Jawaban:
Yaitu sujud yang dilakukan dalam rangka menyembah. Artinya, orang yang melakukannya menjadi tunduk dan
patuh seperti tunduknya kepada tuhan. Serta meyakini orang yang dia sujudi memiliki sifat-sifat ketuhanan
(Rububiyah), seperti mampu mengatur alam, memberi rizki dengan sendiri (tanpa campur tangan Allah) dll.
Allah Berfirman:
ْ َﻓ
ﺎﺳ ُﺠﺪُ وا ِ ِ َواﻋْ ُﺒﺪُ وا
Siapapun yang melakukan sujud jenis ini kepada selain Allah, dia telah melakukan syirik besar. Pelakunya
dihukumi sebagai kafir, keluar dari Islam jika telah terpenuhi syarat-syarat pengkafiran yang intinya ada dua:
[1] Sampainya penjelasan (kebenaran) kepada orang tersebut.
Sujud yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada seorang, baik karena kedudukan, jabatan, atau
status sosial lainnya.
Sujud ini hukumnya diperbolehkan sebelum datang syariat islam. Kemudian islam datang melarangnya.
Kemudian datanglah syariat islam menghapus syariat ini. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh sahabat
Abdillah Ibnu Abi ‘Aufa.
“Dari Abdillah Ibnu Abi ‘Aufa berkata: Saat Muadz tiba dari Syam (ke Madinah) maka ia langsung sujud kepada
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.
“Saya telah berkunjung ke negeri Syam, ternyata mendapatkan mereka (orang-orang Nashrani) sujud kepada
para pendeta mereka. Maka terbesit dalam hati saya untuk melakukan hal itu terhadap engkau,” Jawab sahabat
Mu’adz.
َﻻ َﻣ ْﺮ ُت ْاﻟ َﻤ ْﺮا َة ا ْن، ِ آﻣ ًﺮا ا َﺣﺪً ا ا ْن ﻳَ ْﺴ ُﺠﺪَ ِﻟ َﻐ ْﻴ ِﺮ ا ُ َﻓﺎﻧﻲ ﻟَ ْﻮ ﻛُﻨ،َﻓ َﻼ َﺗ ْﻔﻌَ ُﻠﻮا
ِ ْﺖ
َﻻ ُﺗ َﺆدي ْاﻟ َﻤ ْﺮا ُة َﺣﻖ َرﺑﻬَ ﺎ َﺣﺘﻰ، َواﻟ ِﺬي َﻧ ْﻔ ُﺲ ُﻣ َﺤﻤ ٍﺪ ِﺑ َﻴ ِﺪ ِه،َﺗ ْﺴ ُﺠﺪَ ِﻟ َﺰ ْو ِﺟﻬَ ﺎ
َوﻟَ ْﻮ َﺳﺎﻟَﻬَ ﺎ َﻧ ْﻔ َﺴﻬَ ﺎ َو ِﻫ َﻲ ﻋَ ﻠَﻰ َﻗﺘَ ٍﺐ ﻟَ ْﻢ َﺗ ْﻤﻨَﻌْ ُﻪ،ي َﺣﻖ َز ْو ِﺟﻬَ ﺎ
َ ُﺗ َﺆد
” Jangan kalian lakukan seperti ini. Sungguh seandainya aku memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada
selain Allah, tentu aku perintahkan para istri untuk sujud kepada suami mereka. Demi Dzat yang jiwaku ada di
Tangan-Nya, wanita itu tidak menunaikan hak Rabb-nya sampai ia menunaikan hak suaminya, dan seandainya ia
(sang suami) meminta dirinya untuk melayaninya sedangkan dia (sang isteri) lagi sedang masak maka dia tidak
boleh menolaknya.” (HR. Ibnu Majah no. 1853)
Orang yang melakukan sujud penghormatan (tahiyyah) ini telah melakukan dosa besar, wajib bertaubat kepada
Allah. Namun, ia tidak divonis sebagai kafir menurut pendapat kebanyakan ulama (jumhur).
ِ ﻴﻢ ا َ َﻻ ﻳَ ْﻘﺘَ ِﻀﻲ َﺗﻌْ ِﻈ: ﻮد ﺑ َْﻴ َﻦ ﻳَ ﺪَ ْي ْاﻟ َﻤ َﺸ ِﺎﻳ ِﺦ
ِ ﻴﻢ اﻟﺸ ْﻴ ِﺦ ﻛَﺘَ ﻌْ ِﻈ ِ ُﻣ َﺠﺮد اﻟﺴ ُﺠ
إذا َﻗ َﺼﺪَ َذ ِﻟ َﻚ ُ ُ َو ْاﻟﻜُ ْﻔ ُﺮ إﻧ َﻤﺎ ﻳَ ﻜ،ﻮن َﻣﻌْ ُﺒﻮدً ا
َ ﻮن ُ ُ ِﺑ َﺤ ْﻴ ُﺚ ﻳَ ﻜ، ﻋَ ﺰ َو َﺟﻞ
Sebatas sujud kepada para ulama tidak berarti mengagungkan mereka seperti mengagungkan Allah. Karena
mengagungkan Allah berarti menjadikan-Nya sesembahan. Sujud kepada mereka dianggap sebagai kekufuran,
jika di dalamnya ada unsur penyembahan.
***
Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android.
Download Sekarang !!
REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID
NETWORK
KONFIRMASI DONASI hubungi: 087-738-394-989
Ahmad Anshori, Lc
Beliau alumni Universitas Islam Madinah, Fakultas Syariah. Saat ini aktif mengisi kajian-kajian sekitar Yogyakarta, dan sekaligus
sebagai pengajar di PP. Hamalatul Quran Yogyakarta