Anda di halaman 1dari 3

Pernah Sehat dan Banyak Beramal Shalih Setelah Itu

Gila, Bagaimana Nasibnya Di Akhirat?


By Redaksi KonsultasiSyariah.com - Sep 16, 2019

Ilustrasi @unsplash

Nasib Orang Gila di Akhirat


Ustadz saya punya keluarga yang sebelumnya sehat akalnya dan termasuk orang taat menjalankan shalat, namun
qadarullah saat ini beliau gila

Nah pertanyaannya bagaimana kondisi orang gila nanti di akhirat, dan bagaimana amal-amal kebaikannya waktu dia
sehat, syukron.

Dari Imam

Jawab:

Alhamdulillah, shalawat dan salam atas Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya . Amma Ba’du:

Aturan dan kewajiban dalam agama Islam berlaku atas seorang yang disebut sebagai “mukallaf” artinya orang
yang mendapatkan beban kewajiban beragama. Seseorang disebut mukallaf apabila padanya ada dua perkara,
dia berakal dan telah mencapai waktu baligh.

Dari sini kita mengetahui bahwa seseorang yang gila atau hilang akalnya adalah orang yang tidak mendapatkan
kewajiban dalam syariat Islam dan tidak dihisab atas amal perbuatannya, karena akal yang menjadi alat untuk
memahami syariat tidak ada padanya.

Kalau seorang gila tidak dihisab atas perbuatannya bagaimana keadaannya diakhirat?

Kita mendapatkan keadaan orang gila, ada yang gila dari kecil sebelum baligh bahkan sejak lahir, dan ada yang
gila setelah dia aqil baligh.

Yang gila sebelum baligh tidak mukallaf sama sekali, dan yang gila setelah dia dewasa mendapatkan kewajiban
syariat pada saat dia masih waras dan dia dihisab amalannya pada saat waras tersebut.
Orang gila sejak kecil jika orang tuanya atau salah satu dari orang tuanya adalah muslim, dia diakhirat akan
dimasukkan kedalam Surga sebagaimana anak-anak dari orang tua yang muslim, karena anak diikutkan kepada
orang tuanya.

Orang gila sejak kecil dari orang tua yang kafir, dia akan diuji diakhirat, apabila taat terhadap perintah dan lulus
ujian, maka dia akan masuk Surga, dan apabila tidak lulus ujian maka akan masuk ke dalam Neraka. Keadaannya
sama seperti orang yang mati sebelum datangnya Islam, yang disebut dengan ahlul fatrah, atau orang yang tidak
mendengarkan ajaran Islam sama sekali.

Baca Artikel Terkait:

Adapun orang yang setelah baligh dalam keadaan sehat akalnya kemudian dia gila, maka keadaan dia diakhirat
adalah berdasarkan keadaan dia ketika sehat. Jika orang yang taat maka dia mendapatkan balasan atas
ketaannya, dan jika dia orang yang bermaksiat maka dia akan dihisab atas dosa yang dilakukannya.

Apabila dia gila kemudian waras dan gila lagi lalu waras lagi, dan kondisinya seperti itu, maka dihitung
amalannya ketika dia waras dan diangkat atasnya pena catatan amal saat hilang akal.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

َ َ ْ
ِ ‫ َوﻋَ ِﻦ اﻟﺼ ِﻐ‬،‫ ﻋَ ِﻦ اﻟﻨﺎ ِﺋ ِﻢ َﺣﺘﻰ ﻳَ ْﺴﺘَ ْﻴ ِﻘ َﻆ‬:‫ُر ِﻓﻊَ اﻟ َﻘﻠ ُﻢ ﻋَ ْﻦ َﺛﻼ ٍث‬
،‫ﻴﺮ َﺣﺘﻰ ﻳَ ﻜْ ُﺒ َﺮ‬
‫ُﻮن َﺣﺘﻰ ﻳَ ﻌْ ِﻘ َﻞ‬ ْ
ِ ‫َوﻋَ ِﻦ اﻟ َﻤ ْﺠﻨ‬
Diangkat (pena catatan amal) dari tiga orang: Seorang yang tidur sampai dia bangun, seorang anak sampai dia
besar (baligh), seorang gila sampai kembali akalnya. (HR. Abu Dawud No.4399 dan An Nasai No.3432, dan
dishohihkan oleh al Albani)

Dari penjelasan di atas dapat kita memahami bahwa seorang yang waras kemudian dia gila saat dia telah
dewasa, dia memiliki dua keadaan. Saat dia waras dan berakal maka amalannya dihitung dan saat dia gila
amalannya tidak dihitung.

Jadi keadaan orang yang ditanyakan tentang keadaan dia diakhirat adalah berdasarkan keadaan dia saat sehat
akalnya, dan disebutkan bahwa dia adalah orang yang taat, semoga amalannya saat waras tersebut
memasukkannya kedalam Surga Allah Taala. Amin.

Wallahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Sanusin Muhammad Yusuf , Lc. MA. (Dosen Ilmu Hadist STDI Jember)

Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android.
Download Sekarang !!

Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.

REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID
NETWORK
KONFIRMASI DONASI hubungi: 087-738-394-989
Redaksi KonsultasiSyariah.com
KonsultasiSyariah.com menyajikan berbagai tanya jawab seputar permasalahan kehidupan sehari-hari. Pembahasan kasus dan
jawaban dipaparkan secara jelas dan ilmiah, berdasarkan dalil Alquran dan Sunnah serta keterangan para ulama

Anda mungkin juga menyukai