“Setiap pagi di periksa dokter, kira-kira jam setengah 8 atau jam 8. Selain
itu kan perawatnya itu ya ada waktunya sendiri kadang ya pas lagi ngasih
obat, kalau kehabisan infus ya kita panggil. Kalau pelayanannya baik,
masalah obat saya tidak repot karena dapat langsung dari sini gratis, kalau
dokter/perawatnya disini bagus, Kalau tidak sesuai dengan prosedur saya
ndak mau ya saya tegur, saya laporkan mas. Sudah 3 hari saya dirawat
disini. Alhamdulillah selama saya dirawat disini sampai sekarang saya
merasa mendingan” (Informan Pokok MS: 23 Agustus 2019)
Kesimpulan dari semua pernyataan semua informan di atas mengenai
persepsi masyarakat pengguna BPJS Kesehatan terhadap pelayanan medis yaitu,
masyarakat yang berobat di Puskesmas Mayang mendapatkan pelayanan yang
cukup baik dan mendaptkan perhatian langsung dari pelayanan kesehatan seperti
dokter dan perawat. Dari pelayanan ini pihak puskesmas tidak membedakan
pelayanan antara pengguna BPJS dan umum. Dengan adanya BPJS Kesehatan
masyarakat merasa terbantu.
Akan teapi kalau misalnya mau pindah perawatan, tidak bisa langsung pindah
akan tetapi harus melalui beberapa prosedur seperti yang dikemukakan oleh
informan MS yang menyatakan:
“Bpjs kan ada dua mas ada yang pbi dan non pbi artinya ada yang di
tanggung pemerintah dan ada yang tidak, kalau yang ditanggung
pemerintah insyallah sudah terpenuhi. Kecuali yang non itu kan sudah anu
nya masyarakat sendiri. Kita sudah menganjurkan supaya mereka itu
mengikuti bpjs tetapi dalam hal ini kembali dari hak mereka sendiri mas.”
(Informan Bapak Firdaus: 24 Agustus 2019)
“Kan ini mau diperbaiki kamarnya, jadi kan disini hanya untuk sementara
yang sebelah sana kamar yang dulu di kosongkan. Kan banyak dulu itu
kamar sebelah sana sekarang kosong karena mau dibangun, ya sementara
di sini. Kalau ruanganya sebenarnya enak yang dulu soalnya dekat dengan
kamar mandi atau toilet, kalau disini kan sek jauh. Kalau yang dulu kan
langsung di kamarnya ada. Kalau kebersihnya baik baik saja, toiletnya
bersih.” (Informan Pokok SW: 23 Agustus 2019)
“Ini kan sebenarnya ruanganya bukan ini, ini ruangan obat ini, kan mau di
bongkar semua, sementara sebagian ada di polindes tegal waru belakang
pasar sapi karena ini kan mau dibesarkan.Kalau pebengkakan keatas kan
tidak ada. Kalau kebersihan disini ya alhamdulillah bersih. Cuma ya
dimana-mana juga tergantung pengunjungnya untuk ikut menjaga
kebersihan. Kalau fasilitas kesehatan menurut saya masih kurang
mencukupi, ya untuk THT ndak ada, ronsen kan ndak ada disini. Soalnya
pernah dulu istri saya pernah THT disini. Tapi alatnya tidak ada, akhirnya
langsung ke Patrang.Harapan saya, Harapan Jaya hahaha. Ya fasilitas yang
kurang-kurang seperti yang saya sebutkan tadi di tambahai, agar
masyarakat yang mendapatkan pelayanan merasa puas.Untuk tes darah kan
tidak ada juga disini, pasti mendatangkan dari luar. Untuk melihat
penyakitnya kan harus tes darah dulu. Ya mungkin dengan adanya
perubahan atau pembangunan ini. Kalau di bandingkan dulu ya bagusan
sekarang lebih canggih, dulu itu tempat kamar-kamarnya itu tidak
higienis.” (Informan Pokok MS: 23 Agustus 2019)
Dari pernyataan SW dan MS, dapat dipahami bahwa Puskesmas Mayang
masih dalam tahap pembangunan hal tersebutlah yang menyebabkan ada orang
yang beranggapan bahwa sarana prasarana di Puskesmas Mayang dalam hal
kapasitas kamar di ruang rawat inap kapasitasnya kurang dan ukuranya sempit
selain itu juga jarak antara kamar pasien dengan kamar mandi atau toilet jauh
padahal sebenarnya kesemuanya itu hanya sementara.
Kesimpulan dari semua pernyataan semua informan di atas mengenai
fasilitas, sarana dan prasarana, bahwa berdasarkan pendapat dari informan dapat
diketahui bahwa informan menyatakan sarana dan prasarana didasarkan pada
kebutuhan dan cara informan melihat sesuatu jawaban atas pernyataan tentang
kenyamanan puskesmas dan kelengkapan fasilitas yang diberikan oleh puskesmas
dinyatakan bahwa kenyamanan yang diberikan oleh Puskesmas Mayang kepada
pasien BPJS Kesehatan sudah nyaman karena lokasi yang bersih, tenang tidak
rame, meskipun puskesmas masih dalam tahap pembangunan. Kemudian di sisi
fasilitas yang diberikan masih ada beberapa fasilitas yang tidak tersedia yaitu
ruang THT dan untuk tes darah masih mendatangkan tenaga dari luar Puskesmas.
4.2 Pembahasan
Kemiskinan dalam arti kebutuhan kesehatan dapat dipahami sebagai
situasi kelangkaan pelayanan sosial dan rendahnya aksesbilitas terhadap lembaga
pelayanan kesehatan. Dalam UU No.23/1992 tentang kesehatan, ditetapkan bahwa
setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu,
keluarga dan masyarakat berhak memperoleh pelindungan terhadap kesehatanya,
dan Negara bertangung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi
penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin.
Puskesmas selama ini menjadi salah satu tempat dalam implementasi
program kesehatan pemerintah untuk masyarakat miskin. Puskesmas dituntut
untuk memiliki fungsi sosial, namun disisi lain puskesmas juga harus tetap
berupaya untuk mempertahnkan keberadaanya. Berbagai permasalahan dalam
implementasi dapat mempengaruhi pemberian pelayanan puskesmas kepada
masyarakat, sehingga berpengaruh pula pada tercapainya keadilan bagi
masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Tujuan penelitian
ini adalah untuk melakukan analisis persepsi pengguna BPJS Kesehatan terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas Mayang . Metode penelitian
ini adalah kualitatif dengan pengambilan data dari pasien rawat inap. Hasil
penelitian secara umum bahwa penilaian berisi tentang pelayanan yang diberikan
oleh puskesmas kepada pasien rawat inap yang menggunakan BPJS Kesehatan
PBI meliputi pelayanan medis, pelayanan administratif, sarana dan prasarana.
a. Kehandalan Petugas(Reliability)
Suatu kemauan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan
segera, akurat, terpercaya dan memuaskan. Dalam industri kesehatan beragam
profesi yang harus bekerja sama dalam melakukan pelayanan kepada pasien
yaitudokter, perawat, tenaga laboratorium, tenaga administrasi. Kesemua profesi
tersebut harus memiliki komitmen yang tinggi mengenai mutu pelayanan dan
sinergis dalam melakukan pelayanan. Kehandalan merupakan cerminan
kemampuan sumber daya Puskesmas yang handal dan profesional.
Pelayanan kepada pasien yang sesuai dengan aturan yang ditetapkan
pemerintah terkait BPJS Kesehatan menjadi hal yang harus diperhatikan oleh
penyedia layanan kesehatan di Puskesmas Mayang sehingga, pasien merasa
terbantu dengan adanya BPJS Kesehatan dan diharapkan dapat dirasakan sama
oleh pasien pengguna BPJS Kesehatan yang bersubsidi atau non subsidi dan
pasien non BPJS semuanya mendapatkan pelayanan yang sama tidak ada
perbedaan.
Hal ini diungkapkan informan pokok MH yang sudah menjalaini rawat
inap seacara intens di Puskesmas Mayang selama tiga hari, beliau
mengungkapkan bahwa pelayanan di Puskesmas Mayang sudah memuaskan,
semuanya sama tidak di beda-bedakan antara pasien BPJS Kesehatan PBI, non
PBI, maupun umum semua diperiksa sama.
Kesesuaian pelayanan dengan ketetapan yang diberikan pemeritah dalam
menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.
Karena itu setiap individu keluarga dan masyarakat berhak memperoleh
perlindungan terhadap kesehatanya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar
terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin
dan tidak mampu.
Menurut Rambat Lupiyoadi (2001:48) kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan sesuai dengan harapan para pelanggan yang berarti
ketepatan waktu pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan
sikap yang simpatik dan akuirasi yang tinggi.
Sesuai dengan motto Puskesmas Mayang “Kepuasan Pasien Adalah
Harapan Kami” dan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan Puskesmas
sesuai dengan prosedur tetap pelayanan kesehatan maka dapat dikatakan
Puskesmas Mayang telah memberikan pelayanan sesuai dengan peraturan
pemerintah. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pasien yang
menggunakan BPJS PBI ini bebas dari tanggungan administrasi dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan asalkan sesuai dengan kriteria pelayanan yang
ditetapkan pemerintah. Hal ini terbukti dari informasi yang diberikan informan
tambahan Bu Sri Wahyuni yang menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan
kepada pasien dalam satu ruangan baik yang menggunakan BPJS maupun Non
BPJS diperlakukan secara sama dalam hal penanganan pengobatan yang
diberikan serta jadwal pemeriksaan yang dilakukan tidak ada perbedaan antara
kedua pasien sehingga dapat disimpulkan bahwa pelayanan BPJS di Puskesmas
Mayang sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh pasien.
b. Daya Tanggap(Responsiveness)
Daya tanggap merupakansuatau kemauan untuk memberikan pelayanan
yang cepat dan tepat kepada pelanggan (dalam hal ini pasien), dengan
menyampaikan informasi yang jelas dan keinginan para staf untuk membantu
pelanggan serta memberikan pelayanan dengan tanggap. Salah satu yang paling
penting dalam dalam industri kesehatan adalah daya tanggap, yaitu dimana
Puskesmas Mayangdi tuntut (segera) melakukan tindakan yang diperlukan dalam
penyelamatan pasien dari kematian atau penyakit yang lebih berat. Kesediaan
mendengarkan keluhan dan kecepatan menanggapi dan menyelesaikan keluhan
pasien dan keluarganya, merupakan unsur penting dalam dimensi daya tanggap.
Puskesmas Mayangsebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat yang
padat melibatkan sumberdaya manusia dengan berbagai jenis keahlian. Jangkuan
dan kualitas pelayanan kesehatan sangat bergantung pada kapasitas dan kualitas
tenaga di institusi pelayanan kesehatan. Rawat inap sebagai pelayanan intensif
bagi pasien yang berobat ke Puskesmas, pengguna BPJS yang menggunakan
pelayanan rawat inap ini juga menuntut pelayanan yang baik dan memuaskan.
Informan pokok MS mengungkapkan bahwa petugas medis di Puskesmas
Mayang melayani dengan sopan, tlaten, sering menengok pasien, dan selalu ada
jika sewaktu-waktu pasien membutuhkan pertolongan.
Rambat Lupiyadi (2001:148) daya tanggap adalah suatu kemampuan
untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan responsif kepada
pelanggan dengan penyampain informasi yang jelas membiarkan koonsumen
tanpa adanya informasi yang jelas akan menimbulkan persepsi negatif pada
pelayanan.
Menurut Wowonturu dalam Novenianta (2008 : 55) salah satu kriteria
pelayanan kesehatan memuaskan apabila dapat meningkatkan waktu tunggu
pasien. Salah satu cara untuk dapat menyingkat waktu tunggu pasien adalah
dengan cara dokter harus selalu datang tepat waktu. Selain itu kriteria pelayanan
kesehatan itu dikatakan memuaskan apabila dapat memberikan pelayanan yang
baik dan salah satu contohnya dapat dilihat dari kesigapan atau daya tanggap
tenaga medis dalam melayani pasien. Berdasarkan penelitian, pasien rawat inap di
Puskesmas Mayang yaitu informan MS menyatakan bahwa tenaga medis di
puskesmas sigap dan tanggap jika pasien memerlukan bantuan.
Sedangkan persepsi akan berpengaruh pada perilaku konsumen yang
akhirnya berpengaruh pada keputusan membeli. Persepsi yang positif akan
mendorong pasien untuk mempercayakan kesehatanya pada Puskesmas. Persepsi
pasien terhadap mutu pelayanan akan menentukan perilaku pasien di dalam
keputusan membeli produk jasa layanan kesehtan (Kotler, 2005:28).
Dari pernyatan diatas jika dikitkan dengan teori yang disampaikan oleh
Kotller dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pelayanan yang baik, cepat dan
tanggap maka akan mempengaruhi kepercayaan pasien. Umumnya informan
menyatakan puas kepada pelayanan yang ada di Puskesmas Mayang dan
berpengaruh terhadap kepuasan pasien untuk kembali berobat ke Puskesmas atau
merekomndasikan kepada kerabat yang sakit. Petugas juga dinilai baik di dalam
mendengarkan keluhan. Secara umum, kepiawaian petugas dinilai sudah cukup
baik. Seluruh Informan setuju bahwa petugas memiliki keterampilan yang baik
dan tanggap akan keluhan pasien. Beberapa hal yang perlu mendapat pehatian
adalah penilaian pasien yang merasa was-was akan adanya peayanan yang
diberikan oleh beberapa perawat yang sedang melakukan praktek tanpa adanya
pengahragaan dari tim medis yang bertugas di ruangan tersebut dalam
memberikan rasa percaya kepada pasien bahwa mereka benar-benar mampu untuk
membantu proses penyembuhan penyakit yang di derita pasien.