INTERMEDIATE TRAINING
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya, penulis dimampukan
untuk menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti Latihan Kader
II Himpunan Mahasiswa Islam Lhokseumawe.
1. Kedua orang tua dan saudara-saudara penulis yang tercinta, yang penuh kerelaan hati dan
pengertian yang mendalam kepada penulis untuk melanjutkan jenjang training di HMI.
2. Seluruh keluarga besar HMI Komisariat Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik dan HMI
Cabang Lhokseumawe yang telah banyak memberikan dorongan serta masukan yang
bermanfaat bagi penulis selama menyelesaikaj studi di Fakultas Fisip UNIMAL
3. Terkhusus untuk teman sekaligus sekretaris umum andalan Komisariat Fisip Ikhwan
Rahmansyah Tanjung yang telah memberikan dorongan dan masukan kepada penulis
selama masuk ke keluarga HMI
4. Rekan rekan tercinta Rizky Akbar, Al Syah Nugraha Kamid, yang sudah mau
mendampingi dan berproses bersama di keluarga HMI ini.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang berdsifat membangun dari semua pihak
sebagai bahan penyempurnaan makalah ini
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi
yang membutuhkan.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULAN
Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia, disusul secara berturut-turut oleh
Pakistan, India, Bangladesh, dan Turki. Sebagai negara muslim terbesar Indonesia pasti memiliki
peran penting di dunia Islam sehingga posisinya cukup diperhitungkan. Munculnya Indonesia
sebagai kekuatan baru di dunia Internasional juga di dukung oleh realitas sejarah yang
dibuktikan dengan munculnya ormas-ormas Islam yang sebagia besar telah ada bahkan sebelum
Indonesia merdeka. Sejarah ormas Islam sangat panjang. Mereka hadir melintasi berbagai zaman
sejak masa kolonialisme Belanda, penjajahan Jepang, pasca-kemerdekaan Orde lama, era
pembangunan Orde Baru, dan masa demokrasi revormasi hingga sekarang ini. Dalam lintasan
zaman yang terus berubah itu, satu hal yang pasti, ormas-ormas Islam telah besar memberikan
kontribusi bagi kejayaan Islam di Indonesia.
Bertitik tolak dari latar belakang yang di atas serta beberapa teori yang diatas
merurmuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja peran dan fungsi HMI dalam menyelesaikan masalah dengan metode Problem
solving?
2. Apa saja yang dapat dilakukan HMI dalam mengoptimalkan fungsi Problem Solving dan
penerapan bagi permasalahan yang terjadi di sekitar?
1
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk menggambarkan apa saja peran dan fungsi seorang Kader HMI dalam penerapan
Problem Solving
2. Menggambarkan apa saja yang dapat dilakukan seorang Kader HMI dalam penyelesaian
masalah melalui metode Problem Solving
1. Bagi penulis ini salah satu persyaratan untuk dapat mengikuti Latihan Kader II Himpunan
Mahasiswa Islam.
2. Makalah ini diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan akan peran dan fungsi
kader-kader HMI dalam penerapan Problem Solving di era digital ini.
3. Hasil penulisan ini dapat digunakan menjadi acuan bagi kader-kader HMI dalam
menerapkan Problem Solving di era Digital sekarang.
Untuk mempermudah dalam pembahasan agar masalah yang di bahas tidak melebar dan
terlalu luas sehingga dpat mengaburkan topik permasalahan maka penulis menganggap perlunya
dibuat batasan masalah pada makalah ini. Adapun yang di bahas dalam makalah ini yaitu:
1. Peran dan fungsi Kader HMI dalam menerapkan Problem Solving di era digital ini.
2. Hal dapat dilakukan seorang kader HMI dalam mengoptimalkan penerapan Problem
Solving di era Digital sekarang ini.
2
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan demikian, organisasi Islam merupakan suatu gambaran bahwa organisasi itu
membawa suatu tujuan tertentu, yakni Islam. Maksudnya ketika orang-orang berkumpul
menetapkan suatu tujuan yang pencapaiannya diikat oleh etika dan prinsip Islam, maka itulah
yang disebut organisasi Islam. Rumusannya bisa saja disebutkan sebagai suatu wadah di mana di
dalamnya terdapat orang-orang muslim yang paling bekerjasama yang diikat oleh nilai-nilai atau
aturan-aturan Islam untuk tujuan syi’ar Islam. Satu hal yang perlu digaris bawahi, kendati suatu
organisasi menyebutkan “Islam” sebagai bagian dari namanya belum tentu disebut organisasi
Islam, jika visi dan misinya tidak dalam rangka syi’ar islam. Sebaliknya, kalaupun suatu
organisasi tidak secara spesifik memberi “label” islam sebagai nama organisasinya, tetapi visi
dan misinya untuk kepentingan islam, maka ia layak disebut sebagai organisasi islam. Dengan
demikian, pelabelan nama “islam” tidak serta merta menjadikan ia di sebut sebagai organisasi
islam. Hal mendasar yang menjadikan suatu organisasi dikatakan organisasi islam adalah
asasnya. Dari asas ini akan muncul visi dan misi syi’ar islam dan pada langkah berikutnya tentu
kegiatan-kegiatannya akan diarahkan pada pencapaian tujuan itu secara islami pula. 1
1
Sakdiah: KARAKTERISTIK MANAJEMEN ORGANISASI ISLAM, Jurnal Al-Bayan / VOL. 20, NO. 29,
JANUARI - JUNI 2014. Hal 72-73
4
2.2 Manajemen Organisasi
A. Teori Manajemen
Perencanaan
Menetapkan tujuan
Menentukan cara mencapai
tujuan tersebut
Pengorganisasian
Pengendalian
Mengorganisasi
Memonitor kegiatan dan orang
Memastikan tujuan Menentukan apa yang
telah tercapai harus dikerjakan
Pengarahan
Membuat orang bekerja
optimal
Memotivasi dan
mengarahkan orang
Bagian berikut ini menjelaskan lebih lanjut masing-masing fungsi manajemen tersebut.
1) Perencanaan: berarti kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan memilih cara yang
terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan diperlukan untuk mengarahkan
kegiatan organisasi.
5
2) Pengorganisasian: dapat diartikan sebagai kegiatan mengoordinasi sumber daya, tugas,
dan otoritas di antara anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan cara
yang efisien dan efektif.
Perencanaan sumber daya manusia didesain untuk memastikan bahwa anggota yang
diperlukan akan selalu terpenuhi secara memadai.
Rekrutmen berkaitan dengan mengembangkan cadangan calon kader/anggota sejalan
dengan rencana sumber daya manusia.
Seleksi termasuk mengunakan formulir lamaran, daftar riwayat hidup, wawancara,
penggajian keterampilan, dan mencocokan informasi dari referensi untuk mengevaluasi
dan menjaring calon kader/anggota, yang akhirnya akan memilih dan menerima calon.
2
Dr. Mamduh Hanafi: Konsep Dasar dan Perkembangan Teori Manajemen. EKMA4116/MODUL 1 1.3
6
Sosialisasi (orientasi) didesain untuk membantu orang yang terpilih menyesuaikan diri
dengan mulus ke dalam organisasi.
Pelatihan dan pengembangan keduanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
kader/anggota dalam memberikan kontribusi pada efektivitas organisasi. 3
Salah satu tantangan dalam menghadapi perubahan yaitu transformasi digital adalah skills
yang dimiliki sumber daya manusia di dalam organisasi tersebut sudah memadai atau belum. Hal
tersebut dibutuhkan untuk dapat membantu organisasi dalam melakukan transformasi digital.
Tanpa skills yang memadai akan menjadi kendala selama proses transformasi dilakukan. Setiap
organisasi memiliki kader/anggota dengan kemampuan (skills) yang berbeda-beda dan
menjadikan hal tersebut menjadi nilai bagi organisasi. Banyak cara bagi organisasi untuk
membentuk skills yang harus dimiliki oleh kader/anggota, salah satunya dengan mengirimkan
mereka untuk mengikuti pelatihan, workshop dan kegiatan lainnya. Hal ini menjadi nilai tambah
bagi organisasi untuk dapat melakukan transformasi digital menjadi lebih mudah. Dengan
kemampuan yang mencukupi dan selalu update terkait topik baru yang sedang berkembang, ini
langkah yang baik bagi organisasi dalam melakukan perubahan karena telah memiliki
pengetahuan yang cukup baik.4
A. Digital Leadership
Dalam rangka mencapai tujuan organisasi pada era digital seperti saat ini, banyak aspek
dalam pemenuhannya, di antaranya adalah unsur kepemimpinan atau pemimpin yang berpikiran
digital. Karena kesuksesan suatu organisasi tidak hanya diukur pada kinerja para anggota atau
personilnya saja, yang terpenting pada faktor kompetensi pemimpin organisasi. Diperlukan gaya
kepemimpinan baru yang memiliki keterampilan digital yang dinamis untuk mendorong
3
Larasati Oktina, Drs. Fuad Mas’ud Mir: PRAKTIK PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS ISLAM PADA
PERUSAHAAN. Jurnal Manajemen Islami. Hal 05
4
Ibnu Ananda: Literature Review: Implementasi Strategi Transformasi Digital Pada Organisasi Internasional.
Computer Based Information System Journal · March 2021. Hal 10
7
transformasi digital. Keahlian soft skill sangat diperlukan dalam kepemimpinan digital yang
dirumuskan kedalam beberapa pendukung digital leadership sebagai berikut:
5
Farida Dwi Cahyarini: IMPLEMENTASI DIGITAL LEADERSHIP DALAM PENGEMBANGAN
KOMPETENSI DIGITAL PADA PELAYANAN PUBLIK. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol.
25 No. 1 Juni 2021. Hal 50
8
B. Taraf Keterampilan Berpikir dan Pemecahan Masalah
Kategorikan keterampilan berpikir tingkat tinggi atas empat kategori, yaitu pemecahan
masalah (problem solving), pengambilan keputusan (decision making), berpikir kritis (critical
thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking). Sebagaimana diuraikan berikut di bawah ini.
a) Pemecahan Masalah (problem solving): dalam kategori ini digunakan proses berpikir
dasar untuk memecahkan kesulitan atau problem yang diketahui, menyusun fakta-fakta
tentang kesulitan tersebut dan menentukan informasi lain yang dibutuhkan, menyarankan
pemecahan dan mengujinya, membuat penjelasan sederhana dan
mengurangi/menghilangkan perbedaan. Pada kategori ini ditekankan kemampuan dasar
seperti melakukan transformasi dan mengidentifikasi hubungan kausal (sebab-akibat).
c) Berpikir Kritis (critical thinking): Kategori ini menggunakan proses berpikir dasar untuk
menganalisis argumen dan mengembangkannya dalam pengertian dan interpretasi
tertentu, mengembangkan kohesif, pola penalaran logis, dan memahami asumsi dan bias
pada posisi tertentu, mencapai presentasi yang kredibel, ringkas dan meyakinkan.
Kategori ini menekankan keterampilan dasar dalam mengidentifikasi keterkaitan,
melakukan transformasi dan menyimpulkan hubungan sebab-akibat (kausal).
d) Berpikir Kreatif (Creative thinking): kategori ini menggunakan proses dasar untuk
mengembangkan atau menemukan ide-ide konstruktif yang dihubungkan dengan
persepsi-persepsi seperti konsep, dan menekankan aspek berpikir intuitif serta aspek
berpikir rasional. Keterampilan dasar seperti menetapkan kualifikasi, identifikasi
9
keterkaitan-keterkaitan serta melakukan transformasi dalam menetapkan dan
mengembangkan ide-ide atau solusi pemecahan masalah.6
Pembuktian,
Hasil Solusi general Respon teori, dan alasan Makna baru
yang masuk akal
6
Dr. Bibin Rubini, M.Pd. Dr. Widodo Sunaryo, S.Psi, MBA: PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN YANG EFEKTIF (EFFECTIVE PROBLEM SOLVING AND DECISION MAKING). Penerbit:
PASPA PRESS. Cetakan pertama, September 2016. Hal 18
10
FLIPPED CLASSROOM
Karena penyampaian materi sudah dilakukan oleh kader/anggota secara mandiri, maka
forum menjadi wadah diskusi agar kader/anggota dapat menanyakan bagian dari materi yang
sulit mereka pahami. Instruktur dan Fasilitator menjadi pembimbing kader/anggota secara
personal sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga kader/anggota terkondisikan untuk
belajar berkolaborasi dan berkomunikasi. Terdapat pula metode project based learning yang
mengemas keseluruhan materi dan tugas dalam proyek kelompok berdasarkan skenario ril di
masyarakat. Metode ini dapat dibantu penyampainnya lewat perangkat lunak, misalnya untuk
memberikan penjelasan skenario secara interaktif. Tujuannya adalah melatih problem solving
kader/anggota secara kreatif. 7
7
I Komang Agus Widiantara: PERAN DAN STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM
PENGEMBANGAN ORGANISASI NIRLABA. Jurnal Maha Widya Duta. Volume 2, No. 2, September 2018
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan tulisan diatas dapat disimpulkan bahwa didalam suatu organisasi,
problem solving atau penyelesaian masalah khususnya di era digital memiliki kompleksivitas.
Maka dari itu sebagai kader, anggota, dan struktur pimpinan harus mengembangkan kompetensi,
keahlian dan metode yang transformatif dalam menghadapi berbagai masalah di organisasi yang
sesuai dengan perkembangan zaman khususnya di era digital saat ini agar dapat tercapainya cita-
cita sebuah organisasi dan juga terciptanya lingkungan yang komunikatif serta interaktif pada
tiap-tiap personil.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Mamduh Hanafi: Konsep Dasar dan Perkembangan Teori Manajemen. EKMA4116/MODUL
1 1.3
Larasati Oktina, Drs. Fuad Mas’ud Mir: PRAKTIK PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS
ISLAM PADA PERUSAHAAN. Jurnal Manajemen Islami. Hal 05
Ibnu Ananda: Literature Review: Implementasi Strategi Transformasi Digital Pada Organisasi
Internasional. Computer Based Information System Journal · March 2021. Hal 10
Dr. Bibin Rubini, M.Pd. Dr. Widodo Sunaryo, S.Psi, MBA: PEMECAHAN MASALAH DAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG EFEKTIF (EFFECTIVE PROBLEM SOLVING
AND DECISION MAKING). Penerbit: PASPA PRESS. Cetakan pertama, September
2016. Hal 18
13