Di Susun Oleh
Reza Umami
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pedoman dasar Kohati” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan mengikuti
Latihan Khusus Kohati (LKK) yang di adakan oleh Cabang Jakarta Raya selain itu,makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pedoman Dasar Kohati (PDK) bagi
para pembaca dan juga penulis
Saya mengucapkan trimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari,makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.oleh karna
itu,kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini
Reza Umami
Daftar Isi
JUDUL…………………………………………………………….............................................
......
KATAPENGANTAR…………………………………………………………………………
…...
DAFTARISI……………………………………………………………………………………
…..
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………..........
A.Latar Belakang
Masalah…………………………………………………………………………
B.Rumusan Masalah
………………………………………………………………………………
C.Tujuan
Pembahasan……………………………………………………………………………...
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perempuan merupakan salah satu sumber daya manusia yang turut mempengaruhi
perkembangan pembangunan di sebuah negara. Dalam perkembangannya sudah banyak
sekali perempuan-perempuan yang telah berpengaruh dalam perkembangan Indonesia.
Kartini adalah salah satu contoh perempuan bangsa yang telah memperjuangkan hak-hak
perempuan. Karena pada saat itu Kartini sadar adanya ketidakadilan gender terhadap
perempuan dan perempuan itu tidak boleh hanya diam dan bersembunyi dibelakang
punggung laki-laki hanya sebagai pelengkap kehidupan.
Selain itu ada beberapa organisasi yang ikut berperan aktif dalam memperjuangkan hak-hak
dari perempuan, salah satunya Korps-HMI Wati (KOHATI). KOHATI secara resmi didirikan
pada Munas I, bertepatan dengan tanggal 17 September 1996, 2 Jumadil Akhir 1386 H di
Solo. KOHATI merupakan salah satu badan khusus HMI dan bersifat ex-officio dari HMI
(PDK KOHATI PB HMI periode 2013-2015: Pasal 4). KOHATI berdiri karena pada
awalnya didalam organisasi HMI tidak ada bidang yang berkonsentrasi penuh terhadap
permasalahan-permasalahan tentang keperempuanan.
Dalam praktiknya KOHATI berpedoman pada Pedoman Dasar Kohati atau yang biasa
disingkat PDK. PDK ini berisi tentang semua AD dan ART dari KOHATI itu sendiri.
Sehingga dalam pelaksaan segala kegiatan, administrasi maupun forum KeKOHATIAN
berpedoman dari PDK tersebut. Untuk itu, penting untuk setiap elemen-elemen KOHATI
agar kiranya mengetahui tentang isi dari PDK itu sendiri, karena tentunya hal ini menjadi
dasar bagaimana elemen-elemen tersebut akan menjalankan roda organisasi dan dinamika-
dinamikanya dalam KOHATI. jika elemen dalam KOHATI mengetahui dan dapat
mengimplementasikan isi-isi dari PDK diharapkan dapat bermanfaat bagi sekitar dan
masyarakat.
Kohati harus menciptakan seorang HMI-Wati yang sesuai dengan tugas dan fungsi
perempuan sebagai seorang anak, ibu dan sosok yang mengayomi masyarakat, sesuai dengan
bait terakhir dalam Mars Kohati, “Membina Masyarakat Islam Indonesia.
B.Rumusan Masalah
2.Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Pedoman Dasar Kohati (PDK)
3.Untuk mengetahui apa yang termuat dalam Pedoman Dasar Kohati (PDK)
BAB II
PEMBAHASAN
Kohati adalah badan khusus HMI yang bertugas sebagai wahana untuk mengakomodir
potensi dan bakat tersembunyi kaum perempuan serta sebagai wahana penampung aspirasi
anggota HMI yang bergender perempuan. Kohati sendiri merupakan singkatan dari Korps
HMI-wati, tugasnya adalah membina, mengembangkan, dan meningkatkan potensi para
kader HMI-wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. Adapun syarat untuk
tergabung dalam badan khusus HMI yang dikenal dengan istilah kohati ini adalah mahasiswa
yang aktif kuliah yang telah dinyatakan lulus dalam LK 1 (pasal 8).
Dalam eksistensinya kohati memiliki sifat semi-otonom (pasal 5), yang artiannya jika ia
berada dalam jajaran keorganisasian HMI dikenal sebagai "Bidang/Unit Pemberdayaan
Perempuan" dan secara eksternal ia dikenal dengan istilah "Kohati" sehingga dengan sifatnya
ini, maka Kohati bisa diasumsikan sebagai sub-sistem dalam perjuangan HMI. Adapun latar
belakang munculnya sifat ini adalah asumsi kader HMI yang mengakui adanya kesamaan
kemampuan dan kesempatan para anggota baik yang bergender perempuan atau laki-laki.
Namun suprastruktur masyarakat kita masih menempatkan posisi organisasi sebagai alat
yang paling efektif untuk menyahut berbagai persoalan dalam upaya menyahut berbagai
persoalan dalam upaya mencapai tujuan.
2. KOHATI Pengurus Besar (KOHATI PB) adalah Kepengurusan KOHATI yang berada di
tingkat PB HMI
Pasal 1 Nama
KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H bertepatan dengan tanggal 17
September 1966 M pada Kongres VIII di Solo, dan berkedudukan di tempat kedudukan HMI.
Pasal 3 Tujuan
Pasal 4 Usaha
7. Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan, perguruan tinggi dan kepemudaan untuk
menopang pembangunan nasional
8. Ikut terlibat aktif dalam menyampaikan persoalan sosial kemasyarakatan dan kebangsaan
9. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan angka (1) s.d (8) dan sesuai dengan
azas, fungsi, dan peran organisasi serta berguna untuk mencapai tujuan organisasi.
Pasal 5 Status
2. Secara struktural, pengurus KOHATI berstatus ex-officio pimpinan HMI, diwakili oleh
ketua umum, ketua bidang, sekretaris umum dan bendahara umum.
Pasal 6 Sifat
Pasal 7 Fungsi
Pasal 8 Peran
KOHATI berperan sebagai Pembina dan Pendidik HMI-Wati untuk menegakkan dan
mengembangkan nilai-nilai ke-Islaman dan keIndonesiaan.
BAB V KEANGGOTAAN
Pasal 9
Anggota KOHATI adalah Mahasiswi yang telah lulus Latihan Kader I (LK I)
1. Kepemimpinan organisasi di pegang oleh KOHATI PB, KOHATI Cabang dan KOHATI
Komisariat
Pasal 11 Kekuasaan
merupakan rangkaian dari KongresHMI dan dilaksanakan setelah Pleno III Kongres.
yang merupakan rangkaian dari Musda HmiBadko dan dilaksanakan setelah Pleno III
Musda.
Pasal 12
Peserta Musyawarah
a. Utusan adalah peserta musyawarah yang mempunyai hak suara dan hakbicara;
a. Utusan, terdiri dari Pengurus Kohati Cabang Penuh masing-masing 1 (satu) orang
peserta.
. Utusan, terdiri dari Pengurus Kohati Cabang Penuh masing-masing 1 (satu) orang
peserta.
orangpeserta.
c. Kohati Cabang yang tidak memiliki Kohati Komisariat dapat meminta utusan dari
orangpeserta.
Pasal 13
2. Setiap keputusan Kohati dilakukan secara musyawarah mufakat, apabila tidak tercapai
3. Yang dimaksud dengan tingkatan pengambilan keputusan secara berjenjang terdiri atas:
4. Penyusunan rencana kerja operasional diputuskan dalam Rapat Bidang dan RapatKerja.
Pasal 14
demisioner
b. Formatur atau ketua umum terpilih memiliki wewenang sepenuhnya dalam menjalankan
terhadap aturan-aturan organisasi, maka dapat dipilih Pejabat Ketua Umum dalam Forum
Pleno
3. Penanggungjawab sementara (Pjs) sampai adanya pangkat (Pj) ketua umum yang di
tetapkan
Pasal 15
2. Formasi Pengurus Kohati PB, Kohati Badko, Kohati Cabang, Kohati Korkom dan Kohati
Komisariat terdiri dari Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum, Wakil Sekretaris
a. KohatiPB, yang memiliki garis instruksi dan garis koordinasi terhadap seluruh
b. Kohati Badko, yang memiliki garis koordinasi ke Kohati PB dan seluruh tingkatan
Kohati dibawahnya.
c. Kohati Cabang, memiliki garis koordinasi terhadap seluruh Kohati Komisariat dan
KohatiCabang.
Pasal 16
Kriteria Pengurus
1. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Pengurus Kohati PB adalah HMI-Wati yang pernah
berprestasi dan telah lulusLK I,LK II, LK III dan LKK (Pasal 45,46, dan 47 ARTHMI)
2. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Pengurus Kohati Badko adalah HMI-Wati yang
pernah menjadi Pengurus Kohati Komisariat, Pengurus Kohati Cabang dan/atau Kohati
3. Yang dapat menjadi Ketua Umum Kohati/Pengurus Kohati Cabang adalah HMI- Wati
4. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Pengurus Kohati Korkom adalah HMI-Wati yang
Pasal 17
1. Di tingkat PB HMI, Kohati PB disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum PBHMI.
2. Di tingkat Badko HMI, Kohati Badko disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum
BadkoHmi.
3. Di tingkat HMI Cabang, Kohati Cabang disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum HMI
Cabang.
4. Di tingkat Kohati Korkom, Kohati Korkom disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum
HMIKorkom.
5. Di tingkat Kohati Komisariat disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum HMI Komisariat.
BAB VII
Pasal 18
Tugas
2. Melaksanakan rapat harian Kohati minimal dua minggu sekali, selama periode
berlangsung.
3. Melaksanakan rapat presidium Kohati minimal satu minggu sekali, selama periode
berlangsung.
4. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban melalui kongres untuk Kohati PB, Musda
untuk Kohati Badko, Konfercab/Muscab untuk Kohati Cabang , Muskom untuk Kohati
Pasal 19
Wewenang
laporan kerja Badko, Kohati Badko menerima laporan kerja Kohati Cabang, Kohati
Cabang menerima laporan Kohati Korkom, Kohati Korkom menerima laporan kerja
Kohati Komisariat
2. Mengadvokasi permasalahan Kohati yang terjadi ditingkat dibawahnya selaku bagian dari
BAB VIII
Pasal 20
1. Administrasi dan surat menyurat Kohati disesuaikan dengan Pedoman Administrasi dan
Hijriah.
3. Untuk surat ekstern (keluar) dengan kode: Nomor surat/B/Sek/KHI/Bulan Hijriah/Tahun
Hijriah.
4. Khusus surat keluar instansi HMI ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris
Umum Kohati atau Ketua Umum dan Wakil Sekretaris Umum atau Ketua Bidang dan
SekretarisUmum.
Pasal 21
Atribut KOHATI
1. Yang termasuk dalam atribut Kohati adalah Mars, Badge, Gordon, danStempel.
2. Stempel Kohati menggunakan lambang HMI dan hanya digunakan pada surat
menyuratKohati.
BAB IX
KEUANGAN
Pasal 22
Keuangan
1. Sumber dana Kohati diperoleh dari iuran anggota, dana yang halal dan tidakmengikat.
BAB X
PEMBENTUKAN, PEMBEKUAN DAN PEMBUBARAN KOHATI
Pasal 23
Pembentukan KOHATI
1. Pembentukan Kohati di tingkat PB HMI, Badko HMI, HMI Cabang, Korkom HMI dan
setingkat.
Pasal24
Pembekuan KOHATI
1. Pembekuan Kohati adalah penghentian kegiatan Kohati pada tingkatan tertentu diHMI.
2. Kohati dapat dibekukan oleh HMI setingkat apabila melanggar ketentuan- ketentuan
HMI.
3. Kohati
5. Pembekuan KOHATI Badko dan Kohati Cabang diputuskan pada putusan tertinggi
HMIsetingkat.
Pasal 25
Pembubaran KOHATI
Pembubaran Kohati secara nasional hanya dapat dilakukan dalam Kongres HMI atas usulan
Pasal 25
Pembubaran KOHATI
Pembubaran Kohati secara nasional hanya dapat dilakukan dalam Kongres HMI atas usulan
Munas kohati
BAB XI
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 26
dijelaskan tersendiri dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisah dalamPDK.
2. Penjabaran analisis tujuan, status, sifat, fungsi dan peran Kohatidirumuskan tersendiri
4. Hal-hal yang belum di atur dan belum dijelaskanakan di atur dalam aturan tambahan yang
tidak terpisahkan dalam PDK
BAB III
PNUTUP
A.Kesimpulan
Pedoman Dasar Kohati atau yang biasa disingkat PDK ini berisi tentang semua AD dan
ART dari KOHATI itu sendiri. Sehingga dalam pelaksaan segala kegiatan, administrasi
maupun forum KeKOHATIAN berpedoman dari PDK tersebut. Untuk itu, penting untuk
setiap elemen-elemen KOHATI agar kiranya mengetahui tentang isi dari PDK itu sendiri,
karena tentunya hal ini menjadi dasar bagaimana elemen-elemen tersebut akan menjalankan
roda organisasi dan dinamika-dinamikanya dalam KOHATI. jika elemen dalam KOHATI
mengetahui dan dapat mengimplementasikan isi-isi dari PDK diharapkan dapat bermanfaat
bagi sekitar dan masyarakat