Anda di halaman 1dari 9

HUKUM PERDATA

OLEH:
Iswi Hariyani, S.H., M.H.

Fakultas Hukum
Universitas Jember
2020
Pengertian Hukum Perdata
Pada dasarnya, Hukum Perdata adalah :
Hukum yang mengatur hubungan hukum
antara orang yang satu dengan orang yang lain
di dalam masyarakat yang menitik beratkan
kepada kepentingan perseorangan /pribadi.
Bentuk Hukum Perdata :
• Hukum Perdata tertulis  KUHPdt [BW]
• Hukum Perdata tidak Tertulis  Hukum Adat
III. Ruang Lingkup Hukum Perdata
1. Hukum Perdata Materiil :
adalah peraturan-peraturan hukum yang
mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban
dalam bidang hukum perdata. [Hukum Perdata
Materiil inilah yang lazim disebut Hukum
Perdata].
2. Hukum Perdata Formil :
adalah peraturan hukum yang mengatur tentang
bagaimana cara mempertahankan Hukum
Perdata Materiil tersebut. [Hukum Perdata Formil
merupakan materi Hukum Acara Perdata].
• Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia hingga saat ini
masih bersifat plural atau beraneka ragam, dimana
masing-masing golongan penduduk mempunyai hukum
perdata sendiri, kecuali bidang-bidang tertentu yang sudah
ada unifikasi.
• Keaneka ragaman Hukum Perdata di Indonesia sebenarnya
sudah berlangsung lama, bahkan sejak kedatangan orang
Belanda di Indonesia.
• Keaneka ragaman hukum ini bersumber pada ketentuan
dalam pasal 163 IS [Indische Staatsregeling] yang membagi
penduduk Hindia Belanda berdasarkan asalnya atas tiga
golongan yaitu → Golongan Eropa, Golongan Bumi Putera,
Golongan Timur Asing.
• Kedudukan BW pada waktu sekarang :
Sampai saat ini KUHPdt masih berlaku, menurut pasal II Aturan
Peralihan UUD 1945, segala badan negara dan peraturan yang ada
masih berlaku selama belum diadakan yang baru menurut UUD
1945.

• Pada saat ini KUHPdt [BW] sudah tidak berlaku penuh sesuai
dengan bab-bab dan pasal-pasal pada saat permulaan KUHPdt
tersebut berlaku. Banyak bab-bab, pasal-pasal dan bidang-bidang
hukum tertentu dari KUHPdt yang tidak berlaku karena telah
dicabut oleh Perundang-undangan RI. Begitu juga banyak pasal-
pasal yang dalam praktek disimpangi/dikesampingkan oleh
keputusan-keputusan hakim yang merupakan Yurisprudensi. Hal
demikian terjadi karena beberapa pasal dari KUHPdt tersebut saat
ini tidak sesuai lagi dengan perasaan keadilan masyarakat.
IV. Sistimatika Hukum Perdata
Sistematika Hukum Perdata terdiri dari 4 buku
yaitu :
Buku I : Tentang Orang [van personen]
Buku II : Tentang Benda [van zaken]
Buku III : Tentang Perikatan [van
verbintenissen]
Buku IV : Tentang Pembuktian dan
Daluwarsa [van bewijsen
verjaring]
Hukum Perdata dan Sistimatikanya
Menurut ilmu pengetahuan hukum, Hukum Perdata Materiil dibagi dalam 4
bagian yaitu :
1. Hukum Perorangan atau Hukum Pribadi [Personen Recht] ialah : memuat
peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang seorang manusia sebagai
pendukung hak dan kewajiban [subyek hukum], tentang umur, kecakapan,
untuk melakukan perbuatan hukum, tempat tinggal [domisili] dan
sebagainya.
2. Hukum Keluarga [Familierecht] ialah : memuat peraturan-peraturan hukum
yang mengatur hubungan hukum yang timbul karena hubungan
keluarga/kekeluargaan seperti perkawinan, perceraian, hubungan orang tua
dan anak, perwalian, pengampuan [curatele] dan sebagainya.
3. Hukum Harta Kekayaan [Vermogensrecht] ialah : memuat peraturan-
peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum seseorang dalam
lapangan harta kekayaan seperti, perjanjian, hak milik, gadai dan sebagainya.
4. Hukum Waris [Erfrecht] ialah memuat peraturan-peraturan hukum yang
mengatur tentang benda atau harta kekayaan seseorang yang telah
meninggal dunia. Dengan kata lain hukum waris adalah hukum yang
mengatur peralihan benda dari orang yang meninggal dunia kepada orang
yang masih hidup.
Hukum Perdata menurut kekuatan berlakunya atau kekuatan
mengikatnya dapat dibedakan dalam :

Hukum yang bersifat pelengkap adalah :


peraturan-peraturan hukum yang boleh dikesampingkan
atau disimpangi oleh orang-orang yang berkepentingan,
peraturan- peraturan hukum mana yang hanya berlaku
sepanjang orang-orang yang berkepentingan tidak
mengatur sendiri kepentingannya.

Hukum yang bersifat memaksa adalah :


peraturan-peraturan hukum yang tidak boleh
dikesampingkan atau disimpangi oleh orang-orang yang
berkepentingan, terhadap peraturan-peraturan hukum mana
orang-orang yang berkepentingan harus tunduk dan
mentaatinya. Hukum Perdata yang bersifat memaksa
merupakan hukum perdata yang mengandung ketentuan-
ketentuan tentang ketertiban umum dan kesusilaan.

Anda mungkin juga menyukai