SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi salah satu syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S1)
Pada Fakultas Hukum Universitas Islam Riau
OLEH
NURUL HASANAH
NPM: 061010085
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2010
ABSTRAK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah mempunyai hubungan yang erat dengan manusia, hubungan ini terjadi oleh
karena tanah itu memberi penghidupan bagi manusia dalam hal tempat tinggal, sebagai
Untuk itu dikeluarkan Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 tahun 1960. Hukum
agraria adalah sebagai unsur hukum yang menentukan atas pelaksanaan pembangunan di
aturan-aturan hukum yang berlaku. Walaupun ada dasar hukumnya, namun dalam
perkembangan kehidupan masyarakat seiring itu pula timbul persoalan- persoalan yang
terjadi sedemikian komplek dan rumit serta kenyataanya sering kali tidak dapat
keadaan yang demikian dalam masyarakat dibentuklah Hukum yang bertujuan kerukunan
1
Soekanto, Meninjau Hukum Adat Indonesia, Suatu Pengantar untuk Mempelajari Hukum Adat,
CV.Rajawali, Jakarta, 1981, hlm 91.
2
AP Parlindungan, Pendaftaran Tanah di Indonesia, CV Mandar Maju, Bandung, 1999, hlm 12
dan perdamaian dalam pergaulan hidup masyarakat.3 Selain itu juga menjadi solusi untuk
konflik yang kadang-kadang tidak dapat diselesaikan dengan cara musyawarah ataupun
jalur diluar pengadilan, sehingga untuk menyelesaikan konflik yang terjadi tersebut harus
Kepentingan hukum dapat menimbulkan benturan yang tidak dapat diselesaikan secara
damai akan tetapi dapat saja berakhir dengan penyelesaian dipersidangan pengadilan
dirugikan oleh Tergugat yang didasari karena perbuatan melawan hukum yang
mengakibatkan Penggugat mengalami kerugian baik itu secara moril maupun materil. Hal
oleh seseorang yang mengakibatkan kerugian pada orang lain. Dalam hal ini tuntutan
Istilah perbuatan melawan hukum atau yang didalam bahasa belanda dikenal
merupakan perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum, dan didalam setiap
3
Soedjono Dirdjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008,
hlm 17.
4
S. Marbun, Hukum Acara Perdata di Indonesia, UIR PRESS, Pekanbaru, 1992, hlm, 9.
5
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis, Sinar Grafika, Yogyakarta, 2001, hlm 24.
perbuatan yang dilakukan oleh subyek tersebut mempunyai akibat hukum. Sedangkan
dalam bahasa inggris disebut dengan Tort, kata tort sebenarnya hanya berarti kesalahan
(Wrong) akan tetapi dalam bidang hukum diartikan sebagai kesalahan perdata yang
bukan berasal dari wanprestasi kontrak. Ditafsirkan secara luas sejak tahun 1919 yang
dipelopori oleh Pengadilan Belanda (Putusan Hoge Raad tanggal 31 Januari 1919), yaitu
suatu perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan atau yang dengan dianggap pantas
umum yang bersifat mengikat yang dikeluarkan oleh kekuasaan yang berwenang yaitu
Adapun yang menjadi unsur perbuatan melawan hukum ini sesuai dengan pasal
1365 KUH Perdata yaitu sebagai berikut:
1. Adanya suatu perbuatan
2. Perbuatan tersebut melawan hukum
3. Adanya kesalahan dari pihak pelaku
4. Adanya kerugian bagi pihak korban
5. Adanya hubungan klausal antara perbuatan dengan kerugian.7
.
Suatu perbuatan merupakan perbuatan melanggar hukum apabila perbuatan itu
ketentuan umum yang bersifat mengikat yang dikeluarkan oleh kekuasaan yang
Dalam hal ini tentunya harus melewati proses beracara di Pengadilan, seperti
6
Setiawan, Aneka Masalah Hukum dan Hukum Acara Perdata, PT Alumni, Bandung, 2008, hlm
252
7
Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum pendekatan kontemporer, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2005, hlm 10.
Alfian mengajukan gugatan atas perbuatan melawan hukum yang diakukan oleh Tergugat
yang bernama Dra. Hj. Alfianim, karena merampas hak Penggugat ke pengadilan Negeri
Pekanbaru.
Penggugat pada tahun 1971-1975 bersama teman-temanya yang satu visi telah
membuka hutan belukar, menggarap dan mengganti rugi beberapa hasil tanah
1. Tanah sekitar Jalan Soekarno Hatta (Arengka) simpang Jalan Lobak (setempat
dikenal dengan Simpang Ardath) seluas lebih kurang 3 Ha (tiga hektar), yang
diperoleh Penggugat pada waktu itu dengan cara mengganti rugi ladang milik
Bapak Rahman Saadi (almarhum), yang mana seluas 1,2 Ha (satu koma dua
kepada Drs. Ali Mandan, S.U. dengan ganti rugi sebesar Rp 60.000,- (enam puluh
ribu rupiah), sehingga lahan tesebut sekarang tinggal lebih kurang 1,5 Ha (satu
2. Sebelah selatan tanah Drs. Ali Mandan, S.U. tersebut (dulu), setempat dikenal
dengan jalan Soekarno Hatta seluas lebih kurang 1,5 Ha (satu koma lima hektar)
yang diperoleh Penggugat dengan jalan mengganti rugi ladang milik Bapak Jarwo
3. Jalan Soekarno Hatta bagian belakang (sekarang dikenal dengan Jalan bakti)
semula seluas lebih kurang 1 Ha (satu hektar) yang diperoleh Penggugat dengan
4. Jalan Soekarno hatta (arengka 1) disebelah Timur persil milik Drs. Ali Mandan,
S.U. dulu, (sekarang dikenal dengan Gudang Besi) yang diperoleh Penggugat
dengan mengganti rugi ladang milik Bapak Supardi (almarhum) (dulu anggota
Arhanud Baterai P Angkatan Darat/ TNI AD), yang sekarang telah dijual;
5. Jalan Soekarno Hatta sebelah Barat yang sekarang posisinya dekat Pasar Pagi
Arengka yang semula merupakan ladang milik Bapak Roslan yang diganti rugi
oleh Penggugat pada tanggal 8 maret 1974 yang ketika akan melakukan
tersebut kepada orang tua Penggugat dan Tergugat , yaitu Bapak H. Usman
(almarhum);
6. Wilayah Hutan Belukar sekitar jalan Todak, sekarang dikenal dengan nama Jalan
Hektar) dan sekarang tinggal lebih kurang 6,5 Ha (enam koma lima hektar)
karena sebagian tanah diserobot oleh pihak ketiga lainnya dimana Penggugat
almarhum Basaroeddin Noer (dulu dosen UNRI), almarhum Muslim (ketika itu
Panitera Pengadilan Negeri Pekanbaru), dan almarhum Anwar ketika itu pegawai
Caltex);
7. Wilayah Hutan Belukar sekitar Banca Laweh (sekarang sekitar di belakang SPBU
yang diperoleh Penggugat dengan jalan membuka lahan hutan belukar sekitar
kota Pekanbaru, sedangkan dulu dikenal dengan Jalan Kulim Km. 16 Kabupaten
nya diperoleh Penggugat dengan jalan membayar ganti rugi lahan bekas ladang
masyarakat melalui Wali Desa H. Samsudin ketika itu sebesar Rp. 5.000.000,00
(dua belas hektar) yang diperoleh Penggugat dengan jalan membayar ganti rugi
namakan ke atas nama Tergugat yang merupakan adik kandung perempuan satu-satunya
dengan sifat hanya pinjam nama saja, dikarenakan adanya peraturan yang tidak
membolehkan seseorang memiliki tanah dalam satu surat yang luasnya lebih dari 2 Ha
(dua hektar). Tanah/persil/lahan yang diatas namakan atas nama Tergugat adalah ;
Simpang Baru kecamatan tampan, kota Pekanbaru tercatat seluas lebih kurang
kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 m2 tercata
didalam Surat Keterangna Usaha No. 1.644/74 atas nama Alfianim tanggal 10
Juni 1974;
tercatat di dalam sertipikat Hak Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei
Dra. Alfianim;
”Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 6 tahun 1972 telah mengatur tentang
siapa yang diberi wewenang memberikan izin membuka tanah tersebut. Dalam
Pasal 6 disebutkan Gubernur Kepala Daerah memberikan keputusan izin
membuka tanah jika luasnya lebih dari 10 Ha tetapi tidak melebihi 50 Ha. Pada
Pasal 10 disebutkan Walikota/Bupati Kepala Daerah atas tanah-tanah lebih dari 2
Ha dan tidak melebihi 10 Ha dan dalam Pasal 11 disebutkan jika tidak lebih dari 2
Ha dengan mempertimbangkan pertimbangan dari Kepala Desa yang
bersangkutan disebut Camat Kepala Kecamatan memberikan izin pembukaan
tanah tersebut. (ketentuan ini telah dibatalkan dengan Keputusan Dalam Negeri
nomor 593/5707/S.J. tanggal 22 Mei 1984, dengan alasan bahwa pemberian
wewenang itu kepada kecamatan telah terganggunya kelestarian lingkungan dan
atau terjadinya tumpang tindih dengan tanah kawasan hutan).”8
Demikian pula pada UU 56 Prp 1960 disebutkan sebagai batas minimum 2 ha,
8
AP Parlindungan, Komentar atas Undang-Undang Pokok Agraria, CV Mandar Maju, Bandung,
2008, hlm 50.
9
Ibid, hlm 75.
untuk pemberian hak yang luas dan ketentuannya terdapat dalam PMDN no. 6 tahun
1972 yang mengatur wewenang untuk pemberian Hak Milik atau hak tanah pada
umumnya yaitu sampai dengan 2000 m2 merupakan wewenang dari Kepala Kanwil BPN,
Nasional.10
Tergugat adalah adik kandung Penggugat, oleh karena itu Penggugat tidak
berpikir untuk membuat Surat Pernyataan/ Surat Perjanjian yang menegaskan bahwa
terhadap surat-surat tanah tersebut nama Tergugat hanyalah sifatnya pakai nama,
sedangkan hak atas tanah tersebut pada dasarnya tetaplah merupakan hak Penggugat.
Alasan lain Penggugat merasa tidak perlu membuat surat perjanjian karena pada saat itu
orang tua penggugat dan tergugat masih hidup dan tergugat masih bersikap hormat
kepada penggugat, bukti yang menunjukan nama Tergugat sifatnya hanyalah pakai nama,
terbukti dari selama ini setiap pengurusan surat-surat, biaya-biaya pengurusan surat
tanah, biaya tebas tebang, ganti rugi ataupun pemeliharaan lahan tersebut bersal dari
penggugat. Bukti secara analisis adalah pada saat surat-surat itu memakai nama Tergugat
masih berusia 15 Tahun. Pada saat itu sebagai anak perempuan remaja yang belum
membayar upah orang untuk membuka hutan belukar tersebut, dan termasuk tidak
mungkin mempunyai daya upaya untuk membayar ganti rugi sejumlah lahan yang diatas
yang sifatnya hanya pinjam pakai nama tersebut dan penguasaan tanpa hak telah
penggelapan atas surat tanah yang menurut Tergugat milik Tergugat yaitu berupa Surat
Keterangan Usaha No. 1644/74 tanggal 10 Juni 1974 ke Kepolisian Kota Besar
Pekanbaru pada tanggal 1 April 2007 berdasarkan Surat Tanda Penerimaan Laporan No.
gugatanya harus disertai bea materai (pasal 121 ayat 4 HIR, 145 ayat 4 RBG, Undang-
Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Surat gugatan atau permohonan pada dasarnya
tidak perlu diberi materai. Didalam praktek memang banyak surat gugatan atau
permohonan diberi materai. Yang diwajibkan untuk diberi materai adalah surat bukti
yang diajukan dalam perkara perdata. Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
1985 LN 69 dan oleh karena itu pula merupakan syarat sahnya sebagai alat bukti dalam
Pada waktu memasukkan gugatan, penggugat harus pula membayar biaya perkara
pemberitahuan kepada para pihak. Jadi, beracara perdata memang tidaklah tanpa biaya,
tetapi terhadap azas tersebut ada pengecualiannya bagi mereka yang tidak mampu.12
11
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 2006, hlm 100.
12
Ibid, hlm 100.
bahwa: mengabulkan gugatan penggugat sebagian, menyatakan perbuatan tergugat
pemakaian nama tergugat dalam surat-surat tanah/lahan yang surat-suratnya tercatat atas
nama tergugat sebagaimana tersebut sifatnya adalah hanya pinjam pakai nama,
menetapkan dan menyatakan secara hukum hak kepemilikan yang sah atas tanah-tanah/
tanah yang merupakan hak penggugat yang meminjam pakai nama tergugat, baik yang
berada dalam penguasaan tergugat maunpun dalam pengusaan pihak ketiga, menghukum
tergugat untuk membayar ganti kerugian kepada penggugat akibat perbuatan melawan
hukum yang dilakukan tergugat baik berupa ganti kerugian materil maupun immateril,
menghukum tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini
sebesar Rp. 91.000,- (sembialn puluh satu rupiah) dan menolak gugatan penggugat
selebihnya.13
karena tergugat telah melanggar hak penggugat baik itu hak kehormatan, hak kebendaan
dsb.
Darwan Prints menyatakan yang dimaksud dengan melanggar hak subyektif orang
lain adalah melanggar suatu hak/wewenang khusus yang diberikan/dijamin
hukum kepada seseorang untuk digunakan bagi kepentinganya. Adapun hak-hak
subyektif sebagai berikut:
1. Hak-hak perorangan
Hak-hak perorangan seperti kebebasan, kehormatan, nama baik, dan lain-lain.
Termasuk dalam pelanggaran hak subyektif orang lain adalah perbuatan
fitnah, menyebarkan kabar bohong, dll.
13
Isi Putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru dengan Perkara No 76/Pdt.G/2008/Pn.Pbr tanggal 12
Dsember 2008.
2. Hak-hak atas harta kekayaan
Hak-hak atas harta kekayaan misalnya hak-hak kebendaan dan hak mutlak
lainya.14
penelitian terhadap putusan ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana perbuatan melawan
hukum dalam perkara ini. Perbuatan melawan hukum yang dilakukan tergugat terhadap
penggugat atas penyalahgunaan pemakain nama dalam beberapa surat tanah dan
penguasaan tanpa hak yang dilakukan tergugat sehingga penggugat mengalami kerugian
materil maupun immateril berupa pencemaran nama baik, tidak dapat menikmati hasil
perbuatan yang dilakukan tergugat sehingga dapat dikatakan sebagai perbuatan melawan
yang hasilnya akan dituangkan dalam suatu karya tulis yang berjudul:
judul untuk menghindari pemahaman dan penafsiran yang keliru. Adapun batasan judul
tersebut yaitu;
14
Darwan Prints, Startegi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2002, hlm 96
15
E.M Zulfajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difa Publisher, hlm
821.
Tinjauan disini berarti pandangan terhadap putusan yang diberikan Majelis Hakim
(Studi Kasus).
Perbuatan Melawan Hukum adalah tiap perbuatan yang melanggar hukum yang
membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian
itu karena kesalahanya untuk mengganti kerugian tersebut.17 Perkara perdata nomor
76/Pdt.G/2008/PN.Pbr yaitu berkas perkara atas perbuatan melawan hukum yang telah
B. Masalah Pokok
76/Pdt.G/2008/PN.Pbr?
C. Tinjauan Pustaka
Hukum adalah suatu sistem artinya suatu susunan atau tataan teratur dari aturan-
aturan hidup, keseluruhanya terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain.18
16
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1989, hlm 1016.
17
Lihat pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, hlm 323
18
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm
68
Istilah perbuatan melawan hukum yang dalam bahasa Belanda dikenal dengan
nama ”onrechtmatige daad” mempunyai arti yang sempit, sebagaimana yang dimaksud
Menurut pasal 1365 KUH Perdata, perbuatan melawan hukum adalah suatu
perbuataan yang merugikan orang lain. Kerugian yang dimaksud bisa berupa kerugian
materil atau pencemaran nama baik, karena orang yang menimbulkan kerugian wajib
mengganti kerugian.
yaitu;
4. Antara perbuatan dengan kerugian yang timbul harus ada hubungan yang
kausal.19
melawan hukum adalah untuk dapat tercapainya hidup secara jujur , tidak merugikan
sehingga ada pihak yang dirugikan dan terjadilah gangguan keseimbangan kepentingan
didalam masyarakat. Dalam hal ini hukum perdata yang dilanggar harus dipertahankan
atau ditegakkan.20
19
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm
252.
20
Sudikno Mertokusumo, Op Cit, hlm 1
Untuk mempertahankan dan menegakkan hukum perdata diperlukan adanya
tuntutan hak dari pihak yang dirugikan. Tuntutan hak dalam hal ini tidak lain adalah
dalam Pasal 25 ayat 1 Undang-undang No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman
yang menyatakan; ”Segala putusan pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar
bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili.”22
Penemuan hukum yang dilakukan oleh hakim merupakan pelaksanaan dari fungsi
bertujuan untuk mengisi kekosongan hukum dan mencegah tidak ditanganinya suatu
Dalam hukum acara perdata ini ada beberapa azas yang dianut yaitu dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Azas bahwa hakim bersifat menunggu, ini dapat dilihat dalam pasal 192 ayat (1) RBG
yang mangatakan tuntutan perdata yang dalam taraf pertama termasuk kekuasaan
Pengadilan Negeri dimajukan dengan surat permohonan.
2. Azas bahwa hakim bersifat pasif dalam artian ia hanya memeriksa alat-alat bukti yang
diserahkan kepadanya dalam persidangaan.
3. Sidang sifatnya terbuka, kecuali ada peraturan-peraturan yang lain yang menentukan
bahwa harus tertutup untuk umum misalnya; perceraian.
4. Azas hakim harus mendengarkan kedua belah pihak Pasal 145 ayat (1) RBG.
5. Azas setiap putusan haruslah disertai dengan atas pertimbangan hukum yang cukup.
6. Azas setiap orang berperkara di Pengadilan dikenai biaya perkara.24
21
Ibid, hlm 2.
22
Lihat Pasal 25 (1) Undang-undang Kekuasaan Kehakiman dan Mahkamah Agung, hlm 117.
23
Mochtar Kusumaatmadja, Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum, PT Alumni, Bandung, 2009,
hlm 99.
24
Taufik Makarao, Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata, Rieneka Cipta, Jakarta, 2004, hlm 5.
Dalam Pembuktian yakni pengajuan alat-alat bukti harus dilakukan di
persidangan dengan dihadiri oleh kedua belah pihak. Hal-hal atau keadaan yang telah
diketahui oleh khalayak ramai, peristiwa-peristiwa yang pada umumnya sudah diketahui,
yang karena jabatanya diketahui oleh hakim, maka hakim dapat memepergunakannya
sebagai pertimbangan.25
Untuk itu dalam perkara perbuatan melawan hukum, penggugat dapat menuntut
ada 2 (dua) kali secara bersamaan yaitu, menutut biaya ganti rugi, bunga dan keuntungan
yang didapat, serta penghentian perbuatan yang dianggap melawan hukum, serta proses
Untuk dapat menuntut ganti rugi kepada Tergugat, Pihak Penggugat harus dapat
Penggugat harus dapat menaksirkan jumlah kerugian yang dideritanya, baik kerugian
Adapun tujuan dari Penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
76/Pdt.G/2008/PN.Pbr.
Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
25
Darwan Prints, Op Cit, hlm 176
26
Ahmad Kamil, M Fauzan, Kearah Pembaruan Hukum Acara Perdata Dalam Sema dan Perma,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008, hlm 95.
27
Salim HS, Dasar-Dasar hukum Kehutanan, Sinar Grafika, Jakarta 2002, hlm 167-168
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan
c. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan Strata
E. Metode Penelitian
Guna memperoleh hasil yang baik dan mendapatkan data yang relevan dalam
Jika dilihat jenisnya, maka penelitian ini tergolong ke dalam penelitian hukum
Normatif disebut juga penelitian hukum doktrinal yaitu penelitian ini hukum dikonsepkan
Jadi, penelitian yang penulis teliti adalah dengan bentuk study dokumen/kepustakaan
yaitu berusaha mencari, mengumpulkan, dan menganalisa data/informasi serta bahan data
yang dipergunakan berupa peraturan-peraturan yang berlaku saat ini yang berhubungan
28
Amiruddin, Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2006, hlm 118.
dengan judul penelitian dari berkas perkara Nomor 76/Pdt.G/2008/PN/Pbr, sebagai
sumber data.
Sedangkan dilihat dari sifatnya, maka penelitian ini bersifat deskriptif yaitu
penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
sengketa tanah yang sampai berperkara ke Pengadilan Negeri dengan putusan didasarkan
Bahan hukum Primer merupakan bahan utama yang dijadikan bahasan dalam
Bahan hukum Sekunder berupa buku-buku serta pendapat para ahli dapat
Bahan hukum tersier dalam penelitian ini adalah berupa kamus ataupun artikel
3. Analisis data
Dalam penelitian ini, langkah yang pertama kali dilakukan adalah mengumpulkan
data dari bahan hukum primer yaitu berupa dokumen berkas perkara. Data tersebut
konsep yang ada pada bahan hukum sekunder yang berupa buku-buku dan literatur
lainnya.
Terhadap data yang telah disajikan tersebut kemudian dilakukan pembahasan
yaitu penarikan kesimpulan yang dimulai dari data yang sifatnya khusus ke data yang
sifatnya umum.
BAB II
TINJAUAN UMUM
Istilah perbuatan melawan hukum atau yang dalam bahasa Belanda dikenal
dengan sebutan ”Onrechtmatige daad”. Kata Onrecht dalam bahasa Indonesia merupakan
perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum, dan didalam setiap perbuatan yang
dilakukan oleh subyek tersebut mempunyai akibat hukum. Sedangkan dalam bahasa
Inggris disebut dengan tort, kata tort sebenarnya hanya berarti kesalahan (wrong) akan
tetapi dalam bidang hukum diartikan sebagai kesalahan perdata yang bukan berasal dari
wanprestasi kontrak. Ditafsirkan secara luas sejak Tahun 1919 yang dipelopori oleh
Pengadilan Belanda (Putusan Hoge Raad Tanggal 31 Januari 1919), yaitu suatu perbuatan
yang bertentangan dengan kesusilaan atau dengan yang dianggap pantas dalam pergaulan
hidup masyarakat. Lain halnya dengan Pasal 1365 BW yang diartikan secara sempit
sebagaimana yang dimaksudkan oleh Pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya itu mengganti
kerugian yang ditimbulkan tersebut, akan tetapi Hoge Raad dalam kasus yang terkenal
bukan hanya perbuatan melanggar Undang-undang tetapi juga perbuatan yang melanggar
kepatutan, kehati-hatian dan kesusilaan dalam hubungan antara sesama warga masyarakat
dikenal putusan HR 1919 tentang penafsiran perbuatan melawan hukum yang diartikan
lebih luas dimana perbuatan melawan hukum bukan saja melanggar Undang-undang
Yang dimaksud dengan hak orang lain, bukan semua hak, tetapi hanya hak-
Termasuk dalam hal ini hak-hak absolute serta hak kebendaan, Hak Atas
Undang.
seseorang itu bertentangan dengan sopan santun yang tidak tertulis yang
Pendapat Keeton sesuai dengan yang dikutib Munir Fuady, ada beberapa definisi
lain yang pernah diberikan terhadap perbuatan melawan hukum, antara lain sebagai
berikut:
29
Suharnoko, Hukum Perjanjian (Teori dan Analia kasus), Kencana, Jakarta, 2004, hlm 119.
30
Salim HS, Op Cit, hlm 166
1. Tidak memenuhi sesuatu yang menjadi kewajibanya selain dari kewajibanya
kontraktual yang menerbitkan hak untuk meminta ganti rugi.
2. Suatu perbuatan atau tidak berbuat sesuatu yang mengakibatkan timbulnya
kerugian bagi orang lain tanpa sebelumnya ada suatu hubungan hukum,
dimana perbuatan atau tidak berbuat sesuatu, baik merupakan suatu perbuatan
biasa maupun bisa juga merupakan suatu kecelakaan.
3. Tidak memenuhi suatu kewajiban yang dibebankan oleh hukum, kewajiban
mana ditujukan terhadap setiap orang pada umumnya dan dengan tidak
memenuhi kewajibannya tersebut dapat dimintakan ganti rugi.
4. Suatu kerugian yang tidak disebab oleh wanprestasi terhadap kontrak, atau
lebih tepatnya merupakan suatu perbuatan yang merugikan hak-hak orang lain
yang diciptakan oleh hukum yang tidak terbit dari hubungan kontraktual.
5. Sesuatu perbuatan atau tidak berbuat sesuatu yang secara bertentangan dengan
hukum melanggar hak orang lain yang diciptakan oleh hukum, dan karenanya
suatu ganti rugi dapat dituntut oleh pihak yang dirugikan.31
kelalaian).
dalam neraca keseimbangan dari masyarakat. Dan kegoncangan ini tidak hanya terdapat
Berdasarkan ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata perbuatan melawan hukum dapat
mengontrol atau mengatur perilaku berbahaya, untuk memberikan tanggung jawab atas
31
Munir Fuady, Op Cit, hlm 3-4
32
Ibid, hlm 3
33
Wirjono Prodjodikuro, Perbuatan Melanggar Hukum (Dipandang dari Sudut Hukum Perdata),
CV Mandar Maju, Bandung, 2000, hlm 7
kerugian yang terbit dari interaksi sosial dan menyediakan ganti rugi terhadap korban
Melihat dari kasus-kasus yang terjadi di Pengadilan dewasa ini maka dapat
ditemui gugatan yang didominasi oleh gugatan perbuatan melawan hukum. Karena itu
dapat dipahami betapa pentingnya diketahui bagaimana pengaturan hukum dan teori-teori
yuridis tentang perbuatan melawan hukum ini, dan bagaimana prakteknya dalam
Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1365 KUH Perdata, maka suatu perbuatan
Perbuatan melawan hukum yang diatur dalam KUH Perdata mempunyai model
3. Tanggung jawab mutlak (tanpa kesalahan), diatur dalam Pasal 1367 KUH
Perdata.36
hukum dari segi perdata, sedangkan perbuatan melawan hukum dari segi hukum pidana
diartikan sebagai delict atau yang disebut dengan istilah ”perbuatan pidana”, yang
menurut Ter Haar seperti yang dikutip Wirjono Prodjodikuro, ”perbuatan melawan
35
Munir Fuady, Op Cit, hlm 10
36
Munir Fuady, Op Cit, hlm 3.
barang-barang kelahiran dan kerohanian dari milik hidup seseorang atau gerombolan
orang-orang.”37
Perbuatan melawan hukum dipandang dari Hukum Tata Negara yang dalam
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh penguasa dalam hal ini perbuatan
37
Wirjono Prodjodikuro, Op Cit, hlm 6.
38
Adam Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 3 (Percobaan dan Penyertaan), Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm 9.
39
Munir Fuady, Op Cit, hlm 73
2. Lalai melaksanakan kewajiban;
3. Bertindak semena-mena;
4. Melanggar Undang-undang.
Penggugat telah berupaya menyelesaikannya dengan cara musyawarah, akan tetapi tidak
Negeri Sipil (PNS) yang beralamat di Jalan MR.MS.Amin (Arengka II/Ring Road) No.1
bertindak untuk dan atas nama sendiri melawan Dra.Hj.Alfianim, umur 47 tahun,
pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS), beralamat di Jl. Jenderal Sudirman No.108 dalam
hal ini diwakili oleh kuasanya FAHERMAL SH., Advokat berkantor di Kantor Hukum
”FAHERMAL SH”, beralamat di Jl. Hang Tuah Ujung N0.274 Pekanbaru, berdasarkan
Surat Kuasa Khusus tanggal 5 Agustus 2008 dan terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan
1964 Penggugat telah bekerja menjadi PNS sebagai Pengatur Pajak di Pekanbaru,
kemudian pada tahun 1968 pindah ke Rengat (Indragiri Hulu) menjadi Kepala Kantor
Dinas Luar Tingkat II Kabupaten Indragiri Hulu di Rengat sampai dengan tahun 1971
dan setelah itu pindah lagi ke Pekanbaru pada tahun 1971 sampai dengan tahun 1974
menjadi Kepala Sub Sie MPO (Memungut Pajak Orang). Karena telah berpenghasilan
cukup Penggugat membawa kedua orang tuanya dan adik-adiknya ke Pekanbaru. Kedua
Bahwa Penggugat pada waktu sekitar tahun 1971 sampai dengan 1975 disela-sela
waktunya bekerja sebagai PNS, dengan pemikiran jauh kedepan untuk menambah
temanya yang satu visi telah membuka hutan berlukar, menggarap dan mengganti rugi
beberapa persil tanah ladang/lahan/hutan di Pekanbaru pada waktu itu, yang antara lain
lokasinya terletak di :
1. Sekitar Jalan Soekarno Hatta (Arengka) simpang Jalan Lobak (setempat dikenal
dengan simpang Ardath) seluas lebih kurang 3 Ha (tiga Hektar), yang diperoleh
Penggugat pada waktu itu dengan cara mengganti rugi ladang milik Bapak
Rahman Saadi (almarhum), yang mana seluas 1,2 Ha (satu koma dua Hektar)
sebelah Selatanya telah dialihkan hak kepemilikanya oleh Penggugat kepada Drs.
Ali Mandan, S.U. dengan ganti rugi sebesar Rp 60.000,- (enam puluh ribu
rupiah), sehingga lahan tersebut sekarang tinggal lebih kurang 1,5 Ha (satu koma
2. Sebelah selatan tanah Drs. Ali Mandan, SU tersebut diatas (dulu setempat dikenal
dengan jalan Soekarno Hatta seluas lebih kurang 1,5 Ha (satu koma lima Hektar)
yang diperoleh Penggugat dengan jalan mengganti rugi ladang milik Bapak Jarwo
semula seluas lebih kurang 1 Ha (satu Hektar) yang diperoleh Penggugat dengan
4. Jalan Soekarno Hatta (Arengka I) di sebelah Timur persil milik Drs. Ali Mandan,
S.U. dulu (sekarang dikenal dengan Gudang Besi) yang diperoleh Penggugat
dengan mengganti rugi ladang milik Bapak Supardi (almarhum) (dulu anggota
5. Jalan Soekarno Hatta sebelah Barat yang sekarang posisinya dekat Pasar Pagi
Arengka yang semula merupakan ladang milik Bapak Roslan yang diganti rugi
oleh Penggugat pada tanggal 8 Maret 1974 yang ketika akan melakukan
tersebut kepada orang tua Penggugat dan Tergugat, yaitu Bapak H. Usman
(almarhum);
6. Wilayah Hutan Belukar sekitar Jalan Todak, sekarang dikenal dengan nama Jalan
Hektar) dan sekarang tinggal lebih kurang 6,5 Ha (enam koma lima Hektar)
karena sebagian telah diserobot oleh Pihak Ketiga lainnya dimana Penggugat
almarhum Basaroeddin Noer (dulu Dosen Unri), almarhum Muslim (ketika itu
Panitera Pengadilan Negeri Pekanbaru), dan almarhum Anwar (ketika itu Pegawai
Caltex);
7. Wilayah Hutan Belukar sekitar Banca Laweh (sekarang sekitar di belakang SPBU
diperoleh Penggugat dengan jalan membuka lahan hutan belukar sekitar Banca
Kota Pekanbaru, sedangkan dulu dikenal dengan dengan Jalan Kulim Km. 16
(delapan Hektar) nya diperoleh Penggugat dengan jalan membayar ganti rugi
lahan bekas ladang masyarakat melalui Wali Desa H. Samsudin ketika itu sebesar
Hektar yang diperoleh Penggugat dengan jalan membayar ganti rugi lahan bekas
Dari keseluruhan lahan hasil pengupayaan, pembukaan lahan hutan belukar, ganti
rugi dan atau penggarapan Penggugat sebagaimana tersebut diatas, sebagian surat-
suratnya diatas namakan ke atas nama Tergugat dengan sifat hanya pinjam nama saja,
dikarenakan adanya peraturan yang tidak membolehkan seseorang memiliki tanah dalam
satu surat yang luasnya lebih dari 2 Ha. Tanah/persil/lahan tersebut yang diatas namakan
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 m2 tercatat
tercatat didalam Sertipikat Hak Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei
2004 atas nama Dra. Alfianim dengan Surat Ukur No. 1609/Sp.Tiga/2004
Pekanbaru) tercatat seluas lebih kurang 15. 120 m2 didalam Surat Keterangan
Dra. Alfianim;
kandung, maka ketika memakai nama Tergugat untuk dicatatkan dalam surat-surat tanah
Penggugat sebagaimana tersebut, sama sekali Penggugat tidak berpikir untuk membuat
pada dasarnya tetaplah merupakan hak Penggugat. Alasan lain, karena pada waktu itu
orang tua Penggugat dan Tergugat masih hidup dan Tergugat masih bersikap hormat dan
menurut kepada Penggugat serta sama sekali tidak memperlihatkan pola pikir, sikap dan
hak Penggugat yang merupakan hasil pengupayaan Penggugat sendiri. Fakta yang
menunjukkan nama Tergugat sifatnya hanyalah pakai nama, terbukti dari selama ini
selama ini setiap pengurusan surat-surat, biaya-biaya pengurusan surat tanah, biaya tebas
tebang, ganti rugi atau pun biaya pemeliharaan lahan tersebut berasal dari Penggugat,
termasuk dalam hal pembayaran pajak bumi dan bangunan atas lahan-lahan tersebut serta
Penggugat juga telah aktif mengelola dan mengupayakan tanah/lahan tersebut menjadi
produktif. Bukti dan fakta lain yang memperkuat terteranya nama Tergugat dalam surat-
surat tanah milik Penggugat bersifat hanya pakai nama dapat dilihat dan dianalisis dari
segi usia Tergugat pada waktu pembukaan hutan belukar dan atau pemberian ganti rugi
lahan yang surat-suratnya memakai nama Tergugat tersebut masih dalam keadaan sangat
belia dan masih usia sekolah, yaitu berusia lebih kurang 15 (lima belas) tahun yang mana
Tergugat pada saat itu sebagai anak perempuan remaja yang belum berpenghasilan jelas-
jelas tidak mungkin membuka lahan hutan belukar ataupun membayar upah orang untuk
membuka hutan belukar tersebut, termasuk tidak mungkin mempunyai daya upaya untuk
membayarkan ganti rugi atas sejumlah lahan yang diatas namakan nama Tergugat
sebagaimana tersebut diatas, oleh karena Penggugat jelas mengetahui persis keadaan dan
kemampuan Tergugat pada waktu itu karena yang membiayai sekolah Tergugat adalah
Penggugat.
Namun, Tergugat mengatakan tidak benar persil lahan/tanah yang disebutkan oleh
Penggugat sejujurnya adalah milik orang tua, dan pengurusan atas tanah/lahan tersebut
diurusi oleh Abang Tergugat Drs.H.Warman, mengingat Penggugat banyak waktu yang
tersita karena bekerja sebagai Kepala Sub Sie MPO. Menurut Tergugat, Penggugat
NAMA SAJA, seandainya benar tentu harus ada pembicaraan baik secara lisan maupun
tertulis berupa surat-surat perjanjian atau surat pernyataan oleh Penggugat terhadap
Terguga yang menyangkut dengan pinjam pakai nama tersebut termasuk hak yang akan
didapatkan oleh Tergugat karena namanya dipakai karena apabila terjadi sesuatu pada
persil tanah/lahan dimaksud misalnya seperti ; terbakar atau diserobot orang maka tentu
Resiko pertanggung jawabanya ada pada Tergugat dan bukan pada Penggugat dan oleh
karena itu alasan Penggugat selain tidak benar juga tidak patut diucapkan oleh Penggugat
dan bagi Tergugat, mau ketika orangtua masih hidup ataupun sudah
mungkin hanya patuh ketika kedua orangtua masih hidup karena terbukti sesudah
orangtua tiada + 12 (dua belas) tahun berani mengatakan bahwa semua harta warisan
orangtua adalah hak miliknya sendiri hanya karena disebabkan bahwa dengan pekerjaan
tentang adanya peraturan Camat yang melarang setiap orang memiliki tanah lebih 2 Ha
dalam 1 surat dan keterangan saksi Suratno yang menyatakan, seingat saksi ada 3 (tiga)
Sertipikat dibuat Penggugat atas nama Warman, yaitu di jalan Todak, jalan Arifin Ahmad
dan jalan Arengka, sedangkan Sertipikat yang dibuat atas nama Alfianim (Tergugat) ada
2 (dua) yaitu di jalan Todak dan jalan Arifin Ahmad. Sebaliknya, tidak adanya bukti-
bukti maupun keterangan saksi-saksi Tergugat tentang kepemilikan tanah oleh Tergugat
(Alfianim).
kerugian materiil dan immateriil yang secara hukum harus diganti oleh Tergugat. Antara
lain, tentang kerugian materiil yang diderita Penggugat karena telah dirampas haknya atas
sebidang tanah yang terletak di areal jalan Todak (sekarang dikenal sebagai Jalan
Gulama) seluas lebih kurang 5000 m2 berdasarkan Surat Keterangan Usaha No.1644/74
tersebut, apabila dinilai dalam bentuk uang senilai lebih kurang Rp 1.500.000.000,00
(satu milyar lima ratus juta rupiah), karena perkiraan harga jual tanah di wilayah tersebut
per meter perseginya adalah lebih kurang sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah)
dan kerugian materiil lain berupa harus mengeluarkan biaya jasa hukum Advokat selaku
Kuasa Hukum Penggugat guna mempertahankan haknya atas tuduhan dan laporan pidana
Tergugat ke Poltabes Pekanbaru ketika itu, srta guna untuk mempertahankan tanah/lahan
hasil pengupayaan Penggugat lainya yang surat-suratnya memakai pinjam nama Tergugat
dengan cara mengajukan gugatan aquo ke Pengadilan Negeri Pekanbaru, yaitu lebih
kurang sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah), sehingga total kerugian materiil
Penggugat adalah sebesar Rp 1.600.000.000,00 (satu milyar enam ratus juta rupiah).
ini maka Hakim menyatakan menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk
tersebut dibawah ini sifatnya adalah hanya pinjam pakai nama, yaitu atas :
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 m2 tercatat
tercatat didalam Sertipikat Hak Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei
2004 atas nama Dra. Alfianim dengan Surat Ukur No. 1609/Sp.Tiga/2004
Pekanbaru) tercatat seluas lebih kurang 15. 120 m2 didalam Surat Keterangan
Dra. Alfianim;
Menetapkan dan menyatakan secara hukum hak kepemilikan yang sah atas tanah-
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 m2 tercatat
tercatat didalam Sertipikat Hak Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei
2004 atas nama Dra. Alfianim dengan Surat Ukur No. 1609/Sp.Tiga/2004
Pekanbaru) tercatat seluas lebih kurang 15. 120 m2 didalam Surat Keterangan
Dra. Alfianim;
kepada Penggugat surat tanah yang merupakan hak Penggugat yang meminjak pakai
nama Tergugat, baik yang saat ini berada dalam penguasaan Tergugat maupun berada
dalam penguasaan pihak ketiga lainnya, yaitu berupa Surat Keterangan Usaha
No.1644/74 atas nama Alfianim tanggal 10 Juni 1974 atas sebidang tanah/lahan di Jalan
Gulama, Desa Kelurahan Tangkerang Barat, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru
perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat, baik berupa ganti kerugian materiil
sebesar Rp 1.600.000.000,00 (satu milyar enam ratus juta rupiah) maupun ganti kerugian
Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara
ini sebesar Rp.91.000,- (sembilan puluh satu ribu rupiah) dan menolak gugatan
selebihnya.
Demikian diputus dalam musyawarah Majelis Hakim pada hari, jumat tanggal 12
Desember 2008 oleh kami FUAD MUHAMMADY, SH., sebagai Ketua Majelis,
anggota Majelis, putusan mana diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum
pada hari, Senin tanggal 22 Desember 2008 oleh Majelis Hakim tersebut, dengan dibantu
oleh ROSDIANA SITORUS, SH., serta dihadiri Kuasa Penggugat dan Kuasa Tergugat.
BAB III
Berdasarkan data yang penulis peroleh dari putusan perkara gugatan perbuatan
tergugat telah mengklaim secara sepihak serta melakukan upaya perampasan tanah/lahan
yang bukan hasil pengupayaanya dan bukan haknya, yang mengakibatkan kerugian
pengupayannya yang surat tanahnya memakai nama Tergugat yang sifatnya hanya pinjam
pakai nama. Selain kerugian materiil Penggugat juga mengalami kerugian immateriil
akibat perbuatan melawan hukum tergugat berupa antara lain timbulnya perasaan tidak
tenang, perasaan dirongrong, serta perasaan malu akibat difitnah serta dicemarkan nama
baiknya oleh Tergugat karena telah dilaporkan ke Poltabes Pekanbaru dan dituduh telah
melakukan penggelapan atas surat tanah yang mana tanah tersebut sebenarnya justru
Unsur yang menyatakan Melanggar hak orang lain, data yang penulis peroleh
yaitu bahwa Tergugat mengklaim secara sepihak serta melakukan upaya perampasan
tanah/persil/ lahan yang bukan hasil pengupayanya dan bukan haknya, maka unsur
melawan hak orang lain telah terpenuhi karena telah merugikan Penggugat yang telah
dirampas haknya atas tanah/persil/lahan yang surat nya memakai nama Tergugat dengan
dengan tindakan Tergugat yang menguasai tanpa hak atas surat-surat tanah –tanah
Penggugat yang mengatas namakan tergugat dengan sifat pinjam pakai nama.perbuatan
Tergugat atas penguasaan tanpa hak tersebut dapat dikatakan sebagai perbuatan yang
”Pinjam pakai adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan suatu,
barang kepada pihak yang lainnya untuk dipakai Cuma-Cuma, dengan syarat bahwa yang
menerima barang ini, setelah memakainya atau setelah lewatnya suatu waktu tertentu,
akan mengembalikanya.”41
40
Setiawan, Op Cit, hlm 262
41
Lihat Pasal 1740 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Hlm 418.
Menurut Subakti dalam bukunya Pokok-pokok Hukum Perdata menyebutkan:
”Tiap pemilik suatu benda – baik bergerak maupun tidak bergerak berhak meminta
kembali bendanya dari siapa saja yang menguasainya berdasarkan hak miliknya itu”
dari perbuatan melawan hukum dan tergugat yang melaporkan Penggugat telah
melakukan penggelapan atas surat tanah yang menurut Tergugat milik Tergugat, yaitu
berupa Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 tanggal 10 Juni 1974 ke Kepolisian Kota
Besar Pekanbaru pada tanggal 1 April 2007 berdasarkan Surat Tanda Penerimaan
Laporan No. LP/428K/IV/2007/Reskrim tanggal 1 April 2007 dan Panggilan dari pihak
Kepolisian Kota Besar Pekanbaru kepada Penggugat pada tanggal 17 April 2007, akibat
nya Penggugat menjadi tidak tenang, perasaan dirong-rong serta perasaan malu akibat
”artinya bahwa perbuatan yang dilakukan oleh seseorang itu bertentangan denga
sopan santun yang tidak tertulis tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.”43
keempat dari perbuatan melawan hukun berdasarkan data yang penulis peroleh bahwa
42
Subakti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT Intermasa, Jakarta, 2003, hlm 70
43
Salim Hs, Op Cit, Hlm 167
44
Darwan Prints, Op Cit, Hlm 103-104
Tergugat ketika Penggugat membuka lahan/persil/tanah beserta rekan-rekannya Tergugat
masih berusia 15 tahun-20 tahun yang statusnya masih pelajar. Penggugat memakai nama
Tergugat dalam sebagian surat tanahnya karena pada waktu itu ada peraturan yang tidak
membolehkan seseorang yang memiliki tanah dalam satu surat yang luasnya lebih dari 2
Ha. Namun, Tergugat menyalahgunaan pemkakaian nama pada surat tanah tersebut dan
penguasaan tanpa hak serta menuduh dan melaporkan penggugat ke Poltabes Pekanbaru
atas tindak pidana penggelapan yang tidak terbukti namun mengakibatkan penggugat
merasa nama baik dicemarkan, perasaan tidak tenang maka unsur yang bertentangan
Berdasarkan penjelasan dari pembahasan yang telah penulis lakukan diatas maka
tindakan yang dilakukan Tergugat yaitu menyalah gunakan pemakian nama dengan
mengklaim atas tanah-tanah tersebut merupakan harta bujang serta penguasaan tanpa hak
dan menuduh dan melaporkan penggugat atas tindak pidana penggelapan surat tanah
yang seharusnya dipegang oleh penggugat menjadikan penggugat merasa tidak tenang,
dirongrong serta dicemarkan nama biaknya oleh tergugat telah memenuhi unsur-unsur
45
Ibid, hlm, 104
Apabila unsur-unsur dari perbuatan melawan hukum diatas telah dipenuhi maka
pihak yang merasa dirugikan akibat dari perbuatan tersebut dapat mengajukan atau
dalam gugatanya meminta agar tergugat mengganti dan membayar atas kerugian yang
dialami penggugat tersebut. Berdasarkan bentuk dari ganti rugi dalam perbuatan melawan
hukum.
melawan hukum.47 Jadi gugatan Penggugat adalah gugatan perbuatan melawan hukum
No.76/PDT.G/2008/PN.PBR.
suatu perkara yang diajukan kepadanya merupakan pekerjaan yang berta bagi hakim,
sedangkan tidak setiap peristiwa yang ditangani diatur secara jelas dalam aturan tertulis,
menimbulkan konsekwensi bahwa hakim harus menemukan hukum yang dapat dijadikan
alasan untuk memutuskan suatu perkara yang dajukan kepadanya bertujuan agar putusan
46
Salim HS, Op Cit, hlm 167
47
Suharnoko, Op Cit, hlm 116
pengadilan yang lebih tinggi dan ilmu hukum agar putusan yang dikeluarkan tersebut
mempunyai wibawa.48
yang akan diambil, untuk mencukupi segala alasan hukum, yang tidak dikemukakan oleh
kedua belah pihak. Ini memang sudah semestinya berhubung dengan tugasnya hakim
untuk menentukan atas jabatanya, hukum yang akan menguasai soal yang menjadi
perkara.49
menyatakan:
a. Bahwa gugatan dari penggugat kurang lengkpnya para pihak, karena tidak
Nasional (BPN) Kota Pekanbaru dan Camat Tampan Kota Pekanbaru sebagai
Tergugat/Turut Tergugat.
“Eksepsi adalah tangkisan atau bantahan, bisa juga berarti pembelaan yang
diajukan tergugat terhadap materi pokok gugatan penggugat. Tujuan pokok pengajuan
48
Sudikno Mertokusumo, Op Cit, hlm 15
49
Soepomo, Op Cit, hlm 85.
eksepsi yaitu agar pengadilan mengakhiri proses pmeriksaan tanpa lebih lanjut
Inti sari dari eksepsi adalah agar pengadilan menyatakan tidak dapat menerima
atau tidak berwenang memeriksa perkara, seperti termaksud dalam Pasal 1454, Pasal
1930, Pasal 1941, Pasal BW dan Pasal 125/Pasal 149 RBG, Pasal 133 HIR/Pasal 159
1. Eksepsi Prosesuil yaitu yang menyangkut hukum acara, yang terdiri dari:
a. Eksepsi yang menyangkut kekuasaan absolut;
b. Eksepsi yang menyangkut kekuasaan relatif;
c. Eksepsi yang menyatakan bahwa persoalan yang sama telah pernah
diputus dan bahwa putusanya telah memperoleh kekuatan hukum yang
tetap;
d. Eksepsi yang menyatakan bahwa persoalan yang sama sedang pula
diperiksa oleh pengadilan negeri yang lain atau masih dalam taraf banding
atau kasasi dam eksepsi bahwa yang bersangkutan tidak mempunyai
kwalifikasi/sifat untuk bertindak.
2. Eksepsi yang berdasarkan hukum materiil ada 2 macam, yakni:
a. Eksepsi dilatoir adalah eksepsi yang menyatakan, bahwa gugatan
penggugat belum dapat dikabulkan.
b. Eksepsi peremptoir adalah eksepsi yang menghalangi dikabulkanya
gugatan.52
tergugat termasuk kedalam eksepsi prosesuil, yaitu eksepsi mengenai hukum acara yaitu
mengenai kurang lengkapnya para pihak, Penggugat tidak berkualitas sebagai penggugat
dalam perkara aquo karena hak penggugat atas tanah sengketa tidak jelas, gugatan
50
Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2004, hlm 418.
51
Darwan Prints, Op Cit, hlm 173.
52
Retnowulan Sutantio, Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dalam teori dan
praktek, Mandar Maju, Bandung, 2005, hlm 39.
Pertimbangan mengenai eksepsi yang menyatakan kurang lengkapnya para pihak,
karena tidak mengikut sertakan Penyidik Poltabes Pekanbaru dan Badan Pertahanan
Nasional (BPN) Kota Pekanbaru dan Camat Tampan Kota Pekanbaru sebagai
Tergugat/Turut Tergugat.
sebagai Penggugat dalam perkara aquo, karena hak Penggugat atas tanah sengketa tidak
jelas.
menyangkut kekuasaan Hakim secara absulut dan relatif, eksepsi lain harus
53
Ibid, hlm 2
54
Krisna Harahap, Hukum Acara Perdata, Grafitri Budi Utami, Bandung, 2009, hlm 69
55
Yahya Harahap, Op Cit, hlm 423
Pertimbangan Majelis Hakim Bahwa gugatan Penggugat tidak jelas dan kabur
(Obscuur Libel), maka menurut Majelis Hakim harus dibuktikan dalam pemeriksaan di
persidangan, dan hal tersebut bukan kewenangan dalam pemeriksaan keberatan (eksepsi),
menyatakan bahwa gugatan penggugat kabur. Gugatan yang demikian misalnya karena
melawan hak atau tidak beralasan, diatur dalam Pasal 125 ayat (1) HIR/ Pasal 149 ayat
(1) RBG.”56
Dalam hal ini Hakim berpendapat bahwa dengan ditolaknya eksepsi tergugat
maka pokok perkara serta alat bukti akan dipertimbangkan lebih lanjut dalam
pemeriksaan persidangan.
yang berbunyi; ” Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum
dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.”58 Dari bunyi Pasal tersebut, maka
hakim dalam menemukan hukum tidak terbatas berdasarkan hukum tertulis belaka,
Hakim dapat juga menemukan hukum dari aturan ukum tidak tertulis.
56
Darwan Prints, Op Cit, hlm 171.
57
Soepomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Pradnya Paramita, Jakarta, 2005, hlm 52
58
Lihat pasal 28 (1) Undang-undang Kekuasaan Kehakiman, hlm 118.
Berdasarkan pendapat Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Acara Perdata
yaitu ” dalil gugatan tidak cukup hanya merumuskan peristiwa hukum yang menjadi
tuntutan, tetapi juga harus menjelaskan fakta-fakta yang mendahului peristiwa hukum
menyebutkan sejarah terjadinya peristiwa, dan dilihat dari peristiwa yang melatar
belakangi gugatan yang diajukan oleh Penggugat yaitu perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh tergugat yang merupakan adik kandung penggugat atas penguasaan tanpa
mendalilkan diperoleh Penggugat pada waktu sekitar tahun 1971 sampai dengan tahun
1975 disela-sela waktu bekerja sebagai PNS sejak tahun 1964 dan berpindah-pindah
belukar, menggarap dan mengganti kerugian beberapa persil tanah ladang/ lahan/ hutan di
Pekanbaru.
Dalam Pasal 163 HIR/283 Rbg menyatakan: ”Barang siapa menyatakan mempunyai
sesuatu hak atau mengemukakan suatu perbuatan untuk meneguhkan haknya itu, atau
untuk membantah hak orang lain haruslah membuktikan adanya hak itu, atau untuk
membantah hak orang lain hauslah membuktikan atau adanya perbuatan itu. Ini dikenal
dengan asas actori incumbit probatio.”
Jadi pihak yang menyatakan bahwa ia mempunyai suatu hak, melakukan suatu perbuatan
atau menerangkan adanya suatu peristiwa, ia harus membuktikan adanya hak itu, apabila
disangkal pihak lawan.60
59
Yahya Harahap, Op Cit, hlm 57
60
Khrisna Harahap, Op Cit, hlm 72
Sutiyah, Mislan, Suratno, Samuri, Supriyono, H.Nurhadi. Kemudian Tergugat
membantah dalil Penggugat tersebut dan Tergugat telah mengajukan surat-surat bukti T 1
– T 28 dan saksi-saksi Rosefel, Nazarudin, Jasrul, Khairul, Darun Nasib, Nurman, Hasan
Basri.
Menimbang, bahwa tidak ada satu bukti ataupun saksi-saksi Tergugat yang
menyatakan, bahwa tanah-tanah tersebut diperoleh atau milik Tergugat (Warman) atau
orang tua Tergugat dan Penggugat (Alfian), karena saksi-saksi Tergugat tidak ada yang
menyebutkan bahwa Tergugat (Alfianim) dan atau orang tuanya (H.Usman dan Hj.Baisa)
hutan belukar, ganti rugi dan atau penggarapan Penggugat sebagaimana tersebut diatas,
sebagian surat-suratnya diatas namakan keatas nama Tergugat dengan sifat hanya pinjam
pakai nama saja, dikarenakan adanya peraturan yang tidak membolehkan seseorang
memiliki tanah dalam satu surat yang luasnya lebih dari 2 Hektar.
1. Bukti surat
2. Bukti saksi
3. Persangkaan
4. Pengakuan
5. Sumpahan61
Didalam Praktek masih terdapat satu macam alat bukti lagi yang sering
adalah hal atau keadaan yang diketahuinya sendiri oleh hakim dalam sidang. 62
P1-P28 dan saksi-saksi. Kemudian tergugat membantah dalil penggugat tersebut dan
merupakan milik dari orangtua penggugat dan tergugat dan tergugat juga telah
tentang kepemilikan tanah oleh Tergugat (Alfianim), maka Majelis berkesimpulan dan
berkeyakinan, bahwa tanah-tanah yang suratnya diatas namakan Tergugat yang sifatnya
hanya pinjam pakai nama, adalah benar tanah milik Penggugat yang sebagian surat-
suratnya diatas namakan ke atas nama Tergugat dengan sifat hanya pinjam pakai nama
saja, dikarenakan adanya peraturan yang tidak membolehkan seseorang memiliki tanah
Menimbang, bahwa yang menjadi obyek sengketa dalam perkara ini adalah
penguasaan tanpa hak dan melawan hukum surat-surat dan tanah-tanah Penggugat oleh
sengketa adalah milik Penggugat (Drs.Alfian). Oleh karena tanah obyek sengketa adalah
milik Penggugat (Drs.Alfian), maka dalil bantahan Tergugat yang menyatakan tanah
61
Retnowulan Sutantio, Iskandar Oeripkartawinata, Op Cit, hlm 61
62
Ibid, hlm 61
obyek sengketa adalah milik Tergugat (Alfianim) telah terbantahkan dan tidak terbukti
secara sah menurut hukum. Dengan demikian penguasaan surat-surat dan tanah-tanah
Penggugat dan Tergugat adalah tanpa hak dan melawan hukum, sehingga menimbulkan
Bentuk dari ganti rugi terhadap perbuatan melawan hukum yang dikenal oleh
hukum adalah sebagai berikut:
1. Ganti rugi Nominal
yaitu perbuatan yang mengandung unsur kesengajaan, tetapi tidak
menimbulkan kerugian yang nyata bagi korban, maka kepada korban dapat
diberikan sejumlah uang tertentu sesuai dengan rasa keadilan tanpa
menghitung berapa sebenarnya kerugian tersebut.
2. Ganti rugi Kompensasi
Merupakan pembayaran kepada korban atas dan sebesar kerugian yang benar-
benar telah dialami oleh pihak korban dari suatu perbuatan melawan hukum.
3. Ganti rugi Penghukuman.
Merupakan suatu ganti rugi dalam jumlah besar yang melebihi dari jumlah
kerugian yang sebenarnya.64
Berdasarkan bentuk ganti rugi yang disebutkan Munir Fuady tersebut, maka
bentuk ganti rugi yang penggugat dalam gugatanya Ganti rugi Kompensasi yaitu
merupakan pembayaran kepada korban atas dan sebesar kerugian yang benar-benar telah
63
Achmad Fauzan, Suhartanto, Teknik Menyusun Gugatn Perdata di Pengadilan Negeri, Yrama
Widya, Bandung, 2006, hlm 53
64
Munir Fuady, Op Cit, hlm 134
bahwa adalah masuk akal dan wajar apabila Tergugat dibebani untuk membayar jumlah
kerugian tersebut, karena disamping sesuai dengan harga jual tanah di wilayah itu, juga
karena Tergugat telah menikmatinya sejak tahun 1974 (Surat Keterangan Usaha
masuk akal dan wajar apabila Tergugat dibebani untuk membayar jumlah kerugian
tersebut, karena akibat perbuatan melawan hukum Tergugat tersebut berupa antara lain
timbulnya perasaan tidak tenang, perasaan dirongrong, serta perasaan malu akibat
difitnah serta dicemarkan nama baiknya oleh Tergugat karena telah dilaporkan ke
Poltabes Pekanbaru dan dituduh telah melakukan penggelapan atas surat tanah yang
mana tanah tersebut sebenarnya justru adalah tanah hasil pengupayaan Penggugat sendiri.
bertujuan mendapat penggantian kerugian serta pemulihan kehormatan dan nama baik.”66
bahwa Tergugat berupaya akan mengalihkan atau memindah tangankan tanah obyek
sengketa kepada pihak ketiga, oleh karenanya permohonan sita jaminan (conservatoir
65
Setiawan, Op Cit , hlm 326.
66
Lihat Pasal 1372 KUHPerdata, hlm 324
Menurut Yahya Harahap pengertian sita jaminan adalah:
Sita jaminan diatur atau conservatoir beslag diayir dalam pasal 227 ayat (1) HIR,
Pasal 261 ayat (1) RBG atau Pasal 720 Rv:
• Menyita barang debitur selama belum dijatuhkan putusan dalam perkara
tersebut;
• Tujuanya, agar barang itu tidak digelapkan atau diasingkan tergugat selama
proses persidangan berlangsung, sehingga pada saat putusan dilaksanakan
pelunasan pembayaran utang yang dituntut penggugat dapat terpenuhi dengan
jalan menjual barang sitaan itu.67
sebagaimana diatur dalam pasal 180 ayat (1) HIR dan Pasal 191 ayat (1) serta Pasal 332
untuk menjatuhkan putusan yang dapat dilaksanakan terlebih dulu (uitvoerbaar bij
putusan yaitu:
sebagaimana tersebut dibawah ini sifatnya adalah hanya pinjam pakai nama.
4. Menetapkan dan menyatakan secara hukum hak kepemilikan yang sah atas tanah-
67
Yahya Harahap, Op Cit, hlm 339.
68
Ahmad Kamil, M Fauzan, Op Cit, Hlm 106.
5. Menghukum dan memerintahkan kepada Tergugat untuk segera mengembalikan
kepada Penggugat surat tanah yang merupakan hak Penggugat yang meminjak
pakai nama Tergugat, baik yang saat ini berada dalam penguasaan Tergugat
maupun berada dalam penguasaan pihak ketiga lainnya, yaitu berupa Surat
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 M2;
perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat, baik berupa ganti kerugian
materiil sebesar Rp 1.600.000.000,00 (satu milyar enam ratus juta rupiah) maupun
7. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara
Menurut penulis, pertimbangan hukum oleh Majelis Hakim sudah sesuai dengan
rasa keadilan dan ketentuan hukum acara perdata yang mana Hakim dalam perkara
tersebut memutuskan tidak melebihi apa yang ditentukan didalam gugatan penggugat,
didasarkan pada pertimbangan hukum yang cukup adil dan bagi pihak yang kalah
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan yang penulis lakukan dalam penelitian ini maka
Yurisprudensi.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dalam BAB III dan Kesimpulan yang penulis peroleh
1. Sebaiknya para pihak yang berperkara yaitu Tergugat memiliki itikad baik
penyelesaian sengketa.
dari putusan, tidak terpaku kepada Doktrin semata, ataupun satu Pendapat
Para Ahli saja akan tetapi membandingkan beberapa pendapat Ahli Hukum
sehingga pertimbangan tersebut lebih mempunyai dasar yang kuat. Selain itu
para pihak yang berperkara tidak dirugikan, karena putusan yang dijatuhkan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku:
Adam Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 3 Percobaan & Penyertaan), Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
Ahmad Kamil, M.Fauzan, Kearah Pembaruan Hukum Acara Perdata Dalam Sema dan
Perma, Kencana Prenada Media group, Jakarta, 2008.
Amiruddin, Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2006.
Darwan Prints, Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata, Citra Aditya Bakti,
2002.
Khrisna Harahap, Hukum Acara Perdata, Grafitri Budi Utami, Bandung, 2009.
Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2002.
Retnowulan Sutantio, Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dalam teori dan
Praktek, Mandar Maju, Bandung, 2005.
Setiawan, Aneka Masalah Hukum dan Hukum Acara Perdata, PT Alumni, Bandung,
2008.
Soedjono Dirdjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.
Soepomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Pradnya Paramita, Jakarta, 2005.
Taufik Makarao, Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata, Rieneka Cipta, Jakarta, 2004.
B. Peraturan Perundang-undangan.
C. Kamus
E.M Zulfajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difa Publisher
D. Sumber Lain
http://www.msn.com.
PUTUSAN
MELAWAN
Dra. Hj. ALFIANIM, umur 47 tahun, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS), beralamat
di Jl. Jenderal Sudirman No.108 Rt.01/Rw.05 Kelurahan
Wonorejo, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru.
Selanjutnya disebut sebagai .......... Tergugat.
Dalam hal ini diwakili oleh kuasanya 1. FAHERMAL, SH., 2.
POLTAK, SH., Advokat berkantor di Kantor Hukum
”FAHERMAL, SH – POLTAK, SH & REKAN”, beralamat di Jl.
Hang Tuah Ujung N0.274 Pekanbaru, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tanggal 5 Agustus 2008 dan terdaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Pekanbaru dibawah register no. 288/2008/SK
tanggal 6 Agustus 2008.
SUBSIDAIR
Atau apabila Ketua Pengadilan Negeri Pekanbaru melalui Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara aquo berpendapat lain, mohon kiranya dapat
memberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa Kuasa Penggugat pada tanggal 12 Agustus 2008 telah
mengajukan perubahan gugatan. Adapun perubahan gugatan dimaksud pada dasarnya
hanya menyangkut redaksi bahasa/kalimat didalam posita gugatan terlebih dahulu,
sebagai berikut:
I. Perubahan redaksi bahasa/kalimat pada posita angka 14, sebelumnya tercantum posita
sebagai berikut :
”Bahwa pada saat itu tentu saja PENGGUGAT sangat terkejut mendapatkan fakta
bahwa adik perempuan satu-satunya yang paling disayang PENGGUGAT ke Polisi
demi untuk merampas tanah yang pada dasarnya bukan hasil pengupayaanya, yang
kebetulan saja suratnya tercatat atas namanya dengan cara pinjam pakai nama semata,
dan akibatnya karena tekanan Penyidik Poltabes pada waktu itu terpaksa
PENGGUGAT menyerahkan Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 tersebut kepada
TERGUGAT melalui Penyidik Poltabes Pekanbaru;”
Kemudian dirubah redaksi bahasa/kalimatnya menjadi :
”Bahwa pada saat itu tentu saja PENGGUGAT sangat terkejut mendapatkan fakta
bahwa adik perempuan satu-satunya yang paling disayangi PENGGUGAT begitu
tega melaporkan PENGGUGAT ke Polisi demi untuk merampas tanah yang pada
dasarnya bukan hasil pengupayaannya, yang kebetulan saja suratnya tercatat atas
namanya dengan cara pinjam pakai nama semata, dan akibatnya pada waktu itu
terpaksa PENGGUGAT menyerahkan Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 tersebut
kepada TERGUGAT melalui Penyidik Poltabes Pekanbaru;”
II. Perubahan redaksi bahasa/kalimat pada posita angka 17, sebelumnya tercantum posita
sebagai berikut :
”Bahwa oleh karena PENGGUGAT telah pernah dilaporkan TERGUGAT ke
Poltabes Pekanbaru pada tahun 2007 dan melalui Penyidik Poltabes waktu itu
memaksa PENGGUGAT menyerahkan Surat Keterangan Usaha No. 1644/74
sebagaimana dijelaskan tersebut diatas kepada TERGUGAT, hingga sampai saat ini
diajukannya gugatan aquo surat tersebut masih dalam penguasaan TERGUGAT dan
karenanya jelas TERGUGAT pada dasarnya telah melakukan perbuatan melawan
hukum yang menimbulkan kerugian bagi PENGGUGAT sebagaimana diatur dalam
Pasal 1365 KUHPerdata dimana TERGUGAT telah mengklaim secara sepihak serta
melakukan upaya perampasan tanah/lahan yang bukan hasil pengupayaanya dan
bukan haknyatersebut dengan cara memakai ”perpanjangan tangan dan tekanan dari
Penyidik Poltabes Pekanbaru” yang telah dikondisikan oleh TERGUGAT ataupun
Kuasa Hukumnya kala itu untuk menekan PENGGUGAT menyerahkan Surat
Keterangan Usaha No. 1644/74 tersebut kepada TERGUGAT;”
Kemudian dirubah redaksi /kalimatnya menjadi :
”Bahwa oleh karena PENGGUGAT telah pernah dilaporkan TERGUGAT ke
Poltabes Pekanbaru pada tahun 2007 yang menyebabkan PENGGUGAT terpaksa
menyerahkan Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 sebagaimana dijelaskan tersebut
diatas kepada TERGUGAT, hingga sampai saat ini diajukannya gugatan aquo surat
tersebut masih dalam penguasaan TERGUGAT dan karenanya jelas TERGUGAT
pada dasarnya telah melakukan perbuatan melawan hukum yang menimbulkan
kerugian bagi PENGGUGAT sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata
dimana TERGUGAT telah mengklaim secara sepihak serta melakukan upaya
perampasan tanah/lahan yang bukan hasil pengupayaanya dan bukan haknya
tersebut dengan cara melaporkan PENGGUGAT ke Poltabes Pekanbaru untuk
menekan PENGGUGAT menyerahkan Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 tersebut
kepada TERGUGAT;”
III.Perubahan redaksi bahasa/kalimat pada posita angka 18, sebelumnya tercantum posita
sebagai berikut :
”Bahwa sikap dan tindakan TERGUGAT tersebut baik secara langsung maupun
melalui Kuasa Hukumnya kala itu jelas-jelas telah menimbulkan kerugian materiil
dan immateriil kepada PENGGUGAT karena PENGGUGAT lah yang sebenarnya
yang telah bersusah payah membuka lahan/hutan belukar tersebut bersama-sama
rekanya dan membayar/mengupahkan orang untuk melakukan tebas tebang atas lahan
tersebut, akan tetapi sekarang malah TERGUGAT dengan ’enak’nya dan secara tanpa
hak mengklaim bahwa tanah tersebut merupakan harta bujang TERGUGAT, bahkan
melaporkan dan menuduh PENGGUGAT telah melakukan tindak pidana
penggelapan;”
Kemudian dirubah redaksi bahasa/kalimatnya menjadi sebagai berikut :
”Bahwa sikap dan tindakan TERGUGAT tersebut jelas-jelas telah menimbulkan
kerugian materiil dan immateriil terhadap PENGGUGAT karena PENGGUGAT lah
yang sebenarnya yang telah bersusah payah membuka lahan/hutan belukar tersebut
bersama-sama rekanya dan membayar/mengupahkan orang untuk melakukan tebas
tebang atas lahan tersebut, akan tetapi sekarang malah TERGUGAT dengan
’enak’nya dan secara tanpa hak mengklaim bahwa tanah tersebut merupakan harta
bujang TERGUGAT, bahkan melaporkan dan menuduh PENGGUGAT telah
melakukan tindak pidana penggelapan;”
Menimbang, bahwa dalil Penggugat angka 19, 20, 21, tentang kerugian materiil
yang diderita PENGGUGAT karena telah dirampas haknya atas sebidang tanah yang
terletak di areal jalan Todak (sekarang dikenal sebagai Jalan Gulama) seluas lebih kurang
5000 m2 berdasarkan Surat Keterangan Usaha No.1644/74 tersebut, apabila dinilai dalam
bentuk uang senilai lebih kurang Rp 1.500.000.000,00 (satu milyar lima ratus juta
rupiah), karena perkiraan harga jual tanah di wilayah tersebut per meter perseginya
adalah lebih kurang sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) dan kerugian materiil
lain berupa harus mengeluarkan biaya jasa hukum Advokat selaku Kuasa Hukum
PENGGUGAT guna mempertahankan haknya atas tuduhan dan laporan pidana
TERGUGAT ke Poltabes Pekanbaru ketika itu, srta guna untuk mempertahankan
tanah/lahan hasil pengupayaan PENGGUGAT lainya yang surat-suratnya memakai
pinjam nama TERGUGAT sebagaimana dijelaskan dalam posita angka 7(a), (c), dan (d)
diatas dengan cara mengajukan gugatan aquo ke Pengadilan Negeri Pekanbaru, yaitu
lebih kurang sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah), sehingga total kerugian
materiil Penggugat adalah sebesar Rp 1.600.000.000,00 (satu milyar enam ratus juta
rupiah).
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat berada dipihak yang kalah, maka
dihukum untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 91.000,- (sembilan puluh satu ribu
rupiah).
MENGADILI
3. Menerima dan mengabulkangugatan PENGGUGAT untuk sebagian;
4. Menyatakan Perbuatan TERGUGAT adalah Perbuatan Melawan Hukum yang
menimbulkan kerugian bagi PENGGUGAT;
12. Menghukum TERGUGAT untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara
ini sebesar Rp.91.000,- (sembilan puluh satu ribu rupiah).
13. Menolak gugatan selebihnya.
Demikian diputus dalam musyawarah Majelis Hakim pada hari, jumat tanggal 12
Desember 2008 oleh kami FUAD MUHAMMADY, SH., sebagai Ketua Majelis,
ZAENAL ABIDIN HASIBUAN, SH., dan PANDU BUDIONO, SH.MH, Anggota-
anggota Majelis, putusan mana diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum
pada hari, Senin tanggal 22 Desember 2008 oleh Majelis Hakim tersebut, dengan dibantu
oleh ROSDIANA SITORUS, SH., serta dihadiri Kuasa Penggugat dan Kuasa Tergugat.
PANITERA PENGGANTI
ROSDIANA SITORUS, SH.
Perincian biaya perkara ;
1. Biaya Redaksi........................................Rp. 5.000,-
2. Biaya Panggilan.....................................Rp. 80.000,-
3. Materai...................................................Rp. 6.000,-
Jumlah ...........................Rp. 91.000,-
(sembilan puluh satu ribu rupiah)
CATATAN :
Salinan/foto copy putusan ini sesuai dengan aslinya diberikan untuk
dan atas Permintaan : TERGUGAT (Kuasa Tergugat) pada tanggal
23 Januari 2009 ;
PANITERA/SEKRETARIS
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU