Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN PERTANGGUNG-JAWABAN

DIREKTUR UTAMA BAKORNAS LAPMI PB HMI


2018 - 2020
LAPORAN PERTANGGUNG-JAWABAN
DIREKTUR UTAMA BAKORNAS LAPMI PB HMI
PERIODE 2018 – 2020

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena hingga hari ini kepengurusan BAKORNAS LAPMI
PB HMI mencapai titik regenerasinya. Shalawat dan salam tak lupa kami haturkan kepada
junjungan kita Rasulullah SAW karena atas suri teladan kepemimpinan yang beliau berikan
dan panduan kehidupan yang beliau sampaikan kepada kita dapat menjadi pegangan agar kita
selamat hingga akhir kesempurnaan.
Pra-Kata
Musyawarah Nasional LAPMI PB HMI IX yang diselenggarakan ini berada dalam situasi
pandemi Covid-19. Seperti kita ketahui bersama, Virus Covid-19 yang menyebar sejak awal
tahun 2020 telah membuat roda organisasi HMI dan perkaderan di seluruh wilayah di Indonesia
sempat terhambat. Belum lagi situasi dualisme PB HMI yang muncul di awal periode
kepengurusan Bakornas LAPMI PB HMI membuat situasi di intrernal Bakornas LAPMI cukup
memanas.
Pernah muncul pertanyaan, “LAPMI ke mana?
Hal inilah yang dirasa perlu sedikit saya uraikan singkat dalam Laporan Pertanggung-Jawaban
saya sebagai nahkoda Bakornas LAPMI PB HMI masa jabatan 2018-2020.
Dinamika dualisme PB HMI, pada awal mula terjadi Bakornas LAPMI PB HMI tidak masuk
dalam pusaran konflik tersebut. Sepenuh hati, saya dan segenap jajaran pengurus berupaya
untuk tidak terjebak dalam pusaran konflik PB HMI. Berbagai klarifikasi dan pertanyaan silih
berganti hadir, baik kepada saya maupun jajaran pengurus. Alhamdulillah, hingga akhir
kepengurusan ini, Bakornas LAPMI PB HMI masih solid, utuh, dan tetap fokus dalam ruang
perkaderan kekaryaan.
Sempat ada kondisi dimana tubuh Bakornas LAPMI PB HMI mulai muncul retakan akibat
situasi dualisme tersebut, yakni menjelang Pleno PB HMI di Bogor dan Pleno PB HMI di Pulau
Seribu, Jakarta. Menyikapi hal tersebut, pada awalnya saya sebagai pimpinan organisasi
memutuskan untuk hadir di keduanya, guna melihat sendiri secara obyektif legitimasi PB HMI
yang ada di mata HMI Cabang se-Indonesia dan perkembangan persoalan yang menjadi
penyebab situasi dualisme tersebut. Namun akhirnya, setelah dengan pengamatan saya sendiri,
bahwa Pleno PB HMI di Bogor lebih mendapatkan legitimasi, maka saya urungkan untuk hadir
di Pleno PB HMI di Pulau Seribu, Jakarta. Saya menyimpulkan bahwa Pleno PB HMI di Bogor
mendapat legitimasi lebih kuat dengan dihadiri oleh 2/3 peserta HMI Cabang se-Indonesia,
dibandingkan dengan Pleno PB HMI di Pulau Seribu.
Oleh karenanya, Bakornas LAPMI PB HMI secara legal organisasi pada akhirnya berada dalam
kepemimpinan Arya Kharisma Hardy selaku PJS Ketua Umum dan di tubuh Bakornas LAPMI
PB HMI sendiri dilakukan beberapa reshuffle kepengurusan demi menjaga soliditas organisasi.
Perbaikan Kelembagaan Bakornas LAPMI PB HMI
Pada saat awal menjabat, saya merasakan adanya beberapa kekurangan di organisasi LAPMI,
baik di tingkatan Bakornas, Cabang, maupun Komisariat, diantaranya:
1. Pemahaman mekanisme persidangan dan konstitusi HMI bagi kader-kader LAPMI
pada periode awal kepengurusan dirasa masih kurang. Kader LAPMI sangat mumpuni
dalam menulis dan menghasilkan karya jurnalistik, namun lemah dalam administrasi
dan mekanisme persidangan.
2. Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga belum dihimpun dan dijadikan rujukan
LAPMI se-Indonesia. Hal ini dibaca dari fenomena banyaknya kegelisahan kader
ketika ingin membentuk LAPMI di tingkat cabang maupun komisariatnya masing-
masing.
Menyikapi kedua poin diatas, saya yang sebelumnya pernah mengikuti Munas VI di Jogjakarta,
Munas VII di Graha Insan Cita, Depok dan Munas VIII di Surabaya, dalam kepengurusan
Bakornas LAPMI PB HMI saya arahkan di awal periode untuk merangkum kembali Pedoman
Dasar dan Pedoman Rumah Tangga yang ada dengan menambahkan dokumen-dokumen
pendukung terkait hasil-hasil munas agar dapat menjadi rujukan bagi jalannya organisasi di
masa kini dan masa yang akan datang. Dokumen himpunan tersebut diberi nama “Hasil-Hasil
Musyawarah Nasional LAPMI VIII Surabaya” yang berupa buku digital (PDF) sehingga
dapat disebarluaskan kepada LAPMI se-Indonesia.

Visi Perkaderan
Kepengurusan organisasi HMI saat ini, saya melihat fenomenanya bahwa tidak sedikit kader
HMI yang mengabaikan faktor akademisnya. Mungkin banyak yang tidak sepakat, tetapi
pandangan saya didasarkan atas fenomena berkurangnya orisinalitas narasi yang dibangun, bila
dibandingkan dengan generasi pendahulu. Bukan soal benar atau salah memang, namun
gagasan yang akan dibawa, akan berpengaruh juga kepada positioning HMI di masa
mendatang.
Dalam situasi tersebut, LAPMI sebagai Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di tubuh HMI
yang berbasis jurnalistik (ada data dan fakta yang disajikan), harus mampu mengisi ruang
kosong tersebut. Pandangan saya ini, dalam dokumen Laporan Pertanggung-Jawaban ini
semoga nantinya dapat menjadi rujukan tertulis bagaimana menguatkan kembali posisi LAPMI
dan juga HMI-nya.
Alhamdulillah, dalam kepengurusan Bakornas LAPMI PB HMI, secara personal dan
kelembagaan, kami semua bisa berbangga, karena 90% pengurusnya telah menyelesaikan
proses akademis, bahkan tidak sedikit yang menyelesaikan studi S2. Ini tentunya menjadi
sebuah pencapaian organisasi sebagai wujud implementasi mission HMI.
Selain itu, kekompakan dan soliditas internal kepengurusan hingga titik akhir ini merupakan
manifestasi semangat kekeluargaan yang ada di LAPMI. Semoga dengan adanya capaian-
capaian berupa values yang kami tunjukkan, dapat menjadi motivasi bagi segenap kader-kader
LAPMI di tingkat cabang maupun komisariat se-Indonesia.
Di penghujung pra-kata saya dalam laporan pertanggungjawaban ini, izinkan saya mengutip
kalimat yang selalu saya ingatkan kepada pengurus saya:
“Keberhasilan organisasi kader, sejatinya tidak dilihat dari keberhasilan program
kerjanya, tetapi kepada manusianya.
Jika perkaderan manusianya berhasil, maka otomatis program kerjanya berjalan”.

Pelantikan Kepengurusan Bakornas LAPMI PB HMI


Perjalanan Bakornas LAPMI PB HMI periode 2018 – 2020 (1) dimulai semenjak kami dilantik
di Aula Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jakarta pada 29 Oktober 2018.
Pada saat itu, saya sebagai formateur terpilih sengaja mencari lokasi yang memiliki aura kuat
bagi pengembangan literasi kader.

Profesi Jurnalistik yang merupakan domain LAPMI, diharapkan dapat menjadi spirit
perjuangan kepengurusan, untuk mencetak kader wartawan HMI yang tidak meninggalkan
tradisi membaca dan diskusinya. Bisa dibilang, di generasi kami, pelantikan kami adalah
pelantikan terbesar bakornas di lingkup PB HMI, baik dari sisi audiens yang mencapai 200
orang, pemilihan narasumber diskusi, maupun dari substansi tema yang coba diusung yakni
“Revitalisasi PERS HMI Sebagai Instrumen Demokrasi dalam mewujudkan masyarakat
adil makmur yang diridhai Allah SWT”.
Gagasan utamanya adalah untuk mengingatkan kembali, perlunya melihat kembali relevansi
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang dikeluarkan lebih dari 22 tahun yang
lalu.

INDEPENDENSIA.ID dan LAPMI.OR.ID sebagai Media LAPMI HMI se-Indonesia


Kanal media pemberitaan merupakan salah satu prasyarat yang harus dimiliki oleh LAPMI dan
dalam hal ini pengelolaannya dilakukan oleh Bakornas LAPMI sebagai induk organisasi di
tingkatan PB HMI. Maka dari itu, kami meluncurkan 2 kanal sekaligus dalam acara pelantikan,
yakni independensia.id dan lapmi.or.id.
Penggunaan nama independensia merujuk kepada tradisi media yang di generasi sebelumnya
sudah menjadi branding organisasi, sehingga demi menjaga kelestarian tradisi yang
ditinggalkan para senior dan alumni, dan dengan mengikuti perkembangan teknologi di era saat
ini, maka independensia dipilih menjadi kanal utama untuk hubungan ke luar organisasi.
Misalnya menyikapi isu-isu faktual yang terjadi di Indonesia maupun pemberitaan yang
bersifat advertorial yang dilakukan dalam rangka menghimpun sumberdaya bagi organisasi.
Sementara itu, lapmi.or.id menjadi kanal pendukung yang sifatnya lebih ke dalam organsiasi.
Dalam perkembangannya, kami melihat bahwa animo di internal kepengurusan maupun di
lapmi hmi cabang lebih tertarik dengan kanal independensia, sehingga hingga akhir
kepengurusan ini, kanal yang kami pertahankan hanya independensia.id.
UP-GRADING KEPENGURUSAN
Berjalannya kepengurusan diperlukan adanya kesamaan tujuan di antara saya selaku Direktur
Utama dengan segenap jajaran kepengurusan Bakornas LAPMI. Oleh karena itu, kami rasa
perlu adanya Rapat Kerja guna menurunkan Visi dan Misi saya selaku pimpinan organisasi
menjadi program kerja aktual dan Up-Grading guna menyamakan wawasan dan paradigma
kelembagaan yang akan dijalankan hingga akhir kepengurusan.
Dalam sesi Up-Grading, sesuai kebutuhan kontemporer yang ada, kami mengambil beberapa
sub-tema diskusi dan pembicara, diantaranya:
1. Sejarah Organisasi HMI dan Positioning LAPMI oleh Kakanda Akbar Tanjung
2. Kelembagaan Pers dan Pengembangan Media oleh Kakanda Abdul Kohar
3. Keterbukaan informasi publik dan korupsi oleh Kakanda Ahmad Alamsyah Saragih
4. Fungsi dan Peran Strategis LAPMI HMI oleh Kakanda Imam Solehudin
5. Reposisi LAPMI HMI di Era Komunikasi Digital oleh Kakanda Hariqo Wibawa Satria
6. Peran Media sebagai Instrumen Demokrasi di Era Disruptif: Perspektif Pimpinan
Daerah oleh Bima Arya Sugiarto selaku Walikota Bogor saat itu.

JURU BICARA LITERASI MEDIA (JBLM)


Pelatihan jurnalistik tingkat regional dengan nama “Juru Bicara Literasi Media” dilakukan
pertama kali sebagai pilot project dari Bakornas LAPMI di Surabaya dengan menggandeng
LAPMI HMI Cabang Surabaya sebagai tuan rumah. Strategi dengan mengambil cakupan di
tingkat regional, dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa isu-isu strategis bisa berjalan
dalam tingkatan regional dengan skala provinsi akan tetapi LAPMI HMI hanya ada di tingkatan
cabang dan komisariat.
Oleh karena itu, perlu adanya jejaring teman-teman LAPMI HMI yang simpulnya lebih kecil
dari bakornas namun di atas wilayah kota/kabupaten. Harapannya isu-isu yang ada dapat
disikapi oleh lapmi di tingkat cabang dengan membangun jaringan pemberitaan, karena dalam
kenyataannya, isu di daerah belum tentu sampai ke jakarta. Harapannya gagasan untuk
pelatihan jurnalistik JBLM dalam tingkat regional ini dilakukan juga di kepengurusan
selanjutnya. Tugas saya dan kepengurusan Bakornas LAPMI PB HMI Periode 2018-2021
menginisiasi dalam bentuk pilot project, kepengurusan selanjutnya yang bisa melanjutkan.
Diskusi dan Sarasehan Jurnalistik

Diskusi media dan sarasehan jurnalistik juga diselenggarakan dengan narasumber dari dan di
luar alumni HMI. Kerjasama dengan KAHMI juga dilakukan, dengan kehadiran Kakanda
Manimbang Kahariady selaku moderator dalam kegiatan diskusi Bakornas LAPMI PB HMI.
Selain KAHMI, kegiatan diskusi juga diselenggarakan dengan penyelenggara utama dari
LAPMI HMI Cabang dengan mengajak Bakornas LAPMI PB HMI sebagai narasumber.
Selain itu, kerjasama dengan lembaga di luar HMI yang dianggap memiliki tujuan yang sejalan,
antara lain OIC Youth Indonesia atau organisasi pemuda OKI untuk Indonesia. Bagi Bakornas
Lapmi, kerjasama kegiatan ini untuk memupuk silaturahmi agar energi yang dimiliki oleh
organisasi bisa semakin besar.
GERILYA HMI (GERAKAN ILMU DAN KARYA HMI)
Kompetisi jurnalistik juga dirasa dibutuhkan sebagai insentif bagi para kader lapmi untuk
berkarya, baik dalam bentuk produk tulisan maupun karya jurnalistik dalam bentuk gambar
atau meme.

Namun demikian, dalam pelaksanaannya kegiatan kompetisi jurnalistik ini terkendala dengan
adanya situasi nasional saat itu yang membuat kepanitiaan kesulitan mengakses sumberdaya.
Situasi nasional yang ada saat itu terfokus pada upaya vaksinasi.
Dukungan terhadap Kegiatan LAPMI HMI Cabang
Kegiatan di internal lapmi di tingkatan cabang, baik itu pelatihan jurnalistik, pelantikan, serta
diskusi, dengan segala upaya yang ada berusaha tetap dijangkau oleh Bakornas LAPMI. Tidak
sedikit dukungan sumberdaya manusia, dukungan finansial, maupun dukungan moral termasuk
asistensi terkait pedoman organisasi agar LAPMI-LAPMI di tingkatan cabang dapat terus
tumbuh dan berkembang.
Simpulan
Laporan Pertanggung-Jawaban Kepengurusan idealnya berdasarkan kepada kriteria dan
indikator yang ada. Dalam hal ini, kriteria dan indikator tersebut merujuk kepada rekomendasi-
rekomendasi musyawarah nasional LAPMI yang sebelumnya diselenggarakan di Surabaya.
Rekomendasi Musyawarah Nasional VIII di Surabaya, antara lain:
NO. REKOMENDASI MUNAS VIII PELAKSANAAN
1. Adanya database kader LAPMI Sudah, namun perlu
terus diupdate
2. Adanya produk media yang periodik dan Sudah:
berkelanjutan independensia.id
3. Pelatihan Multimedia Sudah, dalam
rangkaian JBLM
4. Kerjasama dengan BPL terkait perkaderan di bidang Sudah, dalam kegiatan
jurnalistik LK 1 dan LK 2
komisariat/cabang
5. Pembentukan bidang baru “Komunikasi dan Sudah
Informasi Digital”
6. Pembuatan Modul Pelatihan Sudah
7. Pengarsipan dokumen dan produk media Sudah
8. Segenap pengurus sudah mengikuti LK II Sudah, namun baru
kisaran 80%
pengurus.
9. Penguatan karakter “jurnalisme sastrawi” Belum, kapasitas
pengurus masih belum
mampu
10. Pembuatan Kartu Pers Sudah
11. Pelatihan Jurnalisme Investigasi Sudah, dalam JBLM
12. Pelatihan Jurnalisme Ilmiah Sudah, dalam JBLM

Kemudian terakhir, dalam dokumen Laporan Pertanggung-Jawaban ini kami lampirkan draft
lokakarya perkaderan yang sudah dibuat oleh saudara Tafrichul Fuady Absa (Fufu) sebagai
Direktur Bidang Pelatihan dan Perkaderan. Harapannya draft lokakarya ini dapat disepakati
dalam kepengurusan selanjutnya dan menjadi rujukan bagi penyelenggaraan pelatihan dan
perkaderan LAPMI HMI dalam bidang jurnalistik di HMI.
Wabillahi Taufiq Wal Hidayah,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam Hangat,

Bergas Chahyo Baskoro


(Direktur Utama Bakornas LAPMI PB HMI 2018 – 2020)
Lampiran: SK Kepengurusan Bakornas LAPMI
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
1VU30N3r SHVI3UySS
U{V'I$ V'NSISVHVUII NVNNdUIIH
uvsSg snun9Ned
W 8toz raqouo z0
ffi'eilsxBf
q fii' t
ill u n \ ! e P, nurBressBlrl
qeiepq pA bgneyqeilE
'qlsq Buual
ueldecn rtue>1 e{uue4eqrad sele 'uelredures luel lur relueEuad }elns uetltueg
'0202-8t07 epoped tyuH gd [,itdv'I svNuoyvs
(tyUU) rxelsl Ernslser.leyt1 ueundurg uesnln6ueday ueunsns ueqsse6ue6 6ue1ue1
AWWWN6IdyTSL L : JoruoN (lVf U gd urelsl B/nstsBrIByI ueundul;-; reseg
snln6ue6 uesnpday lBrns eJBpnEs epedel ue>lredures !ue{ tut leJns euesJe€
ullurv'Ueq-Ueqes selgUe uelueqefueu uelep enulss e1pl epedel e[g-qe{ep;q
epos lBrur{EJ uelqedtullout Bsellueuas IMS qely eOouas e,op uep LuBlBs 6up;ra1
qilt'tit .a n \ ! e I e fi u e Ps sv
1edue1
-!p
llllH td 6t1d\n SVNHOXVS snrn6ue6
leuilotpel 6ueI epeday uvtNvoNSd : tequed
selreg(n1es)1: due-1
awu L0H=sfd/882 : rouroN
-ffi%_,ff%
.
oa *GruBrBres #lijf Hitr; #'l"qit'"av uBlrns rn
f sr,Mgan l,s r[,IsuEIAnm Jo llorJvrcossy clffirlltr {o g raEwt rla,rnlg c)
t rrmn sd l
MIIflTSI YNilSISVHVru NVDINdMIIH
uvssg snuncNgd
\l '
,yI
gloereqouo g F66uq ueouap
ueledeleq H OWL ruerreqny[ gZ 1e66ue1 eped AZOZ-91OZ
epoued (tylU ga) uEsl B,r stseqByrl ueundulpq Jesag snln6ue6
UBUBq pdel eped Euequeryeq 6ue{ ledepuad uep ueJes'g
'UI
gtg7 rcqueldas g le66upl uebuep ueledepeq
H 1WL rueJreqny\l g; 1e66ueilel XS ueilqeued ueuor{oured
Dueluel VM3ptISt : roruoN (tfUH gd-ty{d\n SVNUOXVS)
ruBtst Brnsrseqel l ueundurgl.; leseg srun6ua6 ureFt p/nstseqBn
srad e6equel leuorseN lseulpJooy uepeg JneleuJoJ IBJnS'?
'0202-8t02 apoued
(lyUH ga-tyr;d\n SVNUOXVS) uepl E/r srsBqBl l ueundu;g ressg
srun6ue6- uElE BrAsrssrfByg sre.1 e6equ4 puotsBp lseutpJooy
uBpeg uesnrn6uedey ueunsns 6ue1ue1 VMAl,llISl :JoruoN
(IUIH ea-tyr;d\fl SVNUOXVE) uels; B/yrslseqpyl ueundurrll reseg
snrn6ue6 uepl eil\srseqery sre6 e6eque1 1euolseN lseulploo;1
uepBg Jneleuuo3 egh6 uep JneletuJoJ uesnpday IBJnS'g
'0202-8!02 epoued
(tfUH Aajnld\n SVNUOXVE) tuepsl ensrseqen ueundurg reseg
sn.rn6ue6 uqq BrnslsErlel l ue6 e6equrel leuolseN lseulpJooy
uepeg rneleuuoJ 6uepe1 OWttLOtgg-SVNSnUI/8g : rotuoN
(;UUH ga1lld\n SVNUOyVS) ue1s1 E ueundur;;.q reseg
^stseqey{
srun6ua6 uBlsl Brn$setlBl l sre6 e6equre'I leuotseN rsBulpJooy
uBpeg gWZ unqBl lln-ey leuorseN qererne{sny1 uedeppy'7
'n gtg7 requeldes Zt-90 p66uel ue6uep ueledepeq
H OWI rxereqnyq Z0 - H 6e?L qefiqlnzg 97 eped uqeuBslBllp
6ueA (lnH ea-ly{d\fl SVNHOyVS) uepl B^ srser{ByU ueundurrl.;
reseg snrn6ue6 ulplsl ernssBrlpl,\l sJed e6equrel leuotsBN
lseulprooy uepsg lln-ey leuolseN qerernertsnn lpeq uelodel'1 : uEMBrlredtuery
lyld\fl e66uel qeunu ueuoped ueg IBSeO ueuoped'g
'1y11-1.e66uBl qeung ue.le66uy gt uep'gt'g? lesed'Z
InH JesBO uere66uy g[ UBO '6 'g 'Z 'g 't lesed'I : le6u;6ueg
'0202-eL0z epoued
(tfUH ea - ly1d\fl SVNUOXVS) tuelq e,r^srserleg\l ueundturg resag
srun6ue6 uepl prnstseqen sred e6equel leuotseN lseulpJooy
UBpEE snrnEued ueunsns ertuuelqeslp npad elBtu 'rsesrueDro
auquelau uBJesuE|eI uBp ueounqureuFel e6e[ueur luep emqeg : ouequrluefl
: qeteles (lfUU qO) uept p/nsrseqey\l
ueundulp Jeseg snln6ue6 '11V\S t{Bllv BqpU uep }euqer de.req6ueu esequeuss ue6ueg
HV-tSt Vn S|SVHVI{ NvNndrut{ UVS38 SnUngNSd
nvlsr
vfi,tstsvHvult su3d v9v8rIal
'MOISVN ISVNTOUOOy NVOVE SnUnSNSd NVNnSnS NVltVSSgNsd
6ueluEl
0?? l, !0rvrsr dytrc b L : rouroN
sltv-l st vJl,lsrsyHvlfl ilvNndHtH uvs3g snun9NSd
NVSntndSy rvuns
-W
086zr uBrBras #ll:fHitr;#tl3i ** u,rrns .rr
f srarganrc ,t.z,rsug/rnn .{offorurcossy clmflsr {o elwn xg rn$,Ng cI
( rrur* sd )
MI\f,'TSI TfflISISIf,FIVUI N\fN N JTATTII
qoueos lpreqns
i
I
rbbep perxqcv: uese;ordey uep slleulnf tser;olpv ueuepedeq
a
ruBsBH ueur;leleg
peqbl peuueqngl
qeggnp[eplH ]ErurlEH lbIU : BIpe14[ euresefiey uep lsoruoJ6 uetuepedeg
ulbel FutV 'Uot l
Pq)lt lezlBJ
rueulrnN suez'qnw : uee6equraley uepn6ued uep ueeuecueled ueuepedeg
uoqpeuou nuql IUPH
o6oAer4 ;py e&ng
Jnlune peuuteqny\l : uenqep6ued uBBtols6ue6 ueuepedeg
Erunej unleuryBu
eunOyyl'X e$BIBrd Bqpn1 : qpery $sneuv uep q6alals uBl[By ueutqledag
alqlqEH rBQtv
plruEH lnpqv : lens!^-orpnv qpey1; ueurelredeg
apdeg ue/ntl
JBllsBg
llEeru equuv r{lFuer{d Brd : qpefl ueuepede6
IBIaO
utruvJErueuny{ sleu
urplpH I qd6
rseg npqv: euttug qpayy uetueyeda6
BlBul4V q6uep
fuosuy peuqy: ersnueyg eAepleqtung ue6ueque6ue6 ueurapedeg
Jor.lul urlv
-"ffiqw
uBlBres .
08 6z r 3jfi Jf llltr; ;:'liq;*,.ry uBrrns rr
( sangoms r,ilsutrllM? .{ollorJulcossv ilffirl$ ,to gIfiLItffirftI.Ivwt{gc)
( rrrun sd l
I,II\/TSI \//ILSISVH\/ru N\/NfidIAIIH
1r L A Ef Gj an at 11 4rr F\ Llr rr
qe[peJ peuqBu elBo srsBg uBp uBlBusleJ)|esax uetueuBdeo
N3n3lUVd30-N3l'I3lUVd30
lsnuEs lcn ll ereqBpueg HeM
ullBAeHH qBfin tuuv lBJBrlBpueg HBM
lco^vud nuv nnfln vuvFtvoNSS
HezO peuueqny1 erlqg lelerelseyr; ueeAeprequed uB; pqe6ue6' pl g suelerles lUeM
!pJBuns ue;segordey uep slleurnf pop^pv 6uegg spBlel1as pp6
llv rsr.rn peuuBqnt,l Bpjen leurelsl3 euesefiey 6uep;g sUB]eDlaS lpleM
ertqel !M trrl;es qpan $slleuv uep s;6ep.rls uqpy 0uep;g sgelet1es IIBM
oAqecrnp pep te[eg ueeDeqtue;ey uelen6uod ueeuecuered'p!g spelelles lUeM
t
uUpV bgnel epy uerepued uep uq1pue6 Eueplg speleqes lHeM
obz;g pBrxtlv oqlBuBy uerc;rtue6 uep uBllqreued 6uegg suqeqes plBM
eue;1des Bput6 uet{!}Eed uep uerilplpued 6uepg sue}erles lpls6
o6e;ueq3 repuelsl Apuag leuJelul ue6unqng uep rserlslulurpv 6uep1g sueleqes HeM
HVHnSnX VloV NVf,U3 nnHn sHv$luv3s
euqnBUI uojtul 1e1ere/(sey1 ueeAepraqued ueppqe6ue6 6uep;g JnUeJlO
Iezou lnpqv ue;se;ordey uep s1etunf Fe>1oApV 6uep;g JnUaJlO
;beq;eg1y'6 qeAsuerequv leurelsl3 euese[ey 6uep;g rnqerlg
qapqs sruluv pilel^l qpen slslpuv uep q6ege:ls uqpy 6uep;g rnqo4g
rlBlllpBl uBIl ueeGeqtuepy uelenbuad uep uBBusJueJe6 6uep;g JnUeJle
Brlnd e1e66uey1 uBJeleuad uep ue!ilpue6 Eueplg JnUe4O
unEueqny osJl perur{V uereu(ue6 uep uellqJeued 6uep1g lnperlg
luBleer sBlqcnw ueqgeled uBp uelilplpued 6uegg rnqa46
epuny ereqe9 leualul ue6unqn;1 uep lsprlslulrupv 6uep;g JnUeJlO
'8 o^t{vH3 SV0U38 nnfln untxSuto
'0202-gWZ apopod (tnU
Ed-lIIdy1 SVNUOXVS| ue1s1 EnqseqEg ueundulH reseg srun6ue6
urBlsl BruslsBrlBUI arcd e6equel lBuolsBN lsEulpJooy uBpeg srun6ue6
uBunsns ueqese6ue6 Buquol grtll1grvrsldyrg11 : roruou (mU
96) uqq BruslsBrle11
ueundulH JBseg srun6uod uEsqnday larng : uel;due1
.rffiffiw
os6zruBr,resSffi:f l$;tr;;tl"tit"""ruBrrns.rr
( srugan ls rrlsurralnrn Jo llorrvtrlossv clfrrrlsg {o g finwt rla,rnlgc)
( rrmn sd l
EATEYTTCSE Efl AA CITCSTJE.ITATTT }?T# hT 6A J,rA?TET
{ .\
rilv'Isr vnA$svr{v*{ Nvilndfl$H
uvs38 snungNSd
...,
ououeH rpnu
e4nd qe[sueulg
!ulqrBs
nBn lque1: lelele[sey1 ueelep.lequJed uqpqe6ue6 ueuayedaq
_ffig;r.g
.
oa 6zru,r,res #li#Hi.ffi; #'lJqit,"ev uBrrns rr
( sargan l,s rrlsrnuuun.{o llor;Hrcoslsv ilfltvls,l ,to gal,urlgng .wwxg c)
( rrur* sd l
L{VTSI \rlIlSISVHVm[ NVNndffiIH
uvsgs snuncNsd
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
Lampiran: Draft Lokakarya Perkaderan LAPMI

DRAFT LOKAKARYA
PEDOMAN PERKADERAN LAPMI
LEMBAGA PERS MAHASISWA ISLAM

Disusun oleh:

BAKORNAS LAPMI PB HMI

PERIODE 2018-2021
Latar Belakang Pedoman Perkaderan Lapmi

Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) adalah salah satu dari sekian lembaga
kekaryaan yang dimiliki oleh HMI. Sebagai lembaga pengembangan profesi yang bergelut di
bidang pers dan jurnalistik, Lapmi dituntut untuk mengasah skill kader HMI yang memiliki
minat di bidang jurnalistik dan pers, agar menjadi insan pers yang professional.

Sebagai lembaga kekaryaan, Lapmi juga memiliki aturan main yang lengkap. Mulai
dari struktur organisasi, PD/PRT, juga pedoman perkaderan yang hari ini tidak banyak
diketahui oleh Lapmi-lapmi cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pedoman perkaderan Lapmi, lahir saat Munas Lapmi ke-VI yang diadakan di
Jogjakarta. Di dalam pembahasan pedoman perkaderan tersebut, diatur sedemikian rupa bentuk
pelatihan yang harus diikuti oleh kader HMI agar bisa bergabung dengan Lapmi. Mulai dari
Basic Training, Intermediate Training, hingga Advanced Training. Materi-materi yang telah
disusun sedemikian rupa tersebut diperuntukkan untuk menambah wawasan, melatih skill,
dengan tujuan membentuk kader-kader HMI yang professional di bidang pers dan jurnalistik.

Lokakarya Perkaderan Lapmi, adalah sebuah forum pertemuan Lapmi-lapmi cabang


se-Indonesia untuk membahas dan merumuskan pedoman perkaderan Lapmi yang telah
disusun kurang lebih 7 tahun lalu. Karenanya, perlu adanya pembaharuan materi yang mungkin
hari ini sudah tidak relevan lagi untuk menunjang skill dan profesionalisme kader HMI di
bidang jurnalistik dan pers.

Bakornas Lapmi sebagai central Lapmi memberikan wadah seluas-luasnya untuk


Lapmi cabang agar di dalam forum lokakarya perkaderan untuk membahas dan merumuskan
arah baru pedoman perkaderan agar berkesusaian dengan tantangan zaman. Juga sebagai
pedoman perkaderan Lapmi komisariat maupun cabang dalam menyelanggarakan pelatihan
yang diadakan oleh Lapmi.

Dan diharapkan dalam merumuskan pedoman perkaderan Lapmi, agar setiap pelatihan
yang diadakan oleh Lapmi di tigkat komisariat maupun cabang, bisa sama rata dari nama
pelatihan hingga materi pelatihan. hal ini bertujuan untuk mencetak kader-kader HMI yang
profesional di bidang jurnalistik dan pers.

PEDOMAN PERKADERAN
LEMBAGA PERS MAHASISWA ISLAM

BAGIAN I
LANDASAN PELATIHAN

A. Sumber Rujukan
1. Landasan pelatihan Lapmi merupakan pijakan pokok atau pondasi dasar yang
menjadi sumber acuan, baik dari segi metode, motivasi, inspirasi dan orientasi
dalam proses pengaderan Lapmi.
2. Landasan pelatihan Lapmi tidak dibenarkan bertentangan dengan AD/ART HMI,
ataupun PD/PRT Lapmi. Baik dari segi metode, motivasi, inspirasi maupun
orientasinya.
3. Landasan pelatihan Lapmi senantiasa mengacu pada empat landasan dasar
pedoman pengaderan HMI. Yakni landasan teologis, landasan ideologis, landasan
sosio-kultural, dan landasan konstitusi.

BAGIAN II
POLA DASAR PELATIHAN

B. Arah Pelatihan
Arah pelatihan adalah suatu pedoman yang dijadikan penuntun atau penunjuk dan
menjadi orientasi umum bagi keseluruhan proses pelatihan di Lapmi. Arah pelatihan Lapmi
sangat terkait erat dengan tujuan pengaderan HMI dan terutama tujuan atau cita-cita
perjuangan HMI secara umum. Dalam hal ini, arah pelatihan Lapmi merupakan norma yang
menjadi ukuran pelatihan, karena terkait dengan tujuan HMI yang menjadi orientasi sentral
seluruh kegiatan pengaderan HMI.
C. Metode Pelatihan
Keseluruhan metode pelatihan dalam setiap jenjang aktivitas pelatihan Lapmi
sepenuhnya mengacu pada “Pola Dasar Training” yang tertuang pada AD/ART HMI dan
PD/PRT Lapmi.

D. Jenjang Pelatihan
Jenjang pelatihan Lapmi terdiri dari:
1. Basic Training Journalistic (Bastra)
Pelatihan Basic Training Journalistic (Bastra) diselenggarakan di tingkat
komisariat-komisariat dan/atau cabang yang diperuntukkan bagi kader-kader yang telah
dinyatakan lulus Latihan Kader I. Pelatihan ini bertujuan untuk mengenalkan materi-
materi dasar Jurnalistik.
Pelatihan Bastra ini dapat dikelola oleh Badan Pengelola Latihan (BPL), dan/atau
Pengurus Lapmi Cabang maupun Alumni pengurus Lapmi Cabang.
2. Intermediate Training Journalistic (Intra)
Pelatihan Intermediate Training Journalistik (Intra) diselenggarakan di tingkat
Cabang yang diperuntukkan untuk kader-kader Lapmi yang telah dinyatakan lulus
Basic Training. Pelatihan ini bertujuan untuk menambah wawasan ilmu Jurnalistik.
Pelatihan ini dapat dikelola oleh Badan Pengelola Latihan (BPL), Alumni Pengurus
Lapmi Cabang, dan/atau Pengurus Badan Koordinasi Nasional Lapmi PB HMI.
3. Advanced Training Journalistic
Pelatihan Advanced Training diselenggarakan di tingkat Badan Koordinasi
(Bakornas) Lapmi PB HMI yang diperuntukkan untuk kader Lapmi yang telah
dinyatakan lulus dari Intermediate Training Lapmi.
Pelatihan ini dikelola oleh BPL PB HMI dan/atau Alumni Pengurus Bakornas
Lapmi PB HMI.

E. Tujuan Pelatihan
Setiap jenjang pelatihan jurnalistik dalam proses pelatihan Lapmi masing-masing
memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Pelatihan Bastra Lapmi
Bertujuan: “Memberikan pengenalan tentang dunia jurnalistik dan komponen-
komponen yang ada di dalamnya dalam rangka membentuk dan menbangkitkan
kesadaran jurnalisme bagi kader-kader HMI”.
2. Pelatihan Intra Lapmi
Bertujuan: “Menciptakan kader-kader HMI yang memiliki wawasan intelektual dan
skill handal di bidang jurnalistik, dan sekaligus mampu mengelola organisasi pers
(press-mass media) sebagai medium dan alat perjuangan HMI”.
3. Pelatihan Advanced Training Journalistik
Bertujuan: “Memberikan pengembangan skill dan profesionalisme jurnalistik di
bidang Jurnalisme Investigatif, Jurnalistik Siar (audio-visual), dan Jurnalistik Cetak”.

BAGIAN III
KURIKULUM PELATIHAN

F. Materi Pelatihan Basic Training Journalistic (Bastra)


1. Orientasi dan Wawasan Umum Jurnalistik
2. Sejarah Pers dan Pers Mahasiswa
3. Orientasi Ke-Lapmi-an
4. Teknik dan Jenis Penulisan Berita
5. Penentuan Angle dan Wawancara
6. Teknik Menulis Straight News
7. Mengenal Jurnalisme Online
8. Mengenal Desain Grafis dan Ilustrasi
9. Mengenal Foto Jurnalistik
10. Mengenal Editing Video
11. Managemen Media Sosial
12. Konferensi Pers dan Simulasi Rapat Redaksi
1. Orientasi dan Wawasan Umum Jurnalistik

JENJANG MATERI WAKTU


Basic Training Orientasi dan Wawasan Umum Jurnalistik 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memiliki wawasan mengenai dunia pers dan jurnalisme

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta dapat memahami pengertian dan hakikat jurnalistik
2. Peserta dapat memahami fungsi dan peran pers sebagai pilar demokrasi
3. Peserta dapat memahami bentuk-bentuk pers dan media jurnalistik

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian dan Hakekat Jurnalistik
2. Fungsi dan Peran Pers dalam Kehidupan Demokrasi;
a. Fungsi Pers sebagai Pilar Demokrasi Keempat
b. Peran Pers sebagai Agent of Social and Political Control
c. Fungsi dan Peran Pers/Kaum Jurnalis sebagai Kelas Menengah
3. Bentuk-bentuk Pers dan Media Jurnalistik
a. Jurnalistik media cetak
b. Jurnalistik media elektronik auditif
c. Jurnalistik media elektronik audiovisual
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
2. Sejarah Pers dan Pers Mahasiswa
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Sejarah Pers dan Pers Mahasiswa 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta dapat memahami sejarah kehidupan pers dan pers mahasiswa

➢ Tujuan Instruksional Khusus:

1. Peserta mengetahui sejarah lahirnya pers dan pers mahasiswa


2. Peserta memahami peran pers dan pers mahasiswa di Indonesia
3. Peserta menyadari posisi dan peran aktifnya sebagai kaum jurnalis

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:

1. Sejarah Lahirnya Pers dan Pers Mahasiswa;

a. Latar belakang situasi sosial, budaya dan politik


b. Para pelaku awal dunia pers (mahasiswa)

2. Sepak Terjang Pers dan Pers Mahasiswa di Indonesia;

a. Pers di masa perjuangan kemerdekaan


b. Pers di masa demokrasi liberal
c. Pers di masa demokrasi terpimpin
d. Pers di masa orde baru
e. Pers di era reformasi
3. Pers Mahasiswa di Tengah Dinamika Pers Professional
4. Mahasiswa dan Kaum Jurnalis (pers) sebagai Kelas Menengah di Indonesia

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan studi kasus
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
3. Orientasi Ke-Lapmi-an
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Orientasi Ke-Lapmi-an 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memahami posisi dan orientasi Lapmi

➢ Tujuan Instruksional Khusus:

1. Peserta memahami posisi dan kedudukan Lapmi dalam kelembagaan HMI


2. Peserta memahami struktur organisasi Lapmi
3. Peserta memahami orientasi politik dan kultural aktivitas-aktivitas Lapmi

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:

1. Sejarah Singkat Lapmi


2. Kedudukan Lapmi dalam Struktur Kelembagaan HMI;
a. Keanggotaan Lapmi
b. Status dan sifat Lapmi
c. Fungsi dan peran Lapmi
d. Tugas dan kegiatan kekaryaan Lapmi

3. Struktur Organisasi Lapmi;


a. Struktur kekuasaan (Munas, Muslem, dan Muskom Lapmi)
b. Struktur kepemimpinan (Bakornas Lapmi, Lapmi Cabang, dan Lapmi
Komisariat)

4. Orientasi Politik dan Kultural Lapmi;


a. Orientasi internal aktivitas Lapmi
b. Orientasi eksternal aktivitas Lapmi
5. Pers dan Media Massa sebagai Aktivitas Kekaryaan HMI
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
4. Teknik dan Jenis Penulisan Berita
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Teknik dan Jenis Penulisan Berita 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memahami teknik dan bentuk-bentuk penulisan berita

➢ Tujuan Instruksional Khusus:

1. Peserta memiliki skil dan kemampuan teknis untuk menulis berita


2. Peserta memahami pola umum dalam penulisan berita
3. Peserta memehami bentuk-bentuk penulisan berita

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:

1. Pengertian Berita dalam Dunia Jurnalistik


a. Pengertian berita
b. Nilai suatu berita

2. Teknik Penulisan Berita


a. memilih lead tulisan
b. mengemas isi (tubuh) tulisan
c. membuat ending tulisan

3. Pola Penulisan Berita;


a. Piramida terbalik
b. Rumus 5W+1H

4. Jenis-jenis Penulisan Berita;


a. Straight news
b. Soft news
c. Indepth news
d. Investigative news
e. Feature news
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi

➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
5. Penentuan Angle dan Teknik Wawancara
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Penentuan Angle dan Teknik Wawancara 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memahami metode penentuan angle dan teknik wawancara

➢ Tujuan Instruksional Khusus:

1. Peserta memiliki skil dan kemampuan teknis untuk menentukan angle


2. Peserta memiliki skil dan kemampuan teknis untuk melakukan wawancara

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:

1. Pengertian angle dan Wawancara


2. Teknik penentuan angle
3. Teknik dan Jenis Wawancara Berita;
a. Teknik wawancara
b. Jenis-jenis wawancara
4. Etika dan syarat wawancara

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi

➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
6. Teknik Menulis Straight News
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Teknik Menulis Straight News 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memahami metode penentuan angle dan teknik wawancara

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta memiliki skil dan kemampuan teknis untuk menulis berita straight news

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian Straight news
2. Perbedaan Straight news dengan feature news
3. Ciri-ciri Straight news
a. Aktual
b. Kecepatan
4. Teknik membuat Judul Menarik
5. Teknik Membuat Lead, dan Tubuh Berita
6. Teori Piramida Terbalik
7. Teknik Menggunakan 5W+1H

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi

➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
7. Mengenal Jurnalisme Online
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Mengenal Jurnalisme Online 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memahami dan mengenal Jurnalisme Online

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta memiliki skil dan kemampuan teknis untuk menelaah dan mengenal
Jurnalisme Online.

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian Jurnalisme Online
2. Sejarah Jurnalisme Online
3. Prinsip Jurnalisme Online
a. Brevety (Ringkas)
b. Adabtabillity (Mampu Beradaptasi)
c. Scannabillity (Dapat Dipindai)
d. Interactivity (Interaktivitas)
e. Community and Conversation (Komunitas dan Percakapan)
4. Perbedaan Jurnalisme Online dengan Cetak
5. Ciri-ciri Jurnalisme Online
a. Audience Control
b. Immediacy
c. Multimedia Capability
d. Nonlienarity
e. Storage and Retrieval
f. Unlimited Spaces
g. Interactivity

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
7. Mengenal Desain Grafis dan Ilustrasi
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Mengenal Desain Grafis dan Ilustrasi 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memahami makna desain grafis, dan ilustrasi dalam sebuah penerbitan berita

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta memahami pengertian desain grafis dan ilustrasi
2. Peserta memahami fungsi desain grafis, dan ilustrasi
3. Peserta mengetahui bentuk-bentuk desain grafis, dan ilustrasi

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian Desain Grafis, dan Ilustrasi
2. Fungsi Desain Grafis, dan Ilustrasi
3. Jenis dan Model Desain Grafis, dan Ilustrasi
4. Mengenal Macam-macam Design Grafis dan Ilustrasi
5. Simulasi Membuat Design Grafis dan Ilustrasi

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi

➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume dan simulasi
8. Mengenal Foto Jurnalistik
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Mengenal Foto Jurnalistik 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta mampu memahami foto jurnalistik dalam sebuah penerbitan berita

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta memahami pengertian foto jurnalistik dalam sebuah berita
2. Peserta memahami fungsi foto jurnalistik
3. Peserta mengetahui bentuk-bentuk foto jurnalistik

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian Foto Jurnalistik
2. Sejarah Foto Jurnalistik
3. Jenis Foto Jurnalistik
a. Spot News
b. General News
c. Essay Photo

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi

➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume dan simulasi
9. Mengenal Editing Video
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Mengenal Editing Video 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta mampu memahami editing video dalam sebuah media massa

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta memahami pengertian editing video
2. Peserta memahami tujuan editing video
3. Peserta mengetahui istilah-istilah dalam editing video
4. Peserta mampu mengetahui metode editing video

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian Editing Video
2. Tujuan Editing Video
3. Istilah-istilah Editing Video
4. Mengenal Aplikasi Editing Video
5. Mengenal Tools Editing Video
6. Metode Editing
a. Penyambungan Film
b. Tape to Tape (Linear)
c. Digital/Komputer (Non Linear)
d. Live Editing

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi

➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume dan simulasi
10. Manajemen Media Sosial
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Managemen Media Sosial 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta mampu memahami managemen media sosial

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta mampu memahami pengertian managemen media sosial
2. Peserta mampu memahami fungsi managemen media sosial
3. Peserta mampu memahami elemen managemen media sosial
4. Peserta mampu memahami tools managemen media sosial

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian Managemen Media Sosial
2. Fungsi Managemen Media Sosial
a. Planning
b. Organizing
c. Aktuating
d. Controlling
3. Elemen Managemen Sosial
a. Desain Media Oline
b. Konten
c. Pemasaran
4. Tools Managemen Media Sosial
a. Post Planner
b. Buffer

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi

➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume dan simulasi
11. Konferensi Pers dan Simulasi Rapat Redaksi
JENJANG MATERI WAKTU
Basic Training Konferensi Pers dan Simulasi Rapat Redaksi 3 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta mampu memahami Konferensi Pers dan Simulasi Rapat Redaksi

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta mampu memahami pengertian konferensi pers
2. Peserta mampu memahami simulasi rapat redaksi
3. Peserta mampu memahami tujuan konferensi pers
4. Peserta mampu memahami tujuan rapat redaksi

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian Konferensi Pers
2. Tujuan Konferensi Pers
3. Membuat Berita Melalui Konferensi Pers
4. Pengertian Rapat Redaksi
5. Tujuan Rapat Redaksi
6. Komponen Rapat Redaksi

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi

➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume dan simulasi
G. Materi Pelatihan Intermediate Training Journalistic (Intra)
1. Ragam Feature dan Teknik Penulisannya
2. Teks Editorial
3. Pers dan Korvengensi Media
4. Ekonomi Media
5. Ideologi Media
6. Evaluasi Foto Jurnalistik
7. Teknik Penulisan Opini
8. Kontruksi Media
9. New Media
10. Hukum Pers dan Kode Etik Jurnalistik
11. Ragam Sarkas dan Satire
12. Mengenal Jurnalisme Investigasi
1. Ragam Feature dan Teknik Penulisannya

JENJANG MATERI WAKTU


Intermediate Training Ragam Feature dan Teknik Penulisannya 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memiliki wawasan mengenai ragam feature dan teknik penulisannya

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta dapat memahami pengertian feature
2. Peserta dapat memahami jenis-jenis feature
3. Peserta dapat memahami lead dalam feature

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian Feature
2. Jenis-jenis feature
a. Human Interest Feature
b. Hystorical Feature
c. Biografical Feature
d. Travelogue Feature
e. How-To-Do Feature
f. Scientific Feature
3. Lead dalam Feature
a. Lead Ringkasan
b. Lead Bercerita
c. Lead Deskriptif
d. Lead Kutipan
e. Lead Pertanyaan
f. Lead Menuding
g. Lead Penggoda
h. Lead Nyentrik
i. Lead Gabungan
➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
2. Teks Editorial

JENJANG MATERI WAKTU


Intermediate Training Teks Editorial 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memiliki wawasan mengenai teks editorial dalam sebuah media

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta dapat memahami pengertian teks editorial
2. Peserta dapat memahami fungsi teks editorial
3. Peserta dapat memahami ciri-ciri teks editorial
4. Peserta dapat memahami kaidah teks editorial

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian Teks Editorial
2. Fungsi Teks Editorial
3. Ciri-ciri Teks Editorial
4. Kaidah Teks Editorial

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
3. Pers dan Konvergensi Media

JENJANG MATERI WAKTU


Intermediate Training Pers dan Konvergensi Media 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memiliki wawasan mengenai pers dan konvergensi media

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta dapat memahami perkembangan korvengensi media
2. Peserta dapat memahami bentuk media baru akibat konvergesi media
3. Peserta dapat memahami interaktivitas dan media baru

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Penngertian Konvergensi Media
2. Perkembangan Konvergensi Media
3. Bentuk Media Baru Akibat Konvergensi Media
4. Interaktivitas Media Baru

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
4. Ekonomi Media

JENJANG MATERI WAKTU


Intermediate Training Ekonomi Media 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memiliki wawasan mengenai pokok-poko ekonomi dan ekonomi media

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


5. Peserta dapat memahami pengertian ekonomi media
6. Peserta dapat memahami tipe-tipe ekonomi dan industri media
7. Peserta dapat memahami ruang lingkup ekonomi media

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian Ekonomi Media
2. Perkembangan Ekonomi Media
3. Tipe-tipe Ekonomi dan Industri Media
a. Ekonomi Terpimpin
b. Ekonomi Pasar
c. Ekonomi Campuran
4. Ruang Lingkup Ekonomi Media

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
5. Ideologi Media

JENJANG MATERI WAKTU


Intermediate Training Ideologi Media 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memiliki wawasan mengenai ideologi-ideologi dalam sebuah media massa

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta dapat memahami pengertian ideologi media
2. Peserta dapat memahami sejarah dan perkembangan media
3. Peserta dapat memahami macam-macam ideologi dalam sebuah media massa

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian Ideologi Media
2. Sejarah dan Perkembangan Media
3. Macam-macam Ideologi dalam sebuah Media
4. Ideologi Media sebagai Arah Gerak Media Massa

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
6. Evaluasi Foto Jurnalistik

JENJANG MATERI WAKTU


Intermediate Training Evaluasi Foto Jurnalistik 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta mampu menghasilkan karya foto jurnalistik

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta mampu memotret objek
2. Peserta mampu mengolah bahan hasil pemotretan
3. Peserta mampu mengembangkan hasil foto jurnalistik
4. Peserta mampu mereproduksi hasil foto jurnalistik

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Dasar-dasar Foto Jurnalistik
2. Teknik Memotret
3. Teknik Mengolah Hasil Pemotretan
4. Teknik Mengembangkan Hasil Foto Jurnalistik
5. Teknik Mereproduksi Foto Jurnalistik

➢ Metode:
Simulasi dan Praktik
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk hasil simulasi dan
praktik
7. Teknik Penulisan Opini

JENJANG MATERI WAKTU


Intermediate Training Teknik Penulisan Opini 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memiliki wawasan mengenai teknik-teknik dalam menulis opini

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta dapat memahami pengertian opini
2. Peserta dapat membedakan antara opini, dan jenis tulisan lain
3. Peserta mampu mengetahui teknik menulis opini
4. Peserta dapat memahami opini agar dimuat di media massa

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian Opini
2. Perbedaan Opini dengan Jenis Tulisan Lain
3. Teknik Menulis Opini
4. Tips and Trik Agar Opini Dimuat di Media Massa

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab, dan praktik
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
8. Kontruksi Media

JENJANG MATERI WAKTU


Intermediate Training Kontruksi Media 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memiliki wawasan mengenai kontruksi sosial media massa

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta dapat memahami pengertian kontruksi media
2. Peserta dapat memahami tahapan-tahapan kontruksi sosial
3. Peserta dapat memahami fungsi media massa dalam kontruksi sosial

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian Kontruksi Media
2. Tahapan-tahapan Kontruksi Sosial
a. Kontruksi
b. Pemeliharaan
c. Perbaikan
d. Perubahan
3. Fungsi Media Massa dalam Kontruksi Sosial
a. Menurut Teori Positivisme
b. Menurut Teori Kontruksivisme
4. Tahapan Kontruksi dalam Media Massa
a. Materi Kontruksi
b. Penyebaran Kontruksi Sosial
c. Pembentukan Kontruksi
d. Konfirmasi Kontruksi

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
9. New Media

JENJANG MATERI WAKTU


Intermediate Training New Media 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memiliki wawasan mengenai media baru di era kontemporer

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta dapat memahami pengertian new media
2. Peserta dapat memahami sejarah dan perkembangan new media
3. Peserta dapat memahami karakteristik new media

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian New Media
2. Sejarah dan Perkembangan New Media
3. Karakteristik New Media
4. Transformasi Sosial Internet
5. Industri Media Massa

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
10. Hukum Pers dan Kode Etik Jurnalistik

JENJANG MATERI WAKTU


Intermediate Training Hukum Pers dan Kode Etik Jurnalistik 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memiliki wawasan mengenai kontruksi sosial media massa

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta mampu memahami pengertian dan konsep dasar jurnalistik, dan pers
2. Peserta mampu memahami konsep kebebasan berekspresi dan kemerdekaan pers
3. Peserta mampu memahami aspek-aspek hukum dan kode etik dalam bidang
jurnalistik pers

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Kebebasan Berekspresi dan Kemerdekaan Pers
2. Hukum Pers
a. Subyek Hukum Pers
b. Asas-Asas Hukum Pers
c. Dasar Hukum (Sumber Hukum) Tentang Pers
3. Etika Pers dan Kode Etik Jurnalistik

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
11. Ragam Sarkas dan Satire

JENJANG MATERI WAKTU


Intermediate Training Ragam Sarkas dan Satire 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memiliki wawasan mengenai ragam sarkas dan satire

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta mampu memahami pengertian dasar sarkas dan satire
2. Peserta mampu memahami ragam sarkas dan satire
3. Peserta mampu membedakan sarkas dan satire

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian Dasar Sarkas dan Satire
2. Perbedaan Sarkas dan Satire
3. Ragam Sarkas dan Satire
4. Teknik Menulis Sarkas dan Satire

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
12. Mengenal Jurnalisme Investigasi

JENJANG MATERI WAKTU


Intermediate Training Mengenal Jurnalisme Investigasi 2 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memiliki wawasan mengenai dasar-dasar jurnalisme investigasi

➢ Tujuan Instruksional Khusus:


1. Peserta mampu memahami pengertian dasar jurnalisme investigasi
2. Peserta mampu memahami karakteristik jurnalisme investigasi
3. Peserta mampu memahami teknik dasar investigasi

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:


1. Pengertian Dasar Jurnalisme Investigasi
2. Karakteristik Jurnalisme Investigasi
3. Teknik Dasar Investigasi
4. Tahapan-tahapan Investigasi

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan dalam bentuk resume
H. Materi Pelatihan Advanced Training Journalistic

JENJANG MATERI WAKTU


Advanced Training Jurnalisme Investigasi 4 Jam

➢ Tujuan Instruksional Umum:


Peserta memahami hakekat jurnalisme investigasi

➢ Tujuan Instruksional Khusus:

1. Peserta memahami sejarah dan perkembangan jurnalisme investigasi


2. Peserta memahami ciri dan karakteristik khas jurnalisme investigasi
3. Peserta memiliki skil khusus mengenai metode/teknik jurnalisme investigasi
4. Peserta memiliki skil untuk mengorganisir kegiatan investigative reporting
5. Peserta memahami etika dan hukum dalam investigative reporting

➢ Pokok Bahasan/Sub-pokok Bahasan:

1. Sejarah perkembangan jurnalisme investigasi

a. Sekilas tentang sejarah investigasi


b. Faktor-faktor yang memicu munculnya investigative reporting
c. Perkembangan lebih lanjut investigative reporting
d. Jurnalisme investigasi di Indonesia
2. Ciri dan karakteristik khas jurnalisme investigasi
3. Metode dan ruang lingkup jurnalisme investigasi;

a. Dasar-dasar investigative reporting


b. Reportase, pengamatan, dan penyamaran
c. Teknik wawancara investigative
d. Sumber dan eksplorasi (people trail)
e. Data dan hipotesis (document trail)

4. Pengorganisasian investigative reporting

a. Manajemen tim
b. Policy Redaksi dan pengumpulan bahan
c. Desain laporan investigasi

5. Etika dan hukum dalam investigative reporting

a. Etika jurnalistik dalam investigative reporting


b. Tinjauan hukum dan perlindungan wartawan

➢ Metode:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi
➢ Evaluasi:
Memberikan tes obyektif/subyektif dan penugasan lapangan

Anda mungkin juga menyukai