Anda di halaman 1dari 7

KEMBALI UNTUK BEREVALUASI DIRI DALAM RANGKA RESTORASI PERKADERAN

DI HMI CABANG MATARAM”

Assalamu’alaikum wr wb,

SALAM PERKADERAN HIJAU HITAM!!!!


SODARA-SODARI Peserta MUSYAWARAH BPL HMI CABANG MATARAM KE IV yang
kami hormati,
BERSAMA BPL, AYO BERJUANG MENCIPTAKAN SEBUAH PERUBAHAN
BERSAMA BPL, AYO HAPUSKAN PENINDASAN INTELEKTUAL
BERSAMA BPL, AYO GAPAI MASA DEPAN ISLAM YANG GEMILANG
BERSAMA BPL HMI CABANG MATARAM, AYO BEKERJA CERDAS MENCIPTAKAN
RESTORASI PERKADERAN DI HMI CABANG MATARAM

Alhamdulillah, segala puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi karena
dengan segala kehendak-Nya lah kita dapat bersua untuk dapat saling berintrospeksi diri dalam
menjalankan amanah organisasi yang kita cintai ini.  Salam serta shalawat selalu kita sampaikan
untuk Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita semua dari jaman jahilia menuju zaman
islamiah yakni Addinul Islam..

Peserta MUSDA BPL HMI KE-I, Restrukturisasi Bakoor LPL HMI Mataram menjadi BPL PC
HMI Mataram yang dilaksanakan pada awal bulan Desember 2008 M yang telah memilih 1
formatur dan 2 mide formateur untuk di tetapkan menjadi ketua umum, dan baru dapat disyahkan
oleh PC HMI pada bulan JANUARI dirapat harian PC HMI MATARAM periode 2008-2009
yang pada waktu itu dipimpin oleh sodara m. Badrus zaman sebagai ketua umum, itupun karena
komitmen kuat Bidang PA PC HMI MATARAM mengawal hasil Forum Restrukturisasi Bakoor
LPL HMI yang mana Forum ini adalah juga menjadi Munas pertama BPL PB HMI. Sehingga
praktis BPL PC HMI dapat melaksanakan pelantikan pada tanggal 08 JANUARI 2009.

Forum restrukturisasi BPL PC HMI MATARAM itu memiliki peran yang signifikan dalam
proses transisi lembaga perkaderan dari Lembaga Pengelola Latihan (LPL) menjadi Badan
Pengelola Latihan (BPL).  Perubahan LPL menjadi BPL ini tidak semata-mata sekedar
perubahan nama belaka, tetapi lebih jauh daripada itu terdapat pula perubahan peran dan
tanggung jawab lembaga perkaderan sebagai pilar perkaderan HMI.  Oleh karena itu momen
restrukturisasi ini merupakan wahana bagi kita semua untuk merancang dan merumuskan lebih
jauh peran dan tanggung jawab BPL HMI sebagaimana yang diamanahkan dalam Kongres XXV
HMI di Makassar yang muaranya adalah peningkatan kualitas perkaderan HMI.
Organisasi bagaikan makhluk organik, dia hidup – tumbuh – berkembang – kemudian punah.
Karena prinsip makhluk yang paling esensial adalah mempertahankan eksistensinya, olehnya itu
sejumlah instrumen dalam sistem hidup diperankan agar dapat mempertahankan eksistensinya
agar tidak punah. Begitu halnya dengan MUSDA KE-I BPL PC HMI MATARAM PERIODE
2010-2011 semoga menjadi lokus untuk melakukan obyektifikasi terhadap kepengurusan BPL
PC HMI MATARAM dan menemukan rekomendasi-rekomendasi yang dapat memperkokoh
gerak organisasi agar tidak punah dalam proses dinamika di lingkungan sosialnya.

Dengan demikian, walaupun forum itu dikemas dengan nama ‘restrukturisasi’, tetapi outputdari
forum itu diharapkan tidak hanya terjadinya regenerasi kepengurusan belaka. Amatlah mudah
kiranya jika forum itu ditujukan untuk sekedar mengganti muka lama dengan muka baru.
Gagasan-gagasan cerdas dan realistis menjadi amanah yang dipikul oleh BPL PC HMI
MATARAM, harapan untuk lebih serius memperbaiki perkaderan HMI diuji pada kepengurusan
kali ini.  Kejujuran dan ketulusan hati untuk berinstrospeksi diri secara obyektif menjadi suatu
kemestian bagi kami dan ini kami jadikan langkah awal untuk merangkai masa depan yang
gemilang.

Sebagai bahan evaluasi, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati perkenankanlah kami
menyampaikan laporan kerja kepengurusan BPL PC HMI MATARAM periode 2009-2010 pada
MUSYAWARAH DAERAH BPL PC HMI MATARAM, dengan sistematika sebagai berikut :

1. PENDAHULUAN
2. KONDISI OBYEKTIF
3. PROGRAM KERJA
4. EVALUASI DAN PROYEKSI
5. PENUTUP

Kawan-kawan peserta MUSDA BPL PC HMI MATARAM yang kami hormati,


Secara umum mungkin uraian-uraian dalam laporan kerja ini tidak layak dikatakan sebagai
laporan kerja yang formal, karena dalam laporan ini kami lebih menekankan pada penyampaian
proses-proses dalam mengemban amanah sebagai pengurus BPL PC HMI MATARAM. Hal ini
kami lakukan karena kami memandang bahwa penyampaian proses-proses kerja akan lebih
bermanfaat sebagai landasan kebijakan perkaderan ke depan dibanding sekedar memaparkan
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, ini juga pada dasarnya kami bermaksud menempatkan
BPL PC HMI MATARAM  sebagai badan yang bekerja secara fungsional di PC HMI
MATARAM khususnya pada lokus perkaderan.

Mengasah Perspektif
(Suatu Kondisi Obyektif)

SAHABAT-SAHABATI Peserta MUSBA  BPL PC HMI MATARAM  KE-I  yang kami


hormati,
Untuk mengurai kondisi yang terjadi selama kepengurusan berjalan, kami dari BPL PC HMI
MATARAM berusaha mengurai sudut pandang yang lain dalam melihat suatu pengetahuan, ilmu
yang dipelajari bukanlah sesuatu yang linear, tetapi ia merupakan sesuatu yang dinamis dan
selalu berkembang. Hal ini kami lakukan bukan tanpa resiko karena dapat dianggap sebagai
pengacau sistem yang mapan. Hal ini kami lakukan dengan obyektifikasi (mungkin juga
subyektif) indikasi sebagai berikut: Pertama, sistem perkaderan yang berjalan di HMI saat ini
sangat konservatif, dengan beberapa indikator, antara lain, pertrainingan yang statis, terjadinya
formalisasi perkaderan, dan ukuran yang dipakai adalah kuantitatif. Kedua, perkaderan bukan
milik semua. Ketiga, perkaderan adalah training. Keempat, lemahnya inovasi. Kondisi tersebut
telah mapan di HMI, yang akibatnya, secara organisatoris HMI pun agak gagap dalam mengikuti
perkembangan eksternal, HMI terkesan menjadi organisasi tambun yang sulit bergerak. Hal lain
yang terjadi kondisi internal HMI untuk semua level tingkatan cukup memecah konsentrasi
sehingga perkaderan berada di simpang jalan.
Dalam kondisi seperti itulah BPL PC HMI MATARAM periode pertama ini menjalankan
tugasnya. Langkah yang dilakukan oleh BPL PC HMI MATARAM pertama kali adalah
memberikan sudut pandang lain dalam melihat perkaderan, misalnya dengan menstimulasi
KOMISARIAT-KOMISARIAT DAN PENGURUS cabang untuk berkreasi dalam koridor pesan
yang sama dengan cara membuat contoh modul dan petunjuk pelaksanaan LK I serta
menstimulasi perubahan sistem dan metode perkaderan melalui forum-forum LK II atau SC/TOT
dan proyeksi ini adalah pilihan perspektif dari warna kepengurusan Bakor LPL HMI sebelumnya
yang coba kami lanjutkan karena sungguh sangat positif orientasinya dalam membingkai
perkaderan. Dari stimulan itu ada dua feed back yang didapat, (1) ada KOMISARIAT yang
merespon dengan melakukan eksperimen, dan (2) ada KOMISARIAT yang merespon dengan
tetap menjalankan budayanya.
Feed back KOMISARIAT dalam merespon perubahan perkaderan ini dipengaruhi oleh beberapa
hal, antara lain: tingkat konsentrasi cabang dalam hal perkaderan, sumberdaya pengelola di
tingkat cabang, pengetahuan dalam hal perkaderan, dan ada juga yang memang tidak mau tahu.
Hal tersebut diakibatkan lemahnya sistem kontrol yang ada dalam perkaderan HMI. Bukan
rahasia lagi apabila pengurus di level pusat tidak mengetahui aktivitas perkaderan yang
dilakukan oleh KOMISARIAT-KOMISARIAT.
Di sisi lain BPL PC HMI MATARAM sebagai lembaga perkaderan tidak mampu
memaksimalisasi pesannya kesemua KOMISARIAT DAN PENGURUS cabang karena memang
mayoritas cabang belum memiliki stok pengelola yang cukup dan memadai, padahal dalam
konstitusi sudah dipersyaratkan untuk menjadikan perkaderan efektif itu harus memiliki
instruktur yang handal dan memahami akan training dan seluruh materi di HMI, sehingga
pilihannya adalah berkordinasi dengan pihak P3A komisariat DAN PA cabang. Hal ini pulalah
yang menjadi bagian dari konsentrasi penuh diawal kepengurusan kami yaitu membuat suatu
sistem komunikasi dan koordinasi antara BPL DAN P3A Komisariat di semua komisariat
Tetapi ada pepatah yang mengatakan “the man behind the gun”. Secanggih apapun sistem yang
menopang perkaderan, apabila unsur “man” tidak diperhatikan, maka tidak akan berguna. Betapa
banyak training yang sudah dilakukan, diskusi yang sudah di gelar, tetapi “man”tetap saja tidak
berubah. Kita mungkin bisa belajar, mencoba gagasan Abdul Rahmat mengenai “super teacher”
(2009: 112-113). Abdulloh menawarkan bagaimana metodologi dapat dijadikan (lingkage) bagi
perubahan sosial. Beberapa syarat tersebut : 1) Kesetaraan, 2) Persahabatan, 3) Kebersamaan, 4)
Memanfaatkan SDM dari Lingkungan Sendiri. 5) Humanisasi, 6) Berangkat dari Realitas, 7)
Tidak Terbatas Pada Ruang dan Waktu, 8) Aksi-Refleksi. Setelah kami refleksi, hampir rata-rata
ketidak maksimalan training di HMI karena 8 syarat tersebut di atas tidak terpenuhi.
Masih banyak training yang menggunakan paradigma dalam istilah saya “ materisme” (sumber
kebenaran bergantung pada pemateri), dan satu lagi istilah “kirologi” (ilmu kira-kira) dengan
bahasa mungkin begini atau mungkin begitu. Bagaimana peserta dipaksakan untuk memahami
dan menganalisisa terlebih lagi memecahkan masalah pada suatu materi tapi tanpa dibekali
bassis teoritik yang baik.
Jumlah kader HMI CABANG MATARAM terus bertambah, baik kuantitas maupun kualitas
individunya. Namun jikalau tidak diimbangi dengan sistem perkaderan yang taratur dan efisien,
maka dalam hitungan tahun akan amburadul kembali sistem perkaderan HMI cabang Mataram.
Secara prosentase dalam perkaderan di hmi Mataram baru memiliki jumlah anggota yang
SC/TFT/TOT sekitar 2-4 %, sedangkan LK 2 sekitar 10-15%, LKK sekitar 5-7%, dan LK 3 0 %.
HMI cabang Mataram hari ini memiliki anggota biasa sekitar 450-an. Sebenarnya kita sudah
sangat tertinggal, baik secara kualitas maupun kuantitas anggotanya jika dibandingkan dengan
cabang-cabang lainya di indonesia.
Beberapa kondisi diawal kepengurusan BPL PC HMI MATARAM berjalan, merupakan
tantangan yang memaksa kami untuk harus dapat mensiasati kondisi secara realistis dan
bersahabat dengan semua komponen di semua level di internal HMI. Dan hal-hal tersebut masih
banyak yang kami belum temukan jawabannya.

Menggapai Asa Yang Bukan Mimpi


(Sajian Program Kerja)

IKHWAN WAL AKHWAT PESERTA MUSBA BPL PC HMI MATARAM KE-I YANG
DIRAHMATI ALLOH
Dari hasil Rapat Kerja BPL PC HMI MATARAM yang dilaksanakan setelah pelantikan,
disusunlah visi dan misi BPL PC HMI MATARAM periode pertama ini, yaitu Mengembalikan
Ruh Perjuangan HMI Dengan Pengarus Utamaan Perkaderan, sebagai visinya, dan
Standarisasi Kulitas Pelatihan, Standarisasi Kualitas Instruktur, mengembalikan spirit diskursus
keislaman serta memodernisasi warna perkaderan sebagai misinya.  Dalam Rapat Kerja BPL PC
HMI MATARAM tersebut dibuatlah program kerja sebagai berikut :

1. Pendataan Potensi Perkaderan


2. Pengkajian sistem perkaderan (metode & kurikulum) dan kelembagaan BPL PC HMI
Mataram
3. Sosialisasi & mengawasi Penerapan Pedoman Perkaderan
4. Pilot Project Komisariat (Penerapan Pedoman Perkaderan)
5. Membentuk Komunitas pemateri dan kajian
6. Standarisasi Pengelolaan Training
7. Pengelolaan Website BPL PC HMI Mataram
8. Membuat Kurikulum Perkaderan yang berdasarkan Local Wisdom lingkup Komisariat
dan Cabang Mataram
9. Penjalinan Hubungan dengan lembaga lain
10. Sosialisasi Kerja BPL PC HMI Mataram

PROGRAM YANG TELAH TERLAKSANA

1. SENIOR COURSE
2. TOT NDP
3. UP GREEDING PERKADERAN
4. SEMILOKA PERKADERAN
5. DISKUSI PERKADERAN
6. MEMBUAT STANDARISASI PENGELOLA PERKADERAN

Selain program kerja tersebut, ada rencana untuk konsolidasi BPL secara keseluruhan yang
dikemas dalam pelaksanaan program kerja tersebut.

1. Pendataan Potensi Perkaderan


HMI CABANG MATARAM sebenarnya menyimpan potensi yang sangat luar biasa besarnya,
dilihat dari perkembangan kampus yang ada dan jumlah mahasisiwanya,
Sedangkan potensi riil yang ada di HMI cabang Mataram yaitu:

1. Komisariat tarbiyah STAIN MATARAM, dengan jumlah anggota kurang lebih sekitar
150
2. Komisariat jalaluddin al-rumy STAIN Mataram dengan jumlah anggota sekitar 75
3. Komisariat hasyim asy’ari IAI TRIBAKTI MATARAM dengan jumlah anggota sekitar
45
4. Komisariat A. DAHLAN STITM MATARAM dengan jumlah kader sekitar 30
5. Komisariat Salahuddin al-ayubi UNISKA MATARAM dengan jumlah kader sekitar 20
6. KOMISARIAT persiapan AVICENNA IIK Mataram dengan jumlah anggota sekitar 20
7. Komisariat persiapan UNP MATARAM dengan jumlah anggota sekitar 20
8. Komisariat persiapan STAIM NGLAWAK KERTOSONO dengan jumlah anggota
sekitar 10
9. Dan yang tersebar dikampus-kampus lainya seperti POLTEK MATARAM, STIKES,
UPD MATARAM, STIMIK MATARAM, UNIK MATARAM,

1. Pengkajian sistem perkaderan (metode & kurikulum) dan kelembagaan BPL PC HMI
MATARAM
1. METODE TRAINING
1. In bond, yang termasuk metode ini adalah PEMBERIAN MATERI,
SIMULASI DISKUSI DAN TEKNIK PERSIDANGAN, PENTAS SENI,
2. Out bond, yang termasuk metode ini adalah jelajah, analisa sosial,
mentoring, simulasi olah vokal dan managemen aksi, game
3. KURIKULUM TARINING

Dalam kurikulum perkaderan HMI cabang Mataram dan komisariat

1. Materi enterpreneurship
2. Materi AMT
3. Materi diskusi dan teknik persidangan
4. Materi olah vokal dan managemen aksi
5. Pengantar ilmu sejarah
6. Pengantar ilmu hukum
7. Pengantar filsafat ilmu
8. Kohati dan gerakan perempuan di indonesia
9. Public relation

2. Sosialisasi & mengawasi Penerapan Pedoman Perkaderan


Program ini sudah berjalan di setiap komisariat walaupun belum bisa secara maksimal dalam
bentuk : upgreeding perkaderan dan epgreeding kepanitiaan MAPERCA DAN LK I DAN
TRAINING INFORMAL LAINYA
3. Pilot Project KOMISARIAT (Penerapan Pedoman Perkaderan)

4. Membentuk Komunitas pemateri dan kajian

5. Standarisasi Pengelolaan Training


Dalam rangka untuk memberikan standarisasi pengelola training maka kami mencoba membuat
data base dari kader dan jenjang perkaderan juga didukung dengan pengadaan upgreeding
perkaderan oleh BPL

BERCERMIN UNTUK BERDANDAN


(Suatu Evaluasi dan Proyeksi)

REKAN-REKANITA peserta MUSBA  BPL PC HMI MATARAM  KE-I  yang kami hormati,
BANK dunia (1998) dalam laporanya tentang pengalaman dalam melakukan education quality
improvement program di Kamboja, mengidentifikasi empat kelompok karakteristik sekolah
efektif di banyak negara, yaitu :

1. Supporting input
2. Enabling condition (kondisi yang memungkinkan)
3. School climate
4. Teaching-learning proses

Sampai saat ini kami akui, kami baru dapat mendorong sistem training kita pada “school climate,
teaching learning process” dan tercapainya “enabling condition” serta melanjutkan gerakan yang
sudah dirintis. Sedangkan dua point lain memang harus kami akui, kami mengalami kesulitan
antara lain ;

1. perbedaan kultur perkaderan


2. belum diterapkanya sistem/konsep training yang matang dan konstitusional sehingga
mampu di pertanggung jawabkan secara ilmiyah dan out putnya benar-banar bisa
diperhitungkan.
3. Belum terbinanya calon instruktur baru untuk pemateri di LK 1 khususnya materi NDP,
baik secara metodologis maupun pengayaan materinya
4. Belum terwujudnya buku panduan lk 1 untuk peserta, pengelola LK 1, training-training
lainya. Juga buku panduan bagi instrukturnya.
5. BPL HMI cabang Mataram ternyata selama ini belum mampu menjadi mesin penggerak
secara organisasi di tubuh HMI di lingkup cabang Mataram dari tinggkat komisariat
hingga cabang dalam rangka menciptakan sistem organisasi yang ideal sebagaimana ada
di AD/ART dan pedoman perkaderan.
6. dan tentunya finansial. BPL HMI cabang Mataram belum mampu mandiri dalam
pengelolaan sumber dana.
Dari pemaparan yang telah kami lakukan, ada beberapa catatan penting untuk dijadikan evaluasi
agar langkah ke depan semakin baik.  Pada forum yang mulia ini secara subyektif kami mencoba
untuk melakukan otokritik terhadap kinerja yang kami lakukan dan mohon kepada kawan-kawan
semua untuk dapat memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan ke depan. Dari
gambaran umum tersebut ada beberapa langkah yang kami sadari untuk direkomendasikan pada
kepengurusan mendatang.
Dari evaluasi umum tersebut ada beberapa langkah yang kami sadari akan kami maksimalkan
pada waktu yang akan datang, yaitu:
KONSEP PERKADERAN HMI CABANG MATARAM KE DEPAN

1. Ideologisasi Kader
2. Eksplorasi Potensi Kader
3. Peningkatan mutu pada profesionalitas kader
4. Mencetak leadership yang handal dan pelopor
5. Menumbuhkan jiwa enterpreneurship dan kemandirian pada kader
6. Membangun sistem perkaderan yang dinamis, kondusif, efektif dan terukur
7. Membangun jejaring perkaderan dari tingkat lokal hingga nasional
8. Membangun jejaring networking dari tingkat lokal hingga internasional
9. Pengembangan IT terhadap para kader

10.  Menumbuhkan kepekaan sosial terhadap masyarakat kecil

MELANGKAH MENUJU PERBAIKAN


(Sebuah Penutup yang Bukan Akhir Perjuangan)

Sodara-sodara SEPERJUANGAN peserta MUSBA BPL PC HMI MATARAM  yang kami


hormati,
Demikianlah laporan ini kami sampaikan, dengan harapan apresiasi positifnya terhadap rumah
baru kita ini.  Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf atas segala kesalahan
yang telah kami lakukan selama menjalankan amanah yang masih KADALUARSA ini.  Kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam proses-proses perkaderan HMI. Terakhir semoga “yakin usaha sampai” masih menjadi
motivasi bersama kita bergerak maraih Cita. Atas perhatian kawan-kawan semua kami ucapkan
terima kasih.

Billahittaufiq walhidayah
Wassalamu’alaikum wr wb.

Anda mungkin juga menyukai