Anda di halaman 1dari 27

KODE DOKUMEN

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS HUKUM
FORM PP-05
PROGRAM SARJANA HUKUM
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Dosen Pengampu Mata kuliah : Prof. Dr. KHOIDIN, S.H.,M. Hum.,CN
ISWI HARIYANI, S.H., M.H
Pokok Bahasan : HUKUM ACARA PERADILAN NIAGA
Model Pembelajaran : Case Method

IDENTITAS MAHASISWA
Nama/NIM/Kelas Eka Putri Amalia Sari / 190710101333/A
Nama Anggota kelompok Andriyan Setyowati / 190710101257
Fredo Akbar Yosia Silaban / 190710101286
Ilham Candra Firmansyah / 190710101291
Haykal Afdhol Bagaskara / 190710101297
Nabilla Chairunnisa / 190710101306
Christian Adi Anaya / 190710101309
Luthfi Yanti / 190710101320
Anggoro Saputra / 190710101328
Izmi Maulidyah / 190710101331
Pertemuan Ke 11
Hari/Tanggal Selasa, 24 Mei 2022

BAHAN DISKUSI
Perhatikan soal di bawah ini!
1. Carilah putusan pailit yang melakukan upaya hukum kasasi dan peninjauan kembali untuk
masing-masing kelompok!
a. Upaya hukum kasasi (Kelompok 1, 2, 3)
b. Upaya hukum peninjauan kembali (Kelompok 4, 5, 6)
2. Analisa kasus tersebut alasan salah satu pihak melakukan upaya hukum dan bagaimana
penyelesaiannya!

HASIL DISKUSI
ANALISIS PUTUSAN NOMOR 47/PK/PDT.SUS-PAILIT/ 2021 TERKAIT ALASAN
SALAH SATU PIHAK MELAKUKAN UPAYA HUKUM PENINJAUAN KEMBALI DAN
PENYELESAIANNYA

MATA KULIAH:
Hukum Acara Peradilan Niaga
Semester Genap 2022/2023

Dosen Pengampu:
Iswi Hariyani, S.H., M.H.
Prof. Dr. Khoidin, S.H., M.Hum., CN

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
2022
ANALISIS PUTUSAN NOMOR 47/PK/PDT.SUS-PAILIT/ 2021 TERKAIT ALASAN
SALAH SATU PIHAK MELAKUKAN UPAYA HUKUM PENINJAUAN KEMBALI DAN
PENYELESAIANNYA

Andriyan Setyowati / 190710101257


Fredo Akbar Yosia Silaban / 190710101286
Ilham Candra Firmansyah / 190710101291
Haykal Afdhol Bagaskara / 190710101297
Nabilla Chairunnisa / 190710101306
Christian Adi Anaya / 190710101309
Luthfi Yanti / 190710101320
Anggoro Saputra / 190710101328
Izmi Maulidyah / 190710101331
Eka Putri Amalia Sari / 190710101333

Fakultas Hukum Universitas Jember


Jl. Kalimantan II/24, Kampus Tegal Boto, Jember, Jawa Timur.

Abstrak
Pada bulan Mei 1997 terjadi krisis moneter yang melanda sebagian besar negara di dunia termasuk
Indonesia. Akibat terjadinya krisis moneter tersebut banyak perusahaan di Indonesia yang
mengalami kebangkrutan. Sebagaimana diketahui lazimnya suatu perusahaan dalam melaksanakan
kegiatannya membutuhkan dana pinjaman dari beberapa perusahaan lain sehingga dikenal dengan
adanya istilah Debitor (si peminjam utang) dan kreditor (si pemberi utang). Akibat terjadinya krisis
ini tidak jarang Debitor tidak mampu melunasi utangu-tangnya. Untuk mencegah terjadinya
perampasan dan saling rebut diantara beberapa kreditor maka diperlukan adanya suatu aturan
hukum yang dapat digunakan secara cepat, adil, terbuka dan effisien. Untuk itu pemerintah
membentuk suatu aturan hukum yaitu PERPU Nomor 1 Tahun 1998 yang kemudian disahkan
dengan UndangUndang Nomor 4 Tahun 1998 dan direvisi lagi menjadi Undang-Undang Nomor 37
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Berdasarkan Pasal 7
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 maka yang berwenang untuk mengadili dan memutus
perkara kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang adalah Pengadilan Niaga yang
berada di bawah lingkungan Peradilan umum. Salah satu upaya upaya penyelesaian perkara dalam
pengadilan niaga salah satunya peninjauan kembali. Dalam penelitian ini dilakukan analisis
terhadap putusan Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021. Apakah dalam putusan Nomor 47 PK/Pdt.Sus-
Pailit/2021 dalam menyelesaikan sudah tepat?. Dalam proses berpekara dalam pengadilan niaga
haruslah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.
Kata Kunci: Pengadilan Niaga, Pailit, Peninjauan Kembali.

Abstract
In May 1997 the monetary crisis that hit many parts state of the world including Indonesia. Due to
the monetary crisis in Indonesia are many companies that went bankrupt. As a company typically
known for their activities in need of loan funds from some other company that is known by the term
debtor and creditors. As a result of this crisis is often Debtors unable to pay off his debts. To
prevent looting and seize each other among some creditors will require the existence of a legal rule
that can be used in a speedy, fair, open and efficient. So that the government establish a legal rule
that is The Government Regulation as Replacement Act Number 1, 1998, then passed by the Act
Number 4, 1998 and and revised to be the Act Number 37, 2004 on Bankruptcy and Suspension of
Payment (PKPU). Under Article 7 the Act Number 37, 2004 is authorized to hear and rule on cases
of bankruptcy and Suspension of Payment is Trading Court that is within General Court. One of the
efforts to resolve cases in commercial courts is review. In this study, an analysis was conducted on
the decision Number 47 PK / Pdt.Sus-Pailit / 2021. Is it in the decision Number 47 PK / Pdt.Sus-
Pailit / 2021 in completing it is appropriate? In the process of litigating in a commercial court must
be in accordance with the laws and regulations.
Keyword: The Trading Court, Bankruptcy, Judicial Review.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum acara yang berlaku di Pengadilan Niaga adalah hukum acara yang berlaku umum,
yaitu hukum acara perdata berdasarkan HIR/RBG. Perbedaan penting antara proses berperkara
secara umum dengan proses berperkara melalui pengadilan niaga adalah bahwa proses yang
dilakukan relatif singkat dibandingkan dengan proses berperkara dalam pengadilan umum.
Misalnya dalam perkara kepailitan, ditentukan time frame jangka waktu yang relatif singkat
dan terperinci untuk setiap langkah dalam mata rantai proses permohonan kepailitan. 1
Kepailitan sebagaimana tercermin dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 37
Tahun 2004 adalah ketidakmampuan debitur untuk membayar sekurang-kurangnya satu utang
yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih serta dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan.
Debitur, kreditur, dan pihak lain yang berkepentingan dapat mengajukan permohonan
pernyataan pailit kepada Ketua Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri di wilayah hukum
debitur. Sebagaimana diketahui, proses kepailitan adalah tata cara pelaksanaan Pasal 1131 dan
1132 KUHPerdata, yang dimaksudkan untuk membagi harta kekayaan debitur secara adil,
sehingga masing-masing kreditur dapat memperoleh pelunasan tanpa ada yang mendahului
(pari passu) dari yang lain, maupun kreditur memperoleh pelunasan lebih besar terhadap
lainnya (prorata).2
Putusan pailit menimbulkan akibat hukum yang serius bagi debitur. Debitur yang tidak
puas dengan putusan tersebut dapat melakukan upaya hukum, sehingga putusan pailit dapat
dibatalkan. Pihak yang berpendapat bahwa putusan pengadilan tidak sesuai dengan yang
diharapkan dapat menempuh upaya hukum lain, dengan melakukan kepada pengadilan yang
lebih tinggi untuk mengesampingkan putusan pengadilan yang lebih rendah. 3
Upaya hukum yang dikenal dalam perkara perdata pada umumnya meliputi upaya hukum
biasa, yaitu upaya hukum berupa pembelaan, banding, kasasi, dan upaya hukum luar biasa
berupa peninjauan kembali. Dalam penyelesaian perkara yang dilakukan melalui pengadilan
niaga dalam hal ini terkait kepailitan, PKPU maupun kasus yang berkaitan dengan hak
kekayaan intelektual (HAKI) tidak dikenal adanya upaya hukum banding, sebagaimana diatur
dalam Pasal 11 sampai dengan Pasal 13 Undang-undang Kepailitan Nomor 37 Tahun 2004,
sehingga dalam perkara niaga hanya dapat dilakukan upaya hukum biasa berupa kasasi, serta
upaya hukum luar biasa berupa upaya hukum peninjauan kembali.
Peninjauan kembali merupakan upaya hukum yang memiliki kekuatan hukum tetap yang
dapat diajukan setelah Permohonan kasasi atas permohonan pernyataan pailit. Permohonan
Peninjauan kembali dalam jangka waktu 30 hari sejak putusan dimohonkan dengan

1 Nurul Alfaruni Safitri, Rahadi Wasi Bintoro, dan Mr Sanyoto, Upaya Peninjauan Kembali Perkara Kepailitan Tentang
Pembatalan Homologasi (Tinjauan Yuridis Putusan Nomor 1/Pdt. Sus. Pembatalan Perdamaian/2018/PN Niaga Sby Jo
Putusan Nomor 43 PK/Pdt. Sus-Pailit/2019), Soedirman Law Review 2, No. 2 (2020): hlm.322.
2 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Pedoman Menangani Perkara Kepailitan (Rajagrafindo Persada (Rajawali Pers),
2003), hlm.5.
3 Darwan Prinst, Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata (Citra Aditya Bakti, 1992), hlm.23.
ditemukannya bukti baru menentukan pada waktu diperiksa dipengadilan sudah ada namun
ditemukan setelah perkara diputus, maupun kekeliruan nyata dalam putusan hakim, dapat
menjadi alasan diajukannya peninjauan kembali. Pada tingkat pertama permohonan Peninjauan
Kembali dalam menerima permohonan Peninjauan kembali, mendaftarkannya serta
memberikan tanda terima dengan ditandatangani di hari yang sama saat didaftarkannya
permohonan peninjauan kembali yang dilakukan oleh Panitera. Dan dalam waktu 10 hari dan
paling lambat 12 hari setelah didaftarkan permohonan peninjauan kembali, maka wajib
disampaikan jawaban untuk pihak tergugat terhadap permohonan Peninjauan kembali kepada
4
panitera Mahkamah Agung. sehingga Proses permohonan kasasi dan Peninjauan kembali
memiliki proses yang hampir sama. Proses ini diatur dalam Pasal Pasal 296 sampai Pasal 298
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU mengenai proses permohonan
peninjauan kembali. Pengajuan permohonan peninjauan kembali yang dilakukan oleh debitor
dalam mempailitkan diri sendiri melalui kasasi terdapat upaya menangkis dari pihak kreditor,
berdasarkan studi kasus kepailitan. 5
Dalam penulisan ini, dilakukan analisis terhadap putusan Nomor 47 PK/Pdt.Sus-
Pailit/2021 mulai dari gambaran kasus secara umum, dasar hukum, alasan para pihak
mengajukan upaya hukum tersebut, sampai pada penyelesaian perkara. Dalam upaya
peninjauan kembali tersebut, pihak yang menjadi pemohon adalah Ridwan Raharjo yang
diwakili oleh kuasanya yaitu Wishnu Rusdiyanto, S.H. yang mana dalam amar putusannya,
majelis hakim mengabulkan upaya peninjauan kembali yang dilakukan oleh pemohon.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dibatasi
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah upaya hukum peninjauan kembali dalam putusan Nomor 47 PK/Pdt.Sus-
Pailit/2021 terkait perkara kepailitan serta dasar hukum yang melandasinya ?
2. Apakah alasan yang mendasari salah satu pihak melakukan upaya hukum peninjauan
kembali serta bagaimana penyelesaian yang diperoleh para pihak dalam upaya hukum
tersebut berdasarkan putusan Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021?
C. Metode Penelitian

4 Munif Rochmawanto. 2005. Upaya Hukum Dalam Perkara Kepailitan. Jurnal Independent. 3(2): 33-34
5 Ronald Saija. 2018. Perlindungan Kreditur Atas Pailit Yang Diajukan Debitur Dalam Proses Peninjauan Kembali Di
Pengadilan Niaga. SASI. 24(2): 121-122.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dalam bentuk normatif
dengan pendekatan peraturan Perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan kasus
(case approach) dengan menganalisa putusan Mahkamah Agung Nomor 47 PK/Pdt.Sus-
Pailit/2021. Penelitian yuridis normatif adalah suatu penelitian yang menempatkan norma
sebagai obyek penelitian, baik norma hukum dalam peraturan perundang-undangan, norma
hukum yang bersumber dari suatu undang-undang6. Pendekatan Kasus (case approach)
dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan isu
hukum yang dihadapi dan telah menjadi putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

II. PEMBAHASAN
A. Kasus Posisi Putusan No. 47PK/PDT.SUS-PAILIT/2021
Pada 16 Februari 2021 Pengadilan Niaga Semarang telah menjatuhkan putusan pailit atas
Ridwan Raharjo (permohon/kreditor) terhadap Budi Hartono (termohon/debitur) dengan nomor
32/Pdt.Sus/Pailit/2020/PN, dimana pada putusan tersebut Hakim pada Pengadilan Niaga
Semarang menyatakan bahwa Budi Hartono (debitur) berada dalam keadaan pailit. Budi
Hartono selaku debitor merupakan penjamin atas debitor yang sesungguhnya (Agus Hartono).
Namun, pihak debitur (Budi Hartono) kurang puas dengan putusan tersebut, sehingga Budi
Hartono mengajukan kasasi atas putusan pengadilan niaga tersebut dengan nomor
555K/Pdt.Sus-Pailit/2021.
Pada peninjauan kembali tersebut Agus Hartono/Budi Hartono membenarkan bahwa telah
berhutang kepada Ridwan Raharjo sebesar RP8.945.000.000,00,- (delapan miliar sembilan
ratus empat puluh lima juta rupiah). Berdasarkan pada akta pengakuan utang nomor 29
tertanggal 21 november 2018 Budi Hartono menyatakan bahwa dirinya dengan sukarela
menjadi penjamin atas hutang tersebut antara Agus Hartono terhadap Ridwan Raharjo. Seiring
berjalannya waktu Budi Hartono melakukan perjanjian ikatan jual beli dengan Ridwan Raharjo
dengan tujuan sebagai pelunasan hutang tersebut, perjanjian tersebut tertuang dalam akta
perjanjian jual beli nomor 43, 45, dan 47 tanggal 22 Maret 2019. Jual-beli tersebut berupa tiga
bidang tanah. Namun, Budi Hartono tidak memberikan surat kuasa kepada Ridwan Raharjo
sehingga perallihak hak yang disayartkan dalam akta jual-beli tidak dapat terealisasikan. Selain
itu, ternyata pada faktanya bahwa dari tiga bidang tanah tersebut hanya satu yang merupakan
milik debitur selebihnya adalah milik orang lain (berdasarkan pada sertifikat yang diserahkan
oleh debitur).

6 Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, 2007, hlm.21.
Pada tahap kasasi ini Hakim memberikan putusan bahwa Budi Hartono dalam keadaan
pailit dengan pertimbangan hukum putusan Judex Facti yang mengabulkan permohonan
Pemohon selaku Kreditur dapat dibenarkan, karena berdasarkan fakta-fakta dalam perkara a
quo, Judex Facti telah memberikan pertimbangan yang cukup, dimana walaupun Termohon
selaku penjamin berdasarkan Akta Pengakuan Hutang telah menyerahkan jaminan berupa 3
(tiga) bidang tanah sebagai objek jaminan kepada Pemohon akan tetapi pihak Termohon
disamping tidak dapat membuktikan dengan tanda bukti yang sah bahwa hutang tersebut telah
dibayar lunas oleh Termohon kepada Pemohon, dan juga pihak Termohon tidak dapat
membuktikan bahwa ketiga bidang tanah yang menjadi objek jaminan yang sudah diikat
dengan Akta Perjanjian Ikatan Jual Beli ( APIJB) telah dibalik nama menjadi milik Pemohon
berdasarkan Akta Jual Beli (AJB) dari Pejabat Pembuat Akta tanah (PPAT) yang sah sebagai
tanda telah dibayar lunas atau sebagai tanda pelunasan, karena ternyata dua dari ketiga objek
jaminan tersebut bukan milik Termohon, dan pula ternyata hanya Termohon sebagai salah satu
pemilik jaminan (diantara tiga jaminan) yang telah memberikan akta kuasa menjual objek
jaminan miliknya kepada pemohon dan menyatakan bahwa Budi Hartono telah terbukti belum
melunasi hutangnya tersebut.
Terhadap Putusan Kasasi tersebut, Ridwan Raharjo melalui Kuasa Hukumnya telah
mengajukan Permohonan Peninjauan Kembali, yang mana telah diputus oleh Mahkamah
Agung melalui Putusan Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021, tanggal 2 November 2021. Dalam
amarnya menyatakan bahwa penyerahan sertifikat tanah tersebut tidak bertujuan sebagai
pelunasan hutang atas Agus Hartono, selain itu amar lainnya adalah menyatakan bahwa Agus
Hartono juga telah berhutang kepada kreditur lain sehingga Agus Hartono/Budi Hartono dalam
keadaan pailit sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 2 ayat (1) UU Kepailitan dan PKPU
bahwa Agus Hartono/Budi Hartono memenuhi syarat untuk dinyatakan pailit. Dalam
peninjauan kembali ini memutuskan bahwa Budi Hartono dalam keadaan pailit.
B. Dasar Hukum Putusan Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021
Perkara Kepailitan tentunya tidak akan lepas dari adanya pemenuhan unsur yang sesuai
dengan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU KPKPU), yaitu adanya dua atau lebih kreditur
dan adanya satu utang yang jatuh tempo dan dapat ditagih. Dalam Putusan Nomor 47
PK/Pdt.Sus-Pailit/2021 ini sebagai bahan pertimbangan kenapa Permohon Pailit dapat diterima
karena Termohon Pailit telah memenuhi unsur keberadaan hutang Termohon Pailit sebagai
Penjamin kepada Pemohon Pailit terbukti ada, dan Termohon Pailit juga berhutang kepada
kreditur lain, sehingga telah memenuhi syarat untuk dinyatakan pailit dengan segala akibat
hukumnya. Pasal 2 ayat (1) ini menjadi pasal fundamental terkait perkara Kepailitan, karena
apabila suatu perkara tidak memenuhi unsur dalam pasal ini, maka tidak akan dikatakan
sebagai perkara Kepailitan.
Selain itu, dalam Putusan Peninjauan Kembali (selanjutnya disingkat PK) ini, dapat dilihat
dasar hukum yang digunakan hakim dalam menimbang putusan PK tersebut adalah Pasal 15
ayat (1) dan (3) serta Pasal 75 dan Pasal 76 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU KPKPU). Pada Pasal 15 ayat (1)
UU KPKPU menjelaskan berkaitan dengan pengangkatan kurator dan seorang hakim
pengawas oleh hakim pengadilan ketika adanya pernyataan putusan pailit. Pengangkatan
kurator sebagaimana Pasal 15 ayat (1) merupakan kewenangan hakim pengadilan, namun
sejatinya debitur ataupun kreditur dalam perkara kepailitan dapat mengusulkan atau
mengajukan permohonan pengangkatan kurator kepada pengadilan niaga, namun jika debitur
ataupun kreditur tidak mengusulkan atau mengajukan pengangkatan kurator, maka yang
ditunjuk sebagai kurator adalah bisa kurator lain atau Balai Harta Peninggalan sebagaimana
yang diputuskan oleh majelis hakim. Selain itu perlu dicatat bahwa pengangkatan kurator
hanya bisa dilakukan jika memang perkara kepailitan tersebut telah diputus pailit oleh putusan
pengadilan, sehingga dapat dikatakan jika suatu perkara kepailitan belum diputus pailit atau
perkara tersebut masih dalam tahap Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, maka yang
terjadi adalah tidak ada yang namanya kurator, Jika demikian dalam UU KPKPU dengan
keaadan tersebut hanya mengenal istilah pengawas. 7 Jika dalam jalannya kasus kepailitan
tersebut, terdapat upaya hukum terhadap putusan pernyataan pailit maka tindakan kurator
dianggap sah dan mengikat debitur baik sebelum adanya putusan upaya hukum atau saat
menerima putusan pembatalan oleh Mahkamah Agung. 8 Sedangkan berkaitan dengan
pengangkatan hakim pengawas juga merupakan kewenangan dari majelis hakim pengadilan,
dan juga sama seperti kurator, hakim pengawas juga baru diangkat ketika adanya keputusan
kepailitan dengan maksud melakukan pengawasan terhadap kurator dalam pemberesan harta
pailit.9
Dari penjelasan tersebut, telah jelas berkaitan makna dari Pasal 15 ayat (1) UU KPKPU.
Lalu jika dihubungkan kasus kepailitan pada putusan Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021 dan

7
Tami Rusli, Hukum Kepailitan di Indonesia, (Bandar Lampung, UBL Press, 2019), hlm. 213.
8
Yuhelson, Hukum Kepailitan di Indonesia (Gorontalo: Ideas Publishing, 2019), hlm. 77.
9
Serlika Aprita, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. (Malang, Setara Press, 2018), hlm. 53.
juga perlu diperhatikan karena pada dasarnya putusan PK ini adalah berkaitan dengan
permohonan pernyataan pailit oleh pemohon pailit selaku pemohon PK dan termohon pailit
selaku termohon PK yang mana permohonan pailit tersebut dikabulkan oleh hakim, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa putusan tersebut merupakan putusan pernyataan pailit, maka
sudah seharusnya diangkat kurator dan hakim pengawas sebagaimana penjelasan pada Pasal 15
ayat (1) UU KPKPU. Berkaitan pengadilan mana yang memiliki kewenangan pengangkatan
kurator dan hakim pengawas berdasarkan perkara kepailitan tersebut, putusan PK dalam hal ini
Mahkamah Agung telah menegaskan dalam bagian menimbang bahwa yang memiliki
kewenangan tersebut adalah Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang, hal ini
didasarkan karena awal perkara tersebut diajukan pada Pengadilan Niaga pada Pengadilan
Negeri Semarang sebagai mana pada Putusan Nomor 32/Pdt.Sus-Pailit/2020/PN Niaga Smg.
Selain itu karena perkara ini dilakukan upaya hukum hingga PK, maka kurator yang diangkat
dari keluarnya Putusan Nomor 32/Pdt.Sus-Pailit/2020/PN Niaga Smg dan bertugas serta
bertindak sejak adanya putusan tersebut, lalu putusan tersebut dibatalkan oleh Mahkamah
Agung karena adanya upaya hukum Kasasi dengan Putusan Mahkamah Agung Nomor 555
K/Pdt.Sus-Pailit/ 2021, hingga putusan tersebut dibatalkan juga dengan adanya Putusan PK.
Kegiatan kurator tetap dianggap sah walaupun terdapat pembatalan saat dilakukan upaya
hukum kasasi.
Selanjutnya terdapat Pasal 15 ayat (3) UU KPKPU yang mana pasal ini menekankan
bahwa kurator harus bersifat indenpenden dan tidak memiliki benturan kepentingan.dengan
kreditur dengan debitur, selain itu kurator juga hanya boleh maksimal tiga perkara kepailitan
dan penundaan kewajiban pembayaran utang. Makna dari kurator yang bersifat indenpenden
dan tidak memiliki benturan kepentingan dengan kreditur dan debitur dapat dilihat pada bagian
penjelasan Pasal 15 ayat (3) UU KPKPU, dapat dijelaskan bahwa kurator tidak ketergantungan
terhadap kreditur dan debitur, serta kurator dilarang memiliki kepentingan ekonomis
sebagaimana halnya kreditur dan debitur. Dari penjelasan tersebut, pemberesan harta pailit
sebagai bagian kewenangan dari kurator hanya bisa berpihak pada hukum. Maksudnya kurator
dalam melaksanakan kewenangannya pertanggungjawabannya adalah kepada hukum, bukan
kepada pihak lain misalnya kreditur yang mengajukan permohonan pailit kepada debitur dan
meskipun pengajuan kurator tersebut dilakukan oleh kreditur, kurator tetap harus indenpenden
dan tidak berpihak pada kreditur.10
Pasal 15 ayat (3) UU KPKPU pada bagian penjelasan tidak menjelaskan alasan mengapa

10
Ibid, hlm. 126.
kurator dalam menangani kasus KPKPU adalah maksimal tiga perkara, namun kemungkinan
pembuat undang-undang tersebut memikirkan jika kasus yang ditangani kurator lebih dari tiga
maka muncul kekhawatiran kurator dalam menjalankan tugasnya tidak bisa maksimal yang
berakibat pada penanganan perkara kepailitan tidak dilakukan secara baik. 11
Jika dilihat pada Putusan PK tersebut, pada bagian menimbang pemohon PK selaku
pemohon pailit mengajukan dua kurator yaitu Raymond James Halomoan, S.H., M.H., Nomor
AHU-217, AH.04.03-2018 dan Melky Simamora, S.H., Nomor AHU-221, AH.04.03-2017.
Melihat selanjutnya bahwa dua kurator yang diajukan pemohon PK adalah telah memenuhi
persyaratan sehingga beralasan untuk dikabulkan maka jelas untuk mengatakan bahwa kurator
yang diajukan tersebut telah memenuhi unsur independensi dan tidak memiliki benturan
kepentingan serta tidak menangani kasus kepailitan lebih dari tiga perkara.
Dalam Putusan Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021 ini, hakim juga mendasarkan
putusannya sesuai dengan Pasal 75 dan Pasal 76 UU KPKPU yaitu tentang besarnya imbalan
jasa kurator ditentukan setelah kepailitan berakhir. Hal ini juga mengacu kepada pedoman yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di
bidang hukum dan perundang-undangan. Dalam hal ini, menteri yang bersangkutan juga
mempertimbangkan tingkat dan kemampuan atau keahlian kurator dan tingkat kerumitan
perkara.
Selain menggunakan UU KPKPU secara umum sebagai dasar analisis hakim, pada
Putusan Peninjauan Kembali, Mahkamah Agung juga memperhatikan undang-undang lain
seperti Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (UU
Kekuasaan Kehakiman), Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua
dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009 (UU Mahkamah Agung) dan peraturan
perundang-undangan lain yang bersangkutan. Pada Putusan PK tersebut, tidak dijelaskan
mengapa UU Mahkamah Agung juga dijadikan sebagai landasan hukum putusan ini, tetapi jika
dilihat pada upaya hukum sebelumnya pada perkara kepailitan ini yaitu upaya hukum kasasi
pada Putusan Mahkamah Agung Nomor 555 K/Pdt.Sus-Pailit/ 2021, pada bagian menimbang
dijelaskan bahwa terjadi perbedaan pendapat pada majelis hakim dan telah dilakukan
musyawarah secara sungguh-sungguh tetapi tidak mencapai mufakat. Sehingga berdasarkan
Pasal 30 ayat (3) UU Mahkamah Agung, dengan keadaan seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka pemgambilan putusan dilakukan dengan suara terbanyak. Sehingga dapat

11
Suparji, Kepailitan, (Jakarta Selatan: UAI Press, 2018), hlm. 116.
disimpulkan bahwa dalam proses persidangan, UU yang diperhatikan tersebut juga memiliki
andil dalam pengambilan keputusan.
C. Alasan Salah Satu Pihak Melakukan Upaya Hukum dan Penyelesaiannya
Alasan salah satu pihak melakukan upaya hukum peninjauan kembali adalah karena
ketidakpuasan terhadap hasil putusan dari kasasi dan pemohon peninjauan kembali
beranggapan bahwa ada kekeliruan putusan dapat dibenarkan dengan pertimbangan dan alasan-
alasan sebagai berikut :
1) Bahwa penyerahan 3 ( tiga) sertipikat tanah oleh Termohon kepada Pemohon pailit
berdasarkan 3 ( tiga ) Perjanjian pengikat jual beli atas 3 ( tiga) bidang tanah bukan
merupakan pelunasan hutang Agus hartono (dalam pailit) kepada Pemohon pailit/Pemohon
peninjauan kembali, karena penyerahan tersebut tanpa dilengkapi dengan Surat Kuasa
Menjual, sehingga keberadaan hutang Termohon Pailit sebagai penjamin kepada Pemohon
Pailit telah terbukti adanya;
2) Bahwa Termohon pailit juga berhutang kepada kreditor lain sehingga tepat sebagaimana
dipertimbangakan oleh Judex Facti bahwa Termohon Pailit telah memenuhi syarat untuk
dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya:
Adapun penyelesaiannya dengan cara melakukan upaya hukum peninjauan kembali ke
Mahkamah Agung atas putusan kasasi dan meminta kepada Mahkamah Agung untuk
membatalkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 555 K/Pdt.Sus-Pailit/2021. Selanjutnya
Mahkamah Agung atas pertimbangannya mengabulkan permohonan peninjauan kembali yang
diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali RIDWAN RAHARDJO dan membatalkan
putusan Mahkamah Agung Nomor 55 K/Pdt.Sus-Pailit/2021, tanggal 24 mei 2021. Dengan
demikian termohon pailit berada dalam keadaan pailit dan akan ditunjuk hakim pengawas
untuk megawasi terhadap proses kepailitan dan mengangkat kurator untuk membereskan harta
pailit termohon pailit.

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, perkara kepailitan tidak akan
terlepas dari Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang , yaitu adanya dua atau lebih kreditur dan adanya
satu utang yang jatuh tempo dan dapat ditagih. Dasar hukum yang digunakan hakim dalam
menimbang putusan PK tersebut adalah Pasal 15 ayat (1) dan (3) serta Pasal 75 dan Pasal 76
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang.
Kronologi Kasus dalam Putusan No. 47PK/PDT.SUS-PAILIT/2021, dimulai pada 16
Februari 202, Pengadilan Niaga Semarang menjatuhkan putusan pailit atas Ridwan Raharjo
(permohon/kreditor) terhadap Budi Hartono (termohon/debitur) dengan nomor
32/Pdt.Sus/Pailit/2020/PN, dimana pada putusan tersebut Budi Hartono (debitur) dinyatakan
dalam keadaan pailit. Selanjutnya, dalam upaya hukum kasasi Hakim memberikan putusan
bahwa mengabulkan permohonan kasasi pemohon kasasi Budi Hartono dan membatalkan
putusan dengan nomor 32/Pdt.Sus/Pailit/2020/PN. Namun pemohon peninjauan kembali
merasa tidak puas terhadap hasil putusan kasasi dan beranggapan bahwa ada kekeliruan pada
putusan kasasi dengan alasan, penyerahan tiga sertipikat tanah oleh termohon kepada pemohon
pailit dan berdasarkan tiga perjanjian pengikat jual beli atas bidang tanah bukan merupakan
pelunasan hutang Budi Hartono kepada pemohon pailit/pemohon peninjuan kembali,
selanjutnya termohon pailit juga berhutang kepada kreditor lain sehingga tepat bahwa
termohon pailit telah memenuhi syarat untuk dinyatakan pailit.
Berkaca dari kronologi tersebut, upaya penyelesaian yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan upaya hukum peninjauan kembali dan meminta kepada Mahkamah Agung untuk
membatalkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 555 K/Pdt.Sus-Pailit/2021. Selanjutnya
Mahkamah Agung atas pertimbangannya mengabulkan permohonan peninjauan kembali yang
diajukan oleh Ridwan Rahardjo (pemohon PK) dan membatalkan putusan Mahkamah Agung
Nomor 55 K/Pdt.Sus-Pailit/2021, tanggal 24 mei 2021.

DAFTAR PUSTAKA

UNDANG-UNDANG
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang.

BUKU

Aprita, Serlika. 2018. Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Malang: Setara Press.

Rusli, Tami. 2019. Hukum Kepailitan di Indonesia. Bandar Lampung: UBL Press.
Suparji. 2018. Kepailitan. Jakarta Selatan: UAI Press.

Yuhelson. 2019. Hukum Kepailitan di Indonesia. Gorontalo: Ideas Publishing.

JURNAL

Muljadi, Kartini, dan Gunawan Widjaja. Pedoman Menangani Perkara Kepailitan.


Rajagrafindo Persada (Rajawali Pers), 2003.

Munif Rochmawanto. 2005. Upaya Hukum Dalam Perkara Kepailitan. Jurnal Independent.
3(2): 33-34.

Prinst, Darwan. Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata. Citra Aditya Bakti,
1992.

Ronald Saija. 2018. Perlindungan Kreditur Atas Pailit Yang Diajukan Debitur Dalam Proses
Peninjauan Kembali Di Pengadilan Niaga. SASI. 24(2): 121-122.

Safitri, Nurul Alfaruni, Rahadi Wasi Bintoro, dan Mr Sanyoto. Upaya Peninjauan Kembali
Perkara Kepailitan Tentang Pembatalan Homologasi (Tinjauan Yuridis Putusan Nomor 1/Pdt. Sus.
Pembatalan Perdamaian/2018/PN Niaga Sby Jo Putusan Nomor 43 PK/Pdt. Sus-Pailit/2019).
Soedirman Law Review 2, No. 2 2020.

Soekanto, Soerjono. Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, 2007.

RUBRIK PENILAIAN STUDI KASUS (PBL)

Nama Matakuliah/Kode :
Kelompok :
Nama Mahasiswa/NIM :

Aspek Skor dan Kriteria Nilai


No
Penilaian 1 2 3 4 5
1 Merumuskan Rumusan Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian
Masalah masalah rumusan rumusan rumusan rumusan
tidak tepat masalah masalah masalah masalah
dengan dengan dengan dengan
kasus secara kasus secara kasus secara kasus secara
tepat (sesuai tepat (sesuai tepat (sesuai tepat (sesuai
kisi – kisi), kisi – kisi), kisi – kisi), kisi– kisi),
tetapi tidak spesifik, dan spesifik, spesifik,
spesifik, kalimat terdapat terdapat
kalimat baku, tetapi kebaruan, kebaruan,
tidak baku, tidak tetapi dan struktur
dan tidak terdapat kalimat tidak kalimat baku
terdapat kebaruan. baku.
kebaruan.

2 Pembahasan Tidak Pembahasan Pembahasan Pembahasan Pembahasan


rumusan terdapat dan rumusan dan rumusan dan rumusan dan rumusan
masalah relevansi masalah masalah masalah masalah
antara relevan relevan relevan relevan
permasalahan meliputi meliputi meliputi meliputi
dan ketepatan ketepatan ketepatan ketepatan
pembahasan analisis teori analisis teori analisis teori analisis teori
tetapi tidak yang yang yang
terdapat digunakan, digunakan, digunakan,
rujukan inti terdapat terdapat terdapat
& rujukan inti rujukan inti rujukan inti
pendukung & & &
pendukung, pendukung, pendukung,
pembahasan kedalaman kedalaman
mendalam & kebaruan & kebaruan
tetapi tidak pembahasan, pembahasan,
terdapat tetapi dan struktur
kebaruan struktur kalimat baku
pembahasan, kalimat
tetapi tidak baku
struktur
kalimat
tidak baku

3 Solusi Solusi tidak Memenuhi 1 Memenuhi 2 Memenuhi 3 Memenuhi


(efektif, relevan komponen komponen komponen seluruh
dapat komponen
diaplikasikan,
minim risiko,
dan logis)
4 Kesimpulan Tidak Menjawab Menjawab Menjawab Menjawab
menjawab rumusan rumusan rumusan rumusan
rumusan masalah masalah masalah masalah
masalah dengan tidak dengan dengan dengan
benar benar, tidak benar, benar,
singkat, dan singkat, dan singkat, dan
tidak jelas tidak jelas jelas
5 Partisipasi Tidak Hanya satu Hanya dua Hanya 3 Memenuhi
dalam memenuhi kriteria kriteria kriteria semua
kelompok semua terpenuhi terpenuhi kriteria kriteria
(aktif, kriteria terpenuhi
disiplin,
tanggung
jawab,
kerjasama)
Skor
Nilai = (skor/ skor max)x 100
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PUTUSAN

a
Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG

ne
ng
memeriksa perkara perdata khusus kepailitan pada pemeriksaan peninjauan
kembali telah memutus sebagai berikut dalam perkara:

do
gu RIDWAN
Karangasem,
RAHARJO,
RT 003
bertempat
RW 024,
tinggal
Sendangtirto,
di Klampok,
Berbah,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dalam

In
A
hal ini memberi kuasa kepada Wishnu Rusdiyanto, S.H., dan
kawan, Para Advokat, beralamat di Jalan Mugas 779E,
ah

lik
Mugassari, Pandanaran, Kota Semarang, Jawa Tengah,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 15 September 2021;
Pemohon Peninjauan Kembali;
am

ub
terhadap
BUDI HARTONO, bertempat tinggal di Jalan Bukit Abadi
ep
Nomor 1, RT 1 RW 11, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan
k

Banyumanik, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, dalam


ah

hal ini memberi kuasa kepada Dodi Ariadi, S.H., M.H., dan
R

si
kawan-kawan, Para Advokat, beralamat di Jalan Simprug Golf
7 Nomor 123, RT 03 RW 08, Kelurahan Grogol Selatan,

ne
ng

Kecamatan Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan 12120,


berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 20 September 2021;
Termohon Peninjauan Kembali;

do
gu

Mahkamah Agung tersebut;


Membaca surat-surat yang bersangkutan yang merupakan bagian tidak
In
A

terpisahkan dari putusan ini;


Menimbang, bahwa berdasarkan surat-surat yang bersangkutan yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini;
ah

lik

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang


Pemohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Pemohon Kasasi telah
m

ub

mengajukan permohonan pernyataan pailit di depan persidangan Pengadilan


ka

ep

Halaman 1 dari 11 hal. Put. Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang dan memohon untuk memberikan

a
putusan sebagai berikut pada pokoknya sebagai berikut:

si
1. Mengabulkan permohonan pernyataan pailit untuk seluruhnya;
2. Menyatakan secara hukum Budi Hartono/Termohon Pailit berada dalam

ne
ng
keadaan pailit dengan segala akibat hukumnya;
3. Menunjuk Hakim Pengawas dari Hakim-Hakim Pengadilan Niaga Pada

do
gu Pengadilan Negeri Semarang untuk melakukan pengawasan terhadap
proses kepailitan sesuai permohonan pernyataan pailit ini;
4. Mengangkat:

In
A
a. Raymond James Halomoan, S.H., M.H., Kurator dan Pengurus yang
terdaftar di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
ah

lik
Indonesia dengan Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus
Nomor AHU-217, AH.04.03-2018, yang berkantor pada saat ini di
“Kantor Advokat & Konsultan Hukum Roy Coastrio & Partners”,
am

ub
beralamat di Kebalen Timur Nomor 68, Kelurahan Krembengan Utara,
Kecamatan Kembangan Utara, Surabaya, Indonesia;
ep
b. Melky Simamora, S.H., Kurator dan Pengurus yang terdaftar di
k

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia


ah

dengan Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus Nomor AHU-


R

si
221, AH.04.03-2017, yang berkantor pada saat ini di Perumahan
Karawaci Residence Blok C2, Nomor 12, Jalan Raya Legok Kelapa

ne
ng

Dua, RT 001/032, Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua,


Tangerang 15821, Indonesia;
Selaku Para Kurator dalam proses kepailitan perkara a quo;

do
gu

5. Menetapkan imbalan jasa Para Kurator dalam proses pengurusan dan


pemberesan a quo setelah kepailitan terhadap Termohon Pailit diakhiri
In
A

dan diumumkan;
6. Menghukum Termohon Pailit untuk membayar biaya perkara permohonan
pernyataan pailit yang diajukan oleh Pemohon Pailit sesuai dengan
ah

lik

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Atau
m

ub
ka

ep

Halaman 2 dari 11 hal. Put. Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Apabila Ketua Majelis Hakim Pengadilan Niaga Pada Pengadilan Negeri

a
Semarang berpendapat lain, demi peradilan yang baik, peradilan yang

si
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945, Kami mohon keputusan yang seadil-adilnya berdasarkan hukum

ne
ng
(ex aequo et bono);
Menimbang, bahwa terhadap permohonan pernyataan pailit tersebut,

do
gu Termohon mengajukan eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut:
A. Bahwa Pemohon Pailit tidak memiliki kedudukan hukum (legal standing)
sebagai kreditor dalam perkara a quo;

In
A
B. Bahwa hubungan hukum Pemohon Pailit dan Termohon Pailit bukan
hubungan utang piutang;
ah

lik
C. Bahwa permohonan Pemohon kabur;
Bahwa, terhadap permohonan Pemohon tersebut Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri Semarang telah memberikan Putusan Nomor 32/ Pdt.Sus-
am

ub
Pailit/2020/PN Niaga Smg., tanggal 16 Februari 2021, yang amarnya sebagai
berikut:
Dalam Eksepsi:
ep
k

- Menyatakan eksepsi dari Termohon tidak dapat diterima;


ah

Dalam Pokok Perkara:


R

si
1. Mengabulkan permohonan pernyataan pailit untuk seluruhnya;
2. Menyatakan secara hukum Budi Hartono/Termohon Pailit berada dalam

ne
ng

keadaan Pailit dengan segala akibat hukumnya;


3. Menunjuk Hakim Pengawas Betsji Siske Manoe, SH.,MH. dari Hakim
Pengadilan Niaga Pada Pengadilan Negeri Semarang untuk melakukan

do
gu

pengawasan terhadap proses kepailitan sesuai Permohonan Pernyataan


Pailit ini;
In
A

4. Mengangkat:
 Raymond James Halomoan, S.H., M.H., Kurator dan Pengurus yang
terdaftar di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
ah

lik

Indonesia dengan Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus


Nomor AHU-217, AH.04.03-2018, yang berkantor pada saat ini di
m

ub

“Kantor Advokat & Konsultan Hukum Roy Coastrio & Partners”,


ka

ep

Halaman 3 dari 11 hal. Put. Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
beralamat di Kebalen Timur Nomor 68, Kelurahan Krembengan Utara,

a
Kecamatan Kembangan Utara, Surabaya, Indonesia;

si
 Melky Simamora, S.H., Kurator dan Pengurus yang terdaftar di
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

ne
ng
dengan Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus Nomor AHU-
221, AH.04.03-2017, yang berkantor pada saat ini di Perumahan

do
gu Karawaci Residence Blok C2, Nomor 12, Jalan Raya Legok Kelapa
Dua RT 001/032, Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua,
Tangerang 15821, Indonesia;

In
A
Selaku Para Kurator dalam proses kepailitan perkara ini;
5. Menetapkan imbalan jasa Para Kurator dalam proses pengurusan dan
ah

lik
pemberesan a quo setelah kepailitan terhadap Termohon Pailit diakhiri
dan diumumkan;
6. Menghukum Termohon Pailit untuk membayar biaya perkara permohonan
am

ub
pernyataan pailit sebesar Rp3.149.000,00 (tiga juta seratus empat puluh
sembilan ribu rupiah);
ep
Bahwa amar Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 555 K/Pdt.Sus-
k

Pailit/2021, tanggal 24 Mei 2021 yang telah berkekuatan hukum tetap adalah
ah

sebagai berikut:
R

si
1. Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi Budi Hartono
tersebut;

ne
ng

2. Membatalkan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri


Semarang Nomor 32/Pdt.Sus-Pailit/2020/PN Niaga Smg, tanggal 16

do
Februari 2021;
gu

MENGADILI SENDIRI:
- Menyatakan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang tidak
In
A

berwenang mengadili perkara ini;


3. Menghukum Termohon Kasasi dahulu Pemohon untuk membayar biaya
ah

perkara dalam semua tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi


lik

ditetapkan sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah);


m

ub
ka

ep

Halaman 4 dari 11 hal. Put. Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa sesudah Putusan Mahkamah Agung Nomor 555 K/

a
Pdt.Sus-Pailit/2021, tanggal 24 Mei 2021 yang telah berkekuatan hukum

si
tetap tersebut diberitahukan kepada Termohon Kasasi pada tanggal 19
Agustus 2021, terhadap putusan tersebut Termohon Kasasi melalui

ne
ng
kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 15 September 2021
mengajukan permohonan peninjauan kembali pada tanggal 16 September

do
gu 2021, sebagaimana ternyata dari Akta Pernyataan Peninjauan Kembali dan
Penyerahan Memori Peninjauan Kembali Pailit Nomor 5/Pdt.Sus-Pailit/PK/
2021/PN Smg., juncto Nomor 555 K/Pdt.Sus-Pailit/2021 juncto Nomor 32/

In
A
Pdt.Sus-Pailit/2020/PN Smg., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri/
Niaga Semarang, permohonan tersebut disertai dengan memori peninjauan
ah

lik
kembali yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri/Niaga Semarang
tanggal itu juga;
Bahwa memori peninjauan kembali tersebut telah disampaikan
am

ub
kepada Termohon Peninjauan Kembali pada tanggal 17 September 2021,
kemudian Termohon Peninjauan Kembali mengajukan kontra memori
ep
peninjauan kembali yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri/Niaga
k

Semarang pada tanggal 23 September 2021;


ah

Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta


R

si
alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama,
diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam

ne
ng

undang-undang, oleh karena itu permohonan peninjauan kembali tersebut


secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa berdasarkan memori peninjauan kembali yang

do
gu

diterima tanggal 16 September 2021 yang merupakan bagian tidak


terpisahkan dari putusan ini, Pemohon Peninjauan Kembali meminta agar:
In
A

1. Menerima permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan


Kembali tersebut;
2. Membatalkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 555 K/Pdt.Sus-Pailit/
ah

lik

2021 tanggal 24 Mei 2021;


Dan
m

ub

Mengadili Sendiri
ka

ep

Halaman 5 dari 11 hal. Put. Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Mengabulkan permohonan pernyataan pailit untuk seluruhnya;

a
2. Menyatakan secara hukum Budi Hartono/Termohon Pailit berada dalam

si
keadaan pailit dengan segala akibat hukumnya;
3. Menunjuk Hakim Pengawas Betsji Siske Manoe, S.H., M.H., dari Hakim

ne
ng
Pengadilan Niaga Pada Pengadilan Negeri Semarang untuk melakukan
pengawasan terhadap proses kepailitan sesuai permohonan pernyataan

do
gu pailit ini;
4. Mengangkat:
 Raymond James Halomoan, S.H., M.H., Kurator dan Pengurus yang

In
A
terdaftar di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus
ah

lik
Nomor AHU-217, AH.04.03-2018, yang berkantor pada saat ini di
“Kantor Advokat & Konsultan Hukum Roy Coastrio & Partners”, dahulu
beralamat di Kebalen Timur Nomor 68, Kelurahan Krembengan Utara,
am

ub
Kecamatan Kembangan Utara, Surabaya, Indonesia, sekarang
beralamat di Jalan Barata Jaya XX Nomor 46, Kelurahan Baratajaya,
ep
Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, Jawa Timur, 60285;
k

 Melky Simamora, S.H., Kurator dan Pengurus yang terdaftar di


ah

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia


R

si
dengan Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus Nomor AHU-
221 AH.04.03-2017, yang berkantor pada saat ini di Perumahan

ne
ng

Karawaci Residence Blok C2 Nomor 12, Jalan Raya Legok Kelapa Dua
RT 001 RW 032, Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua,
Tangerang, Indonesia, 15821;

do
gu

Selaku Para Kurator dalam proses kepailitan perkara ini;


5. Menetapkan imbalan jasa Para Kurator dalam proses pengurusan dan
In
A

pemberesan a quo setelah kepailitan terhadap Termohon Pailit diakhiri


dan diumumkan;
6. Menghukum Termohon Pailit untuk membayar seluruh biaya perkara
ah

lik

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;


Atau
m

ub
ka

ep

Halaman 6 dari 11 hal. Put. Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bilamana Yang Terhormat Majelis Agung dalam Tingkat Peninjauan Kembali

a
yang mengadili dan memeriksa perkara ini berpendapat lain, mohon agar

si
dapat kiranya dijatuhkan putusan yang seadil-adilnya menurut hukum yang
berlaku (ex aequo et bono);

ne
ng
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan peninjauan kembali
tersebut Mahkamah Agung berpendapat:

do
gu Bahwa alasan Pemohon Peninjauan Kembali mengenai adanya
kekeliruan putusan dapat dibenarkan dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Bahwa penyerahan 3 (tiga) sertipikat tanah oleh Termohon kepada

In
A
Pemohon Pailit berdasarkan 3 (tiga) Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas
3 (tiga) bidang tanah bukan merupakan pelunasan hutang Agus Hartono
ah

lik
(dalam pailit) kepada Pemohon Pailit/Pemohon Peninjauan Kembali,
karena penyerahan tersebut tanpa dilengkapi dengan Surat Kuasa
Menjual, sehingga keberadaan hutang Termohon Pailit sebagai Penjamin
am

ub
kepada Pemohon Pailit telah terbukti adanya;
2. Bahwa Termohon Pailit juga berhutang kepada kreditor lain sehingga tepat
ep
sebagaimana dipertimbangkan oleh Judex Facti bahwa Termohon Pailit telah
k

memenuhi syarat untuk dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya;


ah

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, Mahkamah


R

si
Agung berpendapat terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan
peninjauan kembali yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali

ne
ng

RIDWAN RAHARJO tersebut dan membatalkan putusan Mahkamah Agung


Nomor 555 K/Pdt.Sus-Pailit/2021, tanggal 24 Mei 2021, selanjutnya
Mahkamah Agung akan mengadili kembali perkara ini dengan amar

do
gu

sebagaimana akan disebutkan di bawah ini;


Menimbang, bahwa oleh karena permohonan peninjauan kembali
In
A

dikabulkan dan Termohon Peninjauan Kembali dinyatakan pailit, sesuai


ketentuan Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang harus diangkat
ah

lik

Kurator dan seorang Hakim Pengawas;


Bahwa sesuai dengan ketentuan tersebut di atas, Hakim Pengawas
m

ub

yang ditunjuk adalah Hakim Pengawas yang terdapat di Pengadilan Niaga


ka

ep

Halaman 7 dari 11 hal. Put. Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pada Pengadilan Negeri Semarang, oleh karena itu Mahkamah Agung

a
memerintahkan Ketua Pengadilan Negeri/Niaga Semarang untuk menunjuk

si
seorang Hakim Pengawas dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-

ne
ng
Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang, Kurator yang diangkat haruslah yang

do
gu independen, tidak mempunyai benturan kepentingan antara Debitor dan para
Kreditor, serta tidak menangani perkara Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang lebih dari 3 (tiga) perkara;

In
A
Bahwa setelah memeriksa surat-surat usulan pengangkatan Kurator,
Mahkamah Agung berpendapat bahwa usul pengangkatan Kurator yang
ah

lik
diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali/Pemohon Pailit yaitu Raymond
James Halomoan, S.H., M.H., Nomor AHU-217, AH.04.03-2018 dan Melky
Simamora, S.H., Nomor AHU-221, AH.04.03-2017, sebagai Kurator telah
am

ub
memenuhi persyaratan sebagaimana disebutkan dalam undang-undang,
oleh karena itu beralasan untuk dikabulkan;
ep
Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 75 dan Pasal 76 Undang-Undang
k

Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban


ah

Pembayaran Utang, menentukan bahwa besarnya imbalan jasa Kurator


R

si
ditentukan setelah kepailitan berakhir dan besarnya imbalan jasa yang
dibayarkan kepada Kurator ditetapkan berdasarkan pedoman yang

ne
ng

ditetapkan dengan Keputusan Menteri yang lingkup tugas dan tanggung


jawabnya di bidang hukum dan perundang-undangan;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan pemeriksaan peninjauan

do
gu

kembali dikabulkan, maka Termohon Peninjauan Kembali/Termohon Pailit


harus dihukum untuk membayar biaya perkara pada semua tingkat peradilan
In
A

dan dalam pemeriksaan peninjauan kembali;


Memperhatikan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Undang-Undang
ah

lik

Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang


Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah
m

ub

dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua


ka

ep

Halaman 8 dari 11 hal. Put. Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, serta peraturan perundang-

a
undangan lain yang bersangkutan;

si
M E N G A D I L I:
1. Mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari Pemohon

ne
ng
Peninjauan Kembali RIDWAN RAHARJO tersebut;
2. Membatalkan putusan Mahkamah Agung Nomor 555 K/Pdt.Sus-Pailit/

do
gu 2021, tanggal 24 Mei 2021;
MENGADILI SENDIRI:
Dalam Eksepsi:

In
A
- Menyatakan eksepsi dari Termohon tidak dapat diterima;
Dalam Pokok Perkara:
ah

lik
1. Mengabulkan permohonan pernyataan pailit untuk seluruhnya;
2. Menyatakan secara hukum Budi Hartono/Termohon Pailit berada dalam
keadaan Pailit dengan segala akibat hukumnya;
am

ub
3. Memerintahkan kepada Ketua Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Semarang untuk menunjuk seorang Hakim Pengawas dalam perkara
kepailitan ini;
ep
k

4. Mengangkat:
ah

 Raymond James Halomoan, S.H., M.H., Kurator dan Pengurus yang


R

si
terdaftar di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus

ne
ng

Nomor AHU-217, AH.04.03-2018, yang berkantor pada saat ini di


“Kantor Advokat & Konsultan Hukum Roy Coastrio & Partners”,
beralamat di Kebalen Timur Nomor 68, Kelurahan Krembengan Utara,

do
gu

Kecamatan Kembangan Utara, Surabaya, Indonesia;


 Melky Simamora, S.H., Kurator dan Pengurus yang terdaftar di
In
A

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia


dengan Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus Nomor AHU-
221, AH.04.03-2017, yang berkantor pada saat ini di Perumahan
ah

lik

Karawaci Residence Blok C2, Nomor 12, Jalan Raya Legok Kelapa
Dua RT 001/032, Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua,
m

ub

Tangerang 15821, Indonesia;


ka

ep

Halaman 9 dari 11 hal. Put. Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Selaku Para Kurator dalam proses kepailitan perkara ini;

a
5. Menetapkan imbalan jasa Para Kurator dalam proses pengurusan dan

si
pemberesan a quo setelah kepailitan terhadap Termohon Pailit diakhiri
dan diumumkan;

ne
ng
Menghukum Termohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya
perkara dalam semua tingkat peradilan dan pemeriksaan peninjauan

do
gu kembali, yang dalam pemeriksaan peninjauan kembali ditetapkan sebesar
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada

In
A
hari Selasa, tanggal 2 November 2021 oleh Syamsul Ma’arif, S.H., LL.M.,
Ph.D., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai
ah

lik
Ketua Majelis, Sudrajad Dimyati, S.H., M.H., dan Dr. Ibrahim, S.H., M.H.,
LL.M., Hakim-Hakim Agung, masing-masing sebagai Anggota, putusan
tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh
am

ub
Ketua dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dan Endang
Wahyu Utami, S.H., M.H., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para pihak.
ep
k

Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis,


ah

si
Ttd./ Ttd./

ne
ng

Sudrajad Dimyati, S.H., M.H. Syamsul Ma’arif, S.H., LL.M., Ph.D.

do
gu

Ttd./
In
A

Dr. Ibrahim, S.H., M.H., LL.M.


ah

lik
m

ub
ka

ep

Halaman 10 dari 11 hal. Put. Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Panitera Pengganti,

si
Ttd./

ne
ng
Endang Wahyu Utami, S.H., M.H.

do
gu Biaya-biaya:
1. Meterai
2. Redaksi
: Rp
: Rp
10.000,00
10.000,00
3. Administrasi

In
A
peninjauan kembali : Rp 9.980.000,00 +
Jumlah : Rp10.000.000,00
ah

lik
Untuk Salinan
Mahkamah Agung RI.
a.n. Panitera
am

ub
Panitera Muda Perdata Khusus
ep
k
ah

R
AGUS SUBROTO, S.H., M.HUM.

si
NIP: 19590820.1984.03.1002

ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep

Halaman 11 dari 11 hal. Put. Nomor 47 PK/Pdt.Sus-Pailit/2021


ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Anda mungkin juga menyukai