LPJ Bergas - 5 Oktober 2021
LPJ Bergas - 5 Oktober 2021
Visi Perkaderan
Kepengurusan organisasi HMI saat ini, saya melihat fenomenanya bahwa tidak sedikit kader
HMI yang mengabaikan faktor akademisnya. Mungkin banyak yang tidak sepakat, tetapi
pandangan saya didasarkan atas fenomena berkurangnya orisinalitas narasi yang dibangun, bila
dibandingkan dengan generasi pendahulu. Bukan soal benar atau salah memang, namun
gagasan yang akan dibawa, akan berpengaruh juga kepada positioning HMI di masa
mendatang.
Dalam situasi tersebut, LAPMI sebagai Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di tubuh HMI
yang berbasis jurnalistik (ada data dan fakta yang disajikan), harus mampu mengisi ruang
kosong tersebut. Pandangan saya ini, dalam dokumen Laporan Pertanggung-Jawaban ini
semoga nantinya dapat menjadi rujukan tertulis bagaimana menguatkan kembali posisi LAPMI
dan juga HMI-nya.
Alhamdulillah, dalam kepengurusan Bakornas LAPMI PB HMI, secara personal dan
kelembagaan, kami semua bisa berbangga, karena 90% pengurusnya telah menyelesaikan
proses akademis, bahkan tidak sedikit yang menyelesaikan studi S2. Ini tentunya menjadi
sebuah pencapaian organisasi sebagai wujud implementasi mission HMI.
Selain itu, kekompakan dan soliditas internal kepengurusan hingga titik akhir ini merupakan
manifestasi semangat kekeluargaan yang ada di LAPMI. Semoga dengan adanya capaian-
capaian berupa values yang kami tunjukkan, dapat menjadi motivasi bagi segenap kader-kader
LAPMI di tingkat cabang maupun komisariat se-Indonesia.
Di penghujung pra-kata saya dalam laporan pertanggungjawaban ini, izinkan saya mengutip
kalimat yang selalu saya ingatkan kepada pengurus saya:
“Keberhasilan organisasi kader, sejatinya tidak dilihat dari keberhasilan program
kerjanya, tetapi kepada manusianya.
Jika perkaderan manusianya berhasil, maka otomatis program kerjanya berjalan”.
Profesi Jurnalistik yang merupakan domain LAPMI, diharapkan dapat menjadi spirit
perjuangan kepengurusan, untuk mencetak kader wartawan HMI yang tidak meninggalkan
tradisi membaca dan diskusinya. Bisa dibilang, di generasi kami, pelantikan kami adalah
pelantikan terbesar bakornas di lingkup PB HMI, baik dari sisi audiens yang mencapai 200
orang, pemilihan narasumber diskusi, maupun dari substansi tema yang coba diusung yakni
“Revitalisasi PERS HMI Sebagai Instrumen Demokrasi dalam mewujudkan masyarakat
adil makmur yang diridhai Allah SWT”.
Gagasan utamanya adalah untuk mengingatkan kembali, perlunya melihat kembali relevansi
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang dikeluarkan lebih dari 22 tahun yang
lalu.
Diskusi media dan sarasehan jurnalistik juga diselenggarakan dengan narasumber dari dan di
luar alumni HMI. Kerjasama dengan KAHMI juga dilakukan, dengan kehadiran Kakanda
Manimbang Kahariady selaku moderator dalam kegiatan diskusi Bakornas LAPMI PB HMI.
Selain KAHMI, kegiatan diskusi juga diselenggarakan dengan penyelenggara utama dari
LAPMI HMI Cabang dengan mengajak Bakornas LAPMI PB HMI sebagai narasumber.
Selain itu, kerjasama dengan lembaga di luar HMI yang dianggap memiliki tujuan yang sejalan,
antara lain OIC Youth Indonesia atau organisasi pemuda OKI untuk Indonesia. Bagi Bakornas
Lapmi, kerjasama kegiatan ini untuk memupuk silaturahmi agar energi yang dimiliki oleh
organisasi bisa semakin besar.
GERILYA HMI (GERAKAN ILMU DAN KARYA HMI)
Kompetisi jurnalistik juga dirasa dibutuhkan sebagai insentif bagi para kader lapmi untuk
berkarya, baik dalam bentuk produk tulisan maupun karya jurnalistik dalam bentuk gambar
atau meme.
Namun demikian, dalam pelaksanaannya kegiatan kompetisi jurnalistik ini terkendala dengan
adanya situasi nasional saat itu yang membuat kepanitiaan kesulitan mengakses sumberdaya.
Situasi nasional yang ada saat itu terfokus pada upaya vaksinasi.
Dukungan terhadap Kegiatan LAPMI HMI Cabang
Kegiatan di internal lapmi di tingkatan cabang, baik itu pelatihan jurnalistik, pelantikan, serta
diskusi, dengan segala upaya yang ada berusaha tetap dijangkau oleh Bakornas LAPMI. Tidak
sedikit dukungan sumberdaya manusia, dukungan finansial, maupun dukungan moral termasuk
asistensi terkait pedoman organisasi agar LAPMI-LAPMI di tingkatan cabang dapat terus
tumbuh dan berkembang.
Simpulan
Laporan Pertanggung-Jawaban Kepengurusan idealnya berdasarkan kepada kriteria dan
indikator yang ada. Dalam hal ini, kriteria dan indikator tersebut merujuk kepada rekomendasi-
rekomendasi musyawarah nasional LAPMI yang sebelumnya diselenggarakan di Surabaya.
Rekomendasi Musyawarah Nasional VIII di Surabaya, antara lain:
NO. REKOMENDASI MUNAS VIII PELAKSANAAN
1. Adanya database kader LAPMI Sudah, namun perlu
terus diupdate
2. Adanya produk media yang periodik dan Sudah:
berkelanjutan independensia.id
3. Pelatihan Multimedia Sudah, dalam
rangkaian JBLM
4. Kerjasama dengan BPL terkait perkaderan di bidang Sudah, dalam kegiatan
jurnalistik LK 1 dan LK 2
komisariat/cabang
5. Pembentukan bidang baru “Komunikasi dan Sudah
Informasi Digital”
6. Pembuatan Modul Pelatihan Sudah
7. Pengarsipan dokumen dan produk media Sudah
8. Segenap pengurus sudah mengikuti LK II Sudah, namun baru
kisaran 80%
pengurus.
9. Penguatan karakter “jurnalisme sastrawi” Belum, kapasitas
pengurus masih belum
mampu
10. Pembuatan Kartu Pers Sudah
11. Pelatihan Jurnalisme Investigasi Sudah, dalam JBLM
12. Pelatihan Jurnalisme Ilmiah Sudah, dalam JBLM
Kemudian terakhir, dalam dokumen Laporan Pertanggung-Jawaban ini kami lampirkan draft
lokakarya perkaderan yang sudah dibuat oleh saudara Tafrichul Fuady Absa (Fufu) sebagai
Direktur Bidang Pelatihan dan Perkaderan. Harapannya draft lokakarya ini dapat disepakati
dalam kepengurusan selanjutnya dan menjadi rujukan bagi penyelenggaraan pelatihan dan
perkaderan LAPMI HMI dalam bidang jurnalistik di HMI.
Wabillahi Taufiq Wal Hidayah,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam Hangat,
DRAFT LOKAKARYA
PEDOMAN PERKADERAN LAPMI
LEMBAGA PERS MAHASISWA ISLAM
Disusun oleh:
PERIODE 2018-2021
Latar Belakang Pedoman Perkaderan Lapmi
Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) adalah salah satu dari sekian lembaga
kekaryaan yang dimiliki oleh HMI. Sebagai lembaga pengembangan profesi yang bergelut di
bidang pers dan jurnalistik, Lapmi dituntut untuk mengasah skill kader HMI yang memiliki
minat di bidang jurnalistik dan pers, agar menjadi insan pers yang professional.
Sebagai lembaga kekaryaan, Lapmi juga memiliki aturan main yang lengkap. Mulai
dari struktur organisasi, PD/PRT, juga pedoman perkaderan yang hari ini tidak banyak
diketahui oleh Lapmi-lapmi cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pedoman perkaderan Lapmi, lahir saat Munas Lapmi ke-VI yang diadakan di
Jogjakarta. Di dalam pembahasan pedoman perkaderan tersebut, diatur sedemikian rupa bentuk
pelatihan yang harus diikuti oleh kader HMI agar bisa bergabung dengan Lapmi. Mulai dari
Basic Training, Intermediate Training, hingga Advanced Training. Materi-materi yang telah
disusun sedemikian rupa tersebut diperuntukkan untuk menambah wawasan, melatih skill,
dengan tujuan membentuk kader-kader HMI yang professional di bidang pers dan jurnalistik.
Dan diharapkan dalam merumuskan pedoman perkaderan Lapmi, agar setiap pelatihan
yang diadakan oleh Lapmi di tigkat komisariat maupun cabang, bisa sama rata dari nama
pelatihan hingga materi pelatihan. hal ini bertujuan untuk mencetak kader-kader HMI yang
profesional di bidang jurnalistik dan pers.
PEDOMAN PERKADERAN
LEMBAGA PERS MAHASISWA ISLAM
BAGIAN I
LANDASAN PELATIHAN
A. Sumber Rujukan
1. Landasan pelatihan Lapmi merupakan pijakan pokok atau pondasi dasar yang
menjadi sumber acuan, baik dari segi metode, motivasi, inspirasi dan orientasi
dalam proses pengaderan Lapmi.
2. Landasan pelatihan Lapmi tidak dibenarkan bertentangan dengan AD/ART HMI,
ataupun PD/PRT Lapmi. Baik dari segi metode, motivasi, inspirasi maupun
orientasinya.
3. Landasan pelatihan Lapmi senantiasa mengacu pada empat landasan dasar
pedoman pengaderan HMI. Yakni landasan teologis, landasan ideologis, landasan
sosio-kultural, dan landasan konstitusi.
BAGIAN II
POLA DASAR PELATIHAN
B. Arah Pelatihan
Arah pelatihan adalah suatu pedoman yang dijadikan penuntun atau penunjuk dan
menjadi orientasi umum bagi keseluruhan proses pelatihan di Lapmi. Arah pelatihan Lapmi
sangat terkait erat dengan tujuan pengaderan HMI dan terutama tujuan atau cita-cita
perjuangan HMI secara umum. Dalam hal ini, arah pelatihan Lapmi merupakan norma yang
menjadi ukuran pelatihan, karena terkait dengan tujuan HMI yang menjadi orientasi sentral
seluruh kegiatan pengaderan HMI.
C. Metode Pelatihan
Keseluruhan metode pelatihan dalam setiap jenjang aktivitas pelatihan Lapmi
sepenuhnya mengacu pada “Pola Dasar Training” yang tertuang pada AD/ART HMI dan
PD/PRT Lapmi.
D. Jenjang Pelatihan
Jenjang pelatihan Lapmi terdiri dari:
1. Basic Training Journalistic (Bastra)
Pelatihan Basic Training Journalistic (Bastra) diselenggarakan di tingkat
komisariat-komisariat dan/atau cabang yang diperuntukkan bagi kader-kader yang telah
dinyatakan lulus Latihan Kader I. Pelatihan ini bertujuan untuk mengenalkan materi-
materi dasar Jurnalistik.
Pelatihan Bastra ini dapat dikelola oleh Badan Pengelola Latihan (BPL), dan/atau
Pengurus Lapmi Cabang maupun Alumni pengurus Lapmi Cabang.
2. Intermediate Training Journalistic (Intra)
Pelatihan Intermediate Training Journalistik (Intra) diselenggarakan di tingkat
Cabang yang diperuntukkan untuk kader-kader Lapmi yang telah dinyatakan lulus
Basic Training. Pelatihan ini bertujuan untuk menambah wawasan ilmu Jurnalistik.
Pelatihan ini dapat dikelola oleh Badan Pengelola Latihan (BPL), Alumni Pengurus
Lapmi Cabang, dan/atau Pengurus Badan Koordinasi Nasional Lapmi PB HMI.
3. Advanced Training Journalistic
Pelatihan Advanced Training diselenggarakan di tingkat Badan Koordinasi
(Bakornas) Lapmi PB HMI yang diperuntukkan untuk kader Lapmi yang telah
dinyatakan lulus dari Intermediate Training Lapmi.
Pelatihan ini dikelola oleh BPL PB HMI dan/atau Alumni Pengurus Bakornas
Lapmi PB HMI.
E. Tujuan Pelatihan
Setiap jenjang pelatihan jurnalistik dalam proses pelatihan Lapmi masing-masing
memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Pelatihan Bastra Lapmi
Bertujuan: “Memberikan pengenalan tentang dunia jurnalistik dan komponen-
komponen yang ada di dalamnya dalam rangka membentuk dan menbangkitkan
kesadaran jurnalisme bagi kader-kader HMI”.
2. Pelatihan Intra Lapmi
Bertujuan: “Menciptakan kader-kader HMI yang memiliki wawasan intelektual dan
skill handal di bidang jurnalistik, dan sekaligus mampu mengelola organisasi pers
(press-mass media) sebagai medium dan alat perjuangan HMI”.
3. Pelatihan Advanced Training Journalistik
Bertujuan: “Memberikan pengembangan skill dan profesionalisme jurnalistik di
bidang Jurnalisme Investigatif, Jurnalistik Siar (audio-visual), dan Jurnalistik Cetak”.
BAGIAN III
KURIKULUM PELATIHAN
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan studi kasus
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
3. Orientasi Ke-Lapmi-an
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Orientasi Ke-Lapmi-an 2 Jam
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
5. Penentuan Angle dan Teknik Wawancara
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Penentuan Angle dan Teknik Wawancara 2 Jam
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
6. Teknik Menulis Straight News
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Teknik Menulis Straight News 2 Jam
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
7. Mengenal Jurnalisme Online
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Mengenal Jurnalisme Online 2 Jam
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
7. Mengenal Desain Grafis dan Ilustrasi
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Mengenal Desain Grafis dan Ilustrasi 2 Jam
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume dan simulasi
8. Mengenal Foto Jurnalistik
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Mengenal Foto Jurnalistik 2 Jam
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume dan simulasi
9. Mengenal Editing Video
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Mengenal Editing Video 2 Jam
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume dan simulasi
10. Manajemen Media Sosial
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Managemen Media Sosial 2 Jam
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume dan simulasi
11. Konferensi Pers dan Simulasi Rapat Redaksi
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Konferensi Pers dan Simulasi Rapat Redaksi 3 Jam
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume dan simulasi
G. Materi Pelatihan Intermediate Training Journalistic (Intra)
1. Ragam Feature dan Teknik Penulisannya
2. Teks Editorial
3. Pers dan Korvengensi Media
4. Ekonomi Media
5. Ideologi Media
6. Evaluasi Foto Jurnalistik
7. Teknik Penulisan Opini
8. Kontruksi Media
9. New Media
10. Hukum Pers dan Kode Etik Jurnalistik
11. Ragam Sarkas dan Satire
12. Mengenal Jurnalisme Investigasi
1. Ragam Feature dan Teknik Penulisannya
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
3. Pers dan Konvergensi Media
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
4. Ekonomi Media
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
5. Ideologi Media
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
6. Evaluasi Foto Jurnalistik
➢ Metode:
Simulasi dan Praktik
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk hasil simulasi dan
praktik
7. Teknik Penulisan Opini
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab, dan praktik
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
8. Kontruksi Media
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
9. New Media
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
10. Hukum Pers dan Kode Etik Jurnalistik
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
11. Ragam Sarkas dan Satire
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
12. Mengenal Jurnalisme Investigasi
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
H. Materi Pelatihan Advanced Training Journalistic
a. Manajemen tim
b. Policy Redaksi dan pengumpulan bahan
c. Desain laporan investigasi
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan lapangan