Anda di halaman 1dari 6

Rantai Bully

Cast :
1. Zahwa Aryani Putri Arif : zahwa
2. Nurul Hikmah : Sahabat Cewe Zahwa (cowo)
3. Sartika : pembully
4. Nur Magfirah Armah : ibu
5. Nur Hikmah : Sahabat Cewe Zahwa
6. Anavi Izza Rayyan : teman pembully
7. Aspar Paturahman : teman pembully

Latar :
a. Tempat : sekolah dan rumah
b. Waktu : jam pulang sekolah-sampai sore
c. Suasana :

Alur :

SCENE 1
namaku zahwa seorang siswa dari salah satu sekolah menegah atas favorite di takalar yaitu sma negeri 1
takalar yang saat ini duduk di bangku kelas 2 sma. Setiap paginya aku selalu menyiapkan diri untuk
berangkat ke sekolah tetapi tidak di hari libur. Dan tidak lupa untuk berpamitan ke ibu kesayanganku
(masuk ke dalam kamar lalu memakai kamacamata dan menyiapkan buku di depan meja belajar.
Setelah itu berpamitan ke ibu)

Zahwa : aku pamit ya bu (sambil mencium tangan ibu)


ibu fira : iya nak, kamu udah sarapan pagi blum?(pengenalan tokoh ibu)
zahwa : sudah kok bu, masakan ibu emang top markotop
ibu fira : Alhamdulillah kalau begitu nak
zahwa : ya sudah ibu, zahwa berangkat dulu
ibu fira : iya nak, hati hati ya di jalan
(masuk ke gerbang sekolah dan jalan masuk ke kelas sampai masuk dan duduk di dalanm kelas bersama
hikmah)

SCENE 2

Zahwa : pagi hikmah


Hikmah : pagi juga zahwa
(pengenalan tokoh dengan di freeze di masing masing bagian dia berbicara)(nama dia hikmah dan dia
adalah sahabatku di kelas)
Hikem : pagi zahwa (freeze untuk pengenalan tokoh)( dan dia adalah hikem., ia juga sahabatku yang
selalu membantuku)
Zahwa : pagi juga
Hikmah : ohh iya kamu udah buat tugas kemarin belum? (sambil menghadap ke zahwa)
Zahwa : udah dong, itukan yang tugas matematika minat 10 nomor?
Hikmah : hu’um, btw soalnya susah banget ya
Zahwa : jangan bilang, soalnya bikin pusing tujuh keliling tapi untungnya aku selesai ngerjainnya
Hikmah : aku juga udah ngerjainnya

SCENE 3

(sambil berbicara dengan hikmah)


(semua kebahagiaan itu seketika berubah semenjak ia gabung ke kelas kami) ( disorot sartika dengan
efek jj memakai kacamata sampai ke bangkunya dan tos dengan temannya)

Anavi : halo bos (tos ke sartika)


Aspar :pagi bosku ( tos ke sartika)
(pengenalan sartika saat ia duduk di bangkunya dan melepas kacamatanya)
(nama dia sartika, dia adalah ketua gang bully di kelas kami walaupun ia baru bergabung di kelas dan
mereka berdua adalah anggota gengnya)
(sambil bercerita dan kamera menyoroti anavi dn aspar)(nama mereka adalah anavi dan aspar dia
adalah teman dari ketua gang bully di kelas kami)

(sambil bercerita bertiga)


(mereka setiap hari tiada hentinya untuk selalu mengusikku di kelas)
(sartika melemparkan kertas ke arah zahwa)(zahwa berbalik ke belakang ke arah anavi,aspar dan sartika)

(kamera menyoroti mereka bertiga)


Sartika : apa lo liat liat
(ida berbalik menghadap ke depan) (kamera kembali menyoroti mereka bertiga)

SCENE 4

Pukul 10.10 masuk jam ke 3 (jamkos) (laayar hitam dengan suara bel)
(zahwa hikmah dan hikem sedang berbincang bertiga membahas pelajaran karena guru yang mengajar
di jam ke 3 sedang ada keperluan)
(tiba tiba saja sartika berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke arah zahwa dan mengambil buku
yang sedang di pegangnya)

Zahwa : kembaliin buku aku


Sartika : ngga mau, ngapain juga kamu belajar kan lagi ngga ada guru
Zahwa : tapi ka ada tugas, kembaliin sini!!
Sartika : ngga mau, lo ngga usah sok pintar deh
Anavi : iya tuh bos, si paling pintar (ketawa)
Hikem : (tiba” berdiri dan berjalan menuju sartika lalu mengambil bukunya)
Sartika : ohh mau jadi pahlawan kesiangan ni anak!
Hikem : (mengembalikan buku ke zahwa dan kembali ke tempat duduknya dengan wajah yang datar)
Sartika : (memandang sinis ke arah hikem)
(shoot ke arah anavi dan aspar dan mengisyaratkan ke arah sartika masa di kalahko dengan bahasa
tubuh)(lalu keluar bertiga)

SCENE 5

Pukul 14.00 jam pulang sekolah (bel berbunyi)


(hikmah dan zahwa bersiap siap untuk pulang ke rumah)
(di depan kelas anavi, aspar dan sartika sedang berbicara dan zahwa berjalan ke arah pintu untuk
pulang sedangkan hikmah dan hikem masih bersiap untuk pulang)
(zahwa berjalan dan pada saat tiba di depan pintu sartika yang sedang berbicara tiba tiba sartika sengaja
menaruh kakinya ke depan pintu agar zahwa terjatuh)

Hikem : mau lo apaansih? kok selalu gangguin zahwa?


(hikmah berjalan menghampiri zahwa yang terjatuh dan merangkulnya)
Hikmah : iya, mentang mentang kamu anak orang kaya seenaknya gituin sahabatku
Hikmah : zahwa kamu gapapa? (sambil menghadap ke zahwa dan mengelusnya)
Zahwa : aku ngga papa kok (sambil mengambil bukunya dan hikmah juga membantunya)
Hikem : kalau lo berani gangguin zahwa lagi, gue ngga segan segan ya laporin lo ke guru bk (sambil
menunjuk ke arah sartika)
Sartika : ohh lu berani juga ya ngancem gue?
Anavi dan aspar (ketawa)
Sartika pun keluar ke arah kelas sambil menyenggol bahu hikem)
Sartika : ayo gais (pergi keluar)

(zahwa dan hikmah saling merangkul dan berjalan kea rah luar kelas)(hikem berjalan menghampiri
zahwa dan hikmah lalu memgang pundak zahwa)
(di depan pintu)
Hikem : zahwa kamu beneran gapapa kan?
Zahwa : iya aku ngga papa kok, makasih ya kalian berdua udah nolongin aku tadi dari sartika
Hikmah : santai aja kali
Hikem : hu’um udah kaya sama siapa aja
Hikmah : yaudah kalo gitu, kamu pulang duluan aja zahwa
Hikem : iya benar kamu mending anterin zahwa aja ke depan, soalnya mamahku tadi nitip makanan di
kantin belakang
Hikmah : okedeh, kalau begitu kami pulang duluan, dadah(sambil melambaikan tangan)
SCENE 6

(jalan menuju kantin)


(tiba-tiba di perjalanan sartika muncul beserta kedua temannya lalu menghadang hikem menuju ke
belakang kantin yang sudah tidak terpakai)
Sartika : ohh ini dia pahlawanan kesiangan kita yang tadi sok sok belain zahwa
(Kamera menyoroti Anavi dan aspar ketawa)
Hikem : iyalah, namanya juga sahabat ya pasti gue belain masa gue diam aja pas liat teman gue di bully
sama orang orang kaya lo
Anavi : wah wah wah(Sambil tepuk tangan), udah kaya si paling bener aja ini orang
Aspar : mending kita apain ya bagusnya ini orang
Hikem : ya ngga usah di apa apain kan emang apa yang gue lakuin emang benar (ketawa meledek)
Sartika : kurang ajar ini orang, nantangin banget (sambil menyentil jidat hikem)
Hikem : he lo yang kurang ajar ya (mendorong bahu sartika)
(selnjutnya terjadilah pertikaian antara sartika dengan hikem)(jambak kundung dan mendorong bahu)
(lalu hikem dikalah)
Anavi : udah deh bos , ini orang juga udah ngga bisa ngelawan kita
Aspar : (ketawa) mampus deh lo, siapa suruh ngelawan kita
Sartika : ya udah deh gengs kita cabut aja (jalan membelakangi hikem)
(baru dua langkah maju, tiba tiba sartika membalikkan badan)
Sartika : heh lo ngga usah bawa bawa ini sampe ke guru bk ya (sambil menunjuk ke arah hikem)
Kalo sampai gue di panggil ama guru bk gara gara lo, awas aja!!!

SCENE 7

(di rumah zahwa pukul 14.30)


(shoot masuk dari rumah sampai ke ruang tamu dengan ibu yang sedang melakukan pekerjaan rumah)
(zahwa dating dengan muka seedih)
Ibu fira : ada apa nak? pulang sekolah kok sedih begitu
Zahwa : ngga kok bu, aku ngga papa
Ibu fira : ngga kenapa napa, tapi kok mukanya sedih gitu
Zahwa : ehh aku mau cerita tapi ibu jangan marah ya
Ibu fira : kamu ada masalah apa di sekolah nak?
Zahwa : jadi gini bu zahwa di sekolah di bully bu
Ibu fira : emang kamu ada masalah apa sama yang bully kamu(sambil mengusap kepala)
Zahwa : aku ngga tau bu, padahal di sekolah aku ngga ganggu dia tapi aku selalu aja di gangguin
Zahwa : apa karena aku jelek, culun dan gendut makanya aku jadi bahan bullyan dia?
Ibu fira : Kamu ngga boleh gitu nak, kita sebagai ciptaan Allah Swt. harus mensyukuri segala nikmat
yang diberikan allah sama kita, lagian juga kamu cantik kok jadi ayo dong harus percaya diri.
mungkin ini salah satu cobaan yang diberikan allah pada kamu, jadi kamu jangan dendam ya
nak sama mereka? Atau tidak coba kamu bicara dulu nak sama guru kamu soal masalah ini,
siapa tau guru kamu punya cara agar kamu sama mereka jadi damai
Zahwa : iya bu, aku ngga bakalan kok balas dendam sama mereka, lagian juga aku udah maafin
kelakuan-kelakuan mereka sama aku bu
Ibu fira : ini baru anak ibu, kamu sabar ya nak hadapi mereka dan jangan lupa saran ibu (mengelus bahu)
Zahwa : makasih ya ibu udah dengerin ceritaku
Ibu fira : yaudah kalo gitu, kamu ganti baju dulu lalu makan siang sana, ada menu kesukaan kamu di
meja makan
Zahwa : siap buu
Ibu fira : kalau kamu udah makan, ibu minta tolong ya beliin bakso untuk adikmu
Zahwa : iya bu

SCENE 8

(di penjual bakso)


Zahwa : makasih mba
Mba bakso : iya sama sama
(zahwa pun berjalan keluar menuju kembali ke rumahnya, tepat pada saat dia keluar dari warung bakso
ia tiba tiba melihat sartika di serempet oleh motor yang sedang berlari kencang di tempat itu karena
keadaan yang sedang sepi)

Zahwa berjalan mengampiri sartika


Zahwa : sartika kamu gapapakan? (sambil jongkok di hadapan sartika)
Sartika : ga usah bantu gue, gue bisa sendiri kok!
Zahwa : tapi ini lihat tangan kamu berdarah! Sini aku bantuin kamu berdiri trus kita kerumahku dulu
untuk obatin lukamu (sambil memegang tangan sartika)
Sartika : dalam hatinya berkata sambil menatap zahwa (kok zahwa selalu baik ya sama aku, selalu
bantuin aku bahkan belain aku kalo dimarahin guru karena tidak mengerjakan tugas dan masih
banyak hal baik lainnya, padahal kalau dipikir pikir selama ini aku jahat banget ya sama dia dan
teman teman dia. Apa aku pantas menerima bantuan dia?)
Sartika : ngga usah deh, makasih tawarannya ini Cuma luka kecil kok nanti diobatinnya dirumahku aja
Zahwa : obatin sekarang aja, nanti luka kamu kena debu trus infeksi kan lain lagi urusannya
Sartika : ya udah kalau gitu, aku ikut aja ke rumahmu
Zahwa : ayo

SCENE 9

(diruang tamu rumah zahwa)


Zahwa : ini bu baksonya(sambil menyerahkan plastik bakso)
ibu fira : itu teman kamu kenapa nak? Kok sampai luka begitu
zahwa : ehh gini bu, tadi waktu aku keluar dari warung bakso tiba tiba aja ada motor yang larinya
kencang banget dan nyerempet dia bu, makanya aku bawa ke rumah untuk di obatin
ibu fira : ya udah nak, itu kotak obat ada di atas meja. Ibu minta tolong kamu aja ya yang obatin soalnya
ibu mau nyuapin adik kamu dulu daritadi udah rewel minta makan
zahwa : iya bu (lalu mengambil kotak obat di atas meja)
kembalinya zahwa dari mengambil kotak obat dan duduk di sebelah sartika
zahwa : siniin tangan kamu, aku mau obatin
Sartika : (menyerahkan tangannya ke zahwa) makasih ya zahwa udah nolongin aku tadi, trus ngobatin
tanganku yang luka ini (sambil tersenyum zahwa)
Zahwa : (sambil mengobati luka sartika) iya sama sama
Sartika : ehh by the way aku mau ngomong sesuatu sama kamu
Zahwa : iya, kamu mau ngomong apa?
Sartika : emmm gimana ya aku bilangnya… akuu mauu minta maaf sama kamu, selama ini aku banyak
berbuat jahat sama kamu bahkan sama teman-teman kamu, aku minta maaf sekali dari hati
aku yang paling dalamm
Zahwa : ehh iyaa gapapa kok, udah lupain aja selama ini aku selalu maafin kamu kok, kita kan sesama
manusia harus saling memaafkan
Sartika : (menjabat tangan zahwa) sekali lagi aku minta maaf banget sama kamu
Zahwa : ehh iya santai aja, kita kan sekarang udah jadi bestie

(akhirnya sartika dan zahwa pun berteman baik setelah sartika menyadari kesalahan yang ia perbuat
dulunya dan meminta maaf kepada zahwa)

Anda mungkin juga menyukai