Anda di halaman 1dari 80

COVER MABAPA

1
BIODATA DIRI

I. Nama Lengkap :
TTL :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Hobby :
Status :
E-mail :
Telp/Hp :

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


TK :
SD/MI :
SMP/MTS :
SMA/MA :
FAKULTAS / PRODI :
SEMESTER :

III. PENGALAMAN ORGANISASI


1………………………………………………………………….
2………………………………………………………………….

VI. MOTTO

…………………………………………………………………….

Jember,
2020

_______________________

NIM:

2
PRAKATA PANITIA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bismillah Alhamdulillah Washolatu wassalamu ‘ala Roslulillah lahaula wala quata ila billah.

Puji syukur khadirat Allah yang senantiasa melindungi, menjaga, dan merahmati
kita,sehingga kita tetap sehat dan senantiasa bersyukur kepadanya. Dan tidak lupa shalawat serta
salam tetap kita haturkan kepada junjungan nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad,yang berhasil
membawa agama islam ini menjadi agama yang diakui kebenarannya dan kelak di akhirat kita
mendapakatkan syafa’atnya.

Yang terhormat kepada Ketua Cabang PMII Jember. Sahabat Baijuri bseserta jajarannya.
Yang terhormat Ketua Komisariat IAIN Jember, sahabat Nurul Hidayat beserta jajarannya.
Yang terhormat Ketua ke-4 Rayon IAIN Jember, beserta jajarannya.
Yang terhormat Ketua Rayon Fakultas Dakwah, Sahabat Farid beserta jajarannya.
Yang terhormat Kepada Majlis Pembina ( MABINRA ) Rayon Fakultas Dakwah.
Yang terhormat kepada segenap para Alumni, Demisioner, dan seluruh para Tamu Undangan.
Yang terkompak seluruh anggota panitia, SC dan OC.
Dan tak lupa kepada adik-adik calon anggota baru Rayon Fakultas Dakwah 2020 yang kami cinta
dan sayangi.
Di acara Masa Penerimaan Anggota Baru ( MAPABA ) ini ketua pelaksana menyampaikan
beberapa point terkait kinerja dan proses kelancaran serta tercapainya tujuan MAPABA Rayon
Dakwah yang ke XVIII

Pertama,atas nama panitia mengucapkan banyak terimakasih atas kerjasamanya mulai


dari segala persiapan di mapaba tahun 2020 ini, untuk itu sudilah kiranya seluruh panitia
mengorbankan pikiran dan tenaganya agar mapaba ke XVIII sesuai dengan tujuan. Kedua,atas
nama panitia mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kinerja panitia yang kurang efektif
sehingga menyebabkan terganggunya kelancaran mapaba tahun ini, tapi panitia berusaha sekeras
mungkin untuk tetap bekerja agar mapaba kali ini tetap lancar.

Ketiga, pesan saya kepada calon anggota baru yaitu :

1. Tumbuhkan pada diri kalian yaitu keyakinan yang kuat di PMII RAYON “FAKULTAS
DAKWAH” IAIN JEMBER
2. Tumbuhkan rasa keberanian yang tinggi agar terbentuk mental pejuang pada calon
anggota PMII RAYON “FAKULTAS DAKWAH” IAIN JEMBER

3
3. Berproseslah di PMII agar menjadi seorang kader yang militan dan berintelektual serta
mempunyai keberanian.

Cukup sekian mudah-mudahan bermanfaat bagi semua kader PMII RAYON “FAKULTAS
DAKWAH IAIN JEMBER” Umumnya ,dan khususnya pada diri saya pribadi,sekali lagi mohon
maaf sebesar-besarnya. Sesuai motto saya “ meskipun tidak ada jalan,lalui! Dan pasti akan
menemukan jalan walau seujung tombak”. Tangan terkepal dan maju ke muka. Wallahul muwafiq
illa aqwamitthoriq

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

4
PRAKATA PENGURUS RAYON
Assalamualaikum warahmatullahiwabarkatuh

Salam Pergerakan .!

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya
kepada kita semua, Sehingga kita bisa dipersatukan dalam organisasi yang insyaallah penuh
barokah. Amin. Sholawat serta salam tetap tsrcurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari zaman 0 hingga 4.O

Kegiatan Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) ke XVIII Rayon Fakultas Dakwah
komisariat IAIN jember ini merupakan awal atau sebagai gerbang bagi calon anggota baru yang
akan memasuki dunia pergerakan. Sejarah tidak bisa kita lupakan dari peran PMII dalam
membangun dan menjaga bangsa ini. PMII sejatinya telah banyak berfikir dan berkiprah dalam
perjuangan dan membangun bangsa yang besar sesuai dengan tujuan PMII itu sendiri. Namun pada
era 4.O ini muncul pertanyaan besar yang juga bisa mempengaruhi akan kualitas nan kuantitas
anggota PMII tentang paham-paham ideologi PMII itu sendiri, untuk menjawab realita saat ini.

Sejauh mana hari ini kader-kader PMII paham tentang ideologi PMII itu sendiri sebagai
bentuk kesadaran sosial?

Oleh karena itu jadikanlah MAPABA kali ini sebagai awal kalian berproses di PMII.
Proses kalian bukan hanya selesai di MAPABA saja, proses kalian masih Panjang.

Didiklah Rakyat dengan Organisasi, dan Didiklah Penguasa dengan Perlawanan

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pengurus PMII Rayon Fakultas Dakwah


Komisariat IAIN Jember
Masa Juang 2020/2021

Ahamd Farid
Ketua Umum

5
DAFTAR ISI

PRAKATA PANITIA ................................................................................................................... 3


PRAKATA PENGURUS RAYON .............................................................................................. 5
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 6
TEMA “MENGUATKAN IDEOLOGI PMII SEBAGAI MANIFESTASI KESADARAN
SOSIAL”......................................................................................................................................... 7
MATERI KE-INDONESIA-AN ................................................................................................. 13
KE – PMII AN............................................................................................................................. 20
NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP) PMII......................................................................... 34
KE-ISLAMAN DAN ASWAJA ................................................................................................. 38
ANALISIS SOSIAL (ANSOS) ................................................................................................... 50
KELEMBAGAAN KOPRI DAN GENDER ............................................................................ 54
DATA PANITIA SC ................................................................................................................... 65
DATA PANITIA OC: ................................................................................................................. 65
STRUKTUR KEPENGURUSAN PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(PMII) RAYON FAKULTAS DAKWAH KOMISARIAT IAIN JEMBER MASA
KHIDMAT 2020/2021 ................................................................................................................ 67
JAJARAN KETUA RAYON ..................................................................................................... 70
MANUAL ACARA ..................................................................................................................... 73

6
TEMA
“MENGUATKAN IDEOLOGI PMII SEBAGAI MANIFESTASI KESADARAN SOSIAl”
A. Pengertian Ideologi
1. Pengertian

Ideologi dikumandangkan pertama kali oleh Antoine Destutt de Tracy (seorang


revolusioner Perancis (1754-1836)). Beliau melihat bahwa ketika revolusi berlangsung, banyak
ide atau pemikiran telah menginspirasi ribuan orang untuk menguji kekuatan ide-ide tersebut
dalam kancah pertarungan politik dan mereka mau mengorbankan hidup demi ide-ide yang
diyakini tersebut (bahkan sampai sekarang). Latar belakang inilah yang mendorong de Tracy (dan
saya sekarang) untuk mengkaji tentang ideologi. Terlebih perdebatan tentang ideologi masih
memiliki ruangnya sendiri (dalam PMII atau institusi lainnya) tentang keberadaanya yang masih
menuai kritik dan evaluasi terhadapnya.

Definisi secara bahasa berasal dari kata idea (ide/gagasan) dan ology/logos (ilmu). Namun,
definisi lugothan ini tidak dapat dijadikan pijakan untuk memahami ideologi lebih mendalam. Oleh
karena itu bila ada definisi secara lugothan/bahasa (dikalangan santri)

Secara istilaha ideologi didefinisikan sebagai kumpulan ide/gagasan/aqidah aqliyyah


(akidah (keyakinan yang mendasar) yang sampai melalui proses berfikir) yang melahirkan aturan-
aturan dalam kehidupan. Oleh sebab itu ideologi juga dianggap sebagai landasan kebenaran yang
fundamental (mendasar). Dan karenanya pula tidak terlalu salah juga bila ideologi disebut sebagai
sumber kebenaran dan keberadaannya adalah sebagai ruh dari operasi praktis kehidupan
(organisasi).

Pada dasarnya ideologi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari dua kata: ideos artinya
pemikiran, dan logis artinya logika, ilmu, pengetahuan. Dapatlah didefinisikan ideologi
merupakan ilmu mengenai keyakinan dan cita-cita. Ideologi merupakan kata ajaib yang
menciptakan pemikiran dan semangat hidup diantara manusia terutama kaum muda, khususnya
diatara cendekiawan atau intelektual dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa ideologi merupakan rumusan alam pikiran yang terdapat diberbagai subyek atau kelompok
masyarakat yang ada, dijadikan dasar untuk direalisasikannya. Dengan demikian, ideologi tidak
hanya dimiliki oleh negara, dapat juga berupa keyakinan yang dimiliki oleh suatu organisasi dalam
negara, seperti partai politik atau asosiasi politik, kadang hal ini sering disebut subideologi atau
bagian dari ideologi. Ideologi juga merupakan mythos yang menjadi political doctrin (doktrin
politik) dan political formula (formula politik). Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai
yang menyeluruh dan mendalam yang dipunyai dan dipegang oleh suatu masyarakat tentang
bagaimana cara yang sebaliknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah
laku mereka bersama dalam berbagai segi kehidupan duniawi mereka. Ideologi juga memiliki arti:

7
konsepsi manusia mengenai politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan untuk diterapkan dalam suatu
masyarakat atau Negara.1

2. Peran Ideologi

Peranan ideologi adalah sebagai wadah/tempat bagi kebenaran atau bahkan sebagai sumber
kebenaran itu sendiri yang disatu sisi dinilai sebagai pencerah umat, akan tetapi disisi lain juga
dijadikan sebagai alat hegemoni (pengunggul) umat. Ideologi juga kadang menjadi tameng
pembenaran umat/golongan tertentu atau bahkan individu-individu yang berkepentingan, dan
digunakan untuk tujuan-tujuan yang tidak selayaknya. Karena dalam prosesnya kemudian ideologi
ada tidak bebas dari kepentingan prinsip peng-ada-an. Suatu materi diciptakan/diadakan
(contohnya organisasi) pasti punya maksud dan tujuan. Ironisnya kepentingan/tujuan yang pada
awalnya untuk kebaikan sesama tanpa adanya pengistimewaan/pengklarifikasian kemudian
berubah menjadi milik segolongan tertentu. Dalam organisasi ideologi lebih diperankan sebagai
identitas dari organisasi tersebut dan di biasanya gunakan sebagai pendoktrin untuk membentuk
paradigma keorganisasian.

Karena alasan-alasan seperti yang tersebut diatas itulah keberadaan ideologi dalam
organisasi sangat dibutuhkan sebagai identitas dan landasan berfikir yang sangat fundamental
dalam setiap gerakan juga menjadi kerangka yang sistematis agar keberadaa organisasi tidak
melenceng dari konsep dan tujuan awal pendiriannya.

3. Ideologi PMII

Dibawa kedalam ranah PMII, ideologi PMII atau yang biasa di sebut sebagai identitas PMII
yang digali dari sumber-sumbernya yaitu ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an dalam pemahaman ke-
ASWAJA-an, telah tersublimasi keberadaannya menjadi rumusan materi yang terkandung dalam
NDP PMII (Nilai Dasar Pergerakan PMII), semacam Qonun azasi di-PMII atau itu yang di sebut
ideologi. ASWAJA sendiri yang pada awal pendirian PMII ingin di perankan sebagai ideologi di-
PMII, kini peranannya lebih difokuskan sebagai manhaj al-Fiqr (landasan pemikiran
semata/sebagai pengontrol arah pergerakan) dan manhaj at-Taghayyur al-Ijtima’i (perubahan
sosial).

Organisasi yang baik adalah organisasi yang melihat masa lalu, potensi saat ini dan
tantangan masa depan. Secara sederhana, Ideologi adalah konsensus yang ada di dalam organisasi
tertentu. Sejarah Ideologi dunia, seperti kapitalisme, sosialisme, komunisme marksisme,
leninisme, fasisme, liberalisme, radikalisme, dan ekstrimisme dinilai ampuh mempengaruhi dan
menggerakkan dunia dalam pengaruh idenya. Tanpa ideologi negara akan hancur, begitu juga
dengan sebuah organisasi. Namun, dalam PMII sendiri dikembangkannya Aswaja menjadi
Ideologi masih membutuhkan perumusan landasan filosofis yang matang dan strategi gerakan
yang dilahirkan dari ideologi tersebut.

1
Nur sayyid santoso kreisteva, Sejarah Ideologi Dunia (eye on the revolution press) hal. 05

8
Jika kita mencermati doktrin-doktrin faham Aswaja, baik dalam aqidah (iman) syari’ah
(fiqh) ataupun akhlaq (ihsan). Maka bisa kita dapati sebuah metodologi pemikiran yang tengah
dan moderat (tawasuth), berimbang atau harmoni (tawazun) netral atau adil (ta’adul), dan toleran
(tasamuh).

Aswaja merupakan counter discourse (wacana tanding) orientasi ideologi puritasi Islam
(menurut Wahabi) dan modernis, maka dewasa ini NU dihadapkan pada orientasi ideologi yang
sangat beragam dan kompleks yang telah memasuki dunia sumbu pendek, dan mencatut dalil
agama dalam tindak-tanduknya. Sebagai kaum moderasi, PMII menjunjung tinggi multikultural
yang menjadi ciri khas bangsa.

Metodelogi pemikiran Aswaja senantiasa menghindari sikap-sikap ekstrim, baik ekstrim


kanan maupun ekstrim kiri. Inilah yang menjadi esensi identitas untuk mencirikan faham Aswaja.

B. Manifestasi Kesadaran Sosial


1. Pengertian Manifestasi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI ) manifestasi adalah perwujudan atau bentuk
dari sesuatu yang tidak kelihatan. Jadi manifestasi adalah sebuah tindakan yang jelas yang
memperlihatkan atau mewujudkan sesuatu yang abstrak atau yang teoritis.2

Dalam arti lain manifestasi dapat diartikan ide, konsep, ataupun pemikiran untuk
mewujudkan sesuatu secara menyeluruh. Setiap orang memiliki konsep, ide, ataupun pemikiran
mengenai segala sesuatu. Segala macam konsep ini bisa diwujudkan dalam bentuk nyata,
tergantung orang tersebut. Ada orang yang ide-idenya cemerlang akan tetapi tidak pernah
diwujudkan dalam aksi nyata. Ada pula orang yang idenya biasa saja tetapi ia mampu
mewujudkannya sehingga memberi manfaat bagi dirinya dan orang sekitar.

Secemerlang apapun sebuah konsep jika tidak diwujudkan tidak akan ada artinya. Misalnya
konsep mengenai Hablum Minannas (hubungan manusia dengan manusia). Konsep ini jika dapat
diwujudkan dalam bentuk nyata tentu sangat bermanfaat bagi warga PMII dan masyarakat sekitar
atapun bagai khalayak umum di daerah tersebut. Perwujudan dalam bentuk nyata dari sesuatu yang
tidak kelihatan seperti ide, konsep, pemikiran, cita-cita, ataupun perasaan disebut dengan
MANIFESTASI.

Contohnya seperti, seorang yang empati terhadap orang cacat, maka ia akan menunjukkan
rasa empatinya dengan rasa peduli untuk membantunya dengan sekuat tenaga dan fikiran,
menolong, menghormati, serta menjaga kedifabelannya.

2. Pengertian Kesadaran Sosial

2
KKBI.

9
Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial, yang tidak dapat hidup tanpa bantuan
individu lainnya dalam kehidupan sehari- hari. Sebagai makhluk sosial, manusia setiap harinya
melakukan beragam macam interaksi sosial, baik antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Terjadinya interaksi kemudian
melahirkan adanya kesadaran sosial dalam masyarakat.3

Kesadaran sosial (Social Awareness) adalah cara yang diupayakan individu untuk
menganalisa, mengingat serta menggunakan informasi mengenai kejadian atau peristiwa-peristiwa
sosial, sehingga individu dapat lebih peka terhadap kejadian yang terjadi di sekitar. Selain itu,
dapat meningkatkan inisiatif yang lebih besar dalam diri individu dalam bertindak di
lingkungannya.

Kesadaran sosial perlu dibangun pada diri tiap individu dalam kehidupan masyarakat
sehari- hari. Salah satunya dapat diupayakan dengan membangun kesadaran sosial bisa melalui
penumbuhkembangan rasa empati kepada orang lain. Bisa juga melalui bentuk aktivitas yang lain.
Kesadaran sosial mempunyai beberaapa macam bentuk, antara lain sebagai berikut :

a. Tacit awareness : Tacit awareness merupakan bentuk kesadaran sosial yang menjadi
cara pandang seseorang atau dari perspektif seseorang melihat orang lain di sekitarnya.
Tacit awareness dibagi menjadi dua bagian, yaitu perspektif diri dan perspektif orang
lain.
b. Focal awareness : Focal awareness merupakan bentuk kesadaran sosial yang dapat
didefinisikan sebagai suatu perspektif akan objek yang dilihat atau dirasakan dengan
indera. Focal awareness dibagi menjadi dua bagian, yaitu persektif diri sendiri sebagai
objek dan juga perspektif orang lain sebagai objek.
c. Awareness content : Awareness content merupakan bentuk kesadaran sosial dengan
berdasarkan perspektif penampilan secara visual atau yang nampak dari suatu
lingkungan masyarakat yang dapat diobservasi dan pengalaman yang tidak dapat
diobservasi.

Sebagai makhluk sosial yang mempunyai rasa empati, simpati dan toleransi maka sangat
penting untuk menjadikan manusia lebih dekat dengan orang lain, menjadikan manusia lebih
peduli dengan lingkungan sosial disekitarnya karena hakikat manusia itu sendiri sebagai makhluk
sosial.

a. Empati : menurut Dymond, RF Empati adalah suatu keterampilan membayangkan


peranan diri orang lain dan mengerti dan tempat menduga apa yang dipikirkan,
dirasakan dan dilakukan oleh orang tersebut.

b. Simpati : Simpati merupakan sebagai memikirkan perasaan dengan dengan atau


bersama orang lain, pada saat memikirkan orang lain tersebut pengamat sudah melebur

3
Asrul Muslim,Interaksi Sosial Dalam Multi Etnis. Dikutip Dari Jurnal. Hal. 484

10
dalam diri orang lain tersebut, sedangkan dirinya sudah berkurang dan dilebur dalam
diri identitas orang lain4

Simpati merupakan tindak lanjut dari makna empati, yaitu suatu perbuatan nyata
untuk mewujudkan rasa empati itu.

c. Toleransi : Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan
menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup
lainnya. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak
terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.
Ex. Tidak mencela / menghina agama lain dengan alasan apa pun.

3. Implementasi Kesadaran Sosial Beragama


Implementasi Kesadaran sosial merupakan bentuk aktualilasi beragama yang
ternyata sudah tercantum dalam ajaran agama manapun baik dari kitab suci maupun wahyu
dari sang penggerak. Berikut beberapan bentuk konsep sosial beragama baik dari
penerapan maupun dari salah satu tokoh besar:
a. Realitas Sosial
Dalam realitas kehidupan, apa yang dipikirkan seseorang dan bahkan oleh banyak
orang ternyata tidak selalu sama dengan yang terjadi. Pikiran dan harapan seseorang
sedemikian indah, tetapi keindahan yang digambarkan itu tidak selalu menjadi
kenyataan. Peraturan dan Undang-undang berhasil dirumuskan, tetapi
implementasinya tidak selalu mudah dilakukan. Pikiran-pikiran ideal selalu saja
berjarak dari kenyataan yang ada.
Hal tersebut tidak terkecuali dalam beragama. Bahkan kadang paradoks. Agama
mengajarkan agar antar sesama saling mengenal atau Ta’aruf, saling memahami atau
Tafahhum, saling menghargai atau Tadhammun, saling menyayangi atau Tarakhum,
dan berujung agar saling tolong menolong Ta’awun. Namun, ternyata dalam kehidupan
sebenarnya justru sebaliknya. Sekalipun perbedaan diciptakan, setidaknya agar saling
kenal-mengenal, tetapi tidak jarang yang terjadi adalah justru saling menjauh, konflik
atau menjadi pembatas dalam kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut tidak terkecuali
menyangkut ajaran berbagai agama. Apa yang dapat dibaca dari teks atau kitab suci
ternyata berbeda dari apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.jarak itu kadang
kala terlalu jauh. Agama mengajarkan kasih sayang, kelembutan, toleransi, dan saling
menghormati. Tetapi ternayata tidak jarang penganutnya saling menjauh, berperilaku
kasar, dan saling menyinggung dan saling menyakiti bahkan bisa timbul konflik antar
perbedaan suku, ras, etnis dan budaya yang di anut oleh masing-masing manusia atau
kelompok tertentu. 5
b. Konsep bersosial menurut tokoh Revolusioner Islam

4
Suenarmo Matmodjosowito, pengaruh empati terhadap kerja guru. Hal. 103
5
Dr. H.A. Khudori Soleh, Filsafat Islam Dari Klasik Hingga Kontemporer .(Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA). Hal.126

11
Kemudian menyinggung ajaran dari sang Revolusioner islam yaitu Nabi
Muhammad SAW tidak hanya menerapkan konsep beragama kepatuhan kepada tuhan
atas wahyu yang dibawakannya akan tetapi Nabi Muhammad SAW juga memobilisasi
dan memipin masyarakat dalam ketimpangan sosial. Dalam iklim bermasyarakat,
kapitalistik, ekploitatif, Nabi Muhammad SAW besersama para pengikutnya yaitu
beberapa kaum tertindas berjuang untuk menyuarakan kebersamaan, persaudaraan dan
keadilan. Dengan demikian dapat dikatakan sebagaimana pendapat Agus salim bahwa,
Nabi Muhammad SAW sudah mengajarkan konsep sosialisme sejak 1200 tahun
sebelum Karl Max.6
c. Kesatuan Manusia
Tata sosial islam, menurut Al-Faruqi adalah universal mencakup umat manusia
tanpa terkecuali. Kelompok muslim tidak disebut bangsa, suku atau kaum malainkan
ummat. Pengertian ummat bersifat trans-lokal dan tidak ditentukan oleh perimbangan
Geografis, ekologis etnis, warna kulit, kultur, dan lainnya, akan tetapi hanya dilihat dari
sisi taqwanya. Meski demikian,islam tidak menolak adanya klasifikasi dan statifikasi
natural mansusia kedalam suku, bangsa, dan rasa sebagai potensi yang dikehendaki
tuhan.
Dalam konteks Al-Qur’an, karakteristik dari konsep sosialisme adalah konsep yang
didasarkan bukan atas perang modal dan perjuangan kelas, seperti yang terdapat dalam
sosialisme barat, melainkan sosialisme yang dibangun atas dasar karakter dan moral
yang tinggi yang akan menjamin adanya persamaan kelas, adanya kerjasama dan saling
bantu atas dasar kebaikan dan kebaktian, bukan kejahatan dan saling bermusuhan.
Tidak sulit orang akan melihat landasan sosialisme atas dasar persaudaran ini, seperti
yang sudah ditentukan oleh Al-Qur’an mengenai zakat dan sedekah misalnya. Orang
dapat menilai bahwa ini bukanlah sosialisme dengan dominasi atau kelas yang lain,
atau kekuasaan satu golongan atas golongan yang lain. 7

Belakangan ini mulai terindikasi isu intoleran di lingkungan masyarakat yang di lakukan
oleh suatu ormas. Kemudian dengan adanya fenomena tersebut mulai timbul kesenjangan sosial
antar ummat beragama. Salah satu contoh isu yang sedang hangat belakangan ini adalah kasus
pembantaian yang dilakukan oleh organisasi radikal yang mengatas namakan agama tertentu di
kawasan Sulawesi tengah tepatnya di daerah sigi. Pada saat itu mereka yang mengatasnamakan
ormas islam kemudian dengan sadis membantai satu keluarga ummat kristiani. Maka dari itu peran
PMII harus menjadi patron penyebar nilai-nilai moderasi, toleransi, dan konsep egaliter antar
sesama sebagaimana yang telah tertuang dalam ideology PMII yaitu keindonesiaan yang berhaluan
nasionalis dan keislaman yang berhaluan ahlus sunnah wal-jama’ah.

6
Dikutip dari Ali Syari’ati ,Munir Che Anam, Muhammad SAW &Karl Marx. (Yogyakarta:Pustaka Belajar). Hal. 137
7
Dr. H.A. Khudori Soleh, Filsafat Islam Dari Klasik Hingga Kontemporer (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA). Hal.261-262

12
Materi
Ke-Indonesia-an
Perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan
dilanjutkan dengan era merebut dan mempertahankan kemerdekaan sampai dengan era mengisi
kemerdekaan, menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan zamannya. Kondisi
dan tuntutan yang berbeda tersebut ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-
nilai semangat kebangsaan kejuangan yang senantiasa tumbuh dan berkembang yang dilandasi oleh
jiwa, tekad dan semangat kebangsaan. Kesemuanya itu tumbuh menjadi kekuatan yang mampu
mendorong proses terwujudnya NKRI dalam wadah Nusantara.
A. Pra Kemerdekaan

1. Era Sebelum Penjajahan


Sejak tahun 400 Masehi sampai dengan tahun 1617, kerajaan-kerajaan yang ada di Bumi
Persada Nusantara adalah kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Kediri, Singasari, Majapahit,
Samudera Pasai, Aceh, Demak, Mataram, Goa dan lain-Iainnya, merupakan kerajaan-kerajaan yang
terbesar di seluruh Bumi Persada Nusantara. Nilai yang terkandung pada era sebelum penjajahan
adalah rakyat yang patuh dan setia kepada rajanya membendung penjajah dan menjunjung tinggi
kehormatan dan kedaulatan sebagai bangsa monarchi yang merdeka di bumi Nusantara.

2. Masa Kolonialisasi
Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa asing mulai tahun 1511 sampai dengan 1945 yaitu
bangsa Portugis, Belanda, inggris dan Jepang. Selama penjajahan peristiwa yang menonjol adalah
tahun 1908 yang dikenal sebagai Gerakan Kebangkitan Nasional Pertama, yaitu lahirnya organisasi
pergerakan Budi Utomo yang dipelopori oleh Dr. Sutomo Dan Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dan 20
tahun kemudian pada tanggal 28 Oktober 1928 ditandai dengan lahirnya Sumpah Pemuda sebagai
titik awal dari kesadaran masyarakat untuk berbangsa Indonesia, dimana putra putri bangsa
Indonesia berikrar : “BERBANGSA SATU, BERTANAH AIR SATU, DAN BERBAHASA SATU
: INDONESIA”. Pernyataan ikrar ini mempunyai nilai tujuan yang sangat strategis di masa depan
yaitu persatuan dan kesatuan Indonesia. Niiai yang terkandung selama penjajahan adalah Harga diri,
solidaritas, persatuan dan kesatuan, serta jati diri bangsa.

B. Indonesia Pasca Kemerdekaan


1. Orde Lama
Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia. Ir.
Soekarno adalah presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 – 1966. Ia
memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia
adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan
Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno menandatangani Surat
Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya – berdasarkan versi yang
dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat – menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk

13
mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar
Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti
anggota-anggotanya yang duduk di parlemen.
Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
(MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya
sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai
pejabat Presiden Republik Indonesia.
Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut,
Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando.Di saat
menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan parlementer.
Presiden Soekarno di gulingkan waktu Indonesia menggunakan sistem ekonomi komando.
Pemerintahan Soekarno pada era 1960-an, masa ekonomi surut di Indonesia. Saat itu harga-
harga melambung tinggi, sehingga pada tahun 1966 mahasiswa turun ke jalan untuk mencegah
rakyat yang turun. Mereka menuntut Tritura. Jika saat itu rakyat yang turun, mungkin akan terjadi
people power seperti yang terjadi di Philipina.
Pemerintahanj Rezim Militer (Orba) cukup baik pada era 1970-an dan 1980-an, namun
akhirnya kandas di penghujung 1990-an karena ketimpangan dari pemerintah itu sendiri. Di
pemerintahan Soekarno malah terjadi pergantian sistem pemerintahan berkali-kali. Liberal,
terpimpin, dan sebagainya mewarnai politik Orde Lama. Rakyat muak akan keadaan tersebut.
Pemberontakan PKI pun sebagian dikarenakan oleh kebijakan Orde Lama. PKI berhaluan
sosialisme/komunisme (Bisa disebut Marxisme atau Leninisme) yang berdasarkan asas sama rata,
jadi faktor pemberontakan tersebut adalah ketidakadilan dari pemerintah Orde Lama.
Masa orde lama yaitu masa pemerintahan yg dimulai dari proklamasi kemerdekaan 17
agustus 1945 sampai masa terjadinya G30 S PKI. Dizaman orde lama partai yang ikut pemilu
sebanyak lebih dari 25 partai peserta pemilu. Masa orde lama ideologi partai berbeda antara yang
satu dengan lainnya, ada Nasionalis PNI-PARTINDO-IPKI-dll, Komunis PKI; Islam NU-
MASYUMI- PSII-PI PERI, Sosialis PSI-MURBA, Kristen PARKINDO dll. Pelaksanaan Pemilu
pada Orde Lama hampir sama seperti sekarang.

2. Orde Baru
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan PresidenSoeharto di Indonesia. Orde
Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Lahirnya Orde
Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966. Orde Baru berlangsung dari
tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat
meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela.
Pergantian pemerintahan dari Orde Lama ke Orde Baru secara resmi ketika Letjen Soeharto
dilantik menjadi Pejabat Presdien Republik Indonesia pada tanggal 12 Maret 1967. Soeharto pun
dengan cerdik mempertahnakan jabatannya dengan menunda pemilu. Pemilu yang seharusnya
direncanakan pada tahun 1968 akhirnya mundur. Pemilu baru dilaksanakan 1971 dan diikuti 10
partai politik. Selain itu, pada tahun 1973 dilakukan fusi (penggabungan) partai secara paksa. Partai-

14
partai Islam bergabung menjadi PPP (Partai Persatuan Pembangunan) dan partai-partai nasionalis
(PNI, IPKI, Murba) dan Kristen, serta Katholik bergabung menjadi PDI (Partai Demokrasi
Indonesia).
Fusi partai memperlemah partai-partai besar di zaman Soekarno karena partai-partai yang
berbasis ideologi tersebut sulit mengembangkan dirinya karena dipaksa bergabung. Pemerintah Orde
baru pun relative mudah mengawasi dan bahkan membatasi ruang gerak lawan-lawan politiknya.
Enam kali pemilu yang diadakan Orde Baru selalu menjadikan Partai Golkar sebagai pemenang.
Golkar sebagai parati pemerintah selalu distimewakan. Partai PPP dan PDI tidak boleh memiliki
struktur kepenguruswan di bawah tingkat kecamatan. Kebijkan “floating mass” atau “massa
mengambang” ini membuat parati-partai lainnya tercabut dari akarnya karena sulit mendekati
dengan pendukungya.
Pemerintahan Seoharto yang otoriter makin tampak ketika pasca malari (malapetaka 15
Januari 1974). Peristiwa malaria terjadi dilatarbelakangi demonstrasi mahasiswa yang menolak
dominasi ekonomi Jepang di Indonesia. Aksi demonstrasi bertepatan dengan kedatangan PM Jepang
Kakuei Tanaka ke Indoensia. Soeharto menilai hal ini sangat mencoreng mukanya di mata
internasional. Hariman Siregar sebagai Ketua Dewan Mahasiswa dan juga sejumlah tokoh lainnya
ditangkap. Peristiwa malari diduga terjadi karena konflik antara Jenderal Soemitro yang yang waktu
itu menjabat sebagai pangkopkamtib dan Ali Moertopo yang menjabat asisten pribadi Presiden
Soeharto.
Satu ciri Orde baru yang menonjol yaitu kuatnya doktrin dwi fungsi ABRI (Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia). Peran ABRI bukan hanya sebagai kekuaatan pertahanan keamanan,
ABRI pun sebagai kekuatan sosial dan politik. Doktrin dwi fungsi ABRI ini menjadi alasan ABRI
memimpin jabatan-jabatan pemerintahan di luar militer. David Jenkins mencatat dalam bukunya
“Soeharto & Barisan Jenderal Orba: Rezim Militer Indonesia 1975-1983” bahwa pada tahun 1977
jumlah personel ABRI yang bertugas di sector sipil sebanyak 21.118 orang (David Jenkins, 2010;
263-266). Mereka menjabat menteri beserta sejumlah jabatan di pemerintah pusat, gubenrur,
walikota, bupati, duta besar, serta jabatan konsuler. Oleh karena itu, militer hingga sekarang merasa
paling layak mengisi jabatan pemerintahan dari pusat hingga daerah, termasuk menjadi orang nomor
satu di Indonesia.

3. Era Reformasi, Demokrasi, dan Keterbukaan di Indonesia


Pasca pemerintahan orde baru lengser pada tahun 1998, era reformasi muncul ditahun 1998
sd sekarang. Era reformasi berlangsung dari tahun 1998 sampai dengan saat ini. Era reformasi sudah
berjalan 15 tahun sejak tahun 1998 pasca pemerintahan orde baru dan muncul dengan sistem
demokrasi.
Demokrasi sendiri ialah sebuah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua
orang. Berbicara mengenai demokrasi adalah memperbincangkan tentang kekuasaan, atau lebih
tepatnya pengelolaan kekuasaan secara beradab. Ia adalah sistem manajemen kekuasaan yang
dilandasi oleh nilai-nilai dan etika serta peradaban yang menghargai martabat manusia.

15
Pelaku utama demokrasi adalah kita semua, setiap orang yang selama ini selalu
diatasnamakan namun tak pernah ikut menentukan. Menjaga proses demokratisasi adalah
memahami secara benar hak-hak yang kita miliki, menjaga hak-hak itu agar siapapun
menghormatinya, melawan siapapun yang berusaha melangggar hak-hak itu.
Demokrasi pada dasarnya adalah aturan orang (people rule), dan di dalam sistem politik yang
demokratis warga mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur
pemerintahan di dunia publik. Sedang demokrasi adalah keputusan berdasarkan suara terbanyak dan
akan terpilih secara langsung.
Di era Keterbukaan pada pemerintahan sekarang ini, masyarakat bisa menilai sendiri dalam
kinerja pemerintahan dan juga masyarakat dapat bisa mengetahui informasi-informasi yang
disampaikan dari pemerintahan pusat sehingga, banyak masyarakat kita yang menyampaikan
aspirasi opini balik lewat berbagai saluran media yang ada.
Keterbukaan informasi publik membawa manfaat banyak bagi masyarakat luas hingga ke
pelosok tanah air dan hanya pesan atau informasi yang disampaikan ke setiap pelosok tanah air harus
penuh perjuangan karena moda transportasi ke pelosok tanah air belum memadai sehingga pesan
nformasi yang disampaikan kepada masyarakat pelosok harus melalui dialog, saluran radio, media
konvensional bertukar pikiran satu sama lain serta aspirasi masyarakat di pelosok tanah air
ditampung dan terima baik
Semua ada karena dialog, tanpa ada dialog tidak ada jalan ketemu menjadi bangsa yang besar
dan Indonesia bukan pelanjut masa pemerintahan kerajaan melainkan ada semua karena dialog
dalam kenegaraaan dan masyarakat luas di seluruh Indonesia.Oleh karena itu jangan sekali-kalinya
melupakan sejarah berdirinya bangsa Indonesia dan jangan melupakan 4 pilar kebangsaan Indonesia.
Sudah saatnya generasi muda melanjutkan penerus cita-cita bangsa Indonesia dan generasi muda
tidak boleh melupakan 4 pilar kebangsaan indonesia.
4 Pilar kebangsaan Indonesia adalah; a) Pancasila. b) UUD 1945. c) Bhineka Tunggal Ika d) Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Salam Indonesia raya, Damai Dan Bersatu untuk semua lapisan masyarakat, jangan
melupakan 4 pilar bangsa Indonesia.

4. Gerakan Mahasiswa Indonesia


a. Akar Sejarah di Indonesia

Geraka mahasiswa di indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun
di luar perguruan tinggi yang di lakukan untuk meningkatkan kecakapan; intlektualis dan
kemampuan kepemimpinan para ktivis yang terlibat di dalamnya. Dalam sejarah perjuangan bangsa
indonesia yang tertua tercatat dalam sejarah perjuanagan bangsa indonesia adalah pehimpunan
indonesia di belanda, yang didirikan pada 1922 oleh muhamad hatta yang saat itu belajar di
nederland handeslshogeschool di rotterdam. Pda tahun 1965 dan 1966, pemuda dan mahasiswa
indonesia banayk terlibat dalam perjuangan yang ikut mendirikan orde baru. Gerakan ini dikenal
sebagai amgkatan”66” yang menjadi awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional,
sementara sebelumnya geraka mahasiswa cendrung ke daerahan. Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu

16
adalah mereka yang kemudian berada di lingkarang kekuasaan Orde Baru, diantaranya : akbar
tanjung, cosmas batu bara sofyan, wanandi, yusuf wanandi, dll. Angkatan “66”, mengangkat isu
komunis sebagai bahaya laten negara, geraka ini berhasil memikat seluruh masyarakat untuk
mendukung mahasiswa menentang komunis yangt di tukangi oleh PKI, setelah orde lama berakhir
angkatan “66” mendapat hadia yaitu dengan duduk di kursi DPR/MPR, serta di angkat sebagai
kainet pemeritahan Orde Barumasa orde baru dalam perkembangan di kemudian hari, Orde baru
mendapatkan koreksi dari germa seperti gerakan-gerakan berikut :
1. Gerakan anti korupsi yang diikuti oleh poleh pembentukan komite anti korupsi yang di ketuai
oleh Wilopo (1970).
2. Golput yang menetang pelaksanaan pemilu pertama di massa orde baru pada 1972 karena golkar
dinilai curang.
3. Gerakan penentang pembangunan Taman mini indonesia indah pada 1972 yang menggusur
banyak rakyat kecil yang tinggal di lokasi tersebut.
4. Gerakan mahasiswa indonesia 1974 gerakan memprotes PM jepang kakue tanaka yang datang
ke indonesia pada tahun 1974. Gerakan ini kemudian menjadi peristiwa malari pada 15 januari
1974. Yang mengakibatkan dihapuskannya jabatan asisten presiden.

b. Sejarah Gerakan Mahasiswa Indonesia 1955-1978


Tahun 1955 merupakan tahun ke-5 Indonesia menganut sistem pemerintahan liberal.
Eksperimentasi ini dianggap gagal oleh soekarno, sang bapak bangsa. Parameternya, tidak satupun
partai mampu memerintah dalam waktu yang cuckup lama untuk dapat memaparkan satu satu
konsep pemerintahan. Pemerintahan yang terlama bertahan tidak lebih dari 2tahun. Hal ini terjadi
karena tidak ada partai mayoritas di parlemen. Empat partai besar, PNI, MASYUMI, nu, dan PKI,
memiliki jumlah kursi yang hampir sama di parlemen.
Namun demikian, pada tahun tersebut, sempat terlaksana peristiwa yang dimaksudkan
sebagai jalan keluar dari pertikaian politik yang berlangsung sejak berdirinya NKRI. Pemilihan
umum (PEMILU) yang diagendakan oleh kabinet Ali I (walaupun dilaksanakan pada masa kabinet
yang berbeda karena kabinet Ali I sudah jatuh sebelum sempat melaksanakn agendanya) bisa
berjalan dengan baik.
Jatuhnya kabinet Ali I merupakan akibat dari konflik politik di tubuh angkatan darat yang
berawal sejak 17 Oktober 1952. Sebagai puncaknya adalah pemboikatan terhadap Bambang Utoyo
yang dilantik sebagai Komando Strategi Angkatan darat (KSAD) pada 22 Juni 1955. Berbagai partai
dan mass media menunjukan simpatinya yang mendorong munculnya mosi tidak percaya terhadap
menteri pertahanan yang diprakarsai oleh Zainal Baharudin.
Kondisi ekonomi yang amburadul, antara 1954 hingga 1959, akibat inflasi yang meninggi,
semakin menentang kontradiksi social. Disertasi Hermawan Sulistyo menunjukan bahwa defisit
anggaran, suplai uanag, dan biaya hidup meningkat hampir tigal lipat. Uang kartal yang beredar
menunjukan angka yang semakin meninggi (Palu Arit di Ladang Tebu). Pada saat yang sama lapisan
elit tidak menunjukan sense of crisis yang kuat dengan memepertontonkan kemewahan di hadapan
rakyat melarat.

17
Ekonomi biaya tinggi akibat inefisiensi dan korupsi di kalangan birokrasi banyak berperan
terhadap mundurnya perekonomian di Indonesia. Faktor yang memperburuk situasi adalah impor,
sebagian besar dalam bentuk barang konsumsi, yang meningkat tajam dari 499 juta dolar AS pada
tahun 1955 melahirkan perlawanan seperti pemogokan yang dilakukan oleh serikat buruh partai
Sosialis Indonesia (PSI) sekitar Mei 1955.
Sebelum jatuhnya kabinet Ali I , yang kemusian digantikan oleh kabinet Burhanudin
Haarahab, sempat terlaksana Konferensi Asia-Afrika dirintis sejak dari sisni di mana Indonesia
menjadi salah satu penyelenggara pertemuan tersebut. Selain itu indonesia berhasil mempererat
jalinan kerjasama dengan Republik rakyat Cina (RRC) dengan kesepakatan yang berkaitan dengan
kewarganegaraan setelah membuka bkadaulatan besar di Cina sejak Mei1953. Kendala yang
dihadapi adalah diplomasi untuk mendapatkan Irian Barat.
Situasi di atas juga berpengaruh dalam tubuh gerakan mahasiswa terutama tarikan dalam
medan politik. Menjelang pemilu 1955. Tercatat semua partai politik besar telah memiliki underbow
di kalangan masyarakat, baik organisasi buru, tani, dan tidak terkecuali mahasiswa dan pelajar.
Setelah sebelumnya aktivitas politik mahasiswa melemahh karena mulai keluarnya perhimpunan
mahasiswa indonesia(PPMI).

c. Sejarah Gerakan Mahasiswa Indonesia 1978-97

Pasca pemilu 1977,empat kota di indonesia di warnai dengan serangkaian aksi mahasiswa.
Sejumlah mahasiswa bandung membuat gerakan anti pembodohan(GAB), dan berhasil merangsang
mahasiswa yang lain memainkan kembali peran politiknya. Namun gerakan represif yang di berikan
ABRI tidak bisa ditolak. Sejumlah kampus diduduki oleh militer dan dewan mahaiswa, semua di
universitas di bekukan kopkamtib. Kekuatan politik mahasiswa semakin memburuk dengan
munculnya NKK/BKK.
Pada tanggal 19 april 1978 mentri P&K , prof daud yusuf mengeluarkan SK no.
0156/U/1978, tentang normalisasi kehidupan kampus, selanjut pada tanggal 24 februari 1979
menyusul SK. No. O37/U/1979 yang mengatur organisasi kemahasiswaan di lingkugan perguruan
tinggi departement P&K, setiap kegiatan mahasiswa berada di bawa kekuasaan rektor dan juga di
bentuknya badan koordinasi kemahasiswaan ()BKK, guna membantunya.
Dengan bermacam cara mahasiswa berusaha untuk dijinakan sedikit demi sedikit, aparat
birokrasi kampus adalah kepanjangandari dari pemerintah perguran tinggi untuk mengontrol civitas
mahasiswa, mahasiswa di kandangkan, siapa yang berani keluar maka ancamannya DO, rupanya
usaha pemerinta menjinakan mahasiswa masihkurang, lagi-lagimentri P&k mengeluarkan SK NO,
0124 yang mewajibkan pemberlakuan sistem kredit semester (SKS). Agar mahasiswa di tuntut untuk
fokus terhadap kuliah. Dengan hal tersebut, yang menuntut agar mahasiswa lebih fokus terhadap
perkuliahannya, hal ini menghambat jalannya aktivitas moral mahasiswa.mereka di sibukkan dengan
kuliah dan dibentuk menjadi mahasiswa yang pragmatis, sehingga tidak sedikit mahasiswa yang
apolitis.
Pasca terbentuknya NKK/BKK jalur perjuangan lain di tempuholeh mahasiswa, yaitu
dengan meleburkan diri dan aktif di organisasi ekstra kampus, seperti PMII-HMI-GMNI-GMKI-

18
atau yang lebih dikenal dengan kelompok cipayung. Mereka juga membentuk diskusi dan pers
mahasiswa. Gerakan yang menuntuk kebebasan berpendapat dalam bentuk kebebasan akademik di
dalam kampus pada 1987-1990 sehingga demonstrasi mahasiswa diperbolehkan di dalam kampus.
Saat itu demonstrasi di luar kampus, termasuk menyampaikan spirasi dengan longmarch ke
DPR/DPRD tetap terlarang, gerakan mahasiswa indonesia tahun 1998, gerakan yang menuntuk
reformasi dan di hapuskannya “KKN” (korupso, kolusi dan nepotisme), pada 1997-1998, yang
akhirnya memaksa presiden soeharto untuk lengser. Beberapa tindakan represif yang menewskan
aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk merendam gerakan ini di antaranya, peristiwa
gejayan, tragedi trisakti, tragedi semanggi I dan II , tragedi lampung. Gerakan ini terus berlanjut
hingga pemilu 1999.
Gerakan mahasiswa indonesia 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa tahun sembilan
puluan yang di tandai dengan tumbangnya orde baru,dengan di tandai lengsernya soeharto dari kursi
kepresidenan, tepatnya pada tanggal 21 mei 1998. Gerakan ini di awali dengan terjadinya krisisi
moneter di pertengahan tahun 1997. Harga harga kebutuhan melambung tinggi, daya beli masyrakat
pun berkurang. Tuntutan mundurnya soeharto menjadi agenda nasional gerkan mahasiswa. Ibarat
gayung bersambut, geraka mahasiswa dengan agenda reformasi mendapat simpati dan dukungan
dari rakyat. Gedung wakil rakyat, yaitu gedung DPR/MPR dan gedung gedung DPRD di daerah,
menjadi tujuan utama mahasiswa dari berbabagai kota di indonesia. Seluruh elemen mahasiswa yang
berbeda faham dan aliran dapat bersatu dengan satu tujua untuk menurunkan soeharto. Organ
mahasiswa yang mencuak pada saat itu adalah, FKSMJ. Forum Kota, HMI MPO, KAMMI, PMII,
karena memplopori pendudukan gedung DPR/MPR. Perjuangan mahasiswa menuntut lengsernya
president tercapai, tapi perjuangan ini harus melalui tragedi trisakti dan tragedi semanggi dengan
gugurnya bebrapa mahasiswa akib at bentrokan dengan aparat militer. 8

8
Nur Sayyid Santoso Kristeva, Materi Kaderisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Inti Idiologis .Hal
74.

19
KE – PMII AN
1. SEJARAH PMII

A. Historis Berdirinya PMII

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir dari ‘rahim’ Departemen Perguruan
Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) pada 21 Syawal 1379 H atau 17 April 1960 M.
Adapun IPNU adalah organisasi pelajar yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU).
Dari geneologi kelahiran PMII ini saya menyebut PMII sebagai ‘cucu’ dari NU, karna cikal bakal
lahirnya PMII adalah dari IPNU itu sendiri, yang mana IPNU merupakan ‘anak kandung’ atau
organisasi yang lahir dari ‘rahim’ NU.

Ide lahirnya PMII ini berawal dari keinginan dan hasrat yang kuat di kalangan mahasiswa NU
untuk mendirikan organisasi yang menjadi wadah dan aktivitas mahasiswa NU di Perguruan
Tinggi Islam maupun umum. Hal ini wajar, mengingat realitas politik pada dasawarsa 50-an
banyak lahir organisasi mahasiswa di bawah underbouw partai politik ataupun organisasi sosial
keagamaan. Misalkan SEMMI (dengan PSII), KMI (dengan PERTI), IMM (dengan
Muhammadiyah), dan HMI (dekat dengan Masyumi)1. Akan tetapi, karena pada konteks itu telah
ada IPNU yang mana sebagian besar pengurusnya adalah mahasiswa NU, maka IPNU tidak hanya
menjadi wadah pelajar NU, melainkan juga menjadi wadah bagi mahasiswa NU.

Ternyata IPNU tidak bisa meredam keinginan mahasiswa NU untuk memisahkan diri,
karena IPNU tidak bisa menampung aspirasi mahasiswa. Hal ini karena beberapa alasan, Pertama,
kondisi obyektif menunjukkan bahwa keinginan, dinamika dan gerakan mahasiswa berbeda
dengan keinginan para pelajar. Kedua, dengan hanya membentuk departemen dalam IPNU,
mahasiswa NU tidak bisa masuk sebagai anggota Persatuan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia
(PPMI), sebab PPMI hanya bisa menampung ormas mahasiswa. Ketiga, kondisi sosial-politik
bangsa Indonesia mendesak agar NU mempunyai organisasi mahasiswa sebagai wadah
pengkaderan intelektual maupun kepemimpinan NU. Hal ini tak lain karena NU pada konteks itu
adalah sebagai pemenang ketiga dalam pemilu 1955, pada saat sama, satu-satunya wadah
mahasiswa Islam hanyalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). HMI sendiri terlalu dekat dengan
masyumi yang secara politik sudah berseberangan dengan NU. Ditambah lagi Masyumi yang
bermasalah dan terlibat dalam pemberontakan PRRI. 9

Perjuangan mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa di bawah naungan NU


mencapai puncaknya ketika IPNU mengadakan Konferensi Besar (Konbes) pada 14-17 Maret
1960 di Kaliurang, Yogyakarta. Isma’il Makky (Ketua Departemen Perguruan Tinggi IPNU) dan
Moh. Hartono, BA (Mantan wakil pemimpin usaha harian Pelita Jakarta) menjadi wakil
mahasiswa yang berbicara di depan peserta Konbes, yang kemudian mereka pertegas keinginan

9
Sejarah Singkat IPNU-IPPNU, Buku kenang-kenangan Makesta IPNU-IPPNU Kodya Surakarta, (1970), hlm.2

20
mahasiswa untuk mendirikan organisasi yang mewadahi aspirasi mahasiswa NU. Kesimpulan dari
konbes tersebut menghasilkan keputusan perlunya mendirikan suatu organisasi mahasiswa NU.

Langkah selanjutnya adalah membentuk panitia sponsor pendiri organisasi yang


beranggotakan 13 orang. Tugas dari tim 13 ini adalah melakukan musyawarah mahasiswa NU se-
Indonesia yang akan bertempat di Surabaya dengan limit satu bulan setelah keputusan Kaliurang.
Ketiga belas orang tim tersebut adalah :

1. A. Cholid Mawardi (Jakarta).


2. Said Budairy (Jakarta).
3. M. Sobich Ubaid (Jakarta).
4. M. Makmun Syukri BA (Bandung)
5. H. Hilman (Bandung).
6. H. Ismai’il Makky (Yogyakarta).
7. Munsif Nahrawi (Yogyakarta).
8. Nuril Huda Suaidy HA (Surakarta)
9. Laily Mansur (Surakarta).
10. Abd. Wahab Jailani (Semarang).
11. Hisbullah Huda (Surabaya).
12. M. Cholid Narbuko (Malang) dan
13. Ahmad Husain (Makasar).

Sebelum musyawarah dilaksanakan, tim panitia yang diwakili oleh tiga orang, yakni
Hisbullah Huda, M. Said Budairy dan Makmun Sukri BA menghadap kepada Ketua Umum
PBNU, KH. Dr. Idham Khalid untuk meminta do’a restu dan persetujuan ihwal pembentukan
organisasi mahasiswa NU tersebut. Dalam nasehatnya, KH. Idham Khalid menyarankan agar
organisasi yang akan dibentuk benar-benar dapat diandalkan sebagai kader NU dengan argumen
ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa harus diamalkan bagi kepentingan rakyat. Bukan ilmu untuk
ilmu. Setelah memberi nasehat, Ketua Umum PBNU merestui dilaksanakannya musyawarah
mahasiswa tersebut. Selanjutnya, pada 14-16 April 1960 diselenggarakan musyawarah mahasiswa
NU se-Indonesia bertempat di sekolah Mu’alimat NU Wonokromo Surabaya untuk membahas
tentang peresmian organisasi sesuai keputusan konbes IPNU di Kaliurang sebulan sebelumnya.
Dalam musyawarah tersebut sempat muncul perdebatan tentang nama organisasi yang akan
dibentuk. Dari proses perdebatan itu muncul beberapa nama yang diusukan oleh peserta
musyawarah antara lain :

1. Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMANU), diusulkan oleh delegasi dari Jakarta
2. Persatuan atau Perhimpunan Mahasiswa Ahlussunnah wal Jamaah atau Perhimpunan
Mahasiswa Sunni yang diusulkan oleh delegasi dari Yogyakarta.

21
3. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang diusulkan oleh delegasi Bandung,
Surabaya dan Surakarta.10

Akhirnya nama PMII yang menjadi kesepakatan Kongres. Namun kemudian kembali
dipersoalkan kepanjangan dari “P” apakah Perhimpunan atau Persatuan. Akhirnya disepakati
huruf “P” merupakan singkatan dari Pergerakan, sehingga PMII adalah “Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia”. Musyawarah juga menghasilkan susunan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga (AD/ART) PMII, serta memilih dan menetapkan Kepengurusan. Terpilih Sahabat Mahbub
Djunaidi sebagai Ketua Umum, M. Chalid Mawardi sebagai Ketua I, dan M. Said Budairy sebagai
Sekretaris Umum. Ketiga orang tersebut diberi amanat dan wewenang untuk menyusun
kelengkapan kepengurusan PB PMII.

Unsur pemikiran yang ditonjolkan pada organisasi PMII yang akan berdiri pada waktu itu
adalah:

a. Mewujudkan adanya kedinamisan sebagai organisasi mahasiswa, khususnya karena


pada waktu itu situasi nasional sedang diliputi oleh semangat revolusi;
b. Menampakkan identitas ke-Islaman sekaligus sebagai konsepsi lanjutan dari NU
yang berhaluan ahlu sunnah wal jamaah juga berdasarkan perjuangan para wali di
pulau jawa yang telah sukses dengan dakwahnya. Mereka sangat toleran atas tradisi
dan budaya setempat. Sehingga dengan demikian ajaran-ajarannya bersifat
akomodatif.
c. Memanifestasikan nasionalisme sebagai semangat kebangsaan, karenanya nama
Indonesia harus tercantum.

PMII dideklarasikan secara resmi pada tanggal 17 April 1960 Masehi atau bertepatan
dengan tanggal 17 Syawwal 1379 Hijriyah. Maka secara resmi pada tanggal 17 April 1960
dinyatakan sebagai hari lahir PMII. Dua bulan setelah berdiri, pada tanggal 14 Juni 1960 pucuk
pimpinan PMII disahkan oleh PBNU. Sejak saat itu PMII memiliki otoritas dan keabsahan untuk
melakukan program-programnya secara formal organisatoris.

Dalam waktu yang relatif singkat, PMII mampu berkembang pesat sampai berhasil
mendirikan 13 cabang yang tersebar di berbagai pelosok Indonesia karena pengaruh nama besar
NU. Dalam perkembangannya PMII juga terlibat aktif, baik dalam pergulatan politik serta
dinamika perkembangan kehidupan kemahasiswaan dan keagamaan di Indonesia (1960-1965).

Pada 14 Desember 1960 PMII masuk dalam PPMI dan mengikuti Kongres VI PPMI (5 Juli
1961) di Yogyakarta sebagai pertama kalinya PMII mengikuti kongres federasi organisasi ekstra
universitas. Peran PMII tidak terbatas di dalam negeri saja, tetapi juga terlibat dalam
perkembangan dunia internasional. Terbukti pada bulan September 1960, PMII ikut berperan
dalam Konferensi Panitia Forum Pemuda Sedunia (Konstituen Meeting of Youth Forum) di

10
Ahmad Hifni, Menjadi Kader PMII, Moderat Muslim Society ( MMS). hal 10-14

22
Moscow, Uni Soviet. Tahun 1962 menghadiri seminar World Assembly of Youth (WAY) di Kuala
Lumpur, Malaysia. Festival Pemuda Sedunia di Helsinki, Irlandia dan seminar General Union of
Palestina Student (GUPS) di Kairo, Mesir.

Di dalam negeri, PMII melibatkan diri terhadap persoalan politik dan kenegaraan, terbukti
pada tanggal 25 Oktober 1965, berawal dari undangan Menteri Perguruan Tinggi Syarif Thoyyib
kepada berbagai aktifis mahasiswa untuk membicarakan situasi nasional saat itu, sehingga dalam
ujung pertemuan disepakati terbentuknya KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang
terdiri dari PMII, HMI, IMM, SEMMI, dan GERMAHI yang dimaksudkan untuk menggalang
kekuatan mahasiswa Indonesia dalam melawan rongrongan PKI dan meluruskan penyelewengan
yang terjadi. Sahabat Zamroni sebagai wakil dari PMII dipercaya sebagai Ketua Presidium.
Dengan keberadaan tokoh PMII di posisi strategis menjadi bukti diakuinya komitmen dan
kapabilitas PMII untuk semakin pro aktif dalam menggelorakan semangat juang demi kemajuan
dan kejayaan Indonesia.

Usaha konkrit dari KAMI yaitu mengajukan TRITURA dikarenakan persoalan tersebut
yang paling dominan menentukan arah perjalanan bangsa Indonesia. Puncak aksi yang dilakukan
KAMI adalah penumbangan rezim Orde Lama yang kemudian melahirkan rezim Orde Baru, yang
pada awalnya diharapkan untuk dapat mengoreksi penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan
Orde Lama dan bertekad untuk melaksanakan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan
konsekuen sebagai cerminan dari pengabdian kepada rakyat.

Pemikiran-pemikiran PMII mengenai berbagai masalah nasional maupun internasional


sangat relevan dengan hasil-hasil rumusan dalam kongresnya antara lain yaitu :

1. Kongres I Solo, 23-26 Desember 1961 menghasilkan Deklarasi Tawang Mangu yang
mengangkat tema Sosialisme Indonesia, Pendidikan Nasional, Kebudayaan dan
Tanggungjawabnya sebagai generasi penerus bangsa.

2. Kongres II di Yogyakarta, 25-29 Desember 1963 penegasan pemikiran Kongres I dan dikenal
sebagai Penegasan Yogyakarta dan sebelumnya ditetapkan 10 Kesepakatan Ponorogo 1962
(sebagai bukti kesadaran PMII akan perannya sebagai kader NU).

Secara totalitas PMII sebagai organisasi merupakan suatu gerakan yang bertujuan melahirkan
kader-kader bangsa yang mempunyai integritas diri sebagai hamba yang bertaqwa kepada Allah
SWT dan atas dasar ketaqwaannya berkiprah mewujudkan peran ketuhanannya membangun
masyarakat bangsa dan negara Indonesia menuju suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur
dalam ampunan dan ridlo Allah SWT).

Sedangkan pengertian Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah yang menjadi paham organisasi adalah Islam
sebagai universalitas yang meliputi segala aspek kehidupan manusia. Aspek-aspek tersebut dapat
dijabarkan kedalam tata Aqidah, Syariah, dan Tasyawuf. Dalam bidan Aqidah mengikuti paham
Al-Asya’ari dan Al-Maturidi, dalam bidang syariah mengikuti salah satu mazhab empat yaitu:

23
Syafi’I, Maliki, Hambali dan Hanafi. Sedang dalam bidang Tasawuf, mengikuti Imam Juned Al-
Bagdadi dan Imam Al-Gozali. Masing-masing ketiga aspek itu dijadikan paham organisasi PMII
dengan tanpa meninggalkan wawasan dasar Al-Qur’an dan As-Sunnah serta perilaku sahabat
Rasul. Aspek Fiqih diupayakan penekanannya pada proses pengambilan hukum, yaitu Ushul Fiqih
dan Kaidah Fiqih, bukan semata-mata hukum itu sendiri sebagai produknya (lihat NDP PMII).

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa nahdliyin sebenarnya
dari segi cara berfikir tidak jauh berbeda dengan mahasiswa pada umumnya, yang menghendaki
kebebasan. Sedangkan dalam bertindak cenderung anti kemapanan, terlebih jika kelahiran PMII
itu dihubungkan dengan tradisi keagamaan di kalangan NU, misalnya bagi putra-putri harus
berbeda/dipisah organisasi, PMII justru keluar dari tradisi itu. Fenomena ini barangali termasuk
hal yang patut mendapat perhatian bagi perkembangan pemikiran ahlussunnah wal-jama’ah.

Adapun susunan pengurus pusat PMII periode pertama ini baru tersusun secara lengkap
pada bulan Mei 1960. Seperti diketahui, bahwa PMII pada awal berdirinya merupakan organisasi
mahasiswa yang idependen dengan NU , maka PP. PMII dengan surat tertanggal 8 Juni 1960
mengirim surat permohonan kepada PBNU untuk mengesahkan kepengurusan PP PMII tersebut.
Pada tanggal 14 Juni 1960 PBNU menyatakan bahwa organisasi PMII dapat diterima dengan sah
sebagai keluarga besar partai NU dan diberi mandat untuk membentuk cabang-cabang di seluruh
Indonesia, sedang yang menandatangani SK tersebut adalah DR. KH. Idham Chalid selaku ketua
Umum PBNU dan H. Aminuddin Aziz selaku wakil sekretaris jendral PBNU ). Musyawarah
mahasiswa nahdliyin di Surabaya yang dikenal dengan nama PMII, hanya menghasilkan peraturan
dasar organisasi, maka untuk melengkapi peraturan organisasi tersebut dibentuklsn satu panitia
kecil yang diketuai oleh sahabat M. Said Budairi dengan anggota sahabat Chalid mawardi dan
sahabat Fahrurrazi AH, untuk merumuskan peraturan rumah tangga PMII. Dalam sidang pleno II
PB PMII yang diselenggarakan dari tanggal 8 - 9 September 1960, Peraturan rumah tangga PMII
dinyatakan syah berlaku melengkapi paraturan dasar PMII yang sudah ada sebelumnya)

Di samping itu, sidang pleno II PP PMII juga mengesahkan bentuk muts (topi), selempang PMII,
adapun lambang PMII diserahkan kepada pengurus harian, yang akhirnya dipuruskan bahwa
lambang PMII berbentuk perisai seperti yang ada sekarang (rincian secara lengkap dapat dilihat
dalam lampiran peraturan rumah tangga PMII). Dalam sidang ini pula dikeluarkan pokok-pokok
aturan mengenai penerimaan anggota baru ) sekarang dikenal dengan MAPABA.

Pada tahap-tahap awal berdirinya PMII banyak dibantu warga NU terutama PP LP. Ma’arif
NU. Sejak musyawarah mahasiswa nahdliyin di surabaya sampai memberikan pengertian kepada
Pesantren-pesantren (perlu diketahui, pada awal berdirinya, di Pondok-pondok Pesantren dapat
dibentuk PMII dengan anggota para santri yang telah lulus madrasah Aliyah dan seang mengkaji
kitab yang tingkatannya sesuai dengan pelajaran yang diberikan di perguruan tinggi agama).
Dengan adanya kebijakan seperti ini ternyata dapat mempercepat proses pengembangan PMII).

24
Salah satu momentum sejarah perjalanan PMII yang membawa perubahan besar pada
perjalanan PMII adalah dicetuskannya “Independensi PMII” pada tanggal 14 Juni 1972 di
Murnajati Lawang Malang, Jawa Timur, yang kemudian kita kenal dengan Deklarasi Murnajati.
Lahirnya deklarasi ini berkenaan dengan situasi politik Nasional, ketika peran partai politik
dikebiri dan mulai dihapuskan, termasuk terhadap partai NU. Ditambah lagi dengan digiringnya
peran mahasiswa dengan komando back to campus. Keterlibatan PMII dalam dunia politik praktis
yang terlalu jauh pada pemilu 1971 sangat merugikan PMII. Kondisi ini akhirnya disikapi dengan
deklarasi berpisahnya PMII secara structural dari partai NU.

B. Interdependensi PMII

Perjalanan PMII berikutnya menuntut pada kondisi sosial yang sangat dinamis. Kepekaan
dan kepandaian membaca konteks sosial politik Orde Baru, membuat PMII sibuk untuk
merumuskan langkah-langkah yang tepat dalam membangun gerakannya. PMII sangat peka pasca
Jatuhnya rezim Orde Lama dan naiknya Soeharto sebagai Presiden RI sekaligus penguasa Orde
Baru membawa kepada perubahan politik dan pemerintahan yang sangat signifikan. Pemerintahan
Orde Baru berhasrat untuk mengurangi kekuatan partai-partai yang berbau ideologi dengan cara
mendirikan partai tersendiri sebagai kekuatan penopang bagi kekuasaannya, yakni Golongan
Karya (Golkar).

Rezim Orde Baru juga melakukan penyederhanaan Partai. Penyederhanaan dilakukan


dengan cara pengelompokan (regrouping) dari sepuluh kontestan pemilu menjadi tiga kelompok.
Kelompok pertama adalah kelompok nasionalis yang diwakili oleh Partai Demokrasi Indonesia
(PDI) yang merupakan gabungan dari (PKI, PNI, Murba, Parkindo, dan Partai Katolik). Kelompok
kedua adalah kelompok keagamaan yang diwakili oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang
merupakan gabungan dari (NU, Parmusi, PSII dan Perti). Dan kelompok ketiga adalah kelompok
karya yang diwakili oleh Partai Golkar (Golkar). Dari ketiga partai tersebut, Golkar identik dengan
partai penguasa, lewat Golkarlah upaya politik Soeharto mempertahankan kekuasaannya.
Sementara partai-partai lain hanyalah figuran demokrasi yang juga dikendalikan oleh Soeharto.

Kebijakan pemerintah Orde Baru tersebut membuat sebuah kekuasaan yang tidak bisa
dijamah apalagi dikritisi oleh masyarakat. Bentuk hegemoni pemerintah ini mengakibatkan
masyarakat umum dan mahasiswa memiliki ruang gerak yang sempit untuk mengontrol dan
mengawasi pemerintah. Keadaan ini tidak membuat sikap kritis warga PMII berkurang. Terhadap
hal ini PMII mensosialisasikan kepada masyarakat umum dan mahasiswa beberapa pemikiran
sebagai berikut :

1. Mahasiswa perlu mengembangkan pemikiran-pemikiran yang lebih kritis dan analitis


dalam menghadapi persolalan masyarakat dan secara tajam memiliki kepekaan dalam
melihat dimensi di belakang munculnya realitas di masyarakat seperti nilai,
kepentingan dan kekuasaan.

25
2. Mahasiswa perlu meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosialnya, yakni kesadaran
tentang siapakah yang diuntungkan dan dirugikan oleh kebijakan Orde Baru.
3. Kekecewaan-kekecewaan yang dialami oleh para aktivis yang mana dulu memimpikan
hasil yang sukses dan konkret di dalam memperjuangkan TRITURA, tapi
kenyataannya hasil perjuangan itu semakin lama semakin menipis di bawah kekuasaan
Orde Baru.

Keadaan tersebut mengharuskan PMII untuk peka dan pandai membaca realita politik yang
mengerdilkan setiap komponen masyarakat termasuk partai politik selain Golkar. Dari hasil
pembacaan itu, PMII berpandangan bahwa jika tetap bernaung di bawah NU yang masih berada
dalam wilayah politik praktis, maka PMII akan mengalami kesulitan untuk berkembang sebagai
organisasi mahasiswa.

Atas dasar pertimbangan ini diadakanlah Musyawarah Besar (Mubes) pada 14 Juli 1972 di
Munarjati, Malang. Dari Mubes tersebut, PMII memutuskan untuk independen yang tertuang
dalam Deklarasi Munarjati. Independensi berarti sikap kemandirian, mandiri dalam gerak
pemikiran maupun dalam gerak operasional organisasi. Dengan independensi ini berarti PMII
sudah tidak terikat pada sikap dan tindakan siapapun dan hanya komitmen dengan perjuangan
organisasi serta cita-cita perjuangan nasional yang berlandaskan pancasila.

Berikut ini isi Deklarasi Munarjati :

Deklarasi Murnajati

Bismillahirrahmanirrahiem

“Kamu sekalian adalah sebaik-baik umat yang dititahkan kepada manusia untuk
memerintahkan kebaikan dan mencegah perbuatan yang mungkar” (Al-Qur’an)

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) insyaf dan yakin serta tanggung jawab
terhadap masa depan kehidupan bangsa yang sejahtera selaku penerus perjuangan dalam
mengisi kemerdekaan Indonesia dengan pembangunan material dan spiritual. Bertekat untuk
mempersiapkan dan mengembangkan diri dengan sebaik-baiknya:

• Bahwa pembangunan dan pembaharuan mutlak memerlukan insan-insan Indonesia


yang memiliki pribadi luhur, taqwa kepada Allah, berilmu dan cakap serta
bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya
• Bahwa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) selaku generasi muda
Indonesia sadar akan peranannya untuk ikut serta bertanggungjawab bagi berhasilnya
pembangunan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh rakyat
• Bahwa perjuangan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang menjunjung
tinggi nilai-nilai moral dan idealisme sesuai dengan deklarasi Tawangmangu
menuntut berkembangnya sifat-sifat kreatif, keterbukaan dalam sikap dan pembinaan
rasa tanggung jawab

26
• berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) serta dengan memohon rahmat Allah SWT, dengan ini menyatakan
diri sebagai organisasi independent yang tidak terikat dalam sikap dan tindakan
kepada siapa pun dan hanya komited dengan perjuangan organisasi dan cita-cita
perjuangan nasional yang berlandaskan pancasila.
Tim Perumus:

1. Umar Basalim (Yogyakarta) 5. Choirunnisa Yafizham


2. Madjidi Syah (Bandung) (Medan)
3. Slamet Efendi Yusuf 6. Tatik Farikhah
(Yogyakarta) (Surabaya)
4. Man Muhammad Iskandar 7. Rahaman Idrus
(Bandung) (Sulawesi)
8. Muis Kabri (Malang)
Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) II tentang independensi itu kemudian diperkuat
dengan manifesto independensi yang dihasilkan Kongres V PMII di Ciloto Bandung Jawa Barat
pada tanggal 28 Desember 1973. Selanjutnya kembali diperkokoh dengan Penegasan Cibogo yang
dihasilkan pada rapat pleno PB PMII di Cibogo, 8 Oktober 1989. Deklarasi ini lahir sebagai
penyikapan atas banyaknya keinginan menjelang Muktamar NU ke-28 yang mengharapkan PMII
mempertimbangkan kembali independensinya.

Namun, PMII kemudian insaf dan sadar bahwa dalam melaksanakan perjuangan
diperlukan saling tolong. Karena PMII dengan NU mempunyai persamaan–persamaan dalam
persepsi keagamaan dan perjuanagn, visi sosial dan kemasyarakatan, serta ikatan historis, maka
untuk menghilangkan keragu-raguan serta saling curiga dan sebaliknya untuk menjalin kerjasama
program secara kualitatif dan fungsional, baik melalui program nyata maupun persiapan sumber
daya mannusia, PMII siap meningkatkan kualitas hubungan dengan NU atas prinsip kedaulatan
organisai penuh, interdependensi, dan tidak ada interfensi secara strutural dan kelembagaan.
Deklarasi ini dicetuskan dalam kongres X PMII pada tanggal 27 Oktober 1991 di Asrama Haji
Pondok Gede Jakarta.

Untuk mempertegas deklarasi interdependensi PMII-NU melalui musyawarah nasional PB PMII


tanggal 24 Desember 1991 di Cimacan Jawa Barat, PB PMII mengeluarkan keputusan tentang
implementasi interdependensi PMII – NU .penegasan hubungan itu didasarkan pemikiran –
pemikiran antara lain :

1. Dalam pandangan PMII, ulama adalah pewaris para nabi.Ulama merupakan panutan
karena kedalamannya dalam pemahaman keagamaan. Oleh karena itu, interdependensi
PMII–NU ditempatkan dalam konteks keteladanan ulama dalam kehidupan
bermasyarakat, bebangsa dan bernegara.
2. Adanya ikatan kesejarahan yang bertautan antara PMII–NU. Realitas sejarah
menunjukkan bahwa PMII lahir dari NU dan dibesarkan oleh NU, demikian juga latar
belakang mayoritas kader PMII berasal dari NU, sehingga secara lagsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi perwatakan PMII. Adapun pernyataan independensi PMII

27
hendaknya tidak dipahami sebagai upaya mengurangi, apalagi menghapus arti kesejarahan
tersebut.
3. Adanya persamaan paham keagamaan antara PMII dan NU. Keduanya sama-sama
mengembangkan wawasan keislaman dengan paradigma pemahaman Ahlussunah Wal
Jama’ah. implikasi dari wawasan keagamaan itu tampak pula pada persamaan sikap sosial
yang bercirikan tawasuth, tasamuh, tawazun, I’tidal dan amar ma’ruf nahi munkar.
Demikian juga didalam pola pikir, pola sikap, serta pola tindak PMII dan NU menganut
pola selektif, akomodatif dan integrative sesuai prinsip dasar Al-muhafadhotu ‘ala qodimi
`i-sholih wa `l-ahdzu bi `l-jadidi `l-aslah
4. Adanya persamaan kebangsaan. Bagi PMII dan NU keutuhan komitmen keislaman dan
keindonesiaan merupakan perwujudan kesadaran beragama dan berbangsa bagi setiap
insan muslim Indonesia, dan atas dasar tersebut maka menjadi keharusan untuk
mempertahankan bangsa dan negara Indonesia.
5. Adanya persamaan kelompok sasaran. PMII dan NU memiliki mayoritas anggota dari
kalangan masyarakat kelas menengah kebawah,. Persamaan lahan perjuangan ini,
semestinya melahirkan format perjuangan yang relatif sama pula.
6. Sekurang - kurangnya terdapat lima prinsip pokok yang semestinya dipegang bersama
untuk merealisasikan interdependensi PMII – NU :
1. Ukhuwah Islamiyah
2. Amar Ma’ruf Nahi Munkar
3. Mabadi Khoiri Umah
4. Al-Musawah (persemaan derajat/ penghapusan kasta)
5. Hidup bedampingan dan berdaulat secara benar.
Implementasi interdependensi PMII – NU diwujudkan dalam berbagai bentuk kerjasama:

1. Pemikiran.
Kerja sama di bidang ini untuk mengembangkan pemikiran keislaman.
2. Sumber Daya Manusia.
Kerja sama dibidang ini ditekankan pada penmanfaatan secara maksimal manusia –
manusia PMII maupun NU.
3. Pelatihan.
Kerja sama dibidang pelatihan ini dirancang untuk pengembangan sumber daya manusia
baik PMII maupun NU.
4. Rintisan Program.
Kerja sama in berbentuk pengelolaan suatu program secsara bersama. Selain
menghasilkan deklarasi interdependensi, pada waktu itu juga ditetapkan:
1) Motto PMII : Dzikir, Fikir dan Amal Shaleh
2) Tri Khidmat PMII : Taqwa, intelektualitas, dan profesionalitas
3) Tri Komitmen PMII : Kejujuran, kebenaran, dan keadilan
4) Ekacitra Diri PMII : Ulul albab

2. PENGERTIAN PMII
Sebelum membahas tantang pengertian PMII secara mendalam perlu kita pahami terlebih
tentang PMII secara definitif, di mana organisasi PMII terdiri dari empat kata sebagai berikut:

28
a. Pergerakan: bisa didefinisikan sebagai lalu-lintas gerak. Gerak dalam pengertian fisika
adalah perpindahan suatu titik dari ordinat A ke ordinat B. Jadi Pergerakan melampaui gerak
itu sendiri, karena pergerakan berarti dinamis, gerak yang terus-menerus. Kesimpulannya,
pergerakan meniscayakan dinamisasi, tidak boleh stagnan Artinya bahwa, 'pergerakan'
bukan hanya menerangkan suatu perkumpulan/organisasi tetapi juga menerangkan sifat dan
karakter organisasi itu sendiri, Pergerakan mempunyai mempunyai sifat bergerak secara
aktif.
b. Mahasiswa: adalah sebutan orang-orang yang sedang melakukan studi di perguruan tinggi,
dengan predikat sebutan yang melekat. Mahasiswa sebagai wakil rakyat (penyambung lidah
rakyat), agen perubahan (Agen of change), komunitas penekan terhadap kebijaakan penguasa
(Agen Of Control) dan penganialisis kebijakan penguasa dalam kebijakan kinerja dalam
melayani dan melindungi rakyat (Agen Of Analisis)
c. Islam: Agama Islam yang dijadikan basis landasam sekaligus identitas bahwa PMII adalah
organisasi mahasiswa yang berlandaskan agama. Karenanya jelas bahwa rujukan PMII
adalah kitab suci agama Islam ditambah dengan rujukan selanjutnya, sunnah Nabi dan para
sahabat, yang terangkum dalam pemahaman Jumhur, yaitu Ahlussunnah Waljama'ah. Jadi
Islam ala PMII adalah Islam yang mendasarkan diri pada aswaja dengan varian di dalamnya
sebagai landasan teologis (keyakinan keberagamaan).
d. Indonesia: merupakan founding fathers PMII adalah 'Indonesia' atau negara kita tercinta.
Hal ini untuk menunjukkan sekaligus mengidealkan PMII sebagai organisasi kebangsaan,
organisasi mahasiswa yang berpandangan nasionalis, punya tanggung-jawab kebangsaan,
kerakyataan dan kemanusiaan. Juga tidak tepat jika PMII hanya dipahami sebagai organisasi
keagamaan semata. Jadi keislaman dan keindonesiaan adalah landasan PMII yang keduanya
seimbang. Dengan bahasa yang sederhana PMII merupakan organisasi mahasiswa yang
nasionalis dan agamis. Jadi PMII adalah Pergerakan Mahasiswa yang Islam (Agamis) dan
yang Indonesia (Nasionalis), yang mendasarkan pada agama Islam dan sejarah dan cita-
cita kemerdekan serta laju perjalanan bangsa ini kedepan.
Islam-Indonesia (dua kata digabung) juga bisa dimaknai Islam yang
bertransformasi ke ranah Nusantara/Indonesia, Islam Indonesia adalah Islam lokal (bukan
Islam Arab secara persis), tapi nilai universalitas Islam atau prinsip nilai Islam yang relevan
dengan budaya nusantara menjadi Islam Indonesia. Ini adalah karakter Islam PMII yang
sejalan dengan ajaran aswaja dalam menjunjung tinggi empat pilar kebangsaan (NKRI, UUD
1945, PANCASILA dan BHINNEKA TUNGGAL IKA).

3. ASAS, SIFAT DAN TUJUAN PMII

Dalam Anggaran Dasar (AD) Bab II Pasal 2 dijelaskan bahwa PMII Berasaskan Pancasila.
Sedangkan Bab III Pasal 3 menerangkan PMII bersifat keagamaan, kemahasiswaan, kebangsaan,
kemasyarakatan, independensi dan profesional. Adapun tujuan PMII (Visi) ada dalam Bab IV
Pasal 4 yaitu: ”Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi
luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen
memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.”

Sedangkan untuk mewujudkan tujuan tersebut, PMII mengusakan (misi) sebagaimana dalam Bab
IV pasal 5, sebagai berikut:

29
1. Menghimpun dan membina mahasiswa Islam sesuai dengan sifat dan tujuan PMII serta
peraturan perundang-undangan dan paradigma PMII yang berlaku.

2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan asas dan tujuan PMII
serta mewujudkan pribadi insan ulul albab.11

4. STRUKTUR ORGANISASI DAN PERMUSYAWARATAN

Dalam Bab VII tenang Struktur Organisasi Pasal 9 dijelaskan bahwa Struktur Organisasi
PMII terdiri atas:12

1. Pengurus Besar (PB)

2. Pengurus Koordinator Cabang (PKC)

3. Pengurus Cabang (PC)

4. Pengurus Komisariat (PK)

5. Pengurus rayon (PR).

Sedangkan dalam Bab VII tentang Permusyawaratan Pasal 8 diterangkan bahwa


Permusyawaratan dalam Organisasi terdiri dari :

1. Kongres

2. Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas)

3. Rapat Kerja Nasional (Rakernas)

4. Rapat Pleno Lengkap

5. Rapat Pleno BPH PB PMII

6. Konfrensi Kordinator Cabang (KonKoorCab)

7. Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda)

8. Rapat Kerja Daerah (Rakerda)

9. Rapat Pleno BPH PKC PMII

10. Konfrensi Cabang (Konfercab)

11
Hasil Kongres AD/ART, Hasil Kongres Palu
12
Ibid

30
11. Musyawaroh Pimpinan Cabang (Muspimcab)

12. Rapat Kerja Cabang (Rakercab)

13. Rapat Pleno PC PMII

14. Rapat Tahunan Komisariat (RTK)

15. Rapat Pleno PK PMII

16. Rapat Tahunan Anggota Rayon ( RTAR)

17. Rapat Pleno BPH PR PMII

18. Kongres Luar Biasa (KLB)

19. Konfrensi Koordinator Cabang Luar Biasa (KonKoorCab-LB)

20. Konfrensi Cabang Luar Biasa (Konfercab-LB)

21. Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa (RTAR-LB).13

5. LAMBANG PMII

Tutup Perisai Warna Kuning

Badan Perisai,Warna Biru Muda Langit

Tulisan Warna PMII Biru Tua

Semua Bintang Warna Putih

Lambang PMII diciptakan oleh H. Said Budairi. Lazimnya lambang PMII memiliki arti
yang terkandung di setiap goresannya. Arti dari lambang PMII bisa dijabarkan dari segi
bentuknya (form) maupun dari warnanya.

1. Dari Bentuk :

13
Hasil Muspimnas, 2019. Boyolali

31
Perisai berarti ketahanan dan keampuhan mahasiswa Islam terhadap berbagai tantangan
dan pengaruh luar.

Bintang adalah perlambang ketinggian dan semangat cita- cita yang selalu memancar.

Lima Bintang sebelah atas menggambarkan Rasulullah dengan empat Sahabat terkemuka
(Khulafau al Rasyidien).

Empat Bintang sebelah bawah menggambarkan empat mazhab yang berhauan


Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Sembilan Bintang sebagai jumlah bintang dalam lambang dapat diartikan ganda yakni :

Rasulullah dan empat orang sahabatnya serta empat orang Imam mazhab itu laksana bintang yang
selalu bersinar cemerlang, mempunyai kedudukan tinggi dan penerang umat manusia.

Sembilan orang pemuka penyebar agama Islam di Indonesia yang disebut WALISONGO.

2. Dari Warna :

Biru, sebagaimana warna lukisan PMII, berarti kedalaman ilmu pengetahuan yang harus
dimiliki dan digali oleh warga pergerakan. Biru juga menggambarkan lautan Indonesia yang
mengelilingi kepulauan Indonesia dan merupakan kesatuan Wawasan Nusantara.

Biru muda, sebagaimana warna dasar perisai sebelah bawah, berarti ketinggian ilmu
pengertahuan, budi pekerti dan taqwa.

Kuning, sebagaimana warna dasar perisai- perisai sebelah bawah, berarti identitas
kemahasiswaan yang menjadi sifat dasar pergerakan lambang kebesaran dan semangat yang selalu
menyala serta penuh harapan menyongsong masa depan.

6. DAFTAR NAMA KETUA UMUM PB PMII

Berikut ini daftar nama-nama Ketua Umum PB PMII dari masa ke masa sesuai dengan
urutan periode tahun kepemimpinan:

1. Sahabat M.Mahbub Djunaidi(1960-1966) duakali

2. Sahabat Zamroni (1966-1973) dua kali

3. Sahabat Abduh Paddare (1973-1977)

4. Sahabat Ahmad Badja (1977-1981)

5. Sahabat Muhyiddin Arubusman (1981-1985)

6. Sahabat Surya Dharma Ali (1985-1988)

32
7. Sahabat M. Iqbal Assegaf (1988-1991)

8. Sahabat Ali Masykur Musa (1991-1994)

9. Sahabat A. Muhaimin Iskandar (1994-1997)

10. Sahabat Saiful Bahri Anshori (1997-2000)

11. Sahabat Nusron Wahid (2000-2003)

12. Sahabat A. Malik Haramain (2003-2005)

13.Sahabat Hery Haryanto Azumi (2005-2008)

14. Sahabat M. Rodli Kaelani (2008-2010)

15. Sahabat Addin Jauharudin (2011-2013)

16. Sahabat Aminnudin Ma’ruf(2014- 2017)

17. Sahabat Agus Herlambang (2017-2020)

33
NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP) PMII

1. Pengertian NDP
NDP secara Terminologi
Nilai Dasar Pergerakan (NDP) adalah nilai-nilai yang secara mendasar merupakan
sublimasi nilai-nilai ke-Islaman, seperti kemerdekaan (al-hurriyyah), persamaan (al-musawa),
keadilan (AL'adalah), toleran (tasamuh), damai (al-shuth), dan ke Indonesiaan (pluralisme suku,
agama, ras, pulau, persilangan budaya) dengan kerangka paham ahlussunah wal jama' ah yang
menjadi acuan dasar pembuatan aturan dan kerangka pergerakan organisasi. NDP merupakan
pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam mendasari dan memberi spirit serta organ vital
pergerakan yang meliputi iman (aspek aqidah), Islam (aspek syariah), ihsan (aspek etika, akhlaq
dan tasawuf) dalam rangka memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akherat.
Dalam upaya memahami, menghayati dan mengamalkan Islam tersebut, PMII menjadikan
ahlussunah wal jama'ah sebagai manhaj al-fikr sekaligus manhaj al-taghayyur al-ijtima'i
(perubahan sosial) untuk mendekonstruksi dan merekonstruksi bentuk-bentuk pemahaman dan
aktualisasi ajaran-ajaran agama yang toleran, humanis, anti-kekerasan, dan kritis transformatif.

NDP Secara esensial adalah suatu sublimasi nilai ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an dengan
kerangkan pemahaman Ahfussunnah waf Jama'ah yang terjiwai oleh berbagai aturan, memberi
arah, mendorong serta menggerakkan apa yang dilakoni PMII sebagai sumber keyakinan dan
pembenar mutlak. Islam mendasar dan menginspirasi NDP yang meliputi cakupan Aqidah,
Syari'ah dan Akhlaq dalam upaya memperolah kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.Dalam
kerangka inilah PMII menjadikan Ahussunah wal Jama'ah sebagai Manhaj af-fikr (methodologi
mencari) untuk mendekonstruksi bentuk-bentuk pemahaman keagamaan yang benar.

2. Fungsi NDP
a) Kerangka Ideologis. Kerangka ideologis menjadi rumusan yang mampu
memberikan proses ideologisasi disetiap kader, sewkaligus memberikan dialektika antara
konsep dan realita yang mendorong proses progressif dalam perubahan sosial. Kerangka
ideologis juga menjadi landasan pola pikir dan tindakan dalam mengawal perubahan sosial
yang memberikan tempat pada demokratisasi dan Hak Asasi Manusia (HAM).

34
b) Kerangka Refleksi. Sebagai kerangka refleksi NDP bergerak dalam pertarungan
ide-ide, paradigma, nilai-nilai yang akan memperkuat level kebenaran-kebenaran ideal.
Subtansi ideal tersebut menjadi suatu yang mengikat, absolut, total, universal berlaku
menembus ruang dan waktu (muhlamul qat’i) kerangka refleksi ini menjadi moralitas
gerakan sekaligus sebagai tujuan absolut dalam mencapai nilai-nilai kebenaran,
kemerdekaan, kemanusiaan.
c) Kerangka Aksi. Sebagai kerangka aksi NDP bergerak dalam pertarungan aksi,
kerja-kerja nyata, aktualisasi diri, analisis sosial untuk mencapai kebenaran factual.
Kebenaran sosial ini senantiasa bersentuhan dengan pengalaman historis, ruang dan waktu
yang berbeda dan berubah. Kerangka aksi ini memungkinkan warga pergerakan menguji,
memperkuat dan bahkan memperbaharui rumusan kebenaran historisitas atau dinamika
sosial yang senantiasa berubah.
3. Kedudukan NDP
A. NDP menjadi rujukan utama setiap produk hukum dan kegiatan organisasi.
B. NDP menjadi sumber kekuatan ideal setiap kegiatan organisasi.
C. NDP menjadi pijakan argumentasi dan pengikat kebebasan berfikir, berbicara, dan
bertindak setiap anggota. 14

4. Rumusan NDP
Ada empat rumusan Nilai Dasar Pergerakan yang disusun oleh warga PMII secara
sistematis dan konkrit, Rumusan tersebut antara lain:
A. Tauhid
Tauhid merupakan sebuah keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi dari alam semesta
serta merupakan manifestasi kesadaran dan keyakinan warga PMII terhadap sesuatu di luar nalar
indera manusia, yakni yang gaib. Tauhid merupakan titik puncak dari keimanan manusia. Oleh
karena itu, Warga PMII harus mampu melarutkan dan meneteskan nilai-niai ketauhidan dalam
berbagai kehidupan sehingga merambah dan memberi aspek vertikal pada segala aspek di
sekelilingnya. Hal ini harus dibuktikan dengan pemisahan yang tegas antara hal-hal yang bersifat
profan dan sacral di dunia.15

14
Nur Sayyid Santoso Kristeva, Materi Kaderisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Inti Idiologis .Hal
20-21

15
Ahmad Hifni, Menjadi Kader PMII, Moderat Muslim Society ( MMS). hal 123

35
Dalam arti lain tauhid adalah Mengesakan Allah SWT merupakan nilai paling asasi dalam
sejarah agama samawi.Didalamnya terkandung hakikat kebenaran manusia. (Al-Ikhlas, AI-
Mukmin: 25, AI-Baqarah: 130-131). Subtansi tauhid;
a) Allah adalah Esa dalam Dzat, sifat dan perbuatan-Nya,
b) Tauhid merupakan keyakinan atas sesuatu yang lebih tinggi dari alam semesta,
sertamerupakan manifestasi dati kesadaran dan keyakian kepada haI yang ghaib (AI-
Baqarah:3, Muhammad:14-15, AI-Alaq: 4, A l-Isra: 7),
c) Tauhid merupakan titik puncak keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan
danperwujudan nyata lewat tindakan,
d) Dalam memaharni an mewujudkannya pergerakan telah memilih ahlussunah wal jama' ah
sebagai metode pemahaman dan keyakinan itu.
B. Hubungan Manusia dengan Allah
Allah adalah pencipta segala sesuatu. Dia menciptakan manusia dan menganugerahkan
kedudukan terhormat kepada manusia dihadapan ciptaanNya yang lain. Allah memberikan daya
pikir, kemampuan berkreasi dan kesadaran moral untuk manusia yang itu tidak diberikan
kepada makhluk lainnya. Potensi itulah yang memungkinkan manusia memerankan fungsinya
baik sebagai khalifah maupun hamba Allah di muka bumi ini.
Dalam kehidupan sebagai khalifah, manusia membawa amanat besar yaitu sebagai
manajer untuk mengelola kehidupan di muka bumi. Manusia berkewajiban mengelola bumi
dengan sebaik- baiknya, bukan merusaknya melalui eksplorasi untuk kepentingan sesaat.
Sebagai hamba Allah, manusia harus melaksanakan ketentuan-ketentuannya, baik kewajiban
maupun larangannya. Untuk itu manusia dilengkapi dengan kesadaran moral yang harus
selalu dirawat, agar manusia tidak terjatuh ke dalam kedudukan yang rendah, apalagi lebih rendah
dari binatang.

C. Hubungan Manusia dengan Manusia


Hubungan manusia dengan manusia. Sungguh tidak ada manusia yang lebih baik antara
satu dengan yang lainnya, kecuali ketakwaannya. Setiap manusia memiliki kekurangan dan
kelebihan. Allah meniupkan ruh dasar pada materi manusia. Tidak ada yang lebih utama antara
yang satu dengan yang lainnya kecuali ketaqwaannya (AI-Hujurat:13). Pengembangan berbagai
aspek budaya dan tradisi dalam kehidupan manusia dilaksanakan sesuai dengan nilai dari semangat

36
yang dijiwai oleh sikap kritis dalam kerangka religiusitas. Hubungan antara muslim dan non-
muslim dilakukan guna membina kehidupan manusia tanpa mengorbankan keyakinan terhadap
kebenaran universalitas Islam.
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar manusia ini tercakup dalam
persaudaran antar insan pergerakan, persaudaraan sesama umat Islam, persaudaraan sesama
umat beragama dan persaudaran antar manusia. Dalam konteks Indonesia, kita hidup penuh
persaudaraan bersama umat yang berbeda agama, suku, ras, bahasa dan adat istiadat.
Persaudaraan ini harus menempatkan insan pergerakan pada posisi yang dapat memberikan
manfaat maksimal untuk diri dan lingkungannya. Karena sebaik-baik manusia adalah yang
bermanfaat bagi manusia lainnya.16
D. Hubungan Manusia dengan Alam
Alam semesta adalah ciptaan Allah.Allah menunjukkan tanda-tanda keberadaan, sifat dan
perbuatan Allah. Berarti juga tauhid meliputi hubungan manusia dengan alam (As-Syura: 20)
Perlakukan manusia dengan alam dimaksudkan untuk memakmurkan kehidupan dunia dan
akherat. Jadi manusia harus mentransendentasikan segala aspek kehidupan manusia.NDP yang
digunakan PMII dipergunakan sebagai landasan teologis, normatif dan etis dalam pola pikir dan
perilaku. Daridasar-dasar pergerakan tersebut muaranya adalah untuk mewujudkan pribadi muslim
yang berakhlaq dan berbudi luhur, dan memiliki konstruksi berfikir kritis dan progressif. 17
Mempertegas posisi manusia terhadap alam yang juga sama-sama ciptaan Allah SWT.
adalah suatu keharusan. Karena akan berdampak jauh terhadap keberlangsungan manusia dan juga
alam tersebut. Banyak alam (baca: lingkungan) yang rusak akibat perlakuan semena-mena
manusia, karena menganggap bahwa manusia punya kendali penuh (subyek) terhadap alam.
Keinginan buas manusia untuk memanfaatkan alam, memposisikan alam sebagai obyek yang
harus dimanfaatkan. Bagaimanapun caranya. Dari sini, poin refleksi yang bisa diambil,
menerangkan bahwa harus ada keseimbangan antara kehendak ingin manusia dan juga
menganggap alam sebagai ciptaan/makhluk Allah SWT. Sewaktu waktu dia bisa menangis
layaknya manusia, saat terus-terus dieksploitasi dengan cara membabi buta.

16
Ibid, hal.124
17
Nur Sayyid Santoso Kristeva, Materi Kaderisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Inti Idiologis .Hal21

37
Ke-Islaman dan Aswaja
A. Ke – Islaman
1. Pengertian Islam
Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai
nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman. Dari
pengertian Islam secara bahasa, dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang membawa
keselamatan hidup di dunia dan di akhirat (alam kehidupan setelah kematian).

Menurut istilah, Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang
diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedoman
hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan
yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.
Secara istilah juga, Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai Nabi dan utusan Allah (Rasulullah) terakhir untuk umat manusia, berlaku
sepanjang zaman, bersumberkan Al-Quran dan As-Sunnah serta Ijma' Ulama.18

2. Sejarah Masuknya Islam di Nusantara


Mengenai masuk dan berkembangnya Islam di wilayah Nusantara, para ahli
masih bersilang pendapat. Kapan masuk dan oleh siapa Islam dibawa ke wilayah
Nusantara, belum ada ahli yang menjawabnya secara pasti. Namun, menurut
perkiraan banyak pihak , Islam mulai masukdi wilayah Nusantara sekitar abad ke-8
M melalui para pedagang Islam. Islam sebagai agama masuk ke wilayah Nusantara
diterima oleh penduduk setempat atas kesadaransendiri tanpa ada paksaan. Masuknya
Islam sebagai penutan telah memperkaya budaya asli Nusantara.
Pengaruh Islam telah membawa kemajuan dalam berbagai bidang terutama setelah
tumbuh dan berkembangnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam Nusantara.

Proses Masuk dan Berkembangnya Islam


a.
• Proses Masuk
Proses masuknya Islam di wilayah Nusantara tidak lepas dari kegiatan
perdagangan. Kepulauan Nusantara yang terkenal berbagai hasil buminya, menjadi daya
tarik bagi para pedagang dari berbagai bangsa. Anara lain Cina, India,Arab, Persia.
Mereka berdatangan ke Kepulauan Nusantara untuk berdagang. Kedatangan mereka
melalui Selat Malaka yang lambat laun tumbuh dan berkembang sebagai salah satu jalur
perdagangan internasional. Melalui Selat Malaka para pedagang mengunjungi pusat-
pusat perdagangan, antara lain di Pulau Jawa, misalnya Jepara, tuban, Gresik.Dari sana
pelayaran dilanjutkan seperti ke Banjarmasin,Goa,Ambon, dan Ternate yang dikenal
sebagai pusat penghasil rempah-rempah.
Melalui hubungan dagang itulah, pedagang Persia,Arab, Gujarat yang telah
memeluk agama Islam dapat memperkenalkan agama dan budaya Islam kepada
penduduk Nusantara. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masuknya Islam di

18
Risalah Islam.Dasar Dasar Islam Untuk Pemula.

38
Nusantara berlangsung secara damaimelalui hubungan perdagangan. Hanya saja
persoalan “kapan” agama Islam mula pertama diperkenalkan belum dapat diketahui
secara pasti.
Hal ini sangat berkaitan antara lain soal keletakan setiap wilayah secara
geografis. Misalnya, Selat Melaka,sudah dikenal sebagai jalur pelayaran dan
perdagangan sejak berkembangnya Kerajaan Sriwijaya. Hal ini dapat dipastikan
karena sejak abad ke-8 M, sudah banyak pedagang Muslim yang sudah berdatangan
di Malaka dan Sriwijaya. Mereka menyebut Sriwijaya dengan sebutan Sribuza,
Zabay, Zabag. Sesudah Srwiajaya lemah, banyak Bandar melepaskan diri. Tindakan ini
mengisyaratkan bahwa kedudukan Bandar-bandar para pedagang Muslim itu sudah
kuat, sehingga dalam Negara baru banyak pedagang Muslim yang mendapat tempat
dan kedudukan.
Walaupun pada abad ke- 1 - 4 H/7-10 M Jawa tidak disebut-sebut sebagai tempat
persinggahan pedagang-pedagang Muslim, agama Islam sudah dianut oleh sebagian
orang di Pulau Jawa sejak abad ke-11 M. Hal ini terbukti dengan ditemukannya sebuah
batu nisan tertulis, di Leran, dekat Gresik, Jawa Timur yang memuat keterangan
tentang meninggalnya seorang wanita Muslimah bernama Fatimah binti Maimun,
berangka tahun 1082 M. Angka tahun ini merupakan data peninggalan Islam tertua -
yang ditemukan, di wiayah Nusantara.

Berikut disampaikan sebagian orang-orang yang berjasa dalam syiar Islam, yakni:
1. Masuknya Islam melalui Pedagang Gujarat.
Keberadaan para pedagang Gujarat itu bertolak dari catatan perjalanan
Marcopolo, yang mengatakan bahwa selama kunjungannya ke Pureula,tahun 1292
M,ia telah menyaksikan banyak pedagang asal Gujarat giat menyiarkan agama Islam.
Pendapat itu diperkuat dengan adanya batu nisan Sultan Malik ash-Sholeh
2. Masuknya Islam melalui Pedagang Persia.
Pendapat ini didukung oleh Umar Amin Husein, dengan alasan bahwa di Persia
ada suku yang bernama Laren dan Jawi. Kemungkinan para pedagang dari dua duku
inilah yang mengajarkan huruf Arab di Pulau Jawa yang dikenal dengan huruf
Pegon.ahli lain yang mendukung pendapat ini adalah Hossein Djajadiningrat yang
mengatakan bahwa terdapat pasangan dalam bahasa Arab yang disebut Jabar Jer.
Istilah ini termasuk bahasa Iran yang dalam bahasa Arab disebut fathah kasrah.
3. Masuknya Islam melalui Pedagang Arab
Pendapat ini datang antara lain dari Hamka, menurutnya: (1) Raja Raja
Samudera Pasai menganut madzab Syafi’i. Penganut madzab Syafi’I terbesar saat
itu adalah masyarakat Mesir. Dan Makkah. Bila agama Islam yang masuk di
Nusantara berasal dari Persia tentu banyak masyarakat Indonesia yang menganut
faham Syiah seperti di Persia. Atau bermadzab Hanafi, seperti di India, (2) Gelar al-
Malik yang digunakan oleh raja-raja Samudera Pasai, berasal dari Mesir. Sedangkan
gelar Syah yang berasal dari Persia, baru digunakan oleh raja-raja Malaka pada awal
abad ke-15 M.
Kapal-kapal dagang Arab sudah mulai berlayar ke wilayah Asia tenggara sejak
permulaan abad Masehi. Melalui literature Arab terdapat berita tentang perjalanan
mereka ke Asia Tenggara. Sekalipun sumber berita inimasih harus dikaji lebih teliti,

39
berita tersebut umumnya berkaitan dengan barang-barang dagangan dan rute
perjalanan, dan hanya sedikit berita tentang penduduk dan adapt-istiadatnya. Paul
Weathly mengemukakan bahwa di antara penulis Arab hingga abad ke-14 M, hanya
Abi Dulaf (abad ke-10 M) dan Ibnu Battutah yang benar-benar melakukan perjalanan
ke Asia Tenggara sampai ke negeri Cina. Adapun penulis yang lain hanya berlayar
hingga India atau di sekitar Teluk Persia.
Ketiga pendapat tersebut di atas masing-masing memiliki alasan. Para pedagang
Muslim asal Persia, Gujarat, dan Arab sama-sama memiliki perandalam usaha
penyebaran agama Islam di Nusantara.

b. Nusantara dan Beberapa Jalur Perdagangan


Dari daerah pantai selatan Cina kapal-kapal dagang melalui Laut cina Selatan,
Selat Malaka, Teluk Benggala, ke India. DariIndia dapat ditempuh dua jalan, yaitu
melalui laut atau darat. Jalan laut, yaitu laut Arab, Laut Merah, Terusan Suez
(Mesir),Laut Tengah, Asia Kecil (Turki).
Ramainya jalan laut melalui Selat Malaka berarti juga melalui perairanNusantara,
terutama Sumatera, Kalimantan, Riau Kepulauan. Akibatnya, melalui bentangan jalur-
jalur laut tersebut, wilayah Nusantara terlibat perdagangan internasional. Dalam
kaitannya dengan penyebaran wilayah pengaruh Islam, umumnya mengikuti jalur dan
arus pelayaran perdagangan di sepanjang pantai. Dengan kata lain, Islam menyebar ke
wilayah Nusantara melalui jalan perdagangan laut dan komunitas-komunitas Muslim
mulai berkembang di kota-kota pelabuhan. Maka tidak mengherankan kalau pusat-pusat
kekuasaanIslam juga bermua dibangun di kota-kota pelabuhan. Sehubungan dengan itu,
pemakalah akan mengutarakan :
• Perkembangan Wialayah Pengaruh Islam di Nusantara
Proses perkembangan wilayah pengaruh Islam Nusantara dapat
dilakukan antara lain melalui beberapa jalur, sebagai berikut :
1. Jalur Perdagangan.
Para pedagang Muslim dari Arab, Gujarat, Persia yang berdatangan
di wilayah Nusantara umumnya tinggal selama berbulan-bulan di pusat-
pusat perdagangan. Sambil menunggu angina musim yang baik untuk
berlayar kembali ke Negara asal,kesempatan itu dimanfaatkan untuk
mengadakan transaksi dengan para pedagang setempat. Pusat perdagangan
di pantai atau pelabuhan merupakan terminal dan tempat penghubung
dengan daerah-daerah pedalaman. Pelabuhan pada umumnya terletak di
muara sungai, karenanya hubungan dagang dengan daerah pedalaman
lebih banyak dilakukan melalui sungai. Mula-mula para pedagang hanya
menyebarkan Islam pada masyarakat pelabuhan, tetapi karena transaksi
dagang masyarakat pedalaman dengan masyarakat pesisir berlangsung
terus menerus,maka lama kelamaan dakwah Islamiyah dapat disampaikan
hingga ke wilayah masyarakat pedalaman. Misalnya, terdapatnya
pemukiman masyarakat Muslim di lokasi berdirinya pusat pemerintahan
Majapahit. Indikator adanya masyarakat Muslim tersebut ditemukan

40
komplek makam Muslim di Sentono Rejo, Troloyo, KecamatanTrowulan,
Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Selain makam bertulisan Arab, terdapat
batu-batu nisan bertuliskan huruf Jawa berupa angka tahun (wafat) - yang
tertua 1203 Caka atau 1281 M,sedangkan angka (tahun wafat) yang
termuda sebagamana tertera pada batu nisan 1533Cakaatau 1611 M.

2. Jalur Dakwah
Kehadiran makam Muslim di Trowulan sebagaimana tersebut dalam
angka- angka tahun wafat di atas, telah menarik perhatian tentang
kemungkinan adanya masyarakat Muslim di dekat pusat kekuasaan
Kerajaan Majapahit.Pusat-pusat perdagangan di pesisir Utara Jawa, yakni
Gresik, Jepara, Cirebon, Banten, sejak akhir abad ke-15 M dan permulaan
abad ke 16 M telah menunjukkan kegiatan keagamaan oleh para wali di
Jawa, hingga kemudian lahirnya kerajaan Islam Demak. Sejak itu,
erkembangan wilayah pengaruh Islam di Jawa telah dapat berperan secara
politik.
Sesuai dengan ajaran agama Islam, setiap Muslim adalah “dai”. Para
muballigh, guru agama Islam mempunyai tugas khusus menyiarkan agama
Islam. Keberadaan mereka secara khusus telah mempercepat rposes
berkembangnya wilayah pengaruh Islam, antara lain melalui strategi
mendirikan pesantren Islam. Di Pulau Jawa, penyiaran agama Islam
dilakukan terutama oleh para wali yang dikenal dengan sebutan Walisongo.
Sultan Samudra – atas bantuan Demak, sebagai raja pertama kerajaan
Banjarmasin masuk Islam. Ia kemudian memakai gelar Maharaja
Suryanullah. Ketika Suryanullah naik tahta, beberapa daerah sekitarnya
sudah mengakui kekuasaannya, yaknidaerah Sambas, Batanglawai,
sukadana, Kotawaringin, Sampit,, Mendawi, /sambangan. Adapun Lombok,
meurut tradisi diislamkan oleh Sunan Prapen, dari giri, Gresik, Jawa Timur.
Kesultanan terbesar di Kepulauan Maluku abad ke 14-16 M adalah
Kesultanan Ternate. Sejak abad ke-10 M terkenal sebagai pusat
perdagangan rempah-rempah.Kapal-kapal dari Jawa, Malaka,dan Arab
secara teratur berlayar ke sana. Pada awalnya, Kesultanan itu menganut
animisme. Namun setelah Sultan Zainal Abidin (1486-1500), raja Ternate
ke-19 kembali dari Giri, Gresik dan menyandang gelar Sultan, agama Islam
menjadi agama resmi kerajaan.
3. Jalur Perkawinan
Semakin berkembangnya perdagangan, semakin banyak pula para
pedagang Islam dari Persia , Arab, Gujarat yang datang ke Nusantara,
bahkan banyak di antara mereka yang kemudian menetap di berbagai
wilayah Nusantara.
Daerah pemukiman mereka disebut Pekojan. Banyak di antara
mereka kemudian menikah dengan anggota masyarakat setempat. Jika
wanita yang dinikahinya itu berasal dari golongan elite, setidaknya akan
berpengaruh dan mendukung bagi proses dakwah Islamiyah terhadap
masyarakat

41
4. Jalur Kesenian
Penyebaran agama Islam dengan menggunakan sarana kesenian,
disesuaikan denagan kondisi pada masanya. Saat itu kebudayaan pra Islam
(pra Sejarah, klasik) masih sangat kuat dan menyebabkan para mubaligh
memanfaatkan kesenian sebagai sarana syiar agama. Misalnya, di Jawa
menggunakan wayang kulit, gamelan, dan sebagainya.
Melalui jalur-jalur di atas setidaknya proses perluasan wilayah
Muslim di Nusantara mengalami perkembagan, hingga kemudian Islam
sebagai agama sebagai mayoritas panutan bagi masyarakat di wilayah
budaya Nusantara.

3. Sumbangsih Islam Untuk Indonesia

Ajaran Islam yang dipeluk oleh sebagaian besar rakyat Indonesia telah memberikan
kontribusi besar, serta dorongan semangat, dan sikap mental dalam perjuangan kemerdekaan.
Tertanamnya “ruhul Islam”.
a. Ajaran Islam untuk Melawan Penjajahan
Umat Islam Indonesia punya peranan yang menentukan dalam dinamika perjuangan untuk
mendapatkan kemerdekaan. Perjuangan ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Pertama,
perjuangan kerajaan-kerajaan Islam melawan kolonial dimulai sejak awal masuknya bangsa barat
dengan pendekatan kekuatan yang represif (bersenjata), maka dilawan oleh karajaan-kerajaan
Islam di kawasan nusantara ini.
Perjuangan ini antara lain, Malaka melawan serangan Portugis (1511) diteruskan oleh
Ternate di Maluku (Portugis berhasil dihalau sampai Timor Timur). Kemudian Makasar melawan
serangan Belanda (VOC), Banten melawan serangan Belanda (VOC), dan Mataram Islam juga
melawan pusat kekuasaan Belanda di Batavia (1628-1629) dan masih banyak lagi. Mereka gigih,
dan Belanda pun kalangkabut. Namun setelah ada politik pecah belah, satu persatu kerajaan ini
dapat dikuasai. Meskipun demikian, semangat rakyat tidak pudar melawan penjajahan
kolonial. Maka selanjutnya perjuangan melawan penjajahan diteruskan oleh rakyat dipimpin
ulama. Kedua, perjuangan rakyat dipimpin oleh para ulama. Setelah kaum kolonial berhasil
menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia, namun umat Islam bersama para ulamanya tidak
berhenti melawan penjajahan. Munculah era gerakan sosial merata di seluruh pelosok tanah air.
b. Peran Ulama Untuk Indonesia
Ulama sebagai elite agama Islam memimpin umat melawan penindasan kedzaliman
penjajah. Sejak dari Aceh muncul perlawanan rakyat dipimpin oleh Teungku Cik di Tiro, Teuku
Umar, Cut Nyak Dhien.
Di Sumatera Barat muncul Perang Paderi dipimpin oleh Imam Bonjol. Perlawanan KH Hasan dari
Luwu, Gerakan r. Gunawan dari Muara Tembesi Jambi, gerakan 3 haji di Dena Lombok, gerakan
H Aling Kuning di Sambiliung Kalimantan Timur, gerakan muning di Banjarmasin, gerakan
Rifa’iyah di Pekalongan, gerakan KH Wasit dari Cilegon, perlawanan KH. Jenal Ngarib dari
Kudus, perlawanan KH Ahmad Darwis dari Kedu, perlawanan Kyai Dermojoyo dari Nganjuk
resolusi jihad yang dipimpin kyai hayim as’ari dan masih banyak lagi.

42
Dari perlawanan itu, sesungguhnya pihak Belanda sudah goyah kekuasaaanya. Sebagai
bukti tiga perlawanan, rakyat Aceh, Sumatera Barat, dan Java Oorlog (Diponegoro) telah
mengorbankan 8.000 tentara Belanda mati dan 20.000.000 gulden kas kolonial habis. Oleh karena
itu, mereka kemudian mencari jalan lain, yaitu mengubah politik kolonialnya dengan pendekatan
“welfere politiek” (politik kemakmuran) untuk menarik simpati rakyat jajahan.
c. Pergerakan Nasional di Indonesia
Sebelum memesuki era pergerakan nasional, pihak kolonial mencoba politik kemakmuran
dan balas budi. Munculah politik etis dan politik De Islamisasi. Kelihatannya politik itu humanis
untuk kesejahteraan rakyat. Namun karena landasannya tetap kolonialisme, maka jadinya tetap
eksploitatif dan menindas rakyat. Khusus politik De Islamisasai sangat merugikan umat Islam. Itu
karena memecah umat Islam jadi dua dikotomi abangan dan putihan. Membenturkan ulama dengan
pemuka adat. Memperbanyak sekolah untuk mendidik anak-anak umat Islam agar terpisah dari
kepercayaan pada agama Islamnya. Menindas segenap gerakan politik yang berdasar Islam.
Membangun masjid dan memberangkatkan haji gratis untuk meredam gerakan Islam.
Akibat dari politik kolonial di atas, maka perjuangan melawan kolonial menjadi terpecah.
Menurut thesis Endang Syaifuddin Anshari, perjuangan di Indonesia terpecah jadi dua kelompok
besar yaitu Nasionalis Islami dan Nasionalis Sekuler. Kondisi inilah sampai sekarang masih
tampak dalam dinamika perpolitikan kita.
Sebagai salah satu yang penting pelopor awal pergerakan nasional di Indonesia ialah umat Islam,
yaitu pada tanggal 16 oktober 1905, lahir Sarekat Dagang Islam (SDI), yang kemudian tahun 1912
menjadi Sarekat Islam (SI), sebagai gerakan ekonomi dan politik. Keempat, peran umat Islam
dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Dalam perjuangan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
umat Islam punya peranan penting. Pertama, secara fisik umat Islam dengan Laskar Hisbullah-
Sabilillah, kemudian diteruskan Asykar Perang Sabil (APS) dan laskar Islam lainnya di daerah,
gigih berjuang membantu TKR (TNI) untuk mempertahankan NKRI dengan perang gerilanya
melawan sekutu-NICA (Netherland Indie Civil Administration, Belanda) yang akan kembali
berkuasa di Indonesia.
Secara fisik pula Laskar Hisbullah-Sabilillah yang kemudian diteruskan oleh markas ulama
APS bersama pasukan TNI dari Siliwangi melawan pemberontakan Partai Komunis Indonesia
(PKI) 18 september 1948 (dipimpin oleh Muso dan Amir Syarifuddin), yang akan menghancurkan
NKRI dan akan membentuk pemerintahan komunis Indonesia, menjadi bagian atau satelit
dari commitern komunis internasional yang berpusat di Moskow, Rusia.
Pemberontakan PKI 1948 ini berjalan secara biadab, membantai para ulama dan santri, membantai
kaum nasionalis, membantai pamong praja. Dapat digambarkan ada suatu gedung untuk
pembantaian yang darahnya menggenang sampai satu kilan.
Dengan adanya kerjasama antara kelaskaran umat Islam, kelaskaran kaum nasionalis,
dengan TNI berhasil menghancurkan kekejaman dan kebiadaban pemberontakan PKI 1948.
Setelah kemerdekaan dan adanya maklumat wakil presiden X/1946, bangsa Indonesia dipersilakan
mendirikan partai politik. Dalam hal ini pada awalnya aspirasi politik umat Islam ditampung dalam

43
satu wadah, meneruskan namanya yaitu Majelis Syurau Muslimin Indonesia (Masyumi), dalam
ikrar Persatuan Umat Islam ”Panca Cita”.19

B. Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah (ASWAJA)


1. Pengertian Aswaja
Secara harfiah arti Ahlussunnah wal jama’ah adalah sebagai berikut:
• Ahl secara bahasa berarti keluargaa Nabi SAW, sahabat Nabi dan tabi’in (pengikut
nabi), jika dikaitkan dengan aliran atau madzhab maka artinya adalah pengikut aliran
atau pengikut madzhab.
• As-Sunnah secara bahasa berasal dari kata: "sanna yasinnu", dan "yasunnu sannan",
dan "masnuun" yaitu yang disunnahkan. Sedangkan "sanna amr" artinya menerangkan
(menjelaskan) perkara. As-Sunnah juga mempunyai arti "at- Thariqah"
(jalan/metode/pandangan hidup) dan "As-Sirah" (perilaku) yang terpuji. secara bahasa
juga mempunyai arti jalan atau ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Nabi SAW,
di samping memiliki arti al- Hadist. Secara istilah pengertian As-Sunnah adalah Yaitu
petunjuk yang telah ditempuh oleh rasulullah SAW dan para Sahabatnya baik
berkenaan dengan ilmu, ‘aqidah, perkataan, perbuatan maupun ketetapan. As-Sunnah
juga digunakan untuk menyebut sunnah-sunnah (yang berhubungan dengan) ibadah
dan ‘aqidah. Lawan kata "sunnah" adalah "bid'ah".
• Al-Jama’ah secara bahasa berarti Jama'ah diambil dari kata "jama'a" artinya
mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan sebagian dengan sebagian lain. Seperti
kalimat "jama'tuhu" (saya telah mengumpulkannya); "fajtama'a" (maka
berkumpul).Dan kata tersebut berasal dari kata "ijtima'" (perkumpulan), ia lawan kata
dari "tafarruq" (perceraian) dan juga lawan kata dari "furqah" (perpecahan).. Jama'ah
adalah sekelompok orang banyak; dan dikatakan juga sekelompok manusia yang
berkumpul berdasarkan satu tujuan. Secara istilah Al-Jama’ah adalah adalah
pendahulu ummat ini dari kalangan para sahabat, tabi'in dan orang-orang yang
mengikuti jejak kebaikan nabi SAW sampai hari kiamat; dimana mereka berkumpul
berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah dan mereka berjalan sesuai dengan yang telah
ditempuh oleh Rasulullah SAW baik secara lahir maupun bathin. Hal ini sesuai dengan
firman Allah SWT yang telah memerintahkan kaum Mukminin dan menganjurkan
mereka agar berkumpul, bersatu dan tolong-menolong. Dan Allah melarang mereka
dari perpecahan, perselisihan dan permusuhan. Allah SWT berfirman: "Dan
berpeganglah kamu semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai
berai." (Ali Imran: 103). Dia berfirman pula, "Dan janganlah kamu menyerupai orang-
orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada
mereka." (Ali Imran: 105).
Sehingga, Ahlusunnah wal Jama’ah adalah orang-orang yang mempunyai sifat dan
karakter mengikuti sunnah Nabi SAW dan menjahui perkara-perkara yang baru dan bid’ah dalam

19
Dikutip dari. Go Muslim. Co.Id

44
agama. Atau dalam pengertian yang lain adalah 0rang- orang yang mengikuti jalan Nabi, Para
Shahabat dan tabi’in.
Pendapat yang lain mengatakan bahwa Ahlusunnah wal Jama’ah adalah mereka yang
berpegang teguh pada sunnah Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya dan orang-orang yang
mengikuti jejak dan jalan mereka, baik dalam hal ‘aqidah, perkataan maupun perbuatan, juga
mereka yang istiqamah (konsisten) dalam ber-ittiba' (mengikuti Sunnah Nabi SAW) dan menjauhi
perbuatan bid'ah. Mereka itulah golongan yang tetap menang dan senantiasa ditolong oleh Allah
sampai hari Kiamat. Oleh karena itu mengikuti mereka (Salafush Shalih) berarti mendapatkan
petunjuk.

2. Sejarah Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah


Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) lahir dari pergulatan intens antara doktrin dengan
sejarah. Di wilayah doktrin, debat meliputi soal kalam mengenai status Al-Qur’an apakah ia
makhluk atau bukan, kemudian debat antara Sifat-Sifat Allah antara ulama Salafiyyun dengan
golongan Mu’tazilah, dan seterusnya. Di wilayah sejarah, proses pembentukan Aswaja sebenarnya
dimulai sejak zaman Al-Khulafa’ Ar-Rasyidun, yakni dimulai sejak terjadi Perang Shiffin yang
melibatkan Khalifah Ali bin Abi Thalib RA dengan Muawiyah. Bersama kekalahan Khalifah ke-
empat tersebut, setelah melalui taktik arbitrase (tahkim) oleh kubu Muawiyah, ummat Islam makin
terpecah kedalam berbagai golongan. Di antara mereka terdapat Syi’ah yang secara umum
dinisbatkan kepada pengikut Khalifah Ali bin Abi Thalib, golongan Khawarij yakni pendukung
Ali yang membelot karena tidak setuju dengan tahkim, dan ada pula kelompok Jabariyah yang
melegitimasi kepemimpinan Muawiyah.
Selain tiga golongan tersebut masih ada Murjiah dan Qadariah, faham bahwa segala
sesuatu yang terjadi karena perbuatan manusia dan Allah tidak turut campur (af’al al-ibad min al-
ibad) - berlawanan dengan faham Jabariyah. Di antara kelompok-kelompok itu, adalah sebuah
komunitas yang dipelopori oleh Imam Abu Sa’id Hasan ibn Hasan Yasar al-Bashri (21-110 H/639-
728 M), lebih dikenal dengan nama Imam Hasan al-Bashri, yang cenderung mengembangkan
aktivitas keagamaan yang bersifat kultural (tsaqafiyah), ilmiah dan berusaha mencari jalan
kebenaran secara jernih. Komunitas ini menghindari pertikaian politik antara berbagai faksi politik
(firqah) yang berkembang ketika itu. Sebaliknya mereka mengembangkan sistem keberagamaan
dan pemikiran yang sejuk, moderat dan tidak ekstrim. Dengan sistem keberagamaan semacam itu,
mereka tidak mudah untuk mengkafirkan golongan atau kelompok lain yang terlibat dalam
pertikaian politik ketika itu. Seirama waktu, sikap dan pandangan tersebut diteruskan ke generasi-
generasi Ulama setelah beliau, di antaranya Imam Abu Hanifah Al-Nu’man (w. 150 H), Imam
Malik Ibn Anas (w. 179 H), Imam Syafi’i (w. 204 H), Ibn Kullab (w. 204 H), Ahmad Ibn Hanbal
(w. 241 H), hingg tiba pada generasi Abu Hasan Al-Asy’ari (w 324 H) dan Abu Mansur al-
Maturidi (w. 333 H). Kepada dua ulama terakhir inilah permulaan faham Aswaja sering
dinisbatkan; meskipun bila ditelusuri secara teliti benih-benihnya telah tumbuh sejak dua abad
sebelumnya.
Asy`ariyah adalah sebuah paham aqidah yang dinisbatkan kepada Abul Hasan Al-

45
Asy`ariy. Beliau lahir di Bashrah tahun 260 Hijriyah bertepatan dengan tahun 935 Masehi. Beliau
wafat di Bashrah pada tahun 324 H/975-976 M . Awalnya Al-Asy`ari pernah belajar kepada Al-
Jubba`i, seorang tokoh dan guru dari kalangan Mu`tazilah. Sehingga untuk sementara waktu, Al-
Asy`ariy menjadi penganut Mu`tazilah, sampai tahun 300 H. Namun setelah beliau mendalami
paham Mu`tazilah hingga berusia 40 tahun, terjadilah debat panjang antara dia dan gurunya, Al-
Jubba`i dalam berbagai masalah terutama masalah Kalam. Debat itu membuatnya tidak puas
dengan konsep Mu`tazilah dan dua pun keluar dari paham itu kembali ke pemahanan Ahli Sunnah
Wal Jamaah . Al-Asy`ariyah membuat sistem hujjah yang dibangun berdasarkan perpaduan antara
dalil nash (naql) dan dalil logika (`aql). Dengan itu belaiu berhasil memukul telak hujjah para
pendukung Mu`tazilah yang selama ini mengacak-acak eksistensi Ahlus Sunnah. Bisa dikatakan,
sejak berdirinya aliran Asy`ariyah inilah Mu`tazilah berhasil dilemahkan dan dijauhkan dari
kekuasaan.
Adapun mengenai sejarah Perjalanan ASWAJA Dalam Sejarah Nusantara (Ke-Indonesia-
an) bisa dilacak pada awal mula masuknya islan ke nusantara. Memang banyak perdebatan tentang
awal kedatangan Islam di Indonesia, ada yang berpendapat abad ke-8, ke-11, dan ke-13 M. Namun
yang pasti tonggak kehadiran Islam di Indonesia sangat tergantung kepada dua hal: pertama,
Kesultanan Pasai di Aceh yang berdiri sekitar abad ke-13, dan kedua, Wali Sanga di Jawa yang
mulai hadir pada akhir abad ke- 15 bersamaan dengan runtuhnya Majapahit.
Namun, dalam perkembangan Islam selanjutnya, yang lebih berpengaruh adalah Wali Sanga yang
dakwah Islamnya tidak hanya terbatas di wilayah Jawa saja, tetapi menggurita ke seluruh pelosok
nusantara. Yang penting untuk dicatat pula, semua sejarawan sepakat bahwa Wali Sanga-lah yang
dengan cukup brilian mengkontekskan Aswaja dengan kebudayaan masyarakat Indonesia,
sehingga lahirlah Aswaja yang khas Indonesia, yang sampai saat ini menjadi basis bagi golongan
tradisionalis, NU dan PMII.
Mengingat Indonesia merupakan salah satu penduduk dengan jumlah penganut faham
Ahlussunnah wal Jama’ah terbesar di dunia. Mayoritas pemeluk Islam di kepulauan ini adalah
penganut madzhab Syafi’i, dan sebagian terbesarnya tergabung – baik tergabung secara sadar
maupun tidak - dalam jam’iyyah Nahdlatul ‘Ulama, yang sejak awal berdiri menegaskan sebagai
pengamal Islam ala Ahlussunnah wal-Jama’ah. Dimana lahirnya Nahdatul Ulama (konservatif-
tradisiolis) di indonesia pada 31 Januari 1926/16 Rajab 1344 H yang ditetapkan di surabaya
merupakan bentuk respon atas aliran wahabi yang terpusat di arab saudi yang menamakan diri
sebagai aliran pembaharu islam (modernis-reformis). 20

3. Nilai-Nilai ASWAJA (Ahlussunnah wal Jama’ah Sebagai Manhaj al-Fikr.)


Aswaja dipahami sebagai metodologi (manhaj) berfikir. Konsep Aswaja sebagai manhaj
al-Fikr lebih adaptif dan mengakui pemikiran yang filosofis dan sosiologis. Dalam perspektif ini
Aswaja dijadikan sebagai metode berfikir keagamaan yang mencakup semua aspek kehidupan
dengan berlandaskan dasar moderasi, keseimbangan dan toleran. Aswaja dianggap tidak hanya

20
Nur Sayyid Santoso Kristeva, Materi Kaderisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Inti Idiologis .Hal
24-25

46
sebagai sebuah mazhab, melainkan sebuah metode dan prinsip berfikir dalam menghadapi
persoalan-persoalan agama sekaligus urusan sosial kemasyarakatan. Manhaj al-Fikr tersebut
berpegang pada prinsip-prinsip tawasut (moderat), tawazun (netral), ta’adul (keseimbangan) dan
tasamuh (toleran).21
Rumusan aswaja sebagai manhajul fikri pertama kali diintrodusir oleh Kh. Said Aqil Siradj
dalam sebuah forum di Jakarta pada tahun 1991. Upaya dekonstruktif ini selayaknya dihargai
sebagai produk intelektual walaupun juga tidak bijaksana jika diterima begitu saja tanpa ada
discourse panjang dan mendalam dari pada dipandang sebagai upaya ‘merusak’ norma atau tatanan
teologis yang telah ada. Dalam perkembangannya, akhirnya rumusan baru Kh. Said Aqil Siradj
diratifikasi menjadi konsep dasar aswaja di PMII. Nilai-Nilai yang terkandung di dalamnya adalah
sebagai berikut :
a. Tawasuth (mederat),
Tawassuth bisa dimaknai sebagai berdiri di tengah, moderat, tidak ekstrim (baik ke
kanan maupun ke kiri), tetapi memiliki sikap dan pendirian. Hal ini sesuai dengan sabda
Nabi muhammad SAW bahwa Khairul umur awsathuha (Paling baiknya sesuatu adalah
pertengahannya). Tawassuth merupakan nilai yang mengatur pola pikir, yaitu bagaimana
seharusnya kita mengarahkan pemikiran kita. Dalam rentang sejarah, kita menemukan
bahwa nilai ini mewujud dalam pemikiran para imam yang telah disebut di atas
b. Tasamuh (toleran),
Pengertian tasamuh adalah toleran. Sebuah pola sikap yang menghargai perbedaan,
tidak memaksakan kehendak dan merasa benar sendiri. Nilai yang mengatur bagaimana
kita harus bersikap dalam hidup sehari-hari, khususnya dalam kehidupan beragama dan
bermasyarakat. Tujuan akhirnya adalah kesadaran akan pluralisme atau keragaman, yang
saling melengkapi bukan membawa kepada perpecahan
c. Tawazzun (seimbang).
Tawazun berarti keseimbangan dalam pola hubungan atau relasi baik yang bersifat
antar individu, antar struktur sosial, antara Negara dan rakyatnya, maupun antara manusia
dan alam. Keseimbangan di sini adalah bentuk hubungan yang tidak berat sebelah, tidak
menguntungkan pihak tertentu dan merugikan pihak yang lain. Tetapi, masing-masing
pihak mampu menempatkan dirinya sesuai dengan fungsinya tanpa mengganggu fungsi
dari pihak yang lain. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya kedinamisan hidup.
d. Ta’adul ( Adil )
Yang dimaksud dengan ta’adul adalah keadilan, yang merupakan pola integral dari
tawassuth, tasamuh, dan tawazun. Keadilan inilah yang merupakan ajaran universal
Aswaja. Setiap pemikiran, sikap dan relasi, harus selalu diselaraskan dengan nilai ini.
Pemaknaan keadilan yang dimaksud di sini adalah keadilan sosial. Yaitu nilai kebenaran
yang mengatur totalitas kehidupan politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan sebagainya.
Sejarah membuktikan bagaimana Nabi Muhammad mampu mewujudkannya dalam
masyarakat Madinah. Bagitu juga Umar bin Khattab yang telah meletakkan fundamen bagi
peradaban Islam yang agung.

4. Implementasi Aswaja dalam Nilai-Nilai Gerakan


Aswaja sebagai manhaj al-taghayyur al-ijtima’i bisa kita tarik dari nilai-nilai
perubahan yang

21
Ahmad Hifni, Menjadi Kader PMII, Moderat Muslim Society ( MMS). hal 40-41

47
diusung oleh Nabi Muhammad dan para sahabat ketika merevolusi masyarakat Arab
jahiliyah menjadi
masyarakat yang tercerahkan oleh nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan universal. Ada dua
hal pokok yang
menjadi landasan perubahan itu :
a. Basis Nilai, yaitu nilai kebenaran qurani dan sunnah nabi yang diimplementasikan
secara konsekwen dan penuh komitmen.
b. Basis Realitas, yaitu keberpihakan kepada kaum tertindas dan masyarakat lapisan
bawah. Dua basis ini terus menjadi nafas perubahan yang diusung oleh umat Islam yang
konsisten dengan aswaja, termasuk di dalamnya NU dan PMII. Konsistensi di sini hadir
dalam bentuk élan dinamis gerakan yang selalu terbuka untuk dikritik dan dikonstruk
ulang, sesuai dengan dinamika zaman dan lokalitas. Dia hadir tidak dengan klaim
kebenaran tunggal, tetapi selalu berdialektika dengan realitas, jauh dari sikap eksklusif
dan fanatik.

Maka empat nilai yang dikandung oleh aswaja, untuk konteks sekarang harus kita
tafsirkan ulang sesuai dengan perkembangan teori-teori sosial dan ideologi-ideologi dunia.
a. Tawassuth sebagai pola pikir, harus kita maknai sebagai tidak mengikuti nalar
kapitalisme liberal di satu sisi dan nalar sosialisme di sisi lain. Kita harus memiliki cara
pandang yang otentik tentang realitas yang selalu berinteraksi dalam tradisi.
Pemaknaannya ada dalam paradigma yang dipakai oleh PMII yaitu paradigma kritis
transformatif.
b. Tasamuh sebagai pola sikap harus kita maknai sebagai bersikap toleran dan terbuka
terhadap semua golongan selama mereka bisa menjadi saudara bagi sesama. Sudah
bukan waktunya lagi untuk terkotak-kotak dalam kebekuan golongan, apalagi agama.
Seluruh gerakan dalam satu nafas prodemokrasi harus bahu membahu membentuk
aliansi bagi terbentuknya masyarakat yang lebih baik, bebas dari segala bentuk
penindasan dan penjajahan. PMII harus bersikap inklusif terhadap sesame pencari
kebenaran dan membuang semua bentuk primordialisme dan fanatisme keagamaan.
c. Tawazun sebagai pola relasi dimaknai sebagai usaha mewujudkan egalitarianisme
dalam ranah sosial, tidak ada lagi kesenjangan berlebihan antar sesama manusia, antara
laki-laki dan perempuan, antara kelas atas dan bawah. Di wilayah ekonomi PMII harus
melahirkan model gerakan yang mampu menyeimbangkan posisi Negara, pasar dan
masyarakat. Berbeda dengan kapitalisme yang memusatkan orientasi ekonomi di tangan
pasar sehingga fungsi negara hanya sebagai obligator belaka dan masyarakat ibarat
robot yang harus selalu menuruti kehendak pasar; atau sosialisme yang menjadikan
Negara sebagai kekuatan tertinggi yang mengontrol semua kegiatan ekonomi, sehingga
tidak ada kebebasan bagi pasar dan masyarakat untuk mengembangkan potensi
ekonominya. Di wilayah politik, isu yang diusung adalah mengembalikan posisi
seimbang antara rakyat dan negara. PMII tidak menolak kehadiraan negara, karena
Negara melalui pemerintahannya merupakan implementasi dari kehendak rakyat. Maka
yang perlu dikembalikan adalah fungsi negara sebagai pelayan dan pelaksana setiap
kehendak dan kepentingan rakyat. Di bidang ekologi, PMII harus menolak setiap bentuk
eksploitasi alam hanya semata-mata demi memenuhi kebutuhan manusia yan
berlebihan.

48
d. Ta’adul sebagai pola integral mengandaikan usaha PMII bersama seluruh komponen
masyarakat, baiknasional maupun global, untuk mencapai keadilan bagi seluruh umat
manusia. Keadilan dalam berpikir, bersikap, dan relasi. Keadilan dalam ranah
ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan, dan seluruh ranah kehidupan. Dan
perjuangan menuju keadilan universal itu harus dilaksanakan melalui usaha sungguh-
sungguh, bukan sekadar menunggu anugerah dan pemberian turun dari langit.22

22
Nur Sayyid Santoso Kristeva, Materi Kaderisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Inti Idiologis .Hal
30-31

49
ANALISIS SOSIAL (ANSOS)
Prawacana

Buruknya relasi kuasa antara aktor utama dalam pembangunan menuju kesejahteraan
bersama di Indonesia, dapat dibuktikan dengan melihat berbagai kebijakan maupun peraturan
perundang-undangan (sekaligus dengan implementasinya) sehubungan dengan prioritas dalam
pelayanan pembangunan, pemanfaatan dan pengelolaan hasil hutan, penguasaan lahan,
penguasaan laut, pemanfaatan dan pengelolaan hasil tambang yang mana rakyat selalu
termarginalkan dan hanya menjadi korban dari kolusi dan kompromi antara kedua aktor (negara
dan modal) tersebut.

Realitas buruk kehidupan bernegara di Indonesia ini, sebenarnya merupakan penggenapan


atas nubuat dari “Nabinya Kaum Proletar”, yakni Karl Marx. Dalam kerangka berpikir Marxian,
Negara diartikan sebagai alat yang digunakan oleh kelas sosial yang berkuasa untuk menindas
kelas yang di subordinasikan (dikuasai). Kaum Marxis juga dalam tradisinya senantiasa
memahami hubungan antara negara dengan masyarakat sebagai hubungan sosial dalam produksi
(Social Relation of Production) yang selalu mengakibatkan terjadinya pertentangan kelas, yakni
antara kelas yang menguasai alat-alat produksi (Mean of Production) yang dominan dan kelas yang
tidak menguasai alat produksi yang tersubordinasikan dan terdominasi. Negara menjadi alat bagi
kelas dominan untuk melakukan eksploitasi (penghisapan, pemerasan) terhadap kelas bawah.

Bertolak dari paradigma yang demikian, maka pembaharuan menuju perubahan kehidupan
bernegara di Indonesia yang lebih baik adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi dan untuk itu
pada "Era Transisi Demokrasi" sekarang ini diperlukan suatu gerakan perubahan agar dapat
merubah kondisi ini. Gerakan perubahan ini idealnya harus dilakukan secara terencana, sistemik
dan mengarahkan tindakan pada sasaran-sasaran tertentu. Dalam rangka membangun suatu
Gerakan perubahan yang ampuh, maka salah satu syarat yang paling penting dilakukan adalah
melakukan pemetaan partisipatif atau Analisis Sosial (Ansos) bersama rakyat.

Ansos adalah suatu upaya untuk memperoleh gambaran secara lengkap mengenai suatu
situasi sosial yang ada di dalam masyarakat pada wilayah tertentu, dengancara menelaah kaitan-
kaitan fenomena historis, sosial, politik dan struktural yang ada di dalam masyarakat tersebut.
Dengan pemahaman seperti ini, maka pelaksanaan ansos otomatis harus difokuskan pada uraian
fakta yang terjadi di masyarakat, yang meliputi suatu peristiwa, subyek (pelaku-pelaku), obyek
(keadaan lapangan), interaksi-konflik sosial (analisis kawan-lawan), analisis konflik horisontal,
analisis resiko, dan membongkar dokumen (study dokumen).

Tujuan pelaksanaan ansos pada dasarnya untuk membangun kesadaran kritis masyarakat
berkaitan dengan masalah-masalah dasar atau pokok yang terjadi di wilayah/lingkungannya,
maupun potensi masalah yang mungkin akan terjadi di wilayah/lingkungannya, sekaligus dengan
cara pemecahannya. Itu berarti, manfaat yang bisa diperoleh masyarakat dari pelaksanaan ansos

50
adalah Pertama, masyarakat dapat memahami secara mendalam berbagai persoalan yang terjadi
di wilayahnya. Kedua, Masyarakat dapat mengetahui dan memahami posisi maupun peran dari
masing-masing kelompok yang ada di komunitas atau lingkungan sekitarnya. Ketiga, Masyarakat
dapat mengetahui dan memahami secara kritis Sistem yang ada di komunitas atau lingkungan
sekitarnya. Keempat, Masyarakat dapat Merumuskan startegi pemecahan masalah sesuai
kebutuhannya sendiri.
1. Apakah Analisa Sosial Itu?
Suatu proses analisa sosial adalah usaha untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap
tentang situasi sosial, hubungan-hubungan struktural, kultural dan historis. Sehingga
memungkinkan menangkap dan memahami realitas yang sedang dihadapi. Suatu analisis pada
dasarnya "mirip" dengan sebuah "penelitian akademis" yang berusaha menyingkap suatu hal atau
aspek tertentu. Dalam proses ini yang dilakukan bukan sekedar mengumpulkan data, berita atau
angka, melainkan berusaha membongkar apa yang terjadi sesungguhnya, bahkan menjawab
mengapa demikian, dan menemukan pula faktor-faktor apa yang memberikan pengaruh kepada
kejadian tersebut. Lebih dari itu, analisis sosial, seyogyanya mampu memberikan prediksi ke
depan kemungkinan apa yang tetjadi.
Analisa sosial merupakan upaya untuk mengurai logika, nalar, struktur, atau kepentingan
dibalik sebuah fenomena sosial. Analisa sosial bukan semata deskripsi sosiologis dari sebuah
fenomena sosial. Analisa sosial hendak menangkap logika struktural atau nalar dibalik sebuah
gejala sosial. Analisa sosial dengan demikian material, empiris, dan bukan sebaliknya, mistis, atau
spiritualistik. Analisa sosial menafsirkan gejala sosial sebagai gejala material. Kekuatan dan
gagasan ideologis dibalik gejala sosial harus dianalisa.
2. Wilayah Analisa Sosial
a. Sistem-sistem yang beroperasi dalam suatu masyarakat.
b. Dimensi-dimensi obyektif masyarakat (organisasi sosial, lembaga-lembaga sosial, pola
perilaku, kekuatan-kekuatan sosial masyarakat)
c. Dimensi-dimensi subyektif masyarakat (ideologi, nalar, kesadaran, logika berpikir, nilai,
norma, yang hidup di masyarakat).
3. Pendekatan Dalam Analisa Sosial
a. Historis: dengan mempertimbangkan konteks struktur yang saling berlainan dari
periode-periode berbeda, dan tugas strategis yang berbeda dalam tiap periode.
b. Struktural: dengan menekankan pentingnya pengertian tentang bagaimana masyarakat
dihasilkan dan dioperasikan, serta bagaimana pola lembaga-lembaga sosial saling
berkaitan dalam ruang sosial yang ada.
4. Batas Analisa Sosial
a. Analisa sosial bukanlah kegiatan monopoli intelektual, akademisi, atau peneliti.
Siapapun dapat melakukan analisa sosial.
b. Analisa sosial tidaklah bebas nilai.
c. Analisa sosial memungkinkan kita bergulat dengan asumsi-asumsi kita, mengkritik, dan
menghasilkan pandangan-pandangan baru.
Siapa Pelaku Analisa Sosial?

Semua pihak atau pelaku sosial yang menghendaki untuk mendekati dan terlibat langsung
dengan realitas sosial. Bicara tentang analisis sosial, pada umumnya selalu dikaitkan dengan

51
dunia akademik, kaum cendikiawan, ilmuwan atau kalangan terpelajar lainnya. Ada kesan yang
sangat kuat bahwa anaIisis sosial hanya milik "mereka". Masyarakat awam tidak punya hak
untuk melakukannya. Bahkan kalau melakukan, maka disediakan mekanisme sedemikian rupa,
sehingga hasil analisis awam itu dimentahkan.

Pemahaman yang demikian, bukan saja keliru, melainkan mengandung maksud-maksud


tertentu yang tidak sehat dan penuh dengan kepentingan. Pengembangan analisis sosial di sini,
justru ingin membuka sekat atau dinding pemisah itu, dan memberikatmya kesempatan kepada
siapapun untuk melakukannya. Malahan mereka yang paling dekat dengan suatu kejadian, tentu
akan merupakan pihak yang paling kaya dengan data dan informasi. Justru analisis yang dilakukan
oleh mereka yang dekat dan terlibat tersebut akan lebih berpeluang mendekati kebenaran. Dengan
demikian, tanpa memberikan kemampuan yang cukup kepada masyarakat luas untuk melakukan
analisis terhadap apa yang terjadi di lingkungan mereka, atau apa yang mereka alami, maka mereka
menjadi sangat mudah "dimanipulasi", "dibuat bergantung" dan pada gilirannya tidak bisa
mengambil sikap yang tepat.

Mengapa Gerakan Sosial Membutuhkan Analisa Sosial ?

Kalau kita pahami secara lebih mendalam, aktivitas sosial adalah sebuah proses
penyadaran masyarakat dari suatu kondisi tertentu kepada kondisi yang lain yang lebih baik
(baca: kesadaran kritis). Kalau kita menggunakan istilah yang lebih populer, aktivitas semacam
itu bisa juga disebut sebagai aktivitas pemberdayaan (Empowerment) untuk suatu entitas atau
komunitas masyarakat tertentu. Dari statemen tersebut, maka akan termuat suatu makna bahwa
sebenarnya kesadaran kritis atas realitas sosial ini pada dasarnya ada pada setiap diri manusia.
Hanya saja tingkat kesadaran kritis pada masing-masing orang itu kadarnya berbeda-beda.
Dan aktivitas sosial adalah alat untuk menyadarkan atau memotivasi bagi munculnya kesadaran
tersebut. Meskipun, sebagaimana kita ketahui, bahwa membangun kesadaran kritis atas realitas
sosial itu tidaklah semudah membalik tangan, karena kesadaran itu dilingkupi oleh persoalan-
persoalan (sosial dan sebagainya), yang senantiasa membelenggunya. Kalau kita gambarkan,
maka persoalan yang melingkupi kesadaran kritis akan realitas sosial itu adalah sebagai
berikut:

Prinsip-Prinsip Analisa Sosial

Analisa sosial bukan suatu bentuk pemecahan masalah, melainkan hanya diagnosis (pencarian
akar masalah), yang sangat mungkin digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah, karena
analisa sosial memberikan pengetahuan yang lengkap, sehingga diharapkan keputusan atau
tindakan yang diambil dapat merupakan pemecahan yang tepat.

Analisa sosial tidak bersifat netral, selalu berasal dari keberpihakan terhadap suatu keyakinan.
Soal ini berkait dengan perspektif, asumsi-asumsi dasar dan sikap yang diambil dalam proses
melakukan analisa. Karena pernyataan di atas, maka analisa sosial dapat digunakan oleh
siapapun.

52
Analisa sosial lebih memiliki kecenderungan mengubah; tendensi untuk menggunakan gambaran
yang diperoleh dari analisa sosial bagi keperluan tindakan-tindakan mengubah, maka menjadi
sangat jelas bahwa analisa sosial berposisi sebagai salah satu simpul dan siklus kerja transformasi.

Analisa sosial selalu menggunakan ‘tindakan manusia’ sebagai sentral atau pusat dalam melihat
suatu fenomena nyata.

Tahap-Tahap Analisa Sosial

Tahap menetapkan posisi, orientasi: pada intinya dalam tahap ini, pelaku analisa perIu
mempertegas dan menyingkap motif serta argumen (ideologis) dari tindakan analisa sosial.

Tahap pengumpulan dan penyusunan data: tujuan dan maksud dari tahap ini, agar analisa
memiliki dasar rasionalitas yang dapat diterima akal sehat. Ujung dari pengumpulan data ini
adalah suatu upaya untuk merangkai data, dan menyusunnya menjadi diskripsi tentang suatu
persoalan.

Tahap analisa: pada tahap ini, data yang telah terkumpul diupayakan untuk dicari atau
ditemukan hubungan diantaranya.23

23
Nur Sayyid Santoso Kristeva, Materi Kaderisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Inti Idiologis .Hal
170-172.

53
KELEMBAGAAN KOPRI DAN GENDER
Landasan Normatif

Dalam Bab VII Anggaran Rumah Tangga (ART) PMII tentang Kuota Kepengurusan, Pasal
20 dinyatakan, ayat (1) Kepengurusan di setiap tingkat harus menempatkan anggota perempuan
minimal 1/3 keseluruhan anggota pengurus; dan ayat (2) Setiap kegiatan PMII harus menempatkan
anggota perempuan minimal 1/3 dari keseluruhan anggota. Penjelasan soal pemberdayaan anggota
perempuan PMII ada dalam bab VIII Pasal 21 ayat (1) Pemberdayaan Perempuan PMII
diwujudkan dengan pembentukan wadah perempuan yaitu KOPRI (Korp PMII Putri), dan ayat (2)
Wadah Perempuan tersebut diatas selanjutnya diataur dalam Peraturan Organisasi (PO).

Adapun wadah pemberdayaan anggota putri PMII ditegaskan dengan pembentukan


lembaga khusus bernama Korp PMII Putri (KOPRI) sebagaimana dalam Bab IX tentang Wadah
Perempuan. Dalam Pasal 22, ayat (1): Wadah perempuan bernama KOPRI; ayat (2) KOPRI adalah
wadah perempuan yang didirikan oleh kader-kader Putri PMII melalui Kelompok Kerja sebagai
keputusan Kongres PMII XIV; ayat (3) KOPRI didirikan pada 29 September 2003 di Asrama Haji
Pondok Gede Jakarta dan merupakan kelanjutan sejarah dari KOPRI yang didirikan pada 26
November 1967; dan ayat (4) KOPRI bersifat semi otonom dalam hubungannya dengan PMII.
Struktur KOPRI sebagaimana struktur PMII, terdiri dari : PB KOPRI, PKC KOPRI dan PC
KOPRI.

Visi dan Misi KOPRI

Visi KOPRI adalah terciptanya masyarakat yang berkeadilan berlandaskan keseteraan dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Misi KOPRI adalah mengideologisasikan nilai keadilan gender dan mengkonsolidasikan gerakan
perempuan di PMII untuk membangun masyarakat berkeadilan gender.

Sejarah KOPRI

Kaum perempuan telah melalui banyak fase dalam kehidupan. Kaum perempuan telah
mengalami kejadian pahit yang dianggap sebagai manusia yang tak berdaya dan kaum yang
dianggap nomer 2. Kaum perempuan selayaknya harus memiliki perubahan dalam menyikapi
persoalan sosialnya dan berbagai deskriminasi yang pernah dialami.

Sejarah korps PMII Putri disingkat KOPRI mengalami proses panjang dan dinamis.
KOPRI berdiri pada Kongres III PMII pada tanggal 7-11 februari 1967 di malang, jawa timur
dalam bentuk departemen keputrian dan lahir bersama dengan MUKERNAS II PMII di semarang,
jawa tengah pada tanggal 25 September 1967. Dengan ketua KOPRI Ismi Maryamah BA dan

54
sekertaris maryamah ba. Semula KOPRI pusat berkedudukan di Jakarta, kemudian berdasarkan
keputusan MUBES I PMII di Garut, Jawa Barat pada tanggal 20-27 Januari 1969, di pindahkan ke
Surabaya, Jawa Timur. Musyawarah Nasioanal (MUNAS) KOPRI yang pertama di laksanakan di
Makasar Ujung Pandang pada tanggal 25-30 April 1970, bersama dengan kongres ke IV PMII.

Kemudian pada periode 1973-1988 KOPRI bubar. Hal ini disebabkan karena selama
periode 1970-1973 PP KOPRI tidak pernah mengadakan kegiatan dan dinilai gagal. Klimaksnya
mereka tidak mampu membuat Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) pada Kongres V PMII di
Ciloto, Jawa Barat tahun 1973. Dengan ketua KOPRI saat itu Adibah Hamid. Pada Kongres V ini
tidak ada satu orang pun pengurus PP KOPRI yang hadir, sehingga Kongres mengeluarkan
Pernyataan Ciloto yang isinya meminta pengurus KOPRI mengadakan Mubes khusus KOPRI
dengan limit waktu 6 bulan.

KOPRI dibentuk kembali pada Kongres IX PMII di Surabaya tahun 1988 dengan ketuanya
adalah Khofifah, sekretaris Ulha Soraya. Pada Kongres XII PMII di Medan Sumatera Utara tahun
2000, KOPRI bubar kembali. Dengan ketua KOPRI saat itu Luluk Hur Hamidah, sekretaris
Wahidah Suaeb. KOPRI dibubarkan berdasarkan hasil voting, yang berbeda hanya satu suara.
Merasa pengalaman pahit itu terasa, bahwa kader-kader perempuan PMII pasca Kongres di Medan
mengalami stagnasi yang berkepanjangan dan tidak menentu, maka oleh sebab itu kader-kader
perempuan PMII menganggap perlu dibentuknya wadah kembali, Kongres XIII di Kutai
Kertanegara, Kalimantan Timur pada tanggal 16 – 21 April 2003 sebagai momentum yang tepat
untuk memprakarsai adanya wadah, maka terbentuklah POKJA Perempuan dan kemudian lahirlah
kembali KOPRI di Jakarta pada tanggal 29 September 2003 dengan ketua KOPRI Winarti dan
sekretaris Nina Hunainah pada periode kepengurusan A. Malik Haramain 2003-2005. Karena
semakin tajam semangat kader perempuan PMII maka pada kongres di Bogor tanggal 26-31 Mei
tahun 2005 terjadi perbedaan kebutuhan maka terjadi voting atas status KOPRI denga suara
terbanyak menyatakan KOPRI adalah Otonom sekaligus memilih ketua umum PB KOPRI secara
langsung sehingga terpilih dalam kongres sahabati Ai maryati Shalihah.

Untuk mempermudah mempelajari sejarah gerakan KOPRI, dapat dilihat pada kolom
dibawah ini:

No. Periodesasi Bentuk Gerakan Gagasan


1. 1960-1966 Devisi Keputrian Gerakan perempuan PMII lebih fokus
memusatkan perhatian menangani
masalah-masalah perempuan dan
sebatas menjahit, memasak dan
mengenai masalah dapur.
2. 16 Februari 1966 Training Kursus Panca Norma KOPRI dan menelurkan
Keputrian gagasan pembentukan badan Semi
Otonom PMII (KOPRI)
3. 25 November Dibentuk KOPRI Mengorganisir kekuatan kader
1967 perempuan PMII serta menjadi ruang

55
gerak dalam mengeluarkan pendapat
dan beraktifitas sebatas emansipasi
perempuan dalam bidang sosial dan
masyarakat.
4. 1988 Dibentuk sistem kaderisasi yang
sistematis terdiri dari Kurikulum dan
Pelaksanaan LKK (Latihan Kader
KOPRI) dan LPKK (Latihan Pelatih
Kader KOPRI).
5. 28 Oktober 1991 Lahir NKK (Nilai Kader KOPRI)
6. 2000 KOPRI Pembubaran KOPRI pada Kongres XIII
dibubarkan tahun 2000 di Medan.
7. 2003 Amanat Kongres XIV di Kutai Kertanegara
Pertemuan Kalimantan Timur mengamanatkan
POKJA membuat pertemuan POKJA
Perempuan Perempuan PMII
8. 26-29 September Pertemuan Gagasan dilahirkan keorganisasian
2003 POKJA wadah perempuan.
Perempuan
9. 29 September KOPRI Dibentuk kembali keorganisasian
2003 wadah perempuan yang bernama
KOPRI (Korps PMII Putri) dengan Visi
terciptanya masyarakat yang
berkeadilan berlandaskan kesetaraan
dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan dan Misinya adalah
mengidiologisasikan gender dan
mengkonsolidasikan gerakan
perempuan di PMII untuk membangun
masyarakat yang berkeadilan gender.
10. 2003-2014 KOPRI KOPRI daerah masing-masing
membuat sistem kaderisasi KOPRI
(Tidak terkonsentrasi pada modul
tunggal kaderisasi KOPRI).
11. 2014 Kongres XVII di Lahirnya IPO (Ideologi Politik
Jambi Organisasi) KOPRI
12. 2014 – 2016 KOPRI KOPRI PB PMII mensistematiskan
modul tunggal kaderisasi nasional
KOPRI

Ketua Umum KOPRI dari Masa ke Masa (1967 - Sekarang):

Ismi Maryam BA (1967-1970)

Zalzilah Rahman BA (1971)

56
Siti Fatimah Bsc ( 1972)

Adibah Hamid (1973)

Wus’ah Suralaga (1973-1977)

Choirunnisa Yafishsham (1977)

Fadilah Suralaga (1977-1981)

Ida Farida (1981)

Lilis Nurul Husna (1981-1984)

Iis Kholilah (1985-1988)

Iriani Suaida (1988)

Dra. Khofifah Indar Parawansa (1988-1991)

Dra. Ulha Soraya (1991)

Jauharoh Haddad (1991-1994)

Diana Mutiah (1994-1997)

Luluk Nur Hamidah (1997-2000)

Umi Wahyuni (2000-2003)

Efri Nasution (2003)

Winarti (2003-2005)

Ai’ Maryati Shalihah (2005-2007)

Eem Marhamah (2008-2010)

Irma Muthoharoh (2010-2013)

Ai Rahmayanti (2014-2016)

Septi Rahmawati (2017-2019)

Di PMII Internal IAIN Jember sendiri adanya KOPRI merupakan bentuk legitimasi dari
PB KOPRI PMII. Mengingat kuantitas kader Putri IAIN Jember meningkat setiap tahunnya dan
kemudian menjadikan KOPRI begitu dibutuhkan untuk membantu merangkul segenap kader putri
IAIN Jember untuk semakin meningkatkan kemampuan kader putri serta 43 memberikan ruang
terhadap seluruh kader putri IAIN Jember untuk menunjukkan potensial masing-masing kader.
57
Kader Putri PMII IAIN Jember diharapkan melihat tantangan zaman dan kondisi sosial pada masa
sekarang maka perlu adanya formulasi kaderisasi KOPRI IAIN Jember untuk mecetak kader-kader
yang dapat bersinergi bersama dengan kaum laki-laki untuk membentuk PMII IAIN Jember
semakin baik kedepannya.24

Strategi Pengembangan KOPRI

KOPRI merupakan wadah bagi kader putri PMII untuk mengembangkan segala potensi
yang dimiliki, baik dari segi wacana, advokasi, politik, pendidikan, dan aspek-aspek lainnya yang
masih dalam kategori fitrah dari seseorang makhluk Tuhan yang Maha Esa. Secara tersurat
maupun secara tersirat, sangatlah jelas bahwa perempuan haruslah cerdas baik secara intelektual,
emosional, maupun spiritual pun perempuan haruslah kuat dan mandiri karena al-ummu al-
madrasatul ula (Ibu adalah pendidikan pertama bagi putra-putrinya). Oleh karenanya sejatinya
pendorong perubahan dalam peradaban dunia adalah Perempuan. Maka dari itu, KOPRI
merupakan wadah penting yang menjadi akar tumput pada perempuan-perempuan masa depan.
Sebab KOPRI merupakan tempat strategis untuk membentuk mindset perempuan dalam
membangun karakter serta kemampuannya agar mampu membangun bangsa.

KOPRI yang didirikan pada tanggal 25 November 1967, KOPRI secara kultural dalam
PMII adalah organisasi semi otonom yang memiliki kesamaan Ideologi Politik Organisasi (IPO)
KOPRI yaitu Ahlussunnah Wal Jama’ah yang ditetapkan pada kongres XVII di Jambi pada tahun
2014. Tak hanya itu, dalam tata nilai KOPRI juga memiliki tatanan yang rapi sebagaimana PMII,
disamping NDP adalah tata nilai yang menjadi landasan nilai pergerakan, dalam organisasi KOPRI
juga memiliki tata nilai sistematis, yaitu Pasca Norma KOPRI dan Nilai Kader KOPRI.

Tugas utama KOPRI adalah bagaimana mensinergikan kader putri yang cukup banyak dari
segi kuantitas dengan wadah yang beragam tergantung pada lembaga masing-masing.

Strategi Pengembangan Internal

Strategi Pengembangan organisasi KOPRI adalah membentuk KOPRI dalam lembaga


masing-masing itu sendiri dengan meningkatkan kualitas kader putri. Kurangnya kualitas kader
KOPRI akan menjadikan lembaga KOPRI sendiri menjadi tidak maksimal, oleh karenanya
Lembaga KOPRI melaksanakan pengkaderan secara masif, baik secara formal maupun non
formal.

Kaderisasi formal KOPRI ini terdiri dari Sekolah Islam Gender (SIG), Sekolah Kader
KOPRI (SKK), Sekolah Kader KOPRI Nasional (SKKN). Sekolah Islam Gender lebih kepada
salah satu bentuk kreatifitas anggota untuk terus melakukan penguatan intelektual dan wawasan
anggota PMII. Sekolah Islam dan Gender dilaksanakan untuk anggota PMII yang telah mengikuti
MAPABA dan resmi menjadi anggota dan dilanjutkan dengan Sekolah Kader KOPRI (SKK)

24
Blueprint Kaderisasi PMII Komisariat IAIN Jember, Hal 41-43

58
merupakan pendidikan lanjutan bagi kader yang telah mengikuti Pendidikan Kader Dasar (PKD)
dan telah mengikuti Sekolah Islam Gender. Selanjutnya Sekolah Kader KOPRI Nasional (SKKN)
dilaksanakan untuk akder yang telah mengikuti Pendidikan Kader Lanjutan (PKL) dan SKK.
Untuk SKK dan SKKN lebih difokuskan kepada kader-kader perempuan PMII.25

Adapun pengkaderan non formalnya ialah (1) Follow up SIG, yaitu: Pelatihan
Kepemimpinan Perempuan, Public Speaking, dan Pelatihan PO PPATA; (2) Follow up SKK,
yaitu: Pelatihan Advokasi, Kursus Politik, dan Pengembangan Kopri Berbasis Wilayah, dimana
dalam hal ini KOPRI Cabang Jember Mengadakan Pelatihan TOFK ( Training of Facilitator
KOPRI), selain itu setiap satu bulan sekali Pengurus KOPRI Cabnang Jember membentuk Forum
Silaturrohmi Kader Putri se-Jember yang diadakan satu kali dalam satubulan, didalamnya terdapat
beberapa agenda 1) Silaturrohmi kader sejember; 2) pelatihan pengembangan kader putri 3)
Diskusi terkait masalah perempuan.26

Strategi Eksternal

KOPRI dan Kampus

KOPRI memiliki peran yang vital dalam perkembangan kampus dimana kader putri
berperanserta bermula dari kampus yang kemudian menjadi anggota PMII. KOPRI Rayon dan
Komisariat sangat dibutuhkan dalam mengisi ruang-ruang yang telah ada di kampus, baik dengan
cara berkompetisi maupun dengan menawarkan kualitas kader yang potensial dibidangnya.

KOPRI dan Masyarakat

Sebagai implementasi dari Panca Norma Kopri dan NKK. KOPRI sebagai mahasiswa dan
anggota masyarakat, seharusnya menyatukan dwi tunggalantara ilmu dan amal, teori dan praktik
lapangan, perkataan dan perbuatan dalam mengikuti aktivitas kemasyarakat secara aktif, karena
pengabdian terhadap masyarakat merupakan salah satu tugas mahasiswa. Jika kader putri aktif
dalam berbagai kegiatan masyarakat, maka hal tersebut dapat menumbuhkan keprcayaan kepada
PMII pada umumnya dan KOPRI pada khususnya. KOPRI diharapkan menjadi kelompok-
kelompok efektif yang aktif dalam memberikan tawaran-tawaran gerakan untuk mengurangi
persoalanpersoalan yang muncul do masyarakat, seperti persoalan HAM, ekonomi, buadaya dan
lainnya.

KOPRI dan Advokasi

Banyaknya bentuk eksploitasi terhadap perempuan dan anak baik secara domestic maupun
public telah menjadikan perempuan dan anak tidak memperoleh hak-hak. Dari hal tersebut KOPRI
harus kuat dibidang advokasi agar mampu menjadi problem solver dan pendamping di setiap
permasalahan perempuan dan anak. Menghapuskan fenomena diskriminatif terhadap perempuan

25
Muspimcab PC PMII Jember 2019 hal.93
26
Ibid Hal.94

59
dan anak tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, oleh karenanya advokasi merupakan cara
sistematis untuk menuju perubahan sosial dan penjaminan perlindungan hokum. Dari itu,
hendaknya KOPRI sensitive terhadap isu-isu perempuan dan anak baik secara regional, nasional
maupun internasional.27

Gender

Ketika berbicara masalah gender, seringkali menimbulkan suasana yang “kurang nyaman”
bahkan konfrontatif, baik dalam forum perempuan saja maupun forum yang melibatkan laki-laki
dan perempuan. Hal ini karena gender dianggap sebagai sesuatu yang Baratsentris. Artinya,
banyak yang menyalahartikan konsep gender itu seperti apa. Bahkan seringkali terjadi kerancuan
pandangan tentang konsep seks dan gender, baik oleh laki-laki maupun perempuan sendiri. Gender
masih identik dengan perempuan. Karena itu, persoalan gender juga adalah persoalan perempuan.
Padahal sebenarnya, persoalan gender adalah problem bersama, karena menyangkut peran, fungsi,
dan relasi antara laki-laki dan perempuan, baik dalam ranah domestik maupun publik.

Istilah gender diperkenalkan oleh para ilmuwan sosial untuk menjelaskan perbedaan
perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan dan yang bersifat bentukan
budaya yang dipelajari dan disosialisasikan sejak kecil. Pembedaan ini sangat penting, karena
selama ini sering sekali mencampur adukan ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati dan yang
bersifat bukan kodrati (gender). Perbedaan peran gender ini sangat membantu kita untuk
memikirkan kembali tentang pembagian peran yang selama ini dianggap telah melekat pada
perempuan dan laki-laki untuk membangun gambaran relasi gender yang dinamis dan tepat, serta
cocok dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat. Perbedaan konsep gender secara sosial telah
melahirkan perbedaan peran perempuan dan laki-laki dalam masyarakatnya. Secara umum, adanya
gender telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, fungsi, dan bahkan ruang tempat
dimana manusia beraktivitas. Sedemikian rupanya perbedaan gender ini melekat pada cara
pandang seseorang, sehingga sering lupa seakan-akan hal itu merupakan sesuatu yang permanen
dan abadi, sebagaimana permanen dan abadinya ciri biologis yang dimiliki oleh perempuan dan
laki-laki.28

Gender sebagai Social Constructions

Untuk dapat memahami tentang peranan wanita, terlebih dahulu perlu dibahas tentang
konsep gender, agar berangkat dari pengertian yang sama. Pembahasan mengenai gender, tidak
terlepas dari seks dan kodrat. Seks, kodrat, dan gender mempunyai kaitan yang erat, tetapi
mempunyai pengertian yang berbeda. Dalam kaitannya dengan peranan pria dan wanita di

27
Ibid. Hal 95
28
Puspitawati, H, Konsep, Teori, dan Analisis Gender, (Bogor: PT IPB Press, 2013), hlm.01

60
masyarakat, pengertian dari ketiga konsep itu sering disalahartikan. Untuk menghindari hal itu dan
untuk mempertajam pemahaman kita tentang konsep gender, maka pengertian seks dan kodrat
perlu dijelaskan terlebih dahulu.

Istilah seks dapat diartikan kelamin secara biologis, yakni alat kelamin pria (penis) dan alat
kelamin wanita (vagina). Sejak lahir sampai meninggal dunia, pria akan tetap berjenis kelamin pria
dan wanita akan tetap berjenis kelamin wanita (kecuali dioperasi untuk berganti jenis kelamin).
Jenis kelamin itu tidak dapat ditukarkan antara pria dengan wanita.

Kodrat adalah sifat bawaan biologis sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak
dapat berubah sepanjang masa dan tidak dapat ditukarkan yang melekat pada pria dan wanita.
Konsekuensi dari anugerah itu, manusia yang berjenis kelamin wanita, diberikan peran kodrati
yang berbeda dengan manusia yang berjenis kelamin pria. Wanita diberikan peran kodrati: (1)
menstruasi, (2) mengandung, (3) melahirkan, (4) menyusui dengan air susu ibu dan (5) menopause,
dikenal dengan sebutan lima M. Sedangkan pria diberikan peran kodrati membuahi sel telur wanita
dikenal dengan sebutan satu M. Jadi, peran kodrati wanita dengan pria berkaitan erat dengan jenis
kelamin dalam artian ini.

Sedangkan, Gender berasal dari kata “gender” (bahasa Inggris) yang diartikan sebagai jenis
kelamin. Namun jenis kelamin di sini bukan seks secara biologis, melainkan sosial budaya dan
psikologis. Pada prinsipnya konsep gender memfokuskan perbedaan peranan antara pria dengan
wanita, yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan norma sosial dan nilai sosial budaya
masyarakat yang bersangkutan. Peran gender adalah peran sosial yang tidak ditentukan oleh
perbedaan kelamin seperti halnya peran kodrati. Oleh karena itu, pembagian peranan antara pria
dengan wanita dapat berbeda di antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya sesuai
dengan lingkungan. Peran gender juga dapat berubah dari masa ke masa, karena pengaruh
kemajuan, misalnya: pendidikan, teknologi, ekonomi, dan lain-lain. Hal itu berarti, peran gender
dapat ditukarkan antara pria dengan wanita.29

Berikut beberapa pengertian gender, diantaranya:

Kata gender berasal dari bahasa inggris yang memiliki pengertian jenis kelamin.30 Dalam
Webther New World Dictionnary, gender di artikan sebagai “perbedaan yang tampak anatara laki-
laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku."

Dalam womens’ studies Encyclopedia dejelaskan bahwa gander adalah salah satu konsep
kultural yang berupaya membuat perbedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan
karakteristik emosional anatara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.31
Sedangkan gender menurut H.T Wilson yakni sebagai suatu dasar untuk menentukan perbedaan

29
Wayan Sudarta, Peranan Wanita dalam Pembangunan Berwawasan Gender, (Universitas Udayana: Bali),
helm.05
30
John M. Echois dan Hassan Shidily, kamus inggris indonesia ( Cet I;jakarta Gramedia, cet. XII 1983) hal 255
31
Helen Tierney (Ed), Women’s Studies Encyclopedia Vol. I ( New York:Green Wood Press

61
sumbangan laki-laki dan perempuan pada kebudayaan dan kehidupan kolektif yang sebagai
akibatnya mereka menjadi laki – laki dan perempuan. Sementara itu, Elaine Showalter
mengartikan gender lebih dari sekedar pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari kostruksi
sosial budaya. Elaine lebih menekankan gender sebagai konsep analisis yang bisa digunakan untuk
menjelaskan sesuatu. Ivan Illich mendefinisikan gender dengan pembeda-bedaan tempat, waktu,
alat-alat, tugas-tugas, bentuk pembicaraan, tingkah laku dan persepsi yang dikaitkan dengan
perempuan dalam budaya sosial.32

Jadi, dari beberapa pengertian diatas, bisa kita simpulkan bahwasanya gender merupakan
suatu sifat yang dijadikan dasar untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan
dilihat dari segi kondisi sosial dan budaya. Gender dalam arti ini adalah sesuatu bentuk rekayasa
masyarkat (social constructions), bukannya sesuatu yang bersifat kodrati. Konsep gender yakni
suatu hal yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstuksikan secara sosial
maupun kultural sejarah perbedaan gender anata maum jenis laki-laki dan perempuan terjadi
proses yang sangat panjang. Oleh karena itu, terbentuknya perbedaan gender dikarenakan oleh
banyak hal, diantaranya dibentuk, disosialisasikan, diperkuat bahkan dikontruksi secara sosial dan
kultural melalui ajaran keagamaan maupun negara.33 Sedangkan seks merupakan pembeda anatara
perempuan dan laki-laki dalam hal badani (kelamin), yang mengfungsikam secara optimal organ
reproduksi dan dorongan seksual.

Ketidakadilan Gender

Ketidakadilan Gender adalah pembatasan peran, pemikiran atau perbedaan perlakuan


yang berakibat pada terjadinya pelanggaran atas pengakuan hak asasi, persamaan hak antara
perempuan dan laki-laki. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender ada 5, antara lain:

Subordinasi

Kondisi yang menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah dari laki-laki,
contoh: seorang ibu yang tidak diberi kesempatan untuk mengambil keputusan dan menyalurkan
pendapat.

Stereotip Gender

Penandaan terhadap suatu kelompok tertentu yang seringkali merugikan dan


menimbulkan ketidakadilan, contoh: pendapat bahwa perempuan sering berdandan untuk
menarik perhatian lawan jenis (dapat dilihat dalam ketentuan pasal 5 PERMA Nomor 3 Tahun
2017).

Beban Ganda

32
Romdloni, The Tao Of Islam (Book Review), STKIP Nurul Huda OKU Timur, hlm.02
33
Nur sayyid Santoso Kristeva, Manifesto Wancana Kiri membentuk solidaritas organik, (jakarta: Eye on
TheRevoluition + Revdem,2012)

62
Beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak dibandingkan jenis
kelampin tertentu, contoh: perempuan yang memiliki peran dalam mengurus rumah tangga,
memastikan suami dan anak dalam keadaan baik, melahirkan, menyusui, atau dapat dikatakan
bahwa perempuan memiliki beban kerja majemuk ttetapi seringkali tidak dihargai dan tidak
dianggap.

Marginalisasi

Suatu proses peminggiran dari akses sumber daya atau pemiskinan yang dialami
perempuan akibat perubahan gender di masyarakat, contoh: perempuan dianggap sebagai
makhluk domestic dalam hal ini hanya diarahkan untuk menjadi pengurus rumah tangga.

Kekerasan

Adanya perlakuan kasar atau tindakan yang bersumber dari sumber kekerasan salah
satunya kekerasan terhadap jenis kelamin tertentu yaitu perempuan dengan anggapan gender
yang eksis dan diakui di masyarakat patriarki berpusat pada kekuasaan laki-laki misal anggapan
bahwa perempuan itu lemah, pasrah, dan menjadi obyek seksual sehingga dalam konteks ini
dikenal istilah gender-based violence.

Kesetaraan dan Keadilan Gender

Dari adanya ketidakadilan gender yang sering terjadi, seperti yang telah dijelaskan diatas,
maka langkah selanjutnya adalah bagaimana caranya supaya perempuan bisa mencapai
kesetaraan dan keadilan gender. Dan perlu diketahui bahwa kesetaraan dan keadilan gender itu
berbeda, berikut pengertian keduanya.

Kesetaraan gender

Kondisi perempuan dan laki-laki menikmati status yang setara dan memiliki kondisi yang
sama untuk mewujudkan secara penuh hak-hak asasi dan potensinya bagi pembangunan di segala
bidang kehidupan. Definisi dari USAID menyebutkan bahwa “Gender Equality permits women
and men equal enjoyment of human rights, socially valued goods, opportunities, resources and
the benefits from development results. Kesetaraan gender memberi kesempatan baik pada
perempuan maupun laki-laki untuk secara setara/sama/sebanding menikmati hak-haknya sebagai
manusia, secara sosial mempunyai benda-benda, kesempatan, sumberdaya dan menikmati
manfaat dari hasil pembangunan.34

2. Keadilan gender

34
Puspitawati, H, Konsep, Teori, dan Analisis Gender, (Bogor: PT IPB Press, 2013), hlm.05

63
Suatu kondisi adil untuk perempuan dan laki-laki melalui proses budaya dan kebijakan
yang menghilangkan hambatan-hambatan berperan bagi perempuan dan laki-laki. Definisi dari
USAID menyebutkan bahwa “Gender Equity is the process of being fair to women and men. To
ensure fairness, measures must be available to compensate for historical and social
disadvantages that prevent women and men from operating on a level playing field. Gender
equity strategies are used to eventually gain gender equality. Equity is the means; equality is the
result.35

Jadi, keadilan gender merupakan suatu proses untuk menjadi fair baik pada perempuan
maupun laki-laki. Untuk memastikan adanya fair, harus tersedia suatu ukuran untuk
mengompensasi kerugian secara histori maupun sosial yang mencegah perempuan dan laki-laki
dari berlakunya suatu tahapan permainan. Strategi keadilan gender pada akhirnya digunakan
untuk meningkatkan kesetaraan gender. Keadilan merupakan cara, kesetaraan adalah
hasilnya.

35
Ibid, hlm.06

64
MAPABA XVIII
PMII RAYON DAKWAH
KOMISARIAT IAIN JEMBER
GRAND THEME: MENGUATKAN IDEOLOGI PMII SEBAGAI MANIFESTASI
KESADARAN SOSIAL BERAGAMA

Data Panitia Sc

KetuaSc : Muhammad Aminullah Helmi Kamaluddin


Sekretaris Sc : Lila Latifatuz Zahrous Sofa
Bendahara : Jamilah
SieProtokoler : Khoirul Yakin, Khoiril Anwar, M. Rissal Affandi, Miati, Saiful
Bahri, Yati Susanti, M. Rifqi A.
SiePerekrutan : Ahmad Zaki S., Imam Fathur Rossi, Siti Nur Azizah, Nur
Islamiyah.
SiePendanaan : Nilufarul Izzah M., Restu Nur W., Khuzaimatul Hilaliyah.
SieHumas : Robby Fatahillah, Burhan Adi F., Fitrah Wali Ramadahan.
SiePubdekdok : Abu Yazid Al-Bustomi, Andika, Rina Aminatuz Zuhro
SiePerlengkapan : M. Fikri H., M. Sofyan Subroto, Rifqi
SieKeamanan : M. Sodiqul F, Lukman Hakim
SieKonsumsi : Arina Mambaatal H, Najmiyah Yizil U.Y., Reza Rosita Alfi. S
SieKesehatan : Retno Dwi Karuniasari,. Riska Ila Fitriani, Nuriyah Sofiatul
Fadhilah

Data Panitia Oc:


Ketua OC : Achmad Swusbiral Madani
Sekretaris OC : Yoda Yusron Ma’ruf
Bendahara : Isroatul Hasanah
Sie Protokoler : Ubaidillah Al Akhro (Co), Zainur Rozikin, Khaula Zulfa Yusuf,
Rofi’atul Karima, Rohimatul Fitria, M. Firman M. Rif’atul
Khasanah, M. Yusron.
Sie Perekrutan : M. Labib Albarizi, Indah Nihayati, Ulfa Rachmania, Elok Putri
Asmiati,
Rofiqoh Fazriatul Hasanah, Naili Audina, M. Ghozi Amanullah,
Mohammad Isharuddin, Dias Erlangga.
Sie Pendanaan : Iradatul hasanah, Karimatun Nisa', Sajadatu Nuril Laili, Inggit Ima
Wati , Nila Rohmatul Ula, Iik Meydaniah Yasinta Dewi, Lailatul
Humairoh, Nila Matswa Ulil Azmi, Nisrina Laili Nazihah.
Sie Humas : Mahmud, Lulu Nourend, Mohamad Adi Saifuddin, Doni
Kurniawan, Sofyan, Muhammad Hanafi, Muwafiku Rahmah, Ach
Ifan Affandi

65
Sie Pubdekdok : Nur Ikhsan Adhitama, Zidqi Muhdar, Nur Ikhsanuddin, Wahyu
Eka Pratama, Ari Asisaka C.P, Muhammad Nur Ikhsanuddin.
Sie. Kesehatan : Adinda Novita Putri, Ahmad Tedy Allfian, Achi Wilfa Inayah, Siti
Hosnawiyah, Imam Ahmat Sahroni Putra.
Sie : Rifki maulana faqih, Nurul fajar, Rizal Hidayat, Muhammad
Perlengkapan Wasil, M Faiz Hidayat, Siti Zuhrotun Nisa', Cicik Rahayu.
Sie Keamanan : Mohammad Kafin Adzka, Ahmad Fikru Mustoofa, M. Salman
Barizi, Moh. Ali Wafa Yazid Dahlan.
Sie Konsumsi : Queen Nurul Fitri Aryfiena, Siti Aliyah Fitriyah, Nikmatun
Nadhiroh, Roiq Akbar Marzuqi, Muhammad Syaiful Rifan,
Musdalifah

66
STRUKTUR KEPENGURUSAN
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII)
RAYON FAKULTAS DAKWAH
KOMISARIAT IAIN JEMBER
MASA KHIDMAT 2020/2021

MABINRA :
Minan Jauhari S. Sos. I
Rurut Wahyu T., S. Sos. I., M. I. Kom
Khoiruddin S. Sos. I
Muhammad Farhan I, M. I Kom
Ainur Ridho S. Sos.

Ketua Umum : Ahmad Farid

Sekretaris Umum : Jabbar Quraisyi

BendaharaUmum : Wildatul Hasanah

Ketua 1 Kaderisasi : Khoiril Anwar

Ketua 2 Keilmuan : Khoirul Yakin

Ketua 3 Advoger : Sodiqul Faiq

Ketua 4 Baknat : M. Fikri Hidayatullah

Sekretaris 1 Kaderisasi : Rina Aminatul Zuhro

Sekretaris 2 Keilmuan : Ahmad Wildan Imami

Sekretaris 3 Advoger : M. Rissal Affandi

Sekretaris 4 Baknat : Andika

Bidang-Bidang

Anggota Bidang Kaderisasi : Ahmad Zaki Suja’i

Vellin Nur Fitriyah Nawangsari

Arina Mambaatal H

Farhan Malik Ardiansyah

Syafika Azizah

67
Moch. Zainal Abidin

Anggota Bidang Keilmuan : Robby Fatahillah

Riska Ila Fitriani

Imam Fathur Rozi

Restu Nurwana

Dini Dwi Koni

Titin Nadhiroh

M. RIfqi Aminul M.

Anggota Bidang Advoger : Lukman Hakim

Moch. Isnain Farrifqi Z.H

Rachma Lestari Dori

M. Sofyan A.S

Fitra Wali Ramadhan

Edwin Mahbubi Syah

Anggota Bidang Baknat : Muhammad Aminullah Helmi Kamaluddin

Abu Yazid Al-Bustomi

Burhan Adi Firdaus

Syaiful Bahri

Siti Nur Azizah

Hani Mustofa

Ika Nur Fitriana

Ketua Kopri : Lila Latifatuz Zahrous Sofa

Sekretaris Kopri : Jamila

Bendahara Kopri : Miati

Biro Kaderisasi : Huzaimatul Hilalia

68
Najmiyah Izzil Ulal Yaqini

Yati Susanti

Nur Islamiyah

Biro Keilmuan : Windi Auliya Novitasi

Siti Azizah

Reza Rosita Alfi Sayida

Nuriyah Sofiatul Fadhilah

Biro Gerakan : Retno Dwi Karuniasari

Roghibah Nida’ Faradisi

Nilufarul Izzah Marsa

Tiwi Fadila

69
JAJARAN KETUA RAYON

70
❖ SUMPAH MAHASISWA Berjuang PMII berjuang
Bertanah Air Satu, Tanah Air tanpa Menegakan kalimat tuhan
Penindasan ❖ HIMNE PMII
Berbangsa Satu, Bangsa yang Gandrung Bersemilah – bersemilah
Keadilan Tunas PMII
Berbahasa Satu, Bahasa Kebenaran Tumbuh subur – tumbuh subur
Kader PMII
❖ MARS PMII Masa depan kita tempuh
Inilah kami wahai Indonesia Untuk meneruskan perjuangan
Satu barisan dan satu cita Bersemilah – bersemilah
Pembela bangsa penegak agama Kau pahlawa bangsa
Tangan terkempal dan maju kemuka ❖ DARAH JUANG
Habislah sudah masa yang suram Disini negeri kami
Selesai sudah derita yang lama Tempat padi terhampar
Bangsa yang jaya Islam yang benar Samuderanya kaya raya
Bangun tersentak dari bumiku subur Tanah kami subur tuhan
Reff. Di negeri permai ini
Dengan mu PMII pergerakanku Berjuta rakyat
Ilmu yang bakti ku berikan Bersimbah luka
Adil dan makmur kuperjuangkan Anak buruh tak sekolah
Untukmu satu tanah airku Pemuda desa tak kerja
Untukmu satu keyakinanku Me…reka dirampas haknya
Inilah kami wahai Indonesia Tergusur dan lapar
Satu angkatan dan satu jiwa Bunda relakan darah juang kami
Putera bangsa bebas merdeka Untuk membebaskan rakyat
Tangan terkempal dan maju
Ke muka 2x Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
❖ BEJUANGLAH PMII Padamu kami berjanji
Berjuanglah PMII berjuang Padamu kami mengabdi
Marilah kita bina persatuan Rakyat kita pasti akan menang
Berjuanglah PMII berjuang Revolusi.....revolusi....sampai mati 2x
Marilah kita bina persatuan
Hancur leburkanlah angkara murka ❖ BURUH TANI
Perkokohlah barisan kita, Siap.... Buruh Tani Mahasiswa Rakyat Miskin Kota
Bersatu Padu Rebut Demokrasi
Sinar api Islam kini menyala Gegap Gempita Dalam Satu Suara
Tekad bulat jihad kita membara 2x Demi Tugas Suci Yang Mulia

71
Hari Hari Esok Adalah Milik Kita
Terciptanya Masyarakat Sejahtera
Terbentuknya Tatanan Masyarakat
Indonesia Baru Tanpa Orba

Marilah Kawan Mari Kita Kabarkan


Di Tangan Kita Tergenggam Arah Bangsa
Marilah Kawan Mari Kita Nyanyikan
Sebuah Lagu Tentang Pembebasan

Di Bawah Kuasa Tirani


Kususuri Garis Jalan Ini
Berjuta Kali Turun Aksi
Bagiku Satu Langkah Pasti

Berjuta Kali Turun Aksi


Bagiku Satu Langkah Pasti 2x
bagiku satu langkah pasti

❖ TOTALITAS MAHASISWA
Kepada para mahasiswa
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan
Dipersimpangan jalan
Kepada pewaris peradaban
Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembah sejarah manusia
Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun kejalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta
Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun kejalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta
Untuk negeri tercinta

72
MANUAL ACARA

Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) Ke- XVIII

Pengurus PMII Rayon Dakwah IAIN Jember 2020/2021

Hari/Tanggal Jam Keterangan Pemateri Penanggung Jawab

Sie Panitia dan Sie.


Check in
08.00-09.00 Pengarsipan., Sie.
pemberangkatan
Peserta & PK

Jum’at 25 Des
2020

Sie. Manual Acara, Sie.


Panitia dan sie.
Go location Peserta & PK
09.00-10.00

Menata tempat & Sie. Peserta & PK, Sie.


10.00-11.00
barang Panitia

Sie. Peserta & PK, Sie.


11.00-13.00 Shalat Jumat
Panitia.

Sie Acara, Sie.


Dinamisasi Forum &
13.00-13.10 Pengarsipan, Sie.
Chek in peserta
Peserta & PK

73
13.10-14.30 Opening

Pembukaan MC Sie Materi

13.10-13.15

Sie Acara & Sie Materi


Pembaca an Ayat Suci
Al-Qu’an

13.15-13.20

Menyanyikan Mars
Indonesia raya, Yalal
Wathon, Mars PMII

Sie. Panitia, Sie Acara


13.20-13.30 Sahabati Zulfa
& Sie Materi

Prakata Ketua OC Madani Sie Acara


13.30-13.35

Sambutan Sambutan
1. Kepala Desa
1. Kepala Desa
Jatisari 2. Cak Farid
2. Ketua Rayon
13.35-14.25 2. Cak Alunk Sie Acara & Sie Materi
3. Ketua
Komisariat 3. Cak Baijuri
4. Ketua Cabang
4. Cak Minan
( Membuka
Acara

74
Penyematan Id
Card)
5. Mabinra
14.25-14.30 Penutup (Do’a) Cak Farhan Sie Materi

14.30-14.40 Dinamisasi Forum Sie. Acara Sie. Acara

Sahabat Farhan Sie. Acara, Sie Materi


14.40-16.10 Bedah Tema dan Sahabat dan Sie. Panitia &
Khoiruddin Pengarsipan

Sholat Ashar
berjama’ah Sie. Peserta & PK, Sie.
16.10-16.40
Panitia.

Bersih-bersih diri Sie. Panitia dan Sie.


16.40-17.30
Peserta & PK.

Sahabat Sie. Acara, Sie. Peserta


17.30-19.00 Ishoma Andika/Sahabat & PK dan Sie. Panitia
Yazid dan Pengarsipan.

Pembacaan Tatib+Cek Sie. Acara, Sie. Panitia


Sie. Peserta &
19.00-19.10 kelengkapan atribut & Pengarsipan, dan
PK
peserta Sie. Peserta & PK

Sie. Acara, Sie. Panitia


Dinamisasi Forum &
19.10-19.20 Sie. Acara & Pengarsipan dan
Chek in
Sie. Peserta & PK

Sie. Panitia &


Materi I Sahabat Anas &
19.20-20.50 Pengarsipan dan Sie
“Ke Indonesia an” Sahabat
Materi.

Sie. Acara, Sie. Materi


20.50-21.50 FGD Fasilitator dan Sie. Panitia &
Pengarsipan.

Sie. Peserta & PK dan


21.50-04.00 Istirahat
Sie Panitia

Hari/tanggal Jam Keterangan Pemateri Penaggung Jawab

75
Sie. Panitia, Sie.
Sabtu, 26 Sholat shubuh
04.00-04.30 Sahabat Andika Peserta & PK dan Sie.
Desember 2020 berjama’ah
Acara.

Sie. Panitia, Sie Acara


04.30-05.30 Senam Pagi Zulfa
dan Sie. Peserta & PK

Sie. Panitia, Sie.


05.30-07.00 Bersih-bersih diri Peserta & PK dan Sie.
Sabtu, 26 Peserta
Desember 2020
Sie. Acara, Sie. Peseta
Dinamisasi Forum &
07.00-07.30 & PK dan Sie. Panitia
Sarapan & Chek in
& Pengarsipan.

Materi II Sie. Panitia &


Sahabat Sofi &
07.30-09.00 Pengarsipan dan Sie
“Ke PMII an” Sahabat Rido
Materi

Sie. Acara, Sie. Materi


FGD Fasilitator dan Sie. Panitia &
09.00-10.00 Pengarsipan.

Sie. Acara, Sie. Peseta


Dinamisasi Forum &
10.00-10.10 & PK dan Sie. Panitia
Chek in
& Pengarsipan.

Sahabat Zahrul Sie. Panitia &


Materi III
10.10-11.40 & Sahabat Pengarsipan dan Sie
“NDP”
Sahabat Edi Materi

Sie. Acara, Sie. Materi


FGD Fasilitator dan Sie. Panitia &
11.40-12.40 Pengarsipan.

Sie. Acara, Sie. Peserta


12.40-13.30 Ishoma Sahabat Yazid & PK dan Sie. Panitia
dan Pengarsipan

Sie. Acara, Sie. Panitia


Dinamisasi Forum+Cek
13.30-13.40 Sie. Acara & Pengarsipan dan
in
sie. Peserta & PK

76
Materi IV Sahabat Sie. Panitia &
13.40-15.10 “Keislaman & Murobby dan Pengarsipan dan Sie
Keaswajaan” Sahabat Rozim Materi

Sie. Acara, Sie. Materi


15.10-16.10 FGD Fasilitator dan Sie. Panitia &
Pengarsipan.

16.10-16.30 Isho Sahabat Andika Sie. Peserta & PK

16.30-17.30 Bersih-bersih diri Sie. Acara

Sahabat Sie. Acara, Sie. Peserta


17.30-19.00 Ishoma Andika/Sahabat & PK dan Sie. Panitia
Yazid dan Pengarsipan.

Sie. Acara, Sie. Panitia


Dinamisasi Forum &
19.00-19.10 Sie. Acara & Pengarsipan dan
Chek in
sie. Peserta & PK

Materi V Sahabati Yusi Sie. Panitia &


19.10-20.40 “Kelembagaan kopri & dan Sahabati Pengarsipan dan Sie
Gender” Nina Materi

Sie. Acara & Sie.


20.40-21.40 FGD Fasilitator
Materi

Sie. Acara dan Sie


21.40-23.10 Diskusi Panel
Materi

Istirahat
23.10-04.00 Sie. Peserta & PK

Hari/tanggal Jam Keterangan Pemateri Penanggung jawab

Sholat Shubuh
04.00-04.30 berjama’ah Sahabat Andika Sie. Acara

04.30-05.30 Senam pagi Zulfa Sie. Peserta & PK


Minggu, 27
2020 05.30-07.00 Bersih-bersih diri Sie. Acara

Dinamisasi forum & Sie. Acara dan Sie.


07.00-07.30 Sie. Acara
Makan & Chek in Peserta & PK

77
Sahabat Fiki
Materi VI Sie. Acara dan Sie.
07.40-09.10 dan Sahabat
“Analisis Sosial” Peserta & PK
Efendi

Sie. Acara, Sie. Panitia


09.10-10.10 FGD Fasilitator & Pengarsipan dan
sie. Peserta & PK

- Lentera
Dakwah
- Dakwah
Sie. Acara dan Sie.
10.10-11.30 Sosialisasi banom FC
Materi
- Syifaul
Qolbi
Sabda Balakosa

Sie. Acara, Sie. Peserta


11.30-12.30 Ishoma - Sahabat & PK dan Sie. Panitia
Yazid dan Pengarsipan

Sie. Acara dan Sie.


12.30-13.30 Persiapan Mapensi
Peserta & PK

13.30-13.40 Dinamisasi forum Sie. Acara Sie. Acara

Sie. Acara dan Sie.


13.40-15.10 Diskusi Panel
Materi

15.10-15.30 Isho Sahabat Andika Sie Peserta & PK

15.30-15.40 Dinamisasi forum Sie. Acara Sie. Acara

Alumni dan
15.40-17.00 Sarasehan Sie. Materi
Undangan

Andika Sie. Acara, Sie. Peserta


17.00-18.50 Ishoma & PK dan Sie. Panitia
dan Pengarsipan

Dinamisasi forum &


18.50-19.00 Sie Acara Sie acara
Chek in

19.00-21.10 Mapensi Sie acara Sie acara

21.10-22.30 Istirahat Sie. Peserta & PK

78
22.30-24.00 Kontemplasi Sabda balakosa Sie. Materi

Hari/tanggal Jam Keterangan Pemateri Penanggung jawab

Senin, 28
24.00-03.00 Jalan-jalan malam Sie Acara & Sie materi
Desember 2020

Ketua PC PMII
03.00-04.00 Pengukuhan Sie Acara & Sie materi
Jember

Sie Acara & Sie


04.00-05.00 Sholat Shubuh Sahabat Andika
peserta & PK

05.00-06.05 Clossing

05.00-05.05 Pembukaan Mc : Peserta

Pembacaan ayat suci al


05.05-05.10 Peserta Sie Materi
qur’an

Menyanyikan lagu
Indonesia raya, Mars
05.10-05.25 Peserta
PMII, dan Shubbanul
Wathon

Sahabat
Senin, 28 05.25-05.30 Prakata Ketua OC
Madani
Desember 2020
Sambutan:

1. Ketua rayon: 10
menit 1. Sahabat
2. Ketua Farid
05.30-06.00 Komisariat: 10 2. Sahabat
menit Alunk
Ketua PC (sekaligus Sahabat Baijuri
menutup acara): 10
menit

06.00-06.05
3. Penutup/do’a 3.
Pengumuman peserta
06.05-06.15 Sie Acara Sie acara & Sie materi
terbaik

Seluruh peserta
06.15-07.30 Bersih bersih balai Sie Acara
& panitia

79
07.30-08.30 Pulang Sie Acara

80

Anda mungkin juga menyukai