Anda di halaman 1dari 11

PERANAN POLITIK HUKUM DALAM PEMBENTUKAN

PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN

(ROLE OF POLITICAL LAW IN FORMING LEGISLATION


REGULATIONS)

Farida Hanum Nasution (220510239)


Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh

ABSTRAK

Peraturan perundang-undangan merupakan cara utama penciptaan hukum, peraturan


perundang-undangan merupakan sendi utama sistem hukum nasional di Indonesia. Selain itu,
Peraturan perundang-undangan merupakan instrumen yang sangat efektif dalam pembaharuan
hukum (law reform) karena kekuatan hukumnya yang mengikat dan memaksa. Politik hukum
mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan peraturan perundang-undangan
dan hukum nasional Indonesia, mengingat Politk hukum dijadikan sebagai pedoman dasar
dalam proses penentuan nilai-nilai, penetapan, pembentukan dan pengembangan hukum
nasional di Indonesia.Oleh karena itu melalui penelitian yang bersifat eksplanatoris dengan
menggunakan pendekatan Normatif dan Conseptual approach ini, penulis mencoba untuk
mengingatkan kembali bahwa pembentuk peraturan perundang-undangan hendaknya tetap
berpegang teguh pada tujuan negara yang ingin dicapai dalam membuat suatu produk hukum.
Sehingga rasa keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum bagi masyarakat selalu terakomodir
dalam setiap hukum yang diciptakan.

Kata Kunci : Politik Hukum, Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Negara.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Konsep negara demokrasi telah melahirkan suatu batasan tentang bagaimana suatu
negara berjalan. Negara pada dasarnya merupakan suatu organisasi kekuasaan, dan organisasi
itu merupakan tata kerja dari pada alat-alat kelengkapan negara yang merupakan suatu
keutuhan, tata kerja dimana melukiskan hubungan serta pembagian tugas dan kewajiban antara
masingmasing alat perlengkapan negara itu untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu. Dalam
mencapai tujuan-tujuan negara khsususnya tujuan negara Indonesia, hal yang paling mendasar
adalah bagaimana suatu pemerintahan berjalan sesuai dengan sistem hukum nasional dengan
mendasarkan undang-undang sebagai dasar legalitas dalam bertindak. 1 Hukum dan politik
adalah berbicara bagaimana hukum bekerja dalam sebuah situasi politik tertentu. Dalam hal ini
yang dimaksud adalah hukum sebagai perwujudan dari nilai-nilai yang berkembang dan nilai-
nilai yang dimaksud adalah keadilan. Dengan demikian idealnya hukum dibuat dengan
mempertimbangkan adanya kepentingan untuk mewujudkan nilai-nilai keadilan tersebut.

Dengan ciri-ciri mengandung perintah dan larangan, menuntut kepatuhan dan adanya
sangsi, maka hukum yang berjalan akan menciptakan ketertiban dan keadilan di masyarakat.
Hukum sebagai salah satu kaidah yang dipositifkan secara resmi oleh penguasa negara adalah
sebuah produk dari kegiatan politik, yang dapat terbaca dari konteks dan kepentingan yang
melahirkan hukum itu dan bagaimana hukum tersebut dijalankan. Kaidah hukum dibuat untuk
memberikan sangsi secara langsung yang didasarkan pada tindakan nyata atas apa yang
disepakati/ditetapkan sebagai bentuk-bentuk pelanggaran berdasarkan keputusan politik. 2

II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Politik Hukum


Secara etimologis, istilah politik hukum merupakan terjemahan bahasa Indonesia dari
istilah hukum Belanda rechtspolitiek, yang merupakan bentukan dari dua kata rech dan politiek
(Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari, 1999: 19). Dalam bahasa Indonesia, kata recht berarti
hukum. Sebagai pedoman, secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa hukum adalah
seperangkat aturan tingkah laku yang berlaku dalam masyarakat. Hukum dianggap sebagai
tujuan dari politik adalah agar ide-ide hukum atau rechtsidee seperti kebebasan, keadilan,
kepastian, dan sebagainya ditempatkan dalam hukum positif dan pelaksanaan sebagian atau
secara keseluruhan, dari ide hukum itu merupakan tujuan dari proses politik dan hukum
sekaligus merupakan alat dari politik. Politik mempergunakan hukum positif (peraturan

1
Iswantoro: Politik Hukum Pembentukan dan Penataan Peraturan Perundang-Undangan. Jurnal Majelis: Media
Aspirasi Konstitusi. Edisi 05/Mei 2018. ISSSN: 2085-4862
2
Abdus Salam: PENGARUH POLITIK DALAM PEMBENTUKAN HUKUM DI INDONESIA. Jutnal Mazahib,
Vol. XIV, No. 2 (Desember 2015). ISSN 1829-9067; EISSN 2460-6588
perundang-undangan) untuk mencapai tujuannya dalam arti merealisasikan ide-ide hukum
tersebut. Politik dan hukum adalah dasar dari politik hukum dengan ketentuan bahwa
pelaksanaan pengembangan politik hukum tidak bisa dipisahkan dengan pelaksanaan
pengembangan politik secara keseluruhan. Atau dapat dikatakan, prinsip dasar yang
dipergunakan sebagai ketentuan pengembangan politik akan juga berlaku bagi pelaksanaan
politik hukum yang diwujudkan melalui peraturan perundang-undangan. 3

B. Pengertian Perundang-undangan
Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan pasal 1 ayat (1) dan (2): “Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang
memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan
Perundang-undangan. Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden.” Menurut Maria Farida
Indrati Soeprapto (2007;10), Perundang-undangan yang dalam bahasa Inggris adalah
legislation mempunyai pengertian sebagai berikut :

1) Perundang-undangan sebagai proses pembentukan atau proses membentuk peraturan


negara, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah; dan
2) Perundang-undangan sebagai segala peraturan negara yang merupakan hasil
pembentukan peraturan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. 4

III. METODELOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitatif.


Menurut Sugiyono (2013), penelitian kuantitatif adalah metode analisis dengan melakukan
penghitungan terhadap data-data yang bersifat pembuktian dari masalah. Penelitian ini adalah
penelitian hukum yang bertujuan untuk membahas mengenai isu hukum yang sedang dianalisa
oleh penulis dengan menggunakan metode yuridis normatif. Menurut Soerjono Soekanto
metode penelitian yuridis normatif atau metode penelitian hukum kepustakaan adalah metode

3
Dr. Isharyanto, S. H., M. Hum: POLITIK HUKUM. Penerbit CV KEKATA GROUP, Surakarta 2016. Cetakan
Pertama, Agustus 2016. Hal-01
4
DR. ROY MARTHEN MOONTI SH.,MH: ILMU PERUNDANG-UNDANGAN. Dicetak oleh KERETAKUPA
Makassar. Cetakan pertama, 2017. Hal-14
yang dipergunakan di dalam penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka yang ada (Soekanto & Mamudju, 2009), selain itu juga didasarkan pada norma-norma
hukum positif yang memiliki keterkaitan dalam penelitian ini agar memperoleh kebenaran
bersifat koherensi (Marzuki, 2014). Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan
perundang-undangan (statute approach) serta pendekatan konseptual (conseptual approach).
Teknik analisis bahan hukum menggunakan metode deduktif yaitu penjabaran dimulai dari
pernyataan umum selanjutnya dijabarkan pada pembahasan yang lebih khusus, kemudian
disimpulkan (Marzuki, 2014).5

Tabel 1 : Rekapitulasi Perkara Pengujian Undang-Undang Mahkamah Konstitusi Republik


Indonesia Tahun 2003 S.D Desember 2012

Tahun Sisa Terima Jumlah Amar Putusan Jumlah Sisa Jumlah


Yang Putusan Tahun UU Yang
Lalu Ini Diuji
-Kabul :0
-Tolak :0
2003 0 24 24 4 20 16
-Tidak Diterima : 3
-Tarik Kembali : 1
-Kabul : 11
-Tolak :8
2004 20 27 47 35 12 14
-Tidak Diterima : 12
-Tarik Kembali : 4
-Kabul : 10
-Tolak : 14
2005 12 25 37 28 9 12
-Tidak Diterima : 4
-Tarik Kembali : 0
-Kabul :8
-Tolak :8
2006 9 27 36 29 7 9
-Tidak Diterima : 11
-Tarik Kembali : 2
-Kabul :4
-Tolak : 11
2007 7 30 37 27 10 12
-Tidak Diterima : 7
-Tarik Kembali : 5
-Kabul : 10
-Tolak : 12
2008 10 36 46 34 12 18
-Tidak Diterima : 7
-Tarik Kembali : 5
-Kabul : 17
-Tolak : 23

5
Agista Yuwandhana: PERAN POLITIK HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN
PERUNDANGAN-UNDANGAN TERHADAP PENYELENGGARAAN NEGARA. Jurnal Education and
development. Vol.10 No.3 Edisi September 2022. ISSN.2614-6061
2010 39 81 120 -Tidak Diterima : 16 61 59 58
-Tarik Kembali : 5
-Kabul : 21
-Tolak : 29
2011 59 86 145 94 51 0
-Tidak Diterima : 35
-Tarik Kembali : 9
-Kabul : 30
-Tolak : 31
2012 51 118 169 97 72 0
-Tidak Diterima : 30
-Tarik Kembali : 6
-Kabul : 111
-Tolak : 136
Jumlah 207 454 661 409 -
-Tidak Diterima: 125
-Tarik Kembali : 37

Sumber : http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.

Berdasarkan data Rekapitulasi Perkara Pengujian Undang-Undang di Mahkamah


Konstitusi Republik Indonesia Tahun 2003 s.d. 2012, menunjukan jumlah undang-undang
yang dimintakan pengujian dari tahun ke tahun semakin bertambah, sebagaimana ditunjukkan
Tabel 1. Data tersebut memperlihatkan jumlah total pembatalan undang-undang yang
dikabulkan dari 2003 hingga awal Desember 2012 masih memperlihatkan angka yang tertinggi,
yaitu 111 undang-undang, walaupun undang-undang yang ditolak oleh MK juga banyak. 6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Peran Lembaga Politik Hukum Dalam Pembentukan Peraturan Perundang-


Undangan Di Indonesia
Pembentukan undang-undang melalui fungsi legislasi DPR merupakan bagian dari
pembangunan hukum, khususnya pembangunan materi hukum. Manfaat dari Prolegnas bagi
pelaksanaan fungsi legislasi DPR guna menjamin agar pembangunan materi hukum
dilaksanakan secara terarah, menyeluruh, dan terpadu. Dalam Pembentukan atau penyusunan
Undang-Undang pada UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukkan Peraturan Perundang-
Undangan, proses pembuatan undang-undang didefinisikan sebagai rentetan kejadian yang
bermula dari perencanaan, pengusulan, pembahasan dan pengesahan. Berlakunya UU No. 12

6
M. Ilham F. Putuhena: POLITIK HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN DALAM UPAYA
MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK LEGISLASI. Jurnal RechtsVinding, Vol. 1 No. 3, Desember 2012.
ISSN 2089-9009
Tahun 2011 semakin meneguhkan keberadaan Prolegnas. Sebagai contoh, dalam UU No. 12
Tahun 2011 diatur mengenai dasar penyusunan daftar RUU dalam Prolegnas, yaitu didasarkan
pada perintah UUD 1945, perintah TAP MPR, perintah UU lainnya, sistem perencanaan
pembangunan nasional, rencana pembangunan jangka menengah, rencana kerja pemerintah
dan rencana strategis DPR dan aspirasi dan kebutuhan hukum masyarakat. Ketentuan ini
mengikat DPR dan Pemerintah untuk mewujudkan keterkaitan antara sistem perencanaan
pembangunan dengan sistem perencanaan pembentukan peraturan perundang-undangan. 7

Prolegnas merupakan potret politik perundang-undangan yang menjadi bagian tidak


terpisahkan dari politik hukum nasional. Sebab itu secara ideal, Prolegnas harus menjadi
program yang terukur rasional, dan sesuai dengan kebutuhan bangsa. Prolegnas juga
merupakan instrumen perencanaan program pembentukan Undang-Undang yang disusun
secara berencana, terpadu dan sistematis. Prolegnas adalah gambaran atau deskripsi politik
hukum negara yang dijadikan landasan untuk penyusunan dan pelaksanaan pembentukan
hukum guna terwujudnya cita-cita negara. Prolegnas dapat diartikan sebagai refleksi dari
politik hukum yang didalamnya menyangkut rencana pembangunan materi hukum di Indonesia
dalam periode tertentu. Selain itu prolegnas merupakan instrumen sebagai bahan pertimbangan
menetapkan skala prioritas program pembentukan Undang Undang dalam rangka mewujudkan
sistem hukum nasional yang disusun untuk jangka panjang, jangka menengah, dan jangka
pendek. Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92/PUU-X/2012 tanggal 21 februari
2013 mengamanatkan peran DPD dalam proses penyusunan peraturan perundang-undangan
semakin luas, yaitu pertama, berdasarkan ketentuan kedudukan DPD dalam mengajukan RUU
setara dengan DPR dan Presiden. Kedua, DPD ikut membahas RUU. Ketiga, DPD berwenang
memberikan persetujuan atas RUU. Keempat, keterlibatan DPD dalam menyusun Prolegnas. 8

B. Peran Politik Hukum Nasional dalam Mewujudkan Tujuan Negara


Dalam rangka mewujudkan tujuan negara, maka harus dapat terlaksananya
pembangunan hukum nasional. Hal ini sejalan dengan pemahaman bahwa, hukum adalah
sarana untuk mewujudkan tujuan negara. Kaitan antara Politik hukum dan Tujuan negara
sebenarnya dapat kita lihat RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) dan RPJM

7
Apriwinda Intan: Politik Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. An-Nizam: Jurnal Hukum dan
Kemasyarakatan. Volume: 14 Nomor: 02 Edisi Desember 2020. ISSN: 1858-2222, E-ISSN: 2599-2775
8
Anna Triningsih: Politik Hukum Pengujian Peraturan Perundang-Undangan dalam Penyelenggaraan Negara.
Jurnal Konstitusi, Volume 13, Nomor 1, Maret 2016
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah). RPJP atau RPJM ini merupakan arah kebijakan
(politik) penguasa dan badan-badan administrasi lainnya untuk mencapai tujuan negara.
Karena secara tertulis, maka RPJP dan RPJM menjadi standar keberhasilan pemerintah dalam
mengelola sumberdaya yang ada guna tercapainya tujuan negara. Salah satu tujuan negara yang
dapat kita tangkap dari Pembukaan UUD 1945 adalah untuk mensejahterakan rakyat. Untuk
mendukung kelancaran tersebut maka negara dalam hal ini pemerintah berwenang membuat
suatu peraturan dalam hal ini hukum nasional sebagai alat untuk mengontrol masyarakat.
Politik hukum nasional dibentuk dalam rangka mewujudkan tujuan cita-cita ideal Negara
Republik Indonesia. Tujuan politik hukum nasional meliputi:

a. Sebagai suatu alat (tools) atau sarana dan langkah yang dapat digunakan oleh
pemerintah untuk menciptakan suatu sistem hukum nasional yang dikehendaki, dan
b. Dengan sistem hukum nasional itu akan diwujudkan cita-cita bangsa indonesia yang
lebih besar.9

Untuk membangun sistem hukum nasional maka, pemerintah Indonesia menetapkan


kebijakkan untuk memanfaatkan tiga sistem hukum yang ada di Indonesia, yaitu sistem hukum
Adat, Islam dan Barat (Belanda) sebagai bahan bakunya. Dengan hukum nasional
yangdibentuk memenuhi asas Kepastian hukum, Kemanfaatan dan Keadilan maka
kesejahteraan akan dicapai.

C. Fungsi Peraturan Perundang-Undangan Dalam Pembentukan Hukum Nasional


Hukum nasional adalah semua hukum yang berlaku di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia baik berupa hukum tertulis maupun tidak tertulis. Bagir Manan
mengemukakan tentang Fungsi peraturan perundang undangan yaitu fungsi internal dan fungsi
eksternal. Secara internal fungsi ini lebih berkaitan dengan keberadaan peraturan perundang-
undangan dimaksud dalam sistem hukum.

9
Sopiani & Zainal Mubaroq: POLITIK HUKUM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN PASCA PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 17 No.
2 - Juni 2020
Peraturan perundang-undangan menjalankan fungsi internal sebagai berikut:
1) Fungsi penciptaan hukum (rechts chepping);
2) Fungsi pembaharuan hukum;
3) Fungsi integrasi: dan
4) Fungsi kepastian hukum.

Sedangkan secara eksternal peraturan perundang-undangan menjalankan fungsi sebagai


berikut:
1) Fungsi perubahan;
2) Fungsi stabilitasi dan
3) Fungsi kemudahan.

Fungsi peraturan perundang-undangan sebagaimana dikemukakan oleh Bagir Manan


tersebut di atas, menggambarkan/berkaitan dengan organ yang berwenang membuat peraturan
perundang-undangan, hukum itu sudah direncanakan, dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, menegaskan lingkungan kuasa berlakunya suatu aturan hukum (perundang-
undangan), berfungsi sebagai instrumen, baik sebagai instrumen kontrol maupun sebagai
instrumen perubahan (rekayasa) masyarakat.10 Pengembangan ilmu bidang perundang-
undangan dapat mendorong fungsi pembentukan peraturan perundang-undangan yang sangat
diperlukan kehadirannya, oleh karena di dalam negara yang berdasar atas hukum modern,
tujuan utama dari pembentukan peraturan perundang-undangan bukan lagi menciptakan
kodifikasi bagi norma-norma dan nilai-nilai kehidupan yang sudah mengendap dalam
masyarakat, akan tetapi tujuan utama pembentukan peraturan perundang-undangan itu adalah
menciptakan modifikasi atau perubahan dalam kehidupan masyarakat. Untuk menghadapi
perubahan dan perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin cepat, sudah bukan saatnya
mengarahkan pembentukan hukum melalui penyusunan kodifikasi. Karena pemikiran tentang
kodifikasi hanya akan menyebabkan hukum selalu berjalan di belakang dan bukan tidak
mungkin selalu ketinggalan zaman.

10
Rokilah: The Role of the Regulations in Indonesia State System. AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Volume 4
Nomor 1, Juni 2020. P-ISSN 2613-9995 & E-ISSN 2614-0179
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Politik hukum adalah suatu disiplin ilmu hukum yang mengatur tentang cara bagaimana
merubah ius constitutum menjadi ius constituendum, atau menciptakan hukum baru untuk
mencapai tujuan mereka. Selanjutnya kegiatan politik hukum berperan dalam berbagai lini
pembentukan Peraturan perundang-undangan, yang secara konkrit dapat dilihat di dalam UU
nomor 12 tahun 2011 tentang pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia. Hal
ini terlihat dari proses perencanaan, pembentukan bahkan pengesahan hingga pengundangan.
Pembentukannya memerankan fungsi signifikan dalam pembangunan hukum nasional. Hal ini
dikarenakan, di Indonesia, peraturan perundang-undangan merupakan cara utama penciptaan
hukum, peraturan perundang-undangan. Selain itu, Peraturan perundang-undangan merupakan
instrumen yang sangat efektif dalam pembaharuan hukum (law reform) karena kekuatan
hukumnya yang mengikat dan memaksa.

Peraturan perundang-undangan juga memberikan kepastian hukum yang lebih tinggi dari
pada hukum kebiasan, hukum adat, atau hukum yurisprudensi. Politik Hukum Nasional adalah
kebijakkan dasar penyelenggara negara (Republik Indonesia) dalam bidang hukum yang akan,
sedang dan telah berlaku, yang bersumber dari nilai-nilai yang berlaku di masyarakat untuk
mencapai tujuan negara yang di cita-citakan.

B. Saran
Peran politik hukum secara temporer sudah tercermin dalam bentuk pengaplikasian
pembentukan perundang-undangan, namun pemerintah harus meng-evaluasi kembali
perundang-undangan yang tidak sesuai menuju ke pembangunan hukum progresif. Hal ini
dikarenakan kondisi dilapangan, mayoritas penegakan hukum kita masih normatif, sehingga
sering mengabaikan keadilan substantif yang mencerminkan cita hukum masyarakat. Demikian
pula dari sisi budaya hukum, harus lebih intensif memperkenalkan progresifisme hukum
kepada masyarakat luas dalam bentuk sosialisasi berupa penyuluhan, talk show dan
sebagainya. Kedepannya, upaya-upaya tersebut harus lebih ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Dr. Isharyanto, S. H., M. Hum: POLITIK HUKUM. Penerbit CV KEKATA GROUP,


Surakarta 2016. Cetakan Pertama, Agustus 2016. Hal-01

DR. ROY MARTHEN MOONTI SH.,MH: ILMU PERUNDANG-UNDANGAN. Dicetak


oleh KERETAKUPA Makassar. Cetakan pertama, 2017. Hal-14

Jurnal

Iswantoro: Politik Hukum Pembentukan dan Penataan Peraturan Perundang-Undangan. Jurnal


Majelis: Media Aspirasi Konstitusi. Edisi 05/Mei 2018. ISSSN: 2085-4862

Abdus Salam: PENGARUH POLITIK DALAM PEMBENTUKAN HUKUM DI


INDONESIA. Jutnal Mazahib, Vol. XIV, No. 2 (Desember 2015). ISSN 1829-9067;
EISSN 2460-6588

Agista Yuwandhana: PERAN POLITIK HUKUM DALAM PEMBENTUKAN


PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAN TERHADAP
PENYELENGGARAAN NEGARA. Jurnal Education and development. Vol.10 No.3
Edisi September 2022. ISSN.2614-6061

M. Ilham F. Putuhena: POLITIK HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN DALAM UPAYA


MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK LEGISLASI. Jurnal RechtsVinding, Vol. 1
No. 3, Desember 2012. ISSN 2089-9009

Apriwinda Intan: Politik Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. An-Nizam: Jurnal


Hukum dan Kemasyarakatan. Volume: 14 Nomor: 02 Edisi Desember 2020. ISSN: 1858-
2222, E-ISSN: 2599-2775

Rokilah: The Role of the Regulations in Indonesia State System. AJUDIKASI : Jurnal Ilmu
Hukum, Volume 4 Nomor 1, Juni 2020. P-ISSN 2613-9995 & E-ISSN 2614-0179
Sopiani & Zainal Mubaroq: POLITIK HUKUM PEMBENTUKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN PASCA PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR
12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN. Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 17 No. 2 - Juni 2020

Anna Triningsih: Politik Hukum Pengujian Peraturan Perundang-Undangan dalam


Penyelenggaraan Negara. Jurnal Konstitusi, Volume 13, Nomor 1, Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai