Anda di halaman 1dari 13

Drama tentang rokok untuk 10 orang

ROKOK
            Anggota     :
1). Bunga aisha maura p  => Bu Aisha (Guru BK, bijaksana, perhatian, tegas)
2)  2)     Deryan  => Ryan (Geng kelas, nakal, hits)
3)      Esensza  => Eza (Geng kelas, nakal, hits)
4)      Fathiyah  => Thia (Lugu, dibenci, culun, durhaka)
5)      Jonathan C  => Chandra (Ketua kelas, bertanggung jawab, baik)
6)      Nalendra  => Bagas (Geng kelas, nakal, hits)
7)      Nazira => Polin (Geng kelas, nakal, hits)
8)      Sebastian  => Ian (Pengikut setia Chandra, baik, figuran)
9)      Intan febriani  => Disya (Geng kelas, nakal, hits)
10)  Yosefin  => Ibu (Ibu Thia, baik)

Naskah :

Di sebuah sekpolah yang antah berantah ada anak bernama Thia, ia sangat tidak digemari
di kelas nya karena ia culun dan tidak mau bermain dengan siapa siapa alias selalu
sendirian sebab ia bersifat pendiam, dan pemalu.

Hingga pada suatu hari...

(dari kejauhan)
Disya : “Eh eh itu ada si culun kita ajak dia aja yuk”
GENG : “Ayo ayo.. “

Eza : “Eh, lo mau ikut geng kita gak?”


Thia : “Ga.. Gak mau deh.”
Disya : “Oh ya sudah”
(ditinggalkan geng)

Pulang dari kantin...


(geng berjalan menghampiri Thia)
Polin : *sambil berbisik “Sabar ya” **Nempelin kertas di blkng punggung

(Thia duduk di kursi)


Thia : *Ambil kertas “(dengan suara pelan) hmmm aku dibully terus sama mereka, apa aku
gabung geng mereka aja ya? Gabung? Enggak? Gabung? Enggak? (suara lantang) AKU
HARUS GABUNG!
Temen2 : “HAAAaaaaaaaAAAaaaaaa?????”
Thia : “Engg... enggak kok, gak apa apa”

Setelah pulang sekolah di markas geng...

(Thia datang)
Thia : “Halo! Aku boleh ikut geng kalian gak?”

(geng berbisik)
Polin : “Dia bolehin ikut geng kita aja”
Ryan : “Tapi kaan.... (dipotong)”
Eza : “Aku gak setuju”
Bagas : “Iya, emang nya dia bisa apa”
Disya : “Dia emang bisa bikin geng kita tambah hebat?”
Polin : “Ih kalian gimana sih, dia kan bisa kita jadiin ‘babu’.”
GENG : “ Iya ya..”
Disya : Baiklah lo boleh ikut geng kita.”
Ryan : “Iya, tapi ada syaratnya”
Thia : “Apa itu?”
Bagas : “Kamu harus turuti apa yang dikatakn sam kita semua ini”
Eza : “Iya, kalo gak mau ya udah”
Thia : “Mau kok, emang sekarang kalian mau minta apa?”
Polin : “Beliin kita rokok di watung. Pake uang mu”
Thia : “Yaudah deeh”
(Thia pergi)
(Thia kembali dengan membawa rokok yang di belinya)
Thia : “Ini rokok buat kalian”

(geng mengambil rokok tersebut)


Thia : “(dengan suara pelan) Mereka semua ngerokok tapi aku enggak, aku coba ngerokok
deh.. (dengan suara lantang) Teman teman, aku boleh coba rokok kalian gak?”
Ryan : “Apa? Mau coba rokok?”
(geng tertawa)

Thia : “Iya, emang ada yang salah?”


Eza : “Ga ada yang salah sih, tapi lo nya aja yang salah”
Disya : “Iya nih.. hahahaha....”
Polin : “Yaudah nih coba aja kalo lo bisa”
(Thia ambil rokok Polin dan mencobanya)
(Thia batuk batuk karena gak bisa ngerokok)

Bagas : “Hahahaha.. Makanya kalo gak bisa tuh gak usah nyoba nyoba deh. Ya  kan?”
(geng mengangguk sambil tertawa)
Thia : “Yaudah aku bakalan buktiin ke kalian kalo aku ini pantes jadi geng kalian.” (Lari pergi
meninggalkan geng)

Keesokan harinya disekolah...


Pada saat jam istirahat...

Chandra : “Yan, ke kantin yuks”


Ian : “Ayok, kamu mau apa ke kantin?”
Chandra : “Ya jajan lah masa mau jualan bareng ibu kantin?”
Ian : “Ya kirain aja..”
(Pergi ke kantin)

(Thia pergi ke ruang Rahasia)


(Geng muncul)
Polin : “Lo beneran nyoba rokok?”
Eza : “Hahahaha... Gue gak yakin lo bisa ngerokok di sekolah kek gini”
Thia : “Kan aku pengen bukltiin ke kalian kalo aku itu pantes”
Ryan : “Yaudah terserah Lo aja lah”
Bagas : “Kita tinggaln dia aja yuk guys”
Disya : “(Berbisik ke Thia) Ati ati sama kita”
(Geng pergi meninggalkan Thia)

(Ian datang ngelihat Thia ngerokok)


Ian : “(dengan suara pelan) Loh? Itu kan Thia? Dia ngerokok? Hmmmm aku laporin Chadra
aja ah”
(Pergi ngelaporin Thia ke Chandra)

Dikelas...
Eza : “Loh? Kok dompet ku ga ada ya?”
(Disya & Polin nyamperin Eza)
Disya&Polin : “Kenapa Za?”
Eza : “Ini nih kok dompet ku ga ada ya?”
Disya : “Chan.. Chandra dompet nya Eza ga ada nih, katanya hilangnya tadi di kels ini
barusasn. Coba deh kamu sidak”
Chandra : “Oke teman teman ku... Tolong letakkan tas kalian keatas meja, teman kalian ada
yang kehilangan dompet, aku bakalan nyidak sekarang”
Ian : “Aku bantu sini”
(Ian & Chandra nyidak)
(Thia cemas)

Ian : “Chandra sini deh”


Chandra : “Kenapa yan?”
Ian : “Coba liat deh ini ada dompet, coba bilang Eza”
Chandra : “Za.. Eza.. ini bukannya dompet mu?”
Eza : “Iya, ini dompetku, jangan jangan kamu nyuri barang baranbg ku yang lain ya? Coba
geledah lagi aja Chan..”
Thia : “Janagna jangan.. ga ada lagi kok, dompet mu juga bukan aku yang nyuri”
Polin : “Halah kamu itu pasti alasan doan, cepet Chan geledah lagi aja”
(Chandra&Ian terus menggeledah)
(Thia gak mau, nyingkir nyingkirkan tangan mereka dari tas nya)
Chandra : “Loh Thi? Ini apa? Kamu ngerokok?”
Thia : “Engg... Enggak kok, ii.... i... itu.. bukan punya ku”
Ian : “Halah Chan, boong dia, kemaren aku ngeliat dia ngerokok kok di belakang sekolah.
Dah deh gak usah ngelak”
Chandra : “Waduh... gak bisa dibiarin tuh, kita harus laporin ke guru BK”
SEMUA : “LAPORIN!! LAPORIN!! LAPORIN!!”
(Chandra & Ian pergi ke ruang BK)

Chandra : “Kita laporin dia aja, biar tau rasa dia”


Ian : “Iya Chan, suruh siapa dia ngerokok”
(Di ruan BK)
Chandra : “Loh? Ruang BK nya sepi? Gurunya ga ada? kita laporin Thia besok aja gimana?”
Ian : “ Iya nih Chan, Kita balik ke kelas a ja yuk”

Keesokan harinya...
Di ruang BK...

Tok... Tok... Tok...


Chandra : “Permisi bu? Apakah boleh masuk?”
Bu Aya : “Oh iya, silahkan nak, ada apa?”
Chandra : “Boleh saya membuat laporan?”
Bu Aya : “Oh iya, silahkan duduk dulu nak, ada apa?”
(Chandra & Ian duduk)

Chandra : “Begini bu, teman kelas kami yang bernama Thia membawa rokok ke sekolah bu”
Ian : “Iya bu, kemarin aku liat dia ngerokok di belakang sekolah bu”
Bu Aya : “Astaghfirullahal’aziiim... Kalian yakin?”
Chandra & Ian : “Iya bu”
Bu Aya : “Baiklah, tolong kalian panggil dia”
Chandra : “Sekarang bu?”
Bu Aya : “Tunggu lebaran monyet, biar dapet pisang, ya sekarang laaah..”
Chandra & Ian : “Siap bu”

(Thia di ruang BK)


Tok... Tok... Tok..
Thia : “Permisi bu, apakah ibu tadi memanggil saya?”
Bu Aya : “Iya, silahkan duduk”
Thia : “Ada apa bu?”
Bu Aya : “Apa benar, kamu merokok? Tadi ibu dapat laporan dari teman kelasmu”
Thia : “Engg... Enggak kok bu”
Bu Aya : “Halah.. Jujur aja sama ibu”
Thia : “Oke deh bu, aku jujur deh.. sebenarnya aku disuruh ngerokok sama geng yang ada
di kelas ku yaitu Eza, Disya, Poli, Ryan, sama Bagas”
Bu Aya : “Yang bener? Mereka semua?”
Thia : “Iya bu..”
Bu Aya : “Cepat panggil mereka semua, tapi kamu jangan melarikan diri. Kamu juga balik
lagi ke sini!”
Thia : “Iya iya buu..”
(Thia pergi dari ruang BK)

(Geng dan Thia datang ke ruang BK)


Tok... Tok... Tok..
Bu Aya : “Iya.. masuk”
GENG : “Permisi bu”
Bu Aya : “Cepet ambil kursi trus duduk sini”
(Thia duduk agak jauh dari mereka)
Bu Aya : “Kmu juga kesini”
Thia : “Siapa bu? Saya?”
Bu Aya : “Ya iya lahh, masa setan”
Thia : “Baik bu”
Bu aya : “Apa bener kalian yang nyuruh Thia ngerokok?”
GENG : “ya enggak lah bu, dia ngada ngada aja”
Bu Aya : “JUJUR KALIAN!! Diajarin siapa kalian?”
Bagas : “Diajarin apa bu?”
Bu Aya : “Diajarin boong lah! Cepat jujur, atau ibu akan panggil orang tua kalian”
Disya : “Baiklah bu, saya jujur, sebenarnya kita itu emang gak nyuruh Thia buat ngerokok,
tapi kita ngebully dia doang”
Bu Aya : “Baiklah, kalian dapet surat skors”
Polin : “Alamak macem mana Buaya ni?”
Bu Aya : “Kamu masih bisa bilang ibu binatang”
Polin : “Loh bu? Kan nama ibu emang Bu Aya, kalau saya pangil kan Buaya”
Bu Aya : “Iya juga siih, dah sana cepat keluar, lanjutin pelajaran kalian”
Thia : “Saya bu?”
Bu Aya : “Kamu tetap disini”
(Setelah semua nya sudah pergi)
Thia : “Ada apa saya dipanggil senndirian bu?’
Bu Aya : “Begini, bilangin ibu kamu, tolong temuin ibu sekarang di rumah ibu aja”
Thia : “Enak aja bu, telepon aja”
Bu Aya : “Yudah, mana nomor telepon nya sini”
Thia : “Nih bu(Nulis nomor telp ibu)”

(Dirumah Bu Aya)
Bu Aya : “(Telpon ibu nya Thia) Permisi bu, dengan ibunya Thia?”
Ibu : “Benar, ini dengan siapa ya?”
Bu Aya : “Dengan guru BK nya Thia”
Ibu : “Oh iya bu, ada apa?”
Bu Aya : “Bisa bertemu dengan Ibu sekarang?”
Ibu : “Maaf bu, saya sedang sibuk sekarang, kalau bisa bicara di telepon saja sekarang”
Bu Aya : “Oh.. Baiklah. Begini bu, anak ibu yang bernama Thia ketahuan ngerokok di
sekolah, api itu bukan kesalahan Thia sepenuhnya, teman dia sering membullynya makanya
dia ngerokok. Mohon perhatiannya, tolong dinasehati saja, jangan dimarahi, karena dapat
memperburuk keadaannya ”
Ibu : “Oh, baiklah bu nanti saya akan menasehati anak saya, terimakasih sebelumnya”
Bu Aya : “Baiklah, sama sama, mohon perhatiannya ya bu”
Ibu : “Baiklah bu, Assalamu’alaikum”
Bu Aya : “Wa’alaikumsalam”
(tutup telepon)

(Thia pulang main)


Thia : “Assalamu’alaikum bu, tumben ada di teras, biasanya didapur”
Ibu : “Wa’alaikumsalam, emang kamu pikir ibu tukang masak apa? Didapur mulu”
Thia : “Iya iya bu.. Sorry, emang ada apa bu”
Ibu : “Kamu jujur deh sama ibu, kamu ngerokok disekolah kan?”
Thia : “Engg.. Enggak bu, gak mungkin aku ngerokok”
Ibu : “Halah.. jangan ngelak deh kamu. Cepat jujur sama ibu”
Thia : “Halh bu, sejak kapan ibu ngurusin urusan ku”
Ibu : “Tapi kan ibu ini masih ibu kamu, jadi ibu berhak tanya ke kamu. Apa kamu tau
akibatnya rokok itu apa?”
Thia : “Ya tau lah bu, di bungkusnya aja ada kok. Tapi buktinya aja aku gak kenapa kenapa
kok”
Ibu : “tapi kaan..”
Thia : “Halaah masalah sepele aja diperbesar” (pergi meninggalkan Ibunya)

(Di tempat kumpul geng)


Bagas : “Hai Ry! Apa kabs?”
Ryan : “Hai Bro, yang lain mana”
(Eza, Disya, Polin datang)
(Polin dengan anjingnya yang lucu)
Bagas : “Itu  mereka”
Ryan : “Hai, gimana rencana hari ini?”
Polin : “Gatau nih aku males banget gara gara si Thia culun itu kita semua di skors”
Eza : “Iya nih malesi banget deh”
Disya : “Kalian itu gimana sih, kan kalo kita di skors kita gak perlu capek capek belajar”
GENG : “Iya juga siih”

Kresek.... Kresek...
Eza : “Apa tuh?”
(Liat ke arah mobil yang terparkir)
Eza : “Ih si culun, sini ikut kamu (sambil narik narik Thia)
Eza : “Guys ada si culun, mau kita apakan dia?”
Polin : “Nih pake anjing ku aja”
(Thia dikejar anjing)
Thia : “Polin.. ampun... ampun.. aku takut.. please stop)
(Polin berhenti)
Thia : “Sebenarnya aku kesini tuh untuk gabung sama kalian”
GENG : “Hah?! Gabung?!”
Thia : “Iya”
Eza : “Okelah kalo kamu mau gabung”
Disya : “Iya, gapapa tapi ada syaratnya lagi”
Thia : “Apa itu?”
Ryan : “Lo harus bisa ngerokok kayak Bagas ini nih”
Bagas : “Iya, lo aku kasih waktu 1 minggu”
Thia : “Iyadeh iya...”

1 Minggu kemudian....
(Di rumah, Thia nyoba rokok”
Ibu : “Yaak... tolong bantu ibu”
(Cepat cepat Thia ngumpetin rokok tersebut, tp sudah terlihat oleh Ibu)
Ibu : “Apa itu yang kamu sembunyikan?”
Thia : “Engg.. Enggak ada apa apa kok bu”
Ibu : “Ibu ini ibu kamu kamu harus jujur sama ibu”
Thia : “Halah bu... sejak kapan ibu mau tau urusanku?”
Ibu : “Semua urusan mu itu juga jadi urusan ibu dong”
Thia : “Halah bu... aku ini udah gede, aku bisa ngurusin urusan ku sendiiiri kok bu”
Ibu : “(Nyodorin tangan) Cepat kasih ke ibu”
(Kring... Kring... Kring... (Telepon dari ketua kelas)
Thia : “Sebentar ya bu, aku angkat telepon dulu, dari ketua kelas nih siapa tau penting”
(angkat telepon)
Chandra : “Halo, ini Thia?”
Thia : “Ada apa sih Chan?”
Chandra : “Begini, aku mau ngabarin kalo teman kita ada yang meninggal”
Thia : “Halah... Siapa sih? Masih muda gini kok udah meninggal sih?”
Chandra : “Ini looh.. Bagas”
Thia : “Hah?! Bagas?! Yang bener kamu Chan?”
Chandra : “Iya, bener sekarang temen temen lagi pada ngelayat dia di rumah nya, dia
meninggal tadi sore pukul 15.00 sore karena rokok yang telah menggerogoti paru parunta”
Thia : “Astaghfirullahal’azim, aku kesana sekarang Chan, makasih Info nya”
Chandra : “Iya, sama sama”
(Tutup Telepon)
Ibu : “Ada apa Thia?”
Thia : “Ini nih bu, temen ku yang nama nya Bagas meninggal, karena rokoknya”
Ibu : “Astaghfirullah”
Thia : “Makanya aku sekarang juga mau ngelayat dia. Aku pergi dulu ya bu..
Assalamu’alaikum”
Ibu : “Wa’alaikumsalam, hati hati ya”

Dirumah Bagas..
(Semua lagi ngelayat)
Eza : “Lo udah bisa ngerokok belum yak?”
Thia : “Masih sedikit sedikit bisa sih”
Polin : “Heeeh jangan bahas itu disini”
Eza : “Eh? Iya iyaaa”

Pulang ngelayat...
(Dicegat)
Eza : “Pokoknya lo harus bisa ngerokok kayak Bagas”
Ryan : “Iya, lo harus gantiin posisinya Bagas, gamau tau gimana pun caranya”
Thia : “Kalian ini gimana sih, teman kalian aja baru banget meninggal, kalian malah mau
bahas ini?”
Eza : “Ya gak gitu juga kali, kita kan coma mau ada yang gantiin Bagas”
Polin : “Iya.. nah kita tuh milih elo yak”
Disya : “Besok pokoknya kamu harus udah bisa ngerokok kayak Bagas”
Thia : “Yaudah, pokoknya kapan kapan aku bakal tunjukin di markas”
Ryan : “Oke, ampe elo gak nepatin janji lo ke kita kita, nanti kita bully lo lagi”
Thia : “Iya iya...” (pegi meninggalkan Geng)

(Dirumah)
Ibu : “Gimana teman mu itu?”
Thia : “Tadi itu kainnya gaboleh dibuka, kata orang orang sih kondisinya dia itu mengerikan,
saoalnya dia ngerokok terus.. dan waktu mau ke rumah sakit udah terlambat”
Ibu : “Ya Allah.. malang sekali anak itu..”
Thia : “Udahlah bu, gausah bahas itu lagi”
(Thia pergi maninggalkan Ibu nya)

Setiap saat, setiap waktu Thia selelu ngerokok biar dia bisa membuktikan bahwa dia itu
pantas jadi anggota geng dan dia gak bakalan di bully lagi setelah itu...
3 Bulan Kemudian...
Ibu : “Nak, kalo kamu kayak gini terus.. nasibmu bisa sama dengan Bagas”
Thia : “Enggak mungkin lah bu, Bagas itu paling Cuma ounya penyakit dalam aja.. makanya
dia bisa kek gitu. Jangan sok tau deh bu”
Ibu : “Yaudah nak, pokoknya ibu udah memperingatkan kamu ya. Terserah mau kamu
gimana, ibu udah ga tahan dengan sikap kamu nak”
(Ibu pergi dengan membawa tas besar)
Thia : “Ibu tuh apaan sih, udah tua, cerewet, sok tau lagi” (lanjutin ngerokok)

Hari minggunya...
(Thia telepon ibu)
(dengan nada sakit sakitan)
Thia : “Bu.. Ibu dimana? Thia kangen bu.. maafin Thia bu..”
Ibu : “Ini siapa ya?”
Thia : “Ini Thia bu”
Ibu : “Oooh.. kamu, kenapa? Ibu kirain, kamu udah lupa sama Ibu”
Thia : “ Bu...... (nuut nuut nutt)
(telepon terhenti)
Ibu : “Halah.. paling pulsa dia abis”

Ryan yang rumah nya dekat dengan Thia melihat Thia tergeletak di teras dengan
handphone nya...
(Ryan mendekati Thia)
Ryan : “Eh, ini ngapa si Thia tepar disini?”
(Ngecek keadaan Thia)
Ryan : “Yak.. yak... Bangun yak.. jangan tidur disini” (Gak dijawab sama Thia)
Ryan : “Anjir.. Sekarat ni bocah, gue telepon Disya aja deh”
(Nelepon Disya)\
Ryan : “Eh Di, si Thia sekarat nih di depan rumahnya”
Disya : “Anjir, terus gimana?”
Ryan : “Ya sini laaah, ajak yang lain juga”
Disya : “Oke oke”
(Dirumah Thia)
Eza : “Astaghfirullah”
Polin : “Mau diapain ni anak?”
Disya : “Masukin kedalam rumah nya aja dulu”
(Bareng bareng gotong Thia)
(Disya telepon Ibu)
Disya : “Halo.. ini ibunya Thia?”
Ibu : “Iya, ini siapa ya?”
Disya : “Ini Disya temannya Thia. Ini Thia nya pingsan gatau kenapa, Thia tenang kalo
ibunya datang”
Ibu : “Halah.. kamu bercanda
Disya : “Beneran Tante”
Ibu : “Yaudah Tante kesana, tapi klo bercanda tante akan bilang ke orangtua mu”
Disya : “Iya tante”
(Ibu kerumah)
Ibu : “Nak, kamu kenapa? Kok seperti ini nak?”
Ryan : “Begini tante, tadi saya ngeliat Thia lagi telepon seseorang terus dia tiba tiba pingsan
gitu aja, setau saya sih dia juga sering sakit sakitan”
Ibu : “Telepon siapa? Kapan?”
Ryan : “Mungkin sekitar 10 menit yang lalu tante”
Ibu : “Astaghfirullah.. Naaak.. bangun naak.. Ibu akan maafin kamu asalkan kamu bangun
terlebih dahulu naaak”
Thia : “Apa?! Ibu maafin aku?”
Ibu : “Iya naak”
Thia : “yeeeeeey.. ga jadi matiii.. ga jadi mati.. maakasih bu udah maafin aku,tolong tetep
sama aku ya bu.. aku kapok, aku janji ga bakalan gamau gabung geng ini lagi dan ngerokok
lagi deh bu, asalkan ibu tetep sama aku”
Ibu : “Iya deh iyaaa.. Ibu bakal nemenin kamu terus..”
Ryan : “Loh Thia? Kamu ga jadi gabung geng?”
Disya : “Berarti ga ada yang gantiin posisinya Bagas doong”
GENG : “Yaaaahhh...”
(Geng pergi meninggalkan Thia dan Ibunya)

Anda mungkin juga menyukai