Anda di halaman 1dari 28

Sukseskan Basic Training HMI Kom Syari’ah

03-07 Oktober 2018

1
“Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang
pemimpin, maka Allah akan memberinya seorang
pendamping yang jujur yang akan mengingatkan jika
dirinya lalai dan akan membantu jika dirinya ingat”
(Shahih H.R Abu Dawud)

Logo HMI terbesar di Pantai Selong Belanak


22 Juli 2018

2
Buletin LEPAS adalah nama terbitan
dari Komunitas Jurnalis HMI Komisariat
Syari’ah UIN Mataram. Buletin LEPAS
merupakan sarana bagi kader-kader HMI
Komisariat Syari’ah UIN Mataram untuk mengembangkan minat dan
bakatnya dalam hal tulis-menulis dan juga sebagai media informasi
kegiatan Komisariat bagi para stakeholder.
Rencana penerbitan Buletin LEPAS Edisi II ini memakan
waktu berbulan-bulan, namun dengan usaha yang tidak pernah putus
asa, tim Redaksi akhirnya berhasil menyelesaikan Edisi Kedua walau
dengan banyak kekurangan.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan untuk menyelesaikan Buletin LEPAS ini dan
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan contoh hidup bagi kita
semua. Terimakasih sebanyak-banyaknya kami haturkan kepada
seluruh pihak yang ikut berpartisipasi demi terbitnya Buletin LEPAS
ini_
PELINDUNG DIREKTUR
ALLAH SWT MUSLEH A.F.

PENANGGUNG JAWAB ALAMAT REDAKSI


KETUA UMUM HMI JL. PENDIDIKAN NO. 35 MATARAM
KOMISARIAT SYARI’AH hmisyariahuinmtr@gmail.com
UIN MATARAM hmisyuinmtr.blogspot.co.id

KOMUNITAS JURNALIS SYARI’AH PUBLISHER


Jl. Gunung Siu no. 10, Mataram 83116
Hp. 085 237 386 652

3
HMI KOMISARIAT SYARI’AH UIN MATARAM
Nama : Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Syari’ah UIN Mataram
Lahir : 19 Juli 2017 (Hasil Pemekaran Komisariat FIISI UIN Mataram)
Pelantikan Pengurus I : 15 September 2017
RAKER I: 20 Oktober 2017
Pleno (Rapat Evaluasi Akbar): 14 April 2018
RAKER II: 22 April 2018
Ketua Umum Pertama : Ahmad Sanusi, SH
Anggota : Fakultas Syari’ah dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Jumlah Anggota : 493 (Data 23 September 2018)
Jumlah Anggota Fak Syari’ah: 216
Jumlah Anggota FEBI: 277

SEDIKIT CERITA TENTANG KOMISARIAT FIISI


Komisariat FIISI merupakan
Komisariat yang dibentuk oleh anggota
HMI yang berada di Kampus 1 IAIN
Mataram pada tahun 2011 dibawah
kepemimpinan Bang Sahlan. Pada waktu
itu, di IAIN hanya memiliki komisariat
Tarbiyah walaupun dulu sempat ada
komisariat Syari’ah namun karena beberapa
kendala akhirnya vakum. Setelah berjalan
selama 5 Kepengurusan dan memiliki
jumlah kader 500an lebih, sehingga
disiapkanlah rencana-rencana pemekaran menjadi Komisariat Syari’ah
dan Komisariat Dakwah. Mengingat jumlah kader yang banyak dan
potensi anggota yang semakin meningkat menjadikan pemekaran
sesuatu yang mendesak untuk dilakukan. Sehingga pada tanggl 19 Juli
2017 di forum RAK ke-6 Komisariat FIISI disahkanlah pemekaran
Komisariat Syariah dan Komisariat Dakwah yang masing-masing
dipimpin oleh Kanda Ahmad Sanusi dan Kanda Muh. Ilmi

4
Sardiman Saputra

Puji syukur kita panjatkan atas


kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat serta hidayah
dan karunia-Nya kepada kita, sehingga apa
yang kita lakukan tetap dalam lindungan
dan ridho-Nya sehingga pada kesempatan
kali ini kami mampu menerbitkan edisi ke-
2 dari bulletin lepas ini.
Salawat serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada
junjungan alam kita Nabi besar Muhammad SAW. sang revolusioner
sejati yang telah berjuang membawa masyarakat islam dari jaman
jahiliah menuju jaman yang sangat moderen seperti yang kita rasakan
saat ini dan Alhamdulillah kita masih tetap merasakan tuntunan yang
telah beliau suguhkan terhadap kita.
Terimakasih kami ucapkan kepada para kontributor yang
telah berkontribusi baik berupa tulisan maupun saran dalam
terbitnya buletin edisi 1, sehingga membangunkan semangat kami
untuk menyelesaikan edisi kedua. pada kesempatan kali ini kami
sebagai penulis berupaya keras bagaimana menumbuhkan semangat
atau minat menulis dari kader-kader HMI karena lewat tulisanlah kita
mampu mengaktualisasikan segala bentuk pemikiran maupun upaya
kita dalam hal meningkatkan eksistensi kita sebagai kader Himpunan
Mahasiswa Islam.
Sebagai penulis kami sadar bahwa menerbitkan bulletin ini
tidak semudah yang dibayangkan, namun dengan semangat dan
apresiasi dari pembaca sehingga membuat kami merasa tertantang
agar mampu membuat bulletin yang lebih bagus lagi. kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat diperlukan demi kesempurnaan dari
bulletin yang hendak kami terbitkan

5
Hasbi Ardhani

MAHASISWA DAN LATIHAN KADER (LK) I

Berbicara tentang Mahasiswa identic


dengan pemuda. Tidak semua pemuda
berstatus mahasiswa, tidak semua mahasiswa
berstatus anggota HMI, dan tidak semua
anggota HMI berstatus sebagai kader HMI
(Kakanda Kasmayadi). Keberadaan HMI merupakan ketetapan
Tuhan!! Akan tetapi kemajuan dan kemunduran HMI merupakan
tanggung jawab dari pada setiap mahasiswa yang berhimpun di HMI.
Ayahanda Prof. Lafran Pane dan kawan-kawan sebagai penerima
wahyu sehingga mampu mendirikan HMI sebagai jawaban atas
kebutuhan umat dan bangsa pada waktu itu. Dan ternyata keberadaan
HMI hingga saat ini masih dibutuhkan. Akan tetapi perjalanan HMI
selanjutnya adalah amanah bagi setiap generasi penerus yang telah
secara sadar menjadi bagian dari HMI.
Dalam rangka melaksanakan proses kaderisasi, Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Syari’ah UIN Mataram Cabang
Mataram mengadakan Latihan Kader (LK I) di Pondok Pesantren
Hikmatussyarif Narmada Lombok Barat, Kamis (08/03/2018) dengan
jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarah HMI Se-Komisariat
Cabang Mataram dengan jumlah peserta sebanyak 114 peserta. LK I
menjadi syarat mutlak untuk bisa menjadi kader HMI. LK I ini
berlangsung selama 4 hari. Dalam pelaksanaan LK I ini, para peserta
diberikan materi tentang ke-HMI-an, ke-Indonesia-an, ke-Islam-an
dan juga materi-materi tambahan lainnya.
Ketua Umum HMI Komisariat Syari’ah UIN Mataram,
Kakanda Ahmad Sanusi, SH mengatakan, LK I merupakan kegiatan
rutinitas pengkaderan di HMI demi keberlangsungan estafet kader di
HMI. “Diharapkan kepada seluruh peserta dan panitia agar tetap
semangat dalam proses kaderisasi walaupun berat, dan juga hasil dari

6
LK I ini membawa mahasiswa
yang bersifat kritis, akademis,
dan membunuh kebisuan
mahasiswa dalam berfikir”,
ujarnya.
Ada beberapa hal yang
menarik dari kegiatan LK I kali
ini. Selain dengan jumlah
peserta yang sangat banyak,
para senior dan juga alumni
HMI banyak berdatangan
(Bang Bambang, Bang Putra
Sari, Bang Taufik, Bang Henri
selaku Sekertaris HMI BADKO
Bali-Nusra, Bang Fauzan Hadi
selaku mantan Ketua Umum
HMI BADKO Bali-Nusra dan
pasangan alumni HMI
Kakanda Suardi Su’ud selaku
mantan Ketua Umum HMI
Cabang Mataram beserta
Istrinya Ayunda Asri selaku
mantan Bendahara Umum
HMI Cabang Mataram).
Hal yang tidak kalah
menariknya adalah apa yang
ada di dalam proses
pengkaderan LK I ini.
Berdasarkan pengalaman dari
peserta Lk I, banyak di antara
mereka yang niat awalnya
masuk HMI adalah hanya
untuk sekedar belajar ilmu
organisasi, ingin mengenal

7
HMI lebih jauh, belajar berbicara di depan umum agar tidak gerogi,
dan bahkan ada yang ikut Cuma gara-gara ikut temannya saja.
Beberapa alasan itu keluar, karena anggota atau alumni HMI banyak
yang bersinar di UIN Mataram maupun di masyarakat sekitar.
Seiring berjalannya proses pengkaderan, alasan-alasan yang
mereka keluarkan kenapa bergabung dengan HMI seperti ditepis dan
diluruskan pada saat penerimaan materi khususnya ke-Islam-an.
Materi ini yang kemudian membuat beberapa peserta hampir stress
menghadapi pertanyaan-pertanyaan tentang ke-Islam-an yang belum
pernah terpikirkan sebelumnya. Dan pada akhirnya pemateri akan
menjelaskan tentang Dzat Allah itu. Selain itu, akan diluruskan niat-
niat awal untuk masuk HMI yang tiada lain adalah untuk
mendapatkan ridho Allah SWT.
Tidak sedikit peserta yang kemudian sadar, bahwasanya HMI
tidak dapat memberikan apa-apa saja yang peserta inginkan. HMI
hanyalah wadah tempat menimpa diri dan sebagai instrument untuk
meraih ridho Allah SWT. Selain adanya pelurusan niat, sadar atau
tidak sadar terbangunnya suasana kekeluargaan karena perasaan sama
rasa, kebersamaan, dan berbagi. Adinda Husnan Zayadi selaku Ketua
Panitia LK I Komisariat Syari’ah UIN Mataram mengatakan, “rasa
kekeluargaan ini terbangun jika antar peserta bisa menghayati
kegiatan dan mengikuti kegiatan hingga selesai walaupun berat kata
dilan”.
Pasangan Alumni HMI, kakanda Suardi Su’ud dan Yunda Asri
adalah senior dari HMI Cabang Mataram yang pernah menjadi Ketua
Umum dan Bendahara Umum HMI Cabang Mataram. Mereka
merupakan satu dari sekian banyak alumni HMI yang memiliki
kredibilitas dan loyalitas terhadap HMI. Itu karena aktifitas dan
proses yang pernah dilalui saat menjadi kader HMI. Maka berproses
dan beljarlah di HMI tidak cukup menjadi anggota saja, namun juga
menjadi kader sekaligus bagian dari HMI.

8
Ahmad Sanusi
KADER HARI INI

kader HMI saat ini hampir kehilangan


orientasi awal bagaimana berproses di
HMI. kepentingan demi kepentingan
selalu menggerogoti HMI sampai HMI
pun menjadi rusak gara-gara hal
demikian. padahal HMI berfungsi
sebagai organisasi pengkaderan yang seharusnya dijadikan tempat
menimba ilmu dan berproses secara ikhlas, bukan dijadikan lading
mencari kepentingan. HMI bukan tempat cari link, bukan juga
tempat mencari legalitas sebagai orang yang organisatoris, bukan
tempat mencari materi, bukan pula tempat berbisnis, bukan tempat
mencari sertifikat, bukan tempat bersenang senang. sungguh HMI
sudah berbanding terbalik secara orientatif, lalu apa lagi yang bisa kita
bangga-banggakan atas nama HMI ini.
stigma tentang “jika merusak HMI 1 kali maka HMI akan merusak kita
1000 kali” maka inilah salah satu bentuk perusakan tersebut, karena
kader-kadernya yang tidak bertanggung-jawab.

9
Ahmad Sanusi
HMI HARI INI

Himpunan Mahasiswa Islam


menawarkan dengan cuma-cuma dan
tanpa pamrih sebuah jalan dan proses
untuk dijalankan sebagai anggota
himpunan demi mencapai tujuan kita
masing-masing selaku mahasiswa.
HMI berfungsi sebagai organisasi
pengkaderan, menawarkan kaderisasi bukan hanya kepada anggota
HMI melainkan ke semua orang yang bukan termasuk anggota HMI.
karena jelas tujuan HMI adalah membina insan yang bertanggung
jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah.
melalui berbagai kegiatan formal, informal dan nonformal sangat
kentara bahwa HMI mengajarkan dan melatih anggotanya supaya
bagaimana mampu secara maksimal untuk mencapai tujuan HMI
yang begitu mulia (terbinanya insane akademis, pencipta, pengabdi
dan bernafaskan islam serta bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi allah swt)
siudah sangat jelas kita melihat dari manifestasi tujuan HMI
menggambarkan niatan yang baik dan mulia untuk ummat dan
bangsa ini, tidak ada celah sedikitpun orang untuk tidak memberikan
apresiasi penuh terhadap visi misi HMI ini.jenderal sudirman
mengeluarkan sebuah stigma tentang HMI, bahwa “HMI bukanlah
hanya Himpunan mahasiswa Islam, tetapi juga Harapan Masyarakat
Indonesia”
maka kader HMI tidak punya cara untuk mau mengelak dari niatan
mulia ini, karena sesungguhnya kita berniatpun untuk menjadi bodoh
dan jahat tetapi mengikuti proses kegiatan HMI, maka haram
hukumnya kita menjadi bodoh dan jahat.
kader HMI komisariat syariah uin mataram yang selalu kita
perjuangkan agar bagaimana menjadi kiblat kaderisasi di HMI cabang
mataram, bahkan di nusantara ini mampu menjadi teladan.

10
Tan Marjan
JADILAH AKTIVIS

“Logika tanpa logistic adalah anarkis”


Kalimat itu memang benar adanya
bila perut kosong otakpun tak bisa berfikir
dengan cemerlang.. Kalimat semangat
perjuangan yang terlontarkan kepada
orang lain merupakan manifestasi dari
ideologi semangat juang yang mampu mempropagandakan fikiran
para pendengar dan ikut terlibat semangat dalam memperjuangkan
tujuan bersama.

Banyak orang bilang, menjadi aktivis kerjaanya Cuma


berdemonstrasi saja, mengganggu aktivitas kelancaran perjalanan
para pengendara sehingga mengakibatkan kemacetan sepanjang jalan.
hal itu memang terlihat mengganggu, mengganggu gugat keadilan
para penguasa bukan pemimpin. semua itu dilakukan demi rakyat
banyak bukan kepentingan sepihak. Aktivis. tidak memiliki banyak
harta namun tidak miskin dengan ideologi. bagi seorang aktivis yang
sesungguhnya berideologi juangtidak mudah terintervensi oleh
sebungkus nasi atau rokok.

Namun tidak semua aktivis tetap mempertahankan


komitmen sehingga tidak ada rokok dan nasi, tidak ada pula aksi
demonstrasi. kemudian tidak bisa kalimat “logika tanpa logistik
adalah anarkis” dijadikan sebagai dalih suap menyuap. tindakan
seperti demikian bukan dikatakan sebagai seorang aktivis melainkan
seorang penjilat. Seorang Tan Malaka pun berkata “Idealisme adalah
kemewahan terakhir yang hanya dimiliki pemuda”. Karena seorang
pemuda yang beridealis-juanglah yang mampu memporak
porandakan kekuasaan yang tidak memihak kepada rakyat. jadilah
aktivis bukan penjilat.

11
Erni Setiawati
AKU DAN HIJAU HITAMKU

Sebut saja nama samaranku


Erha. Dalam hidupku ini banyak
diwarnai oleh perkumpulan-perkum-
pulan dan organisasi. Dari usia 7 tahun
saat menjadi siswa SDN Penimpoh Desa
Pengadang, aku sudah mengenal yang
namanya Pramuka dan berlanjut
sampaiku tamat Tsanawiyah. Kemudian
di usia 15 tahun saat aku masuk di SMA
1 Praya Tengah mengikuti berbagai ekstrakulikuler seperti Pramuka,
PMR, Teater, Paskibra, Remush, Musabaqah Tilawatil Qur’an dan
program OSIS (Orientasi Siswa Intra Sekolah). Pada tahap inilah aku
merasa tak bisa menyesuaikan waktu dengan kondisi yang ada hingga
akhirnya hanya menekuni PMR, Remush, dan Pramuka. Disinilah aku
belajar untuk menjadi aktivis. Hingga jenjang kuliah yang aku
lanjutkan di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram pun masih
mengabdi sebagai alumni baik di Pramuka tingkat SD, MTs, maupun
SMA masih sering berkesempatan hadir begitupun di PMR.

Saat ini aku menekuni dua organisasi di Kampus yakni


English Study Club (ESC) dan Himpunan Mahasiswa Islam yang
kusebut Hijau Hitam karena warna benderanya. HMI didirikan oleh
Lafran Pane pada tahun 1947 yang berpusat di Yogyakarta.
Perkenalanku dengan sang Hijau Hitam diawali karena kebingungan
memutuskan untuk mengikuti organisasi yang mana. Beberapa teman
mengajak untuk ikut gabung di HMI, tetapi entah mengapa hati ini
belum saja terpanggil. Sampai akhirnya hari pengkaderan HMI tinggal
beberapa hari dan membuatku semakin galau apakah ikut atau tidak,
sampai saat ini aku masih bersyukur terhadap pilihanku waktu itu
untuk ikut perngkaderan HMI.

12
Momen awal dalam pengkaderan bagiku memberikan
pengalaman yang kurang menyenangkan, dalam artian tidak sesuai
dengan harapanku saat mendaftar. Kegiatannya berawal dari jam 4
subuh dengan schedule padat berisi materi-materi yang cukup
menarik namun tetap tidak mampu menghilangkan rasa kantukku
karena setiap hari materi berakhir jam 11-12 malam. Jadwal makan
merupakan saat-saat yang
berkesan ketika peserta disuruh
makan bareng menggunakan
nampan. Dan di kelompokku
biasanya aku selalu menjadi orang
yang terakhir menghabiskan
makanan di nampan.

Hari terakhir pengkaderan


(Latihan Kader I) merupakan hal
yang paling berkesan, karena pada
waktu itu semua kader HMI
secabang Mataram mengunjungi
kami sebagai peserta LK1. Agak
merinding rasanya setiap
membayangkan betapa kuat solidaritas kader HMI saat malam
evaluasi tersebut. Walaupun malam evaluasi diperlukan untuk
mengetes pemahaman kader mengenai materi LK1 selama mengikuti
mengkaderan, namun bagiku nilai terpenting yang terkandung dalam
malam evaluasi adalah silaturahmi antar kader secabang mataram
begitu kental di saat peserta LK1 sudah mulai memahami tentang
HMI. Ini tentu saja akan memberikan kesan kepada para peserta
bahwa HMI itu adalah organisasi yang berteman lebih dari saudara.
Dengan modal jargon “Yakin Usaha Sampai” para peserta diarahkan
menuju post-post evaluasi yang sudah diisi oleh komisariat-komisariat
secabang mataram untuk dites.

Setelah melalui malam evaluasi yang panjang, kamipun


dilantik menjadi anggota HMI. Dengan kondisi yang sangat

13
mengantuk kami diantar balik ke kampus dan pihak panitia
memastikan bahwa kami pulang ke kos atau ke rumah dengan aman.
Inilah momen-momen paling dinantikan oleh para peserta setelah
sampai ke kamarnya, yaitu tidur.

Tak terasa kami sudah resmi menjadi kader HMI. Dari


informasi yang disampaikan pengurus, akupun terbiasa dengan
diskusi rutin HMI tiap Senin dan Kamis. Agenda awal yang
ditawarkan oleh pengurus kepada kami adalah keakraban. Momen
itupun sulit terlupakan, pasalnya selain karena momen keakraban
mampu membuat kami menjadi lebih mengenal satu sama lain, waktu
itu juga aku pernah pingsan gara-gara salah makan. Diskusi rutinpun
kembali dilakukan walaupun sempat bosan dengan materi yang
ditawarkan namun itu terbayarkan dengan semakin menariknya
pembahasan ketika aku mulai memahami pentingnya materi yang
disampaikan dalam praktek kehidupan kita.

Sebagai organisasi pengkaderan, HMI memiliki budaya


tersendiri dalam mengkader anggotanya. Salah satunya adalah dengan
menjadikan anggota baru menjadi panitia LK1 berikutnya. Itu
kurasakan ketika aku semester II. Karena HMI satu-satunya organisasi
yang membuka pendaftaran tiap semester, setauku. Saat menjadi
panitia, baru kurasakan bagaimana itu pengkaderan yang
sesungguhnya. Kelelahan yang kurasakan saat menjadi peserta dulu,
tidak apa-apanya disbanding saat menjadi panitia. Sehingga ketika
banyak peserta LK1 yang mengeluh hanya bisa kutenangkan dengan
senyuman. I know what you feel. Untuk informasi, saat itu jumlah
peserta yang ikut LK1 jumlahnya hampir seratus dan itu menjadi rekor
tersendiri di HMI cabang Mataram.

Setelah masuk di Semester III, KOHATI cabang Mataram


mengadakan LKK (Latihan Khusus Kohati) Tingkat Nasional di
Gunung Sari dan tentunya tidak akan kubiarkan kesempatan ini lewat
begitu saja, akupun mendaftarkan diri menjadi peserta dengan arahan
dari beberapa senior. Disini sungguh banyak sekali meninggalkan

14
kenangan. Mulai dari teman dari beberapa wilayah di Nusantara.
Materi Inner & Outer Beauty salah satu materi yang sangat menarik
bagiku. Bukan hanya perjuangan pembuatan makalah saja yang sudah
kulakukan untuk bisa menjadi peserta LKK ini, namun juga
pengorbanan untuk meninggalkan English Camp yang di waktu yang
bersamaan.

Sempat menguras emosi ketika pengumuman kelulusan


menjadi peserta LKK tidak mencantumkan namaku. Sementara
kegiatan ESC sudah terlanjur kutinggalkan. Namun di detik-detik
terakhir cukup memberikan angin segar bahwa ada kesalahan teknis
dalam pengumuman kelulusan tersebut. Akupun resmi menjadi
peserta LKK Cabang Mataram 2018. Setelah mengikuti LKK sangat
memuaskan bagiku. Mulai dari materi yang terperinci tentang
keperempuanan dan pemateri yang cerdas dan memotivasi. Bagi
semua KOHATI, jangan pernah lewatkan momen LKK ini.

Begitulah sedikit cerita mengenai aku dan Hijau Hitamku.


Mari saling rangkul dalam keluarga Hijau Hitam dan menjadikan
setiap buku adalah teman, setiap langkah adalah jihad, setiap
pertemuan adalah diskusi, setiap kader adalah keluarga, setiap hidup
adalah usaha, dan setiap usaha harus diyakinkan. Dengan Iman, Ilmu
dan Amal Kita Berjuang, YAKIN USAHA SAMPAI.

15
“Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia
mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi
rekannya” (H.R Tirmidzi)

KH. ISLAM

16
Alfatah
SEMINGGU BERSAMA KOMISARIAT

Minggu Sore. Entah Kenapa aku bangun dengan keadaan


yang sangat mengantuk, dan rasanyapun malas untukku mengingat
penyebabnya. Sudah beberapa kali setiap minggu kumerasakan lelah
seperti ini. Beberapa saat kemudian, pesan singkat dari Pengurus
mengingatkanku akan Diskusi Rutin Hari Senin Besok, katanya sih
Lanjutan Rapat Kepanitiaan LK1. Pesan itupun kuteruskan ke
beberapa kader yang ada di kontak hape. Kadang pesan itupun dibalas
dengan semangat oleh kader.

Senin Pagi. Setiap pagi komisariatku mengadakan gelar buku


untuk kita sama-sama baca di stand pendaftaran yang ada di meja
bundar depan gedung perkuliahan fakultas syari’ah. Walau sering diisi
dengan gossip dan foto-foto, kegiatan baca buku masih tetap berjalan
diselingi dengan diskusi ringan mengenai buku yang dibaca. Kegiatan
gelar buku ini diadakan setiap pagi dari hari senin sampai hari jumat.

Senin Sore. Sesuai dengan informasi dari pesan singkat yang


disebarkan pengurus, bahwa sore senin kita mengadakan rapat
lanjutan persiapan Latihan Kader I. Beberapa kader sudah datang
menuju tempat yang ditentukan, bendera sudah terpasang
menandakan bahwa sedang ada agenda organisasi. Namun jumlah
kader yang datang masih terbilang sedikit, bahkan kepanitiaan inti
hanya beberapa yang hadir, itu membuat rapat lanjutan agak telat
dimulai. Walaupun begitu, antusiasme panitia masih terasa.

Senin Malam. Kepengurusan seringkali mengadakan agenda


rapat pada senin malam, bagiku itu cukup efektif mengingat tadi sore
komisariat ada agenda diskusi rutin yang mengharuskan pengurus
untuk hadir. Dengan begitu tidak butuh waktu lama untuk
mengumpulkannya dalam agenda rapat malamnya, karena biasanya
pengurus masih diam di kampus untuk sholat magrib berjamaah.

17
Selasa Sore. Ideologi HMI tidak akan bisa memberikan
perubahan jika kadernya kurang memahami nilai dasar yang dimiliki
HMI itu sendiri. Oleh karena itu, kepengurusan membuatkan forum
khusus untuk mengkaji lagi Nilai Dasar Perjuangan HMI setiap selasa
sore. Memang banyak celotehan kader yang mengatakan bahwa NDP
itu susah, membingungkan, berat. Namun dengan kegigihan pengurus
untuk terus memberikan pemahaman yang menarik tentang NDP ini
membuat kader lebih antusias untuk menghadisi kajian tersebut.
Biasanya setiap diskusi NDP dibagi menjadi dua kelas. Kelas pertama
untuk kader baru. Kelas kedua untuk kader lama. Bahkan setelah
dibagipun kedua kelas masih terbilang sesak untuk mengadakan
proses pembelajaran. Dan strategi yang dipakai pengurus juga
lumayan ampuh untuk membangkitkan semangat kader dalam
mendalami HMI, yakni dengan mengharuskan mereka maju satu
persatu untuk menjai pemateri menjelaskan pemahaman mereka
tentang NDP.

Rabu Sore. Di HMI Cabang Mataram sudah menjadi budaya


ketika mengadakan Latihan Kader I maka pembukaannya dilakukan
pada hari rabu. Dari pertimbangan itu, pengurus sengaja
mengosongkan hari rabu sore untuk diskusi agar tersedia waktu untuk
menghadiri undangan tersebut. Beberapa kader menganggap ikut
menghadiri undangan kurang bermanfaat, namun hal terpenting yang
bisa kupetik dari menghadiri undangan di acara-acara HMI adalah
silaturahmi antar kader se-cabang mataram yang sangat kental nilai
kekeluargaannya. Belum lagi ketika mendengarkan sambutan yang
diberikan senior. Biasanya setiap komisariat memiliki senior yang
mmmm

18
hadir untuk sambutan di saat pembukaan. Dengan kualitas
pengkaderan HMI yang sudah terbukti selama 71 tahun, sambutan
yang diberikan senior biasanya mampu memberikan pemahaman baru
dan wawasan yang penting bagi kehidupan.

Kamis Sore. Diskusi Senin Kamis adalah budaya yang


diwariskan kepengurusan komisariat FIISI sebelum dimekarkan
menjadi komisariat Syari’ah dan Komisariat Dakwah. Karena dinilai
budaya tersebut baik, sehingga diskusi Senin Kamispun tetap kami
jalankan. Namun di tengah persiapan untuk mengadakan LK1
biasanya kami terlalu sibuk untuk mengadakan rapat persiapan LK1
dan melupakan Diskusi, Follow Up, dan lain sebagainya. Mengingat
kebutuhan panitia untuk persiapan lebih yang tidak hanya persiapan
fisik melainkan juga persiapan teori. Dengan begitu pengurus tetap
menjadikan Hari Kamis Sore untuk melakukan Diskusi Rutin tentang
Materi yang akan mendukung suksesnya agenda LK1 mendatang.

Kamis Malam. Atau bahasa lainnya, Malam Jumat adalah hari


yang dianjurkan untuk kita memperbanyak melakukan sunnah nabi.
Salah satu yang kami agendakan setiap malam jumat adalah dengan
yasinan bersama di kos-kos atau rumah kader. Dengan begitu tidak
hanya melatih sisi spiritual kader namun juga mampu meningkatkan
keeratan persaudaraan sesama kader HMI.

Jumat Sore. Komisariat Syari’at menjadi salah satu komisariat


yang memiliki Badan Khusus KOHATI. Dari sebelas komisariat yang
ada di cabang mataram, baru empat komisariat yang memiliki badan
mm

19
khusus KOHATI. Oleh karena itu, KOHATI diberikan ruang khusus
untuk melakukan pengkaderannya sesuai dengan Pedoman Dasar
KOHATI. Di Komisariat Syari’ah jadwal untuk diskusi diadakan setiap
Jumat Sore. Beberapa kali KOHATI Syari’ah mengundang KOHATI
komisariat lain bahkan OKP Keperempuanan lain untuk diskusi.

Jumat Malam. Di saat komisariat lain mengadakan Latihan


Kader I, sudah menjadi budaya juga di cabang mataram bahwa setiap
komisariat datang mengunjungi kegiatan LK tersebut untuk
mengetahui perkembangan peserta. Jumat Malam merupakan waktu
yang sudah disepakati oleh komisariat sebagai jadwal berkunjung ke
komisariat yang sedang mengadakan LK1.

Sabtu Pagi. Setiap bulan HMI Komisariat Syari’ah


mengadakan Pelatihan Orasi di Pantai dengan berbekal megaphone
dan isu hangat kampus maupun isu skala nasional, menjadikan
Pelatihan Orasi menjadi hal yang banyak diminat oleh Kader.
Mungkin juga karena letak pelatihannya di Pantai sehingga rasanya
seperti sedang liburan. Namun tetap, esensi dan pelatihan harus
menjadi prioritas yakni menyiapkan orator orator ulung di Komisariat.

Sabtu Malam. Setiap kali mengadakan Latihan Kader 1 selalu


diakhiri dengan malam evaluasi akhir. Dan setiap komisariat
mendapat undangan untuk menghadiri kegiatan tersebut. Di mana
setiap komisariat menjadi evaluator dari peserta LK1. Dengan begitu
efek psikologis yang didapatkan peserta LK bahwa HMI secabang
Mataram itu tetap solid dalam mengadakan agenda. Kegiatan evaluasi
akhir biasanya memakan waktu sampai subuh. Oleh karena itu kader
HMI secabang Mataram selalu mengantuk di hari Minggu. Dengsn
begitu, lengkap sudah perjalananku selama seminggu bersama
komisariat. Namun sebelum kuakhiri cerita ini, perkenalkan namaku
Musleh, di komisariat sering dipanggil Kum.

20
Informasi Anggota HMI Komisariat Syari’ah UIN Mataram

Jumlah Keseluruhan Anggota: 493 Orang


Anggota dari Fak Syari’ah: 216 Orang
Anggota dari FEBI: 277 Orang
Jumlah HMI-Wan: 213 Orang
Jumlah HMI-Wati: 280 Orang
(Data 23 September 2018)

Pengkaderan HMI Komisariat Syari’ah UIN Mataram

Jumlah Peserta LK1 Pertama HMI Komisariat Syari’ah:


46 Orang + 6 Orang yang LK1 di Komisariat Lain
Jumlah Peserta LK1 Kedua HMI Komisariat Syari’ah:
94 Orang + 4 Orang yang LK1 di Komisariat Lain
Jumlah Anggota yang mengikuti LK2: 18 Orang
Jumlah Anggota yang mengikuti SC (Senior Course): 7 Orang

21
22
Hari Senin, 17 September 2018.
KAHMI dan KOHATI tepat
berusia 52 tahun. Didirikan di
sela-sela Kongres VIII HMI 1966 di
Kota Solo.

23
Khairun N.
ANGGAP SAJA KAMI PEMIMPIN

Selembar demi selembar Bersuara dianggap sampah


Kuracik kata-kata seindah pelangi Kemerdekaan adalah simbol ketika
Lalu kubacakan pidato tentang kebebasan kita diborgol
demokrasi Yang katanya revolusi mental??
Berorasi tentang sejahtera, bahagia dan Itu nyatanya mental!!
mereka
Tapi sudahlah
Kiblat pendidikan kita adalah barat, Kita melahirkan diri sebagai penguasa,
Lantas kita mau jadi apa? bukan pemimpin.
Budak demokrsi? Yang tertipu hal instan lalu bersembunyi
Ataukah budak yang tanpa sadar sedang dibalik “kita hanyalah insan”
menjadi budak? Dan anggap saja kami pemimpin.
Para pemimpin lahir langsung disusui Karena rakyat akan segera bangun lalu
politik, berkata,
Lalu rabun karena silau kepura-puraan “astaga,aku sadar sedang tertipu!!!”
Ketika rakyat meminta jatah, malah
ditendang mentah mentah

24
Siti Maisyarah
BUNGKAM

Malam dengan gelapnya menyelimuti ruang dan waktu


Tersisa keheningan dibasuh embun
Seakan-akan genggaman tangan 70-tahun lamanya
terlewati
Ternyata kini telah menginjak 71 tahun lamanya
Ini bukan perihal mudah
Untuk terlelap di pangkuan seseorang
Yang pernah menimang dan seraya membalurnya dengan
do’a-do’a

Lalu bayangan-bayangan masa lalu datang begitu saja


Tentang kepedihan
Tentang tangisan dan kebahagiaan
Jatuh tersungkar, merayap terbalur lumpur
Merayap-rayap mencari titik kehilangan
Kehilangan akan masa-masa yang menyayat-nyayat
kepiluan

Suara dalang mengisi panggung dengan Dan pun berhenti


lakonnya Kerinduan yang belum ingin
Sinden dan gemelang melengkapi membekukan
pertunjukan
Apakah kau mengerti? Saat ini hanya mampu terdiam
Dengan cerita dalang yang membawa Meratap, menikmati dan hanya
keheningan bungkam
Dan mampu merajut perenungan? Sebuah kecanggihan manusia dalam
teknologi
Itu adalah masa lalu tentang Transpormasi teknologi yang
perjuangan memperbudak
Tapi kini adalah masa-masa dimana Dan hanya bungkam
Yang merampas adalah kehidupan itu Seakan-akan menjadi ritual jiwanya
sendrii Atau mungkin
Yang dijilati oleh hasrat itu sendiri Hingga kematian datang memegang
ubun-ubun

25
Juliani
MENTARI DI GUNUNG PERGASINGAN

Ketika daun daun tua mulai berguguran


Saat fajar mulai muncul di ufuk timur
Entah apa yang membuatku kagum
Akan mentari di gunung pergasingan kali itu

Untuk mentari pagi di gunung pergasingan


Saat bayang fatamorganamu kembali menyapa
Terlintas terimakasih yang belum tersampaikan
Yang telah musnah sebelum terucapkan

Untuk mentari yang selalu terbit tepat waktu


Yang tak pernah terlambat menyapa indah pagi
Yang memberikan berjuta senyum kehangatan
Yang sudah sempat menemani
Kini kuhadiahkan terimakasih yang sempat musnah waktu itu
________________________________________________________________
FIGUR YANG BERLALU
Figurmu berlalu…!
Apakah kau tau wahai figurku yang berlalu
Di atas tanah aku menatap langit namun yang terlintas hanya luka lara
Kau kenyataan di masa laluku tapi kini kau sandiwara di masa depanku

Kau kenyataan yang hanyut oleh buliran air mata yang kuteteskan
Hingga menjadi kenangan sandiwara di masa depanku
Bukan egoku yang mengakhiri semua ini, tapi logikaku yang telah berpaling
Bukan bodoh yang menjadi persoalan, tapi gengsi yang membuatku merelakan
Aku melangkah membawa lara yang diselimuti luka dan rindu
Aku tak tau figur mana lagi tempatku menceritakan dongeng kehidupan ini
Kau pergi Aku pergi
Hanya luka yang tinggal di relung hati

26
Budriansyah Hidayat
SEDIKIT RINDU UNTUKMU

mengapa sang malam begitu cepat


turunsehingga mataku menjadi berat
menahan kantuk yang mendekap erat
seorang diri tanpa sahabat

dan, kenapa bayang-bayangmu mendatangiku


membuat hatiku terjaga
padahal kantuk mengajakku
rebah diperaduan malam
engkau yang pernah hangatkan hatiku yang beku
menjadikannya mengecap seulas bahagia
menyingkirkan masa laluku yang kelam

kamu tahu? Masih tersisa sebutir rindu dihatiku


Untukmu
Dan sebutir rindu itu amat menyiksaku Saat aku terkenang senyum manismu
_________________________________________________________________
BIAR KUPENDAM SAJA

Oh mawar merah… Aku hanya kembali terdiam


Sungguh pun inginku memetikmu Ku berangan,
Menikmati aroma dan indahmu Mengenggam jemarimu utuh
Namun kusadar kau adalah mawar Menatapmu dengan teliti
merah Menjadi pelangi dalam hujanmu
Mawar yang indah namun berduri Melabuhkan seberkas sinar pada
indahmu
Aku hanya mengagumi dalam diam
Hanya mampu menjadi bayangan semu Namun ku bisa apa?
Seketika hatiku merindu Jika semua hanya sekedar angan

27
Usaha Kader HMI Komisariat Syari’ah

28

Anda mungkin juga menyukai