Anda di halaman 1dari 10

HUKUM ACARA PERDATA

Waliyunisa 10040012045
Shah Falak Radjadiradja 10040012023
Kelas A

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Sehingga kami dapat menyusun makalah mengenai
analisis perkara perdata Dengan menyelesaikan makalah ini semoga dapat berguna bagi para
pembaca, serta teman- teman sekalian. Di dalam hukum perdata dikenal dengan istilah Perbuatan
Melawan Hukum, tentang hal ini diatur dalam ketentuan Pasal 1365 BW yaitu “setiap perbuatan
melawan hukum yang oleh karenanya menimbulkan kerugian pada orang lain, mewajibkan orang
yang karena kesalahannya menyebabkan kerugian itu mengganti kerugian.” Perbuatan melawan
hukum tidak hanya bertentangan dengan undang-undang, tetapi juga berbuat atau tidak berbuat
yang melanggar hak orang lain atau bertentangan dengan kewajiban orang yang berbuat atau
tidak berbuat bertentangan dengan kesusilaan maupun sifat berhati-hati, kepantasan dan
kepatutan dalam lalu lintas masyarakat. Dengan demikian semoga makalah ini dapat berguna
bagi para mahasiswa dalam kelancaran proses belajarnya.

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................1

Kata Pengantar........................................................................................2

Daftar Isi..................................................................................................3

Bab I Pendahuluan...................................................................................4

Bab II Pembahasan...................................................................................7

Bab III Penutup........................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di dalam hukum perdata dikenal dengan istilah Perbuatan Melawan Hukum, tentang hal
ini diatur dalam ketentuan Pasal 1365 BW yaitu “setiap perbuatan melawan hukum yang oleh
karenanya menimbulkan kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya
menyebabkan kerugian itu mengganti kerugian.” Pasal ini memiliki peranan penting dalam
hukum perdata.

Perbuatan melawan hukum tidak hanya bertentangan dengan undang-undang, tetapi juga
berbuat atau tidak berbuat yang melanggar hak orang lain atau bertentangan dengan kewajiban
orang yang berbuat atau tidak berbuat bertentangan dengan kesusilaan maupun sifat berhati-hati,
kepantasan dan kepatutan dalam lalu lintas masyarakat.

Pada pembahasan kali ini kelompok kami akan membahas mengenai suatu perkara
perdata yaitu pada klasifikasi Perbuatan Melawan Hukum dengan nomor perkara. Nomor
475/Pdt.G/2013/PN.BDG yang melibatkan para pihak sebagai berikut: 1) HERRY
HERYAWAN LAWAN 1.PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang Bandung

Perkara ini diproses dalam pengadilan tingkat pertama yaitu pada lembaga peradilan
Pengadilan Negeri Bandung dan diputuskan pada tahun 2014. Persidangan dipimpin oleh majelis
hakim dengan hakim ketua H. AMRON SODIK, SH.,MH.. dan hakim anggota RINY SESULIH
BASTAM, SH.MH dan M. MARPAUNG, SH.,MH serta panitera MAT JURI..

Dalam perkara ini tergugat terbukti melakukan perbuatan melawan hukum yang
merugikan pihak penggugat. Dalam amar putusan dinyatakan gugatan penggugat dikabulkan,
dimana majelis mengadili dalam PROVISI : - Menolak tuntutan Provisi dari Penggugat ; -
DALAM KONVENSI - Menolak gugatan Penggugat Dalam Konvensi untuk seluruhnya ,
DALAM REKONVENSI : -- Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian

4
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
- Bagaimana pelaksanaan hukum acara perdata di dalam mengadili perkara tersebut diatas?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TENTANG DUDUK PERKARANYA

Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tanggal 17 Oktober 2013, yang
diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 17 Oktober
2013, di bawah Register perkara Nomor : 475/Pdt.G/2013/PN.Bdg. yang pada pokoknya
Penggugat telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa Penggugat adalah pemilik dari SHM 2570 & SHM 2571 yang terletak di Jalan Bukit
Sari No. 5, Kel. Hegarmanah, Kec.Cidadap

2. Bahwa Penggugat mempunyai sebuah usaha yang berdomisili di kota Bandung

3. Penggugat dalam menjalankan usahanya membutuhkan tambahan modal, dengan demikian


Penggugat mengajukan pinjaman dengan agunan SHM 2570 & SHM 2571 yang terletak di jalan
Bukit Sari No. 5, Kel. Hegarmanah, Kec. Cidadap

4. Bahwa agunan sebagaimana dimaksud dijaminkan kepada PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk,
beralamat di Soekarno-Hatta No. 486Kota Bandung /Tergugat

5. Bahwa Penggugat mengajukan permohonan kredit sekitar tahun 2010 dan kemudian Tergugat
menyetujuinya dengan PERJANJIAN KREDIT (PK) No. CLB.BDG/021/PK.KPR/2010 tanggal
8 Januari 2010 dengan utang pokok Rp.1.478.184.365,00.

6. Bahwa sampai saat ini, rumah tersebut masih Penggugat kuasai

7. Bahwa selanjutnya, Penggugat dalam masa Perjanjian Kredit modal usaha sebagai itikad baik
pemenuhan perjanjian kredit, Penggugat telah melakukan beberapa kali pembayaran beserta
bunganya

8. Bahwa semasa perjanjian kredit berjalan, Penggugat mengalami keterpurukan dalam


menjalankan usahanya, dan hal tersebut sudah diberitahukan secara lisan maupun tertulis kepada
Tergugat

6
9. Bahwa sebagai akibat keterpurukan ekonomi dan usaha Penggugat, maka berimbas pada
pembayaran/kewajiban Penggugat kepada Tergugat

10.Tergugat telah beberapa kali mengirimkan surat teguran yang pada pokoknya berisi agar
Penggugat segera melakukan kewajibannya kepada Tergugat untuk menghindari lelang

11.Bahwa Penggugat telah beberapa kali meminta kepada Tergugat keringanan dan janga waktu
pembayaran kepada Tergugat, bahkan Penggugat meminta jangka waktu kepada Tergugat sesuai
undang-undang Tentang Hak Tanggungan untuk menjual di bawah tangan terhadap objek
sengketa dengan tujuan mendapatkan harga sesuai harga pasar dilingkungan tersebut/harga
tertinggi

12.Dengan demikian sudah terdapat upaya dari Penggugat untuk melaksanakan kewajibannya

2.2 PERKARA PERDATA

Dalam perkara nomor 475/Pdt.G/2013/PN.Bdg majelis mengabulkan gugatan dalam


pokok perkara sebagai berikut:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Dalam Rekonpensi untuk seluruhnya

2. Menyatakan secara hukum, Tergugat Dalam Rekonpensi adalah Debitur yang beritikad tidak
baik

3. Menyatakan Tergugat Dalam Rekonpensi telah melakukan wanprestasi atas Perjanjian Kredit
No. CLB.BDG/021/PK.KPR/2010 tanggal 8 Januari 2010

4. Menghukum Tergugat Dalam Rekonpensi untuk membayar ganti rugi materiil sebesar Rp.
2.312.885.201,52 (catt. Posisi per tanggal 6 Januari 2014) ditambah denda sebesar 2 persen per
bulan sejak gugatan rekonpensi diputuskan sampai dengan dibayar lunas oleh Tergugat Dalam
Rekonpensi kepada Penggugat Dalam Rekonpensi dan membayar ganti rugi immateriil sebesar
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta Rupiah) kepada Penggugat Dalam Rekonpensi.

5. Menyatakan sah dan bergarga sita jaminan terhadap harta milik Tergugat Dalam Rekonpensi
yang dimohonkan oleh Penggugat Dalam Rekonpensi

7
6. Menyatakan putusan perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun ada upaya verzet,
banding atau kasasi

7. Menghukum Tergugat Dalam Rekonpensi membayar biaya perkara

Kemudian dalam rekonpensinya: -Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi untuk


selebihnya. Dalam Konpensi dan Rekonpensi: - Menghukum Penggugat Konvensi / Tergugat
Rekonvensi untuk membayar ongkos perkara yang hingga kini sebesar Rp.1.216.000,00 (satu
juga dua ratus enam belas ribu Rupiah)

8
ANALISIS

Dari kasus ini Majelis Hakim dari bukti-bukti yang diajukan oleh Penggugat telah
terbukti bahwa tergugat adalah debitur yang beritikad tidak baik, yaitu yaitu melakukan
wanprestasi atas perjanjian kredit sehingga perbuatan tergugat telah menimbulkan kerugian
kepada pihak penggugat. Dan untuk itu Majelis Hakim menghukum tergugat untuk untuk
membayar ganti rugi materiil sebesar Rp. 2.312.885.201,52 (catt. Posisi per tanggal 6 Januari
2014) ditambah denda sebesar 2 persen per bulan sejak gugatan rekonpensi diputuskan sampai
dengan dibayar lunas oleh Tergugat Dalam Rekonpensi kepada Penggugat Dalam Rekonpensi
dan membayar ganti rugi immateriil sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta Rupiah)

Pada persidangan pertama setelah lengkap pihak Penggugat dan Tergugat hadir di
persidangan Ketua Majelis memberikan kesempatan kepada para pihak untuk melakukan upaya
mediasi supaya perkaranya bisa diselesaikan dengan perdamaian. Oleh karena tidak tercapai kata
sepakat untuk perdamaian, maka persidangan mulai diperiksa dengan memerintahkan kepada
Penggugat untuk membacakan surat gugatan kemudian Ketua Majelis menanyakan kepada
Penggugat apakah ada perubahan/perbaikan surat gugatan atau tidak. sesuai gugatannya,
Penggugat telah mengakui tidakmampu melunasi fasilitas kredit kepada Tergugat, dan meminta
keringanan serta jangka waktu pembayaran kepada Tergugat. Penggugat juga telah menerima
teguran dan peringatan dari Tergugat untuk menyelesaikan kewajiban sehingga obyek agunan
tidak dilelang, namun teguran tersebut tidak diindahkan oleh Penggugat sehingga Penggugat
telah dinyatakan wanprestasi oleh Tergugat

9
BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai analisis perkara perdata dalam makalah
ini, untuk memenuhi syarat mata kuliah Hukum Acara Perdata. tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

10

Anda mungkin juga menyukai