Zahra : Ah alasan nya udah basi itumah, pasti gabkal percaya si ibunya.
Nisa : Ah aku punya ide, kamu bilang aja ibu kamu sakit terus kamu harus bantu2 dulu ibu kamu.
Zahra : Aku nggak berani kalau kayak gitu. Itu sama saja mendoakan.
Zahra : Malah jadi bahas yang nggak penting gini. Coba pikir lagi kira-kira apa alasannya.
Beberapa waktu kemudian akhirnya mereka berhasil mengarang alasan keterlambatan mereka.
Angkot yang mereka tunggangi telah sampai di sekolah. Mereka berlari menuju ke ruang kelas mereka.
Ulfah : Masuk.
Zahra dan Nisa pun masuk ke ruang kelas dengan kepala menunduk.
Zahra : Itu, Pak. Tadi saya… (dengan gugup). Tadi saya nganter adik saya yang masih SD
Ulfah : Ibu tidak percaya. Gerak-gerik kamu menunjukkan kalau kamu itu berbohong.
Zahra : Dari mana ibu tahu?
Ulfah : Tadi saya lihat adik kamu berangkat sendiri, tidak bersama kamu.
Zahra: Berarti bu Guru juga bohong. Lha wong saya nggak punya adik.
Ulfah: Kamu mencoba mempermainkan saya ya? Sekarang kamu berdiri di depan kelas sampai jam
pelajaran saya usai.
Nisa : Mohon maaf bu, insyaallah ini untuk terakhir kalinya kami terlambat masuk kelas, untuk
kedepannya kami tidak akan telat lagi.
Guru : Untung mood saya hari ini bagus, jadi untuk hari ini bapa maafkan, tapi jangan diulangi lagi, sok
sekarang boleh duduk.
Nisa : iya nih ambil aja kalo mau.(sambil menjulurkan Chiki yg udh abis)
Zahra : gak deh lagian jajannya lu habisin sih, cobak dari tadi nawarinnya
Nisa : ah maaf ,,,,,, abisnya cikinya enak sih (sambil membuang bungkus jajan tersebut)
Zahra : kamu kira cuman kamu aja yang bayar SPP di sini,
Zahra : kamu tau sendirikan sekolah ini sering banjir, apalagi sekarang udah mulai sering turun hujan,
kalo kita buang sampah di sembarang tempat, apabila sudah turun hujan, maka sampah tadi akan
terbawa oleh arus ke selokan.
Nisa : oh, begitu, tapikan itu Cuma satu bungkus saja yang aku buang.
Zahra : itulah masalahnya jika sekarang lu buang di sembarang tempat, anak-anak yang lain bakalan
ngikutin kamu
Nisa : ya bodo amat lah bukan urusan aku zah (sambil melangkah pergi dari tempat dia membuang
bungkusan tadi)
Zahra : hai......lu mau kemana, ambil tuh sampah dan buang di tempat seharusnya (sambil nyamperin
Nisa)
tiba-tiba dari belakang mereka munculah seorang guru yang sekaligus mereka kenal yaitu seorang guru
BP /BK yang bernama Bu Wulan
Wulan : emang bener apa kata zahra tadi, jangan pernah kalian membuang sampah di sembarang
tempat karna dampak yang di timbulkan bukan hanya kepada beberapa orang saja tapi banyak orang
akan menderita karna ulah kita yang sangat ringan ini
Zahra : iya bu...(suara pelan sambil menyenggol badan Nisa dengan bahu)
Wulan : inget ya jangan di ulangi lagi dan tolong sampahnya dibuang ketempat yang semestinya?
Nisa : iya ,,, aku sadar bahwa kesalahan kecil saja dampaknya bagi kita dan orang lain itu sangat besar,
walau hanya perbuatan kecil seperti itu