Anda di halaman 1dari 113

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERBUATAN MELAWAN

HUKUM DALAM PERKARA PERDATA NOMOR


76/PDT.G/2008/PN.PBR
(STUDY KASUS)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi salah satu syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S1)
Pada Fakultas Hukum Universitas Islam Riau

OLEH

NURUL HASANAH
NPM: 061010085

POGRAM STUDI: ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2010
ABSTRAK

Dinamika perkembangan kehidupan masyarakat sering kali menimbulkan


persoalan-persoalan yang komplek dan rumit dalam menyelesaikanya, sehingga
persoalan-persolan tersebut diselesaikan melalui lembaga Pengadilan. Hal ini dapat
dijumpai dengan banyaknya masyarakat yang mengajukan gugatan karena merasa hak
dan kepentinganya dilanggar oleh orang lain, Hal ini dapat kita jumpai pada Pengadilan
Negeri Pekanbaru yang banyak didominasi oleh gugatan Perbuatan Melawan Hukum dsb.
Salah satu perkara yang masuk dan telah diputus oleh Pengadilan Negeri Pekanbaru yaitu
perkara perdata No.76/Pdt.G/2008/Pn.Pbr tentang perbuatan melawan hukum yang
dilakukan tergugat kepada penggugat atas penyalahgunakan pemakaian nama dalam
beberapa surat tanah penggugat dan penguasaan tanpa hak yang mengakibatkan
penggugat mengalami kerugian materil maupun immateriil. Oleh sebab itu penulis
tertarik melakukan penelitian terhadap putusan perkara tentang perbuatan melawan
hukum dalam perkara No 76/Pdt.G/2008/PN.PBR.
Permasalahan pokok yang penulis angkat dari penelitian ini adalah Bagaimana
Perbuatan Melawan Hukum dalam perkara perdata Nomor 76/Pdt.G/2008/Pn.Pbr dan
Bagaimana Pertimbangan Majelis Hakim dalam memeriksa dan mengadili perkara
No.76/Pdt.G/2008/Pn.Pbr.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini jika dilihat dari jenisnya maka
tergolong kedalam penelitian Normatif yaitu penelitian yang hanya didasarkan kepada
bahan pustaka atau sekunder belaka, yaitu terdiri dari bahan hukum primer berupa berkas
putusan perkara Nomor 76/Pdt.G/2008/Pn.Pbr dan peraturan perundang-undangan serta
bahan hukum sekunder berupa literatur-literatur yang ada kaitannya dengan
permasalahan ini. Jika dilihat dari sifat penulisannya maka penelitian ini bersifat
deskriptif yaitu memberikan penjelasan atau menggambarkan dalam bentuk kalimat.
Adapun hasil penelitian ini berdasarkan analisis penulis bahwa perbuatan melawan
hukum yang dilakukan tergugat kepada penggugat dalam gugatanya, maka Majelis
Hakim memberikan putusan bahwa menyatakan gugatan penggugat atas perbuatan
melawan hukum dikabulkan, dan menetapkan secara hukum pemakaian nama dalam
surat-surat tanah yang tercatat atas nama tergugat sifatnya hanya pinjam pakai nama,
menetapkan secara hukum hak kepemilikan yang sah atas tanah/lahan merupakan hak
penggugat dan menghukum tergugat untuk membayar ganti rugi kepada penggugat akibat
perbuatan melawan hukum yang dilakukan tergugat baik materiil maupun immateril.
Terhadap pertimbangan Majelis Hakim pada perkara No 76/Pdt.G/2008/Pn.Pbr kiranya
hal tersebut sudah tepat karena Hakim dalam menjatuhkan putusan tidak terpaku dengan
ketentuan tertulis saja, melainkan dapat juga berdasarkan Yurisprudensi yang dijadikan
landasan hukum dalam menjatuhkan putusan.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah mempunyai hubungan yang erat dengan manusia, hubungan ini terjadi oleh

karena tanah itu memberi penghidupan bagi manusia dalam hal tempat tinggal, sebagai

mata pencaharian seperti pertanian, perkebunan, perumahan, perkantoran bahkan industri

yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.1

Penggunaan tanah terkadang sering menimbulkan sengketa dalam masyarakat.

Untuk itu dikeluarkan Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 tahun 1960. Hukum

agraria adalah sebagai unsur hukum yang menentukan atas pelaksanaan pembangunan di

bidang keagrariaan termasuk didalamnya hukum pertanahan dengan mengindahkan

unsur-unsur yang bersumber pada hukum.

Pendaftaran tanah di Indonesia yang sudah terlaksana semenjak berlakunya P.P


10 Tahun 1961 baru pada tingkatan kota-kota dan sebagian besar di luar kota pada
perkebunan-perkebunan, terbitnya PP 24/1997 maka pelaksanaan pendaftaran tanah akan
lebih lancar, selain karna sejumlah hambatan dalam prosedur telah diangkat, dan
kemudian pendanaan yang mungkin menjadi hambatan utama dengan adanya World
Bank dan Hibah dari Australia akan dapat dicapai pendaftaran tanah yang tuntas.2

Usaha Pemerintah terus direalisasikan terhadap masyarakat, dengan memberikan

aturan-aturan hukum yang berlaku. Walaupun ada dasar hukumnya, namun dalam

perkembangan kehidupan masyarakat seiring itu pula timbul persoalan- persoalan yang

terjadi sedemikian komplek dan rumit serta kenyataanya sering kali tidak dapat

menemukan pemecahan yang dapat menyelesaikan secara baik. Untuk menghindari

keadaan yang demikian dalam masyarakat dibentuklah Hukum yang bertujuan kerukunan

1
Soekanto, Meninjau Hukum Adat Indonesia, Suatu Pengantar untuk Mempelajari Hukum Adat,
CV.Rajawali, Jakarta, 1981, hlm 91.
2
AP Parlindungan, Pendaftaran Tanah di Indonesia, CV Mandar Maju, Bandung, 1999, hlm 12
dan perdamaian dalam pergaulan hidup masyarakat.3 Selain itu juga menjadi solusi untuk

menyelelesaikan yang terjadi antara individu satu dengan individu lainnya.

Benturan kepentingan yang terjadi didalam masyarakat sering kali menimbulkan

konflik yang kadang-kadang tidak dapat diselesaikan dengan cara musyawarah ataupun

jalur diluar pengadilan, sehingga untuk menyelesaikan konflik yang terjadi tersebut harus

diselesaikan melalui pengadilan dengan cara mengajukan gugatan kepada ketua

pengadilan. Adanya pertentangan kepentingan itu adalah merupakan kepentingan hukum.

Kepentingan hukum dapat menimbulkan benturan yang tidak dapat diselesaikan secara

damai akan tetapi dapat saja berakhir dengan penyelesaian dipersidangan pengadilan

melalui suatu keputusan hakim.4

Pertentangan kepentingan antara individu satu dengan individu lain yang

menimbulkan kepentingan hukum, diajukan oleh Penggugat yang merasa haknya

dirugikan oleh Tergugat yang didasari karena perbuatan melawan hukum yang

mengakibatkan Penggugat mengalami kerugian baik itu secara moril maupun materil. Hal

ini dikarenakan manusia mempunyai hak-hak subyektif dan kewenangan hukum.5

Perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) adalah tindakan yang dilakukan

oleh seseorang yang mengakibatkan kerugian pada orang lain. Dalam hal ini tuntutan

yang diajukan Penggugat karena merasa haknya dirampas oleh sitergugat.

Istilah perbuatan melawan hukum atau yang didalam bahasa belanda dikenal

dengan sebutan ”Onrechtmatige Daad”. Kata Onrecht dalam bahasa indonesia

merupakan perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum, dan didalam setiap

3
Soedjono Dirdjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008,
hlm 17.
4
S. Marbun, Hukum Acara Perdata di Indonesia, UIR PRESS, Pekanbaru, 1992, hlm, 9.
5
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis, Sinar Grafika, Yogyakarta, 2001, hlm 24.
perbuatan yang dilakukan oleh subyek tersebut mempunyai akibat hukum. Sedangkan

dalam bahasa inggris disebut dengan Tort, kata tort sebenarnya hanya berarti kesalahan

(Wrong) akan tetapi dalam bidang hukum diartikan sebagai kesalahan perdata yang

bukan berasal dari wanprestasi kontrak. Ditafsirkan secara luas sejak tahun 1919 yang

dipelopori oleh Pengadilan Belanda (Putusan Hoge Raad tanggal 31 Januari 1919), yaitu

suatu perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan atau yang dengan dianggap pantas

dalam pergaulan hidup masyarakat.

Suatu perbuatan merupakan perbuatan melanggar hukum apabila perbuatan itu

bertentangan dengan kewajiban menurut undang-undang dimaksudkan setiap ketentuan

umum yang bersifat mengikat yang dikeluarkan oleh kekuasaan yang berwenang yaitu

undang-undang dalam arti materil.6

Adapun yang menjadi unsur perbuatan melawan hukum ini sesuai dengan pasal
1365 KUH Perdata yaitu sebagai berikut:
1. Adanya suatu perbuatan
2. Perbuatan tersebut melawan hukum
3. Adanya kesalahan dari pihak pelaku
4. Adanya kerugian bagi pihak korban
5. Adanya hubungan klausal antara perbuatan dengan kerugian.7
.
Suatu perbuatan merupakan perbuatan melanggar hukum apabila perbuatan itu

bertentangan dengan kewajiban menurut undang-undang yang dimaksudkan setiap

ketentuan umum yang bersifat mengikat yang dikeluarkan oleh kekuasaan yang

berwenang yaitu undang-undang dalam arti materil melawan hukum.

Dalam hal ini tentunya harus melewati proses beracara di Pengadilan, seperti

halnya dalam perkara No.76/Pdt.G/2008/PN.Pbr, bahwa Penggugat atas nama Drs. H.

6
Setiawan, Aneka Masalah Hukum dan Hukum Acara Perdata, PT Alumni, Bandung, 2008, hlm
252
7
Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum pendekatan kontemporer, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2005, hlm 10.
Alfian mengajukan gugatan atas perbuatan melawan hukum yang diakukan oleh Tergugat

yang bernama Dra. Hj. Alfianim, karena merampas hak Penggugat ke pengadilan Negeri

Pekanbaru.

Penggugat pada tahun 1971-1975 bersama teman-temanya yang satu visi telah

membuka hutan belukar, menggarap dan mengganti rugi beberapa hasil tanah

ladang/lahan/hutan di Pekanbarupada waktu itu, yang antara lain lokasinya terletak:

1. Tanah sekitar Jalan Soekarno Hatta (Arengka) simpang Jalan Lobak (setempat

dikenal dengan Simpang Ardath) seluas lebih kurang 3 Ha (tiga hektar), yang

diperoleh Penggugat pada waktu itu dengan cara mengganti rugi ladang milik

Bapak Rahman Saadi (almarhum), yang mana seluas 1,2 Ha (satu koma dua

hektar) sebelah selatanya telah dialihkan hak kepemilikinya oleh Penggugat

kepada Drs. Ali Mandan, S.U. dengan ganti rugi sebesar Rp 60.000,- (enam puluh

ribu rupiah), sehingga lahan tesebut sekarang tinggal lebih kurang 1,5 Ha (satu

koma lima hektar) karena terpotong peruntukanya untuk jalan konsilidasi;.

2. Sebelah selatan tanah Drs. Ali Mandan, S.U. tersebut (dulu), setempat dikenal

dengan jalan Soekarno Hatta seluas lebih kurang 1,5 Ha (satu koma lima hektar)

yang diperoleh Penggugat dengan jalan mengganti rugi ladang milik Bapak Jarwo

(dulu Anggota Arhanud Baterai P Angkatan Darat/TNI AD);

3. Jalan Soekarno Hatta bagian belakang (sekarang dikenal dengan Jalan bakti)

semula seluas lebih kurang 1 Ha (satu hektar) yang diperoleh Penggugat dengan

mengganti rugi ladang milik Bapak Nasution;

4. Jalan Soekarno hatta (arengka 1) disebelah Timur persil milik Drs. Ali Mandan,

S.U. dulu, (sekarang dikenal dengan Gudang Besi) yang diperoleh Penggugat
dengan mengganti rugi ladang milik Bapak Supardi (almarhum) (dulu anggota

Arhanud Baterai P Angkatan Darat/ TNI AD), yang sekarang telah dijual;

5. Jalan Soekarno Hatta sebelah Barat yang sekarang posisinya dekat Pasar Pagi

Arengka yang semula merupakan ladang milik Bapak Roslan yang diganti rugi

oleh Penggugat pada tanggal 8 maret 1974 yang ketika akan melakukan

peningkatan surat tanah menjadi setifikat Penggugat telah menghibahkan tanah

tersebut kepada orang tua Penggugat dan Tergugat , yaitu Bapak H. Usman

(almarhum);

6. Wilayah Hutan Belukar sekitar jalan Todak, sekarang dikenal dengan nama Jalan

Gulama (lebih kurang dibelakang kedaung) semula seluas sekitar 10 Ha (sepuluh

Hektar) dan sekarang tinggal lebih kurang 6,5 Ha (enam koma lima hektar)

karena sebagian tanah diserobot oleh pihak ketiga lainnya dimana Penggugat

memperolehnya dengan jalan membuka hutan belukar sekitar Jalan Todak

tersebut bersam-sama berkelompok dengan rekan-rekan Penggugat, antara lain

almarhum Basaroeddin Noer (dulu dosen UNRI), almarhum Muslim (ketika itu

Panitera Pengadilan Negeri Pekanbaru), dan almarhum Anwar ketika itu pegawai

Caltex);

7. Wilayah Hutan Belukar sekitar Banca Laweh (sekarang sekitar di belakang SPBU

Ujung Jalan Arifin Ahmad-Sudirman) dengan luas sekitar 10 Ha (sepuluh Hektar)

yang diperoleh Penggugat dengan jalan membuka lahan hutan belukar sekitar

Banca Laweh tersebut bersama-sama dengan rekan-rekan Penggugat waktu itu,

antara lain Saad Umar, tohaji dan lain-lain;


8. Persil/lahan yang terletak didaerah Sidomulyo dekat perumahan perumdam

(sekarang dikenal dengan Jalan Serikandi Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan,

kota Pekanbaru, sedangkan dulu dikenal dengan Jalan Kulim Km. 16 Kabupaten

Kampar) seluas lebih kurang 10 ha (sepuluh hektar) yang 8 Ha (delapan hektar)

nya diperoleh Penggugat dengan jalan membayar ganti rugi lahan bekas ladang

masyarakat melalui Wali Desa H. Samsudin ketika itu sebesar Rp. 5.000.000,00

(lima juta rupiah) pada tanggal 21 Maret 1981

9. Persil/lahan yang terletak didaerah Ring Road (Arengka II) Desa/kelurahan

Simpang Baru, kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, seluas lebih kurang 12 Ha

(dua belas hektar) yang diperoleh Penggugat dengan jalan membayar ganti rugi

lahan bekas ladang masyarakat sekitar tahun 1982;

Keseluruhan lahan tersebut oleh Penggugat sebagian surat-suratnya diatas

namakan ke atas nama Tergugat yang merupakan adik kandung perempuan satu-satunya

dengan sifat hanya pinjam nama saja, dikarenakan adanya peraturan yang tidak

membolehkan seseorang memiliki tanah dalam satu surat yang luasnya lebih dari 2 Ha

(dua hektar). Tanah/persil/lahan yang diatas namakan atas nama Tergugat adalah ;

a. Sebidang tanah kebun diwilayah Ring Road/Arengka II Desa/Kelurahan

Simpang Baru kecamatan tampan, kota Pekanbaru tercatat seluas lebih kurang

21.168 M2 didalam Surat Keterangan Ganti Kerugian Camat No

172./SKDBS/1992 atas nama Dra.Alfianim tanggal 4 November 1992;

b. Sebidang tanah/lahan di jalan Gulama, Desa /kelurahan tangkerang barat,

kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 m2 tercata
didalam Surat Keterangna Usaha No. 1.644/74 atas nama Alfianim tanggal 10

Juni 1974;

c. Sebidang tanah/lahan diareal Banca Laweh (sekarang setempat dikenal

dengan areal jalan Arifin Ahmad, desa/kelurahan Sidomulyo Timur,

Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru) seluas lebih kurang 9.243 m2

tercatat di dalam sertipikat Hak Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei

2004 atas nama Dra. Alfianim dengan Surat Ukur No.1.609/Sp.tiga/2004

tanggal 25 Februari 2004;

d. Sebidang lahan/tanah di areal perumdam (sekarang setempat dikenal dengan

areal Jalan Serikandi, desa/kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota

Pekanbaru) tercatat seluas lebih kurang 15.120 m2 didalam Surat Keterangan

Pemilik Tanah No. 313/SK/SM/1981 tanggal 28 november 1981 atas nama

Dra. Alfianim;

”Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 6 tahun 1972 telah mengatur tentang
siapa yang diberi wewenang memberikan izin membuka tanah tersebut. Dalam
Pasal 6 disebutkan Gubernur Kepala Daerah memberikan keputusan izin
membuka tanah jika luasnya lebih dari 10 Ha tetapi tidak melebihi 50 Ha. Pada
Pasal 10 disebutkan Walikota/Bupati Kepala Daerah atas tanah-tanah lebih dari 2
Ha dan tidak melebihi 10 Ha dan dalam Pasal 11 disebutkan jika tidak lebih dari 2
Ha dengan mempertimbangkan pertimbangan dari Kepala Desa yang
bersangkutan disebut Camat Kepala Kecamatan memberikan izin pembukaan
tanah tersebut. (ketentuan ini telah dibatalkan dengan Keputusan Dalam Negeri
nomor 593/5707/S.J. tanggal 22 Mei 1984, dengan alasan bahwa pemberian
wewenang itu kepada kecamatan telah terganggunya kelestarian lingkungan dan
atau terjadinya tumpang tindih dengan tanah kawasan hutan).”8

Demikian pula pada UU 56 Prp 1960 disebutkan sebagai batas minimum 2 ha,

sungguhpun kadangkala masih menyebutkan 1 ha.9 Suatu Keputusan dari Pemerintah

8
AP Parlindungan, Komentar atas Undang-Undang Pokok Agraria, CV Mandar Maju, Bandung,
2008, hlm 50.
9
Ibid, hlm 75.
untuk pemberian hak yang luas dan ketentuannya terdapat dalam PMDN no. 6 tahun

1972 yang mengatur wewenang untuk pemberian Hak Milik atau hak tanah pada

umumnya yaitu sampai dengan 2000 m2 merupakan wewenang dari Kepala Kanwil BPN,

sedangkan diatasnya 2000 m2 merupakan wewenang dari Kepala Badan Pertanahan

Nasional.10

Tergugat adalah adik kandung Penggugat, oleh karena itu Penggugat tidak

berpikir untuk membuat Surat Pernyataan/ Surat Perjanjian yang menegaskan bahwa

terhadap surat-surat tanah tersebut nama Tergugat hanyalah sifatnya pakai nama,

sedangkan hak atas tanah tersebut pada dasarnya tetaplah merupakan hak Penggugat.

Alasan lain Penggugat merasa tidak perlu membuat surat perjanjian karena pada saat itu

orang tua penggugat dan tergugat masih hidup dan tergugat masih bersikap hormat

kepada penggugat, bukti yang menunjukan nama Tergugat sifatnya hanyalah pakai nama,

terbukti dari selama ini setiap pengurusan surat-surat, biaya-biaya pengurusan surat

tanah, biaya tebas tebang, ganti rugi ataupun pemeliharaan lahan tersebut bersal dari

penggugat. Bukti secara analisis adalah pada saat surat-surat itu memakai nama Tergugat

masih berusia 15 Tahun. Pada saat itu sebagai anak perempuan remaja yang belum

berpenghasilan jelas-jelas tidak mungkin membuka lahan hutan belukar ataupun

membayar upah orang untuk membuka hutan belukar tersebut, dan termasuk tidak

mungkin mempunyai daya upaya untuk membayar ganti rugi sejumlah lahan yang diatas

namakan nama Tergugat.

Penyalahgunaan pemakaian nama tergugat dalam beberapa surat tanah penggugat

yang sifatnya hanya pinjam pakai nama tersebut dan penguasaan tanpa hak telah

mengakibatkan penggugat mengalami kerugian materil maupun immateril karena


10
Ibid, hlm 138.
tergugat juga pernah melaporkan Penggugat dengan tuduhan telah melakukan

penggelapan atas surat tanah yang menurut Tergugat milik Tergugat yaitu berupa Surat

Keterangan Usaha No. 1644/74 tanggal 10 Juni 1974 ke Kepolisian Kota Besar

Pekanbaru pada tanggal 1 April 2007 berdasarkan Surat Tanda Penerimaan Laporan No.

LP/428K/IV/2007/Reskrim tanggal 1 April 2007 dan Panggilan dari pihak Kepolisian

Kota Besar Pekanbaru kepada Penggugat pada tanggal 17 April 2007.

Penggugat telah mengajukan gugatannya ke Pengadilan Negeri Pekanbaru,

setelah ditanda tanganinya atau ditandatangani wakilnya, penggugat mendaftarkan

gugatanya harus disertai bea materai (pasal 121 ayat 4 HIR, 145 ayat 4 RBG, Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 1985, disertai dengan salinanya kepada kepaniteraan

Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Surat gugatan atau permohonan pada dasarnya

tidak perlu diberi materai. Didalam praktek memang banyak surat gugatan atau

permohonan diberi materai. Yang diwajibkan untuk diberi materai adalah surat bukti

yang diajukan dalam perkara perdata. Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun

1985 LN 69 dan oleh karena itu pula merupakan syarat sahnya sebagai alat bukti dalam

perkara perdata dan bukan salah satu syarat sahnya perjanjian.11

Pada waktu memasukkan gugatan, penggugat harus pula membayar biaya perkara

yang meliputi biaya kantor kepaniteraan (griffierechten), biaya panggilan dan

pemberitahuan kepada para pihak. Jadi, beracara perdata memang tidaklah tanpa biaya,

tetapi terhadap azas tersebut ada pengecualiannya bagi mereka yang tidak mampu.12

Pengadilan Negeri Pekanbaru dalam putusanya yang diucapkan pada tanggal 12

Desember 2008 dalam perkara perdata Nomor 76/Pdt.G/2008/PN.Pbr, menyatakan

11
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 2006, hlm 100.
12
Ibid, hlm 100.
bahwa: mengabulkan gugatan penggugat sebagian, menyatakan perbuatan tergugat

adalah perbuatan melawan hukum, menetapkan dan menyatakan secara hukum

pemakaian nama tergugat dalam surat-surat tanah/lahan yang surat-suratnya tercatat atas

nama tergugat sebagaimana tersebut sifatnya adalah hanya pinjam pakai nama,

menetapkan dan menyatakan secara hukum hak kepemilikan yang sah atas tanah-tanah/

lahan-lahan tersebut secara hukum merupakan hak penggugat, menghukum dan

memerintahkan kepada tergugat untuk segera mengembalikan kepada penggugat surat

tanah yang merupakan hak penggugat yang meminjam pakai nama tergugat, baik yang

berada dalam penguasaan tergugat maunpun dalam pengusaan pihak ketiga, menghukum

tergugat untuk membayar ganti kerugian kepada penggugat akibat perbuatan melawan

hukum yang dilakukan tergugat baik berupa ganti kerugian materil maupun immateril,

menghukum tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini

sebesar Rp. 91.000,- (sembialn puluh satu rupiah) dan menolak gugatan penggugat

selebihnya.13

Gugatan penggugat yang menyatakan tergugat melakukan perbuatan melawan

hukum yang mengakibatkan penggugat mengalami kerugian materil maupun immateril

karena tergugat telah melanggar hak penggugat baik itu hak kehormatan, hak kebendaan

dsb.

Darwan Prints menyatakan yang dimaksud dengan melanggar hak subyektif orang
lain adalah melanggar suatu hak/wewenang khusus yang diberikan/dijamin
hukum kepada seseorang untuk digunakan bagi kepentinganya. Adapun hak-hak
subyektif sebagai berikut:
1. Hak-hak perorangan
Hak-hak perorangan seperti kebebasan, kehormatan, nama baik, dan lain-lain.
Termasuk dalam pelanggaran hak subyektif orang lain adalah perbuatan
fitnah, menyebarkan kabar bohong, dll.

13
Isi Putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru dengan Perkara No 76/Pdt.G/2008/Pn.Pbr tanggal 12
Dsember 2008.
2. Hak-hak atas harta kekayaan
Hak-hak atas harta kekayaan misalnya hak-hak kebendaan dan hak mutlak
lainya.14

Berdasarkan penjabaran tersebut diatas, maka penulis tertarik melakukan

penelitian terhadap putusan ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana perbuatan melawan

hukum dalam perkara ini. Perbuatan melawan hukum yang dilakukan tergugat terhadap

penggugat atas penyalahgunaan pemakain nama dalam beberapa surat tanah dan

penguasaan tanpa hak yang dilakukan tergugat sehingga penggugat mengalami kerugian

materil maupun immateril berupa pencemaran nama baik, tidak dapat menikmati hasil

kekayaan dsb yang terjadi dalam putusan No.76/Pdt/G/2008/Pn.Pbr, serta perbuatan-

perbuatan yang dilakukan tergugat sehingga dapat dikatakan sebagai perbuatan melawan

hukum. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang hasilnya akan dituangkan dalam suatu karya tulis yang berjudul:

” Tinjauan Yuridis Terhadap Perbuatan Melawan Hukum Dalam Perkara

Perdata Nomor 76/Pdt.G/2008/PN.PBR (Studi Kasus)”.

Berdasarkan judul tersebut diatas maka penulis memberikan batasan terhadap

judul untuk menghindari pemahaman dan penafsiran yang keliru. Adapun batasan judul

tersebut yaitu;

Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, mempelajari, dengan cermat tentang

suatu peristiwa untuk mendapatkan suatu kesamaan terhadap suatu hal.15

14
Darwan Prints, Startegi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2002, hlm 96
15
E.M Zulfajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difa Publisher, hlm
821.
Tinjauan disini berarti pandangan terhadap putusan yang diberikan Majelis Hakim

dalam Perbuatan Melawan Hukum dalam perkara perdata Nomor 76/Pdt.G/2008/PN.Pbr

(Studi Kasus).

Yuridis adalah peraturan hukum, menurut hukum atau secara hukum.16

Perbuatan Melawan Hukum adalah tiap perbuatan yang melanggar hukum yang

membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian

itu karena kesalahanya untuk mengganti kerugian tersebut.17 Perkara perdata nomor

76/Pdt.G/2008/PN.Pbr yaitu berkas perkara atas perbuatan melawan hukum yang telah

diperiksa dan diputus Pengadilan Negeri Pekanbaru.

B. Masalah Pokok

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi

masalah pokok dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Perbuatan Melawan hukum pada perkara No.

76/Pdt.G/2008/PN.Pbr?

2. Bagaimana Pertimbangan Majelis Hakim dalam memeriksa dan mengadili

perkara No. 76/Pdt.G/2008/PN.Pbr?

C. Tinjauan Pustaka

Hukum adalah suatu sistem artinya suatu susunan atau tataan teratur dari aturan-

aturan hidup, keseluruhanya terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain.18

16
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1989, hlm 1016.
17
Lihat pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, hlm 323
18
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm
68
Istilah perbuatan melawan hukum yang dalam bahasa Belanda dikenal dengan

nama ”onrechtmatige daad” mempunyai arti yang sempit, sebagaimana yang dimaksud

oleh pasal 1365 Kitab Undang-Undang hukum Perdata (KUH Perdata).

Menurut pasal 1365 KUH Perdata, perbuatan melawan hukum adalah suatu

perbuataan yang merugikan orang lain. Kerugian yang dimaksud bisa berupa kerugian

materil atau pencemaran nama baik, karena orang yang menimbulkan kerugian wajib

mengganti kerugian.

Suatu perbuatan dikatakan melawan hukum apabila telah memenuhi 4 unsur

yaitu;

1. Perbuatan itu harus melawan hukum.

2. Perbuatan itu harus menimbulkan kerugian.

3. Perbuatan itu harus dilakukan dengan kesalahan

4. Antara perbuatan dengan kerugian yang timbul harus ada hubungan yang

kausal.19

Pada prinsipnya, tujuan dibentuknya suatu sistem hukum mengenai perbuatan

melawan hukum adalah untuk dapat tercapainya hidup secara jujur , tidak merugikan

orang lain dan memberikan orang lain haknya.

Sudikno Mertokusumo menyebutkan bahwa apabila hukum perdata dilanggar,

sehingga ada pihak yang dirugikan dan terjadilah gangguan keseimbangan kepentingan

didalam masyarakat. Dalam hal ini hukum perdata yang dilanggar harus dipertahankan

atau ditegakkan.20

19
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm
252.
20
Sudikno Mertokusumo, Op Cit, hlm 1
Untuk mempertahankan dan menegakkan hukum perdata diperlukan adanya

tuntutan hak dari pihak yang dirugikan. Tuntutan hak dalam hal ini tidak lain adalah

tindakan yang bertujuan memperoleh perlindungan hukum yang diberikan oleh

pengadilan untuk mencegah tindakan yang mengahakimi sendiri.21

Putusan Hakim untuk menyelesaikan suatu perkara yang diajukan kepadanya

harus disertai alasan-alasan atau pertimbangan-perimbangan, sebagaimana ditentukan

dalam Pasal 25 ayat 1 Undang-undang No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman

yang menyatakan; ”Segala putusan pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar

putusan tersebut, memuat pula pasal-pasal tertentu dari peraturan-peraturan yang

bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili.”22

Penemuan hukum yang dilakukan oleh hakim merupakan pelaksanaan dari fungsi

pengadilan yang pada hakikatnya melengkapi ketentuan-ketentuan tertulis, yang

bertujuan untuk mengisi kekosongan hukum dan mencegah tidak ditanganinya suatu

perkara karena hukum tertulis tidak jelas atau tidak ada.23

Dalam hukum acara perdata ini ada beberapa azas yang dianut yaitu dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Azas bahwa hakim bersifat menunggu, ini dapat dilihat dalam pasal 192 ayat (1) RBG
yang mangatakan tuntutan perdata yang dalam taraf pertama termasuk kekuasaan
Pengadilan Negeri dimajukan dengan surat permohonan.
2. Azas bahwa hakim bersifat pasif dalam artian ia hanya memeriksa alat-alat bukti yang
diserahkan kepadanya dalam persidangaan.
3. Sidang sifatnya terbuka, kecuali ada peraturan-peraturan yang lain yang menentukan
bahwa harus tertutup untuk umum misalnya; perceraian.
4. Azas hakim harus mendengarkan kedua belah pihak Pasal 145 ayat (1) RBG.
5. Azas setiap putusan haruslah disertai dengan atas pertimbangan hukum yang cukup.
6. Azas setiap orang berperkara di Pengadilan dikenai biaya perkara.24

21
Ibid, hlm 2.
22
Lihat Pasal 25 (1) Undang-undang Kekuasaan Kehakiman dan Mahkamah Agung, hlm 117.
23
Mochtar Kusumaatmadja, Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum, PT Alumni, Bandung, 2009,
hlm 99.
24
Taufik Makarao, Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata, Rieneka Cipta, Jakarta, 2004, hlm 5.
Dalam Pembuktian yakni pengajuan alat-alat bukti harus dilakukan di

persidangan dengan dihadiri oleh kedua belah pihak. Hal-hal atau keadaan yang telah

diketahui oleh khalayak ramai, peristiwa-peristiwa yang pada umumnya sudah diketahui,

yang karena jabatanya diketahui oleh hakim, maka hakim dapat memepergunakannya

sebagai pertimbangan.25

Untuk itu dalam perkara perbuatan melawan hukum, penggugat dapat menuntut

ada 2 (dua) kali secara bersamaan yaitu, menutut biaya ganti rugi, bunga dan keuntungan

yang didapat, serta penghentian perbuatan yang dianggap melawan hukum, serta proses

persidangan berlangsung dengan cara mengajukan tuntutan provisionil.26

Untuk dapat menuntut ganti rugi kepada Tergugat, Pihak Penggugat harus dapat

membuktikan bahwa Perbuatan melawan hukum itu dilakukan Tergugat. Pihak

Penggugat harus dapat menaksirkan jumlah kerugian yang dideritanya, baik kerugian

materiil maupun immateriil.27

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari Penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui Perbuatan Melawan Hukum pada perkara No.

76/Pdt.G/2008/PN.Pbr.

b. Untuk mengetahui Pertimbangan Majelis Hakim dalam memeriksa dan

mengadili Perkara No. 76/Pdt.G/2008/PN.Pbr.

Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

25
Darwan Prints, Op Cit, hlm 176
26
Ahmad Kamil, M Fauzan, Kearah Pembaruan Hukum Acara Perdata Dalam Sema dan Perma,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008, hlm 95.
27
Salim HS, Dasar-Dasar hukum Kehutanan, Sinar Grafika, Jakarta 2002, hlm 167-168
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan

penulis tentang hukum terutama dalam hukum acara perdata khususnya

mengenai perbuatan melawan hukum.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi serta

dapat menjadi bahan perbandingan bagi penulis lain yang melakukan

penelitian yang berkaitan dengan permasalahan pada penelitian ini.

c. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan Strata

I dan mendapatkan gelar Sarjana Hukum, serta diharapkan juga nantinya

menjadi koleksi karangan ilmiah bagi mahasiswa/i fakultas hukum yang

berminat dalam kajian yang sama.

E. Metode Penelitian

Guna memperoleh hasil yang baik dan mendapatkan data yang relevan dalam

penelitian ini, maka penulis menggunakan metodologi penelitian sebagai berikut:

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jika dilihat jenisnya, maka penelitian ini tergolong ke dalam penelitian hukum

Normatif disebut juga penelitian hukum doktrinal yaitu penelitian ini hukum dikonsepkan

sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan atau sebagai

kaidah/norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas.28

Jadi, penelitian yang penulis teliti adalah dengan bentuk study dokumen/kepustakaan

yaitu berusaha mencari, mengumpulkan, dan menganalisa data/informasi serta bahan data

yang dipergunakan berupa peraturan-peraturan yang berlaku saat ini yang berhubungan

28
Amiruddin, Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2006, hlm 118.
dengan judul penelitian dari berkas perkara Nomor 76/Pdt.G/2008/PN/Pbr, sebagai

sumber data.

Sedangkan dilihat dari sifatnya, maka penelitian ini bersifat deskriptif yaitu

penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

sengketa tanah yang sampai berperkara ke Pengadilan Negeri dengan putusan didasarkan

kepada perbuatan melawan hukum dalam putusan Nomor 76/Pdt.G/2008/PN.Pbr.

2. Data dan Sumber data

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum Primer merupakan bahan utama yang dijadikan bahasan dalam

penelitian ini, yaitu berupa berkas putusan perkara perdata

Nomor/76/Pdt.G/2008/PN/Pbr, dan perundang-undangan.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum Sekunder berupa buku-buku serta pendapat para ahli dapat

dalam berbagai literatur yang berhubungan langsung dengan materi penelitian.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier dalam penelitian ini adalah berupa kamus ataupun artikel

yang dapat mebantu penelitian ini.

3. Analisis data

Dalam penelitian ini, langkah yang pertama kali dilakukan adalah mengumpulkan

data dari bahan hukum primer yaitu berupa dokumen berkas perkara. Data tersebut

kemudian diolah dengan cara mempelajari kasus dan membandingkanyadengan konsep-

konsep yang ada pada bahan hukum sekunder yang berupa buku-buku dan literatur

lainnya.
Terhadap data yang telah disajikan tersebut kemudian dilakukan pembahasan

dengan memperhatikan teori-teori atau aturan-aturan yang mengaturnya. Dari hasil

pembahasanya tersebut, selanjutnya penulis menarik kesimpulan dengan cara induktif,

yaitu penarikan kesimpulan yang dimulai dari data yang sifatnya khusus ke data yang

sifatnya umum.
BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Perbuatan Melawan Hukum Pada Umumnya

Istilah perbuatan melawan hukum atau yang dalam bahasa Belanda dikenal

dengan sebutan ”Onrechtmatige daad”. Kata Onrecht dalam bahasa Indonesia merupakan

perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum, dan didalam setiap perbuatan yang

dilakukan oleh subyek tersebut mempunyai akibat hukum. Sedangkan dalam bahasa

Inggris disebut dengan tort, kata tort sebenarnya hanya berarti kesalahan (wrong) akan

tetapi dalam bidang hukum diartikan sebagai kesalahan perdata yang bukan berasal dari

wanprestasi kontrak. Ditafsirkan secara luas sejak Tahun 1919 yang dipelopori oleh

Pengadilan Belanda (Putusan Hoge Raad Tanggal 31 Januari 1919), yaitu suatu perbuatan

yang bertentangan dengan kesusilaan atau dengan yang dianggap pantas dalam pergaulan

hidup masyarakat. Lain halnya dengan Pasal 1365 BW yang diartikan secara sempit

mengingat perkataan ”Onrechtmatige” hanya mengenai perbuatan yang langsung

melanggar suatu peraturan hukum.

Perbuatan melawan hukum (Onrechtmatige daad) mempunyai arti yang sempit,

sebagaimana yang dimaksudkan oleh Pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata

yang semula diartikan perbuatan melanggar Undang-undang saja yang mengakibatkan

kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya itu mengganti

kerugian yang ditimbulkan tersebut, akan tetapi Hoge Raad dalam kasus yang terkenal

dengan Lindenbaum melawan Cohen memperluas pengertian perbuatan melawan hukum

bukan hanya perbuatan melanggar Undang-undang tetapi juga perbuatan yang melanggar
kepatutan, kehati-hatian dan kesusilaan dalam hubungan antara sesama warga masyarakat

dan terhadap benda orang lain.29

Perkembangan pengertian perbuatan melawan hukum semenjak Tahun 1919 yang

dikenal putusan HR 1919 tentang penafsiran perbuatan melawan hukum yang diartikan

lebih luas dimana perbuatan melawan hukum bukan saja melanggar Undang-undang

(Onrechtmatige) melainkan juga apabila :

1. Melanggar hak orang lain

Yang dimaksud dengan hak orang lain, bukan semua hak, tetapi hanya hak-

hak pribadi, seperti intergritas tubuh, kebebasan, kehormatan dan lain-lain.

Termasuk dalam hal ini hak-hak absolute serta hak kebendaan, Hak Atas

Kekayaan Intelektual (HAKI) dan sebagainya.

2. Bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku.

Kewajiban hukum hanya kewajiban yang dirumuskan dalam aturan Undang-

Undang.

3. Bertentangan dengan kesusilaan, artinya perbuatan yang dilakukan oleh

seseorang itu bertentangan dengan sopan santun yang tidak tertulis yang

tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.

4. Bertentangan dengan kecermatan yang harus diindahkan dalam pergaulan

masyarakat mengenai orang lain.30

Pendapat Keeton sesuai dengan yang dikutib Munir Fuady, ada beberapa definisi

lain yang pernah diberikan terhadap perbuatan melawan hukum, antara lain sebagai

berikut:

29
Suharnoko, Hukum Perjanjian (Teori dan Analia kasus), Kencana, Jakarta, 2004, hlm 119.
30
Salim HS, Op Cit, hlm 166
1. Tidak memenuhi sesuatu yang menjadi kewajibanya selain dari kewajibanya
kontraktual yang menerbitkan hak untuk meminta ganti rugi.
2. Suatu perbuatan atau tidak berbuat sesuatu yang mengakibatkan timbulnya
kerugian bagi orang lain tanpa sebelumnya ada suatu hubungan hukum,
dimana perbuatan atau tidak berbuat sesuatu, baik merupakan suatu perbuatan
biasa maupun bisa juga merupakan suatu kecelakaan.
3. Tidak memenuhi suatu kewajiban yang dibebankan oleh hukum, kewajiban
mana ditujukan terhadap setiap orang pada umumnya dan dengan tidak
memenuhi kewajibannya tersebut dapat dimintakan ganti rugi.
4. Suatu kerugian yang tidak disebab oleh wanprestasi terhadap kontrak, atau
lebih tepatnya merupakan suatu perbuatan yang merugikan hak-hak orang lain
yang diciptakan oleh hukum yang tidak terbit dari hubungan kontraktual.
5. Sesuatu perbuatan atau tidak berbuat sesuatu yang secara bertentangan dengan
hukum melanggar hak orang lain yang diciptakan oleh hukum, dan karenanya
suatu ganti rugi dapat dituntut oleh pihak yang dirugikan.31

Perbuatan melawan hukum dapat dibagi atas 3 (tiga) kategori yaitu:

1. Perbuatan melawan hukum karena kesengajaan.

2. Perbuatan melawan hukum tanpa kesalahan (tanpa unsur kesengajaan maupun

kelalaian).

3. Perbuatan melawan hukum karena kelalaian.32

Perbuatan melanggar hukum bahwa perbuatan itu mengakibatkan kegoncangan

dalam neraca keseimbangan dari masyarakat. Dan kegoncangan ini tidak hanya terdapat

apabila peraturan-peraturan hukum dalam suatu masyarakat dilanggar (langsung)

melainkan juga, apabila peraturan-peraturan kesusilaan, keagamaan, dan sopan santun

dalam masyarakat dilanggar (langsung)..33

Berdasarkan ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata perbuatan melawan hukum dapat

diartikan sebagai suatu kumpulan prinsip-prinsip hukum yang bertujuan untuk

mengontrol atau mengatur perilaku berbahaya, untuk memberikan tanggung jawab atas

31
Munir Fuady, Op Cit, hlm 3-4
32
Ibid, hlm 3
33
Wirjono Prodjodikuro, Perbuatan Melanggar Hukum (Dipandang dari Sudut Hukum Perdata),
CV Mandar Maju, Bandung, 2000, hlm 7
kerugian yang terbit dari interaksi sosial dan menyediakan ganti rugi terhadap korban

dengan suatu gugatan yang tepat.34

Melihat dari kasus-kasus yang terjadi di Pengadilan dewasa ini maka dapat

ditemui gugatan yang didominasi oleh gugatan perbuatan melawan hukum. Karena itu

dapat dipahami betapa pentingnya diketahui bagaimana pengaturan hukum dan teori-teori

yuridis tentang perbuatan melawan hukum ini, dan bagaimana prakteknya dalam

kenyataannya, khususnya yang terjadi di pengadilan.

Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1365 KUH Perdata, maka suatu perbuatan

melawan hukum haruslah mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1. Adanya Suatu Perbuatan


Suatu perbuatan melawan hukum diawali oleh suatu perbuatan dari si pelakunya.
Umumnya diterima anggapan bahwa dengan perbuatan disini dimaksudkan, baik
berbuat sesuatu (dalam arti aktif) maupun tidak berbuat sesuatu (dalam arti pasif),
dalam perbuatan itu tidak ada unsur sepakat dan sebab yang halal.

2. Perbuatan Tersebut Melawan Hukum


Unsur melawan hukum ini diartikan dalam arti yang seluas-luasnya, yakni
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Perbuatan yang melanggar undang-undang yang berlaku
b. Yang melanggar hak orang lain yang dijamin oleh hukum, atau
c. Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku, atau
d. Perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan (goede zeden), atau
e. Perbuatan yang bertentangan dengan sikap yang baik dalam bermasyarakat
untuk memperhatikan kepentingan orang lain.

3. Adanya Kesalahan dari Pihak Pelaku.


Agar dapat dikenakan Pasal 1365 KUH Perdata tentang Perbuatan Melawan
Hukum tersebut, undang-undang dan yurisprudensi mensyaratkan agar pada
pelaku haruslah mengandung unsur kesalahan dalam melaksanakan perbuatan
tersebut. Karena itu, tanggung jawab tanpa kesalahan tidak termasuk tanggung
jawab berdasarkan kepada Pasal 1365 KUH Perdata. Jikapun dalam hal tertentu
diberlakukan tanggung jawab tanpa kesalahan tersebut, hal tersebut tidaklah
didasari atas Pasal 1365 KUH Perdata, tetapi didasarkan kepada undang-undang
lain. Suatu tindakan dianggap oleh hukum mengandung unsur kesalahan sehingga
34
Munir Fuady, Op Cit, hlm 3
dapat dimintakan tanggung jawabnya secara hukum jika memenuhi unsur-unsur
sebagai berikut yakni: ada unsur kesengajaan, kelalaian, tidak ada alasan
pembenar atau alasan pemaaf, seperti keadaan overmacht, membela diri, tidak
waras dan lain-lain.

4. Adanya Kerugian Bagi Korban


Adanya kerugian bagi korban juga merupakan syarat agar gugatan berdasarkan
Pasal 1365 KUH Perdata dapat dipergunakan. Berbeda dengan kerugian karena
wanprestasi yang hanya mengenal kerugian materil, maka kerugian karena
perbuatan melawan hukum di samping kerugian materil, yurisprudensi juga
mengakui konsep kerugian immateril, yang juga akan dinilai dengan uang.

5. Adanya Hubungan Kausal antara Perbuatan dengan Kerugian.


Ini juga merupakan syarat yang sangat penting dari suatu perbuatan melawan
hukum, dimana antara perbuatan dengan kerugian harus saling berkaitan erat.
Hubungan kausal tersebut bisa karena hubungan sebab akibat yang faktual
maupun sebab akibat kira-kira.35

Perbuatan melawan hukum yang diatur dalam KUH Perdata mempunyai model

tanggung jawab hukum sebagai berikut:

1. Tanggung jawab dengan unsur kesalahan (kesalahan dan kelalaian), diatur

dalam Pasal 1365 KUH Perdata.

2. Tanggung jawab dengan unsur kesalahan (khusus kelalaian/kekurang hati-

hatian saja), diatur dalam Pasal 1366 KUH Perdata.

3. Tanggung jawab mutlak (tanpa kesalahan), diatur dalam Pasal 1367 KUH

Perdata.36

Penjelasan perbuatan melawan hukum diatas merupakan perbuatan melawan

hukum dari segi perdata, sedangkan perbuatan melawan hukum dari segi hukum pidana

diartikan sebagai delict atau yang disebut dengan istilah ”perbuatan pidana”, yang

menurut Ter Haar seperti yang dikutip Wirjono Prodjodikuro, ”perbuatan melawan

hukum merupakan tiap-tiap gangguan dari keseimbangan, tiap-tiap gangguan pada

35
Munir Fuady, Op Cit, hlm 10
36
Munir Fuady, Op Cit, hlm 3.
barang-barang kelahiran dan kerohanian dari milik hidup seseorang atau gerombolan

orang-orang.”37

Perbuatan melawan hukum dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Perbuatan melawan hukum karena kesengajaan.


Menurut tingkatanya kesengajaan ada 3 macam yaitu:
- Kesengajaan sebagai maksud dan tujuan (kesengajaan dalam artian yang
sempit).
- Kesengajaan sebagai kepastian (adanya kesadaran bahwa perbuatan
tersebut menimbulkan akibat).
- Kesengajaan sebagai kemungkinan atau suatu kesadaran suatu perbuatan
terhadap kemungkinan timbulnya suatu akibat dari suatu perbuatan (dolis
eventualis).38
b. Perbuatan melawan hukum tanpa kesalahan (tanpa adanya unsur kesengajaan
dan kelalaian).
Hal ini cendrung menitik beratkan kepada pertanggungjawaban dari perbuatan
melawan hukum yang tidak dilakukan oleh seseorang akan tetapi
pertanggungjawabanya harus dipikul oleh orang tersebut, hal ini dikenal
dengan teori tanggung jawab pengganti (vicarious lability), dalam ketentuan
KUH Perdata ditentukan dalam Pasal 1367 s/d 1369.

c. Perbuatan melawan hukum karena kelalaian.


Unsur dari kelalaian yaitu:
- Adanya suatu perbuatan atau mengakibatkan sesuatu yang mestinya
dilakukan.
- Adanya suatu kewajiban kehati-hatian (duty of care).
- Tidak dijalankan kewajiban kehati-hatian tersebut.
- Adanya kerugian bagi orang lain.
- Adanya hubungan kausal antara perbuatan atau tidak melakukan perbuatan
dengan kerugian yang ditimbulkan.39

Perbuatan melawan hukum dipandang dari Hukum Tata Negara yang dalam

bahasa Belanda dikenal dengan Onrechtmatige Overheads Daad yaitu merupakan

perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh penguasa dalam hal ini perbuatan

tersebut merupakan perbuatan:

1. Melanggar hak subjektif orang lain;

37
Wirjono Prodjodikuro, Op Cit, hlm 6.
38
Adam Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 3 (Percobaan dan Penyertaan), Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm 9.
39
Munir Fuady, Op Cit, hlm 73
2. Lalai melaksanakan kewajiban;

3. Bertindak semena-mena;

4. Melanggar Undang-undang.

B. Tinjauan Umum perkara No.76/PDT.G/2008/PN.PBR.

Perkara perdata No.76/PDT.G/2008/PN.PBR merupakan perkara yang terjadi di

Pengadilan Negeri Pekanbaru. Sebelum diajukan ke Pengadilan Negeri Pekanbaru

Penggugat telah berupaya menyelesaikannya dengan cara musyawarah, akan tetapi tidak

ditanggapi dengan baik oleh Tergugat sehingga Penggugat mengajukan gugatan ke

Pengadilan. Adapun pihak-pihak yang berperkara yaitu:

Penggugat atas Nama Drs.H.Alfian, umur 66 tahun, pekerjaan pensiunan Pegawai

Negeri Sipil (PNS) yang beralamat di Jalan MR.MS.Amin (Arengka II/Ring Road) No.1

bertindak untuk dan atas nama sendiri melawan Dra.Hj.Alfianim, umur 47 tahun,

pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS), beralamat di Jl. Jenderal Sudirman No.108 dalam

hal ini diwakili oleh kuasanya FAHERMAL SH., Advokat berkantor di Kantor Hukum

”FAHERMAL SH”, beralamat di Jl. Hang Tuah Ujung N0.274 Pekanbaru, berdasarkan

Surat Kuasa Khusus tanggal 5 Agustus 2008 dan terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan

Negeri Pekanbaru dibawah register no. 288/2008/SK tanggal 6 Agustus 2008.

Dalam gugatan tertanggal 23 Juli 2008 menyatakan bahwa Drs.H.Alfian

(Penggugat) merupakan abang kandung Dra.Hj.Alfianim (Tergugat). Bahwa sejak tahun

1964 Penggugat telah bekerja menjadi PNS sebagai Pengatur Pajak di Pekanbaru,

kemudian pada tahun 1968 pindah ke Rengat (Indragiri Hulu) menjadi Kepala Kantor

Dinas Luar Tingkat II Kabupaten Indragiri Hulu di Rengat sampai dengan tahun 1971

dan setelah itu pindah lagi ke Pekanbaru pada tahun 1971 sampai dengan tahun 1974
menjadi Kepala Sub Sie MPO (Memungut Pajak Orang). Karena telah berpenghasilan

cukup Penggugat membawa kedua orang tuanya dan adik-adiknya ke Pekanbaru. Kedua

orang tuanya dimodali untuk berdagang bahan-bahan bangunan dan adik-adiknya

termasuk Tergugat dibiayai sekolah/pendidikanya.

Bahwa Penggugat pada waktu sekitar tahun 1971 sampai dengan 1975 disela-sela

waktunya bekerja sebagai PNS, dengan pemikiran jauh kedepan untuk menambah

peningkatan ekonomi keluarga Penggugat kelak, maka Penggugat bersama teman-

temanya yang satu visi telah membuka hutan berlukar, menggarap dan mengganti rugi

beberapa persil tanah ladang/lahan/hutan di Pekanbaru pada waktu itu, yang antara lain

lokasinya terletak di :

1. Sekitar Jalan Soekarno Hatta (Arengka) simpang Jalan Lobak (setempat dikenal

dengan simpang Ardath) seluas lebih kurang 3 Ha (tiga Hektar), yang diperoleh

Penggugat pada waktu itu dengan cara mengganti rugi ladang milik Bapak

Rahman Saadi (almarhum), yang mana seluas 1,2 Ha (satu koma dua Hektar)

sebelah Selatanya telah dialihkan hak kepemilikanya oleh Penggugat kepada Drs.

Ali Mandan, S.U. dengan ganti rugi sebesar Rp 60.000,- (enam puluh ribu

rupiah), sehingga lahan tersebut sekarang tinggal lebih kurang 1,5 Ha (satu koma

lima Hektar) karena terpotong peruntukanya untuk jalan konsolidasi;

2. Sebelah selatan tanah Drs. Ali Mandan, SU tersebut diatas (dulu setempat dikenal

dengan jalan Soekarno Hatta seluas lebih kurang 1,5 Ha (satu koma lima Hektar)

yang diperoleh Penggugat dengan jalan mengganti rugi ladang milik Bapak Jarwo

(dulu anggota Arhanud Baterai P Angkatan Darat/TNI AD);


3. Jalan Soekarno Hatta bagian belakang (sekarang dikenal dengan Jalan Bakti)

semula seluas lebih kurang 1 Ha (satu Hektar) yang diperoleh Penggugat dengan

mengganti rugi ladang milik Bapak Nasution;

4. Jalan Soekarno Hatta (Arengka I) di sebelah Timur persil milik Drs. Ali Mandan,

S.U. dulu (sekarang dikenal dengan Gudang Besi) yang diperoleh Penggugat

dengan mengganti rugi ladang milik Bapak Supardi (almarhum) (dulu anggota

Arhanud Baterai P Angkatan Darat/TNI AD), yang sekarang telah dijual;

5. Jalan Soekarno Hatta sebelah Barat yang sekarang posisinya dekat Pasar Pagi

Arengka yang semula merupakan ladang milik Bapak Roslan yang diganti rugi

oleh Penggugat pada tanggal 8 Maret 1974 yang ketika akan melakukan

peningkatan surat tanah menjadi sertipikat Penggugat telah menghibahkan tanah

tersebut kepada orang tua Penggugat dan Tergugat, yaitu Bapak H. Usman

(almarhum);

6. Wilayah Hutan Belukar sekitar Jalan Todak, sekarang dikenal dengan nama Jalan

Gulama (lebih kurang dibelakang Kedaung) semula seluas sekitar 10 Ha (sepuluh

Hektar) dan sekarang tinggal lebih kurang 6,5 Ha (enam koma lima Hektar)

karena sebagian telah diserobot oleh Pihak Ketiga lainnya dimana Penggugat

memperolehnya dengan jalan membuka hutan belukar sekitar Jalan Todak

tersebut bersama-sama berkelompok dengan rekan-rekan Penggugat, antara lain

almarhum Basaroeddin Noer (dulu Dosen Unri), almarhum Muslim (ketika itu

Panitera Pengadilan Negeri Pekanbaru), dan almarhum Anwar (ketika itu Pegawai

Caltex);
7. Wilayah Hutan Belukar sekitar Banca Laweh (sekarang sekitar di belakang SPBU

Ujung Arifin Ahmad-Sudirman) dengan luas sekitar 10 Ha (sepuluh Hektar) yang

diperoleh Penggugat dengan jalan membuka lahan hutan belukar sekitar Banca

Laweh tersebut bersama-sama dengan rekan-rekan Penggugat waktu itu, antara

lain Saad Umar, Tohaji, dan lain-lain;

8. Persil/Lahan yang terletak didaerah Sidomulyo dekat perumahan perumdam

(sekarang dikenal dengan Jalan Srikandi Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan,

Kota Pekanbaru, sedangkan dulu dikenal dengan dengan Jalan Kulim Km. 16

Kabupaten Kampar) seluas lebih kurang 10 Ha (sepuluh Hektar) yang 8 Ha

(delapan Hektar) nya diperoleh Penggugat dengan jalan membayar ganti rugi

lahan bekas ladang masyarakat melalui Wali Desa H. Samsudin ketika itu sebesar

Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) pada tanggal 21 Maret 1981;

9. Persil/lahan yang terletak di daerah Ring Road (Arengka II) Desa/Kelurahan

Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, seluas lebih kurang 12

Hektar yang diperoleh Penggugat dengan jalan membayar ganti rugi lahan bekas

ladang masyarakat sekitar tahun 1981 sampai dengan tahun 1982;

Dari keseluruhan lahan hasil pengupayaan, pembukaan lahan hutan belukar, ganti

rugi dan atau penggarapan Penggugat sebagaimana tersebut diatas, sebagian surat-

suratnya diatas namakan ke atas nama Tergugat dengan sifat hanya pinjam nama saja,

dikarenakan adanya peraturan yang tidak membolehkan seseorang memiliki tanah dalam

satu surat yang luasnya lebih dari 2 Ha. Tanah/persil/lahan tersebut yang diatas namakan

ke atas nama Tergugat adalah sebagai berikut :


a. Sebidang tanah kebun di wilayah Ring Road/Arengka II Desa/Kelurahan

Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru tercatat seluas lebih

kurang 21.168 M2 didalam Surat Keterangan Ganti Kerugian Camat No.

172/SK/DSB/1992 atas nama Dra. Alfianim tanggal 4 November 1992;

b. Sebidang tanah/lahan dijalan Gulama, Desa/Kelurahan Tangkerang Barat,

Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 m2 tercatat

di dalam Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 atas nama Dra.Hj.Alfianim

tanggal 10 Juni 1974;

c. Sebidang tanah/lahan di areal Banca Laweh (sekarang setempat dikenal

dengan areal Jalan Arifin Ahmad, Desa/Kelurahan Sidomulyo Timur,

Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru) seluas lebih kurang 9.243 m2

tercatat didalam Sertipikat Hak Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei

2004 atas nama Dra. Alfianim dengan Surat Ukur No. 1609/Sp.Tiga/2004

tanggal 25 Februari 2004;

d. Sebidang tanah/lahan di areal Perumdam (sekarang setempat dikenal dengan

areal Jalan Srikandi, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota

Pekanbaru) tercatat seluas lebih kurang 15. 120 m2 didalam Surat Keterangan

Pemilik Tanah No. 313/SK/SM/1981 tanggal 28 Nopember 1981 atas nama

Dra. Alfianim;

Mengingat hubungan antara Penggugat dengan Tergugat adalah kakak beradik

kandung, maka ketika memakai nama Tergugat untuk dicatatkan dalam surat-surat tanah

Penggugat sebagaimana tersebut, sama sekali Penggugat tidak berpikir untuk membuat

Surat Pernyataan/Surat Perjanjian yang menegaskan bahwa terhadap surat-surat tanah


tersebut nama Tergugat hanyalah sifatnya pakai nama, sedangkan hak atas tanah tersebut

pada dasarnya tetaplah merupakan hak Penggugat. Alasan lain, karena pada waktu itu

orang tua Penggugat dan Tergugat masih hidup dan Tergugat masih bersikap hormat dan

menurut kepada Penggugat serta sama sekali tidak memperlihatkan pola pikir, sikap dan

prilaku yang akan mengingkari fakta bahwa tanah-tanah/lahan-lahan tersebut memang

hak Penggugat yang merupakan hasil pengupayaan Penggugat sendiri. Fakta yang

menunjukkan nama Tergugat sifatnya hanyalah pakai nama, terbukti dari selama ini

selama ini setiap pengurusan surat-surat, biaya-biaya pengurusan surat tanah, biaya tebas

tebang, ganti rugi atau pun biaya pemeliharaan lahan tersebut berasal dari Penggugat,

termasuk dalam hal pembayaran pajak bumi dan bangunan atas lahan-lahan tersebut serta

Penggugat juga telah aktif mengelola dan mengupayakan tanah/lahan tersebut menjadi

produktif. Bukti dan fakta lain yang memperkuat terteranya nama Tergugat dalam surat-

surat tanah milik Penggugat bersifat hanya pakai nama dapat dilihat dan dianalisis dari

segi usia Tergugat pada waktu pembukaan hutan belukar dan atau pemberian ganti rugi

lahan yang surat-suratnya memakai nama Tergugat tersebut masih dalam keadaan sangat

belia dan masih usia sekolah, yaitu berusia lebih kurang 15 (lima belas) tahun yang mana

Tergugat pada saat itu sebagai anak perempuan remaja yang belum berpenghasilan jelas-

jelas tidak mungkin membuka lahan hutan belukar ataupun membayar upah orang untuk

membuka hutan belukar tersebut, termasuk tidak mungkin mempunyai daya upaya untuk

membayarkan ganti rugi atas sejumlah lahan yang diatas namakan nama Tergugat

sebagaimana tersebut diatas, oleh karena Penggugat jelas mengetahui persis keadaan dan

kemampuan Tergugat pada waktu itu karena yang membiayai sekolah Tergugat adalah

Penggugat.
Namun, Tergugat mengatakan tidak benar persil lahan/tanah yang disebutkan oleh

Penggugat sejujurnya adalah milik orang tua, dan pengurusan atas tanah/lahan tersebut

diurusi oleh Abang Tergugat Drs.H.Warman, mengingat Penggugat banyak waktu yang

tersita karena bekerja sebagai Kepala Sub Sie MPO. Menurut Tergugat, Penggugat

mengada-ada untuk menyatakan persil tanah/lahan dimaksud hanya PINJAM PAKAI

NAMA SAJA, seandainya benar tentu harus ada pembicaraan baik secara lisan maupun

tertulis berupa surat-surat perjanjian atau surat pernyataan oleh Penggugat terhadap

Terguga yang menyangkut dengan pinjam pakai nama tersebut termasuk hak yang akan

didapatkan oleh Tergugat karena namanya dipakai karena apabila terjadi sesuatu pada

persil tanah/lahan dimaksud misalnya seperti ; terbakar atau diserobot orang maka tentu

Resiko pertanggung jawabanya ada pada Tergugat dan bukan pada Penggugat dan oleh

karena itu alasan Penggugat selain tidak benar juga tidak patut diucapkan oleh Penggugat

dan bagi Tergugat, mau ketika orangtua masih hidup ataupun sudah

Almarhum/Almarhumah akan tetap bersikap hormat dan patuh. Sedangkan Penggugat

mungkin hanya patuh ketika kedua orangtua masih hidup karena terbukti sesudah

orangtua tiada + 12 (dua belas) tahun berani mengatakan bahwa semua harta warisan

orangtua adalah hak miliknya sendiri hanya karena disebabkan bahwa dengan pekerjaan

Pegawai Negeri Kantor Pajak pada waktu itu.

Berdasarkan adanya keterangan saksi-saksi Penggugat yang saling bersesuaian

tentang adanya peraturan Camat yang melarang setiap orang memiliki tanah lebih 2 Ha

dalam 1 surat dan keterangan saksi Suratno yang menyatakan, seingat saksi ada 3 (tiga)

Sertipikat dibuat Penggugat atas nama Warman, yaitu di jalan Todak, jalan Arifin Ahmad

dan jalan Arengka, sedangkan Sertipikat yang dibuat atas nama Alfianim (Tergugat) ada
2 (dua) yaitu di jalan Todak dan jalan Arifin Ahmad. Sebaliknya, tidak adanya bukti-

bukti maupun keterangan saksi-saksi Tergugat tentang kepemilikan tanah oleh Tergugat

(Alfianim).

Perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat telah mengakibatkan

kerugian materiil dan immateriil yang secara hukum harus diganti oleh Tergugat. Antara

lain, tentang kerugian materiil yang diderita Penggugat karena telah dirampas haknya atas

sebidang tanah yang terletak di areal jalan Todak (sekarang dikenal sebagai Jalan

Gulama) seluas lebih kurang 5000 m2 berdasarkan Surat Keterangan Usaha No.1644/74

tersebut, apabila dinilai dalam bentuk uang senilai lebih kurang Rp 1.500.000.000,00

(satu milyar lima ratus juta rupiah), karena perkiraan harga jual tanah di wilayah tersebut

per meter perseginya adalah lebih kurang sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah)

dan kerugian materiil lain berupa harus mengeluarkan biaya jasa hukum Advokat selaku

Kuasa Hukum Penggugat guna mempertahankan haknya atas tuduhan dan laporan pidana

Tergugat ke Poltabes Pekanbaru ketika itu, srta guna untuk mempertahankan tanah/lahan

hasil pengupayaan Penggugat lainya yang surat-suratnya memakai pinjam nama Tergugat

dengan cara mengajukan gugatan aquo ke Pengadilan Negeri Pekanbaru, yaitu lebih

kurang sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah), sehingga total kerugian materiil

Penggugat adalah sebesar Rp 1.600.000.000,00 (satu milyar enam ratus juta rupiah).

Berdasarkan pertimbangan Majelis Hakim dalam mengadili dan memtus perkara

ini maka Hakim menyatakan menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk

sebagian, menyatakan Perbuatan Tergugat adalah Perbuatan Melawan Hukum yang

menimbulkan kerugian bagi Penggugat.


Menetapkan dan menyatakan secara hukum pemakaian nama Tergugat dalam

surat-surat tanah/lahan yang surat-suratnya tercatat atas nama Tergugat sebagaimana

tersebut dibawah ini sifatnya adalah hanya pinjam pakai nama, yaitu atas :

a. Sebidang tanah kebun di wilayah Ring Road/Arengka II Desa/Kelurahan

Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru tercatat seluas lebih

kurang 21.168 M2 didalam Surat Keterangan Ganti Kerugian Camat No.

172/SK/DSB/1992 atas nama Dra. Alfianim tanggal 4 November 1992;

b. Sebidang tanah/lahan dijalan Gulama, Desa/Kelurahan Tangkerang Barat,

Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 m2 tercatat

di dalam Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 atas nama Dra.Hj.Alfianim

tanggal 10 Juni 1974;

c. Sebidang tanah/lahan di areal Banca Laweh (sekarang setempat dikenal

dengan areal Jalan Arifin Ahmad, Desa/Kelurahan Sidomulyo Timur,

Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru) seluas lebih kurang 9.243 m2

tercatat didalam Sertipikat Hak Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei

2004 atas nama Dra. Alfianim dengan Surat Ukur No. 1609/Sp.Tiga/2004

tanggal 25 Februari 2004;

d. Sebidang tanah/lahan di areal Perumdam (sekarang setempat dikenal dengan

areal Jalan Srikandi, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota

Pekanbaru) tercatat seluas lebih kurang 15. 120 m2 didalam Surat Keterangan

Pemilik Tanah No. 313/SK/SM/1981 tanggal 28 Nopember 1981 atas nama

Dra. Alfianim;
Menetapkan dan menyatakan secara hukum hak kepemilikan yang sah atas tanah-

tanah/lahan-lahan tersebut secara hukum merupakan hak Penggugat, yaitu atas

a. Sebidang tanah kebun di wilayah Ring Road/Arengka II Desa/Kelurahan

Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru tercatat seluas lebih

kurang 21.168 M2 didalam Surat Keterangan Ganti Kerugian Camat No.

172/SK/DSB/1992 atas nama Dra. Alfianim tanggal 4 November 1992;

b. Sebidang tanah/lahan dijalan Gulama, Desa/Kelurahan Tangkerang Barat,

Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 m2 tercatat

di dalam Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 atas nama Dra.Hj.Alfianim

tanggal 10 Juni 1974;

c. Sebidang tanah/lahan di areal Banca Laweh (sekarang setempat dikenal

dengan areal Jalan Arifin Ahmad, Desa/Kelurahan Sidomulyo Timur,

Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru) seluas lebih kurang 9.243 m2

tercatat didalam Sertipikat Hak Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei

2004 atas nama Dra. Alfianim dengan Surat Ukur No. 1609/Sp.Tiga/2004

tanggal 25 Februari 2004;

d. Sebidang tanah/lahan di areal Perumdam (sekarang setempat dikenal dengan

areal Jalan Srikandi, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota

Pekanbaru) tercatat seluas lebih kurang 15. 120 m2 didalam Surat Keterangan

Pemilik Tanah No. 313/SK/SM/1981 tanggal 28 Nopember 1981 atas nama

Dra. Alfianim;

Menghukum dan memerintahkan kepada Tergugat untuk segera mengembalikan

kepada Penggugat surat tanah yang merupakan hak Penggugat yang meminjak pakai
nama Tergugat, baik yang saat ini berada dalam penguasaan Tergugat maupun berada

dalam penguasaan pihak ketiga lainnya, yaitu berupa Surat Keterangan Usaha

No.1644/74 atas nama Alfianim tanggal 10 Juni 1974 atas sebidang tanah/lahan di Jalan

Gulama, Desa Kelurahan Tangkerang Barat, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru

seluas lebih kurang 5.000 M2;

Menghukum Tergugat untuk membayar ganti kerugian kepada Penggugat akibat

perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat, baik berupa ganti kerugian materiil

sebesar Rp 1.600.000.000,00 (satu milyar enam ratus juta rupiah) maupun ganti kerugian

immateriil sebesar Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah);

Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara

ini sebesar Rp.91.000,- (sembilan puluh satu ribu rupiah) dan menolak gugatan

selebihnya.

Demikian diputus dalam musyawarah Majelis Hakim pada hari, jumat tanggal 12

Desember 2008 oleh kami FUAD MUHAMMADY, SH., sebagai Ketua Majelis,

ZAENAL ABIDIN HASIBUAN, SH., dan PANDU BUDIONO, SH.MH, Anggota-

anggota Majelis, putusan mana diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum

pada hari, Senin tanggal 22 Desember 2008 oleh Majelis Hakim tersebut, dengan dibantu

oleh ROSDIANA SITORUS, SH., serta dihadiri Kuasa Penggugat dan Kuasa Tergugat.
BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perbuatan Melawan Hukum Dalam Perkara Nomor 76/PDT.G


/2008/PN.PBR.

Perkara No.76/PDT.G/2008/PN.PBR merupakan perkara gugatan perbuatan

melawan hukum mengenai sengketa tanah antara Drs.H.Alfian sebagai Penggugat

mengajukan gugatan terhadap Dra.Hj.Alfianim. Dari putusan perkara

No.76/PDT.G/2008/PN.PBR penulis memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan

pertama yang penulis angkat yaitu:

Berdasarkan data yang penulis peroleh dari putusan perkara gugatan perbuatan

melawan hukum dengan Nomor Register Perkara No.76/PdtG/2008/ PN.Pbr bahwa

tergugat telah mengklaim secara sepihak serta melakukan upaya perampasan tanah/lahan

yang bukan hasil pengupayaanya dan bukan haknya, yang mengakibatkan kerugian

materiil karena hilangnya hak penggugat untuk menikmati tanah/lahan persil

pengupayannya yang surat tanahnya memakai nama Tergugat yang sifatnya hanya pinjam

pakai nama. Selain kerugian materiil Penggugat juga mengalami kerugian immateriil

akibat perbuatan melawan hukum tergugat berupa antara lain timbulnya perasaan tidak

tenang, perasaan dirongrong, serta perasaan malu akibat difitnah serta dicemarkan nama

baiknya oleh Tergugat karena telah dilaporkan ke Poltabes Pekanbaru dan dituduh telah

melakukan penggelapan atas surat tanah yang mana tanah tersebut sebenarnya justru

adalah tanah hasil pengupayaan Penggugat sendiri.

Unsur yang menyatakan Melanggar hak orang lain, data yang penulis peroleh

yaitu bahwa Tergugat mengklaim secara sepihak serta melakukan upaya perampasan
tanah/persil/ lahan yang bukan hasil pengupayanya dan bukan haknya, maka unsur

melawan hak orang lain telah terpenuhi karena telah merugikan Penggugat yang telah

dirampas haknya atas tanah/persil/lahan yang surat nya memakai nama Tergugat dengan

sifat pinjam pakai nama saja.

Menurut R. Setiawan Melanggar hak Subyektif orang lain adalah:


”Berdasarkan pandangan serta pendapat dewasa ini, suatu pelanggaran terhadap hal
subyektif orang lain tidak dengan begitu saja merupakan perbuatan melanggar hukum;
selain itu masih diisyaratkan;
a. Terjadinya pelanggaran terhadap kaidah tingkah laku, baik tertulis maupun tidak
tertulis, yang sekaharusnya tidak dilanggar oleh si pelaku.
b. Tidak terdapatnya alasan pembenar menurut hukum.”
Perbuatan melanggar hukum disini maksudnya suatu pengertian relatif dalam arti
pengertian itu menunjuk adanya suatu ”hubungan” tertentu. Apabila suatu
perbuatan bersifat melanggar hukum, maka tentu berarti bahwa ”pelanggaranya”
itu sendiri yaitu pelanggaran terhadap hak subyektif orang lain juga bersifat
melawan hukum. Demikian sebaliknya, suatu perbuatan bersifat melanggar atau
tidak, tidak dapat didasarkan kepada perbuatan sajaataupun hanya pada akibat
yang ditimbulkanya akan tetapi selalu meliputi kedua-duanya.40

Unsur yang menyatakan bertetangan dengan hukum si pelaku jika dihubungkan

dengan tindakan Tergugat yang menguasai tanpa hak atas surat-surat tanah –tanah

Penggugat yang mengatas namakan tergugat dengan sifat pinjam pakai nama.perbuatan

Tergugat atas penguasaan tanpa hak tersebut dapat dikatakan sebagai perbuatan yang

bertentangan dengan hukum.

Sebagaimana terdapat dalam Pasal 1740 BW yang menyebutkan bahwa:

”Pinjam pakai adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan suatu,

barang kepada pihak yang lainnya untuk dipakai Cuma-Cuma, dengan syarat bahwa yang

menerima barang ini, setelah memakainya atau setelah lewatnya suatu waktu tertentu,

akan mengembalikanya.”41

40
Setiawan, Op Cit, hlm 262
41
Lihat Pasal 1740 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Hlm 418.
Menurut Subakti dalam bukunya Pokok-pokok Hukum Perdata menyebutkan:

”Tiap pemilik suatu benda – baik bergerak maupun tidak bergerak berhak meminta

kembali bendanya dari siapa saja yang menguasainya berdasarkan hak miliknya itu”

(Pasal 574 BW)42.

Unsur yang menyatakan bertentangan dengan kesusilaan merupakan unsur ketiga

dari perbuatan melawan hukum dan tergugat yang melaporkan Penggugat telah

melakukan penggelapan atas surat tanah yang menurut Tergugat milik Tergugat, yaitu

berupa Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 tanggal 10 Juni 1974 ke Kepolisian Kota

Besar Pekanbaru pada tanggal 1 April 2007 berdasarkan Surat Tanda Penerimaan

Laporan No. LP/428K/IV/2007/Reskrim tanggal 1 April 2007 dan Panggilan dari pihak

Kepolisian Kota Besar Pekanbaru kepada Penggugat pada tanggal 17 April 2007, akibat

nya Penggugat menjadi tidak tenang, perasaan dirong-rong serta perasaan malu akibat

difitnah serta dicemarkan nama baiknya .

Menurut Salim Hs unsur yang bertentangan dengan kesusilaan;

”artinya bahwa perbuatan yang dilakukan oleh seseorang itu bertentangan denga

sopan santun yang tidak tertulis tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.”43

Menurut Darwan Prints;


”Bahwa Kesusilaan berarti kesopanan, kehalusan, ada; yang berasal dari kata
susila bermakna sopan, tertib, beradat halus,. Oleh karena itu, tindakan/ tingkah
laku yang bertentangan dengan moral yang hidup dan terpelihara dalam
kehidupan masyarakat, demikian juga adat istiadat yang hidup dan terpelihara di
tengah-tengah mesyarakat sebagai norma hukum adalah melawan hukum.”44

Unsur yang menyatakan bertentangan dengan kepatutan merupakan unsur yang

keempat dari perbuatan melawan hukun berdasarkan data yang penulis peroleh bahwa

42
Subakti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT Intermasa, Jakarta, 2003, hlm 70
43
Salim Hs, Op Cit, Hlm 167
44
Darwan Prints, Op Cit, Hlm 103-104
Tergugat ketika Penggugat membuka lahan/persil/tanah beserta rekan-rekannya Tergugat

masih berusia 15 tahun-20 tahun yang statusnya masih pelajar. Penggugat memakai nama

Tergugat dalam sebagian surat tanahnya karena pada waktu itu ada peraturan yang tidak

membolehkan seseorang yang memiliki tanah dalam satu surat yang luasnya lebih dari 2

Ha. Namun, Tergugat menyalahgunaan pemkakaian nama pada surat tanah tersebut dan

penguasaan tanpa hak serta menuduh dan melaporkan penggugat ke Poltabes Pekanbaru

atas tindak pidana penggelapan yang tidak terbukti namun mengakibatkan penggugat

merasa nama baik dicemarkan, perasaan tidak tenang maka unsur yang bertentangan

dengan kepatutan terpenuhi.

Menurut Darwan Prints yang bertentangan dengan kepatutan itu adalah;


”Tindakan anggota masyarakat/seseorang haruslah sesuai dengan kepatutan yang
berlaku dalam lalu lintas pergaulan, baik terhadap diri atau barang orang lain.
Oleh karena itu, dalam bertindak harus memperhatikan kepentingan bersama
disamping kepentingan sendiri dan kepentingan orang lain.”
Adapun tindakan-tindakan yang dianggap bertentangan dengan kepatutan itu
adalah sebagai berikut:
1. Perbuatan yang sangat merugikan orang lain, tanpa kepentingan yang layak;
2. Perbuatan yang tidak berguna, yang menimbulkan bahaya terhadap orang lain,
dimana menurut manusia normal hal tersebut harus diperhatikan.45

Berdasarkan penjelasan dari pembahasan yang telah penulis lakukan diatas maka

tindakan yang dilakukan Tergugat yaitu menyalah gunakan pemakian nama dengan

mengklaim atas tanah-tanah tersebut merupakan harta bujang serta penguasaan tanpa hak

dan menuduh dan melaporkan penggugat atas tindak pidana penggelapan surat tanah

yang seharusnya dipegang oleh penggugat menjadikan penggugat merasa tidak tenang,

dirongrong serta dicemarkan nama biaknya oleh tergugat telah memenuhi unsur-unsur

dari perbuatan melawan hukum.

45
Ibid, hlm, 104
Apabila unsur-unsur dari perbuatan melawan hukum diatas telah dipenuhi maka

pihak yang merasa dirugikan akibat dari perbuatan tersebut dapat mengajukan atau

meminta ganti rugi.

Ada empat syarat esensial untuk dapat menuntut ganti rugi:


1. Perbuatan yang menimbulkan kerugian tersebut bersifat melanggar hukum;
2. Kerugian tersebut timbul sebagai akibat perbuatan tersebut (hubungan
causal);
3. Pelaku tersebut bersalah;
4. Norma yang dilanggarnya mempunyai ”strekking” untuk mengelakkan
timbulnya kerugian.46
Penggugat yang mengalami kerugian baik materil maupun immateril

dalam gugatanya meminta agar tergugat mengganti dan membayar atas kerugian yang

dialami penggugat tersebut. Berdasarkan bentuk dari ganti rugi dalam perbuatan melawan

hukum.

Seperti halnya tujuan gugatan perbuatan melawan hukum adalah untuk

menempatkan posisi Penggugat kepada keadaan semula sebelum terjadinya perbuataan

melawan hukum.47 Jadi gugatan Penggugat adalah gugatan perbuatan melawan hukum

karena telah memenuhi unsur-unsur perbuatan melawan hukum.

B. Pertimbangan Majelis Hakim terhadap penyelesaian perkara

No.76/PDT.G/2008/PN.PBR.

Keharusan memuat pertimbangan yang merupakan dasar dalam memutuskan

suatu perkara yang diajukan kepadanya merupakan pekerjaan yang berta bagi hakim,

sedangkan tidak setiap peristiwa yang ditangani diatur secara jelas dalam aturan tertulis,

menimbulkan konsekwensi bahwa hakim harus menemukan hukum yang dapat dijadikan

alasan untuk memutuskan suatu perkara yang dajukan kepadanya bertujuan agar putusan

yang dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan Hakim terhadap masyarakat, para pihak,

46
Salim HS, Op Cit, hlm 167
47
Suharnoko, Op Cit, hlm 116
pengadilan yang lebih tinggi dan ilmu hukum agar putusan yang dikeluarkan tersebut

mempunyai wibawa.48

Pasal 178 ayat 1 HIR mengharuskan Hakim, didalam mempertimbangkan putusan

yang akan diambil, untuk mencukupi segala alasan hukum, yang tidak dikemukakan oleh

kedua belah pihak. Ini memang sudah semestinya berhubung dengan tugasnya hakim

untuk menentukan atas jabatanya, hukum yang akan menguasai soal yang menjadi

perkara.49

Berdasarkan perkara No.76/Pdt.G/2008/PN.Pbr, maka penulis memperoleh data

untuk menjawab permasalahan kedua dalam penulisan ini yaitu:

1. Pertimbangan dalam Eksepsi.

Berdasarkan eksepsi yang diajukan oleh Tergugat yang pada pokoknya

menyatakan:

a. Bahwa gugatan dari penggugat kurang lengkpnya para pihak, karena tidak

mengikut sertakan Penyidik Poltabes Pekanbaru dan Badan Pertahanan

Nasional (BPN) Kota Pekanbaru dan Camat Tampan Kota Pekanbaru sebagai

Tergugat/Turut Tergugat.

b. Bahwa Penggugat tidak berkualitas sebagai penggugat dalam perkara aquo,

karena hak penggugat atas tanah sengketa tidak jelas.

c. Bahwa gugatan penggugat tidak jelas dan kabur (Obscuur Libel)

“Eksepsi adalah tangkisan atau bantahan, bisa juga berarti pembelaan yang

diajukan tergugat terhadap materi pokok gugatan penggugat. Tujuan pokok pengajuan

48
Sudikno Mertokusumo, Op Cit, hlm 15
49
Soepomo, Op Cit, hlm 85.
eksepsi yaitu agar pengadilan mengakhiri proses pmeriksaan tanpa lebih lanjut

memeriksa materi pokok perkara.”50

Inti sari dari eksepsi adalah agar pengadilan menyatakan tidak dapat menerima

atau tidak berwenang memeriksa perkara, seperti termaksud dalam Pasal 1454, Pasal

1930, Pasal 1941, Pasal BW dan Pasal 125/Pasal 149 RBG, Pasal 133 HIR/Pasal 159

RBG dan Pasal 136 HIR/Pasal 162 RBG.51

Sesuai dengan pendapat Retnowulan Sutantio yang menyatakan bahwa eksepsi

dapat dibagi atas:

1. Eksepsi Prosesuil yaitu yang menyangkut hukum acara, yang terdiri dari:
a. Eksepsi yang menyangkut kekuasaan absolut;
b. Eksepsi yang menyangkut kekuasaan relatif;
c. Eksepsi yang menyatakan bahwa persoalan yang sama telah pernah
diputus dan bahwa putusanya telah memperoleh kekuatan hukum yang
tetap;
d. Eksepsi yang menyatakan bahwa persoalan yang sama sedang pula
diperiksa oleh pengadilan negeri yang lain atau masih dalam taraf banding
atau kasasi dam eksepsi bahwa yang bersangkutan tidak mempunyai
kwalifikasi/sifat untuk bertindak.
2. Eksepsi yang berdasarkan hukum materiil ada 2 macam, yakni:
a. Eksepsi dilatoir adalah eksepsi yang menyatakan, bahwa gugatan
penggugat belum dapat dikabulkan.
b. Eksepsi peremptoir adalah eksepsi yang menghalangi dikabulkanya
gugatan.52

Berdasarkan pembagian eksepsi tersebut maka eksepsi yang diajukan oleh

tergugat termasuk kedalam eksepsi prosesuil, yaitu eksepsi mengenai hukum acara yaitu

mengenai kurang lengkapnya para pihak, Penggugat tidak berkualitas sebagai penggugat

dalam perkara aquo karena hak penggugat atas tanah sengketa tidak jelas, gugatan

penggugat tidak jelas dan kabur (Obscuur Libel).

50
Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2004, hlm 418.
51
Darwan Prints, Op Cit, hlm 173.
52
Retnowulan Sutantio, Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dalam teori dan
praktek, Mandar Maju, Bandung, 2005, hlm 39.
Pertimbangan mengenai eksepsi yang menyatakan kurang lengkapnya para pihak,

karena tidak mengikut sertakan Penyidik Poltabes Pekanbaru dan Badan Pertahanan

Nasional (BPN) Kota Pekanbaru dan Camat Tampan Kota Pekanbaru sebagai

Tergugat/Turut Tergugat.

Pendapat Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata dalam bukunya


Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek halaman 2 menyebutkan; ”Dalam
hukum acara perdata, orang yang merasa bahwa haknya itu dilanggar disebut
penggugat sedang bagi orang yang ditarik kemuka pengadilan karena ia dianggap
melanggar hak orang tersebut disebut tergugat.”
Menurut yurisprudensi, gugatan cukup ditujukan kepada yang secara nyata
menguasai barang sengketa putusan Mahkamah Agung tertanggal 1 Agustus 1983
No.1072 K/Sip/1982, termuat dalam Yurisprudensi Indonesia, diterbitkan oleh
Mahkamah Agung RI penerbitan 1983-I.53

Pertimbangan Majelis Hakim mengenai Bahwa Penggugat tidak berkualitas

sebagai Penggugat dalam perkara aquo, karena hak Penggugat atas tanah sengketa tidak

jelas.

Berdasarkan Pasal 136 HIR menyebutkan ”Bahwa kecuali ekepsi yang

menyangkut kekuasaan Hakim secara absulut dan relatif, eksepsi lain harus

dibahas dan diputuskan bersama-sama dengan pokok perkara.”54

Menurut Yahya Harahap sebenarnya keabsahan dan keberadaan eksepsi lain


diluar eksepsi kompetensi, diakui secara tersirat dalam Pasal 136 HIR, Pasal 114
Rv. Mengenai saat pengajuan, lebih jelas diatur dalam Pasal 114 Rv. Ketentuan
tersebut telah dijadikan pedoman oleh kalangan praktisi hukum, yang
menggariskan:
- Semua eksepsi, kecuali kompetensi absolut, harus disampaikan bersama-
sama pada jawaban pertama terhadap pokok perkara;
- Dengan ancaman, apabila tidak diajukan bersamaan pada jawaban pertama
terhadap pkok perkara, hilang hak tergugat untuk mengajukan eksepsi.55

53
Ibid, hlm 2
54
Krisna Harahap, Hukum Acara Perdata, Grafitri Budi Utami, Bandung, 2009, hlm 69
55
Yahya Harahap, Op Cit, hlm 423
Pertimbangan Majelis Hakim Bahwa gugatan Penggugat tidak jelas dan kabur

(Obscuur Libel), maka menurut Majelis Hakim harus dibuktikan dalam pemeriksaan di

persidangan, dan hal tersebut bukan kewenangan dalam pemeriksaan keberatan (eksepsi),

oleh karenanya keberatan (eksepsi) Tergugat harus ditolak.

Menurut Darwan Prints; “Eksepsi Obscuur Libel adalah tangkisan yang

menyatakan bahwa gugatan penggugat kabur. Gugatan yang demikian misalnya karena

melawan hak atau tidak beralasan, diatur dalam Pasal 125 ayat (1) HIR/ Pasal 149 ayat

(1) RBG.”56

2. Pertimbangan dalam pokok perkara.

Dalam hal ini Hakim berpendapat bahwa dengan ditolaknya eksepsi tergugat

maka pokok perkara serta alat bukti akan dipertimbangkan lebih lanjut dalam

pemeriksaan persidangan.

Seopomo dalam bukunya Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri yaitu


”Apabila pada suatu tingkatnya jalanya proses sebuah eksepsi dari Tergugat tidak dapat
dibenarkan maka proses akan berjalan terus, dan Hakim tidak perlu memberi putusan
secara formil tentang eksepsi itu.” Putusan formil bukan putusan terakhir, inilah dan
hanya inilah yang dilarang oleh Pasal Reglemen Indonesia. 57

Pasal 28 (1) Undang-undang No. 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman

yang berbunyi; ” Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum

dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.”58 Dari bunyi Pasal tersebut, maka

hakim dalam menemukan hukum tidak terbatas berdasarkan hukum tertulis belaka,

Hakim dapat juga menemukan hukum dari aturan ukum tidak tertulis.

56
Darwan Prints, Op Cit, hlm 171.
57
Soepomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Pradnya Paramita, Jakarta, 2005, hlm 52
58
Lihat pasal 28 (1) Undang-undang Kekuasaan Kehakiman, hlm 118.
Berdasarkan pendapat Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Acara Perdata

yaitu ” dalil gugatan tidak cukup hanya merumuskan peristiwa hukum yang menjadi

tuntutan, tetapi juga harus menjelaskan fakta-fakta yang mendahului peristiwa hukum

yang menjadi penyebab timbulnya peristiwa hukum tersebut (substantierings theory).”59

Berdasarkan hal teori diatas maka dalam merumuskan gugatan harus

menyebutkan sejarah terjadinya peristiwa, dan dilihat dari peristiwa yang melatar

belakangi gugatan yang diajukan oleh Penggugat yaitu perbuatan melawan hukum yang

dilakukan oleh tergugat yang merupakan adik kandung penggugat atas penguasaan tanpa

hak dan melawan hukum dalam surat-surat dan tanah-tanah penggugat.

Menimbang, bahwa tentang asal tanah-tanah obyek sengketa, Penggugat

mendalilkan diperoleh Penggugat pada waktu sekitar tahun 1971 sampai dengan tahun

1975 disela-sela waktu bekerja sebagai PNS sejak tahun 1964 dan berpindah-pindah

diberbagai kota dalam melaksanakan tugasnya, sehingga berhasil membuka hutan

belukar, menggarap dan mengganti kerugian beberapa persil tanah ladang/ lahan/ hutan di

Pekanbaru.

Dalam Pasal 163 HIR/283 Rbg menyatakan: ”Barang siapa menyatakan mempunyai
sesuatu hak atau mengemukakan suatu perbuatan untuk meneguhkan haknya itu, atau
untuk membantah hak orang lain haruslah membuktikan adanya hak itu, atau untuk
membantah hak orang lain hauslah membuktikan atau adanya perbuatan itu. Ini dikenal
dengan asas actori incumbit probatio.”
Jadi pihak yang menyatakan bahwa ia mempunyai suatu hak, melakukan suatu perbuatan
atau menerangkan adanya suatu peristiwa, ia harus membuktikan adanya hak itu, apabila
disangkal pihak lawan.60

Untuk menguatkan dalil gugatanya penggugat telah mengajukan surat-surat bukti

P1-P28 dan saksi-saksi Jumadi, Mansyar, Tohaji, Misgiran, Drs.Ali Mandan,SU.,

59
Yahya Harahap, Op Cit, hlm 57
60
Khrisna Harahap, Op Cit, hlm 72
Sutiyah, Mislan, Suratno, Samuri, Supriyono, H.Nurhadi. Kemudian Tergugat

membantah dalil Penggugat tersebut dan Tergugat telah mengajukan surat-surat bukti T 1

– T 28 dan saksi-saksi Rosefel, Nazarudin, Jasrul, Khairul, Darun Nasib, Nurman, Hasan

Basri.

Menimbang, bahwa tidak ada satu bukti ataupun saksi-saksi Tergugat yang

menyatakan, bahwa tanah-tanah tersebut diperoleh atau milik Tergugat (Warman) atau

orang tua Tergugat dan Penggugat (Alfian), karena saksi-saksi Tergugat tidak ada yang

menyebutkan bahwa Tergugat (Alfianim) dan atau orang tuanya (H.Usman dan Hj.Baisa)

mempunyai tanah-tanah di Pekanbaru.

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian fakta diatas, Majelis berkesimpulan dan

berkeyakinan, bahwa tanah-tanah yang terletak di beberapa area tersebut dinyatakan

adalah milik Penggugat (Drs.H.Alfian).

Menimbang, bahwa dari keseluruhan lahan hasil pengupayaan, pembukaan lahan

hutan belukar, ganti rugi dan atau penggarapan Penggugat sebagaimana tersebut diatas,

sebagian surat-suratnya diatas namakan keatas nama Tergugat dengan sifat hanya pinjam

pakai nama saja, dikarenakan adanya peraturan yang tidak membolehkan seseorang

memiliki tanah dalam satu surat yang luasnya lebih dari 2 Hektar.

Pasal 164 HIR yang menyebutkan 5 macam alat-alat bukti, ialah:

1. Bukti surat

2. Bukti saksi

3. Persangkaan

4. Pengakuan
5. Sumpahan61

Didalam Praktek masih terdapat satu macam alat bukti lagi yang sering

dipergunakan, ialah ”Pengetahuan hakim”. Yang dimaksud dengan Pengetahuan hakim

adalah hal atau keadaan yang diketahuinya sendiri oleh hakim dalam sidang. 62

Untuk memperkuat dalil gugatanya Penggugat telah mengajukan surat-surat bukti

P1-P28 dan saksi-saksi. Kemudian tergugat membantah dalil penggugat tersebut dan

menyatakan bahwa persil/lahan/tanah yang disebutkan oleh penggugat tersebut adalah

merupakan milik dari orangtua penggugat dan tergugat dan tergugat juga telah

mengajukan surat-surat bukti P1-P28 dan saksi-saksi.

Sebaliknya, tidak adanya bukti-bukti maupun keterangan saksi-saksi Tergugat

tentang kepemilikan tanah oleh Tergugat (Alfianim), maka Majelis berkesimpulan dan

berkeyakinan, bahwa tanah-tanah yang suratnya diatas namakan Tergugat yang sifatnya

hanya pinjam pakai nama, adalah benar tanah milik Penggugat yang sebagian surat-

suratnya diatas namakan ke atas nama Tergugat dengan sifat hanya pinjam pakai nama

saja, dikarenakan adanya peraturan yang tidak membolehkan seseorang memiliki tanah

dalam satu surat yang luasnya lebih dari 2 Hektar.

Menimbang, bahwa yang menjadi obyek sengketa dalam perkara ini adalah

penguasaan tanpa hak dan melawan hukum surat-surat dan tanah-tanah Penggugat oleh

Tergugat, sehingga menimbulkan kerugian bagi Penggugat.

Menimbang, bahwa telah dipertimbangkan diatas, bahwa terbukti tanah obyek

sengketa adalah milik Penggugat (Drs.Alfian). Oleh karena tanah obyek sengketa adalah

milik Penggugat (Drs.Alfian), maka dalil bantahan Tergugat yang menyatakan tanah

61
Retnowulan Sutantio, Iskandar Oeripkartawinata, Op Cit, hlm 61
62
Ibid, hlm 61
obyek sengketa adalah milik Tergugat (Alfianim) telah terbantahkan dan tidak terbukti

secara sah menurut hukum. Dengan demikian penguasaan surat-surat dan tanah-tanah

Penggugat dan Tergugat adalah tanpa hak dan melawan hukum, sehingga menimbulkan

kerugian bagi Penggugat.

Perbuatan yang dinilai melanggar, harus dijelaskan, dimana letak pelanggaranya


(riil). Misalnya menguasai tanah tanpa izin dari penggugat sebagai yang berhak.
Jadi, unsur penting mutlak yang harus dipenuhi dalam perkara perbuatan melawan
hukum adalah unsur alas hak, unsur ada kerugian dan unsur perbuatan orang lain
baik dalam bentuk berbuat atau tidak berbuat (Yurisprudensi Mahkamah Agung
RI, tanggal 25 Maret 1976, nomor 842 K/Pdt/1986, menentukan bahwa untuk
adanya perbuatan melawan hukum harus terbukti adanya kerugian).63

Bentuk dari ganti rugi terhadap perbuatan melawan hukum yang dikenal oleh
hukum adalah sebagai berikut:
1. Ganti rugi Nominal
yaitu perbuatan yang mengandung unsur kesengajaan, tetapi tidak
menimbulkan kerugian yang nyata bagi korban, maka kepada korban dapat
diberikan sejumlah uang tertentu sesuai dengan rasa keadilan tanpa
menghitung berapa sebenarnya kerugian tersebut.
2. Ganti rugi Kompensasi
Merupakan pembayaran kepada korban atas dan sebesar kerugian yang benar-
benar telah dialami oleh pihak korban dari suatu perbuatan melawan hukum.
3. Ganti rugi Penghukuman.
Merupakan suatu ganti rugi dalam jumlah besar yang melebihi dari jumlah
kerugian yang sebenarnya.64

Berdasarkan bentuk ganti rugi yang disebutkan Munir Fuady tersebut, maka

bentuk ganti rugi yang penggugat dalam gugatanya Ganti rugi Kompensasi yaitu

merupakan pembayaran kepada korban atas dan sebesar kerugian yang benar-benar telah

dialami oleh pihak korban dari suatu perbuatan melawan hukum.

Menimbang, bahwa tentang kerugian materiil yang diderita Penggugat sebesar Rp

1.600.000.000,00 (satu milyar enam ratus juta rupiah) Majelis mempertimbangkan,

63
Achmad Fauzan, Suhartanto, Teknik Menyusun Gugatn Perdata di Pengadilan Negeri, Yrama
Widya, Bandung, 2006, hlm 53
64
Munir Fuady, Op Cit, hlm 134
bahwa adalah masuk akal dan wajar apabila Tergugat dibebani untuk membayar jumlah

kerugian tersebut, karena disamping sesuai dengan harga jual tanah di wilayah itu, juga

karena Tergugat telah menikmatinya sejak tahun 1974 (Surat Keterangan Usaha

No.1644/74 atas nama Alfianim tanggal 10 Juni 1974.

Setiawan menyatakan bahwa; “Pada umumnya diterima pendapat yang


menyatakan bahwa dalam perbuatan melanggar hukum, penggantian kerugian juga
meliputi kerugian dan keuntungan yang sedianya diperoleh (verlies en wintsderving).
Oleh karena itu meskipun pasal 1246 BW tidak diterapkan secara langsung dalam hal
perbuatan melanggar hukum, namun dalam masalah ini tidak terdapat perbedaan dengan
akibat wanprestasi.“65

Menimbang, bahwa tentang kerugian immateriil yang diderita Penggugat sebesar

Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) Majelis mempertimbangkan, bahwa adalah

masuk akal dan wajar apabila Tergugat dibebani untuk membayar jumlah kerugian

tersebut, karena akibat perbuatan melawan hukum Tergugat tersebut berupa antara lain

timbulnya perasaan tidak tenang, perasaan dirongrong, serta perasaan malu akibat

difitnah serta dicemarkan nama baiknya oleh Tergugat karena telah dilaporkan ke

Poltabes Pekanbaru dan dituduh telah melakukan penggelapan atas surat tanah yang

mana tanah tersebut sebenarnya justru adalah tanah hasil pengupayaan Penggugat sendiri.

Pasal 1372 BW menyebutkan; “tuntutan perdata tentang hal penghinaan adalah

bertujuan mendapat penggantian kerugian serta pemulihan kehormatan dan nama baik.”66

Menimbang, bahwa selama pemeriksaan perkara dipersidangan tidak terbukti,

bahwa Tergugat berupaya akan mengalihkan atau memindah tangankan tanah obyek

sengketa kepada pihak ketiga, oleh karenanya permohonan sita jaminan (conservatoir

beslaag) harus ditolak.

65
Setiawan, Op Cit , hlm 326.
66
Lihat Pasal 1372 KUHPerdata, hlm 324
Menurut Yahya Harahap pengertian sita jaminan adalah:
Sita jaminan diatur atau conservatoir beslag diayir dalam pasal 227 ayat (1) HIR,
Pasal 261 ayat (1) RBG atau Pasal 720 Rv:
• Menyita barang debitur selama belum dijatuhkan putusan dalam perkara
tersebut;
• Tujuanya, agar barang itu tidak digelapkan atau diasingkan tergugat selama
proses persidangan berlangsung, sehingga pada saat putusan dilaksanakan
pelunasan pembayaran utang yang dituntut penggugat dapat terpenuhi dengan
jalan menjual barang sitaan itu.67

Putusan serta Merta (Uitvoerbaar bij Voorraad) dan tuntutan Provisionil

sebagaimana diatur dalam pasal 180 ayat (1) HIR dan Pasal 191 ayat (1) serta Pasal 332

Rv perlu memperhatikan dan mentaati dengan sungguh-sungguh syarat-syarat yang harus

dipenuhi sebelum mengabulkan tuntutan tersebut. 68

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, karena tidak cukup alasan

untuk menjatuhkan putusan yang dapat dilaksanakan terlebih dulu (uitvoerbaar bij

voorraad), maka gugatan Penggugat tersebut harus ditolak.

Berdasarkan hal tersebut maka Pengadilan Negeri Pekanbaru telah mengambil

putusan yaitu:

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

2. Menyatakan Perbuatan Tergugat adalah Perbuatan Melawan Hukum yang

menimbulkan kerugian bagi Penggugat.

3. Menetapkan dan menyatakan secara hukum pemakaian nama Tergugat dalam

surat-surat tanah/lahan yang surat-suratnya tercatat atas nama Tergugat

sebagaimana tersebut dibawah ini sifatnya adalah hanya pinjam pakai nama.

4. Menetapkan dan menyatakan secara hukum hak kepemilikan yang sah atas tanah-

tanah/lahan-lahan tersebut secara hukum merupakan hak Penggugat

67
Yahya Harahap, Op Cit, hlm 339.
68
Ahmad Kamil, M Fauzan, Op Cit, Hlm 106.
5. Menghukum dan memerintahkan kepada Tergugat untuk segera mengembalikan

kepada Penggugat surat tanah yang merupakan hak Penggugat yang meminjak

pakai nama Tergugat, baik yang saat ini berada dalam penguasaan Tergugat

maupun berada dalam penguasaan pihak ketiga lainnya, yaitu berupa Surat

Keterangan Usaha No.1644/74 atas nama Dra.Hj.Alfianim tanggal 10 Juni 1974

atas sebidang tanah/lahan di Jalan Gulama, Desa Kelurahan Tangkerang Barat,

Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 M2;

6. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti kerugian kepada Penggugat akibat

perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat, baik berupa ganti kerugian

materiil sebesar Rp 1.600.000.000,00 (satu milyar enam ratus juta rupiah) maupun

ganti kerugian immateriil sebesar Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah);

7. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara

ini sebesar Rp.91.000,- (sembilan puluh satu ribu rupiah);

8. Menolak gugatan selebihnya.

Menurut penulis, pertimbangan hukum oleh Majelis Hakim sudah sesuai dengan

rasa keadilan dan ketentuan hukum acara perdata yang mana Hakim dalam perkara

tersebut memutuskan tidak melebihi apa yang ditentukan didalam gugatan penggugat,

dalam memutuskan perkara No.76/Pdt.G/2008/PN.Pbr tersebut diatas, jelas telah

didasarkan pada pertimbangan hukum yang cukup adil dan bagi pihak yang kalah

dihukum untuk membayar biaya yang timbul didalam perkara ini


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan yang penulis lakukan dalam penelitian ini maka

dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat terhadap Penggugat

sebagai dasar gugatan dapat diterima berdasarkan dalil gugatan, bukti-bukti,

saksi-saksi dan yurisprudensi melalui Majelis Hakim, karena Tergugat telah

melakukan Perbuatan Melawan Hukum yang mengakibatkan Penggugat

mengalami kerugian materiil dan immateriil, yang berarti Tergugat telah

memenuhi unsur-unsur dari Perbuatan Melawan Hukum.

2. Majelis Hakim dalam memberikan pertimbangan untuk memutus perkara ini

berdasarkan kepada doktrin, ahli hukum , dan yurisprudensi. Gugatan cukup

ditujukan kepada yang secara nyata menguasai barang sengketa, dan

berdasarkan yurisprudensi putusan Pengadilan Negeri

No.76/Pdt.G/2008/PN.Pbr yang menyatakan bahwa Perbuatan Melawan

Hukum yang telah dibuktikan Penggugat terhadap Tergugat dengan

mengajukan gugatan beserta surat-surat tanah dan saksi-saksi yang

memperkuat dalil gugatanya. Majelis Hakim juga menggunakan analisis nya

dalam memahami perkara selama proses persidangan selain Doktrin,

Yurisprudensi.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan dalam BAB III dan Kesimpulan yang penulis peroleh

maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya para pihak yang berperkara yaitu Tergugat memiliki itikad baik

untuk menyelesaikan perkara ini dengan cara kekeluargaan karena

bagaimanapun hubungan kedua belah pihak adalah hubungan persaudaraan

kandung. Sehingga perkara sengketa tanah ini dapat diselesaikan diluar

pengadilan dan menjadikan proses pengadilan sebagai jalan terakhir

penyelesaian sengketa.

2. Sebaiknya Majelis Hakim dalam memberikan pertimbangan atau dasar-dasar

dari putusan, tidak terpaku kepada Doktrin semata, ataupun satu Pendapat

Para Ahli saja akan tetapi membandingkan beberapa pendapat Ahli Hukum

sehingga pertimbangan tersebut lebih mempunyai dasar yang kuat. Selain itu

para pihak yang berperkara tidak dirugikan, karena putusan yang dijatuhkan

berdasarkan hukum Positif yang berlaku dan dapat dipertanggung jawabkan

sebagai dasar hukum untuk memeriksa, mengadili, dan memutus perkara

tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku:

Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung,


2000.

Achmad Fauzan, Suhartanto, Teknik Menyusun Gugatan Perdata di Pengadilan Negeri,


Yrama Widya, Bandung, 2006.

Adam Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 3 Percobaan & Penyertaan), Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2002.

Ahmad Kamil, M.Fauzan, Kearah Pembaruan Hukum Acara Perdata Dalam Sema dan
Perma, Kencana Prenada Media group, Jakarta, 2008.

Amiruddin, Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2006.

A.P Parlindungan, Komentar Atas Undang-Undang Pokok Agraria, CV Mandar Maju,


Bandung, 1998.

_______________ Pendaftaran Tanah di Indonesia, CV Mandar Maju, Bandung, 1999.

Darwan Prints, Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata, Citra Aditya Bakti,
2002.

Khrisna Harahap, Hukum Acara Perdata, Grafitri Budi Utami, Bandung, 2009.

Mochtar Kusumaatmadja, Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum, PT Alumni, Bandung,


2009.

Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2002.

Retnowulan Sutantio, Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dalam teori dan
Praktek, Mandar Maju, Bandung, 2005.

R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,


2006.

Salim HS, Dasar-Dasar Hukum Kehutanan, Sinar Grafika, Jakarta, 2002.


________ Pengantar Hukum Perdata Tertulis, Sinar Grafika, Yogyakarta, 2001.

Setiawan, Aneka Masalah Hukum dan Hukum Acara Perdata, PT Alumni, Bandung,
2008.

Soedjono Dirdjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.

Soekanto, Meninjau Hukum Adat Indonesia, Suatu Pengantar Untuk Mempelajari


Hukum Adat, CV. Rajawali, Jakarta, 1981.

Soepomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Pradnya Paramita, Jakarta, 2005.

S.Marbun, Hukum Acara Perdata di Indonesia, UIR PRESS, Pekanbaru, 1992.

Subakti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT Intermasa, Jakarta, 2003.

Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 2000.

Suharnoko, Hukum Perjanjian teori dan kasus, Kencana,Jakarta, 2004.

Taufik Makarao, Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata, Rieneka Cipta, Jakarta, 2004.

Wirjono Prodjodikuro, Perbuatan Melanggar Hukum, CV Mandar Maju, Bandung, 2000.

Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2004.

B. Peraturan Perundang-undangan.

Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek)

Undang-undang No 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman

C. Kamus

E.M Zulfajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difa Publisher

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1989

D. Sumber Lain

http://www.msn.com.
PUTUSAN

No. 76/ Pdt. G/ 2008/ PN. PBR.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Pekanbaru: yang memeriksa dan mengadili perkara perdata


gugatan dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara
antara ;

Drs. H. ALFIAN, umur 66 tahun, pekerjaan pensiunan Pegawai Negeri Sipil


(PNS), beralamat di Jl. Mr.MS.Amin (Arengka II/Ring Road)
No. 1 RT.003/RW.010 Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan,
Kota Pekanbaru. Dalam hal ini diwakili oleh kuasanya
HERYANTY HASAN, Amd.AK., SH.MH., Advokat dari Law
Firm ”HERYANTY HASAN & PARTNERS” beralamat kantor
di Jl Teratai No. 170 Pekanbaru. Berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tanggal 1 Juli 2008 No.075/SR-Pdt/HHP/VII/2008 dan
terdaftar di Kepaniteran Pengadilan Negeri Pekanbaru dibawah
register no. 281/2008/SK tanggal 28 Juli 2008.
Selanjutnya disebut sebagai .......... Penggugat.

MELAWAN

Dra. Hj. ALFIANIM, umur 47 tahun, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS), beralamat
di Jl. Jenderal Sudirman No.108 Rt.01/Rw.05 Kelurahan
Wonorejo, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru.
Selanjutnya disebut sebagai .......... Tergugat.
Dalam hal ini diwakili oleh kuasanya 1. FAHERMAL, SH., 2.
POLTAK, SH., Advokat berkantor di Kantor Hukum
”FAHERMAL, SH – POLTAK, SH & REKAN”, beralamat di Jl.
Hang Tuah Ujung N0.274 Pekanbaru, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tanggal 5 Agustus 2008 dan terdaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Pekanbaru dibawah register no. 288/2008/SK
tanggal 6 Agustus 2008.

Pengadilan Negeri tersebut ;


Setelah membaca berkas perkara ;
Setukup elah memeriksa saksi-saksi dan bukti-bukti ;
Setelah melihat segala sesuatunya di persidangan ;
TENTANG DUDUK PERKARANYA.
Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan tanggal 23 Juli 2008
yang diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pekanbaru dibawah
register no.76/Pdt.G/PN.PBR yang pada pokoknya mendasarkan alasan-alasan sebagai
berikut :
1. Bahwa PENGGUGAT adalah kakak kandung TERGUGAT yang sulung dan
TERGUGAT adalah adik perempuan PENGUGGAT satu-satunya yang sangat
disayang oleh PENGGUGAT dan merupakan anak bungsu dari keluarga orang tua
PENGGUGAT dan TERGUGAT;
2. Bahwa PENGGUGAT sejak tahun 1964 telah mulai bekerja menjadi Pegawai Negeri
Sipil sebagai Pengatur Pajak di Pekanbaru, kemudian pada tahun 1968 pindah ke
Rengat (Indragiri Hulu) menjadi Kepala Kantor Dinas Luar Tingkat II Kabupaten
Indragiri Hulu di Rengat sampai dengan tahun 1971 dan setelah itu pindah lagi ke
Pekanbaru pada tahun 1971 sampai dengan tahun 1974 menjadi Kepala Sub Sie MPO
(Memungut Pajak Orang);
3. Bahwa sekitar tahun 1972, PENGGUGAT selaku anak sulung dari orang tuanya dan
kebetulan pada saat itu telah berpenghasilan cukup merasa bertanggung jawab dan
terpanggil untuk membantu serta memperbaiki kehidupan ekonomi orang tuanya
yang ketika dikampung sangat terbatas, dengan mengajak orang tua dan adik-adik
PENGGUGAT untuk pindah ke Pekanbaru dimana PENGGUGAT saat itu
membuatkan kedai/toko sekaligus tempat tinggal di simpang Jalan Nangka-Sudirman
(sekarang Jalan Tuanku Tambusai-Sudirman) serta PENGGUGAT pula yang waktu
itu memodali orang tua PENGGUGAT berdagang baha-bahan bangunan (material)
dan kelontong di kedai/toko tersebut;
4. Bahwa selain mengajak orang tua PENGGUGAT pindah ke Pekanbaru untuk
memperbaiki kehidupan ekonomi orang tua dan adik-adiknya. PENGGUGAT juga
membiayai sekolah/pendidikan adik-adiknya, termasuk TERGUGAT sejak kecil
sampai kuliah, bahkan ketika SMA TERGUGAT ikut tinggal bersama dengan
PENGGUGAT sekeluarga mulai dari Kisaran (Sumatera Utara) pada tahun 1977
sejak TERGUGAT kelas 1 SMA sampai dengan sekitar tahun 1982 TERGUGAT
menamatkan SMA nya di Jakarta;
5. Bahwa PENGGUGAT pada waktu sekitar tahun 1971 sampai dengan 1975 disela-
sela waktunya bekerja sebagai PNS, dengan pemikiran jauh kedepan untuk
menambah peningkatan ekonomi keluarga PENGGUGAT kelak, maka
PENGGUGAT bersama teman-temanya yang satu visi telah membuka hutan
berlukar, menggarap dan mengganti rugi beberapa persil tanah ladang/lahan/hutan di
Pekanbaru pada waktu itu, yang antara lain lokasinya terletak di :
a. Sekitar Jalan Soekarno Hatta (Arengka) simpang Jalan Lobak (setempat dikenal
dengan simpang Ardath) seluas lebih kurang 3 Ha (tiga Hektar), yang diperoleh
PENGGUGAT pada waktu itu dengan cara mengganti rugi ladang milik Bapak
Rahman Saadi (almarhum), yang mana seluas 1,2 Ha (satu koma dua Hektar)
sebelah Selatanya telah dialihkan hak kepemilikanya oleh PENGGUGAT kepada
Drs. Ali Mandan, S.U. dengan ganti rugi sebesar Rp 60.000,- (enam puluh ribu
rupiah), sehingga lahan tersebut sekarang tinggal lebih kurang 1,5 Ha (satu koma
lima Hektar) karena terpotong peruntukanya untuk jalan konsolidasi;
b. Sebelah selatan tanah Drs. Ali Mandan, SU tersebut diatas (dulu), setempat
dikenal dengan jalan Soekarno Hatta seluas lebih kurang 1,5 Ha (satu koma lima
Hektar) yang diperoleh PENGGUGAT dengan jalan mengganti rugi ladang milik
Bapak Jarwo (dulu anggota Arhanud Baterai P Angkatan Darat/TNI AD);
c. Jalan Soekarno Hatta bagian belakang (sekarang dikenal dengan Jalan Bakti)
semula seluas lebih kurang 1 Ha (satu Hektar) yang diperoleh PENGGUGAT
dengan mengganti rugi ladang milik Bapak Nasution;
d. Jalan Soekarno Hatta (Arengka I) di sebelah Timur persil milik Drs. Ali Mandan,
S.U. dulu (sekarang dikenal dengan Gudang Besi) yang diperoleh PENGGUGAT
dengan mengganti rugi ladang milik Bapak Supardi (almarhum) (dulu anggota
Arhanud Baterai P Angkatan Darat/TNI AD), yang sekarang telah dijual;
e. Jalan Soekarno Hatta sebelah Barat yang sekarang posisinya dekat Pasar Pagi
Arengka yang semula merupakan ladang milik Bapak Roslan yang diganti rugi
oleh PENGGUGAT pada tanggal 8 Maret 1974 yang ketika akan melakukan
peningkatan surat tanah menjadi sertipikat PENGGUGAT telah menghibahkan
tanah tersebut kepada orang tua PENGGUGAT dan TERGUGAT, yaitu Bapak H.
Usman (almarhum);
f. Wilayah Hutan Belukar sekitar Jalan Todak, sekarang dikenal dengan nama Jalan
Gulama (lebih kurang dibelakang Kedaung) semula seluas sekitar 10 Ha (sepuluh
Hektar) dan sekarang tinggal lebih kurang 6,5 Ha (enam koma lima Hektar)
karena sebagian telah diserobot oleh Pihak Ketiga lainnya dimana PENGGUGAT
memperolehnya dengan jalan membuka hutan belukar sekitar Jalan Todak
tersebut bersama-sama berkelompok dengan rekan-rekan PENGGUGAT, antara
lain almarhum Basaroeddin Noer (dulu Dosen Unri), almarhum Muslim (ketika
itu Panitera Pengadilan Negeri Pekanbaru), dan almarhum Anwar (ketika itu
Pegawai Caltex);
g. Wilayah Hutan Belukar sekitar Banca Laweh (sekarang sekitar di belakang SPBU
Ujung Arifin Ahmad-Sudirman) dengan luas sekitar 10 Ha (sepuluh Hektar) yang
diperoleh PENGGUGAT dengan jalan membuka lahan hutan belukar sekitar
Banca Laweh tersebut bersama-sama dengan rekan-rekan PENGGUGAT waktu
itu, antara lain Saad Umar, Tohaji, dan lain-lain;
h. Persil/Lahan yang terletak didaerah Sidomulyo dekat perumahan perumdam
(sekarang dikenal dengan Jalan Srikandi Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan,
Kota Pekanbaru, sedangkan dulu dikenal dengan dengan Jalan Kulim Km. 16
Kabupaten Kampar) seluas lebih kurang 10 Ha (sepuluh Hektar) yang 8 Ha
(delapan Hektar) nya diperoleh PENGGUGAT dengan jalan membayar ganti rugi
lahan bekas ladang masyarakat melalui Wali Desa H. Samsudin ketika itu sebesar
Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) pada tanggal 21 Maret 1981;
i. Persil/lahan yang terletak di daerah Ring Road (Arengka II) Desa/Kelurahan
Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, seluas lebih kurang 12
Hektar yang diperoleh PENGGUGAT dengan jalan membayar ganti rugi lahan
bekas ladang masyarakat sekitar tahun 1981 sampai dengan tahun 1982;
6. Bahwa dari keseluruhan lahan hasil pengupayaan, pembukaan lahan hutan belukar,
ganti rugi dan atau penggarapan PENGGUGAT sebagaimana tersebut diatas,
sebagian surat-suratnya diatas namakan ke atas nama TERGUGAT dengan sifat
hanya pinjam nama saja, dikarenakan adanya peraturan yang tidak membolehkan
seseorang memiliki tanah dalam satu surat yang luasnya lebih dari 2 Ha;
7. Bahwa dari tanah/persil/lahan tersebut yang diatas namakan ke atas nama
TERGUGAT adalah sebagai berikut :
a. Sebidang tanah kebun di wilayah Ring Road/Arengka II Desa/Kelurahan Simpang
Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru tercatat seluas lebih kurang 21.168
M2 didalam Surat Keterangan Ganti Kerugian Camat No. 172/SK/DSB/1992 atas
nama Dra. Alfianim tanggal 4 November 1992;
b. Sebidang tanah/lahan dijalan Gulama, Desa/Kelurahan Tangkerang Barat,
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 m2 tercatat di
dalam Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 atas nama ALFIANIM tanggal 10
Juni 1974;
c. Sebidang tanah/lahan di areal Banca Laweh (sekarang setempat dikenal dengan
areal Jalan Arifin Ahmad, Desa/Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan
Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru) seluas lebih kurang 9.243 m2 tercatat didalam
Sertipikat Hak Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004 atas nama Dra.
Alfianim dengan Surat Ukur No. 1609/Sp.Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004;
d. Sebidang tanah/lahan di areal Perumdam (sekarang setempat dikenal dengan areal
Jalan Srikandi, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru)
tercatat seluas lebih kurang 15. 120 m2 didalam Surat Keterangan Pemilik Tanah
No. 313/SK/SM/1981 tanggal 28 Nopember 1981 atas nama Dra. Alfianim;
8. Bahwa oleh karena hubungan antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT adalah
kakak beradik kandung, maka ketika memakai nama TERGUGAT untuk dicatatkan
dalam surat-surat tanah PENGGUGAT sebagaimana tersebut pada angka 7 diatas,
sama sekali PENGGUGAT tidak berpikir untuk membuat Surat Pernyataan/Surat
Perjanjian yang menegaskan bahwa terhadap surat-surat tanah tersebut nama
TERGUGAT hanyalah sifatnya pakai nama, sedangkan hak atas tanah tersebut pada
dasarnya tetaplah merupakan hak PENGGUGAT;
9. Bahwa alasan lain mengapa PENGGUGAT merasa tidak perlu membuat Surat
Pernyataan/Surat Perjanjian Pakai Nama dengan TERGUGAT, karena pada waktu itu
orang tua PENGGUGAT dan TERGUGAT masih hidup dan TERGUGAT masih
bersikap hormat dan menurut (’manut’) kepada PENGUGAT serta sama sekali tidak
memperlihatkan pola pikir, sikap dan prilaku yang akan mengingkari fakta bahwa
tanah-tanah/lahan-lahan tersebut memang hak PENGGUGAT yang merupakan hasil
pengupayaan PENGGUGAT sendiri;
10. Bahwa fakta yang menunjukkan nama TERGUGAT sifatnya hanyalah pakai nama,
terbukti dari selama ini selama ini setiap pengurusan surat-surat, biaya-biaya
pengurusan surat tanah, biaya tebas tebang, ganti rugi atau pun biaya pemeliharaan
lahan tersebut berasal dari PENGGUGAT, termasuk dalam hal pembayaran pajak
bumi dan bangunan atas lahan-lahan tersebut serta PENGGUGAT juga telah aktif
mengelola dan mengupayakan tanah/lahan tersebut menjadi produktif;
11. Bahwa bukti dan fakta lain yang memperkuat terteranya nama TERGUGAT dalam
surat-surat tanah milik PENGGUGAT bersifat hanya pakai nama dapat dilihat dan
dianalisis dari segi usia TERGUGAT pada waktu pembukaan hutan belukar dan atau
pemberian ganti rugi lahan yang surat-suratnya memakai nama TERGUGAT tersebut
masih dalam keadaan sangat belia dan masih usia sekolah, yaitu berusia lebih kurang
15 (lima belas) tahun yang mana TERGUGAT pada saat itu sebagai anak perempuan
remaja yang belum berpenghasilan jelas-jelas tidak mungkin membuka lahan hutan
belukar ataupun membayar upah orang untuk membuka hutan belukar tersebut,
termasuk tidak mungkin mempunyai daya upaya untuk membayarkan ganti rugi atas
sejumlah lahan yang diatas namakan nama TERGUGAT sebagaimana tersebut diatas,
oleh karena PENGGUGAT jelas mengetahui persis keadaan dan kemampuan
TERGUGAT pada waktu itu karena yang membiayai sekolah TERGUGAT adalah
PENGGUGAT;
12. Bahwa selain hal tersebut diatas, fakta lain yang menunjukkan nama TERGUGAT
dalam surat-surat tanah tersebut diatas sifatnya hanyalah pakai nama, terlihat dan
terbukti dari keterangan-keterangan saksi yang mengetahui persis sejarah perolehan
lahan/tanah tersebut yang tentunya akan dihadirkan pula sebagai saksi dalam
persidangan aquo serta TERGUGAT tidak mengetahui letak persis dan batas-batas
tanah yang diatas namakan ke atas nama TERGUGAT tersebut;
13. Bahwa karena nama TERGUGAT tercatat dalam surat-surat tanah tersebut pada
posita angka 7 diatas sifatnya hanyalah pakai nama, maka hak atas tanah tersebut
pada dasarnya tetaplah berada pada PENGGUGAT , akan tetapi TERGUGAT telah
menyalahgunakan pemakaian namanya pada surat-surat tanah tersebut pada posita
angka 7 diatas dengan mengakui bahwa tanah/persil tersebut adalah haknya dan
bahkan memaksa meminta agar PENGGUGAT menyerahkan surat-surat tanah
tersebut kepada TERGUGAT dengan jalan melaporkan PENGGUGAT telah
melakukan penggelapan atas surat tanah yang menurut TERGUGAT milik
TERGUGAT, yaitu berupa Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 tanggal 10 Juni
1974 ke Kepolisian Kota Besar Pekanbaru pada tanggal 1 April 2007 berdasarkan
Surat Tanda Penerimaan Laporan No. LP/428K/IV/2007/Reskrim tanggal 1 April
2007 dan Panggilan dari pihak Kepolisian Kota Besar Pekanbaru kepada
PENGGUGAT pada tanggal 17 April 2007;
14. Bahwa pada saat itu tentu saja PENGGUGAT sangat terkejut mendapatkan fakta
bahwa adik perempuan satu-satunya yang paling disayangi PENGGUGAT begitu
tega melaporkan PENGGUGAT ke Polisi demi untuk merampas tanah yang pada
dasarnya bukan hasil pengupayaannya, yang kebetula saja suratnya tercatat atas
namanya dengan cara pinjam pakai nama semata, dan akibatnya karena tekanan
Penyidik Poltabes pada waktu itu terpaksa PENGGUGAT menyerahkan Surat
Keterangan Usaha No. 1644/74 tersebut kepada TERGUGAT melalui Penyidik
Poltabes Pekanbaru;
15. Bahwa pada dasarnya apabila TERGUGAT mau jujur dari dasar hati dan nuraninya
yang paling dalam, jelas TERGUGAT mengetahui secara persis tentang
PENGGUGAT lah yang mengupayakan, menggarap/membuka lahan ataupun yang
membayar ganti rugi tanah tersebut, bahkan termasuk untuk biaya-biaya pengurusan
surat, pembayaran pajak serta biaya-biaya yang diperlukan ketika terhadap tanah-
tanah tersebut pernah dilakukan penyerobotan oleh pihak-pihak ketiga lainnya;
16. Bahwa sikap dan tindakan TERGUGAT tersebut jelas telah menimbulkan ketidak
tenangan, pengrongrongan, serta pembunuhan karakter terhadap PENGGUGAT yang
seolah-olah PENGGUGAT telah merampas hak milik TERGUGAT, bahkan yang
lebih menyakitkan lagi bagi PENGGUGAT adalah bahwa TERGUGAT sebagai adik
kandung PENGGUGAT yang selam ini sangat disayangi, malah menuduh dan
mengatakan PENGGUGAT telah melakukan tindak pidana penggelapan atas surat
tanah PENGGUGAT sendiri yang memang di suratnya dicatatkan memakai pinjam
nama TERGUGAT;
17. Bahwa oleh karena PENGGUGAT telah pernah dilaporkan TERGUGAT ke Poltabes
Pekanbaru pada tahun 2007 dan melalui Penyidik Poltabes waktu itu memaksa
PENGGUGAT menyerahkan Surat Keterangan Usaha No. 1444/74 sebagaimana
dijelaskan tersebut diatas kepada TERGUGAT, hingga sampai saat diajukanya
gugatan aquo surat tersebut masih dalam penguasaan TERGUGAT, dan karenanya
jelas TERGUGAT pada dasarnya telah melakukan perbuatan melawan hukum yang
menimbulkan kerugian bagi PENGGUGAT sebagaimana diatur dalam Pasal 1365
KUHPerdata dimana TERGUGAT telah mengklaim secara sepihak serta melakukan
upaya perampasan tanah/lahan yang bukan hasil pengupayaanya dan bukan haknya
tersebut dengan cara memakai ”perpanjangan tangan dan tekanan dari Penyidik
Poltabes Pekanbaru” yang telah dikondisikan oleh TERGUGAT ataupun Kuasa
Hukumnya kala itu untuk menekan PENGGUGAT menyerahkan Surat Keterangan
Usaha No. 1644/74 tersebut kepada TERGUGAT;
18. Bahwa sikap dan tindakan TERGUGAT tersebut baik secara langsung maupun
melalui Kuasa Hukumnya kala itu jelas-jelas telah menimbulkan kerugian materiil
dan immateriil kepada PENGGUGAT karena PENGGUGAT lah sebenarnya yang
telah bersusah payah membuka lahan/hutan belukar tersebut bersama-sama rekannya
dan membayar/mengupahkan orang untuk melakukan tebas tebang atas lahan
tersebut, akan tetapi sekarang malah TERGUGAT dengan ’enak’nya dan secara tanpa
hak mengklaim bahwa tanah tersebut merupakan harta bujang TERGUGAT, bahkan
melaporkan dan menuduh PENGGUGAT telah melakukan tindak pidana
penggelapan;
19. Bahwa kerugian materiil yang diderita PENGGUGAT karena telah dirampas haknya
atas sebidang tanah yang terletak di areal Jalan Todak (sekarang dikenal sebagai Jalan
Gulama) seluas lebih kurang 5000 m2 berdasarkan Surat Keterangan Usaha No.
1644/74 tersebut, apabila dinilai dalam bentuk uang senilai lebih kurang sebesar Rp
1.500.000.000,00 (satu milyar limaratus juta rupiah), karena perkiraan harga jual
tanah di wilayah tersebut per meter perseginya adalah lebih kurang sebesar Rp
300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah);
20. Bahwa selain kerugian materiil yang timbul dari hilangnya hak PENGGUGAT untuk
menikmati tanah/hasil pengupayaanya senilai Rp 1.500.000.000,00 (satu milyar
limaratus juta rupiah) tersebut diatas, PENGGUGAT juga menderita kerugian
materiil lain berupa harus mengeluarkan biaya jasa hukum Advokat selaku Kuasa
Hukum PENGGUGAT guna mempertahankan haknya atas tuduhan dan laporan
pidana TERGUGAT ke Poltabes Pekanbaru ketika itu, serta guna untuk
mempertahankan tanah/lahan hasil pengupayaan PENGGUGAT lainnya yang surat-
suratnya memakai pinjam nama TERGUGAT sebagaimana dijelaskan dalam posita
angka 7 (a), (c), dan (d) diatas dengan cara mengajukan gugatan aquo ke Pengadilan
Negeri Pekanbaru, yaitu lebih kurang sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah);
21. Bahwa apabila di total jumlah kerugian materiil yang diderita PENGGUGAT adalah
lebih kurang sebesar Rp 1.600.000.000,00 (satu milyar enamratus juta rupiah) yang
terdiri dari kerugian atas dirampasnya lahan PENGGUGAT yang terletak diJalan
Todak (Jalan Gulama) seluas 5000 m2 tersebut di perkirakan senilai Rp
1.500.000.000,00 (satu milyar limaratus juta rupiah) dan kerugian berupa pembayaran
jasa Advokat sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) selaku Kuasa Hukum
PENGGUGAT dalam mengajukan gugatan aquo untuk mempertahankan hak
PENGGUGAT atas tanah/lahan lainnya yang memakai pinjam nama TERGUGAT
sebagaimana dijelaskan pada posita angka 7 (a), (c), dan (d) diatas;
22. Bahwa selain kerugian materiil sebagaimana tersebut diatas, PENGGUGAT juga
menderita kerugian immateriil akibat perbuatan melawan hukum TERGUGAT
tersebut berupa antara lain timbulnya perasaan tidak tenang, perasaan dirongrong,
serta perasaan malu akibat difitnah serta dicemarkan nama baiknya oleh TERGUGAT
karena telah dilaporkan ke Poltabes Pekanbaru dan dituduh telah melakukan
penggelapan atas surat tanah yang mana tanah tersebut sebenarnya justru adalah tanah
hasil pengupayaan PENGGUGAT sendiri, yang apabila diperhitungkan dalam jumlah
uang diperkirakan kerugian immateriil tersebut senilai dengan jumlah Rp
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah);
23. Bahwa agar gugatan PENGGUGAT tidak sia-sia (illusoir), maka PENGGUGAT
mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Pekanbaru melalui Majelis Hakim yang
memeriksa dan memutus perkara aquo untuk melakukan sita jaminan (conservatoir
beslaag) terhadap aset berupa sebidang tanah yang terletak di Jalan Todak (Jalan
Gulama) seluas 5000 m2 atas dasar Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 tanggal 10
Juni 1974 yang tercatat atas nama Alfianim (TERGUGAT) yang berbatasan sebelah
Utara dengan tanah tebasan Nasroen, sebelah Selatan dengan tanah Drs.
Basyaroeddin N, sebelah Barat dengan tanah Khalikcs dan sebelah Timur berbatasan
dengan tanah tebasan Nasrun;
24. Bahwa selanjutnya, oleh karena gugatan PENGGUGAT aquo telah didasarkan pada
bukti-bukti yang otentik sebagaimana disyaratkan oleh Pasal 180 HIR, maka
PENGGUGAT mohon dapat kiranya Pengadilan Negeri Pekanbaru melalui Majelis
Hakim yang memeriksa dan memutus perkara aquo menjatuhkan putusan yang dapat
dijalankan terlebih dahulu secara serta merta (uitvoerbaar bij voorraad), meskipun ada
upaya hukum verzet, banding, maupun kasasi;

DALAM POKOK PERKARA:


PRIMAIR:
1. Menerima dan mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;
2. Menyatakan untuk Perbuatan TERGUGAT adalah Perbuatan Melawan Hukum yang
menimbulkan kerugian bagi PENGGUGAT;
3. Menetapkan dan menyatakan secara hukum pemakaian nama TERGUGAT dalam
surat-surat tanah/lahan yang surat-suratnya tercatat atas nama TERGUGAT
sebagaimana tersebut dibawah ini sifatnya adalah hanya pinjam pakai nama, yaitu
atas :
a. Sebidang tanah kebun di wilayah Ring Road/Arengka II Desa/Kelurahan Simpang
Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru (sekarang setempat dikenal dengan
Jalan Mr. MS. Amin, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota
Pekanbaru) tercatat seluas lebih kurang 21.168 m2 didalam Surat Keterangan
Ganti Kerugian Camat No. 172/SK/DBS/1992 atas nama Dra. Alfianim tanggal 4
November 1992;
b. Sebidang tanah/lahan di Jalan Gulama, Desa/Kelurahan Tangkerang Barat,
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5000 m2 tercatat di
dalam Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 atas nama ALFIANIM tanggal 10
Juni 1974;
c. Sebidang tanah/lahan di areal Banca Laweh (sekarang setempat dikenal dengan
areal Jalan Arifin Ahmad, Desa/Kelurahan Sidomulyo Timur Kecamatan
Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru) seluas lebih kurang 9.243 M2 tercatat dalam
Sertipikat Hak Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004 atas nama Dra.
Alfianim dengan Surat Ukur No. 1609/Sp. Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004;
d. Sebidang tanah/lahan diareal Perumdam (sekarang setempat dikenal dengan areal
Jalan Srikandi, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru)
tercatat seluas lebih kurang 15.120 m2 di dalam Surat Keterangan Pemilik Tanah
No. 313/SK/SM/1981 tanggal 28 November 1981 atas nama Dra. Alfianim;
4. Menetapkan dan menyatakan secara hukum hak kepemilikan yang sah atas tanah-
tanah/lahan-lahan tersebut secara hukum meupakan hak PENGGUGAT, yaitu atas :
a. Sebidang tanah kebun di wilayah Ring Road/Arengka II Desa/Kelurahan Simpang
Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru (sekarang setempat dikenal dengan
Jalan Mr. MS. Amin, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota
Pekanbaru) tercatat seluas lebih kurang 21.168 M2 di dalam Surat Keterangan
Ganti Kerugian Camat No. 172/SK/DBS/1992 atas nama Dra. Alfianim tanggal 4
November 1992;
b. Sebidang tanah/lahan di Jalan Gulama, Desa/Kelurahan Tangkerang Barat,
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5000 m2 tercatat di
dalam Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 atas nama ALFIANIM tanggal 10
Juni 1974;
c. Sebidang tanah/lahan di Areal Banca Laweh (sekarang setempat dikenal dengan
areal Jalan Arifin Ahmad, Desa/Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan
Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru) seluas lebih kurang 9.243 m2 tercatat di
dalam Sertipikat Hak Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004 atas
nama Dra. Alfianim dengan Surat Ukur No. 1609/Sp Tiga/2004 tanggal 25
Februari 2004;
d. Sebidang tanah/lahan di areal Perumdam (sekarang setempat dikenal dengan areal
Jalan Srikandi, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru)
tercatat seluas lebih kurang 15.120 M2 di dalam Surat Keterangan Pemilik Tanah
No. 313/SK/SM/1981 tanggal 28 November 1981 atas nama Dra. Alfianim;
5. Menghukum dan memerintahkan kepada TERGUGAT untuk segera mengembalikan
kepada PENGGUGAT surat tanah yang merupakan hal PENGGUGAT yang
meminjam pakai nama TERGUGAT, baik yang saat ini berada dalam penguasaan
TERGUGAT maupun berada dalam penguasaan pihak ketiga lainnya, yaitu berupa
Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 atas nama ALFIANIM tanggal 10 Juni 1974
atas sebidang tanah/lahan di Jalan Gulama, Desa/Kelurahan Tangkerang Barat,
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5000 M2
6. Menghukum TERGUGAT untuk membayar ganti kerugian kepada PENGGUGAT
akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan TERGUGAT, baik berupa ganti
kerugian materiil sebesar Rp 1.600.000.000,00 (satu milyar enamratus juta rupiah)
maupun ganti kerugian immateriil sebesar Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah);
7. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslaag) yang dimohonkan
PENGGUGAT dalam perkara ini;
8. Menghukum TERGUGAT untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara
ini;
9. Menyatakan putusan dapat dijalankan terlebih dahulu (uitvoerbaar bij voorraad)
meskipun ada upaya hukum verzet, banding, maupun kasasi.

SUBSIDAIR
Atau apabila Ketua Pengadilan Negeri Pekanbaru melalui Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara aquo berpendapat lain, mohon kiranya dapat
memberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa Kuasa Penggugat pada tanggal 12 Agustus 2008 telah
mengajukan perubahan gugatan. Adapun perubahan gugatan dimaksud pada dasarnya
hanya menyangkut redaksi bahasa/kalimat didalam posita gugatan terlebih dahulu,
sebagai berikut:
I. Perubahan redaksi bahasa/kalimat pada posita angka 14, sebelumnya tercantum posita
sebagai berikut :
”Bahwa pada saat itu tentu saja PENGGUGAT sangat terkejut mendapatkan fakta
bahwa adik perempuan satu-satunya yang paling disayang PENGGUGAT ke Polisi
demi untuk merampas tanah yang pada dasarnya bukan hasil pengupayaanya, yang
kebetulan saja suratnya tercatat atas namanya dengan cara pinjam pakai nama semata,
dan akibatnya karena tekanan Penyidik Poltabes pada waktu itu terpaksa
PENGGUGAT menyerahkan Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 tersebut kepada
TERGUGAT melalui Penyidik Poltabes Pekanbaru;”
Kemudian dirubah redaksi bahasa/kalimatnya menjadi :
”Bahwa pada saat itu tentu saja PENGGUGAT sangat terkejut mendapatkan fakta
bahwa adik perempuan satu-satunya yang paling disayangi PENGGUGAT begitu
tega melaporkan PENGGUGAT ke Polisi demi untuk merampas tanah yang pada
dasarnya bukan hasil pengupayaannya, yang kebetulan saja suratnya tercatat atas
namanya dengan cara pinjam pakai nama semata, dan akibatnya pada waktu itu
terpaksa PENGGUGAT menyerahkan Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 tersebut
kepada TERGUGAT melalui Penyidik Poltabes Pekanbaru;”
II. Perubahan redaksi bahasa/kalimat pada posita angka 17, sebelumnya tercantum posita
sebagai berikut :
”Bahwa oleh karena PENGGUGAT telah pernah dilaporkan TERGUGAT ke
Poltabes Pekanbaru pada tahun 2007 dan melalui Penyidik Poltabes waktu itu
memaksa PENGGUGAT menyerahkan Surat Keterangan Usaha No. 1644/74
sebagaimana dijelaskan tersebut diatas kepada TERGUGAT, hingga sampai saat ini
diajukannya gugatan aquo surat tersebut masih dalam penguasaan TERGUGAT dan
karenanya jelas TERGUGAT pada dasarnya telah melakukan perbuatan melawan
hukum yang menimbulkan kerugian bagi PENGGUGAT sebagaimana diatur dalam
Pasal 1365 KUHPerdata dimana TERGUGAT telah mengklaim secara sepihak serta
melakukan upaya perampasan tanah/lahan yang bukan hasil pengupayaanya dan
bukan haknyatersebut dengan cara memakai ”perpanjangan tangan dan tekanan dari
Penyidik Poltabes Pekanbaru” yang telah dikondisikan oleh TERGUGAT ataupun
Kuasa Hukumnya kala itu untuk menekan PENGGUGAT menyerahkan Surat
Keterangan Usaha No. 1644/74 tersebut kepada TERGUGAT;”
Kemudian dirubah redaksi /kalimatnya menjadi :
”Bahwa oleh karena PENGGUGAT telah pernah dilaporkan TERGUGAT ke
Poltabes Pekanbaru pada tahun 2007 yang menyebabkan PENGGUGAT terpaksa
menyerahkan Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 sebagaimana dijelaskan tersebut
diatas kepada TERGUGAT, hingga sampai saat ini diajukannya gugatan aquo surat
tersebut masih dalam penguasaan TERGUGAT dan karenanya jelas TERGUGAT
pada dasarnya telah melakukan perbuatan melawan hukum yang menimbulkan
kerugian bagi PENGGUGAT sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata
dimana TERGUGAT telah mengklaim secara sepihak serta melakukan upaya
perampasan tanah/lahan yang bukan hasil pengupayaanya dan bukan haknya
tersebut dengan cara melaporkan PENGGUGAT ke Poltabes Pekanbaru untuk
menekan PENGGUGAT menyerahkan Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 tersebut
kepada TERGUGAT;”
III.Perubahan redaksi bahasa/kalimat pada posita angka 18, sebelumnya tercantum posita
sebagai berikut :
”Bahwa sikap dan tindakan TERGUGAT tersebut baik secara langsung maupun
melalui Kuasa Hukumnya kala itu jelas-jelas telah menimbulkan kerugian materiil
dan immateriil kepada PENGGUGAT karena PENGGUGAT lah yang sebenarnya
yang telah bersusah payah membuka lahan/hutan belukar tersebut bersama-sama
rekanya dan membayar/mengupahkan orang untuk melakukan tebas tebang atas lahan
tersebut, akan tetapi sekarang malah TERGUGAT dengan ’enak’nya dan secara tanpa
hak mengklaim bahwa tanah tersebut merupakan harta bujang TERGUGAT, bahkan
melaporkan dan menuduh PENGGUGAT telah melakukan tindak pidana
penggelapan;”
Kemudian dirubah redaksi bahasa/kalimatnya menjadi sebagai berikut :
”Bahwa sikap dan tindakan TERGUGAT tersebut jelas-jelas telah menimbulkan
kerugian materiil dan immateriil terhadap PENGGUGAT karena PENGGUGAT lah
yang sebenarnya yang telah bersusah payah membuka lahan/hutan belukar tersebut
bersama-sama rekanya dan membayar/mengupahkan orang untuk melakukan tebas
tebang atas lahan tersebut, akan tetapi sekarang malah TERGUGAT dengan
’enak’nya dan secara tanpa hak mengklaim bahwa tanah tersebut merupakan harta
bujang TERGUGAT, bahkan melaporkan dan menuduh PENGGUGAT telah
melakukan tindak pidana penggelapan;”

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Kuasa Tergugat dalam


jawabanya tanggal 27 Agustus 2008telah mengajukan keberatan sebagai berikut :
I. DALAM EKSEPSI
1. GUGATAN KURANG PIHAK
1.1. Gugatan Penggugat kurang pihak karena tidak mengikut sertakan
Penyidik Poltabes Pekanbaru sebagai Tergugat/Turut Tergugat dalam
pekara aquo;
Bahwa gugatan PENGGUGAT ini cacat formil karena kurang lengkapnya
para pihak yang ikut digugat, oleh karena PENGGUGAT dalam posita
gugatanya pada point 14 Alinea terakhir, antara lain telah mendalilkan
”....pada waktu itu terpaksa PENGGUGAT menyerahkan Surat Keterangan
Usaha No.7664/74 tersebut kepada TERGUGAT melalui Penyidik Poltabes
Pekanbaru” ;
Bahwa oleh karena penyerahan surat Keterangan Usaha No. 1664/74
tersebut benar diakui PENGGUGAT diserahkan kepada TERGUGAT
melalui Penyidik Poltabes Pekanbaru dengan demikian berarti surat tersebut
diterima oleh TERGUGAT adalah atas perantara Penyidik Poltabes
Pekanbaru dan bukan TERGUGAT terima secara langsung dari tangan
PENGGUGAT sendiri maka ada hubungan hukum dalam gugatan
PENGGUGAT dalam perkara aquo antara PENGGUGAT dan TERGUGAT
serta pihak Penyidik POLTABES PEKANBARU, dan dengan demikian
pihak Penyidik Poltabes Pekanbaru dalam hal ini seharusnya ikut ditarik
sebagai pihak selaku Tergugat dalam perkara aquo, dan hal tersebut sejalan
dengan yurisprudensi tetap MA-RI No.938.K/Sip/1972 tanggal 30
September 1972;
1.2. Gugatan Penggugat kurang pihak karena tidak mengikut sertakan
Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kota Pekanbaru dan Camat
Tampan Kota Pekanbaru sebagai Tergugat/Turut Tergugat.
Bahwa dalam posita gugatan pada angka 5 s/d 13, PENGGUGAT
mendalilkan persil tanah/lahan-lahan atas nama TERGUGAT adalah milik
dan kepunyaan PENGGUGAT sendiri dan dalam Petitum pada angka 4
PENGGUGAT meminta agar atas persil tanah/lahan-lahan tersebut
ditetapkan dan dinyatakan secara hukum hak kepemilikan yang sah atas
tanah-tanah/lahan-lahan tersebut secara hukum merupakan hak
PENGGUGAT dan oleh karena dalam gugatan ini PENGGUGAT meminta
supaya ditetapkan sebagai pemilik yang sah atas persil tanah/lahan-lahan
tersebut yang mana atas hak atas persil tanah/lahan-lahan yang dituntut
PENGGUGAT antara lain berupa : Sertipikat Hak Pakai No. 616 atas nama
Dra. Alfianim yang dikeluarkan BADAN PERTANAHAN NASIONAL
(BPN) KOTA PEKANBARU dan SURAT KETERANGAN GANTI RUGI
(SKGR) No.172/SK/DSB/1992 tanggal 4 November 1992 atas nama Dra
alfianim yang dikeluarkan oleh CAMAT TAMPAN, PEKANBARU, maka
oleh karena gugatan PENGGUGAT berkaitan dengan hak kepemilikan atas
persil tanah/lahan maka menurut hukum seharusnya BADAN
PERTANAHAN NASIONAL (BPN) KOTA PEKANBARU dan CAMAT
TAMPAN, KOTA PEKANBARU ikut ditarik sebagai pihak
TERGUGAT/TURUT TERGUGAT dalam perkara aquo;
2. PENGGUGAT TIDAK BERKWALITAS SEBAGAI PENGGUGAT DALAM
PERKARA AQUO, KARENA HAK PENGGUGAT ATAS TANAH
SENGKETA TIDAK JELAS.
Bahwa persil tanah/lahan-lahan yang didalilkan oleh TERGUGAT dalam
gugatanya pada posita angka 5 s/d 13 sbagai miliknya dalam- perkara aquo-
adalah tidak benar karena persil tanah/lahan-lahan tersebut adalah dibeli dengan
menggunakan uang orang tua TERGUGAT dan persil tanah/lahan-lahan tersebut
keseluruhan alas haknya adalah atas nama TERGUGAT sehingga tidak jelas apa
dasar dan hak PENGGUGAT untuk mengatakan persil tanah tersebut miliknya
dan oleh karena ketidak jelasan hak PENGGUGAT tersebut maka menurut
hukum dalam hal ini PENGGUGAT tidak berkualitas bertindak sebagai
PENGGUGAT hal ini sejalan dengan jurisprudensi MARI No.565/K/Sip/1973
tanggal 21 Agustus 1974 dan oleh karena itu sudah sepatutnyalah gugatan ini
dinyatakan tidak dapat diterima;
3. GUGATAN PENGGUGAT TIDAK JELAS DAN KABUR (OBSCUUR LIBEL)
Bahwa dalam dalil posita gugatan pada angka 17 PENGGUGAT menyatakan
tidakan TERGUGAT yang melaporkan PENGGUGAT ke Polatabes Pekanbaru
adalah merupakan perbuatan melawan hukum akan tetapi dalam Petitum gugatan
pada angka 4 PENGGUGAT justru meminta ingin ditetapkan dan dinyatakan
sebagai pemilik sah atas tanah-tanah/lahan-lahan yang alas haknya atas nama
TERGUGAT akan tetapi tidak ada satupun dalil gugatan PENGGUGAT baik
dalam Posita maupun Petitum yang meminta dan menyatakan agar keseluruhan
alas hak atas nama TERGUGAT yang dianggap pinjam pakai nama tersebut batal
dan tidak berkekuatan hukum dimana seharusnya apabila PENGGUGAT disatu
sisi ingin ditetapkan sebagai Pemilik sah atas persil tanah/lahan atas nama
TERGUGAT maka secara bersamaan juga harus meminta

II. DALAM POKOK PERKARA


1. Bahwa apa yang telah diuraikan dalam Eksepsi diatas mohon dianggap telah
diulangi serta menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam jawaban pokok
perkara ini;
2. Bahwa TERGUGAT menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil yang diajukan
PENGGUGAT dalam gugatannya kecuali terhadap dalil-dalil yang diakui secara
tegas oleh TERGUGAT;
3. Bahwa benar TERGUGAT adalah adik kandung perempuan satu-satunya dan
merupakan anak paling bungsu/ anak nomor 3 (tiga) dari keluarga orang tua
PENGGUGAT dan TERGUGAT;
Bahwa pengakuan PENGGUGAT dalam dalil posita pada angka 1 yang
menyatakan TERGUGAT adalah adik perempuan satu-satunya yang sangat
disayang seandainya benar quod non pengakuan PENGGUGAT tersebut keluar
dari ketulusan hati dan tentunya sangat TERGUGAT syukuri karena memanglah
begitu seharusnya seorang kakak terhadap adiknya apalagi terhadap adik satu-
satunya perempuan harus bisa mengayomi, akan tetapi faktanya pengakuan
PENGGUGAT tersebut antara ”ucapan” dengan ”tindakan” (das sein das sollen)
tidaklah sama dan menurut TERGUGAT ucapan PENGGUGAT hanya
merupakan ”lip services” saja, agar orang lain melihat bahwa ”seolah-olah”
PENGGUGAT adalah benar abang yang baik karena faktanya pengakuan
PENGGUGAT tersebut ”sejujurnya” bertolak belakang dengan tindakan-tindakan
yang PENGGUGAT lakukan terhadap TERGUGAT selama antara lain yaitu:
3.1. PENGGUGAT pernah menyumpahi TERGUGAT dihadapan orang ramai
dimana pada waktu itu PENGGUGAT dan TERGUGAT sedang melakukan
”survei” atas tanah orangtua PENGGUGAT dan TERGUGAT yang terletak
di Jalan Arifin Ahmad, dengan kata-kata antara lain: ”KUSUMPAH KAU
SUPAYA MUNTAH DARAH”;
3.2. PENGGUGAT pernah datang kerumah TERGUGAT setelah Gugatan
Perbuatan Melawan Hukum ini diajukan oleh PENGGUGAT ke pengadilan
Negeri Pekanbaru dimana pada sat itu TERGUGAT tidak berada dirumah
dan sedang berada di kantor dan dirumah TERGUGAT hanya ada anak
TERGUGAT yang bernama FANRIO dan PUTRI MAYA SARI yang juga
adalah keponakan PENGGUGAT sendiri, dan pada waktu itu
PENGGUGAT ”mencaci maki” serta ”marah-marah” kepada anak-anak
TERGUGAT tersebut dan dengan nada ”mengancam” mengatakan supaya
TERGUGAT segera meninggalkan rumah yang TERGUGAT tempati dan
diami saat ini karena menurut PENGGUGAT rumah tersebut adalah
miliknya dan TERGUGAT tidak berhak tinggal dirumah tersebut”;
Bahwa padahal PENGGUGAT juga mengetahui bahwa semasa hidup
orangtua PENGGUGAT dan TERGUGAT yaitu Almarhum H.Usman serta
Almarhumah Hj.Baisa pernah mengatakan secara lisan bahwa rumah yang
ditempati sekarang diberikan TERGUGAT ; dan kalau abang-abang mu
mau tinggal di rumah ini terimalah dan layani;
3.3. PENGGUGAT pernah datang kerumah TERGUGAT dimana pada waktu itu
suami TERGUGAT tidak berada di rumah dan PENGGUGAT memaksa
TERGUGAT untuk menyerahkan surat tanah milik TERGUGAT berupa
surat keterangan usaha No.1644/74 atas nama ALFIANIM tanggal 10 juni
1974 yang merupakan harta ”bujang” TERGUGAT dan karena
PENGGUGAT pada waktu itu datang dengan nada marah-marah apalagi
yang meminta adalah abang kandung TERGUGAT sendiri dan
TERGUGAT tidak mau bertengkar dengan abang kandung sendiri, maka
dengan sangat terpaksa surat tersebut TERGUGAT ”berikan” kepada
PENGGUGAT dan setelah suasana agak tenang TERGUGAT mencoba
meminta dengan baik-baik agar PENGGUGAT mengembalikan surat
tergugat yang pernah PENGGUGAT ambil tersebut, akan tetapi tetap saja
PENGGUGAT tidak mau memberikan secara baik-baik dan setelah
TERGUAGAT berembuk dengan abang TERGUGAT yang nomor 2 (dua)
Drs.H.Warman akhirnya dengan ”sangat-sangat” terpaksa TERGUGAT
melaporkan PENGGUGAT ke Poltabes Pekanbaru dan setelah itu barulah
PENGGUGAT mengembalikan Surat Keterangan Usaha No.1644/74
tanggal 10 Juni 1974 atas nama ALFIANIM kepada TERGUGAT;
3.4. PENGGUGAT telah mengingkari ”makna kekeluargaan” dari kesepakatan
perdamaian yang telah dibuat oleh PENGGUGAT dan ABANG
TERGUGAT Drs.H.Warman serta TERGUGAT pada tanggal 09 Mei 2007
di Poltabes Pekanbaru, khususnya pada angka 2 dimana isi kesepakatan
tersebut sejujurnya adalah juga merupakan ”keinginan” dari amanah
orangtua PENGGUGAT dan TERGUGAT Almarhum H.Usman dan
Almarhumah Hj.Baisah yang semasa hidupnya menginginkan atas harta
warisan dari orangtua PENGGUGAT dan TERGUGAT pembagianya
adalah sama rata dibagi 3 (tiga) yang masing-masing pihak mendapat
sebesar 33,33 % karena semasa hidupnya orangtua PENGGUGAT dan
TERGUGAT juga tidak pernah membeda-bedakan dan mengistimewakan
antara Anak yang satu dengan Anak yang lain, antara Anak perempuan
dengan anak laki-laki, walaupun TERGUGAT sebagai anak satu-satunya
yang perempuan akan tetapi ”senyatanya” PENGGUGAT tidak rela berbagi
sama banyak dengan TERGUGAT sebagai adik kandung yang
disayanginya, sedangkan Abang no. 2 (dua) Drs.H.Warman walaupun tidak
mengatakan Adik yang disayangi akan tetapi mau rela berbagi sesuai
dengan ”amanah” dari orangtua PENGGUGAT dan TERGUGAT mungkin
saja PENGGUGAT merasa tidak puas dengan apa yang didapatnya dan
supaya bagian harta yang didapat PENGGUGAT lebih banyak maka
PENGGUGAT mengajukan gugatan mal waris atas harta warisan orangtua
PENGGUGAT dan TERGUGAT ke Pengadilan Agama Pekanbaru;
3.5. PENGGUGAT telah ”mengingkari” apa yang disampaikanya dalam
pertemuan pada tanggal 09 Mei 2007 mengetahui tanah/persil/lahan yang
terletak di Jalan Soekarno Hatta seluas 7300 M2 dengan setifikat Hak Milik
No.855 tahun 1981 atas nama pemegang hak H.Usman dimana pada waktu
itu PENGGUGAT telah mengakui bahwa tanah/persil/lahan tersebut adalah
haknya TERGUGAT dan Abang TERGUGAT yang nomor 2 (dua)
Drs.H.Warman karena jauh sebelum itu PENGGUGAT telah mendapatkan
bagianya berupa uang sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dari
orangtua PENGGUGAT dan TERGUGAT;
4. Bahwa benar atas biaya dan usaha keras dari orangtua PENGGUGAT dan
TERGUGAT yang usahanya pada waktu itu adalah Pedagang dan saat itu boleh
dikatakan juga merupakan ”orang berada” maka PENGGUGAT bisa masuk menjadi
Pegawai Negeri Sipil di kantor Pajak Pekanbaru sejak tahun 1964 dan pada waktu itu
semua orangpun mengetahui (notoir feiten) berapa gaji seorang Pegawai Negeri Sipil,
oleh karena itu dalil posita PENGGUGAT pada angka 3 dan 4 ”seolah-olah” ingin
menggambarkan dan ”memperlihatkan” bahwa pada saat itu kondisis PENGGUGAT
sudah sangat ”mapan” dan ”kaya” adalah tidak benar, karena sekalipun pada waktu
itu seandainya benar quod non PENGGUGAT ada membantu biaya
sekolah/pendidikan TERGUGAT akan tetapi yang TERGUGAT ketahui biaya
tersebut adalah biaya dari orangtua PENGGUGAT dan TERGUGAT;
5. Bahwa tidak benar dalil Posita PENGGUGAT pada angka 5 krena persil tanah/lahan-
lahan yang disebutkan PENGGUGAT sejujurnya adalah milik kepunyaan orangtua
PENGGUGAT dan TERGUGAT yang ”pengerjaanya” pada waktu itu tidak hanya
dilakukan oleh PENGGUGAT akan tetapi juga oleh ABANG TERGUGAT
(DRS.H.WARMAN), kedua orangtua PENGGUGAT dan TERGUGAT serta
TERGUGAT sendiri juga ikut membantu, dan sepengetahuan TERGUGAT, Abang
TERGUGAT yang nomor 2 (dua) Drs.H.Warman lah yang lebih banyak berada
dilapangan mengerjakan itu semua, karena PENGGUGAT waktunya banyak tersita
dengan pekerjaan pegawai negerinya mengingat tugasnya sebagai Kepala Sub Sie
MPO (Memungut Pajak Orang);
6. Bahwa tidak benar dalil posita PENGGUGAT pada angka6,7,8,9,10,11 dan 12 karena
persil tanah/lahan yang disebutkan oleh PENGGUGAT tersebut adalah merupakan
milik dari orangtua PENGGUGAT dan TERGUGAT dan dalil posita PENGGUGAT
pada angka 7 b yang diakui oleh PENGGUGAT sebagai miliknya adalah merupakan
harta ”bujang” TERGUGAT yang diberikan oleh orangtua PENGGUGAT dan
TERGUGAT semasa hidupnya kepada TERGUGAT dan seingat TERGUGAT tidak
pernah sekalipun orangtua PENGGUGAT dan TERGUGAT mengatakan bahwa
persil tanah/lahan-lahan tersebut milik PENGGUGAT karena itu ”mengada-ada” dan
”lucu” rasanya apabila PENGGUGAT beralasan, terhadap persil tanah/lahan-lahan
dimaksud hanya PINJAM PAKAI NAMA TERGUGAT SAJA dan seandainya benar
quod non tentu harus ada pembicaraan baik secara lisan maupun tertulis berupa surat-
surat perjanjian atau surat pernyataan yang dibuat oleh PENGGUGAT dan
TERGUGAT yang menyangkut dengan pinjam pakai nama tersebut termasuk hak
yang akan didapatkan oleh TERGUGAT karena namanya dipakai karena apabila
terjadi sesuatu pada persil tanah/lahan dimaksud misalnya seperti ; terbakar atau
diserobot orang maka tentu Resiko pertanggung jawabanya ada pada TERGUGAT
dan bukan pada PENGGUGAT dan oleh karena itu alasan PENGGUGAT pada dalil
posita gugatan pada angka 9 dan 13 selain tidak benar juga ”Lucu” dan tidak patut
diucapkan oleh PENGGUGAT dan bagi TERGUGAT, mau ketika orangtua masih
hidup ataupun sudah Almarhum/Almarhumah akan tetap bersikap hormat dan patuh,
”entahlah” dengan PENGGUGAT pada saat ini mungkin hanya”manut” hanya ketika
kedua orangtua masih hidup karena terbukti sesudah orangtuaPENGGUGAT dan
TERGUGAT sudah tiada + 12 (dua belas) tahun baru PENGGUGAT dengan
”semena-mena” berani mengatakan bahwa semua harta warisan orangtua adalah hak
miliknya sendiri hanya karena disebabkan bahwa denga pekerjaan Pegawai Negeri
Kantor Pajak pada waktu seolah-olah PENGGUGAT lah yang mengusahakan itu
semua entah bagaimana jadinya apabila pada waktu itu PENGGUGAT diangkat jadi
Dirjen Pajak mungkin semua persil tanah yang ada dikota Pekanbaru inipun akan
dikatakan hak miliknya ;
Bahwa seandainya PENGGUGAT ”berani” dan ”gentelment” mengajukan gugatan
ini pada waktu ketika kedua orangtua PENGGUGAT dan TERGUGAT masih hidup
tentu orangtua PENGGUGAT dan TERGUGAT yaitu H.Usman dan Hj.Baisah akan
memberikan kesaksian atas gugatan PENGGUGAT ini sekaligus akan menjawab
secara tuntas ”kelicikan” PENGGUGAT yang mengatakan bahwa atas persil
tanah/lahan tersebut adalah hanya pinjam pakai nama TERGUGAT saja ;
7. Bahwa tidak pernah dalil gugatan pada posita anga 14 yang mengatakan
TERGUGAT tega melaporkan PENGGUGAT ke Poltabes Pekanbaru, justru
seharusnya PENGGUGAT intropeksi diri selaku Abang yang baik mengapa sampai
akhirnya dengan sangat terpaksa TERGUGAT melaporkan perbuatan PENGGUGAT
tersebut itu semta-mata dikarenakan PENGGUGAT yang tidak beriktikad baik
terhadap Adik kandungnya sendiri karena PENGGUGAT sendirilah yang tidak mau
mengembalikan Surat Keterangan Usaha No.1644/74 tanggal 10 Juni 2007 atas nama
ALFIANIM yang telah diambil oleh PENGGUGAT dari rumah TERGUGAT pada
waktu itu, maka akhirnya setelah TERGUGAT berdiskusi dan bertukar fikiran dan
menceritakan semua permasalahan yang terjadi kepada Abang TERGUGAT yang
nomor 2 (dua) Drs.H.Warman dan juga TERGUGAT tidak lupa Sholat memohon
kepada Tuhan agar Tuhan Yang Maha Pengasih mau membukakan hati dan fikiran
Abang TERGUGAT yaitu PENGGUGAT sendiri, maka dengan ”sangat-sangat
terpaksa” akhirnya TERGUGAT mengambil langkah hukum yaitu mengadukan
PENGGUGAT ke POLTABES PEKANBARU pada tanggal 01 April 2007 dengan
Laporan Polisi No.LP/4289K/IV/2007/Reskrim dan baru setelah PENGGUGAT
diperiksa oleh pihak Penyidik Poltabes Pekanbaru akhirnya mengembalikan surat
keterangan usaha No. 1644/74 tanggal 10 Juni 1974 atas nama ALFIANIM kepada
TERGUGAT ;
Bahwa tidak benar dan ”aneh” serta tidak ”etis” dalil posita PENGGUGAT pada
angka 17 yang mengatakn TERGUGATN melalui pihak Penyidik Poltabes Pekanbaru
telah menekan PENGGUGAT dan apa haknya TERGUGAT sehingga bisa meminta
Penyidik Poltabes Pekanbaru untuk menekan PENGGUGAT dan bukankah pada
waktu PENGGUGAT diperiksa oleh Penyidik di Kepolisian juga didampingi oleh
Penasehat Hukumnya?! lalu apa gunanya peran dan fungsi dari Penasehat Hukum
tersebut seandainya benar TERGUGAT masih bisa ditekan oleh TERGUGAT
melalui penyidik Poltabes Pekanbaru?!
8. Bahwa justru tindakan PENGGUGAT yang mengambil Surat Keterangan Usaha No
1644/74 tanggal 10 Juni 1974 atas nama ALFIANIM dari rumah TERGUGAT secara
”paksa” lah yang menurut hemat TERGUGAT merupakan Perbuatan Melawan
Hukum karena tindakan PENGGUGAT tersebut ”nyata-nyata” telah merugikan
TERGUGAT dan karena TERGUGAT merasa dirugikan haknya maka dengan sangat
terpaksa mengambil langkah hukum melalui jalur Pidana yaitu dengan melaporkan
tindakan PENGGUGAT tersebut kepada Polisi dan selanjutnya berkaitan dengan
Laporan TERGUGAT tersebut maka justru adalah keliru dan tidak berdasarkan
hukum apabila PENGGUGAT dalam dalil posita gugatanya pada angka 17
mengatakan bahwa Laporan Polisi No.LP/4289/IV/2007/Reskrim tanggal 01 April
2007 adalah Perbuatan Melawan Hukum, justru upaya hukum yang dilakukan oleh
TERGUGAT dengan melaporkan PENGGUGAT kepada pihak Poltabes Pekanbaru
adalah dalam rangka melakukan PENEGAKAN HUKUM atas tindakan dan
perbuatan semena-mena yang telah dilakukan oleh PENGGUGAT terhadap
TERGUGAT yang mengambil surat tanah yang bukan haknya dari Rumah
TERGUGAT dan faktanya terbukti PENGGUGAT mengakui kesalahanya tersebut
dan PENGGUGAT MENGEMBALIKAN SURAT KETERANGAN USAHA
NO.1644/74 TGL 10 JUNI 1974 ATAS NAMA ALFIANIM KEPADA TERGUGAT
MELALUI PENYIDIK POLTABES PEKANBARU;
Bahwa selanjutnya, surat-surat persil tanah/lahan atas nama TERGUGAT yang saat
ini masih berada dalam ”penguasaan” PENGGUGAT dan sejak diambil oleh
PENGGUGAT dari Rumah TERGUGAT dan sampai saat ini belum dikembalikan
kepada TERGUGAT diantaranya Yaitu :
8.1. Surat tanah yang terletak di Ring Road/Arengka II seluas + 21.168 M2, dengan
alas hak berupa surat Keterangan Ganti Kerugian Camat (SKGR)
No.172/SK/DSB/1992 tanggal 4 November 1992 atas nama Dra.ALFIANIM;
8.2. Surat tanah yang terletak di Areal Banca Laweh, diJln.Arifin Ahmad seluas +
9.243 M2, dengan alas hak berupa Sertifikat Hak Pakai No.616/Simpang Tiga
tanggal 17 Mei 2004 atas nama Dra.ALFIANIM;
8.3. Surat tanah yang terletak di areal Perumdam Jln.Srikandi Desa/Kel.Delima,
Kec.Tampan Kota Pekanbaru, seluas + 15.120 M2 dengan alas hak berupa Surat
Keterangan Pemilik Tanah No.313/SK/SM/1981 tanggal 28 November 1981
atas nama Dra.ALFIANIM;
9. Bahwa tindakan dan perbuatan PENGGUGAT yang masih menguasai surat-surat
tanah TERGUGAT sebagaimana pada angka 8.1 s/d 8.3 diatas serta masih belum mau
mengembalikan kepada TERGUGAT menurut hemat TERGUGAT tindakan
PENGGUGAT tersebut sudah merupakan Perbuatan Melawan Hukum dan
TERGUGAT sebagai adik masih berusaha dengan iktikad baik secara kekeluargaan
meminta kepada PENGGUGAT agar hati PENGGUGAT terbuka dan mau
mengembalikan surat-surat tanah milik TERGUGAT tersebut karena, sejujurnya
TERGUGAT tidak ingin permasalahan ini sampai kepada pihak yang berwajib/Polisi
seperti yang sudah-sudah apalagi mengingat dan mempertimbangkan situasi dan
kondisi kesehatan PENGGUGAT yang sudah mulai menurun, karena pada waktu
PENGGUGAT hendak ditahan oleh penyidik Poltabes Pekanbaru alasan kesehatan
inilah sehingga PENGGUGAT pada waktu itu tidak dimasukkan kedalam tahanan
Polisi;
10. Bahwa oleh karena itu kerugian materiil yang dituntut oleh PENGGUGAT dalam
petitum gugatanya pada posita angka 19,20 dan 21, sebesar Rp. 1.500.000.000,- (satu
milyar lima ratus juta rupiah) ditambah dengan biaya jasa hukum Advokat dalam
mengurus perkara PENGGUGAT yaitu sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta
rupiah) adalah ”mengada-ada” dan karena itu patutlah ditolak dan hal tersebutsejalan
dengan yurisprudensi MARI No.983K/Sip/1973 tanggal 11 September 1975;
Bahwa terhadap tuntutan kerugian Immateriil pada posita angka 22 sebesar Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) adalah terlalu dicari-cari dan mengada-ada dan
justru kalau PENGGUGAT mempunyai rasa malu dan nama baik seharusnya tidak
melakukan perbuatan yang melawan hukum dengan mengambil paksa surat tanah
yang bukan haknya sehingga dengan demikian PENGGUGAT tidak akan berurusan
dengan aparat hukum dan oleh karena itu tuntutan tersebut patutlah ditolak.
Bahwa sebagai adik yang disayangi oleh PENGGUGAT TERGUGAT berharap, tidak
ada dendam dihati PENGGUGAT terhadap TERGUGAT, sama seperti ketika
PENGGUGAT mempidanakan Abang Tergugat yang nomor 2 (dua) Drs.H.Warman
ke Pengadilan pun, tidak merasa dendam kepada PENGGUGAT dan biarlah itu
semua menjadi pembelajaran yang baik bagi PENGGUGAT dikemudian hari dalam
mengisi hari tuanya selaku Abang yang baik dan bertanggung jawab yang mampu
mengayomi Adik-adiknya karena sebagai Adik perempuan satu-satunya TERGUGAT
seharusnya merasa tidak kehilangan orangtua karena masih ada PENGGUGAT
sebagai pengganti orangtua dan dalam kesempatan ini TERGUGAT juga mengetuk
hati nurani PENGGUGAT sebagai Abang agar supaya mau mengembalikan surat-
surat atas nama TERGUGAT yang masih berada dan dikuasai oleh PENGGUGAT,
akan tetapi apabila sikap dan tindakan PENGGUGAT tidak berubah tetap
OTORITER dan merasa ”super” paling berhak dan paling berjasa, maka tentu aka
membuat TERGUGAT menjadi sedih dan prihatin apalagi semua harta yang
ditinggalkan oleh kedua orangtua PENGGUGAT dan TERGUGAT sebenarnya
hanyalah titipan dari ALLAH SWT semata untuk dijaga, dirawat dan dipergunakan
dengan sebaik-baiknya, dan justru dengan tindakan PENGGUGAT yang seperti ini,
akan membuat hidup PENGGUGAT selalu merasa ”kekurangan” dan tidak pernah
merasa puas;
11. Bahwa terhadap tuntutan sita jaminan (conservatoir beslaag) juga haruslah ditolak
karena sangat tidak beralasan;
12. Bahwa terhadap tuntutan agar Pengadila menjatuhkan putusan serta merta
(uitvoerbaar bij vooraad) juga haruslah ditolak karena tidak sesuai dengan SEMA
No.03 Tahun 1978 tanggal 01 April 1978;
I. DALAM EKSEPSI
1. Menerima serta mengabulkan Eksepsi TERGUGAT;
2. Menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima;

II. DALAM POKOK PERKARA


1. Menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;
2. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar seluruh biaya dalam perkara
ini;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatanya Kuasa PAENGGUGAT telah


mengajukan bukti surat-surat yang telah bermaterai secukupnya dan telah dicocokkan
dengan aslinya, kecuali bukti P2, P18, P19, P23 yang tidak ada aslinya.
1. 1 (satu) berkas SURAT KETERANGAN No. 172/SK/DSB/1992 tanggal 4 November
1992 tercatat atas nama Dra. Alfianim yang merupakan surat keterangan kepemilikan
tanah PENGGUGAT Yang menjamin pakai nama TERGUGAT atas tanah yang
terletak di RT. 04 RW. 01 Kelurahan/Desa Simpang Baru, Kecamatan Tampan
dengan luas kurang lebih sebesar 21,168 M2 yang berbatas sempadan di sebelah
Utara berbatas dengan tanah Sdr. Tukimin dengan ukuran 141 M, di sebelah Selatan
berbatas dengan tanah Sdr. Drs. Warman (dipinjam namanya oleh PENGGUGAT)
dengan ukuran 148 M disebelah Barat berbatas dengan tanah Sdr. T.
Sinambeladengan ukuran 140 M, dan disebelah Timur berbatas dengan tanah
Kaplingan dengan ukuran 275 M (Bukti P-1)
Catatan : Di surat tersebut dijelaskan bahwa ;
1) Tanah tersebut berasal dari Drs.Alfian (PENGGUGAT);
2) Pada Sceet Kaart tanah tertanggal 7 Februari 1988 yang merupakan lampiran dan
dasar hukum keterangan tersebut menjelaskan gambar situasi sebidang tanah yang
harus ditegaskan atas nama Rustam Nasution/Drs.Alfian Cs.; serta
3) Surat Keterangan Kesaksian tertanggal 4 November 1992 yang menegaskan
melalui kesaksian H. Naimar, H. Gudang, dan Sulaiman Dt. Ketiganya berani
diangkat sumpah menyatakan bahwa sebidang tanah yang terletak di RT. IV RW.
01 Desa Simpang Baru Kecamatan Tampan memang dikuasai dan dimiliki oleh
ALFIAN (PENGGUGAT) yang dikuasainya dengan jalan tebas tebang pada
tahun 1979;
Dari informasi tersebut, jelas semakin membuktikan dan menunjukkan bahwa
tanah tersebut jelas merupakan pengupayaan PENGGUGAT bersama rekan-
rekanya yang kemudian untuk menghindarkan hambatan dalam pengurusan surat-
surat tanah tersebut ke BPN (1 orang memiliki tanah tidak boleh lebih dari 2
Hektar dalam 1 surat), maka PENGGUGAT meminjam nama TERGUGAT untuk
dipakai di dalam surat tanah a quo;
2. Foto copy 1 (satu) berkas SURAT KETERANGAN USAHA No. 1644/74 tanggal 10
Juni 1974 tercata atas nama Alfianim, umur 15 tahun, pekerjaan ikut orang tua tempat
tinggal di Jalan Semar Pekanbaru; (Bukti P-2)
Catatan : Dari identitas TERGUGAT yang tercantum pada surat No. 1644/74 tersebut
jelas terlihat usia TERGUGAT pada waktu itu 15 tahun dan Pekerjaan ikut orang tua,
sehingga secara logika tentunya tidak masuk akal apabila TERGUGAT mendalilkan
bahwa tanah tersebut merupakan harta bujang TERGUGAT yang diperoleh
TERGUGAT dengan cara tebas tebang, jelas tidak mungkin dan jelas dalil tersebut
tidak benar;
3. 1 berkas SERTIPIKAT HAK PAKAI No. 616/SIMPANG TIGA tanggal 17 Mei 2004
tercatat atas nama Dra. Alfianim atas sebidang tanah seluas 9.243 M2 yang terletak di
Desa/Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Riau
dengan Surat Ukur No. 1609/Simp.Tiga 2004 tanggal 25 Februari 2004; (Bukti P-3)
Catatan : Dasar diterbitkanya sertipikat tersebut adalah Surat Keterangan Pemilikan
Tanah No. 202/PPAT/SH/1984 tanggal 18 Maret 1981, artinya pada waktu perolehan
tanah tersebut TERGUGAT baru berusia 20 tahun dan masih mahasiswa. Tentunya
dari segi ekonomi pun TERGUGAT pada saat itu sama sekali belum memungkinkan
untuk membayar/mengupahkan orang merambah/ menebas tebang hutan. Sedangkan
PENGGUGAT pada saat itu justru telah mampu karena telah bekerja sebagai
Pegawai Negeri Sipil dan PENGGUGAT bersama-sama rekan PENGGUGAT
melakukan tebas tebang hutan perawan di daerah Jalan Todak/Gulama atau setempat
dikenal juga dengan daerah Gandaria; oleh karena adanya larangan satu orang
memiliki tanah lebih dari 2 Ha dalam satu surat, maka ketika itu PENGGUGAT
meminjam pakai nama adik-adiknya dalam surat-surat tanah tersebut, termasuk
TERGUGAT, yang sayangnya ketika itu tidak terpikir untuk memakai perjanjian
ataupun pernyataan mengingat yang dipakai namanya adalah adik kandung
PENGGUGAT sendiri;
4. 1 (satu) berkas SURAT KETERANGAN PEMILIK TANAH No. 313/SK/SM/1981
tanggal 28 November 1981 tercatat atas nama ALFIANIM umur 20 tahun, pekerjaan
mahasiswa, beralamat di Jalan Nangka No. 2 Pekanbaru; (Bukti P-4)
Catatan : Dari identitas TERGUGAT yang tercantum pada surat No.
313/SK.SM/1981 tersebut jelas terlihat usia TERGUGAT pada waktu itu masih 20
tahun dan pekerjaan mahasiswa, sehingga secara logika tentunya tidak masuk akal
apabila TERGUGAT mendalilkan bahwa tanah tersebut merupakan harta bujang
TERGUGAT yang diperoleh TERGUGAT dengan cara tebas tebang, jelas tidak
mungkin dan jelas dalil tersebut tidak benar;
5. 1 (satu) lembar kwitansi (Tanda Terima Uang) sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta
rupiah) dari Drs. ALFIAN kepada H. Syamsuddin tertanggal 21 Maret 1981 untuk
pembayaran pembelian sebidang tanah seluas 8 (delapan) Ha di Jalan Kulim, Km. 16
Pekanbaru/ Kabupaten Kampar; (Bukti P-5)
Catatan : Kwitansi tersebut jelas menunjukkan secara faktual, tegas, dan konkret serta
berdasar hukum bahwa PENGGUGAT lah yang pernah membeli sebidang tanah yang
dulu dikenal sebagai Jalan Kulim Km. 16, sekarang setempat dikenal dengan Jalan
Srikandi/Kel. Delima dan sebagian termasuk tanah yang ada di Ring Road (Arengka
II);
6. 1 (satu) lembar Kwitansi (Tanda Terima Uang) sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu
rupiah) dari Drs. ALFIAN kepada H Syamsuddin tertanggal 20 April 1981 untuk
pembayaran pembelian sebidang tanah di ujung Jalan kulim; (Bukti P-6)
Catatan : Kwitansi tersebut jelas menunjukkan secara faktual, tegas, dan konkret serta
berdasar hukum bahwa PENGGUGAT lah yang pernah membeli sebidang tanah yang
dulu dikenal sebagai Jalan Kulim sekarang setempat dikenal dengan Jalan
Srikandi/Kel. Delima dan sebagian termasuk tanah yang ada di Ring Road (Arengka
Ii);
7. 1 (satu) lembar Kwitansi (Tanda Terima Uang) sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu
rupiah) dari Drs. ALFIAN kepada H. Syamsuddin tertanggal 12 April 1981 untuk
pembayaran voorscot pembelian sebidang tanah kebun Kulim seluas 20 (dua puluh)
Ha di Banjar Kulim, RW.IV RT.II Kulim; (Bukti P-7)
Catatan : Kwitansi tersebut jelas menunjukkan secara faktual, tegas, dan konkret serta
berdasar hukum bahwa PENGGUGAT lah yang pernah membeli sebidang tanah yang
dulu dikenal sebagai Kebun Kulim di Banjar Kulim RW. IV RT. II Kulim; setempat
dikenal sebagai daerah Ring Road (Arengka II);
8. 1 (satu) lembar Kwitansi (Tanda Terima Uang) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu
rupiah) dari Drs. ALFIAN kepada G. Siregar tertanggal 9 Maret 1981 untuk
pembayaran voorscot biaya pengukuran 8 (delapan) persil tanah berlokasi di daerah
Kampar; (Bukti P-8)
Catatan : Kwitansi tersebut jelas menunjukkan secara faktual, tegas, dan kokret serta
berdasar hukum bahwa PENGGUGAT aktif mengupayakan dan memelihara tanah-
tanah nya yang dahulu termasuk dalam wilayah Kabupaten Kampar, sekarang masuk
wilayah Kota Pekanbaru;
9. Surat Pernyataan dari Drs.ALI MANDAN, S.U. tertanggal 19 Mei 2008; (Bukti P-9)
10. Surat Pernyataan dari JUMADI tertanggal 19 Mei 2008; (Bukti P-10)
11. Surat Pernyataan MANSYAI tertanggal 19 Mei 2008; (Bukti P-11)
12. Surat Pernyataan TOHAJI tertanggal 21 Mei 2008; (Bukti P-12)
13. Surat Pernyataan SAKIMUN HS tertanggal 21 Mei 2008; (Bukti P-13)
14. Surat Pernyataan SUTIYAH tertanggal 19 Mei 2008; (Bukti P-14)
15. Surat Pernyataan MISLAN tertanggal 19 Mei 2008; (Bukti P-15)
16. Surat Pernyataan MISGIRAN tertanggal 19 Mei 2008; (Bukti P-16)
17. Surat dari Kantor Hukum Fahermal, SH & Rekan No. 269/FR/III/2007 tertanggal 8
Maret 2007 perihal PEMBERITAHUAN; (Bukti P-17)
Catatan : Melalui surat tersebut Fahermal, SH dan Poltak, SH selaku Kuasa Hukum
TERGUGAT dan Drs.H.Warman ketika itu memberitahukan kepada PENGGUGAT
dan TERGUGAT dan Dr. WARMAN antara lain telah mencabut surat kuasa
tertanggal 12 Juli 2004 dan juga mencabut kembali SURAT PERNYATAAN
tertanggal 12 Juli 2004 Beserta Lampiran-lampiranya, yaitu Surat pernyataan tanggal
29 Agustus 1982, Surat Persetujuan Bersama tanggal 3 Agustus 1982, dan 1 (satu)
invenstaris harta tertanggal 4 Juli 2004 (4 lembar) dengan lampiran 32 lembar,
sekaligus menyatakan dan menegaskan bahwa dengan telah dicabutnya surat-surat
tersebut maka secara hukum TERGUGAT dan Drs. Warman menyatakan surat-surat
tersebut tidak berlaku lagi/batal dengan segala akibat hukumnya terhitung sejak
ditanda tanganinya surat pencabutan tersebut, yaitu sejak tanggal 1 Maret 2007;
18. Foto copy Surat Pernyataan tentang Pencabutan Surat Kuasa tertanggal 12 Juli 2004
dan Surat Pernyataan Ahli Waris tertanggal 12 Juli 2004 (Bukti P-18)
Catatan : Dengan dikeluarkannya Surat Pernyataan tersebut oleh TERGUGAT dan
Drs. WARMAN yang notobene adalah adik-adik kandung PENGGUGAT, maka jelas
terhitung sejak ditandatanganinya Surat Pernyataan tersebut yaitu tanggal 1 Maret
2007, TERGUGAT dan Drs. WARMAN menyatakan mencabut Surat Kuasa
tertanggal 12 Juli 2004 dan SURAT PERNYATAAN tertanggal 12 Juli 2004 Beserta
Lampiran-lampirannya, yaitu SURAT PERNYATAAN tanggal 29 Agustus 1982,
SURAT PERSETUJUAN BERSAMA tanggal 31 Agustus 1982, dan 1 (satu)
inventaris harta tertanggal 4 juli 2004 (4 lembar) dengan lampiran 32 lembar,
sehingga dinyatakan secara hukum menjadi tidak berlaku lagi/batal dengan segala
akibat hukumnya;
19. Foto copy Surat dari Law Firm Heryanty Hasan, SH., MH & Partners No.
078/HHP/IV/2007 tertanggal 13 April 2007 Perihal Pemberitahuan; (Bukti P-19)
Catatan : Melalui surat dari kuasa Hukumnya tersebut, PENGGUGAT
memberitahukan kepada TERGUGAT dan Drs. Warman bahwa PENGGUGAT telah
mencabut Kesepakatan yang telah dituangkan dalam Surat Inventaris tertanggal 13
Agustus 1998 dan sekaligus menyatakan dengan dicabutnya Surat tersebut maka
secara hokum menjadi batal dan tidak berlaku lagi dengan segala akibat hukumnya
terhitung sejak ditandatanganinya surat pencabutan tersebut;
20. Surat Pernyataan Tentang Pencabutan Surat Inventaris Harta tanggal 13 Agustus
1998; (Bukti P-20)
Catatan : Surat tersebut diatas dibuat oleh PENGGUGAT dalam rangka menanggapi
dan menindak lanjuti Surat Pernyataan Pencabutan yang telah dibuat sebelumnya
tertanggal 1 Maret 2007 oleh TERGUGAT dan Drs. Warman atas Surat Kesepakatan
tanggal 12 Juli 2004 beserta lampiran-lampiranya yaitu Surat Pernyataan tanggal 29
Agustus 1982 dan Surat Persetujuan Bersama tanggal 31 Agustus 1982;
21. Surat Pernyataan dari Drs. ALFIAN (PENGGUGAT) tertanggal 24 April 2007;
(Bukti P-21)
Catatan : Surat Pernyataan ini merupakan tanggapan dan persetujuan PENGGUGAT
atas Surat Pernyataan TERGUGAT dan Drs. Warman tentang Pencabutan Surat
Kuasa tertanggal 12 Juli 2004 dan Surat Pernyataan tanggal 29 Agustus 1982 dan
Surat Persetujuan Bersama tanggal 31 Agustus 1982. dengan telah disetujui dan
disepakatinya pencabutan Surat Pernyataan Ahli Waris tertanggal 12 Juli 2004
beserta lampiran-lampiranya tersebut, maka jelas secara hukum surat-surat
kesepakatan tersebut menjadi tidak berlaku lagi, begitu pula dengan surat inventaris
harta tertanggal 13 Agustus 1998 juga menhadi tidak berlaku lagi;
22. Surat Panggilan Polisi No. Pol. : Spgl/842/IV/2007/Reskrim tertanggal 13 April 2007
terhadap PENGGUGAT atas laporan TERGUGAT yang melaprkan PENGGUGAT
telah melakukan tindak pidana penipuan dan atau penggelapan dalam keluarga;
(Bukti P-22)
Catatan : Tindakan TERGUGAT yang melaporkan PENGGUGAT ke Pltabes
Pekanbaru inilah yang membuat hati PENGGUGAT selaku abang yang telah
mendidik dan menyekolahkan serta menyayangi TERGUGAT sepenuh hati selama
ini terasa sakit dan kecewa sekali;
23. Foto copy Surat Perintah Penangkapan No. Pol. : Kap/928/IV/2007/Poltabes tanggal
28 April 2007; (Bukti P-23)
24. Foto copy Surat Perintah Pelepasan Tersangka No. Pol. : Sp.Kap/ -
a/IV/2007/Reskrim tanggal 28 April 2007; (Bukti P-24)
25. Foto copy Surat Keterangan Penyelesaian Perkara No. Pol.
S.Tap/94/VIII/2007/Reskrim tanggal Agustus 2007; (Bukti P-25)
26. Kwitansi Pembayaran Biaya Jasa Hukum advokat selaku Kuasa Hukum Drs. H.
Alfian dalam menghadapi persoalan hukum dengan TERGUGAT untuk penanganan
perkara pidana Rp. 50.000.000,- (limapuluh juta rupiah) tertanggal 15 April 2007 dan
penanganan perkara perdata sebesar Rp. 50.000.000,- (limapuluh juta rupiah)
tertanggal 1 Juli 2008; (Bukti P-26)
27. Foto copy Surat Pernyataan dari H. MAWARDI AR tentang pencabutan pernyataan
yang telah di9tanda tanganinya tertanggal 21 Oktober 2008; (Bukti P-27)
28. Foto copy Surat Pernyataan dari YA’KUB tentang pencabutan pernyataan yang telah
di9tanda tanganinya tertanggal 21 Oktober 2008; (Bukti P-28)
Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti surat-surat tersebut diatas, Kuasa
Penggugat juga mengajukan saksi-saksi yang setelah bersumpah memberikan keterangan
sebagai berikut :
1. JUMADI
Bahwa saksi tahu masalah Penggugat dan Tergugat, yaitu masalah tanah di Jalan
Todak, mereka kakak beradik mengaku saling punya, luas dasarnya lebih kurang 12
Ha, dulu disebut Jalan Rawabangau.
Bahwa setahu saksi, tanah itu milik Penggugat, karena saksi yang mengerjakan
penebasan hutan, membuat parit dan mengukur tanah tersebut.
Bahwa setahu saksi, Penggugat mendapatkan tanah tersebut dengan cara membeli
pada tahun 1973.
Bahwa saksi ingat batas-batas tanah tersebut, yaitusebelah barat Komplek DPR,
sebelah selatan denga Kantor Pajak, sebelah Timur dengan perumahan masyarakat
dan sebelah Utara dengan perumahan penduduk juga.
Bahwa pada waktu itu Penggugat membuka lahan disitu bertiga yaitu, Penggugat,
Basaruddin Nur (Dosen UNRI) dan Pak Muslim (Panitera Pengadilan Negeri
Pekanbaru).
Bahwa saksi melakukan tebas tebang di tanah tersebut dan mengerjakan dari tahun
1973 s/d tahun 1979.
Bahwa tanah itu sebagian besar tidak ditanami apa-apa, karena tanahnya rawa, tapi
bagian depan ada di tanami nenas.
Bahwa Penggugat tidak sering kesana, karena saat itu sudah tugas di Rengat,
sedangkan P.Warman dan B.Alfianim masih sekolah.
Bahwa saksi juga menebas rumput lalang tanah Penggugat yang di Jalan Lobak.
Bahwa saksi tidak tahu atas nama siapa dibuat surat tanah tersebut, tetapi dibuat
sekitar tahun 1974-1975.
Bahwa terakhir kali saksi melihat tanah itu tahun 1979, tapi 2 bulan yang lalu saksi
diajak Penggugat jalan-jalan melihat tanah itu.
Bahwa saksi melakukan tebas tebang 12 Ha itu milik 3 orang, yaitu Penggugat,
Basaruddin, dan Muslim.
Bahwa sekarang tanah Penggugat yang dijalan Todak masih ada 6 Ha, sedang tanah
yang dijalan Lobak katanya dari Ali Marsudi dia beli, tanah lainnya ada di Jalan
bakti, tapi saksi tidak tahu letaknya.
Bahwa yang membayar upah saksi saat itu adalah Penggugat, sedangkan P.Warman
atau B.Alfianim tidak pernah melakukan pembayaran upah.
Bahwa benar, Penggugat kerjanya jauh diluar daerah, kalau saksi butuh uang,
Penggugat berpesan agar minta dulu kepada P.Muslim atau P.Basaruddin.
Bahwa mengenai surat-surat tanahnya atas nama siapa, saksi tidak tahu.
Bahwa saksi kenal dengan orangtua Penggugat, dia berkedai di rumah jualan
kebutuhan sehari-hari.
2. MANSAR.
Bahwa saksi tidak kenal dengan Penggugat maupun Tergugat, tetapi ada hubungan
keluarga kakak sepupu dari Penggugat dan Tergugat, kemudian saksi tidak disumpah
namun akan menerangkan yang benar tidak laindari apa yang sebenarnya;
Bahwa benar, saksi tinggal sekampung dengan orang tua Penggugat dan Tergugat,
dan sampai saat ini masih tetap tinggal di kampung.
Bahwa pekerjaan sehari-hari orang tua Penggugat adalah bertani dan berjualan beras
ketika
hari pasar, dan keadaan ekonominya sederhana saja cukup untuk makan.
Bahwa orang tua Penggugat pindah ke Pekanbaru, karena dibawa Penggugat ke
Pekanbaru dan kemudian berjualan alat-alat bangunan.
Bahwa saksi tidak pernah dengar orang tua Penggugat jual sawah, atau jualan kerbau
untuk modal jualan di Pekanbaru.
Bahwa sepengetahuan saksi, kepribadian Penggugat sangat baik dan suka menolang
orang.
Bahwa setahu saksi, Alfianim sekolah di Rengat ikut Abangnya (Penggugat).
Bahwa setelah pindah ke Pekanbaru orang tua Penggugat tinggal di Jalan Nangka da
setahu saksi kehidupannya biasa hanya cukup-cukup makan.
Bahwa saksi sering ke Pekanbaru berkunjung ke rumah orang tua Penggugat.
Bahwa saksi pernah bertemu Alfianim di rumah orang tuanya di Pekanbaru.
3. TOHAJI
Bahwa saksi tahu hubungan antara Penggugat dengan Tergugat sebagai Abang adik.
Bahwa mereka bersengketa masalah tanah di Jalan Arifin Ahmad, dulu namanya
Banca Laweh.
Bahwa setahu saksi, itu tanah milik Pak Alfian (Penggugat), karena saksi jga
membuka hutan berdampingan/sebelah tanah tersebut, yaitu di sebelah Selatannya.
Bahwa Penggugat mendapatkan tanah tersebut dengan cara menebas hutan pada
waktu itu ada sekira 20 Ha, diupahnya orang-orang untuk mengerjakannya.
Bahwa lama membuka hutan itu kurang lebih 4 tahun.
Bahwa menurut cerita Pak Alfian (Penggugat) tanah tersebut surat-suratnya ada
dibuat atas nama saudara-saudaranya dan juga atas nama orang tuanya karena dalam
satu surat tidak boleh lebih dari 2 Ha.
Bahwa ada 6 (enam) nama dibuat atas surat tanah tersebut.
Bahwa setahu saksi, tanah yang sisa ada kurang lebih 6 Ha.
Bahwa saksi tidak kenal dengan orang tua Penggugat.
Bahwa dulu P.Alfian (Penggugat) kerja di Kantor Pajak, satu kantor dengan saksi.
Bahwa mengapa tidak satu surat saja dibuat surat tanah tersebut, karena pada tahun
1973 ada Peraturan dari Camat menyatakan, bahwa siapa yang membuka hutan,
dalam 1 Surat tidak boleh lebih dari 2 Ha, karena tanah P.Alfian (Penggugat) ada 20
Ha, maka dia pinjam nama adik-adiknya dan orang tuanya.
Bahwa jabatan Penggugat pada tahun 1973 sudah Kasubsi (Kepala Sub Seksi),
sehingga menurut saksi dengan jabatan Kasubsi tersebut, Penggugat sanggup
mengupah orang mengerjakan tanah seluas itu.
Bahwa selain di Banca Laweh, masih ada tanah Penggugat ditempat lain, yaitu di
Jalan Todak dan di Jalan Lobak.
Bahwa P.Alfian pernah cerita, bahwa ia pernah diadukan adiknya ke Polisi, karena
masalah tanah warisan peninggalan orang tuanya.
Bahwa tempat tinggal saksi dengan tempat tinggal Penggugat jaraknya + 6 Km.
Bahwa tanah yang ditebas Penggugat sekitar 16-20 Ha, tapi tidak bisa dibuat
suratnya, karena ada peraturan camat Siak Hulu yang menyatakan, seseorang yang
menebas hutan/ yang memiliki tanah, 1 surat tidak boleh melebihi 2 Ha. Bahwa jadi
itulah alasanya maka Pal Alfian memakai nama adiknya dan nama orang tuanya pada
surat tanah itu.
4. MISGIRAN
Bahwa setahu saksi masalah Penggugat dan Tergugat sehingga dihadapkan dalam
persidangan ini adalah masalah tanah di Srikandi dan Jalan Ring Road Arengka.
Bahwa tanah 1987 saksi pernah ikut menebas hutan di Jalan Srikandi bersama abang
ipar saksi yang bernama Tugimin, karena Tugimin disuruh oleh Pak Alfian mencari
orang untuk menebas lahan miliknya
Bahwa yang bekerja menebas orang banyak, karena tiap hari berubah orangnya
kadang 5 orang, kadang 4 orang, kadang 7 orang jadi tidaj tentu.
Bahwa pada waktu itu yang memberi upah saksi adalah P. Alfian melalui abang ipar
saksi Tugimin.
Bahwa saksi juga ikut tebas hutan di Jalan Ring Road Arengka dan yang menjaga
tanah itu abang ipar saksi Tugimin sampai tahun 2003 dan dibuat pondoknya.
Bahwa saksi pernah dengar peraturan mengenai tanah tidak boleh dimiliki lebih 2 Ha.
Bahwa saksi ikut menebas tanah di Jalan Srikandi dari tahun 1987 sampai tahun 1989
dan menerima upah dari P.Alfian melalui abang ipar saksi Tugimin.
Bahwa saksi kenal dengan P.Usman, karena dikenalkan Pak alfian.
Bahwa terakhir saksi bertemu P.Alfian pada tahun 1989.
Bahwa saksi tidak tahu tanah yang di Jalan Srikandi itu ada suratnya pinjam nama.
5. ALI MANDAN
Bahwa saksi tahu hubungan antara Penggugat dan Tergugat adalah sebagai abang
adik.
Bahwa masalah mereka sehingga dihadapkan dalam persidangan ini, karena
bersengketa mengenai tanah Pak Alfian di Simpang Ardath Jalan Lobak yang
dibelinya dari P.Rahman Saadi luasnya + 3 Ha.
Bahwa saksi tahu, kondisi tanah itu waktu dibeli tahun 1974 sudah berupa semak,
karena saksi juga diajak P.Alfian untuk membeli tanah disitu yang berbatasan di
sebelah Utara, tetapi tidak berbatasan langsung karena ada gang 6 meter namanya
gang Damai, baru tanah saksi.
Bahwa selain disitu, Penggugat juga punya tanah di Jalan Todak yang dibeli bersama
teman kelompoknya, yaitu Basaruddin Nur.
Bahwa benar, waktu itu saksi menjabat sebagai Dekan Fisipol UNRI.
Bahwa saksi tidak tahu kalau P.Alfian ada buat surat tanahnya atas nama adik dan
orang tuanya, yang saksi tahu pada waktu itu ada peraturan tidak boleh orang
memiliki tanah lebih dari 2 Ha dalam satu surat.
Bahwa selain di Jalan Todak dan Simpang Ardath, setahu saksi tanah P.Alfian ada di
daerah Perumdam di Jalan Srikandi dan didaerah Simpang Tiga.
Bahwa saksi kenal P.Alfian pertama kali di Rumbio di kampung saksi, karena
bapaknya dulu pernah tinggal sekampung dengan saksi.
Bahwa pada tahun 1971 saksi pernah kerumah P.Alfian di Pekanbaru, sewaktu saksi
pindah dari Jakarta ke Pekanbaru dan tugas di UNRI, saksi menyewa rumah petak
dibelakang Pom bensin Jalan Sudirman selama beberapa bulan, kemudian saksi
diajak tinggal di rumah P.Alfian dibelakang wisma UNEDO dan disitu saksi bertemu
dengan orang tua P.Alfian.
Bahwa pada waktu itu orang tua P.Alfian belum pindah ke Pekanbaru, karena
P.Alfian baru membangun toko di Jalan Nangka, setelah itu baru orang tuanya diajak
P.Alfian pindah dari kampung ke Pekanbaru dan berdagang bahan bangunan ditoko
yang dibangun P.Alfian.
Bahwa setahu saksi keadaan ekonomi orang tua P.Alfian bukan termasuk orang
kaya/berada.
Bahwa setahu saksi, P.Alfian tidak disekolahkan orang tuanya sampai sarjana, karena
tamat SMA P.Alfian sudah merantau ke Pekanbaru dan bekerja di kantor Pajakdan
dia biayai sendiri kuliahnya sampai sarjana.
Bahwa ukuran gaji PNS pada saat itu sudah besar, karena P.Alfian sudah golongan
III.
Bahwa menurut saksi gaji segitu sudah mampu membeli tanah, membangun toko,
membangun rumah, dan menyekolahkan adik-adik, kalau pandai-pandai
mengaturnya, tapi tidak sekaligus, ya bertahaplah.
Bahwa saksi tidak tahu P.Alfian pernah diadukan ke Polisi karena merampas surat
tanah Alfianim.
Bahwa saksi tidak tahu harga berapa P.Alfian beli tanah di jalan Lobak dan saksi
tidak pernah melihat suratnya.?
Bahwa terakhir kali saksi melihat tanah tersebut tahun 1994.
6. SUTIYAH
Bahwa hubungan Penggugat dengan Tergugat, mereka adalah abang adik.
Bahwa saksi kenal Penggugat dan tergugat dari suami saksi, karena suami saksi yang
bernama Tugimin dulu pernah disuruh Penggugat mencari orang untuk tebas tebang
di tanah Penggugat.
Bahwa pada waktu itu dapat 5 orang untuk bekerja menebas hutan di jalan Srikandi
luasnya + 3 Ha, dan yang membayar upah P.Alfian.
Bahwa selain di Jalan Srikandi, juga dikerjakan tanah di Ring Road Arengka luasnya
+ 12 Ha.
Bahwa benar, setelah dikerjakan, tanah tersebut dijaga suami saksi (Tugimin) sampai
tahun 2003.
Bahwa selama Tugimin menjaga tanah P.Alfian, tidak pernah P.Usman atau
P.Warman atau B.Alfianim yang membayar upahnya.
7. MISLAN
Bahwa setahu saksi hubungan Penggugat dan Tergugat mereka adalah bersaudara,
karena dulu saksi sering datang kerumahnya di jalan Sudirma tahun 1987.
Bahwa sekarang mereka bersengketa masalah tanah di jalan Arengka II, yang setahu
saksi itu tanah milik P.Alfian, karena saksi pernah disuruh mengerjakan, menebas
semak-semak bersama Misgiran.
Bahwa yang menyuruh saksi kerja adalah P.Alfian.
Bahwa selain itu juga membersihkan tanah di jalan Srikandi + 10 Ha yang membayar
upah P.Alfian.
Bahwa benar, saksi pernah membuat surat pernyataan tahun 2008 (Bukti P-15).
Bahwa saksi kenal dengan P.Alfian, karena rumah saksi berdekatan dengan tanah
Alfian, jadi sering disuruh mengerjakan tanahnya.
Bahwa saksi mendengar cerita orang, bahwa pernah Alfian dilaporkan ke Polisi
karena surat tanah.
8. SURATNO
Bahwa saksi tahu hubungan antara Penggugat dengan Tergugat, yaitu hubungan
sebagai abang adik.
Bahwa saksi bekerja yang diupah oleh Penggugat untuk mengerjakan dan merawat
tanahnya sejak tahun 1999 s/d 2008.
Bahwa setahu saksi, tanah Penggugat ada di jalan Arifin Ahmad, di jalan Srikandi, di
jalan Todak, di jalan Arengka dan di jalan Lobak.
Bahwa selain tanah di jalan Arifin Ahmad, semua tanah Penggugat yang mengerjakan
saksi dan yang membayar upah P.Alfian lewat P.Warman, karena waktu itu P.Alfian
masih bekerja diluar Pekanbaru, jadi uangnya dikirim lewat P.Warman.
Bahwa P.Alfian pernah mengatakan, kalau upahnya dikirim lewat P.Warman.
Bahwa saksi tahu, P.Alfian bekerja di Jakarta, tetapi tidak tahu apa pekerjaanya.
Bahwa Penggugat pernah menceritakan, bahwa dia pinjam nama adik-adiknya dan
orang tuanya untuk surat-surat tanahnya.
Bahwa Penggugat menceritakan hal tersebut hal tersebut, sebelum ada konflik dengan
adik-adiknya.
Bahwa saksi tidak pernah minta upah kepada B.Alfianim.
Bahwa saksi pernah dilarang tergugat untuk menguasai tanah tersebut, pada saat mau
bikin kandang kerbau disana tahun 2008.
Bahwa sepengetahuan saksi, tanah tersebut milik Penggugat.
Bahwa seingat saksi, ada 3 sertifikat dibuat Penggugat atas nama Warman, yaitu d
jalan Todak, di jalan Arifin Ahmad, di jalan Arengka sedang sertifikat yang dibuat
atas nama Alfianim ada 2, yaitu di jalan Todak dan di jalan Arifin Ahmad.
Bahwa tanah yang dipecah-pecah itu berada dalam satu hamparan.
Bahwa saksi tidak tanya, kenapa ada beberapa surat pada tanah satu hamparan, karena
saksi sudah tahu bahwa satu surat tidak boleh lebih dari 2 Ha.
Bahwa saksi tidak pernah jumpa Tergugat ditanah itu.
Bahwa saksi melihay sendiri ribut-ribut antara Penggugat dan Tergugat.
Bahwa saksi tahu, Penggugat pernah di panggil Polisi, tetapi tidak tahu apa
masalahnya.
Bahwa saksi tahu tanah ada atas nama Tergugat (Warman dan B.Alfianim) setelah
melihat bundel surat-surat Penggugat, sebelumnya tidak tahu.
Bahwa setahu saksi, Penggugat menetap tinggal di Pekanbaru tahun 2008.
Bahwa benar, pernah datang orang mengganggu mau merebut tanah itu, lalu saksi dan
Warman datang, lalu Warman berkata jangan diganggu, tanah ini milik P.Alfian.
Bahwa benar, salah satu surat tanah yang dijalan Arifin Ahmad ada atas nama
Alfianim, tapi satu hamparan dengan yang lain.
Bahwa saksi tidak tahu di tanah itu ada beberapa surat, yang pasti ada atas nama
Alfian, Warman, Alfianim dan atas nama orang tuanya.
Bahwa di tanah itu tidak ada batas antara tanah Penggugat, tanah Tergugat, dan tanah
orang tuanya.
Bahwa saksi tidak ingat lagi tahun berapa ada serangan dari pihak luar mau
menyerobot tanah tersebut.
9. SAMURI
Bahwa saksi tahu, hubungan antara Penggugat dengan Tergugat yaitu hubungan
abang adik.
Bahwa saksi kenal Penggugat sudah sejak tahun 1979.
Bahwa saksi adalah pekerja yang diupah oleh Penggugat untuk mengerjakan dan
merawat tanahnya sejak tahun 1979 s/d akhir tahun 1982.
Bahwa setahu saksi, tanah Penggugat ada di jalan Arifin Ahmad, dibelakang PTP V,
di Jalan Bakti, di Jalan Srikandi, di Jalan Todak (gulama), di Jalan Arengka dan di
Jalan Lobak.
Bahwa yang membayar upah adalah Penggugat lewat Warman, karena Penggugat
ketika itu masih bekerja di luar Pekanbaru, jadi uangnya dikirim lewat Warman.
Bahwa P.Alfian pernah mengatakan kalau upah saksi dikirim lewat Warman.
Bahwa pernah P.Usman datang ketanah di Jalan Sukarno Hatta bersama-sama dengan
Penggugat.
Bahwa tanah di Jalan Arifin Ahmad hanya ada 1 hamparan.
Bahwa yang menunjukkan batas-batasnya tanah adalah Penggugat.
Bahwa yang melakukan pengukuran adalah BPN tahun 1982.
Bahwa P.Warman pernah datang ketanah itu, tetapi orang tuanya tidak pernah datang.
Bahwa tidak ada patok-patok sebagai tanda batas tanah.
Bahwa sewaktu pengukuran, tidak ada sepadan-sepadan yang datang, tetapi kemudian
kami mendatangi sepadan-sepadan untuk tanda tangan.
Bahwa di tanah itu tidak ada dibuat rumah atau ada tanaman.
Bahwa setelah diukur BPN tahun 1982, saksi masih tetap membersihkan tanah itu
sampai tahun 1983.
Bahwa saksi tidak tahu masalah tanah di Ring Road, tetapi kalau tanah di Jalan Todak
(Gulama) saksi pernah membersihkan. Sedangkan tanah di Banca Laweh saksi tahu,
karena saat pengukuran saksi ikut, Cuma ukuranya lupa.
Bahwa tanah di Jalan Srikandi dibeli Penggugat dari H.Syamsuddin tahun 1982
seluas 10 Ha.
Bahwa saksi bekerja di tanah Penggugat dapat bayaran hanya kalau disuruh bekerja,
yaitu saat Penggugat datang ke Pekanbaru, karena saat itu Penggugat sudah tugas di
Jakarta.
Bahwa sepengetahuan saksi tanah yang saksi kerjakan itu tanah Penggugat, karena
yang menyuruh saksi adalah Penggugat.
Bahwa saksi tidak pernah terima upah dari Tergugat.
Bahwa saksi tidak pernah melihat surat tanah di Jalan Lobak, Cuma pernah dengar
bahwa tanah itu akan dibuat atas nama adik-adiknya, karena tidak boleh satu surat
lebih 2 Ha.
10. SUPRIONO
Bahwa saksi pernah membersihkan tanah Penggugat dari tahun 1994 s/d tahun 1998,
yaitu tanah di Ring Road Jalan Arengka, di Jalan Arifin Ahmad, di Jalan Bakti dan di
Jalan Srikandi.
Bahwa yang membayar upah adalah Penggugat dengan perantaraan Warman, dan hal
itu pernah dikatakan oleh Penggugat, bahwa upah akan dikirim lewat adiknya
Warman.
Bahwa ketika itu Penggugat masih bekerja di Pasuruan (Jawa Timur).
Bahwa saksi mendapat upah bulanan dan juga upah borongan, jadi upah bulanan rutin
sedang upah borongan dibayar saat pekerjaan selesai.
Bahwa saksi tidak pernah berhubungan dengan Alfianimmengenai upah.
Bahwa saksi berasal dari Pacitan dan yang mengajak ke Pekanbaru adalah Penggugat,
Melalui teman saksi yang disuruh untuk mengajak teman ke Pekanbaru.
11. H. NURHADI
Bahwa saksi kenal dengan Penggugat maupun Tergugat, dan ada hubungan keluarga
dengan para pihak yaitu saudara sepupu, sehingga saksi tidak disumpah.
Bahwa Ibu saksi dengan ibu para pihak sebagai kakak adik.
Bahwa nama orang tua Penggugat dan Tergugat, nama Bapaknya H. Usman, dan
nama ibunya Hj. Baisa.
Bahwa setahu saksi pekerjaan H.Usman dan Hj. Baisa sebagai petani dan bukan
orang kaya, kehidupanya sederhana saja.
Bahwa saudara Penggugat ada 3 Orang, yaitu Penggugat, Warman dan Alfianim.
Bahwa saksi tahu hal itu, karena kami berdekatan rumah di kampung dengan orang
tua para pihak.
Bahwa saksi tidak tahu H.Usman beli tanah di sana-sini.
Bahwa setahu saksi Penggugat rajin beli tanah, karena dia sudah punya uang dan dia
bekerja di kantor Pajak.
Bahwa setahu saksi, waktu itu Penggugat belum punya rumah, karena pindah-pindah
tugas antara lain ke Tembilahan ke Asahan, ke Jawa.
Bahwa saksi tidak tahu kalau tanah Penggugat itu ada pakai nama-nama adiknya.
Bahwa benar, orang tua Penggugat pindah ke Pekanbaru dan tinggal bersama
Penggugat.
Bahwa pada saat pindah ke Pekanbaru, adik Penggugat yang bernama Warman masih
SMA dan Alfianim masih SMP.
Bahwa setahu saksi, setelah di Pekanbaru, usaha orang tua Penggugat adalah jual alat-
alat bangunan.
Bahwa yang mengajak orang tua Penggugat pindah ke Pekanbaru adalah Penggugat.
Bahwa sewaktu H.Usman meninggal, saksi tidak pernah dengar atau dari cerita
keluarga, bahwa H.Usman telah membagi-bagi hartanya pada anak-anaknya.
Bahwa Penggugat sekolah sampai sarjana atas biaya sendiri, karena dia sudah
bekerja.
Bahwa setahu saksi yang membiayai sekolah Warman, karena ia ikut
abangnya/Penggugatnya abangnya yang membiayai.
Bahwa toko itu letaknya di Jalan Nangka, dan terakhir saksi kesana tahun 2005.
Bawa toko bangunan itu tidak besar, hanya sekedar saja dan setahu saksi, sekarang
toko itu kosong.
Bahwa saksi pernah ke rumah Penggugat di Jalan Cempedak.
Bahwa kedua orang tua Penggugat meninggal di Jalan Cempedak.
Bahwa setahu saksi, Warman sekolah SMA di Rengat.

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil bantahanya, Kuasa Tergugat


mengajukan bukti surat-surat yang telah bermaterai secukupnya dan telah dicocokkan
dengan aslinya, kecuali bukti T2, T3, T5, T7, T8.,
1. Surat Keterangan Usaha (SKU) No. 1644/74 Tanggal 10 Juni 1974 Atas nama :
ALFIANIM; (Bukti T-1)
Surat ini menunjukkan kepemilikan Tergugat atas sebidang tanah yang terletak
dahulu di RT.III RW.VIII Sidomulyo Ds.Simapang Tiga dan sekarang Jalan Gulama,
Kel.Tangkerang Barat, Kec Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru dimana dahulunya
tanah ini merupakan tanah bujang yang diberikan oleh Orang tua Penggugat dan
Tergugat kepada Tergugat dan saat ini fisik tanah dikuasai oleh Tergugat;
2. Foto copy Surat Laporan Polisi No. Pol : LP/428/K/V/2007/KA.SpK Tanggal 1 April
2007; (Bukti T-2)
Tergugat melaporkan Penggugat kepada Pihak Poltabes Pekanbaru berkaitan dengan
surat kepemilikan Tanah Tergugat yaitu : Surat Keterangan Usaha No. 1644/74
Tanggal 10 Juni 1974 Atas nama Alfianim yang diambil paksa oleh Penggugat dari
tangan Tergugat dan Penggugat akhirnya menyadari kakeliruannya karena telah
mengambil surat tanah yang bukan haknya dan Penggugat telah mengembalikan surat
tanah tersebut kepada yang berhak yaitu Tergugat;
3. Foto copy Surat Keterangan Penyelesaian perkara No. Pol : S.Tap/94/VIII/2007
Reskrim tanggal Agustus 2007 (Bukti T-3)
Karena Penggugat telah mengembalikan surat tanah milik Tergugat yang diambil
secara paksa oleh Penggugat dari dari tangan Tergugat secara sadar dan selanjutnya
karena adanya iktikad baik dari Penggugat untuk menyelesaikan pembagian harta
warisan orangtua Penggugat dan Tergugat secara kekluargaan maka dengan iktikad
baik pula Tergugat mencabut laporan Polisi tersebut;
4. Surat Pernyataan Perdamaian tanggal 9 Mei 2007 yang dibuat dan ditandatangani
oleh Drs. H. Alfian (Penggugat), Drs. H. Warman dan Dra. Hj. Alfianim (Tergugat);
(Bukti T-4)
Atas harta warisan orang tua Penggugat dan Tergugat pada ahli waris telah sepakat
untuk menyelesaikan segala permasalahan secara kekeluargaan dan membagi harta
warisan tersebut dengan sama banyak/sama rata yaitu sebesar 33,33 % (tiga puluh
tiga koma tiga puluh tiga persen/ masing-masing pihak);
5. Foto copy Surat Pernyataan (Keterangan) Tanggal 29 Agustus 1982 dan Surat
Persetujuan bersama Tanggal 31 Agustus 1982; (Bukti T-5)
Surat ini ini dibuat secara keseluruhan menjelaskan harta warisan peninggalan dari
orangtua Penggugat dan Tergugat;
6. Surat Pernyataan Tanggal 01 Maret 2007 dan Surat Pernyataan lanjutan Tanggal 18
Mei 2008; (Bukti T-6)
Bahwa surat ini dibuat pada pokoknya adalah untuk mencabut kembali surat kuasa
tertanggal 12 Juli 2004 yang pernah diberikan Tergugat kepada Penggugat yang
berkaitan dengan pengurusan harta warisan orangtua Penggugat dan Tergugat
sedangkan untuk lampiran-lampirannya pada poin 3 a,b dan c dalam surat pernyataan
lanjutan Tanggal 18 Mei 2008 tetap masih berlaku;
7. Foto copy Surat Pesetujuan Bersama tanggal 31 Agustus 1982 (khususnya poin 5)
(Bukti T-7)
Bukti surat ini ingin menjelaskan bahwa terhadap harta warisan orangtua Penggugat
dan Tergugat atas sebidang tanah kebun jengkol ( + 12 Ha) atas nama Dra. Alfian dan
Drs. Warman sifatnya PINJAM NAMA dengan demikian setiap surat yang sifatnya
Pinjam Nama akan disebutkan dalam suatu surat karena itu pernyataan Penggugat
yang mendalilkan bahwa Tergugat hanya Pinjam Nama atas tanah-tanah tersebut
adalah yang mengada-ada dan tidak bernilai yuridis;
8. Foto copy Sertifikat Hak Pakai No. 616 / Simpang Tiga Tanggal 17 Mei 2004, atas
nama Dra.Alfianim; (Bukti T-
Tanah ini merupakan harat warisan orangtua Penggugat dan Tergugat yang diperoleh
oleh Tergugat dan surat tanah tersebut saat ini masih berada di tangan Penggugat
dimana pada waktu itu surat tanah tersebut telah diminta oleh Penggugat dari tangan
Tergugat bersamaan dengan surat tanah lainnya dan Tergugat sudah mencoba
meminta secara baik-baik akan tetapi tidak diberikan dan apabila tetap juga tidak
diberikan maka dengan sangat terpaksa Tergugat akan melaporkan hal ini kepada
pihak berwajib dalam waktu dekat ini;
9. Foto copy Surat Keterangan Pemilik Tanah no. 313/SK/SM/1981 tanggal 28
November 1981 atas nama Alfianim; (Bukti T-9)
Tanah ini merupakan harta warisan orangtua Penggugat dan Tergugat yang diperoleh
oleh Tergugat dan surat tanah tersebut saat ini masih berada di tangan Penggugat
dimana pada waktu itu surat tanah tesebut telah diminta paksa oleh Penggugat dari
tangan Tergugat bersamaan dengan surat tanah lainnya dan Tergugat sudah mencoba
meminta secara baik-baik akan tetapi tidak diberikan dan apabila tetap juga ikut
diberikan dan apabila tetap juga tidak diberikan maka dengan sangat terpaksa
Tergugat akan melaporkan hal ini kepada pihak berwajib dalam waktu dekat ini;
10. Foto copy Surat Keterangan No. 172/SK/DSB/1992 tanggal 4 November 1992 atas
nama: Dra..Alfianim (Bukti T-10)
Tanah ini merupakan harta warisan orangtua Penggugat dan Tergugat yang diperoleh
oleh Tergugat dan surat tanah tersebut saat ini masih berada di tangan Penggugat
dimana pada waktu itu surat tanah tersebut telah diminta paksa oleh Penggugat dari
tangan Tergugat bersamaan dengan surat tanah lainnya dan Tergugat sudah mencoba
meminta secara baik-baik akan tetapi tidak diberikan dan apabila tetap juga tidak
diberikan maka dengan sangat terpaksa Tergugat akan melaporkan hal ini kepada
pihak berwajib dalam waktu dekat ini;
11. Surat pernyataan dari H.Mawardi AR tanggal 21 Oktober 2008; (Bukti T-11)
Bukti surat ini menerangkan bahwa orangtua Penggugat dan Tergugat yaitu
Almarhum H.Usman dan Almarhumah Hj.Baisa semasa hidupnya adalah orang
berkecukupan ekonomi yang baik;
12. Surat Pernyataan dari Yakub M Tanggal 21 Oktober 2008; (Bukti T-12)
Bukti surat ini menerangkan bahwa orangtua Penggugat dan Tergugat yaitu
Almarhum H.Usman dan Almarhumah Hj.Baisa semasa hidupnya adalah orang
berkecukupan ekonomi yang baik;
Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti surat-surat tersebut diatas,
Kuasa Tergugat juga mengajukan saksi-saksi yang setelah bersumpah memberikan
keterangan sebagai berikut :
1. ROSEFEL
Bahwa sengketa antara Penggugat dan Tergugat adalah masalah harta yang didapat
orang tuanya kedua pihak, yaitu H.Usman dan Hj.Baisa.
Bahwa saksi tinggal sekampung dengan orang tua Penggugat dan Tergugat.
Bahwa menurut saksi, keadaan ekonomi H.Usman dan Hj.Baisa termasuk oramg
kaya, karena mereka tidak beli beras padinya banyak.
Bahwa saksi tidak tahu anak-anak H.Usman dan Hj.Baisa dan tidak kenal dengan
Penggugat dan Tergugat.
Bahwa saksi tahu H.Usman dan Hj.Baisa pindah ke Pekanbaru tahun 1978, tetapi apa
alasan pindah dan atas inisiatif siapa, saksi tidak tahu.
Bahwa saksi tidak tahu, H.Usman dan Hj.Baisa naik haji waktu di kampung atau di
Pekanbaru.
Bahwa saksi tidak tahu harta H.Usman dan Hj.Baisa di kampung, tetapi yang di
Pekanbaru, saksi tidak tahu.
Bahwa di Pekanbaru H.Usman dan Hj.Baisa punya toko jual alat-alat bangunan yang
terletak di jalan Nangka.
Bahwa saksi belum pernah pergi ke toko tersebut, tetapi sering lewat dan melihat
H.Usman disitu.
Bahwa harta H.Usman dan Hj.Baisa di kampung, yaitu lumbung padi ada 3 (tiga),
tanahnya ada di Muntianak.
Bahwa lumbung padi itu penuh berisi.
Bahwa saksi tidak tahu, siapa yang membiayai ana-anak Penggugat dan Tergugat
hingga sampai sarjana.
Bahwa saksi tidak tahu, saat Penggugat dan Tergugat menjadi Sarjana, orang tuanya
sudah tinggal di Pekanbaru atau belum.
Bahwa saksi mengatakan H.Usman dan Hj.Baisa punya lumbung padi 3 (tiga),
berdasarkan cerita orang tua saksi, karena pernah pinjam uang kepada mereka.
Bahwa saksi tidak tahu, H.Usman punya kerbau.
Bahwa tanahnya di kampung ada 3 (tiga) tempat, yaitu dipingir sungai Kampar
luasnya 1,5 Ha jaraknya 2 Km dari rumah, di Muntianak luasnya 2 Ha jaraknya 1 Km
dari rumah, di dekat rumah.
Bahwa rumah H.Usman dan Hj.Baisa di kampung sekarang sudah dibongkar.
2. NAZARUDDIN
Bahwa masalah antara Penggugat dan Tergugat adalah mengenai harta B.Baisa.
Bahwa saksi tahu orang tua Penggugat dan Tergugat, yaitu H.Usman dan Hj.Baisa
mereka tinggal di kampung Penyasawan Kampar.
Bahwa saksi tinggal sekampung dengan H.Usman dan Hj.Baisa, dan menurut saksi
mereka termasuk orang kaya, karena punya lumbung padi 3 (tiga), mewakafkan
Rumah, Sekolah dan Mesjid diatas bukit, punya toko bangunan di jalan Nangka.
Bahwa saat itu hanya orang-orang tertentu yang punya lumbung padi.
Bahwa saksi tidak tahu, H.Usman dan Hj.Baisa punya kebun atau kerbau.
Bahwa saksi tahu masalah Penggugat dan tergugat dari saksi Rosefel.
Bahwa saksi kenal dengan P.Usman semasa hidupnya, pekerjaanya petani.
Bahwa saksi tahu, P.Usman pernah mencangkul tanahnya sendiri.
Bahwa rumah saksi dengan rumah H.Usman dan Hj.Baisa agak dekat.
Bahwa saksi tidak melihat H.Usman dan Hj.Baisa punya kerbau, sapi atau bebek.
Bahwa saksi tidak tahu anak-anak H.Usman dan Hj.Baisa dan tidak kenal dengan
Penggugat dan Tergugat.
Bahwa saksi tidak tahu, H.Usman dan Hj.Baisa naik haji waktu di kampung atau di
Pekanbaru.
Bahwa saksi tahu H.Usman dan Hj.Baisa pindah ke Pekanbaru, tetapi apa alasan
pindah dan atas inisiatif siapa, saksi tidak tahu.
Bahwa saksi tahu harta H.Usman dan Hj.Baisa di kampung, tetapi yang di Pekanbaru,
saksi tidak tahu.
Bahwa saksi dapat cerita dari orang, bahwa di Pekanbaru H.Usman dan Hj.Baisa
punya toko jual alat-alat bangunan.
3. NASRUL
Bahwa saksi dengan ibu saksi pada tahun 1968 pernah datang ke rumah P.Usman
untuk pinjam uang.
Bahwa sejak lahir sampai sekarang tetap tinggal di Rumbio.
Bahwa setahu saksi P.Usman pernah membuat masjid di kampung tahun 2000-2001.
Bahwa setahu saksi P.Usman punya lumbung padi 3 (tiga) buah dan kerbau dan saksi
pernah menjaga bersama dengan penjaga kerbau P.Usman, kira-kira tahun 1966-
1967.
Bahwa menurut saksi rumah P.Usman termasuk cantik di kampung, jadi menurut
saksi termasuk orang kaya.
Bahwa jarak rumah saksi dengan rumah P.Usman + 300 M dan saksi pernah ke
rumah P.Usman.
Bahwa saksi tidak tahu P.Usman punya rumah atau tanah di Pekanbaru.
Bahwa saksi tahu P.Usman pernah bertani mengerjakan sawah, tetapi milik siapa
tidak tahu.
Bahwa saksi penduduk asli di Desa Rumbio, bahwa menurut adat kebiasaan di desa,
apabila seseorang melahirkan anak, jika orang kaya maka tetangga sekitarnya dikirim
nasi dan lauk tanda upacara selamatan, tetapi jika orang miskin hanya upacara
dimandikan saja.
Bahwa setahu saksi waktu itu P.Usman tidak pernah mengirim nasi dan lauk tanda
upacara selamatan kerumah saksi.
Bahwa saksi tidak tahu, apakah P.Usman naik haji sewaktu di kampung atau setelah
di Pekanbaru.
4. KHAIRUL
Bahwa setahu saksi tersiar berita di kampung, P.Alfian menggugat adik-adiknya
masalah harta orang tuanya.
Bahwa sejak lahir sampai sekarang tetap tinggal di Rumbio.
Bahwa setahu saksi P.Usman punya lumbung padi 3 buah, kerbau dan sawah dan
menurut saksi rumah P.Usman termasuk cantik di kampung ukuran 6x10, jadi
menurut saksi termasuk orang kaya.
Bahwa jarak rumah saksi dengan rumah P.Usman + 500 M dan saksi pernah ke
rumahnya ketika berumur 8 tahun.
Bahwa pekerjaan P.Usman ketika masih di kampung, yaitu dengan B.Baisa berjualan
beras di pasar-pasar setiap hari pasar di kakilima.
Bahwa saksi tidak tahu P.Usman punya rumah atau tanah di Pekanbaru.
Bahwa saksi tidak kenal, tapi tahu dengan P.Usman.
Bahwa saksi tidak kenal dengan anak-anak P.Usman, yaitu Alfian, Warman, dan
Alfianim.
Bahwa setahu saksi P.Usman orang Pulau Tinggi sedangkan B.Baisa orang
Penyasawan.
Bahwa lumbung padi P.Usman dibuat setelah kawin.
5. DARU NASIB
Bahwa setahu saksi perkara ini masalah kekayaan P.Usman.
Bahwa setahu saksi P.Usman punya lumbung padi dan sawah, jadi menurut saksi
pada tahun 1965 termasuk orang kaya.
Bahwa pekerjaan P.Usman ketika masih di kampung, yaitu dengan B.Baisa berjualan
beras di pasar-pasar setiap hari di kakilima.
Bahwa saksi tidak tahu P.Usman punya rumah atau tanah di Pekanbaru.
Bahwa saksi tidak kenal ana-anak P.Usman, yaitu Alfian, Warman, dan Alfianim.
Bahwa setahu saksi P.Usman ada membangun masjid dikampung pulau Tinggi.
Bahwa luas sawah P.Usman + ½ Ha.
Bahwa menurur cerita orang tua saksi, yang membeli tanah adalah P.Usman.
Bahwa jarak rumah saksi dengan rumah P.Usman + 1 Km.
Bahwa saksi tidak tahu, apakah P.Usman naik haji sewaktu dikampung atau setelah di
Pekanbaru.
6. NORMAN
Bahwa sedari dulu sampai sekarang, saksi tinggal di kampung Penyasawan Rumbio,
dan mendengar perkara ini masalah harta P.Usman dan B.Baisa.
Bahwa setahu saksi P.Usman termasuk orang kaya.
Bahwa pekerjaan P.Usman ketika masih dikampung, yaitu dengan B.Baisa berjualan
beras di pasar Bangkinang.
Bahwa saksi tahu anak P.Usman ada 3 orang, yaitu Alfian, Warman, dan Alfianim.
Bahwa menurut cerita orang tua saksi, yang membeli tanah adalah P.Usman.
Bahwa jarak rumah saksi dengan P.Usman + 100 m.
Bahwa saksi tidak tahu, apakah P.Usman naik haji sewaktu dikampung atau setelah di
Pekanbaru.
Bahwa banyak kerbau digembala, tetapi tidak tahu kerbau milik siapa.
Bahwa saksi tidak tahu, P.Usman mengadakan acara untuk anak yang baru lahir
semacam akikah.
Bahwa saksi tidak tahu P.Usman punya rumah atau tanah di Pekanbaru.
7. HASAN BASRI
Bahwa setahu saksi, P.Usman dan B.Baisa menikah sudah dalam keadaan mampu.
Bahwa pekerjaan P.Usman ketika masih di Kampung, yaitu dengan B.Baisa berjualan
beras di pasar dan bertani.
Bahwa P.Usman tidak mempunyai lumbung padi.
Bahwa saksi tahu anak P.Usman ada 3 orang yaitu Alfian, Warman, dan Alfianim.
Bahwa luas sawah P.Usman + 2 Ha.
Bahwa saksi sampai sekarang masih tinggal di Penyasawan Rumbio, dan saksi tidak
mendengar masalah harta P.Usman.
Bahwa saksi ikut membangun toko di jalan Semar tahun 1966, pada saat itu P.Usman
belum di Pekanbaru, masih pulang-pulang pergi ke kampung.
Bahwa saksi kenal dengan P.Alfian, karena saksi pernah mampir rumahnya di Rengat
sewaktu saksi jadi Guru dan P.Alfian menjadi pegawai pajak dan saat itu P.Warman
ikut dan disekolahkan P.Alfian.
Bahwa waktu di kampung P.Usman berjualan beras, caranya ada datang motor
menjemput dan mengantar beras ke pasar.
Bahwa pada waktu itu ukuran orang kaya adalah punya sepeda Raleigh (Reli) dan
waktu itu P.Usman punya.
Bahwa saksi tidak tahu mengenai P.Alfian kirim-kirim uang kepada orang tuanya.
Bahwa saksi sebagai Guru hidup susah karena gaji sedikit, dan hampir semua
pegawai seperti itu.
8. HASAN
Bahwa saksi tidak kenal dengan Penggugat dan Tergugat.
Bahwa saksi kenal dengan P.Usman dan B.Baisa karena rumahnya dekat dan setahu
saksi mereka orang yang mampu, karena punya sawah, rumah, kerbau dan berdagang
beras.
Bahwa saksi tidak tahu berapa tempat sawah dan berapa ekor kerbau P.Usman.
Bahwa menurut cerita orang tua saksi, P.Usman jual beras di pasar-pasar.
Bahwa saksi tidak tahu, kapan P.Usman pindah ke Pekanbaru.
Bahwa saksi lahir dan sampai sekarang masih di Penyasawan Rumbio, dan saksi
pernah mendengar ada permasalahan anak P.Usman mengenai harta warisan.
Bahwa saksi tahu keadaan ekonomi P.Usman, yaitu kerja di kampung dan rumahnya
sederhana terbuat dari papan.
Bahwa P.Usman punya sawah, tapi tidak tahu berapa luasnya.
Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan replik tanggal 3 September
2008 dan Tergugat mengajukan Deplik tanggal 17 September 2008 dan selanjutnya telah
mengajukan kesimpulanya masing-masing tanggal 9 Desember 2008.
Menimbang, bahwa akhirnya kedua pihak menyatakan tidak akan
mengemukakan sesuatu lagi dan mohon putusan.
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka segala
sesuatu yang termuat didalam Berita Acara Persidangan perkara ini dianggap merupakan
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini.

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA


DALAM EKSEPSI :
Menimbang, bahwa Tergugat dalam jawabanya telah mengajukan keberatan
(eksepsi) yang pada pokoknya sebagai berikut :
1. Gugatan kurang pihak
- Karena karena tidak mengikut sertakan penyidik Poltabes Pekanbaru sebagai
Tergugat/ Turut Tergugat dalam perkara aquo.
- Karena tidak mengikut sertakan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota
Pekanbaru dan Camat Tampan Kota Pekanbaru sebagai Tergugat/ Turut Tergugat.
2. Penggugat tidak berkwalitas sebagai Penggugat dalam perkara aquo, karena hak
Penggugat atas tanah sengketa tidak jelas
Bahwa persil tanah/lahan-lahan yang didalilkan oleh PENGGUGAT dalam gugatanya
pada posita angka 5 s/d 13 sebagai miliknya dalam perkara aquo- adalah tidak benar
karena persil tanah/lahan-lahan tersebut adalah dibeli dengan menggunakan uang
orang tua TERGUGAT dan persil tanah/lahan-lahan tersebut keseluruhan alas haknya
adalah atas nama TERGUGAT sehingga tidak jelas apa dasar dan hak PENGGUGAT
untuk mengatakan persil tanah tersebut miliknya dan oleh karena ketidak jelasan hak
PENGGUGAT tersebut maka menurut hukum dalam hal ini PENGGUGAT tidak
berkwalitas bertindak sebagai PENGGUGAT hal ini sejalan dengan jurisprudensi
MARI No.565K/Sip/1973 tanggal 21 Agustus 1974 dan oleh karena itu sudah
sepatutnyalah gugatan ini dinyatakan tidak dapat diterima.
3. Gugatan Penggugat tidak jelas dan kabur (Obscuur Libel)
Bahwa dalam dalil posita gugatan pada angka 17 PENGGUGAT menyatakan
tindakan TERGUGAT yang melaporkan PENGGUGAT ke Poltabes Pekanbaru
adalah merupakan perbuatan melawan hukum akan tetapi dalam Petitum gugatan
pada angka 4 PENGGUGAT justru meminta ingin ditetapkan dan dinyatakan sebagai
pemilik sah atas tanah-tanah/lahan-lahan yang alas haknya atas nama TERGUGAT
akan tetapi tidak ada satupun dalil gugatan PENGGUGAT baik dalam Posita maupun
Petitum yang meminta dan menyatakan agar keseluruhan alas hak atas nama
TERGUGAT yang dianggap pinjam pakai nama tersebut batal dan tidak berkekuatan
Hukum dimana seharusnya apabila PENGGUGAT disatu sisi ingin ditetapkan
sebagai Pemilik sah atas persil tanah/lahan atas nama TERGUGAT maka secara
bersamaan juga harus meminta agar alas hak atas nama TERGUGAT tersebut harus
dibatalkan terlebih dahulu, dan oleh karena itu menjadi tidak jelas dan kabur apa yang
diinginkan PENGGUGAT dalam gugatannya.
Bahwa oleh karena antara posita dan petitum tidak sinkron maka gugatan
PENGGUGAT ini harus dinyatakan tidak dapat diterima ;
Menimbang, bahwa atas eksepsi Tergugat tersebut, Penggugat dalam
tanggapanya menyatakan sebagai berikut :
- Bahwa tidak benar gugatan Penggugat kurang pihak, karena tidak ada hubungan
hukum Penyidik Poltabes Pekanbaru dengan Penggugat dengan Penggugat dan
Tergugat. Demikian pula Badan Pertanahan Nasional Kota Pekanbaru dan atau Camat
Tampan Kota Pekanbaru, karena gugatan Penggugat tidak meminta pembatalan atau
tidak sah surat-surat tanah atas nama Tergugat.
- Bahwa tidak benar Penggugat tidak berkwalitas sebagai Penggugat dalam perkara
aquo, harus dibuktikan dalam persidangan.
- Bahwa tidak benar gugatan Penggugat tidak jelas dan kabur (Obscuur Libel), karena
posita gugatan dengan petitum telah benar dan tepat dan tidak ada pertentangan satu
sama lain.
Menimbang, bahwa atas eksepsi Tergugat dan tanggapan Penggugat tersebut,
Majelis mempertimbangkan sebagai berikut :
- Bahwa keberatan Tergugat tentang gugatan kurang pihak, bahwa perkara ini adalah
perkara perdata tentang perbuatan melawan hukum yang telah dilakukan oleh
Tergugat (Dra.Alfianim), sehingga hanya yang berkepentingan atau yang berkaitan
dengan perkara sajalah yang digugat dalam perkara ini, dan oleh karena penyidik
Poltabes Pekanbaru dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Pekanbaru dan
Camat Tampan Kota Pekanbaru tidak terkait dengan perkara ini, maka tidak harus
ikut digugat.
Oleh karenanya keberatan (eksepsi) Tergugat tidak beralasan dan tidak berdasar
hukum, sehingga harus ditolak.
- Bahwa keberatan Tergugat tentang Penggugat tidak berkwalitas sebagai Penggugat
dalam perkara aquo, karena hak Penggugat atas tanah sengketa tidak jelas menurut
Majelis sudah menyangkut mengenai pokok perkara yang harus dibuktikan dalam
pemeriksaan di persidangan, dan hal tersebut bukan kewenangan dalam pemeriksaan
keberatan (eksepsi), oleh karenanya keberatan (eksepsi) Tergugat harus ditolak.
- Bahwa keberatan Tergugat tentang gugatan Penggugat tidak jelas dan kabur (Obscuur
Libel) menurut Majelis harus dibuktikan dalam pemeriksaan di persidangan, dan hal
tersebut bukan kewenangan dalam pemeriksaan keberatan (eksepsi), oleh karenanya
keberatan (eksepsi) Tergugat harus ditolak.

DALAM POKOK PERKARA


Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana
telah diuraikan diatas;
Menimbang, bahwa yang menjadi obyek sengketa dalam perkara ini adalah
penguasaan tanpa hak dan melawan hukum surat-surat dan tanah-tanah Penggugat oleh
Tergugat, sehingga menimbulkan kerugian bagi Penggugat yaitu :
a. Sebidang tanah kebun di wilayah Ring Road/Arengka II Desa/Kelurahan Simpang
Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru (sekarang setempat dikenal dengan Jalan
MR. MS. Amin, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru)
tercatat seluas lebih kurang 21.168 M2 didalam Surat Keterangan Ganti Kerugian
Camat No.172/SKDSB/1992 atas nama Dra. Alfianim tanggal 4 November 1992;
b. Sebidang tanah/lahan di Jalan Gulama, Desa/Kelurahan Tangkerang Barat,
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5000 m2 tercatat
didalam Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 atas nama ALFIANIM tanggal 10 Juni
1974;
c. Sebidang tanah/lahan di areal Banca Laweh (sekarang setempat dikenal dengan areal
Jalan Arifin Ahmad, Desa/Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan
Damai, Kota Pekanbaru) seluas lebih kurang 9.243 M2 tercatat didalam Sertipikat
Hak Pakai No.616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004 atas nama Dra. Alfianim
dengan Surat Ukur No. 1609/Sp.Tiga/2004 tanggal 25 Pebruari 2004;
d. Sebidang tanah/lahan di areal Perumdam (sekarang setempat dikenal dengan areal
Jalan Srikandi, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru)
tercatat seluas lebih kurang 15.120 M2 di dalam Surat Keterangan Pemilik Tanah No.
313/SK/SM/1981 Tanggal 28 Nopember 1981 atas nama Dra. Alfianim;
Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan lebih lanjut perkara ini, terlebih
dahulu Majelis akan mempertimbangkan mengenai :
1. Asal tanah-tanah obyek sengketa yang saat ini dikuasai oleh Tergugat, apakah
dari orang tua Tergugat (H.Usman dan Hj.Baisa) ataukah berasal dari
Penggugat.
2. Bagaimana tanah-tanah obyek sengketa berada dalam penguasaan dan atas
nama Tergugat.
Menimbang, bahwa tentang asal tanah-tanah obyek sengketa, Penggugat
mendalilkan diperoleh Penggugat pada waktu sekitar tahun 1971 sampai dengan tahun
1975 disela-sela waktu bekerja sebagai PNS sejak tahun 1964 dan berpindah-pindah
diberbagai kota dalam melaksanakan tugasnya, sehingga berhasil membuka hutan
belukar, menggarap dan mengganti kerugian beberapa persil tanah ladang/ lahan/ hutan di
Pekanbaru, yang antara lain lokasinya terletak di :
a. Sekitar Jalan Soekarno Hatta (Arengka) simpang Jalan Lobak (setempat dikenal
dengan Simpang Ardath) seluas lebih kurang 3 Ha (tiga Hektar), yang diperoleh
PENGGUGAT pada waktu itu dengan cara mengganti rugi ladang milik Bapak
Rahman Saadi (Almarhum), yang mana seluas 1,2 Ha (satu koma dua hektar) sebelah
Selatannya telah dialihkan hak kepemilikannya oleh PENGGUGAT kepada Drs. Ali
Mandan, S.U. dengan ganti rugi sebesar Rp 60.000,- (enam puluh ribu rupiah).
Sehingga lahan tersebut sekarang tinggal lebih kurang 1,5 Ha (satu koma lima hektar)
karena terpotong peruntukkanya untuk jalan konsilidasi;
b. Sebelah selatan tanah Drs. Ali Mandan, SU tersebut diatas (dulu), setempat dikenal
dengan Jalan Soekarno Hatta seluas lebih kurang 1,5 Ha (satu koma lima hektar) yang
diperoleh PENGGUGAT dengan jalan mengganti rugi ladang milik Bapak Jarwo
(dulu Anggota Arhanud Baterai P Angkatan Darat/TNI AD);
c. Jalan Soekarno Hatta bagian belakang (sekarang dikenal dengan Jalan Bakti) semula
seluas lebih kurang 1 Ha (satu hektar) yang diperoleh PENGGUGAT dengan
mengganti rugi ladang milik Bapak Nasution;
d. Jalan Soekarno Hatta (Arengka I) disebelah Timur persil milik Drs. Ali Mandan, S.U.
dulu (sekarang dikenal dengan Gudang Besi) yang diperoleh PENGGUGAT dengan
mengganti rugi ladang milik Bapak Supardi (almarhum) (dulu Anggota Arhanud
Baterai P Angkatan Darat/TNI AD), yang sekarang telah dijual;
e. Jalan Soekarno Hatta sebelah Barat yang sekarang posisinya dekat Pasar Pagi
Arengka yang semula merupakan ladang milik Bapak Roslan yang diganti rugi oleh
PENGGUGAT pada tanggal 8 Maret 1974 yang ketka akan melakukan peningkatan
surat tanah menjadi sertipikat PENGGUGAT telah menghibahkan tanah tersebut
kepada orang tua PENGGUGAT dan TERGUGAT , yaitu Bapak H.Usman
(almarhum);
f. Wilayah Hutan Belukar sekitar Jalan Todak, sekarang dikenal dengan nama Jalan
Gulama (lebih kurang dibelakang Kedaung) semula seluas sekitar 10 Ha (sepuluh
hektar) dan sekarang tinggal lebih kurang 6,5 Ha (enam koma lima hektar) karena
sebagian telah diserobot oleh Pihak Ketiga lainnya dimana PENGGUGAT
memperolehnya dengan jalan membuka hutan belukar sekitar Jalan Todak tersebut
bersama-sama berkelompok dengan rekan-rekan PENGGUGAT, antara lain
almarhum Basaroeddin Noer (dulu Dosen Unri), almarhum Muslim (ketika itu
Panitera Pengadilan Negeri Pekanbaru), dan almarhum Anwar (ketika itu Pegawai
Caltex);
g. Wilayah Hutan Belukar sekitar Banca Laweh (sekarang sekitar di belakang SPBU
Ujung Arifin Ahmad-Sudirman) dengan luas sekitar 10 Ha (sepuluh hektar) yang
diperoleh PENGGUGAT dengan jalan membuka lahan hutan belukar sekitar Banca
Laweh tersebut bersama-sama dengan rekan-rekan PENGGUGAT pada waktu itu,
antara lain Saad Umar, Tohaji dan lain-lain;
h. Persil/lahan yang terletak di daerah Sidomulyo dekat perumahan perumdam
(sekarang dikenal dengan Jalan Srikandi Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan,
Kota Pekanbaru, sedangkan dulu dikenal dengan Jalan Kulim Km.16 Kabupaten
Kampar) seluas lebih kurang 10 Ha (sepuluh hektar) yang 8 Ha (delapan hektar) nya
diperoleh PENGGUGAT dengan jalan membayar ganti rugi lahan bekas ladang
masyarakat melalui Wali Desa H. Samsuddin ketika itu sebesar Rp 5.000.000,00
(lima juta rupiah) pada tanggal 21 Maret 1981;
i. Persil/lahan yang terletak di Jalan Ring Road (Arengka II) Desa/Kalurahan Simpang
Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, seluas lebih kurang 12 Ha yang diperoleh
PENGGUGAT dengan jalan membayar ganti rugi lahan bekas ladang masyarakat
sekitar tahun 1981 sampai dengan tahun 1982;
Menimbang, bahwa dari keseluruhan lahan hasil pengupayaan, penbukaan lahan
hutan belukar, ganti rugi dan atau penggarapan PENGGUGAT sebagaimana tesebut
diata, sebagian surat-suratnya diatas namakan ke atas nama TERGUGAT dengan sifat
hanya pinjam pakai nama saja, dikarenakan adanya peraturan yang tidak membolehkan
seseorang memiliki tanah dalam satu surat yang luasnya lebih dari 2 Ha, yaitu :
a. Sebidang tanah kebun di wilayah Ring Road/Arengka II Desa/Kelurahan Simpang
Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru (sekarang setempat dikenal dengan Jalan
Mr. MS. Amin, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru)
tercatat seluas lebih kurang 21.168 m2 didalam Surat Keterangan Ganti Kerugian
Camat No. 172/SK/DBS/1992 atas nama Dra. Alfianim tanggal 4 November 1992;
b. Sebidang tanah/lahan di Jalan Gulama, Desa/Kelurahan Tangkerang Barat,
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5000 m2 tercatat di
dalam Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 atas nama ALFIANIM tanggal 10 Juni
1974;
c. Sebidang tanah/lahan di areal Banca Laweh (sekarang setempat dikenal dengan areal
Jalan Arifin Ahmad, Desa/Kelurahan Sidomulyo Timur Kecamatan Marpoyan
Damai, Kota Pekanbaru) seluas lebih kurang 9.243 M2 tercatat dalam Sertipikat Hak
Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004 atas nama Dra. Alfianim dengan
Surat Ukur No. 1609/Sp. Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004;
d. Sebidang tanah/lahan diareal Perumdam (sekarang setempat dikenal dengan areal
Jalan Srikandi, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru)
tercatat seluas lebih kurang 15.120 m2 di dalam Surat Keterangan Pemilik Tanah No.
313/SK/SM/1981 tanggal 28 November 1981 atas nama Dra. Alfianim;
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatanya Penggugat telah
mengajukan surat-surat bukti P 1- P 28 dan saksi-saksi Jumadi, Mansyar, Tohaji,
Misgiran, Drs Ali Mandan, S.U., Sutiyah, Mislan, Suratno, Samuri, Supriyono,
H.Nurhadi, yang pada pokoknya menyatakan, bahwa ;
- Saksi Jumadi pernah disuruh kerja menebas hutan dan membersihkan lahan tanah
milik Penggugat (Drs.Alfian) di Rawa Bangau/jalan Todak/jalan Gulama seluas 12
Ha, sejak tahun 1973 sampai tahun 1979.
- Saksi mengetahui tanah tersebut adalah milik Penggugat yang dibeli tahun 1973
dengan bat-batas sebelah Barat dengan Komplek DPR, sebelah Selatan dengan
Kantor Pajak, sebelah Timur dan Utara dengan Perumahan penduduk.
- Setahu saksi tanah di jalan Soekarno Hatta Penggugat yang membuka hutan dengan
pemborong bernama Ali Marsudi dan Jarwo anggotanya.
- Saksi tidak mengetahui di jalan Todak ada harta bujang Alfianim (Tergugat), karena
setahu saksi tanah tersebut milik Penggugat.
- Saksi mengetahui kondisi ekonomi P.Usman biasa saja, tidak kaya, karena saksi
pernah ketempat P.Usman untuk mengambil upah yang dititipkan Penggugat
kepadanya, jika Penggugat di luar kota.
- Saksi Tohaji mengetahui Penggugat membuka lahan + 20 Ha di Banca Laweh dengan
mengupahkanya kepada orang lain, dan saksi juga mempunyai tanah bersempadan
sebelah selatan seluas 2,1/4 Ha.
- Bahwa tanah yang ditebas Penggugat sekitar 16-20 Ha, tapi tidak bisa dibuat
suratnya, karena ada peraturan Camat Siak Hulu yang menyatakan seseorang yang
menebas hutan/ yang memiliki tanah, 1 Surat tidak boleh melebihi 2 Ha. bahwa jadi
itulah alasanya maka Pak Alfian memakai nama adiknya dan nama orang tuanya pada
surat tanah itu.
- Saksi dan Penggugat bekerja pada 1 (satu) instansi di Kantor Pajak, dengan jabatan
pada waktu itu (tahun 1973) saksi sebagai pesuruh Kantor dan Penggugat sebagai
salah satu Kepala Kantor.
- Saksi Misgiran pada tahun 1987-1989 menebas tebang hutan di jalan Srikandi seluas
+ 12 Ha diajak oleh abang ipar saksi (Tukimin) atas suruhan Penggugat.
- Saksi juga menggarap dan membersihkan tanah Penggugat di jalan Ring Road, dan
kemudian saksi disuruh Penggugat untuk menjaganya.
- Yang membayar upah adalah Penggugat (DRs.Alfian), tidak penah dibayar oleh
Tergugat.
- Saksi Drs.Ali Mandan, SU sekitar tahun 1974 pernah diajak Penggugat untuk
membeli tanah di jalan Soekarno Hatta seluas 1 (satu) Ha, sedangkan milik
Penggugat seluas 3 (tiga) Ha.
- Selain tanah di Simpang Ardath, tanah Penggugat juga ada di jalan Todak/jalan
Gulama dan di Perumdam/jalan Srikandi.
- Pada tahun 1971 saksi pindah dari Jakarta ke Pekanbaru bertugas di UNRI dan
menyewa rumah petak di belakang Pom Bensin di jalan Sudirman beberapa bulan,
lalu Penggugat mengajak saksi tinggal di rumahnya dibelakang UNEDO.
- Penggugatlah yang membangun toko di simpang jalan Tuanku Tambusai (jalan
Nangka), lalu Penggugat membawa kedua orang tuanya dari kampung ke Pekanbaru
dan berdagang bahan bangunan.
- Setahu saksi Penggugat sekolah dengan biaya Pemerintah, karena masuk SGB dan
ketika kuliah dengan biaya sendiri, karena sudah bekerja di kantor Pajak.
- Ketka Warman memagar tanah di jalan Lobak, saksi meminta Warman untuk
membongkar pagar tersebut, karena saksi tidak bisa lewat di belakang, dan Warman
menjawab, soal itu harus diputuskan dengan Uwo (Penggugat).
- Saksi Sutiyah mengetahui, bahwa suaminya (Tukimin) pernah disuruh Penggugat
menebas dan membersihkan tanah di jalan Srikandi dan di jalan Ring Road serta
menjaga tanah tersebut sejak tahun 1985 sampai tahun 2003.
- Yang membayar upah adalah Penggugat, tidak pernah dibayar oleh Tergugat.
- Saksi Mislan bersama saksi saksi Misgiran pernah disuruh oleh Penggugat untuk
membersihkan semak-semak tanah di jalan Arengka II dan di jalan Srikandi, dan
yang membayar upah adalah Penggugat.
- Saksi Suratno bekerja pada Penggugat sejak tahun 1999 tugasnya memelihara,
membersihkan dan menjaga tanah-tanah Penggugat di jalan Ring Road, di jalan
Srikandi, jalan Soekarno Hatta, jalan Bakti, Simpang Ardath, jalan Todak dan jalan
Arifin Ahmad (Banca Laweh).
- Yang membayar upah adalah Penggugat lewat P.Warman, karena saat itu Penggugat
bekerja di luar Pekanbaru, sehingga uangnya dikirimkan lewat P.Warman.
- Sebelum ada konflik, Penggugat pernah mengatakan kalau Penggugat pinjam nama
adik-adik dan orang tuanya untuk surat-surat tanah Penggugat.
- Ketika tanah di jalan Bakti mau diserobot orang, saksi mendengar Warman
mengatakan kepada orang tersebut, ’jangan diserobot, itu adalah tanah Pak Alfian’
- Saksi Samuri pernah disuruh Penggugat membersihkan dan menebas tanahnya sejak
tahun 1979 sampai tahun 1982, yaitu di jalan Arifin Ahmad, belakang PTP V, jalan
Bakti, jalan Soekarno Hatta dan jalan Todak/Gulama.
- Saksi mengetahui, Penggugat membeli tanah di jalan Srikandi sekitar tahun 1982 dari
H.Syamsuddin dengan harga Rp. 250.000,- per Ha.
- Saksi tidak pernah menerima upah dari Tergugat (Alfianim).
- Saksi Supriyono bekerja membersihkan tanah Penggugat sejak tahun 1994 sampai
tahun 1998, yaitu tanah di Ring Road, jalan Todak, jalan Arifin Ahmad, jalan Bakti,
jalan Srikandi dan simpang Ardath.
- Yang membayar upah adalah Penggugat lewat P.Warman, karena saat itu Penggugat
bekerja di luar Pekanbaru, sehingga uangnya dikirimkan lewat P.Warman.
- P.warman tidak pernah ikut serta merawat tanah, tapi hanya mengantar-antar sewaktu
mau ditanami pohon Akasia, bahkan P.Warman pernah meminta bagian upahnya
kepada saksi, karena merasa lelah membantu bekerja.

Menimbang, bahwa Tergugat membantah dalil Penggugat tersebut dan


menyatakan, bahwa persil tanah/lahan yang disebutkan oleh Penggugat tersebut adalah
merupakan milik dari orang tua Penggugat dan Tergugat.
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil bantahanya Tergugat telah
mengajukan surat-surat bukti T 1 – T 28 dan saksi-saksi Rosefel, Nazarudin, Jasrul,
Khairul, Darun Nasib, Nurman, Hasan Basri, yang pada pokonya menyatakan, bahwa ;
- Saksi Rosefel tahu orang tua Tergugat dan Penggugat, yaitu H.Usman dan Hj.Baisa,
karena bersama-sama sekampung di Desa Penyasawan Rumbio, Kampar.
- Saksi tidak tahu berapa anak H.Usman dan Hj.Baisa dan tidak kenal dengan Alfian
(Penggugat), Warman dan Alfianim (Tergugat).
- Menurut cerita orang tua saksi, H.Usman dan Hj.Baisa termasuk orang kaya di
kampung, karena punya lumbung padi 3 (tiga) buah, punya sawah dan rumahnya
termasuk cantik.
- Usaha H.Usman dan Hj.Baisa adalah menjual beras ke pasar-pasar dengan berjualan
di kaki lima.
- Setelah di Pekanbaru H.Usman dan Hj.Baisa menjual bahan-bahan bangunan di
tokonya di jalan Nangka.
- Setahu saksi H.Usman dan Hj.Baisa pindah ke Pekanbaru tahun 1978, tetapi apa
alasan pindah dan atas inisiatif siapa, saksi tidak tahu.
- Saksi tidak tahu H.Usman dan Hj.Baisa naik haji waktu di kampung atau di
Pekanbaru.
- Saksi tidak tahu harta H.Usman dan Hj.Baisa di Pekanbaru.
- Saksi Nazarudin tahu H.Usman dan Hj.Baisa, karena tinggal sekampung di
Penyasawan Rumbio Kampar dan menurut saksi mereka termasuk orang kaya, karena
punya lumbung padi 3 (tiga), mewakafkan Rumah Sekolah dan Masjid diatas bukit,
punya toko bangunan di jalan Nangka.
- Rumah saksi dengan rumah H.Usman dan Hj.Baisa agak dekat, tetapi saksi tidak
melihat H.Usman dan Hj.Baisa punya kerbau, sapi, atau bebek.
- Saksi tidak tahu anak-anak H.Usman dan Hj.Baisa dan tidak kenal dengan Penggugat
dan Tergugat.
- Saksi tahu harta H.Usman dan Hj.Baisa di kampung, tetapi yang di Pekanbaru, saksi
tidak tahu.
- Saksi Nasrul sejak lahir sampai sekarang tetap tinggal di Rumbio, jarak rumah saksi
dengan rumah P.Usman + 300 M dan saksi pernah ke rumah P.Usman.
- Setahu saksi P.Usman punya lumbung padi 3 buah dan kerbau dan saksi pernah
menjaga bersama dengan penjaga kerbau P.Usman, kira-kira tahun 1966-1967.
- Menurut saksi rumah P.Usman termasuk cantik di kampung, jadi menurut saksi
termasuk orang kaya.
- Saksi tidak tahu P.Usman punya rumah atau tanah di Pekanbaru.
- Saksi adalah penduduk asli di Desa Rumbio, bahwa menurut adat kebiasaan di desa,
apabila seseorang melahirkan anak, jika orang kaya maka tetangga sekitarnya dikirim
nasi dan lauk tanda upacara selamatan, tetapi jika orang miskin hanya upacara
dimandikan saja. Dan setahu saksi waktu itu P.Usman tidak pernah mengirim nasi
dan lauk tanda upacara selamatan ke rumah saksi.
- Saksi Khairul sejak lahir sampai sekarang tetap tinggal di Rumbio, saksi tidak kenal
H.Usman, dan anak-anak P.Usman, yaitu Alfian, Warman dan Alfianim.
- Setahu saksi P.Usman punya lumbung padi 3 buah, kerbau dan sawah, dan menurut
saksi rumah P.Usman termasuk cantik di kampung ukuran 6x10, jadi menurut saksi
termasuk orang kaya.
- Jarak rumah saksi dengan rumah P.Usman + 500 M dan saksi pernah ke rumahnya
ketika berumur 8 tahun.
- Setahu saksi pekerjaan P.Usman ketika masih di kampung, yaitu dengan Hj.Baisa
berjualan beras di pasar-pasar setiap hari pasar di kaki lima.
- Saksi tidak tahu P.Usman punya rumah atau tanah di Pekanbaru.
- Saksi Daru Nasib mengetahui P.Usman punya lumbung padi dan sawah, jadi menurut
saksi pada tahun 1965 termasuk orang kaya.
- Setahu saksi pekerjaan P.Usman ketika masih di kampung, yaitu dengan B.Baisa
berjualan beras di pasar-pasar setiap hari pasar di kakilima.
- Saksi tidak tahu P.Usman punya rumah atau tanah di Pekanbaru.
- Saksi tidak kenal anak-anak P.Usman yaitu, Alfian, Warman dan Alfianim.
- Saksi tidak tahu, apakah P.Usman naik haji sewaktu di kampung atau stelah di
pekanbaru.
- Saksi Norman sedari dulu sampai sekarang, saksi tinggal di kampung Penyasawan
Rumbio, dan mendengar perkara ini masalah harta P.Usman dan B.Baisa.
- Setahu saksi pekerjaan P.Usman ketika masih di kampung, yaitu dengan B.Baisa
berjualan beras di pasar Bangkinang.
- Saksi tahu anak P.Usman ada 3 orang, yaitu Alfian, Warma dan Alfianim.
- Jarak rumah saksi dengan rumah P.Usman + 100 m.
- Saksi tidak tahu, apakah P.Usman naik haji sewaktu di kampung atau setelah di
Pekanbaru.
- Saksi tidak tahu, P.Usman mengadakan acara untuk anak yang baru lahir semacam
akikah.
- Saksi tidak tahu P.Usman punya rumah atau tanah di Pekanbaru.
- Saksi Hasan Basri tahu, P.Usman dan B.Baisa menikah sudah dalam keadaan mampu.
- Setahu saksi pekerjaan P.Usman ketika masih di kampung, yaitu dengan B.Baisa
berjualan beras di pasar dan bertani.
- Setahu saksi P.Usman tidak mempunyai lumbung padi.
- Saksi sampai sekarang masih tinggal di Penyasawan Rumbio, dan saksi tidak
mendengar masalah harta P.Usman.
- Saksi ikut membangun toko di jalan Semar tahun 1966, pada saat itu P.Usman belum
di Pekanbaru, masih pulang-pulang pergi ke kampung.
- Saksi kenal dengan P.Alfian, karena saksi pernah mampir rumahnya di Rengat
sewaktu saksi jadi Guru dan P.Alfian menjadi pegawai pajak dan saat itu P.Warman
ikut dan disekolahkan P.Alfian.
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas diperoleh fakta bahwa :
- Dari bukti P1,,P3,P4 membuktika bahwa tanah yang terletak di RT.04,RW.01
Kelurahan/Desa Simpang Baru, Kecamatan Tampan, seluas 21.168 M2; Sertipikat
Hak Pakai No. 616/Simp.Tiga tanggal 17 Mei 2004 atas nama Dra. Alfianim
(Tergugat) luas 9.243 M2 terletak di Desa/Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan
Bukit Raya, Kota Pekanbaru (sekarang dikenal dengan jalan Arifin Ahmad,
Desa/Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru)
dengan Surat Ukur No. 1609/Simp.Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004; Surat
Keterangan Pemilik Tanah No. 313/SK/SM/1981 atas nama Dra. Alfianim (Tergugat)
umur 20 tahun, pekerjaan mahasiswa, beralamat di jalan Nangka No.2 Pekanbaru;
- Dari bukti P5,P6,P7,P8, membuktikan bahwa 1 (satu) lembar Kwitansi tanda terima
uang sebesar Rp.5.000.000,- dari Drs Alfian (Penggugat) kepada H.Syamsuddin
tanggal 21 Maret 1981 untuk pembayaran pembelian sebidang tanah luas 8 (delapan)
Ha di jalan Kulim, Km.16 Kabupaten Kampar (sekarang dikenal dengan jalan
Srikandi/Kelurahan Delima: 1 (satu) lembar Kwitansi tanda terima uang sebesar
Rp.5.000.000,- dari Drs.Alfian (Penggugat) kepada H.Syamsuddin tanggal 12 April
1981 untuk pembayaran perskot pembelian sebidang tanah kebun luas 20 (dua puluh)
Ha di Banjar Kulim, RT.II, RK.IV Kulim (sekarang dikenal sebagai daerah Ring
Road/Arengka II); 1 (satu) lembar Kwitansi tanda terima uang sebesar Rp.100.000,-
dari Drs.Alfian (Penggugat) kepada G.Siregar tanggal 9 Maret 1981 untuk
pembayaran perskot biaya pengukuran 8 (delapan) persil tanah berlokasi di daerah
Kampar (sekarang masuk Kota Pekanbaru).
Menimbang, bahwa Tergugat dalam tanggapanya menyatakan bahwa dari semua
bukti surat yang diajukan Penggugat (P1-P29) tidak satupun yang dapat membuktikan
secara formil adanya suatu perjanjian antara Penggugat dengan Tergugat, bahwa kesemua
surat-surat tanah/lahan atas nama Tergugat (Dra.Alfianim) tersebut, yaitu :
a. Surat Keterangan Ganti Kerugian Camat (SKGR) No.172/SK/DSB/1992 tanggal 4
November 1992 atas nama Dra. Alfianim (Tegugat) sifatnya adalah hanya pinjam
pakai nama, sebagaimana dimaksud dalam pasal 1740 KUHPerdata;
b. Surat Keterangan Usaha No.1644/74 tanggal 10 Juni 1974 atas nama Alfianim
sifatnya adalah hanya pinjam pakai nama, sebagaimana dimaksud dalam pasal 1740
KUHPerdata.
c. Sertipikat Hak Pakai No.616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004 atas nama
Dra.Alfianim dengan Surat Ukur No.1609/Sp.Tiga/2004 tanggal 25 Pebruari 2004
sifatnya adalah hanya pinjam pakai nama, sebagaimana dimaksud dalam pasal 1740
KUHPerdata.
d. Surat Keterangan Pemilik Tanah No.313/SK/SM/1981 tanggal 28 November 1981
atas nama Dra.Alfianim sifatnya adalah hanya pinjam pakai nama sebagaimana
dimaksud dalam pasal 1740 KUHPerdata.
Karena menurut pasal 1740 KUHPerdata ”Pinjam pakai adalah suatu perjanjian dengan
mana pihak yang satu memberikan suatu barang kepada pihak lainnya untuk di pakai
dengan cuma-cuma dengan syarat-syarat bahwa yang menerima barang ini setelah
memakainya atau setelah lewatnya suatu waktu tertentu akan mengembalikanya.”
Menimbang, bahwa tanggapan Tergugat tersebut tidak beralasan, mengada-ada
dan diluar logika. Karena bagaimana mungkin kakak beradik bersaudara kandung dalam
satu keluarga (Alfian, Warman dan Alfianim) harus dibuat suatu perjanjian, apalagi
waktu itu yang telah bekerja dan mampu membantu kehidupan keluarganya ( orang tua
dan adik-adiknya) adalah Penggugat (Alfian), sedangkan adik-adiknya (Warman dan
Alfianim) masih sekolah dan yang membiayai adalah Penggugat (Alfian).
Bahwa hal ini dikuatkan kaeterangan saksi-saksi Penggugat yang pada pokoknya
menerangkan, bahwa Penggugat bekerja di Kantor Pajak dan pada tahun 1973 jabatan
Penggugat adalah Kasubsi, sehingga dengan jabatan tersebut menurut saksi, Penggugat
sanggup mengupah orang untuk mengerjakan tanah seluas itu.
Bahwa saksi melihat Warman dan Alfianim ikut Penggugat (Alf ian) sekolah di Rengat.
Bahwa seingat saksi, ada 3 sertipikat dibuat Penggugat atas nama Warman, yaitu di jalan
Todak, jalan Arifin Ahmad dan di jalan Arengka. Sedang sertipikat yang dibuat atas
nama Alfianim ada 2, yaitu di jalan Todak dan di jalan Arifin Ahmad.
Menimbang, bahwa meskipun surat tanah-tanah tersebut tertulis atas nama
Dra.Alfianim (Tergugat) (Bukti P1 sampai P4), namun saksi-saksi Penggugat melihat dan
mengetahui, bahwa tanah-tanah milik Penggugat yang terletak di berbagai tempat, yaitu
di jalan Arengka II, jalan Srikandi, jlan Ring Road, jalan Soekarno Hatta, jalan Bakti,
Simpang Ardath, jalan Todak dan jalan Arifin Ahmad (Banca Laweh) diperoleh dengan
cara membeli, menebas hutan, membuka lahan dan mengganti rugi sewaktu Penggugat
bekerja di Kantor Pajak sejak tahun 1971 sampai tahun 1974, dan bukan berasal dari
orang tua Penggugat dan Tergugat (H.Usman dan Hj.Baisa).
Menimbang, bahwa tidak ada satu bukti ataupun saksi-saksi Tergugat yang
menyatakan, bahwa tanah-tanah tersebut diperoleh atau milik Tergugat (Warman) atau
orang tua Tergugat dan Penggugat (Alfian), karena saksi-saksi Tergugat tidak ada yang
menyebutkan bahwa Tergugat (Alfianim) dan atau orang tuanya (H.Usman dan Hj.Baisa)
mempunyai tanah-tanah di Pekanbaru.
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian fakta diatas, Majelis berkesimpulan dan
berkeyakinan, bahwa tanah-tanah yang terletak di :
a. Sekitar Jalan Soekarno Hatta (Arengka) simpang Jalan Lobak (setempat dikenal
dengan simpang Ardath) seluas lebih kurang 3 Ha (tiga Hektar), yang diperoleh
PENGGUGAT pada waktu itu dengan cara mengganti rugi ladang milik Bapak
Rahman Saadi (almarhum), yang mana seluas 1,2 Ha (satu koma dua Hektar) sebelah
Selatanya telah dialihkan hak kepemilikanya oleh PENGGUGAT kepada Drs. Ali
Mandan, S.U. dengan ganti rugi sebesar Rp 60.000,- (enam puluh ribu rupiah),
sehingga lahan tersebut sekarang tinggal lebih kurang 1,5 Ha (satu koma lima Hektar)
karena terpotong peruntukanya untuk jalan konsolidasi;
b. Sebelah selatan tanah Drs. Ali Mandan, SU tersebut diatas (dulu), setempat dikenal
dengan jalan Soekarno Hatta seluas lebih kurang 1,5 Ha (satu koma lima Hektar)
yang diperoleh PENGGUGAT dengan jalan mengganti rugi ladang milik Bapak
Jarwo (dulu anggota Arhanud Baterai P Angkatan Darat/TNI AD);
c. Jalan Soekarno Hatta bagian belakang (sekarang dikenal dengan Jalan Bakti) semula
seluas lebih kurang 1 Ha (satu Hektar) yang diperoleh PENGGUGAT dengan
mengganti rugi ladang milik Bapak Nasution;
d. Jalan Soekarno Hatta (Arengka I) di sebelah Timur persil milik Drs. Ali Mandan,
S.U. dulu (sekarang dikenal dengan Gudang Besi) yang diperoleh PENGGUGAT
dengan mengganti rugi ladang milik Bapak Supardi (almarhum) (dulu anggota
Arhanud Baterai P Angkatan Darat/TNI AD), yang sekarang telah dijual;
e. Jalan Soekarno Hatta sebelah Barat yang sekarang posisinya dekat Pasar Pagi
Arengka yang semula merupakan ladang milik Bapak Roslan yang diganti rugi oleh
PENGGUGAT pada tanggal 8 Maret 1974 yang ketika akan melakukan peningkatan
surat tanah menjadi sertipikat PENGGUGAT telah menghibahkan tanah tersebut
kepada orang tua PENGGUGAT dan TERGUGAT, yaitu Bapak H. Usman
(almarhum);
f. Wilayah Hutan Belukar sekitar Jalan Todak, sekarang dikenal dengan nama Jalan
Gulama (lebih kurang dibelakang Kedaung) semula seluas sekitar 10 Ha (sepuluh
Hektar) dan sekarang tinggal lebih kurang 6,5 Ha (enam koma lima Hektar) karena
sebagian telah diserobot oleh Pihak Ketiga lainnya dimana PENGGUGAT
memperolehnya dengan jalan membuka hutan belukar sekitar Jalan Todak tersebut
bersama-sama berkelompok dengan rekan-rekan PENGGUGAT, antara lain
almarhum Basaroeddin Noer (dulu Dosen Unri), almarhum Muslim (ketika itu
Panitera Pengadilan Negeri Pekanbaru), dan almarhum Anwar (ketika itu Pegawai
Caltex);
g. Wilayah Hutan Belukar sekitar Banca Laweh (sekarang sekitar di belakang SPBU
Ujung Arifin Ahmad-Sudirman) dengan luas sekitar 10 Ha (sepuluh Hektar) yang
diperoleh PENGGUGAT dengan jalan membuka lahan hutan belukar sekitar Banca
Laweh tersebut bersama-sama dengan rekan-rekan PENGGUGAT waktu itu, antara
lain Saad Umar, Tohaji, dan lain-lain;
h. Persil/Lahan yang terletak didaerah Sidomulyo dekat perumahan perumdam
(sekarang dikenal dengan Jalan Srikandi Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan,
Kota Pekanbaru, sedangkan dulu dikenal dengan dengan Jalan Kulim Km. 16
Kabupaten Kampar) seluas lebih kurang 10 Ha (sepuluh Hektar) yang 8 Ha (delapan
Hektar) nya diperoleh PENGGUGAT dengan jalan membayar ganti rugi lahan bekas
ladang masyarakat melalui Wali Desa H. Samsudin ketika itu sebesar Rp
5.000.000,00 (lima juta rupiah) pada tanggal 21 Maret 1981;
i. Persil/lahan yang terletak di daerah Ring Road (Arengka II) Desa/Kelurahan Simpang
Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, seluas lebih kurang 12 Hektar yang
diperoleh PENGGUGAT dengan jalan membayar ganti rugi lahan bekas ladang
masyarakat sekitar tahun 1981 sampai dengan tahun 1982;
adalah milik Penggugat (Drs.Alfian).

Menimbang, bahwa selajutnya Majelis akan mempertimbangkan surat bukti T-5


berupa Surat Pernyataan (Keterangan) tanggal 29 Agustus 1982 dan Surat Persetujuan
Bersama tanggal 31 Agustus 1982 dikaitkan dengan bukti P-17 berupa Surat dari Kantor
Hukum Fahermal, SH. & Rekan No.269/FR/III/2007 tertanggal 8 Maret 2007 perihal
Pemberitahuan.
Menimbang, bahwa Surat Pernyataan (Keterangan) tanggal 29 Agustus 1982 dan
Surat Persetujuan Bersama tanggal 31 Agustus 1982 berisi tentang harta milik H.Usman
yang dibagi masing-masing kepada Drs.Alfian sekeluarga, Drs.Warman sekeluarga dan
ayahanda H.Usman dan tidak mencantumkan bagian Dra.Alfianim (Tergugat).
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-17, Drs.Warman dan Dra.Alfianim telah
mencabut Surat Kuasa tanggal 2 Juli 2004 dan Surat Pernyataan tanggal 12 Juli 2004
beserta lampiran-lampiranya, yaitu Surat Pernyataan (Keterangan) tanggal 29 Agustus
1982 dan Surat Persetujuan Bersama tanggal 31 Agustus 1982, sejak tanggal 01 Maret
2007.
Menimbang, bahwa karena Surat Pernyataan (Keterangan) tanggal 29 Agustus
1982 dan Surat Persetujuan Bersama tanggal 31 Agustus 1982 dibuat dan ditanda tangani
bersama antara Drs.Alfian, Drs.Warman dan Ayahanda H.Usman, merupakan lampiran
dari Surat Kuasa tanggal 12 Juli 2004 dan Surat Pernyataan tanggal 12 Juli 2004, maka
tanggal 20 Maret 2007 Drs.Alfian (Penggugat) telah membuat Surat Pernyataan Tentang
Pencabutan Surat Inventaris Harta tanggal 13 Agustus 1998 (bukti P-20) dan Surat
Pernyataan tanggal 24 April 2007 (bukti P-21) yang berisi persetujuan Drs.Alfian
(Penggugat) atas Pencabutan Surat Kuasa tersebut.
Menimbang, bahwa dengan telah disetujui dan disepakatinya pencabutan Surat
Pernyataan Ahli Waris tertanggal 12 Juli 2004 beserta lampiran-lampiranya tersebut,
maka secara hukum Surat Pernyataan tanggal 29 Agustus 1982, Surat Persetujuan
Bersama tanggal 31 Agustus 1982, Surat Inventaris Harta tanggal 4 Juli 2004 (4 lembar)
dengan lampiran (32 lembar) menjadi batal dan tidak berlaku lagi.

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan bagaimana


tanah-tanah obyek sengketa berada dalam penguasaan dan atas nama Tergugat.
Menimbang, bahwa dari keseluruhan lahan hasil pengupayaan, pembukaan lahan
hutan belukar, ganti rugi dan atau penggarapan PENGGUGAT sebagaimana tersebut
diatas, sebagian surat-suratnya diatas namakan keatas nama TERGUGAT dengan sifat
hanya pinjam pakai nama saja, dikarenakan adanya peraturan yang tidak membolehkan
seseorang memiliki tanah dalam satu surat yang luasnya lebih dari 2 Hektar, yaitu :
a. Sebidang tanah kebun di wilayah Ring Road/Arengka II Desa/Kelurahan Simpang
Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru tercatat seluas lebih kurang 21.168 M2
didalam Surat Keterangan Ganti Kerugian Camat No. 172/SK/DSB/1992 atas nama
Dra. Alfianim tanggal 4 November 1992;
b. Sebidang tanah/lahan dijalan Gulama, Desa/Kelurahan Tangkerang Barat, Kecamatan
Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 m2 tercatat di dalam Surat
Keterangan Usaha No. 1644/74 atas nama ALFIANIM tanggal 10 Juni 1974;
c. Sebidang tanah/lahan di areal Banca Laweh (sekarang setempat dikenal dengan areal
Jalan Arifin Ahmad, Desa/Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan
Damai, Kota Pekanbaru) seluas lebih kurang 9.243 m2 tercatat didalam Sertipikat
Hak Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004 atas nama Dra. Alfianim
dengan Surat Ukur No. 1609/Sp.Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004;
d. Sebidang tanah/lahan di areal Perumdam (sekarang setempat dikenal dengan areal
Jalan Srikandi, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru)
tercatat seluas lebih kurang 15. 120 m2 didalam Surat Keterangan Pemilik Tanah No.
313/SK/SM/1981 tanggal 28 Nopember 1981 atas nama Dra. Alfianim;
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya Penggugat telah
mengajukan surat-surat bukti P 1 – P 28 dan saksi-saksi Jumadi, Mansyar, Tohaji,
Misgiran, Drs Ali Mandan, S.U., Sutiyah, Mislan, Suratno, Samuri, Supriyono,
H.Nurhadi, yang pada pokoknya menyatakan, bahwa ;
- Saksi Jumadi pernah disuruh kerja menebas hutan dan membersihkan lahan tanah
milik Penggugat (Drs.Alfian) di Rawa Bangau/jalan Todak/jalan Gulama seluas 12
Ha, sejak tahun 1973 sampai tahun 1979.
- Saksi mengetahui tanah tersebut adalah milik Penggugat yang dibeli tahun 1973
dengan bat-batas sebelah Barat dengan Komplek DPR, sebelah Selatan dengan
Kantor Pajak, sebelah Timur dan Utara dengan Perumahan penduduk.
- Setahu saksi tanah di jalan Soekarno Hatta Penggugat yang membuka hutan dengan
pemborong bernama Ali Marsudi dan Jarwo anggotanya.
- Saksi tidak mengetahui di jalan Todak ada harta bujang Alfianim (Tergugat), karena
setahu saksi tanah tersebut milik Penggugat.
- Saksi mengetahui kondisi ekonomi P.Usman biasa saja, tidak kaya, karena saksi
pernah ketempat P.Usman untuk mengambil upah yang dititipkan Penggugat
kepadanya, jika Penggugat di luar kota.
- Saksi Tohaji mengetahui Penggugat membuka lahan + 20 Ha di Banca Laweh dengan
mengupahkanya kepada orang lain, dan saksi juga mempunyai tanah bersempadan
sebelah selatan seluas 2,1/4 Ha.
- Bahwa tanah yang ditebas Penggugat sekitar 16-20 Ha, tapi tidak bisa dibuat
suratnya, karena ada peraturan Camat Siak Hulu yang menyatakan seseorang yang
menebas hutan/ yang memiliki tanah, 1 Surat tidak boleh melebihi 2 Ha. bahwa jadi
itulah alasanya maka Pak Alfian memakai nama adiknya dan nama orang tuanya pada
surat tanah itu.
- Saksi dan Penggugat bekerja pada 1 (satu) instansi di Kantor Pajak, dengan jabatan
pada waktu itu (tahun 1973) saksi sebagai pesuruh Kantor dan Penggugat sebagai
salah satu Kepala Kantor.
- Saksi Misgiran pada tahun 1987-1989 menebas tebang hutan di jalan Srikandi seluas
+ 12 Ha diajak oleh abang ipar saksi (Tukimin) atas suruhan Penggugat.
- Saksi juga menggarap dan membersihkan tanah Penggugat di jalan Ring Road, dan
kemudian saksi disuruh Penggugat untuk menjaganya.
- Yang membayar upah adalah Penggugat (DRs.Alfian), tidak penah dibayar oleh
Tergugat.
- Saksi Drs.Ali Mandan, SU sekitar tahun 1974 pernah diajak Penggugat untuk
membeli tanah di jalan Soekarno Hatta seluas 1 (satu) Ha, sedangkan milik
Penggugat seluas 3 (tiga) Ha.
- Selain tanah di Simpang Ardath, tanah Penggugat juga ada di jalan Todak/jalan
Gulama dan di Perumdam/jalan Srikandi.
- Pada tahun 1971 saksi pindah dari Jakarta ke Pekanbaru bertugas di UNRI dan
menyewa rumah petak di belakang Pom Bensin di jalan Sudirman beberapa bulan,
lalu Penggugat mengajak saksi tinggal di rumahnya dibelakang UNEDO.
- Penggugatlah yang membangun toko di simpang jalan Tuanku Tambusai (jalan
Nangka), lalu Penggugat membawa kedua orang tuanya dari kampung ke Pekanbaru
dan berdagang bahan bangunan.
- Setahu saksi Penggugat sekolah dengan biaya Pemerintah, karena masuk SGB dan
ketika kuliah dengan biaya sendiri, karena sudah bekerja di kantor Pajak.
- Ketka Warman memagar tanah di jalan Lobak, saksi meminta Warman untuk
membongkar pagar tersebut, karena saksi tidak bisa lewat di belakang, dan Warman
menjawab, soal itu harus diputuskan dengan Uwo (Penggugat).
- Saksi Sutiyah mengetahui, bahwa suaminya (Tukimin) pernah disuruh Penggugat
menebas dan membersihkan tanah di jalan Srikandi dan di jalan Ring Road serta
menjaga tanah tersebut sejak tahun 1985 sampai tahun 2003.
- Yang membayar upah adalah Penggugat, tidak pernah dibayar oleh Tergugat.
- Saksi Mislan bersama saksi saksi Misgiran pernah disuruh oleh Penggugat untuk
membersihkan semak-semak tanah di jalan Arengka II dan di jalan Srikandi, dan
yang membayar upah adalah Penggugat.
- Saksi Suratno bekerja pada Penggugat sejak tahun 1999 tugasnya memelihara,
membersihkan dan menjaga tanah-tanah Penggugat di jalan Ring Road, di jalan
Srikandi, jalan Soekarno Hatta, jalan Bakti, Simpang Ardath, jalan Todak dan jalan
Arifin Ahmad (Banca Laweh).
- Yang membayar upah adalah Penggugat lewat P.Warman, karena saat itu Penggugat
bekerja di luar Pekanbaru, sehingga uangnya dikirimkan lewat P.Warman.
- Sebelum ada konflik, Penggugat pernah mengatakan kalau Penggugat pinjam nama
adik-adik dan orang tuanya untuk surat-surat tanah Penggugat.
- Ketika tanah di jalan Bakti mau diserobot orang, saksi mendengar Warman
mengatakan kepada orang tersebut, ’jangan diserobot, itu adalah tanah Pak Alfian’
- Saksi Samuri pernah disuruh Penggugat membersihkan dan menebas tanahnya sejak
tahun 1979 sampai tahun 1982, yaitu di jalan Arifin Ahmad, belakang PTP V, jalan
Bakti, jalan Soekarno Hatta dan jalan Todak/Gulama.
- Saksi mengetahui, Penggugat membeli tanah di jalan Srikandi sekitar tahun 1982 dari
H.Syamsuddin dengan harga Rp. 250.000,- per Ha.
- Saksi tidak pernah menerima upah dari Tergugat (Alfianim).
- Saksi Supriyono bekerja membersihkan tanah Penggugat sejak tahun 1994 sampai
tahun 1998, yaitu tanah di Ring Road, jalan Todak, jalan Arifin Ahmad, jalan Bakti,
jalan Srikandi dan simpang Ardath.
- Yang membayar upah adalah Penggugat lewat P.Warman, karena saat itu Penggugat
bekerja di luar Pekanbaru, sehingga uangnya dikirimkan lewat P.Warman.
- P.warman tidak pernah ikut serta merawat tanah, tapi hanya mengantar-antar sewaktu
mau ditanami pohon Akasia, bahkan P.Warman pernah meminta bagian upahnya
kepada saksi, karena merasa lelah membantu bekerja.

Menimbang, bahwa Tergugat membantah dalil Penggugat tersebut dan


menyatakan, bahwa persil tanah/lahan yang disebutkan oleh Penggugat tersebut adalah
merupakan milik dari orang tua Penggugat dan Tergugat.
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil bantahanya Tergugat telah
mengajukan surat-surat bukti T 1 – T 28 dan saksi-saksi Rosefel, Nazarudin, Jasrul,
Khairul, Darun Nasib, Nurman, Hasan Basri, yang pada pokonya menyatakan, bahwa ;
- Saksi Rosefel tahu orang tua Tergugat dan Penggugat, yaitu H.Usman dan Hj.Baisa,
karena bersama-sama sekampung di Desa Penyasawan Rumbio, Kampar.
- Saksi tidak tahu berapa anak H.Usman dan Hj.Baisa dan tidak kenal dengan Alfian
(Penggugat), Warman dan Alfianim (Tergugat).
- Menurut cerita orang tua saksi, H.Usman dan Hj.Baisa termasuk orang kaya di
kampung, karena punya lumbung padi 3 (tiga) buah, punya sawah dan rumahnya
termasuk cantik.
- Usaha H.Usman dan Hj.Baisa adalah menjual beras ke pasar-pasar dengan berjualan
di kaki lima.
- Setelah di Pekanbaru H.Usman dan Hj.Baisa menjual bahan-bahan bangunan di
tokonya di jalan Nangka.
- Setahu saksi H.Usman dan Hj.Baisa pindah ke Pekanbaru tahun 1978, tetapi apa
alasan pindah dan atas inisiatif siapa, saksi tidak tahu.
- Saksi tidak tahu H.Usman dan Hj.Baisa naik haji waktu di kampung atau di
Pekanbaru.
- Saksi tidak tahu harta H.Usman dan Hj.Baisa di Pekanbaru.
- Saksi Nazarudin tahu H.Usman dan Hj.Baisa, karena tinggal sekampung di
Penyasawan Rumbio Kampar dan menurut saksi mereka termasuk orang kaya, karena
punya lumbung padi 3 (tiga), mewakafkan Rumah Sekolah dan Masjid diatas bukit,
punya toko bangunan di jalan Nangka.
- Rumah saksi dengan rumah H.Usman dan Hj.Baisa agak dekat, tetapi saksi tidak
melihat H.Usman dan Hj.Baisa punya kerbau, sapi, atau bebek.
- Saksi tidak tahu anak-anak H.Usman dan Hj.Baisa dan tidak kenal dengan Penggugat
dan Tergugat.
- Saksi tahu harta H.Usman dan Hj.Baisa di kampung, tetapi yang di Pekanbaru, saksi
tidak tahu.
- Saksi Nasrul sejak lahir sampai sekarang tetap tinggal di Rumbio, jarak rumah saksi
dengan rumah P.Usman + 300 M dan saksi pernah ke rumah P.Usman.
- Setahu saksi P.Usman punya lumbung padi 3 buah dan kerbau dan saksi pernah
menjaga bersama dengan penjaga kerbau P.Usman, kira-kira tahun 1966-1967.
- Menurut saksi rumah P.Usman termasuk cantik di kampung, jadi menurut saksi
termasuk orang kaya.
- Saksi tidak tahu P.Usman punya rumah atau tanah di Pekanbaru.
- Saksi adalah penduduk asli di Desa Rumbio, bahwa menurut adat kebiasaan di desa,
apabila seseorang melahirkan anak, jika orang kaya maka tetangga sekitarnya dikirim
nasi dan lauk tanda upacara selamatan, tetapi jika orang miskin hanya upacara
dimandikan saja. Dan setahu saksi waktu itu P.Usman tidak pernah mengirim nasi
dan lauk tanda upacara selamatan ke rumah saksi.
- Saksi Khairul sejak lahir sampai sekarang tetap tinggal di Rumbio, saksi tidak kenal
H.Usman, dan anak-anak P.Usman, yaitu Alfian, Warman dan Alfianim.
- Setahu saksi P.Usman punya lumbung padi 3 buah, kerbau dan sawah, dan menurut
saksi rumah P.Usman termasuk cantik di kampung ukuran 6x10, jadi menurut saksi
termasuk orang kaya.
- Jarak rumah saksi dengan rumah P.Usman + 500 M dan saksi pernah ke rumahnya
ketika berumur 8 tahun.
- Setahu saksi pekerjaan P.Usman ketika masih di kampung, yaitu dengan Hj.Baisa
berjualan beras di pasar-pasar setiap hari pasar di kaki lima.
- Saksi tidak tahu P.Usman punya rumah atau tanah di Pekanbaru.
- Saksi Daru Nasib mengetahui P.Usman punya lumbung padi dan sawah, jadi menurut
saksi pada tahun 1965 termasuk orang kaya.
- Setahu saksi pekerjaan P.Usman ketika masih di kampung, yaitu dengan B.Baisa
berjualan beras di pasar-pasar setiap hari pasar di kakilima.
- Saksi tidak tahu P.Usman punya rumah atau tanah di Pekanbaru.
- Saksi tidak kenal anak-anak P.Usman yaitu, Alfian, Warman dan Alfianim.
- Saksi tidak tahu, apakah P.Usman naik haji sewaktu di kampung atau stelah di
pekanbaru.
- Saksi Norman sedari dulu sampai sekarang, saksi tinggal di kampung Penyasawan
Rumbio, dan mendengar perkara ini masalah harta P.Usman dan B.Baisa.
- Setahu saksi pekerjaan P.Usman ketika masih di kampung, yaitu dengan B.Baisa
berjualan beras di pasar Bangkinang.
- Saksi tahu anak P.Usman ada 3 orang, yaitu Alfian, Warma dan Alfianim.
- Jarak rumah saksi dengan rumah P.Usman + 100 m.
- Saksi tidak tahu, apakah P.Usman naik haji sewaktu di kampung atau setelah di
Pekanbaru.
- Saksi tidak tahu, P.Usman mengadakan acara untuk anak yang baru lahir semacam
akikah.
- Saksi tidak tahu P.Usman punya rumah atau tanah di Pekanbaru.
- Saksi Hasan Basri tahu, P.Usman dan B.Baisa menikah sudah dalam keadaan mampu.
- Setahu saksi pekerjaan P.Usman ketika masih di kampung, yaitu dengan B.Baisa
berjualan beras di pasar dan bertani.
- Setahu saksi P.Usman tidak mempunyai lumbung padi.
- Saksi sampai sekarang masih tinggal di Penyasawan Rumbio, dan saksi tidak
mendengar masalah harta P.Usman.
- Saksi ikut membangun toko di jalan Semar tahun 1966, pada saat itu P.Usman belum
di Pekanbaru, masih pulang-pulang pergi ke kampung.
Saksi kenal dengan P.Alfian, karena saksi pernah mampir rumahnya di Rengat sewaktu
saksi jadi Guru dan P.Alfian menjadi pegawai pajak dan saat itu P.Warman ikut dan
disekolahkan P.Alfian.
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian fakta diatas, yaitu adanya keterangan
saksi-saksi Penggugat yang saling bersesuaian tentang adanya peraturan Camat yang
melarang setiap orang memiliki tanah lebih 2 Ha dalam 1 surat dan keterangan saksi
Suratno yang menyatakan, seingat saksi ada 3 (tiga) Sertipikat dibuat Penggugat atas
nama Warman, yaitu di jalan Todak, jalan Arifin Ahmad dan jalan Arengka, sedangkan
Sertipikat yang dibuat atas nama Alfianim (Tergugat) ada 2 (dua) yaitu di jalan Todak
dan jalan Arifin Ahmad.
Sebaliknya, tidak adanya bukti-bukti maupun keterangan saksi-saksi Tergugat tentang
kepemilikan tanah oleh Tergugat (Alfianim), maka Majelis berkesimpulan dan
berkeyakinan, bahwa :
a. Sebidang tanah kebun di wilayah Ring Road/Arengka II Desa/Kelurahan Simpang
Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru tercatat seluas lebih kurang 21.168 M2
didalam Surat Keterangan Ganti Kerugian Camat No. 172/SK/DSB/1992 atas nama
Dra. Alfianim tanggal 4 November 1992;
b. Sebidang tanah/lahan dijalan Gulama, Desa/Kelurahan Tangkerang Barat, Kecamatan
Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 m2 tercatat di dalam Surat
Keterangan Usaha No. 1644/74 atas nama ALFIANIM tanggal 10 Juni 1974;
c. Sebidang tanah/lahan di areal Banca Laweh (sekarang setempat dikenal dengan areal
Jalan Arifin Ahmad, Desa/Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan
Damai, Kota Pekanbaru) seluas lebih kurang 9.243 m2 tercatat didalam Sertipikat
Hak Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004 atas nama Dra. Alfianim
dengan Surat Ukur No. 1609/Sp.Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004;
d. Sebidang tanah/lahan di areal Perumdam (sekarang setempat dikenal dengan areal
Jalan Srikandi, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru)
tercatat seluas lebih kurang 15. 120 m2 didalam Surat Keterangan Pemilik Tanah No.
313/SK/SM/1981 tanggal 28 Nopember 1981 atas nama Dra. Alfianim;
Adalah benar tanah milik Penggugat yang sebagian surat-suratnya diatas namakan ke atas
nama TERGUGAT dengan sifat hanya pinjam pakai nama saja, dikarenakan adanya
peraturan yang tidak membolehkan seseorang memiliki tanah dalam satu surat yang
luasnya lebih dari 2 Hektar.
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi Penggugat yang
menyatakan, bahwa waktu Alfian (Penggugat) sudah bekerja, Warman dan Alfianim
(Tergugat) masih sekolah SMA dan SMP, sehingga sangatlah tidak masuk akal anak usia
SMP bisa membuka lahan dan memberi upah orang lain, apalagi telah terbukti bahwa
tanah-tanah obyek sengketa adalah milik Alfian (Penggugat) yang diperoleh dengan cara
membuka hutan, menebas dan membersihkan lahan dengan cara mengupahkan kepada
orang lain sejak tahun 1971 sampai tahun 1974.

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan dalil-dalil


gugatan Penggugat dan bantahan Tergugat serta bukti-bukti kedua belah pihak.
Menimbang, bahwa yang menjadi obyek sengketa dalam perkara ini adalah
penguasaan tanpa hak dan melawan hukum surat-surat dan tanah-tanah Penggugat oleh
Tergugat, sehingga menimbulkan kerugian bagi Penggugat yaitu :
a. Sebidang tanah kebun di wilayah Ring Road/Arengka II Desa/Kelurahan Simpang
Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru tercatat seluas lebih kurang 21.168 M2
didalam Surat Keterangan Ganti Kerugian Camat No. 172/SK/DSB/1992 atas nama
Dra. Alfianim tanggal 4 November 1992;
b. Sebidang tanah/lahan dijalan Gulama, Desa/Kelurahan Tangkerang Barat, Kecamatan
Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 m2 tercatat di dalam Surat
Keterangan Usaha No. 1644/74 atas nama ALFIANIM tanggal 10 Juni 1974;
c. Sebidang tanah/lahan di areal Banca Laweh (sekarang setempat dikenal dengan areal
Jalan Arifin Ahmad, Desa/Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan
Damai, Kota Pekanbaru) seluas lebih kurang 9.243 m2 tercatat didalam Sertipikat
Hak Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004 atas nama Dra. Alfianim
dengan Surat Ukur No. 1609/Sp.Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004;
d. Sebidang tanah/lahan di areal Perumdam (sekarang setempat dikenal dengan areal
Jalan Srikandi, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru)
tercatat seluas lebih kurang 15. 120 m2 didalam Surat Keterangan Pemilik Tanah No.
313/SK/SM/1981 tanggal 28 Nopember 1981 atas nama Dra. Alfianim;

Menimbang, bahwa telah dipertimbangkan diatas, bahwa terbukti tanah obyek


sengketa adalah milik Penggugat (Drs.Alfian).

Menimbang, bahwa karena tanah obyek sengketa adalah milik Penggugat


(Drs.Alfian), maka dalil bantahan Tergugat yang menyatakan tanah obyek sengketa
adalah milik Tergugat (Alfianim) telah terbantahkan dan tidak terbukti secara sah
menurut hukum.

Menimbang, bahwa dengan demikian penguasaan surat-surat dan tanah-tanah


Penggugat dan Tergugat adalah tanpa hak dan melawan hukum, sehingga menimbulkan
kerugian bagi Penggugat.

Menimbang, bahwa dalil Penggugat angka 19, 20, 21, tentang kerugian materiil
yang diderita PENGGUGAT karena telah dirampas haknya atas sebidang tanah yang
terletak di areal jalan Todak (sekarang dikenal sebagai Jalan Gulama) seluas lebih kurang
5000 m2 berdasarkan Surat Keterangan Usaha No.1644/74 tersebut, apabila dinilai dalam
bentuk uang senilai lebih kurang Rp 1.500.000.000,00 (satu milyar lima ratus juta
rupiah), karena perkiraan harga jual tanah di wilayah tersebut per meter perseginya
adalah lebih kurang sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) dan kerugian materiil
lain berupa harus mengeluarkan biaya jasa hukum Advokat selaku Kuasa Hukum
PENGGUGAT guna mempertahankan haknya atas tuduhan dan laporan pidana
TERGUGAT ke Poltabes Pekanbaru ketika itu, srta guna untuk mempertahankan
tanah/lahan hasil pengupayaan PENGGUGAT lainya yang surat-suratnya memakai
pinjam nama TERGUGAT sebagaimana dijelaskan dalam posita angka 7(a), (c), dan (d)
diatas dengan cara mengajukan gugatan aquo ke Pengadilan Negeri Pekanbaru, yaitu
lebih kurang sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah), sehingga total kerugian
materiil Penggugat adalah sebesar Rp 1.600.000.000,00 (satu milyar enam ratus juta
rupiah).

Menimbang, bahwa tentang kerugian materiil yang diderita Penggugat sebesar


Rp 1.600.000.000,00 (satu mlyar enam ratus juta rupiah) Majelis mempertimbangkan,
bahwa adalah masuk akal dan wajar apabila Tergugat dibebani untuk membayar jumlah
kerugian tersebut, karena disamping sesuai dengan harga jual tanah di wilayah itu, juga
karena Tergugat telah menikmatinya sejak tahun 1974 (Surat Keterangan Usaha
No.1644/74 atas nama ALFIANIM tanggal 10 Juni 1974.

Menimbang, bahwa tentang dalil Penggugat angka 22 yang menyatakan, bahwa


selain kerugian materiil sebagaimana tersebut diatas, PENGGUGAT juga menderita
kerugian immateriil akibat perbuatan melawan hukum TERGUGAT tersebut berupa
antara lain timbulnya perasaan tidak tenang, perasaan dirongrong, serta perasaan malu
akibat difitnah serta dicemarkan nama baiknya oleh TERGUGAT karena telah dilaporkan
ke Poltabes Pekanbaru dan dituduh telah melakukan penggelapan atas surat tanah yang
mana tanah tersebut sebenarnya justru adalah tanah hasil pengupayaan PENGGUGAT
sendiri, yang apabila diperhitungkan dalam jumlah uang diperkirakan kerugian immateriil
tersebut senilai dengan jumlah Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

Menimbang, bahwa tentang kerugian immateriil yang diderita Penggugat sebesar


Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) Majelis mempertimbangkan, bahwa adalah
masuk akal dan wajar apabila Tergugat dibebani untuk membayar jumlah kerugian
tersebut, karena akibat perbuatan melawan hukum TERGUGAT tersebut berupa antara
lain timbulnya perasaan tidak tenang, perasaan dirongrong, serta perasaan malu akibat
difitnah serta dicemarkan nama baiknya oleh TERGUGAT karena telah dilaporkan ke
Poltabes Pekanbaru dan dituduh telah melakukan penggelapan atas surat tanah yang
mana tanah tersebut sebenarnya justru adalah tanah hasil pengupayaan PENGGUGAT
sendiri.

Menimbang, bahwa tentang dalil gugatan angka 25 tentang permohonan sita


jaminan (conservatoir beslaag) terhadap aset berupa sebidang tanah yang terletak di Jalan
Todak (Jalan Gulama) seluas 5000 m2atas dasar Surat Keterangan Usaha No.1644/74
tanggal 10 Juni 1974 yang tercatat atas nama Alfianim (TERGUGAT) yang berbatasan
sebelah Utara dengan tanah tebasan Nasroen, sebelah Selatan dengan tanah
Drs.Basyaroeddin N, sebelah Barat dengan tanah Khalik cs dan sebelah Timur berbatasan
dengan tanah tebasan Nasrun.

Menimbang, bahwa selama pemeriksaan perkara dipersidangan tidak terbukti,


bahwa Tergugat berupaya akan mengalihkan atau memindah tangankan tanah obyek
sengketa kepada pihak ketiga, oleh karenanya permohonan sita jaminan (conservatoir
beslaag) harus ditolak.

Menimbang, bahwa tentang dalil gugatan angka 26 oleh karena Gugatan


PENGGUGAT aquo telah didasarkan pada bukti-bukti yang otentik sebagaimana
disyaratkan oleh Pasal 180 HIR, maka PENGGUGAT mohon dapat kiranya Pengadilan
Negeri Pekanbaru melalui Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara aquo
menjatuhkan Putusan yang dapat dijalankan terlebih dahulu secara serta merta
(uitvoerbaar bij voorraad), meskipun ada upaya hukum verzet, banding, maupun kasasi;

Menimbang, bahwa tentang putusan yang dapat dilaksanakan terlebih dahulu


(uitvoerbaar bij voorraad), Majelis Hakim mempertimbangkan, bahwa berdasarkan
SEMA No.3 tahun 2000 tentang Putusan serta merta (uitvoerbaar bij voorraad) dan
Provisionil angka 3, bahwa untuk mengabulkan Putusan Serta Merta (uitvoerbaar bij
voorraad) dan Provisionil harus dipenuhi syarat-syarat sebagaimana diuraikan pasal 180
ayat 1 HIR dan pasal 191 ayat 1 Rbg, serta pasal 332 Rv.
Dan ditegaskan lagi dalam SEMA No.4 tahun 2001 tentang Permasalahan Putusan Serta
Merta (uitvoerbaar bij voorraad) dan Provisionil, agar Majelis Hakim yang memutus
perkara serta merta, hendaknya berhati-hati dan bersungguh-sungguh memperhatikan dan
berpedoman SEMA No.3 tahun 2000 tentang Putusan Serta Merta (uitvoerbaar bij
voorraad) dan Provisionil.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, karena tidak cukup alasan


untuk menjatuhkan putusan yang dapat dilaksanakan terlebih dulu (uitvoerbaar bij
voorraad), maka gugatan Penggugat angka 25 harus ditolak.

Menimbang, bahwa dengan demikian Penggugat telah dapat membuktikan


sebagian dalil gugatanya secara sah menurut hukum, oleh karenanya gugatan Penggugat
harus dikabulkan sebagian.

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat berada dipihak yang kalah, maka
dihukum untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 91.000,- (sembilan puluh satu ribu
rupiah).

Mengingat, ketentuan Hukum Acara Perdata (RBg) dan Undang-undang lain


yang bersangkutan.

MENGADILI
3. Menerima dan mengabulkangugatan PENGGUGAT untuk sebagian;
4. Menyatakan Perbuatan TERGUGAT adalah Perbuatan Melawan Hukum yang
menimbulkan kerugian bagi PENGGUGAT;

3. Menetapkan dan menyatakan secara hukum pemakaian nama TERGUGAT dalam


surat-surat tanah/lahan yang surat-suratnya tercatat atas nama TERGUGAT
sebagaimana tersebut dibawah ini sifatnya adalah hanya pinjam pakai nama, yaitu
atas :
a. Sebidang tanah kebun di wilayah Ring Road/Arengka II Desa/Kelurahan Simpang
Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru tercatat seluas lebih kurang 21.168
M2 didalam Surat Keterangan Ganti Kerugian Camat No. 172/SK/DSB/1992 atas
nama Dra. Alfianim tanggal 4 November 1992;
b. Sebidang tanah/lahan dijalan Gulama, Desa/Kelurahan Tangkerang Barat,
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 m2 tercatat di
dalam Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 atas nama ALFIANIM tanggal 10
Juni 1974;
c. Sebidang tanah/lahan di areal Banca Laweh (sekarang setempat dikenal dengan
areal Jalan Arifin Ahmad, Desa/Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan
Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru) seluas lebih kurang 9.243 m2 tercatat didalam
Sertipikat Hak Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004 atas nama Dra.
Alfianim dengan Surat Ukur No. 1609/Sp.Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004;
d. Sebidang tanah/lahan di areal Perumdam (sekarang setempat dikenal dengan areal
Jalan Srikandi, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru)
tercatat seluas lebih kurang 15. 120 m2 didalam Surat Keterangan Pemilik Tanah
No. 313/SK/SM/1981 tanggal 28 Nopember 1981 atas nama Dra. Alfianim;
9. Menetapkan dan menyatakan secara hukum hak kepemilikan yang sah atas tanah-
tanah/lahan-lahan tersebut secara hukum merupakan hak PENGGUGAT, yaitu atas :
a. Sebidang tanah kebun di wilayah Ring Road/Arengka II Desa/Kelurahan Simpang
Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru tercatat seluas lebih kurang 21.168
M2 didalam Surat Keterangan Ganti Kerugian Camat No. 172/SK/DSB/1992 atas
nama Dra. Alfianim tanggal 4 November 1992;
b. Sebidang tanah/lahan dijalan Gulama, Desa/Kelurahan Tangkerang Barat,
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 m2 tercatat di
dalam Surat Keterangan Usaha No. 1644/74 atas nama ALFIANIM tanggal 10
Juni 1974;
c. Sebidang tanah/lahan di areal Banca Laweh (sekarang setempat dikenal dengan
areal Jalan Arifin Ahmad, Desa/Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan
Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru) seluas lebih kurang 9.243 m2 tercatat didalam
Sertipikat Hak Pakai No. 616/Simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004 atas nama Dra.
Alfianim dengan Surat Ukur No. 1609/Sp.Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004;
d. Sebidang tanah/lahan di areal Perumdam (sekarang setempat dikenal dengan areal
Jalan Srikandi, Desa/Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru)
tercatat seluas lebih kurang 15. 120 m2 didalam Surat Keterangan Pemilik Tanah
No. 313/SK/SM/1981 tanggal 28 Nopember 1981 atas nama Dra. Alfianim;
10. Menghukum dan memerintahkan kepada TERGUGAT untuk segera mengembalikan
kepada PENGGUGAT surat tanah yang merupakan hak PENGGUGAT yang
meminjak pakai nama TERGUGAT, baik yang saat ini berada dalam penguasaan
TERGUGAT maupun berada dalam penguasaan pihak ketiga lainnya, yaitu berupa
Surat Keterangan Usaha No.1644/74 atas nama ALFIANIM tanggal 10 Juni 1974 atas
sebidang tanah/lahan di Jalan Gulama, Desa Kelurahan Tangkerang Barat,
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru seluas lebih kurang 5.000 M2;

11. Menghukum TERGUGAT untuk membayar ganti kerugian kepada PENGGUGAT


akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan TERGUGAT, baik berupa ganti
kerugian materiil sebesar Rp 1.600.000.000,00 (satu milyar enam ratus juta rupiah)
maupun ganti kerugian immateriil sebesar Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah);

12. Menghukum TERGUGAT untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara
ini sebesar Rp.91.000,- (sembilan puluh satu ribu rupiah).
13. Menolak gugatan selebihnya.

Demikian diputus dalam musyawarah Majelis Hakim pada hari, jumat tanggal 12
Desember 2008 oleh kami FUAD MUHAMMADY, SH., sebagai Ketua Majelis,
ZAENAL ABIDIN HASIBUAN, SH., dan PANDU BUDIONO, SH.MH, Anggota-
anggota Majelis, putusan mana diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum
pada hari, Senin tanggal 22 Desember 2008 oleh Majelis Hakim tersebut, dengan dibantu
oleh ROSDIANA SITORUS, SH., serta dihadiri Kuasa Penggugat dan Kuasa Tergugat.

HAKIM-HAKIM ANGGOTA HAKIM KETUA

ZAENAL ABIDIN HASIBUAN, SH. FUAD MUHAMMADY, SH.

PANDU BUDIONO, SH.MH.

PANITERA PENGGANTI
ROSDIANA SITORUS, SH.
Perincian biaya perkara ;
1. Biaya Redaksi........................................Rp. 5.000,-
2. Biaya Panggilan.....................................Rp. 80.000,-
3. Materai...................................................Rp. 6.000,-
Jumlah ...........................Rp. 91.000,-
(sembilan puluh satu ribu rupiah)

CATATAN :
Salinan/foto copy putusan ini sesuai dengan aslinya diberikan untuk
dan atas Permintaan : TERGUGAT (Kuasa Tergugat) pada tanggal
23 Januari 2009 ;

PANITERA/SEKRETARIS
PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

HJ. MERI ULFA, SH.MH =

Anda mungkin juga menyukai