Anda di halaman 1dari 6

PROLOG

Kata orang, ada pepatah tak kenal maka tak sayang. Maka
dari itu perkenalkan aku Aroena Pramoedya, ayahku seorang
rector universitas yang terkadang bergantian dengan rector lain
untuk memberi bimbingan pada dosen setiap universitas. Bagiku
ini sudah sulit untuk masa remaja ku yang tidak stabil karena
setiap orang tua ku dinas keluar aku mau tidak mau harus
mengikuti ayahku berdinas. Lelah berkenalan dengan orang baru
dan itu terjadi pada hari ini, aku harus ikut dengan ayahku untuk
kembali pada kota kelahiran, iya itu di Bandung.

Sungguh senang namun aku takut akan tidak ada yang mau
nerima orang yang berasal dari ibu kota yang bisa dibilang
terkesan angkuh dan sombong, aku tidak seperti yang pikir. Aku
hanya anak yang nurut dengan orang tua dan ingin berteman
dengan siapa saja, maksudnya aku ini anak ramah, baik dan tidak
sombong.

Mau percaya atau tidak aku sebenernya mahasiswi yang


akan menjadi mahasiswi pindahan, aku menjadi siswi pindahan di
ITB bandung karena dinas ayahku, sebenernya aku takut karena
kepindahan ini membuat aku tidak akan mempunyai teman karena
bantuan ayahku. Dan hari ini aku memulai hidup baru aku di ITB
sebagai mahasiswi semester 3.

ARUNA?

“Memulai hidup dengan awal yang beda tidak terlalu


buruk juga ya? Ayo semangat Aruna”. Batin Aruna dengan
memandang kampus barunya yang sangat besar. Lalu dia berjalan
masuk ke kampus dengan menggunakan baju cerah berwarna
pink, rambut terurai dengan menggendong tas nya di punggunya
sambil jalan kebigungan. Langkahnya pun terhenti karena Aruna
melihat ada seorang yang daritadi melihat muka bingungnya,
seperti tidak hafal jalan, dan orang yang dimaksud
menghampirinya.

“Kamu teh nyari apa? Kok mukanya bingung banget? Mau


saya bantu?” . Aruna terkejut dengan orang yang baru saja
menawarkan bantuan kepada Aruna. “aku sebenernya malu
mengatakan ini, tapi aku bener bener minta bantuan. Aku tidak
tahu lokasi kelas ku dimana”. Batin Aruna sembari memandang
orang itu.

“Oh iya boleh, saya mau nanya kalo lokasi registrasi


mahasiswa disini dimana ya? Saya anak baru dan belum tahu
Dimana aja. Kamu bisa bantu saya?”. Ucap Aruna dengan
tersenyum manis karena parasnya yang cantik.
“astagfirullah masyaallah, pemandangan apa ini gusti,
ada cewe meuni geulis pisan, aduh jantung aing tolong, Tahan
tahan”. Batin Jeral yang sudah bengong karena melihat begitu
cantiknya senyum Aruna yang membuat dia tidak bisa berhenti
memandanginya.

“Jadi kamu teh anak baru ngga salah soalnya baru


pertama kali liat kamu disini, mari saya antarkan kamu ke hati
saya. E-eh maksudnya ruang registrasi mahasiswa hehe”. Jeral
pun tertawa setelah menjawab ucapan Aruna begitupun sebaliknya
Aruna pun ikut tertawa.

Aruna menghentikan langkah kakinya membuat Jeral pun


ikut menghentikan langkah kakinya.

“saya boleh minta tolong lagi ngga sama kamu? Soalnya


saya bingung mau minta tolong dengan siapa”. Ucap Aruna
dengan nada pelan sambil memandang penuh mohon kepada Jeral.

Jeral pun tersenyum dengan lebar “ saya bisa bantu kamu,


nanti saya ajak kamu keliling sambil saya ceritakan Sejarah
kampusnya ya? Sebelumnya saya harus tau nama kamu atuh?
Masa ngga kenalan”. Dengan nada percaya diri Jeral pun
mengangkat tangannya untuk berjabat berkenalan dengan Aruna.

Aruna membalas jabatan tangan Jeral “ aku Aroena


Pramoedya, panggil aja aku Aruna. Sebelumnya terima kasih ya?
Udah mau bantu aku”. Dengan nada yang tulus sambil tersenyum
lebar, Jeral kembali terdiam karena melihat senyum Aruna.

Jeral yang melihatnya pun langsung menelan ludahnya dan


tersenyum malu “ Salam kenal Aruna, saya Khajeral Malendra,
panggil aja saya Jeral dari fakultas FSRD bagian DKV “.

Aruna terkejut karena baru kali ini dia melihat ada seorang
laki laki yang menyukai desain sama seperti dia, dengan spontan
dia berkata “ lho? Kamu suka desain? Aku juga masuk prodi yang
sama kaya kamu. Kayaknya kita bisa jadi partner belajar dan
kelompok, atau kamu sudah ada? Kalo udah ada gapapa kamu
bilang aja”. Baru kali ini Aruna mendapati seorang teman yang
sama dengannya, senang bercampur malu karena Aruna merasa
seperti orang yang tidak punya siapa siapa, tapi memang fakta.

Jeral yang mendengarnya pun sangat senang dan


menerimanya “ iya boleh atuh, kebetulan saya kurang orang juga.
Kamu bisa gabung nanti saya perkenalkan kamu sama temen
temen saya yang lain”. Stelah mendengar jawaban tersebut Aruna
hanya mengangguk sebagai artinya dia setuju dengan jawaban
Jeral.

“ Ral, makasih ya udah mau mengantar aku kesini, sampai


nanti ketemu di kelas”. Aruna pun langsung masuk ruanga yang
sudah ada di depan matanya itu. Sebaliknya Jeral pun balik
kembali untuk menemui teman teman nya di kantin.
Sampainya jeral disana, terlihat wajah dia yang sangat
senang seperti sedang membayangkan sesuatu. Teman nya yang
sedang melihat sikap jeral yang aneh langsung menyadarkan nya.
“Woi maneh kunaon?”. Tanya Veron dengan kebingungan sambil
melihat memberi kode menyikut lengan Resa yang ada disamping
nya.

Resa yang sadar langsung spontan mukul meja “Woi, lo


kenapa sih ra? Lier aing mah, tiba-tiba nyengir gajelas. Bisa dikira
gila lo!”. Melihat resa dan Veron yang kebingungan malah
membuat Jeral menjadi tambah menyengir tidak jelas.

Setelah lama Jeral nyengir tidak jelas akhirnya dia buka


suara “Kalian kudu nyaho aing habis ketemu siapa barusan”.
Dengan nada seneng dan percaya diri dan berharap temennya
bertanya kembali. Resa pun menjawab dengan nada malas “ males
aing ral, lo GAJE *gak jelas* “. Dengan wajah yang kesal Veron
pun membalas “lo tuh datang datang salam kek apa kek, aneh
pisan. Habis kenalan sama cewe cantik ya maneh? Jujur!!!”.

Jeral yang mendengarnya langsung terkekeh “Hehehe, tau


pisan aing barusan ketemu cewe cantik bener mahasiswi baru lagi
disini dan lo pada mau tau yang lebih kagetnya? DIA
SEJURUSAN SAMA KITA COK!!!!! Aing seneng kayak pasti ini
takdir aing deh” dengan nada exited, mata berbinar binar
membuat Veron merasa temennya sangat aneh tidak biasanya Jeral
kesenengan bertemu orang apalagi dia sampai terkagum.

“ketemu dimana sama lo? Kenalin dong sama kita”. Tanya


Veron, Resa pun menyauti “iya nih, aku juga pengen punya temen
cewe yang sejurusan”. Saut Resa dengan mata memohon kepada
Jeral.

“udah nanti aing bawa deh ke kalian, tunggu aja. Janji deh”.
Jawab Jeral.

“sip dah, aing sama resa tunggu”. Jawab Veron.

Anda mungkin juga menyukai