Anda di halaman 1dari 3

Prinsip 1: Perlindungan Kesehatan Manusia

Limbah Radioaktif harus dikelola sedemikian rupa sehingga diperoleh level yang dapat diterima oleh
kesehatan manusia.

 Beberapa resiko bahaya yang terkait dengan limbah radioaktif mirip dengan yang terkait limbah
beracun, ehingga berbeda dengan limbah lainnya maka tingkat/level yang dapat diterima untuk
perlindungan manusia dan lingkungan harus ada.
 Untuk menetapkan tingkat/level yang dapat diterima dalam rangka proteksi, maka harus
diperhatikan rekomendasi International Commission on Radiological Protection (ICRP) dan IAEA,
dan terutama adalah konsep pembenaran (justifikasi), optimisasi dan batasan dosis.

PRINSIP 2: Proteksi Lingkungan

Limbah radioaktif harus dikelola dengan suatu cara sehingga menghasilkan suatu tingkatan/ level
yang dapat diterima untuk melindungi lingkungan

 Pengelolaan limbah radioaktif yang aman meliputi pula kegiatan pelepasan limbah dari berbagai
langkah-langkah pengelolaan limbah dengan cara yang dapat diterapkan secara minimum.
 Pendekatan yang lebih baik dalam pengelolaan limbah radioaktif adalah pemekatan dan
pewadahan radionuklida, daripada pengenceran dan dispersi ke lingkungan.
 Pembuangan akhir limbah radioaktif kemungkinan memberikan efek merugikan pada sumber
alam yang ada dan digunakan di masa depan misalnya, terjadinya dampak merugikan bagi
tanah, hutan, air permukaan, air tanah, dan bahan-bahan mentah, setelah waktu yang lama. Jadi
pengelolaan limbah radioaktif harus dilakukan dengan suatu cara untuk membatasi, sedapat
mungkin, dampak-dampak tersebut.

Prinisp 3: Proteksi melewati batas Negara

Limbah radioaktif harus dikelola untuk meyakinkan bahwa kemungkinan dampak yang diterima oleh
manusia dan lingkungan melewati negara yang bersangkutan diperhitungkan.

 Prinsip-prinsip ini diperoleh dari pertimbangan etika mengenai kesehatan manusia dan
lingkungan di negara-negara lain.
 suatu negara mempunyai kewajiban dalam tanggung jawab, sebagai syarat minimum, tidak
boleh membebankan dampak pada kesehatan manusia dan lingkungan di negaranegara lain
 Untuk memenuhi kewajiban tersebut, sebuah negara harus mempertimbangkan rekomendasi
organisasi internasional seperti ICRP dan IAEA terutama untuk konsep optimisasi proteksi
radiasi.

Prinsip 4: Proteksi untuk generasi yang akan datang


Limbah radioaktif harus dikelola sehingga dampak yang diprediksi untuk generasi yang akan datang
tidak lebih besar daripada tingkat berdampak yang bisa diterima hari ini.

 Prinsip ini berasal dari tanggung jawab etika dalam rangka kesehatan generasi yang akan datang.
 Untuk menetapkan tingkatan atau level yang dapat diterima dalam proteksi, maka rekomendasi
paling mutakhir dari organisasi internasional seperti ICRP dan IAEA harus dipetimbangkan.
 Hal ini biasanya dapat dicapai dengan pendekatan penghalang ganda dimana penghalang alami
dan penghalang buatan digunakan. Penetapan penghalang alami dilakukan dengan proses
penetapan lokasi.

Prinsip 5: Beban bagi generasi yang akan datang

Limbah radioaktif harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak membebani generasi yang akan
datang.

 Pemilihan waktu dan pelaksanaan pembuangan akhir untuk limbah radioaktif tergantung pada
faktor sain, teknis, sosial dan ekonomi,
 Pengelolaan limbah radioaktif harus, sejauh mungkin, tidak hanya bersandar pada pengaturan
insitusi jangka panjang saja.

Prinsip 6: Kerangka kerja legalitas nasional

Limbah radioaktif harus dikelola dibawah kerangka kerja legalitas nasional termasuk pemisahan
tanggung jawab yang jelas serta dibentuknya fungsi pengaturan yang mandiri.

 Negara-negara penghasil radionuklida atau pengguna radionuklida harus mengembangkan


kerangka kerja legal nasional dengan mengadakan undang-undang, peraturan dan pedoman
untuk pengelolaan limbah radioaktif, dengan mempertimbangkan strategi keseluruhan
pengelolaan limbah radioaktif.
 pengelolaan limbah radioaktif dapat mempunyai rentang waktu yang melibatkan generasi ke
generasi umat manusia, maka perhatian terhadap operasi saat ini dan kemungkinan operasi di
masa datang harus dipertimbangkan.
 Harus dibuat suatu persyaratan tanggung jawab dan pendanaan yang berkelanjutan untuk
rentang waktu lama.

Prinisp 7: Kendali terhadap timbulnya limbah radioaktif

 Timbulnya limbah radioaktif harus diupayakan seminimal mungkin (aktivitas dan volume,
dengan melakukan desain, operasi serta dekomisioningan sebaikbaiknya.)
 pemisahan limbah dan material sesuai dengan jenisnya untuk mereduksi volume limbah
radioaktif serta memudahkan pengelolaannya

Prinsip 8: Timbulnya limbah dan saling ketergantungan dalam pengelolaan


Harus dipertimbangkan saling ketergantungan diantara langkah-langkah pada saat timbulnya maupun
saat pengelolaan limbah radioaktif

 Tahapan-tahapan dasar dalam pengelolaan limbah radioaktif, tergantung dari jenis limbahnya,
adalah pra-olah, pengolahan, conditioning, penyimpanan dan pembuangan akhir (disposal).
Tahapan –tahapan ini saling ketergantungan.

Prinsip 9: Keselamatan fasilitas

Keselamatan fasilitas pengelolaan limbah radioaktif harus dijamin sebaik-baiknya selama waktu hidup
fasilitas tersebut.

 Selama pencarian lokasi, desain, pembangunan, commissioning, operasi, dan dekomisioning


fasilitas atau penutupan tempat penyimpanan, maka prioritas harus diberikan pada
keselamatan termasuk pencegahan kecelakaan, dan minimalisasi dampak kecelakaan apabila hal
itu terjadi.
 Desain, pembangunan, operasi, dan aktifitas selama dekomisioning suatu fasilitas atau
penutupan tempat penyimpanan limbah radioaktif harus dapat memberikan dan memelihara,
sedapat mungkin, tingkatan proteksi yang cukup untuk membatasi kemungkinan dampak
radiologi.

Anda mungkin juga menyukai